Manajemen Bencana Di Indonesia - Kementerian Pekerjaan

2y ago
26 Views
3 Downloads
2.30 MB
49 Pages
Last View : 26d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Josiah Pursley
Transcription

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANAManajemenBencanadi IndonesiaDR. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APUKapusdatin Humas BNPBJakarta, 6 Oktober 20161

Tren Bencana Global500045004000350030002500200015004499Kejadian Bencana Dunia: Bencana meningkat dan 76%adalah bencana hidrometerorologi (banjir, longsor, siklontropis, kekeringan).Dampak: Sebagian besar terjadi di negara-negara miskindan sedang berkembang.Trend: Bencana akan makin meningkat karena: 1)Meningkatnya jumlah penduduk, 2) Urbanisasi, 3)Degradasi lingkungan, 4) Kemiskinan, dan5) Pengaruh perubahan iklim -99TotalPeningkatan kejadian bencana alam selama tiga dasawarsaterakhir mencapai hampir 350%.(Dalam laporan CRED , 2009)2000-09

Trend Bencana Indonesia 2002-2016 Data sampai dengan 31/8/2016Data Bencana Selama Tahun 2016 Adanya anomalicuaca dan kemaraubasah menyebabkanbencanahidrometeorologimeningkat selamatahun 2016.Jumlah kejadianbencana adalah 1.495kali.Dampaknya 257meninggal, 303 orangluka, 2,1 juta jiwamenderita/mengungsi,dan ribuan rumahrusak.Longsor menjadibencana yang palingbanyak menimbulkankorban jiwa.*Diprediksi banjir danlongsor akan makinmeningkat hinggaMaret 2017.

UU No. 24/2007 Tentang Penanggulangan BencanaBab I: Ketentuan Umum, Pasal 1 Bencana Alam– (1) gempa bumi, (2) tsunami, (3)gunung meletus, (4) banjir, (5)kekeringan, (6) angin topan, (7) tanahlongsor Bencana Non-Alam– (8) gagal teknologi, (9) gagalmodernisasi, (10) epidemi, (11) wabahpenyakit Bencana Sosial– (12) konflik sosial antarkelompok atauantarkomunitas masyarakat, (13) teror

Seismo-Tektonik IndonesiaEurasian PlatePacific PlateEarthquake data: Engdahl 1964 - 2005India-Australian PlateWilayah Indonesia rawan terhadap gempabumi, baik dari jalur subduksimaupun sesar yang ada di daratan. Penataan ruang pada daerah rawangempa sangat berperan penting. Sebab bukan gempa yang menyebabkankorban, tapi kualitas bangunan yang menyebabkan korban jiwa.

Bagaimana kita akan membangun negara denganwilayah yang rawan gempa seperti ini?Lokasi gempa di Indonesia tahun 1973-2014153 kabupaten/kota berada di zona bahaya tinggi; 60,9 juta jiwa232 kabupaten/kota berada di zona bahaya sedang; 142,1 juta jiwa

Wilayah Indonesia Rawan Tsunami(Bagaimana Mewujudkan Negara Maritim yang Rawan Tsunami?)Antara 1629 sampai 2014 terdapat 173 kejadian tsunami besar dan kecil

Peta Bahaya TsunamiBahaya sangat tinggiBahaya tinggiZona Subduksi127 kabupaten/kota berada di zona bahaya sangat tinggi,tsunami 5 meter; 3,2 juta jiwa46 kabupaten/kota berada di zona bahaya tinggi , tsunami 3-5 meter; 758 ribu jiwa26 kabupaten/kota berada di zona bahaya sedang , tsunami 1-3 meter; 109 ribu jiwa8

10 meterWilayah Jawa bagian Selatan rawan terhadap tsunamiPotensi gempabumi 8,2 SR di Selatan Jawa Barat dapat menimbulkan tsunami denganketinggian 10 meter dengan waktu kedatangan tsunami 20 menit setelah gempabumi.

