ASPEK ANATOMI DAN BIOMEKANIK TULANG LUMBOSAKRAL DALAM .

3y ago
109 Views
2 Downloads
247.42 KB
65 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Victor Nelms
Transcription

ASPEK ANATOMI DAN BIOMEKANIKTULANG LUMBOSAKRALDALAM HUBUNGANNYA DENGANNYERI PINGGANGOLEH :dr. VITRIANA, SpRMSMF REHABILITASI MEDIKFK UNPAD/RSUP Dr.HASAN SADIKINFK UI/RSUPN Dr.CIPTOMANGUNKUSUMO2001

ASPEK ANATOMI DAN BIOMEKANIKTULANG LUMBOSAKRAL DALAM HUBUNGANNYADENGAN NYERI PINGGANGI. PendahuluanNyeri pinggang saat ini merupakan suatu keadaan yang menyebabkan terjadinyainefisiensi pada suatu pekerjaan dan merupakan kondisi yang paling banyakmembutuhkan perawatan kesehatan. Hal ini akan menyebabkan timbulnya gangguandalam produktifitas kerja sehingga secara langsung dan tidak langsung akanmempengaruhi ekonomi.Struktur tulang belakang merupakan struktur yang kompleks, sehingga untukmemahami secara lengkap tentang gejala nyeri pinggang dan melakukan pemeriksaantulang belakang bagian lumbosakral, seseorang harus memahami dulu struktur normaldan kinetik dari neuromuskuloskeletal tulang belakang (1,2,3).II. Anatomi Tulang Belakang Lumbosakral2.1 Elemen-Elemen Tulang2.1.1 Vertebrae LumbalUkuran tulang vertebrae lumbal semakin bertambah dari L1 hingga L5 seiringdengan adanya peningkatan beban yang harus disokong. Pada bagian depan dansampingnya, terdapat sejumlah foramina kecil untuk suplai arteri dan drainase vena.Pada bagian dorsal tampak sejumlah foramina yang lebih besar dan satu atau lebihorificium yang besar untuk vena basivertebral. Corpus vertebrae berbentuk sepertiginjal dan berukuran besar, terdiri dari tulang korteks yang padat mengelilingi tulangmedular yang berlubang-lubang (honeycomb-like). Permukaan bagian atas danbawahnya disebut dengan endplate. End plates menebal di bagian tengah dan dilapisioleh lempeng tulang kartilago. Bagian tepi end plate juga menebal untuk membentukbatas tegas, berasal dari epiphyseal plate yang berfusi dengan corpus vertebrae padausia 15 tahun. (Gb.2.1)(2,4).Lengkung vertebrae merupakan struktur yang berbentuk menyerupai tapal kuda,terdiri dari lamina dan pedikel. Dari lengkung ini tampak tujuh tonjolan processus,sepasang prosesus superior dan inferior, prosesus spinosus dan sepasang prosesustranversus. Pedikel berukuran pendek dan melekat pada setengah bagian atas tulangvertebrae lumbal. Lamina adalah struktur datar yang lebar, terletak di bagian medialprocessus spinosus. Processus spinosus sendiri merupakan suatu struktur datar, lebar,dan menonjol ke arah belakang lamina. Processus transversus menonjol ke lateral dansedikit ke arah posterior dari hubungan lamina dan pedikel dan bersama denganprocessus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamen-ligamen yangmenempel kepadanya. Processus articular tampak menonjol dari lamina. Permukaanprocessus articular superior berbentuk konkaf dan menghadap kearah medial dansedikit posterior. Processus articular inferior menonjol ke arah lateral dan sedikitanterior dan permukaannya berbentuk konveks (1,2,4,5).1

