PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR DAN HARA

2y ago
45 Views
2 Downloads
514.03 KB
49 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Randy Pettway
Transcription

PENERAPAN TEKNOLOGIPENGELOLAAN AIR DAN HARA TERPADUUNTUK BAWANG MERAHDI DONGGALAPenyusunS. SutonoW. HartatikJ. PurnomoBALAI PENELITIAN TANAHBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANDEPARTEMEN PERTANIAN2007

ISBN 978-602-8039-06-2

PENERAPAN TEKNOLOGIPENGELOLAAN AIR DAN HARA TERPADUUNTUK BAWANG MERAHDI DONGGALAPenyusunS. Sutono, W. Hartatik, dan J. PurnomoBALAI PENELITIAN TANAHBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANDEPARTEMEN PERTANIAN2007

Penanggungjawab:Kepala Balai Penelitian TanahPenyusunS. SutonoW. HartatikJ. PurnomoRedaksi PelaksanaHerry SastramihardjaFarida ManaluSetting/Lay Out:Didi SupardiFoto depan:S. SutonoPenerbit:Balai Penelitian TanahJalan Ir. H. Juanda 98 Bogor 16123Telp. : 0251-336757, 323012Fax. : 0251-321608, 322933E-mail : soil-ri@indo.net.idhttp : balittanah.litbang.deptan.go.idISBN : 978-602-8039-06-2Penulisan dan pencetakan buku ini dibiayai olehProgram Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI)Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian2

KATA PENGANTARDesa Guntarano, merupakan salah satu sentra produksibawang di Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, ProvinsiSulawesi Tengah, mempunyai beberapa kendala, diantaranyaadalah ketersediaan dan distribusi air serta kesuburan tanah karenatanah sangat berpasir dan sumber air terbatas. Pada tahunanggaran 2006 dan 2007 telah dilaksanakan penelitianpengembangan tentang Pengelolaan Air dan Hara Terpadu untukBawang Merah. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara ProgramPeningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) BadanLitbang Pertanian dan Balai Penelitian Tanah.Kegiatan dimulai dengan pemahaman pedesaan untukmenggali keinginan dan senjang teknologi yang dihadapi petaniagar diperoleh solusi penanggulangannya. Dari permasalahan yangdihadapi disusun perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi teknologihasil penelitian untuk dikembangkan. Kegiatan lapang dilaksanakanoleh petani kooperator di bawah pengawasan peneliti.Penulisan buku ini bertujuan untuk mendokumentasikanperencanaan, penerapan, dan evaluasi teknologi dalam kegiatanpenelitian pengembangan sehingga dapat dijadikan acuan danreferensi dalam pengembangan teknologi pengelolaan air dan haraterpadu di daerah yang mempunyai kemiripan sumberdaya lahandengan lokasi penelitian.Kami berharap semoga buku ini bermanfaat bagipengembangan teknologi pengelolaan air dan hara terpadu padalahan kering. Ucapan terima kasih disampaikan kepada tim penulisyang telah meluangkan waktu untuk menyusun buku ini.Bogor, Nopember 2007Kepala BalaiDr. Achmad RachmanNIP. 080 079 028i

DAFTAR ISIHalamaniKATA PENGANTAR .iiiDAFTAR ISI . .DAFTAR TABEL .ivDAFTAR GAMBAR . ViiI.PENDAHULUAN . .1.1. Latar belakang 1.2 Dasar pertimbangan . 1.3. Tujuan .II PEMAHAMAN PEDESAAN SECARA PARTISIPATIF(PPSP) . .2.1. Tahapan pelaksanaan PPSP .2.2. Pelaksanaan PPSP .2.3 Presentasi Hasil PPSP .III TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR .3.1. Perencanaan Irigasi . .3.2 Kebutuhan Alat dan Bahan 3.3. Tahapan Pemasangan Teknik Irigasi .3.4. Frekuensi irigasi .IV TEKNOLOGI PENGELOLAAN HARA TERPADU.4.1. Pengelolaan Bahan Organik . .4.2. Pengolahan Tanah .4.3. Pemeliharaan Tanaman .4.4. Pengelolaan Hara N .4.5. Pengelolaan Hara P .4.6. Pengelolaan Hara K .4.7. Pemberantasan Hama dan Penyakit .4.8. Panen dan Prosesing .ii1122357161717192226293031323333343436