Wilayah Indonesia Rawan dari Ancaman Erupsi Gunungapi Di Indonesia terdapat 127 gunungapi aktif (13% gunungapi di dunia) 75 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari erupsi gunungapi diIndonesia 3,85 juta penduduk terpapar oleh bahaya sedang-tinggi dari erupsi gunungapi

ANCAMAN BENCANA BANJIRBAHAYA TINGGIBAHAYA SEDANGBAHAYA RENDAHSumber: Kementerian PU Pera 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir diIndonesia Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir 63,7 Jutajiwa.11

ANCAMAN BENCANA LONGSORBAHAYA TINGGIBAHAYA SEDANGBAHAYA RENDAHSumber: Badan Geologi 274 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor diIndonesia Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi longsor 40,9 Juta jiwa.12

Penduduk Indonesia terpapar bahaya sedang-tinggi:– Gempabumi: 148,4 juta jiwa (L 74,6 juta jiwa; P 73,8 jutajiwa).– Tsunami : 4,2 juta jiwa (L 2,2 juta jiwa; P 2,1 juta jiwa).– Gunungapi : 3,9 juta jiwa (L 1,9 juta jiwa; P 2 juta jiwa.

Penduduk Indonesia terpapar bahaya sedang-tinggi:– Banjir : 63,7 juta jiwa (L 32 juta jiwa; P 31,7 juta jiwa).– Longsor : 40,9 juta jiwa (L 20,5 juta jiwa; P 20,3 jutajiwa).– Gelombang ekstrem dan abrasi : 11,1 juta jiwa (L 5,6 jutajiwa; P 5,5 juta jiwa.

PEMAHAMAN BENCANA SELALU DINAMISPenanggulangan bencana selalu berkembang dari waktu ke waktu. Selalu dinamis.Bencana juga berbhineka tunggal ika. Satu tempat dengan lainnya berbeda caramenanggulanginya. Bencana menjadi urusan bersama. Pemerintah dan Pemdamenjadi penanggung jawab utama.Ada 6 persepsi bencana:3.1. Bencana menyerupai peperangan.2. Bencana adalah produk dari kerentanan.Bencana sebagai sebuah krisis dan penuh ketidakpastian perlu crisisof leadership.4. Bencana sebagai produk Sosiopolitik Ekologi.5. Bencana sebagai sebuah Ilahiyah.6. Bencana sebagai sebuah komodifikasi.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BENCANAKOMBINASI ANTARA ALAM DAN ANTROPOGENIK1. Dampak Perubahan Iklim Global temperatur meningkat& pola hujan berubah bencana hidrometeorologi meningkat,penyebaran penyakit, gagal panen dll2. Kependudukan kerentanan, urbanisasi.3. Lemahnya Penegakan Hukum 99% penyebab karlahutdan bencana asap adalah dibakar. Peraturan & kewenangandimiliki tetapi lemah implementasinya.4. Degradasi lingkungan & Tata Ruang5. Lemahnya Leadership16

Faktor Penyebab Bencana: Dampak Perubahan Iklim

Faktor Penyebab Bencana: PERKEMBANGAN PENDUDUKINDONESIA Tahun 1950 - 2015250.00225.00200.00PENDUDUK LIPAT DUADALAM 30 – 40 99020002005Sumber: Hasil Sensus & Supas, BPSBertambahnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan lahan meningkat.Banyak penduduk yang menempati daerah-daerah rawan bencana 18

Faktor Penyebab Bencana : LEMAHNYA PENEGAKANHUKUM (99,9% DIBAKAR)

Faktor Penyebab Bencana : LEMAHNYA PENATAAN RUANGPermukiman dibangun di tebing dan lereng perbukitan yang rawan longsor. Apakahmereka tidak tahu rawan longsor? Mengapa mereka tetap tinggal disitu?

