SKRIPSI - Eprints.hamzanwadi.ac.id

1y ago
4 Views
2 Downloads
4.15 MB
107 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Arnav Humphrey
Transcription

SKRIPSIPENGARUH PENDEKATAN KONSELING SIBERNETIK TERHADAPPERILAKU BELAJAR SISWA KELAS XI IIS SMAN 1 WANASABATAHUN PELAJARAN ram StudiBimbingandanKonseling Strata I (S1)STYA PUJININGTYASNPM 13100065PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)UNIVERSITAS HAMZANWADI2017/2018i

ABSTRACTThis study aims to determine the effect of cybernetic counseling serviceson student learning behavior XI IIS SMAN 1 Wanasaba. The type of research isexperimental research with pre-experimental design design with type one grouppre test and post test design. The population of this study was 104 students. Thesampling technique used is purposive sampling technique where the sample isstudent of class XI IIS amounted to 3 people. Method of using interval scalequestionnaire instrument, which has been tested with test results of questionnaireinstrument has been valid and reliable. While the data were analyzed by using ttest statistic to test the hypothesis. The results showed that cybernetic counselingservice was effective to improve students' learning behavior, it can be seen from ttest analysis that showed tcount ttable (7,478 2,920), N 3 and dk 2 with 5%significance level. Through this research, Counseling Guidance Teachers areexpected to utilize Sibernetic Counseling Services to improve students' learningbehavior.Keywords: cybernetic counseling service, student learning behaviorvi

litianeksperimendengandesainpenelitian posive samplingdimanasampeladalahsiswakelas XI IISberjumlah 20 orang.Metodemenggunakaninstrumentangketberskala interval, iswa, halinidapatdilihatdarianalisist-test yang menunjukkannilaithitung ttabel (3,687 1,729), N 20dandk elajarsiswa.Katakunci :layanankonselingsibernetik, perilakubelajarsiswavii

HALAMAN epada :1. siinidapatdibuatdanselesaipadawaktunya. Pujisyukur yang takterhinggapada Allah SWTpenguasaalam yang meridho’idanmengabulkansegalado’a.2. BapakMusifuddin, M.Pd. selakuDosenPembimbing I danBapak jaranyangtiadaternilaiharganya.3. iBimbingandanKonseling yang memberikanilmupengetahuan uksayaterapkandikemudianhari.4. lalumemberikan support dando’atiadahentikepadasaya.viiiyang

5. BapakdanIbumertuasayaBapak H. Nurhain, SP.M.AP ando’a,dandukunganmoriltakterhingga.6. .7. elahkitaukirselamaini.ix

HALAMAN ,karnaakanmenggangguhebatnyahariini, danakanmerusakindahnyahariesok.x

KATA itadarialamjahiliahmenujualam yang etikTerhadapPerilakuBelajarKelas XI taninidisampaikanpenghargaandanucapanterimakasih yang setulus-tulusnyakepada yang terhormat:1. TASHAMZANWADI.2. Suhartiwi, M.Pd, Kons. SelakuKetua Program StudiBimbingandanKonselingUNIVERSITAS HAMZANWADI.3. an.4. n.5. Guru BimbingandanKonseling SMAN 1 Wanasaba.xiyang

6. gseperjuangan siini.7. iatbaikdanamalkebaikan yang telahdiberikanoleh maupundiakhirat, Amin.Penulismenyadari, skripsi yang apinyadalampenulisanskripsinantiPancor, Oktober 2017Penulis,xii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iPERNYATAAN KEASLIAN . iiHALAMAN PERSETUJUAN . iiiHALAMAN PENGESAHAN . ivABSTRAK . vHALAMAN PERSEMBAHAN . viiHALAMAN MOTO . ixKATA PENGANTAR . xDAFTAR ISI . xiiDAFTAR GAMBAR . xvDAFTAR TABEL . xviDAFTAR LAMPIRAN . xviiBAB I: PENDAHULUANA. LatarBelakangMasalah . 1B. IdentifikasiMasalah . 5C. PembatasanMasalah . 6D. RumusanMasalah . 6E. TujuanPenelitian . 7F. ManfaatPenelitian. 7BAB II: LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESISA. KajianPustaka. 91. PerilakuBelajar . 9a. Pengertianperilakubelajar . 9b. Perwujudanperilakubelajar . 10c. Aspek-aspekperilakubelajar . 132. KonselingSibernetik . 14a. Pengertiankonselingsibernetik . 14b. Manfaatataupentingnyakonselingsibernetik . 16c. Pelaksanaankonselingsibernetik . 17B. HasilPenelitian yang Relevan . 20xiii