VPERENCANAAN USAHATANI .5.1. Perencanaan Usahatani .5.2. Analisis Usahatani .DAFTAR PUSTAKA . .37373941iii

DAFTAR TABELHalamanTabel 1Bahan-bahan yang dipakai untuk membuatjaringan irigasi .Cara perhitungan kadar air tanah .Perencanaan dan pembiayaan usahatani .Analisis usaha tani .Tebel 2Tabel 3Tabel 420283840DAFTAR ambarGambariv12345678Umbi bawang segar dan setelah digorengContoh sket desa . .Contoh transek desa .Contoh analisis kelembagaan .Contoh rotator .Teknik membuat sudut siku-siku .Contoh jaringan irigasi .Teknik membenamkan pupuk kandang .210111221232531

I. PENDAHULUAN1.1. Latar belakangSebagian wilayah Kabupaten Donggala, ProvinsiSulawesi Tengah merupakan sentra produksi bawang. Terdapatdua masalah utama yang menghambat pengembanganbawang di Lembah Palu, yaitu curah hujan tahunan rendahdan lapisan tanahnya dangkal ( 30 cm) dan berbatu (60%).Kondisi ini diperparah oleh lapisan olah (0-20 cm) didominasioleh fraksi pasir 60-70%, debu 18–27%, dan liat 10–11%.Tanah yang bertekstur demikian sangat sarang dan mudahmeloloskan air ke lapisan berikutnya. Pada kedalaman 20–40cm kandungan pasir mencapai 91%, debu 4%, dan liat 5%(Puslitbangtanak, 2003).Curah hujan di Lembah Palu sekitar 760 mm tahun-1dengan 2 bulan basah ( 200 cm) dan 5 bulan kering ( 100cm) (Puslitbangtanak, 2003). Jika hanya mengandalkan curahhujan, hasil pertanian dan produktivitas lahan sulitditingkatkan. Sumber air untuk irigasi sebetulnya berlimpah,karena ada sungai besar yang membelah kota Palu yang dapatdimanfaatkan untuk irigasi, tetapi belum termanfaatkan secaraoptimal.Varietas bawang merah yang diusahakan petani adalahvarietas unggul lokal yang sudah bertahun-tahun menjadikebanggaanpetaniGuntarano.Merekalebih sukakomoditasnya disebut bawang goreng dibandingkan bawangmerah, karena menjadi bahan baku untuk komoditas olahanbawang goreng (Hartatik, 2007).1

1.2. Dasar PertimbanganInteraksi antara tanah – air – udara dalam memenuhikebutuhan tanaman akan berjalan tidak baik apabila salahsatu dari ketiganya tidak mendukung. Kondisi lahan ya berpasir dansarang sehingga mudahmeloloskan air, tingkatkesuburantanahnyarendah, dan curah hujantahunannya juga rendah.Gambar. 1. Umbi bawang segar dansetelahdigorengdiUntuk mengatasi masalahSidera (Foto S. Sutono)tersebut, maka pengelolaanair dan hara terpadumenjadiupayasangatpenting untuk menciptakan media perakaran yang mendukungkebutuhan tanaman bawang.Teknologi yang dibutuhkan untuk meningkatkanproduksi bawang di Gunatarano adalah teknik irigasi yangcocok dan teknologi pengelolaan hara untuk meningkatkandaya dukung tanah dalam menghasilkan komoditas bawang.Oleh karena itu, teknologi pengelolaan air dan hara terpadudijadikan teknologi inovasi yang dapat dipilih dan diterapkanoleh petani.1.3. TujuanTujuan penulisan buku ini adalah menyampaikan tatacara melakukan pemahaman pedesaan secara parti-sipatif,tata cara melakukan perencanaan dan penerapan teknologiirigasi suplemen, dan teknik pengelolaan hara terpadu dalamkegiatan penelitian pengembangan. Selanjutnya diharapkan2

buku ini dapat dijadikan acuan dan referensi dalampengembangan teknologi pengelolaan air dan hara terpadu didaerah yang mempunyai sumberdaya lahan yang kondisinyasama dengan di lokasi penelitian.3