Gambar. 2.1 Vertebra lumbalSendi facet (Gb.2.2) disebut juga sendi zygapophyseal. merupakan sendi yangkhas. Terbentuk dari processus articular dari vertebrae yang berdekatan untukmemberikan sifat mobilitas dan fleksibilitas. Sendi ini merupakan true synovial jointsdengan cairan sinovial (satu processus superior dari bawah dengan satu processusinferior dari atas). Manfaat sendi ini adalah untuk memberikan stabilisasi pergerakanantara dua vertebrae dengan adanya translasi dan torsi saat melakukan fleksi danekstensi karena bidang geraknya yang sagital (Gb.2.3). Sendi ini membatasipergerakan fleksi lateral dan rotasi. Permukaan sendi facet terdiri dari kartilago hialin.Pada tulang belakang lumbal, kapsul sendinya tebal dan fibrosa, meliputi bagiandorsal sendi. Kapsul sendi bagian ventral terdiri dari lanjutan ligamentum flavum.Ruang deltoid pada sendi facet adalah ruang yang dibatasi oleh kapsul sendi atauligamentum flavum pada satu sisi dan pertemuan dari tepi bulat permukaan kartilagosendi artikuler superior dan inferior pada sisi lainnya, ruang ini diisi oleh meniscusatau jaringan fibro adipose yang berupa invaginasi rudimenter kapsul sendi yangmenonjol ke dalam ruang sendi. Fungsi meniskus ini adalah untuk mengisikekosongan sehingga dapat terjadi stabilitas dan distribusi beban yang merata(Gb.2.4)(1,2,3,4).Gambar 2.2 Konstruksi sendi facet. Permukaan artikulasi sendi dilapisi oleh kartilago. Sendidilapisi oleh membran yang mensekresi cairan yang melubrikasi sendi.2

Gambar 2.3 Sendi antara vertebrae dibentuk oleh elemen-elemen yang berbeda. Sebuahdiskus memisahkan corpus setiap vertebrae dan bekerja seperti sebuah bola penyangga agarvertebrae dapat menekuk dan berputar serta berfungsi sebagai penyerap tekanan. Sendi facetdari processus articularis membentuk fulcrum, menyebabkan dapat terjadinya pergerakanmenjepit oleh sendi spinalis ketika tulang belakang menekuk ke depan atau ke belakang.Gambar 2.4 Diagram yang menampakkan fibro-adipose meniscoid dari sendi facet menurutEngel dan Bogduk. a. processus artikular inferior vertebra diatas; b. processus artikulersuperior vertebra di bawah; c. kartilago artikuler;d. kapsul sendi; e.pembuluh darah; f. sel-seljaringan adipose di dasar meniscoid; g. fibrous cap meniscoid.3

2.1.2 SacrumMerupakan tulang besar berbentuk segitiga terdiri dari lima vertebrae yangberfusi (Gb.2.5). Berartikulasi pada bagian proksimal dengan lima tulang lumbal,bagian lateral dengan ilium, dan bagian distal dengan coccyx. Di tengah permukaancembung bagian dorsal terdapat kurang lebih empat processus spinosus yang bersatumembentuk medial sacral crest. Di samping sacral crest ini, dan sedikit di medialforamina sacralis posterior, terdapat satu seri sendi zygapophyseal yang membentukintermediate crest. Permukaan endopelvis berbentuk konkaf, pada permukaannyaterdapat empat pasang foramina sacral pelvis yang berlawanan dengan foraminasacral dorsalis. Ujung runcing sacrum dibentuk oleh vertebra sacrum ke lima yangberartikulasi dengan coccyx. Vertebra ke lima ini membentuk suatu hiatus disebutdengan cornu sacralis(2,3).Gambar 2.5 Sakrum tampak dari (A) belakang dan (B) depan. 1. permukaan aurikular; 2.processus artikular; 3. foramen sakral anterior; 4. krista tempat berfusinya corpus anterior; 5.ala; 6. foramen sakralis posterior; 7. krista sakralis median; 8. krista sakralis intermediate; 9.krista sacralis lateral; 10. hiatus sacralis; 11. cornua. (Dari Dupuis dan Kirkaldy-Willis).Bagian sisi sakral dan iliaka dari sendi amphiarthrodial sacroiliaka dilapisi olehlapisan tebal kartilago hialin (1-3 mm) dan fibrokartilago yang lebih tipis (1mm)(Gb.2.6)Gambar 2.6 Tampak lateral, memperlihatkan permukaan artikular sakrum4