GEMPA YOGYAKARTA 27 MARET 2006Permukiman Berkembang Di Sesar Opak Yogyakarta Padatnya penduduk diJawa menyebabkanmasyarakat tinggal didaerah-daerah rawangempa. Akibatnya risikobencana gempa tinggi. Pada 27 Mei 2006,gempa 6,3 SRmenyebabkan: 5.716 meninggal 306.234 rumah rusak Kerugian dan kerusakanRp 29,1 trilyunMeskipun peta rawan bencana gempa sudah disusun para ahli dan dibagikan kepadaSeluruh Kementerian/Lembaga dan Pemda. Namun belum ditaati penuh sebagai dasarPenyusunan kebijakan pembangunan. Banyak daerah yang berkembang di daerahRawan gempa dengan mitigasi yang terbatas.

Patahan tepatAktif danMasjid yang dibangundi Gempabumiatas jalur sesar Semangko diSumatera Barat sehingga saat terjadi gempa pada 7 Maret 2007di Danau Singkarak, masjid tersebut hancur.Rekahan di sepanjang sesarGempa 7 Maret 2007 di Wilayah Danau Singkarak

Saat kejadian10 tahun kemudianAceh setelah 10 tahun tsunamiSaat kejadian10 tahun kemudianSaat kejadian10 tahun kemudianMengapa permukiman dibangundibangun kembali di daerah rawantsunami di lokasi semula?

Dampak Bencana di Indonesia Tahun 2014Rata-rata setahun kerugian dan kerusakan akibat bencana di Indonesia(di luar bencana besar) sekitar Rp30 trilyun.1. Kerugian dan kerusakan banjir Jakarta Rp 5 triliun.2. Kerusakan banjir dan longsor di 16 kab/kota di Jawa TengahRp 2,01 triliun.3. Kerugian dan kerusakan banjir bandang di Sulut Rp 1,4 triliun.4. Kerugian dan kerusakan banjir di Pantura Jawa (dari BantenJabar-Jateng dan Jatim) Rp 6 triliun. Dampak banjir di Panturamenyebabkan inflasi pada Januari 2014 menjadi 1,07%(sebelumnya 1,03%).5. Kebakaran hutan dan lahan Februari-April 2014 sekitar Rp 20trilyun.

Dampak Karhutla 2015 24 orang meninggal dunia.Lebih dari 600.000 jiwa menderita ISPA.2,61 juta hektar hutan dan lahan terbakar.Lebih dari 60 juta jiwa terpapar asap.Kerugian ekonomi Rp 210 trilyun (di luar sektor kesehatan dan pendidikan)Kerugian plasma nutfah, emisi karbon dan lainnya.

Mengapa kita perlu manajemenbencana?26

Tsunami Aceh 2004 sebagaiWake Up CallBencana menjadimasalah globalInternasionalHyogo Framework for Action2005 – 2015 disepakati 168negara sebagai pedoman DRRdunia Sendai FrameworkDRR 2015-2030IndonesiaTsunami Aceh 2004 menjadiKebangkitan Nasional Jilid II timbul kesadaran nasional artipentingnya penanggulanganbencana lahirlah UU No. 24Tahun 2007 tentangPenanggulangan Bencanadan produk lainnya

Penyelenggaraan PB (PP No. 21 Tahun 2008)Penyelenggaraan PB adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakanpembangunan yang berisiko menimbulkan bencana, kegiatan pencegahan bencana,tanggap darurat dan rehabilitasiSituasi TidakAdaBencanaPrabencanaSituasi TerdapatPotensi BencanaPenyelenggaraan Mitigasi Peringatan Dini Kesiapsiagaan Kajian Cepat Status Keadaan Darurat Penyelamatan & Evakuasi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Perlindungan PemulihanSaat TanggapDaruratRehabilitasiPascabencana Perencanaan Pencegahan Pengurangan Risiko Pendidikan Pelatihan Penelitian Penaatan Tata RuangRekonstruksi Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi Kesehatan Kamtib Lingkungan

SIKLUS MANAJEMEN BENCANAPraBencanaTanggap DaruratPascaBencanaSaat terjadi bencana prinsipnya cepat, tepat,dan prioritas. Tim Pra Bencana melakukankajian ilmiah dan upaya PRB. Tim PenangananDarurat dan Logistik/Peralatan melakukanupaya TD. Tim RR melakukan pendataankerusakan dan kerugian (DaLA) dan HNRASiklus manajemenbencana bukanlahsuatu siklus yangterpotong antaratiap tahapanbencana. Prabencana, tanggapdarurat, dan pascabencanaberkolaborasibersama denganproporsi berbedadalam setiappenangananbencana.