II. PEMAHAMAN PEDESAAN SECARA PARTISIPATIF(PPSP)Pemahaman pedesaan selayaknya dilakukan secarapartisipatif dengan warga desa setempat. Karena mereka lebihmemahami dan mengetahui kebutuhan teknologi yang ingindipakainya. Banyak teknologi yang telah dihasilkan tetapi tidaksesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam implementasinyaPemahaman Pedesaan merupakan bekerja sama dengan(working with) petani, peneliti, pemodal, dan para pengambilkebijakan (stage holder) secara partisipatif, serta bukanbekerja untuk (working for) petani atau peneliti ataupengambil kebijakan.Dalam penelitian pembangunan daerah paling tidakterdapat tiga pendekatan yang digunakan, yaitu monodisiplin–trans disiplin, multi–disiplin, dan antar disiplin(Anonymous. 1994). Pendekatan mono–disiplin kurangmenjawab semua permasalahan kompleks yang ada dimasyarakat. Multi disiplin mengerjakan beberapa disiplin ilmubergabung dalam satu tim, masing-masing regu menjawabmasalah dengan tradisinya sendiri, hanya kesimpulan akhirnyadirumuskan bersama. Antar disiplin, semua hal aksanaan, dan pengambilan keputusan.Salah satu metode untuk mengidentifikasi, karakterisasiwilayah dan sumber daya manusia adalah melalui PendekatanPedesaan secara Partisipatif (PPSP). Pendekatan Pedesaansecara Partisipatif merupakan suatu metoda yang diterapkanguna mengumpulkan informasi dan data dalam waktutertentu. Pendekatan Pedesaan secara Partisipatif merupakansuatu proses pemahaman kondisi wilayah sasaran dalamrangkaian pengamatan yang bersifat eksploratif. Metode iniditerapkan dengan menggunakan alat bantu, wawancara semi4

terstruktur, dan pengamatan langsung di lapangan untukmenggali informasi dari penduduk setempat. Penduduksetempatlah yang lebih banyak mengetahui tentanglingkungan sekitarnya dan kejadian penting lainnya.Pengetahuan masyarakat setempat ini kemudian dipadukandengan pengetahuan ilmiah yang dapat digunakan untukperencanaan program yang diharapkan lebih sesuai dengankondisi sosial ekonomi dan biofisik wilayah desa tersebut.2.1. Tahapan pelaksanaan PPSPDalam metode PPSP hipotesa yang diajukan tidaklahbersifat kaku, tetapi luwes atau fleksibel tergantung padatemuan baru yang diperoleh di lapangan. Demikian juga teknikwawancara tidak disusun secara baku, sehingga memungkinkan untuk dirubah tergantung pada tanggapan dari peserta.Tidak ada prosedur baku dalam pelaksanaan PPSP dalamidentifikasi masalah dan peluang pemecahan masalah.Prosedur dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ingindicapai. Walaupun demikian tahapan pelaksanaan PPSP secaragaris besar adalah sebagai berikut (Anonymous. 1994): Pemilihan lokasi PPSPPengumpulan data: data sekunder dan data lapangSintesis dan analisis dataIdentifikasi masalah dan peluang pemecahan masalahPenentuan peringkat/rangking masalah dan peluangpemecahan masalah.Pemilihan lokasi PPSPPemilihan lokasi merupakan langkah awal daripelaksanaan PPSP, sekaligus pengurusan soal perizinandan administrasi. Kunjungan ke dinas/intansi terkaitdengan permasalahan yang akan di angkat dalam PPSP,pimpinan wilayah, tokoh-tokoh masyarakat setempat5