Bagian ventral atau anterior sendi sacroiliaca dilapisi dengan membran sinovial,yang akan menghasilkan sejumlah kecil cairan sinovial. Bagian dorsal, posterior senditidak mengandung jaringan sinovial dan dihubungkan dengan perlekatan fibrosa(Gb.2.7).Gambar 2.7 Tampak transversal sendi sakroiliaka. Bagian anterior sendi dilapisi oleh jaringansinovial. Bagian posterior dihubungkan oleh jaringan fibrosa.Segmen paling sering berartikulasi dengan ilium adalah S1, S2 dan S3. Padasaat tertentu, L5 dapat menjadi segmen artikulasi sementara S4 dan L4 jarang sekali.Biasanya lebih sedikit segmen sakral yang terlibat pada pelvis wanita daripada pelvispria. Terdapat diskus intervertebral yang berbentuk baji pada dasar sakrum danvertebrae lumbal yang terakhir (diskus lumbosakral). Canalis spinalis akan berlanjutkedalam sacrum dan syaraf sacral akan keluar melalui foramina tulang yang terletakpada bagian anterior dan posterior(2,3).Gambar 2.8 Tampak lateral tulang belakang lumbal termasuk artikulasi lumbosacral padaruang antara L5-S15.1.3 CoccyxCoccygeus (Gb.2.9) yang disebut juga dengan tulang ekor, terdiri dari tigahingga lima vertebra yang berfusi secara bervariasi. Segmen pertama dan terbesarberartikulasi melalui discus rudimenter dengan permukaan bagian bawah vertebrasacral ke lima dan berbentuk padat. Di bagian posterior, terbentuk coccygeal cornua.Tulang coccygeus tidak mengandung canalis spinalis(2,3).5

Gambar 2.9 Coccyx. 1. processus transversus; 2. hiatus; 3. kornua. (Dari Dupuis danKirkaldy-Willis)2.1.4 Arsitektur Bagian Dalam VertebraSusunan trabekular spongiosa vertebrae ditentukan oleh tekanan yangmemaparnya. Terdapat tiga buah sistem trabekular (Gb.2.10) pada vertebra, satuvertikal dan dua buah oblique. Sistem trabekular vertikal berjalan menghubungkanpermukaan superior dan inferior. Sistem oblique superior berjalan dari tepi superiorke processus spinosus dan processus artikular superior melewati pedikel. Sistemoblique inferior menyebar dari ujung inferior melewati pedikel. Saling bersilangnyasistem ini membentuk struktur trabekula yang sangat tipis tetapi sangat kuat, tetapimembentuk bagian anterior corpus vertebrae menjadi area yang lemah sehinggasering mengalami fraktur dengan hanya pemberian energi sebesar 75% energi yangdapat menyebabkan fraktur pada bagian posterior (2,3).Gambar 2.10 Garis gaya di bagian dalam vertebrae. (A) sistem trabekular vertikal (B) sistemoblique superior (Garis gaya yang berjalan menghubungkan endplate superior denganpedikel, permukaan artikular superior dan processus spinosus) (C) Sistem oblique inferior (D)Area terlemah corpus vertebra, sebuah tempat yang merupakan lokasi umum terjadinyafraktur.6