Penyelenggaraan Penanggulangan BencanaPemerintah3 pilar/komponen pelaku PB : Pemerintah/pemerintah daerah Masyarakat Sipil Lembaga Usaha/sektor swastaMasyarakatSipilLembagaUsaha Psl 5: Pemerintah/pemda menjadi penanggungjawab PB Psl 26 & 27 : Hak & Kewajiban Masyarakat dalam PB Psl 28 & 29 : Peran Lembaga Usaha/sektor swasta dalam PB(Corporate Social Responsibility).30

Konsep Dasar Risiko BencanaRRisiko Bencana (H x Population x V) / CBahayaKepadatan nan KapasitasBENCANA

JENIS BAHAYA (UU No. 24/2007 TentangPenanggulangan Bencana Bab I: Ketentuan Umum, Pasal 1) Bencana Alam– (1) gempa bumi, (2) tsunami, (3) gunungmeletus, (4) banjir, (5) kekeringan, (6)angin topan, (7) tanah longsor Bencana Non-Alam– (8) gagal teknologi, (9) kebakaranhutan/lahan, (10) epidemi, (11) wabahpenyakit Bencana Sosial– (12) konflik sosial antarkelompok atauantarkomunitas masyarakat, (13) teror

KerentananKerentanan adalah keadaan/kondisiyang sedang berlaku atau sifat/perilakumanusia atau masyarakat yangmenyebabkan ketidakmampuanmenghadapi bahaya atau ancaman.1. Fisik (rumah tahan gempa, tanggulsungai dll)2. Sosial Ekonomi (mata pencaharian,kemiskinan, pendidikan, kebudayaan)3. Politik Lokal (kondisi politik setempat dalampengambilan keputusan penanggulangan bencana,misal penetapan APBD, anggaran)

KapasitasKapasitas adalah kemampuansumberdaya dalam menghadapiancaman atau bahaya1. Kapasitas kelembagaan (adatidaknya BPBD, Platform DaerahPRB, dan forum lainnya)2. Kapasitas Sumberdaya- Sumberdaya manusia (pelatihanpersonil, relawan, masyarakat)- prasarana (kantor, pusdalops, alattransportasi, komunikasi)3. Kapasitas IPTEK (penguasaan IPTEK,pendidikan tinggi, IPTEK terapan)4. Kapasitas Manajemen (prosedurekoordinasi, komando dan pelaksanaanpenanggulangan bencana)

Pra Bencana PerencanaanPencegahanPengurangan risiko bencanaPendidikan dan latihanMitigasiPeringatan diniKesiapsiagaan

PRB sebagai Investasi Pembangunan Di Amerika dan Eropa, setiap 1 US digunakan untuk PRB makadapat mengurangi kerugian akibat bencana sebesar 7-20 US . Di Bantul DIY, pembangunan cek dam (bendung mini) senilai Rp80 juta dan Rp 17 juta (inkind) memberikan manfaat: tidakpernah kekeringan, bebas banjir, sumur tidak kering, pertaniandapat 2-3 kali tanam, dan lingkungan menjadi lebih hijau.

Film TVBillboard di jalan atau tempat-tempat strategisSosialisasi penanggulangan bencana yang melibatkan media danmasyarakat

Sekolah .Photo Source: Ardito M. KodijatSchool EvacuationClass SimulationSchool SimulationTraining Of TeachersTeacher’s TrainingSOP DevelopmentAgents of ChangeChildren Science Support

Penanganan DaruratPada saat keadaan darurat bencana, Kepala BNPB danKepala BPBD berwenang mengerahkan SDM, peralatandan logistik dari instansi/lembaga dan masyarakatuntuk melakukan tanggap darurat (Pasal 25 PP No.21Thn 2008).Instansi/lembaga dimaksud adalah Basarnas, TNI,POLRI, Kemen PU, Kemenkes dan Kemensos(Penjelasan Pasal 25 PP No.21 Thn 2008).