untuk menjelaskan apa itu PPSP, tujuan dan pelaksanaannya. Dari Pejabat instansi diharapkan dapat memperolehdukungan teknis dan institusional.Peserta PPSPPeserta PPSP merupakan wakil dari masyarakat di lokasipengkajian ditambah dengan wakil dari luar warga. Dalammenentukan peserta harus hati-hati, karena pesertamerupakan representasi dari semua warga yang akanmembuat rumusan masalah dan solusi pemecahanmasalah yang akan dikaji. Semua peserta mempunyai hakyang sama kedudukannya, tidak ada yang boleh dominandan tidak ada yang sangat pasif. Semua peserta harus aktifdan interaksif terhadap semua diskusi PPSP. Wakil wargaatau peserta merupakan perimbangan dari gender, kayamiskin, pintar-tidak pintar, mata pencaharian dan lain-lainmerujuk pada pokok kajian. Semua keputusan berada padapeserta dengan terlebih dahulu diberikan penjelasanmaksud dan tujuan, dan perencanaan yang ingin dibuat.Peserta dari luar (penelitin, penyuluh, tokoh) ataupendamping hanya bersifat memberi penjelasan, klarifikasitentang kebenaran ilmiah, sehingga bukan mengarahkanapalagi memaksakan jalannya diskusi.Tugas pesertaPaling tidak ada tiga kelompok peserta yaitu pemandu,pencatat, pemantau, dan peserta. Pemandu tugasnyamemandu jalannya PPSP, mengarahkan kajian sebagaimana yang diinginkan, tetapi tidak boleh mendominasi/menekan/memaksakan kehendak. Pencacat adalahmencatat jalannya PPSP agar tidak terlewat. Pemantautugas pokoknya adalah menjaga semua peserta yangmempunyai hak sama, jika ada seorang peserta yangdominan maka tugas pemantau adalah mengingatkan.6

Peserta umumnya warga desa adalah sebagai sumberinformasi.Masing-masing tugas tersebut perlu diinformasikan kepeserta sebelum pelaksanaan PPSP dimulai. Selanjut-nyakepada peserta yang ditunjuk dengan tugas khusustersebut diberikan pemahaman secara rinci tugas-tugasyang diembannya.Dokumentasi hendaknya mendokumentasikan jalan-nyaacara dan proses pelaksanaan PPSP. Dokumen dapatberfungsi untuk menyegarkan kembali ingatan sewaktumembuat laporan agar tidak kehilangan informasi yangdiperlukan. Dokument dapat berupa bahan tulisan selamaproses PPSP, foto-foto, gambar dan lain-lain.Peralatan dan bahanPeralatan dan bahan yang digunakan dalam PPSP adalahsederhana, antara lain buku, bolpoin, spidol, papan,kertas (HVS, karton, koran), meteran dan alat peraga danlain-lain. Setiap peserta dibagikan buku untuk mencatatperkembangan diskusi. Kertas untuk daftar hadir dankeperluan lain. Kertas karton untuk membuat sketsa desa,peta desa, kalender tanam, curah hujan dan lain-lain.Papan tulis untuk menulis penjelasan-penjelasan, dantempat untuk menempel alat peraga. Alat peraga untukmempermudah acara diskusi misalnya untuk pohonmasalah dan alat peraga teknologi sederhana.2.2. Pelaksanaan PPSPa. Studi pendahuluanStudi pendahuluan ini dimaksudkan untuk menentukankebutuhan penelitian dan pengembangan potensi desa.Paling tidak terdapat tiga tahap dalam melaksanakanPPSP ini yaitu:7

8 Penyamaan persepsi. Tim yang berasal dari penelitidan Staf Dinas/Kantor Pemda menyamakan persepsimengenai apa yang akan dilakukan di lapangan. Dalamtahap ini juga dibahas lokasi desa sasaran,pengembangan potensi desa dan apa yang ingindikembangkan oleh Pemda pada desa tersebut.Menentukan topik, macam teknik yang digunakan danmenentukan pemandu, pencatat dan pemerhati dalamacara tersebut. Menentukan penduduk setempatsebagai peserta PPSP. Peserta yang terpilih diharapkandapat mewakili dari semua komponen penduduk desa. Pelaksanaan lapang. Dalam tahap ini dilakukan studilapangan selain mengumpulkan data sekunder yangmasih diperlukan. Studi lapang dilakukan denganberbagai teknik PPSP yaitu meliputi analisis ruang(transek, peta desa), analisis waktu (sejarah desa,kalender musim, curahan tenaga kerja), agroekosistem(usaha tani, kelembagaan, mobilitas, peringkat),identifikasi dan pemecahan masalah. Dikarenakanbanyaknya informasi yang akan digali dan waktu yangterbatas, maka peserta di bagi dalam 2-3 kelompok. Diakhir pelaksanaan PPSP dilakukan pleno antar keduakelompok tersebut yang dibantu oleh tim sebagaipemandu untuk rekonfirmasi dari informasi yang didapatdari masing-masing kelompok. Dalam pleno inidiharapkan peserta sendiri yang memaparkan data atauinformasi yang didapatkan dan dimintakan tanggapandari kelompok lain atau tambahan informasi darikelompoknya sendiri. Pembuatan laporan. Pembuatan laporan hendaknyasudah dirancang dari lapang dan dapat diselesaikan dikantor.