2.1.5 Canalis SpinalisKonfigurasi canalis spinalis pada potongan melintang terutama terbentuk olehbagian posterior lengkung syaraf dan permukaan posterior corpus vertebrae di bagiananteriornya. Bentuk canalis adalah oval pada vertebrae L1 dan berbentuk segitigapada vertebrae L5 (Gb.2.11). Karena saraf lumbalis yang paling besar terdapat padaL5, sedangkan di daerah tersebut terjadi penyempitan, maka terdapat kemungkinanadanya penjepitan syaraf oleh struktur-struktur pembentuk foramen. Corda spinalisakan berakhir dengan conus medullaris setinggi batas inferior vertebra L1. Arealumbosakral dari canalis spinalis mengandung cauda equina. (1,2,3,4,5).Gambar 2.11 Perubahan bentuk canalis spinalis dari L1 hingga S1. Vertebra tampak dari atas.Dari L1 hingga S1 canalis spinalis akan berubah dari bentuk oval menjadi segi tiga seiringdengan perubahan dari dinding posterior vertebra yang berubah dari concaf ke konveks, danpedikel yang tumbuh menjadi lebih pendek, lebar, bergeser lebih ke lateral dan menonjollebih ke posterolateral.2.1.6 Diskus Intervertebralis dan EndplatesDiskus intervertebralis merupakan struktur hidrodinamik elastik, penghubungutama antara dua vertebrae yang berurutan. Membentuk sepertiga bagian (33%) dariseluruh panjang vertebrae lumbal (20% pada vertebrae thoraks dan cervical) danterbentuk dari tiga komponen. Berfungsi sebagai sendi universal, sehingga dapatmenyebabkan pergerakan yang lebih besar antara corpus vertebrae daripada jikatulang vertebrae dihubungkan langsung satu dengan yang lainnya (Gb.2.12) (1,2,3,4).7

Gambar 2.12 Posisi diskus sehingga dapat menyebabkan pergerakanKomponen pertama, nukleus pulposus, merupakan suatu substansiproteoglikan yang mengandung jaringan fibril kolagen tipe II yang tersusun acak,berbentuk seperti gel yang dipadatkan dalam suatu bentuk mukoprotein terbuat dariair dan sejumlah mukopolisakarida (88% air pada bayi baru lahir dan 70% pada orangtua berumur kurang lebih 70 tahun), sehingga dapat menyerap cukup banyak tekanan.Matriks ini bersifat hidrofilik, mendapatkan air melalui mekanisme imbibisi danosmosis. Menurunnya kandungan air sejalan dengan pertambahan usia disebabkanoleh karena berkurangnya kandungan proteoglikan secara absolut dan terjadinyaperubahan rasio proteoglikan. Proses hilangnya kandungan air ini akan menyebabkanberkurangnya kemampuan nukleus pulposus untuk berfungsi seperti gel dan menahantekanan. Nukleus pulposus mencakup 40% total area potong lintang diskus. Terletakdi posterosentral dan dipisahkan dari tepi perifernya oleh lamellae konsentrikfibrocartilagenous dan protein fibrous dari annulus fibrosus yang membentukkomponen kedua diskus intervertebralis dan tepi luar diskus (Gb.2.13A,2.14).Annulus fibrosus terdiri dari 10 hingga 20 lamela konsentrik yangmemisahkan vertebral endplate dengan nucleus pulposus dan menyebabkanpergerakan terbatas antar vertebra yang berdekatan. Dari permukaan nucleo-annularke arah luar, ketebalan lamella bertambah secara bertahap. Di setiap lamella, serabutkolagen berjalan oblique dan helicoidal membentuk orientasi sebesar 300 terhadapbidang sendi. Serabut dari lamellae yang berikutnya mempunyai susunan yang serupa,tetapi berjalan dengan arah yang berlawanan sehingga membentuk sudut 1200 satudengan yang lainnya (Gb.2.13B). Orientasi tersebut berfungsi penting ketika serabutmerespon gaya yang dipaparkan pada diskus. Kombinasi gaya yang dipaparkan padadiskus akan menyebabkan timbulnya kemungkinan rusaknya serabut annulus(Gb.2.15) (1,2,3).8