C. KerangkaBerfikir . 22D. HipotesisPenelitian . 23BAB III : METODE PENELITIANA. JenisdanDesainPenelitian . 251. JenisPenelitian . 252. DesainPenelitian . 26B. TempatdanWaktuPenelitian . 31C. SubjekPenelitian . 311. Populasi . 312. Sampel . 32D. VariabelPenelitian . 351. Identifikasivariabel . 352. Definisioperasionalvariabel. 35a. Perilakubelajar . 36b. Pendekatankonselingsibernetik . 36E. TeknikPengumpulan Data . 37F. InstrumenPengumpul Data . 371. InstrumendanTeknikPengukuran. 372. Ujicobainstrumen . 39a. Validitas . 39b. Pengujianreliabilitasinstrumen . 41G. TeknikAnalisis Data . 421. AnalisisDeskripsi Data . 422. Ujipersyaratananalisis . 43a. Ujinormalitas data . 43b. Ujihomogenitas . 44c. Pengujianhipotesis . 44BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Data . 461. PelaksanaanPenelitian. 462. Data yang diperoleh . 53a. Deskripsi data pre tesperilakubelajar . 53xiv

b. Deskripsi data post tesperilakubelajar . 54B. Analisis Data . 541. UjiPersyaratanAnalisis. 54a. Ujinormalitas . 55b. Ujihomogenitas . 562. Merumuskan Ho . 573. TabelKerja . 574. Analisis Data . 585. Ujihipotesis . 586. Kesimpulan . 58C. Pembahasan. 591. Perbedaanpelaksanaanperilakubelajarsiswakelas IXIIS ik . 612. KeterbatasandalamPenelitian . 63BAB V: PENUTUPA. Simpulan . 64B. Saran . 65DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRANxv

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 KerangkaBerfikir . 23xvi

DAFTAR TABELTabel 3.1 RencanaPertemuanKonselingSibernetik . 29Tabel 3.2 RancanganTreatmentyangakandiberikan . 29Tabel 3.3 Populasikelas XI IIS SMAN 1 Wanasaba . 32Tabel 3.4 Sampelkelas XI IIS SMAN 1 Wansaba . 34Tabel 3.5 Item pernyataan valid dantidak valid . 40Tabel 3.6 HasilReliabilitas Statistic . 41Tabel 4.1 JadwalLayananKonselingSibernetik . 48Tabel 4.2Deskripsi Data Pre Tes . 53Tabel 4.3Deskripsi Data Post Tes . 54Tabel 4.4HasilUjiNormalitas . 55Tabel 4.5HasilUjiHomogenitas . 56xvii

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 : Kisi-kisi Instrument Perilaku Belajar valid 20 itemLampiran 2 : Skala Perilaku Belajar Siswa valid 20 itemLampiran 3 : Hasil Uji Validitas Instrument Perilaku Belajar SiswaLampiran 4 : Hasil Pre Tes Perilaku Belajar SiswaLampiran 5 : Hasil Post Tes Perilaku Belajar SiswaLampiran 6 : Tabel Kerja Skor Perilaku Belajar SiswaLampiran 7 : Tabel Kategori Skor Hasil Perilaku Belajar siswaLampiran 8 : SATLAN (Satuan Layanan) Bimbingan dan KonselingLampiran 9 : Kontrak kerja bimbinganLampiran 10 : Surat izin penelitian dari BAPEDALampiran 11 : Surat izin penelitian dari SMAN 1 Wanasabaxviii

1BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPendidikan adalah salah satu kebutuhan manusia yang merupakanfaktor terpenting dalam kelangsungan hidupnya. Manusia dalam kenyataanhidupnya menunjukkan bahwa ia membutuhkan suatu proses belajar. Prosesyang disebut belajar lebih mengarah kepada semua aktivitas yang dilakukanoleh manusia yang menyebabkan pemahaman dan pengalaman manusiabertambah serta adanya perubahan tingkah laku yang relative permanenberdasarkan apa yang dipahami oleh peserta didik. Dengan mendapatkansuatu pendidikan maka manusia akan mencapai taraf hidup yang lebih baikdari sebelumnya. Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari suatu prosespendidikan, dimana manusia akan terlibat dalam pendidikan sejak di lahirkansampai dengan akhir hayatnya. Pada hakikatnya pendidikan merupakan usahayang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yanglebih sempurna.Belajar merupakan proses orang memperoleh berbagai kecakapan,ketrampilan, dan sikap. Dalam proses belajar ini memerlukan waktu danpemahaman. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, yang dapatditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar itumenginginkan agar individu mampu mengetahui dan menguasai hal hal yangbelum diketahui dan dikuasai supaya menjadi tahu dan menguasainya. Dapat1

2disimpulkan bahwa belajar merupakan semua aktivitas mental dan psikisyang dilakukan seseorang dengan sengaja sehingga menimbulkan perubahanperilaku yang baru. Perilaku belajar adalah aktivitas belajar yang dihasilkandari proses dari pengamatan, kebiasaan, dan ketrampilan.Kegiatan belajar mengajar sering kali terjadi permasalahan siswadalam belajar, proses belajar yang terjadi di pendidikan formal terdapatgejolak, dinamika dan juga permasalahan siswa dalam belajar. Sering kalipeserta didik mengalami hambatan dalam pembelajaran salah satunyapandangan siswa yang berbeda- beda ketika sedang menerima pelajaran. Halini akan tampak dari sikap siswa tersebut baik terhadap pelajaran, maupunterhadap guru, dan hal ini tercermin dalam perilaku belajar siswa yangbersangkutan. Diharapkan melalui perilaku belajar siswa yang baik akanmendukung proses belajar mengajar.Dari uraian di atas, jelas bahwa perilaku belajar mempunyai pengaruhbesardalam kegiatan belajar mengajar. Perilaku belajar yang baik akanmembantu siswa dalam memperoleh hasil dari proses pembelajaran yangtelah didapatkannya dan sebaliknya, perilaku belajar yang tidak baik akandapat berdampak buruk terhadap hasil dari proses pembelajaran.Hasil observasi awal di SMAN 1 Wanasaba, terdapat 3 kelas IIS, yaituXI IIS 1 Jumlah siswa 37 degan rincian laki-laki 22 siswa dan perempuan 15siswa, kelas XI IIS 2 jumlah siswa 35 dengan rincian laki-laki 20 siswa danperempuan 15 siswa. Kelas XI IIS 3 dengan jumlah 32 dengan rincian laki-

3laki 19 siswa dan perempuan 13 siswa. Akan tetapi, ada sejumlah siswamenunjukkan frekuensi perilaku belajar yang buruk. Contoh kasusnya sebagaiberikut, (1) Pada tanggal 15 November 2016, didapati 5 orang siswa kelas XIIIS 1 sedang berdiam di kantin sekolah, sedangkan jam pelajaran sudahdimulai. Siswa tersebut meninggalkan jam pelajaran dengan alasan tidakmendengar bel masuk kelas. (2) Pada tanggal 23 November 2016, didapati 3orang siswa kelas XI IIS 3, alpa di jam pelajaran sosiologi. Siswa beralasanbahwa sebelumnya mendapatkan info dari teman kelasnya bahwa guru matapelajaran sedang izin tidak bisa mengajar, sehingga siswa enggan masukkelas. (3) Pada tanggal 24 November 2016, didapati 6 orang siswa yang tidakmau kembali ke kelas selesai jam pelajaran olahraga. Siswa beralasan ijinpulang untuk ganti baju dan tidak kembali mengikuti belajar.Berdasarkan hasil observasi sementara menemukan beberapa gejalapermasalahan yang tampak pada siswa, yaitu : adanya perilaku belajar yangburuk berupa bolos belajar, siswa sering berdiam di kantin untukmeninggalkan pelajaran dan izin untuk pulang tanpa kembali mengikuti jampelajaran. Bolos belajar adalah meninggalkan kelas atau sekolah tanpa izinketika jam belajar masih berlangsung yang ditunjukkan dengan ciri sebagaiberikut : sering izin kepada guru mata pelajaran saat jam belajar dan tidakkembali lagi mengikuti pelajaran sehingga berdampak pada hasil akademiksiswa. Masalah ini sangat serius bagi siswa, diharapkan peneliti mampumembantu siswa yang mempunyai perilaku belajar yang tidak baik yaitubolos belajar. Pemberian layanan kepada siswa dapat dilakukan dengan