b. Pelaksanaan lapangPengumpulan dataTerdapat dua data yang perlu dikumpulkan yaitu datasekunder dan data primer/lapangan. Pada saat kunjunganke dinas hendaknya dimanfaatkan untuk mengumpulkandata sekunder dan dibuat ringkasannya sebelummelaksanakan PPSP. Data sekunder yang dikumpulkansedekat mungkin dengan materi kajian. Untuk kasusbawang merah data yang dikumpulkan adalah datajumlah penduduk, luas garapan, kepemilikan lahan, polatanam, peta lokasi, topografi, drainase, vegetasi,kebiasaan pengelolaan bawang merah, pemasaran,infrastruktur, peternakan, dan lainya. Data yang sudahterkumpul dianalisis dan disajikan dalam tabel, grafik,atau gambar-gambar.Data primer atau data lapangan yang dikumpulkantergantung tujuan dari PPSP. Data lapangan tersebutberupa: data keruangan (sketsa lokasi dan transek,sketsa usaha tani), data waktu (sejarah desa, sejarahbawang merah, kalender musim), sosial budaya dankelembagaan. Data sosial budaya dapat diperoleh melaluidiskusi kelompok dan wawancara dengan tokohmasyarakat.Data spasial/keruangan yang terdiri atas sketsa desa,transek, sketsa usaha tani dapat membantu masyarakatdan Tim PPSP untuk memandang permasalahan yangdihadapi masyarakat dari perpektif keruangan. Sketsadesa menggambarkan letak sumber daya, fasilitas umum,jalan, perumahan, lahan usaha tani dan sebagainya.Transek dapat memberikan gambaran tentang usaha tani,topograf. Sketsa usaha tani dapat menggambarkankebiasaan pengelolaan sumber daya oleh masyarakat.9

Gambar 2. Contoh sketsa Desa Renah Alai KecamatanJangkat, Kabupaten Merangin, Jambi (HasilPPSP tahun 2003, Santoso et al., 2003)10

Gambar 3. Contoh transek Desa Renah Alai KecamatanJangkat, Kabupaten Merangin, Jambi (HasilPPSP tahun 2003, Santoso et al., 2003)11

Gambar 4.12Contoh analisis kelembagaan Desa RenahAlaiKecamatanJangkat,KabupatenMerangin, Jambi (Hasil PPSP tahun 2003,Santoso et al., 2003)

Data tentang waktuData tentang waktu akan membantu memperdalampengertian masyarakat dan tim PPSP tentang kejadiankejadian lokal (sejarah desa), yang dihubungkan denganmateri kajian, bagaimana masyarakat merespon kejadiansaat itu. Untuk data ini bisa diambil/diwawancara parasesepuh desa. Sejarah penanaman bawang merah akanbercerita naik dan surutnya, kendala yang dihadapi,bantuan dari pemerintah dan lainnya. Kalender musimmenggambarkan siklus pola tanam dalam setahun yangbiasanya berhubungan dengan curah hujan atau waktupanen. Peta mobilitas dapat menggambarkan mobilitaspenduduk desa ke dan dari mana, seberapa sering, dantujuan dari bepergian tersebut ke daerah lain.Data sosial, budaya, dan kelembagaanDalam PPSP tidak dikenal adanya responden. Semua yangterlibat dalam proses pengambilan keputusan dalam PPSPadalah peserta. Walaupun peserta tersebut mempunyaifungsi yang berbeda-beda. Data sosial, budaya dankelembagaan didapatkan melalui diskusi kelompok,wawancara non-struktural dengan tokoh masyarakat,pejabat daerah dan sebagainya. Pertama-tama dibuatdaftar lembaga apa saja yang ada di desa tersebut, apaperanannya, dan kedekatan lembaga tersebut dengankehidupan pemecahanPermasalahan yang ada hubungannya dengan topikkajian di buat daftar terlebih dahulu oleh peserta PPSP,selanjutnya dibuat pengelompokan, peringkat (ranking),13