Gambar 2.13 (A) Susunan lamelar dari annulus fibrosus. Terdapat peningkatan ketebalansetiap lamella dari nucleus pulposus ke arah luar (B) Orientasi serabut kolagen pada setiaplamellae. Serabut berjalan miring dengan sudut 300 terhadap bidang horizontal. Susunan inikemudian akan berjalan dengan arah yang berlawanan pada lamellae yang berikutnya. (dariDupuis dan Kirkaldy-Willis)Gambar 2.14 Susunan serabut fibrocartilagenous annulus fibrosus (A) serabut yang tersusunpada susunan lamelar konsentrik (B) pembesaran bagian sentral diskus 1. Nucleus pulposus 2.annulus fibrosus 3. disposisi horizontal serabut kolagen dari catilagenous endplate (C)susunan serabut bagian perifer diskus 6. serabut luar annulus fibrosus 7. mengikat serabut kedalam permukaan tulang (serabut tipe Sharpey). (Dari Dupuis dan Kirkaldy-Willis)9

Serabut lamellae terluar melekat pada corpus vertebra dengan cara bercampurdengan serabut fibril periosteal. Dua pertiga dari bagian luar annulus fibrosus melekatkuat pada tubuh vertebral diatas dan dibawahnya dengan adanya penetrasi dari serabutSharpey’s, sementara sepertiga bagian lagi melekat longgar ke permukaancartilagenous, yang merupakan komponen ketiga dari diskus (Gb.2.14C). Denganbertambahnya usia, serabut annulus fibrosus akan berdeteriorisasi dan kehilangankapasitasnya untuk menahan nucleus pulposus. Jika terdapat stress internal yangcukup besar maka nucleus pulposus akan berpenetrasi melalui annulus dan timbullahkeadaan yang dikenal dengan herniasi diskus.Komponen ketiga diskus adalah kartilago hialin yang terletak di permukaantulang subchondral yang mendatar disangga oleh bagian spongiosa corpus vertebra.Pada permukaan tulang subchondral ini terdapat sejumlah perforasi kecil yangmenyebabkan adanya kontak langsung (tidak berpenetrasi) antara pembuluh darahpada sumsum tulang belakang dan permukaan kartilago (Gb.2.14B). Jalur inilah yangmerupakan jalur nutrisi yang utama untuk diskus. Nutrisi untuk diskus dilakukandengan cara imbibisi yang terjadi karena adanya kompresi dan relaksasi intermiten.Gambar 2.15 Angulasi serabut annular dalam sejumlah keadaan. (a). Sudut angulasi serabutannular dengan diskus intervertebralis tapa tekanan dari luar (b). Diskus yang membesarkarena imbibisi menyebabkan sudut menjadi lebih kecil (c) dibawah tekanan eksternal sudutsemakin membesar (d) Selama fleksi dan ekstensi dari unit fungsional, sudut serabutdisesuaikan menurut posisi anterior atau posteriornya (e) menggambarkan angulasi danpanjang serabut annular selama gaya tarikan atau putaran (f) perlekatan serabut yang bersudutdengan endplate vertebrae10

2.1.7 Ligamen-ligamen Tulang BelakangLigamen Longitudinal AnteriorLigamen longitudinal anterior (Gb.2.16) merupakan struktur fibrosa yangbermula dari bagian anterior basal tulang occipital dan berakhir di bagian anterior atassacrum. Serabutnya berjalan dengan arah longitudinal dan melekat pada permukaananterior seluruh corpus vertebrae. Ligamen ini lebar dan kuat. Serabut terdalamnyabercampur dengan diskus intervertebralis dan berikatan kuat pada setiap corpusvertebrae. Ligamen ini akan bertambah ketebalannya untuk mengisi bentuk konkafsesuai dengan konfigurasi corpus vertebrae(2,3,4).Gambar 2.16 Tampak anterior vertebrae lumbal. Ligamen longitudinal anterior menutupipermukaan anterior corpus vertebrae dan bercampur dengan serabut anterior annulus fibrosusLigamen Longitudinal PosteriorTerletak pada permukaan posterior corpus vertebrae dan merupakan kelanjutandari membran tektorial, yang berjalan dari bagian basal tulang occipital, pada foramenmagnum (Gb.2.17). Ligamen ini membentuk batas anterior canalis spinalis. Padacanalis lumbal, ligamen ini mulai menyempit saat melalui corpus pada vertebrae L1dan menjadi setengah lebar asalnya pada ruang antara L5 dan S1, meluas ke arahlateral saat melewati diskus. Konfigurasi seperti ini akan menyebabkan bagian lateralmenjadi bagian yang paling lemah dan paling mudah untuk terjadinya herniasi diskus.Gambar 2.17 Tampak posterior vertebrae lumbal. Ligamen longitudinal posterior akanberjalan ke arah lateral untuk melingkupi diskus intervertebralis. Ligamen posteriorlongitudinal paling lemah pada lokasi ini.11