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA SAATTANGGAP DARURAT- Rapat Koordinasi Awal;- Pengkajiansecara cepat dan tepat terhadapa.lokasi, kerusakan dan sumber daya;b.- Penentuanstatus keadaan darurat bencana;- Penyelamatandan evakuasi masyarakat yangc.terkena bencana;d.- Pemenuhankebutuhan dasar;- Perlindungan terhadap kelompok rentan;- Pemulihan dengan segera prasarana dansarana vital

Penanganan Pasca Bencana41

KEBIJAKAN REHABILITASI & REKONSTRUKSI(UU 24/2007 & PP 21/2008)Tim Reaksi Cepat - Kaji Cepat untuk Tanggap DaruratBENCANATim Assessment/Penilaian Cepat - Kaji kebutuhan untuk Rehab & Rekon.PenilaianKerussakan &KerugianAkibatBencanaDamage & LossAssessment(DaLA)MetodeECLACPerencanaanRehab & RekonPost-Disaster NeedsAssessment(PDNA)- Pengkajian kebutuhan- Baseline data- Penetapan prioritas- Aspirasi masyarakat- Verifikasi & koordinasiFormulasiRencana AksiRehab & RekonFOKUS:- KebutuhanKemanusiaan- Perumahan- Infrastruktur- Sosial- Ekonomi Produktif- Lintas SektorPelaksanaanRehab & RekonMonitoringdanEvaluasi42

“Huntara adalah perumahan sementara 1-3 tahun bagi pengungsi sebelummenempati hunian tetap. Dengan rumah seharga Rp 8 juta per KK,masyarakat sangat terbantu dan merasakan manfaat yang besar”.

Relokasi Erupsi Gunungapi Sinabung Relokasi 370 KK untuk warga Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah di kawasanhutan Siosar. 240 unit rumah yang selesai dan 130 unit rumah diharapkan selesai sebelum 17Agustus 2015. Rumah tipe 36 senilai Rp 59,4 juta/unit. Sumber dana dari BNPB. Pembangunanmelalui Karya Bhakti Skala Besar TNI AD.

Relokasi Longsor diKab. Banjarnegara Diperuntukkan bagi 27 KKkorban longsor dari DesaJemblung, Kec. Karangkobar,Kab. Banjarnegara. Pembangunan hunian tetap27 unit di Desa Ambal, Kec.Karangkobar, Kab.Banjarnegara 90% sudahselesai. Harga rumah senilai Rp 87juta/unit. Sumber dana dariBNPB, Pemda dan bantuanmasyarakat.

Relokasi Erupsi G.MerapiHuntap Pager Jurang, Kec. Cangkringan, Sleman, DIY Renovasi rumah yang diilakukan oleh pemiliknya sendiriRelokasi 3.134 KK (2.682 KK di DIY dan 452 KK di Jateng korban erupsi G.Merapi dan lahar hujan.Masyarakat memperoleh bantuan stimulus pembangunan rumah tipe 36 senilai Rp 30 juta/unit dan tanah 150 m2/KK, dimana100 m2 untuk rumah dan 50 m2 untuk fasum-fasos. Konstruksi bangunan tahan gempa.Pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat dengan model Rekompak (Rehabilitasi Rekonstruksi Masyarakat berbasisKomunitas.Masyarakat diberikan sertifikat tanah hak milik oleh BPN namun tidak boleh dijualbelikan. Ketentuan ini tertulis dalam sertifikattanah.Tanah asal tetap menjadi hak milik masyarakat untuk pertanian dan tidak boleh membangun rumah atau tidak boleh ditempati.