sebab-akibat, dan terakhir dibuat pohon masalah danpeluang pemecahan masalah.Dalam praktek PPSP untuk menggali permasalahan yangtimbul dalam masyarakat (sesuai kajian) masing-masingpeserta diberikan kertas kosong 3 lembar (ukuran 30 x 20cm) dan spidol besar. Kertas kosong tersebut sebaiknya 2warna, warna pertama adalah untuk masalah dan warnayang lain adalah untuk cara pemecahan masalah. Setiappeserta dimintakan untuk menuliskan masalah dan carapemecahan masalah yang muncul. Selanjutnya kertas“masalah” tersebut diminta ditempelkan pada papan(ukuran triplek). Selanjutnya masalah yang samadikelompokkan, dianalisis bersama mana yang sebagaimasalah mana yang menjadi penyebab permasalahan.Selanjutnya dari informasi tersebut terus dianalisis manayang menjadi pokok masalah, mana yang cabangmasalah, dan mana yang ranting masalah. Untuksementara penyebab masalah dikesampingkan sunan/meletakkan pokok, cabang, dan rantingmasalah biasanya akan muncul diskusi dan interupsi yanghangat, biarkan diskusi tersebut mengalir tetapi yangkonstruktif. Hasil dari diskusi ini adalah penentuan pohonmasalah yang akan mengurai secara detail permasalahanpermasalahan yang ada sesuai bidang kajian. Tiap bidangkajian akan menghasilkan pohon masalah yang berbedabeda.Setelah disusun pohon masalah, selanjutnya didiskusi-kanalternatif pemecahan masalah. Para peserta di mohonuntuk menempelkan kertas “cara pemecahan masalah”pada papan. Seperti pada penyusunan pohon masalah,pada penentuan alternatif penyusunan masalah inidikelompokk

dengan 2 bulan basah ( 200 cm) dan 5 bulan kering ( 100 cm) (Puslitbangtanak, 2003). Jika hanya mengandalkan curah hujan, hasil pertanian dan produktivitas lahan sulit ditingkatkan. Sumber air untuk irigasi sebetulnya berlimpah, karena ada sungai besar yang membelah kota Palu yang dapat dimanfaatkan untuk

Related Documents:

D. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan / 37 E. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan / 42 F. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran / 46 G. Kemampuan Mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi / 48

ANALISIS PERSEKITARAN PAMASARAN BAB 6 6.1.4 Teknologi Kadar perubahan teknologi adalah amat cepat pada masa kini. Banyak teknologi baru dicipta untuk menggantikan teknologi lama. Dengan adanya perubahan dan inovasi teknologi ini, lebih banyak peluang dan pasaran baru dapat diwujudkan. Walau bagaimanapun, teknologi

Pengelolaan perangkat lunak, perangkat keras dan jaring komunikasi sandi; Pelaksanaan operasional pengelolaan pengamanan komunikasi sandi; Pengawasan dan evaluasi tata kelola persandian, pengelolaan sumber daya persandian dan operasional pengamanan informasi; Selain itu,

2.5 Pemanfaatan Teknologi Informasi 2.5.1 Pengertian Pemanfaatan Teknologi Informasi Menurut Ellyana dkk (2009) Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup adanya (a) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik, dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara p

Perkembangan dan Kolaborasi Teknologi Digital dalam Kehidupan Manusia 3 memunculkan kegiatan social networking di kalangan masyarakat. 2.1. Perkembangan Teknologi Komputer Salah satu perkembangan teknologi yang paling signifikan berasal dari teknologi komputer. Pe

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung Dewan Komisaris. 2. Pelaksanaan tugas dan tanggung Direksi. 3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite. 4. Penanganan Benturan Kepentingan. 5. Penerapan fungsi Kepatuhan. 6. Penerapan fungsi audit intern. 7. Penerapan fungsi audit ekstern. 8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern. 9.

menyadari perlunya panduan diagnosis dan pengelolaan AR di Indonesia yang mampu laksana dan dapat diterapkan dengan mempertimbangkan ketersediaan fasilitas untuk diagnosis serta ketersediaan obat dan pilihan tatalaksana lainnya. Rekomendasi Diagnosis dan Pengelolaan Artritis Reumatoid, sebelumnya telah dibuat pada tahun 2014 oleh IRA.