Ligamen KapsularLigamentum kapsular melekat pada tepi processus artikular yang berdekatan.Berkembang baik di tulang lumbal, serabutnya tebal dan berhubungan erat, berjalantegak lurus terhadap aksis sendi.Ligamentum FlavumDikatakan flavum oleh karena warna kuning yang disebabkan oleh karenakandungan elastin didalamnya sebesar 80%. Bagian atas melekat pada permukaananterior lamina di atasnya, dan bagian bawah melekat pada tepi posterior atas laminadibawahnya (Gb.2.18). Pada setiap level vertebrae, perluasan ke arah lateralnya akanmembentuk kapsul anterior sendi zygapophyseal dan melekat ke arah proksimal dandistal tepi inferior pedikel diatasnya dan tepi superior pedikel dibawahnya membentukbagian atap foramenal. Susunan khas ini dikombinasikan dengan adanya kemiringanke arah anterior dari lamina dan kandungan elastik ligamen yang menahan penekukan,sehingga akan menyebabkan dinding posteroinferior tetap halus dan melindungielemen syaraf dalam semua posisi pergerakan yang menyebabkan tulang belakangmelekuk atau terputar.Gambar 2.18 Ligamentum flavum yang melekat pada bagian permukaan anterior laminadiatasnya dan berlanjut ke permukaan posterior tepi atas lamina dibawahnya.Ligamentum InterspinosusLigamentum interspinosus (Gb.2.19) merupakan sebuah gabungan serabutserabut yang berjalan dari dasar processus spinosus yang satu ke ujung processusspinosus selanjutnya. Bersifat rudimenter pada tulang belakang cervical, dimana padatempat tersebut ligamen interspinosus akan bergabung dengan ligamentum nuchae.Ligamen ini bersifat membranous di bagian thoraks dan berukuran lebar serta tebal dibagian lumbal.Ligamentum SupraspinosusLigamentum supraspinosus (Gb.2.19) merupakan struktur yang berkembangbaik, dari ujung vertebrae C7 hingga crista sacralis median, melekat ke setiapprocessus spinosus. Pada vertebrae lumbal, ligamentum ini berukuran tebal dan lebar,tetapi lebih tipis pada bagian thoraks. Berfungsi membantu mengurangi gaya putaranke anterior yang dipaparkan pada vertebrae lumbal oleh karena adanya kurva lordotikdan sudut lumbosakral.12

Ligamentum IntertransversalLigamentum ini berjalan dari processus transversus ke processus transversusyang lainnya. Pada bagian cervical tidak begitu jelas, pada bagian thoraks berbentukbundar dan tebal sementara pada bagian lumbal lebih tipis. Ligamen ini secara eratberhubungan dengan otot-otot punggung bagian dalam.Gambar 2.19 Tampak lateral dari vertebrae lumbal yang menunjukkan ligamen-ligamen yangmenyokong elemen anterior (longitudinal anterior, longitudinal posterior) dan elemenposterior vertebrae (supraspinosus, intraspinosus). Perhatikan posisi ligamentum flavum yangmembentuk dinding posterior yang halus foramen neural.Ligamentum IliolumbarLigamentum iliolumbar (Gb.2.20) yang melekat pada processus transversus,menghubungkan dua vertebrae lumbal bawah dengan krista iliaca, sehingga akanmembatasi pergerakan sendi sakroiliaca. Selama fleksi lateral, ligamen iliolumbalkontralateral akan menjadi tegang sehingga hanya akan memberikan pergerakan L4rata-rata sebesar 80 terha