Sistem Nasional Penanggulangan Bencana:UU, PP, Perpres, Perka, Perda, Pergub, Perbup, Perwa, QanunPERENCANAAN:RENAS PB 2010-2014, RAN PRB 2010-2012, RPB, RAD,Rencana mitigasi, rencana kontijensi, rencana operasi,rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksiKELEMBAGAAN:Formal (BNPB, BPBD) & non formal (platform nasional,platform lokal (forum PRB), platform tematik (forumMerapi, Citarum, Galunggung NPENANGGULANGANBENCANA:LEGISLASIAPBN, APBD, dana kontijensi, dana siap pakai, dana sosialberpola hibah, dana bersumber dari masyarakatPendidikan dan latihan, riset dan iptek kebencanaan,penerapan teknologi penanggulangan bencanaPengurangan risiko bencana, tanggap darurat dan rehabilitasirekonstruksiSumber: disarikan dari UU No. 24/2007

Presiden berulang kali menyampaikan PEMDAHARUS BERADA DI DEPAN SAAT BENCANA1. Pemda Kabupaten/Kota menjadipenanggung jawab utama penyelenggaraanpenanggulangan bencana di wilayahnya.2. Pemda Provinsi segera merapat ke daerahbencana untuk memberikan dukungan sertamengerahkan seluruh sumberdaya yang adadi tingkat Provinsi jika diperlukan3. Pemerintah memberi bantuan sumberdayayang secara ekstrim tidak tertangani daerah.4. Libatkan TNI dan POLRI.5. Laksanakan secara dini48

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANAGraha BNPB - Jl. Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur .bnpb.go.idInfobencana BNPB@BNPB IndonesiaBNPB IndonesiaBNPB Indonesia0812-955900900812-1237575

Penanggulangan Bencana Bab I: Ketentuan Umum, Pasal 1) Bencana Alam – (1) gempa bumi, (2) tsunami, (3) gunung meletus, (4) banjir, (5) kekeringan, (6) angin topan, (7) tanah longsor Bencana Non-Alam – (8) gagal teknologi, (9) kebakaran hutan/lahan, (10) epidemi, (11)

Related Documents:

penanggulangan bencana di Desa Windurejo sudah diketahui oleh masyarakat.Selama ini peran BPBD dalam penanggulangan bencana dimulai dari sebelum terjadi bencana, saat tanggap darurat (saat bencana) dan pasca bencana.Peran BPBD dalam penanggulangan bencana ini berkaitan dengan perannya sebagai coordinator.Semua koordinasi dalam

Penanggulangan bencana sebagai sebuah rangkaian atau siklus. Penanggulangan bencana dimulai dari penetapan kebijakan pembangunan yang didasari risiko bencana dan diikuti tahap kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam UU No. 24 tahun 2007 secara

Mata kuliah mengenai bencana sudah ada diberbagai program studi pendidikan tenaga kesehatan. Akan tetapi, belum ada pendidikan resmi atau pelatihan bersertifikat untuk pengelolaan bencana. Buku-buku dan artikel-artikel penelitian mengenai bencana belum banyak diterbitkan. Berpijak pada pengalaman ini sudah selayaknya ilmu manajemen dipergunakan untuk penanganan bencana di sektor kesehatan .

Peta Risiko Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Kendal.40 Gambar 10. Peta Risiko Bencana Cuaca Ekstrim di Kabupaten Kendal.41 Gambar 11. . bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal sebagai perangkat daerah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Kendal.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong Page 10 1) Meningkatkan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam rangka pengurangan resiko bencana. 2) Memantapkan pelaksanaan penanggulangan bencana pada setiap tahapan bencana. 3) Meningkatkan upaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi Infrastruktur publik pasca bencana.

c) Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna d) Kementerian Sumber Manusia e) Kementerian Kerja Raya f) Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani g) Kementerian Pembangunan Usahawan dan Koperasi h) Kementerian Perusahaan, Perladangan dan Komoditi i) Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan

BAB 2. MANAJEMEN BENCANA BANJIR Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di wilayah rawan terhadap berbagai kejadian bencana alam, misalnya bahaya geologi (gempa bumi, gunung api, longsor, tsunami) dan bahaya hidrometeorologi (banjir, kekeringan, pasang surut, gelombang besar). Hal ini mengingat

E hub length D 1 with brake disc D.B.S.E D 2 w/o brake disc B 1 overall length with brake disc B 2 overall length w/o brake disc F H AGMA gear coupling size