dan kinetik dari neuromuskuloskeletal tulang belakang (1,2,3). II. Anatomi Tulang Belakang Lumbosakral 2.1 Elemen-Elemen Tulang 2.1.1 Vertebrae Lumbal Ukuran tulang vertebrae lumbal semakin bertambah dari L1 hingga L5 seiring dengan adanya peningkatan beban yang harus disokong. Pada bagian depan dan sampingnya, terdapat sejumlah foramina kecil untuk suplai arteri dan drainase vena. Pada bagian .

Related Documents:

setiap area anatomi tertentu. Tulang (Bones) Tubuh mengandung 206 tulang. Tulang memiliki beberapa fungsi, seperti dukungan, perlindungan, pemindahan, penyimpanan mineral, dan pembentukan sel darah. Susunan tulang yang membentuk sendi dan perlekatan otot pada tulang-tulang tersebut menentukan pergerakan. Tulang diklasifikasikan berdasarkan bentuknya menjadi empat kelompok: tulang panjang .

Anatomi Tulang dan Fisiologi Panggul 2.1.1 Tulang Tulang pelvis merupakan komposisi dari tiga buah tulang yakni dua tulang kokse . tulang pria lebih kekar dan kuat, sedangkan kerangka perempuan lebih ditujukan kepada pemenuhan fungsi reproduksi. Pada wanita bentuk thorak bagian bawah lebih besar, panggul berbentuk ginekoid dengan ala iliaka lebih lebar dan cekung, promontorium kurang .

Anatomi dan Fisiologi a. Anatomi Tulang Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses “ Osteogenesis ” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut “ Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang dapat .

A. Anatomi Tulang Belakang 1. Anatomi Tulang Kolumna vertebralis atau yang biasa disebut sebagai tulang belakang merupakan susunan dari tulang-tulang yang disebut dengan vertebrae. Pada awal perkembangan manusia, vertebrae berjumlah 33 namun beberapa vertebrae pada regio sacral dan coccygeal menyatu sehingga hanya terdapat 26 vertebrae pada manusia dewasa. 26 vertebrae tersebut tersebar .

Anatomi tulang pada tangan, terdiri atas tulang lengan atas (humerus), pergelangan tangan (carpal), telapak tangan (metacarpal), dan jari-jari. Setiap lengan melekat pada tulang belikat (scapula), yaitu tulang segitiga besar di sudut tulang bagian atas setiap sisi tulang rusuk. Kerangka tubuh terdiri atas berbagai jenis tulang yang memiliki fungsi dan bentuk yang berbeda untuk menjalankan .

Tulang-tulang pembentuk rangka tubuh . 12 3. Tulang-tulang di regio manus tampak . Anatomi hewan ini yang dipelajari adalah anatomi tubuh hewan piara. Pelaksanaan perkuliahan dan praktikum anatomi hewan dilakukan setiap minggu sesuai jadwal dengan beban 3 sks (1-2) pada mahasiswa semester 1. Pelaksanaan meliputi tutorial, pretest, praktikum di laboratorium, pembuatan laporan, dan ujian .

Tulang-tulang atau cadaver yang digunakan untuk mempelajari ilmu anatomi ini adalah bagian tubuh manusia , YANG TIDAK BOLEH DIPERMAINKAN. Previllage menggunakan cadaver dan tulang guna mempelajari ilmu anatomi hanya dapat dipertanggung jawabkan, jika kita menggunakan kesempatan itu dengan maksud dan tujuan yang suci. 2. Dalam mempelajari cadaver dan tulang kita harus selalu ingat bahwa .

00_Crawford_Price_BAB1407B0153_Prelims.indd 1 11/11/2014 7:36:56 PM. 1 INTRODUCING GROUPWORK Chapter summary In this chapter you will learn about the overall purpose, aims, scope and features of this book how the book is structured and the brief contents of each chapter how the book is aligned with a range of national standards and requirements related to professional social work .