4berbagai macam. Salah satu bantuannya, peneliti memberikan pelayanandengan memanfatkan teknologi, pemberian layanan tidak hanya dapatdilakukan dengan tatap muka, tetapi juga bisa dengan memanfaatkan mediaatau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikanbimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik, interktif dantidak terbatas oleh tempat, tetapi juga tetap memperhatikan asas asas dankode etik dalam bimbingan dan konseling.Kemajuan teknologi sekarang ini sudah lebih pesat dari sebelumnya.Teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir masyarakatsehingga bisa mempengaruhi kehidupan sosial. Contohnya fasilitas internetyang bisa dibilang hal wajib saat ini membuatnya mendapat tempat sebagaipusat informasi dan menjadi wadah trend pergaulan masyarakat di zamanmodern ini, bukan lagi Koran, buku, dll. Berdasarkan pengamatan selamamagang III di SMAN 1 Wanasaba, peneliti mendapati adanya layanan fasiitasinternet sekolah yaitu tersedianya wi-fi, keberadaan wi-fi mempengaruhikinerja siswa dalam kegiatan belajar. Pengaruh tersebut bisa berupa positifmaupun negative, tergantung pemanfaatan dari siswa. Dengan adanya wi-fi disekolah tersebut, peneliti memanfaatkan wi-fi sebagai wadah pemberianlayanan kepada siswa dengan layanan berupa layanan konseling sibernetik.Pemberian layanan konseling sibernetik membutuhkan koneksi internet untukpenerapannya. Dalam penerapan layanan konseing sibernetik penelitimemilih web-blog sebagai media pemberian layanan bimbingan dankonseling kepada siswa yang memiliki frekuensi belajar yang buruk.

5Untuk dapat memahami penyebab perilaku belajar siswa yang buruksecara lebih mendalam, maka diperlukan mengumpulkan berbagai keteranganatau data tentang peserta didik yang meliputi berbagai aspek, seperti :perkembangan individu, adaptasi, masalah belajar dan sebagainya. Dalamrangka mencari informasi tentang sebab sebab timbulnya masalah sertamenentukan langkah langkah penanganan masalah tersebut maka diperlukanadanya suatu teknik atau metode pengumpulan data-data dan fakta yangterkait dengan permasalahan yang ada.Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan dan dialami siswa,seharusnya siswa segera mendapat bantuan untuk penyelesaian masalahmasalah yang dihadapinya. Apabila hal tersebut tidak segera ditangani dapatterjadi beberapa kemungkinan yang dikhawatirkan akan berdampak padaperilaku belaajar yang selanjutnya menyebabkan siswa yang berperilakubelajar buruk. Itulah yang menarik minat peneliti mengangkat judul “Pengaruh konseling sibernetik terhadap perilaku belajar siswa kelas XI IISSMAN 1 Wanasaba Tahun Pelajaran 2016/2017”.B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasipermasalahan dalam penelitian ini sbb:1. Lingkungan belajar di sekolah kurang mendukung percaya diri siswa.

62. Siswa yang mempunyai kebiasaan buruk dalam belajar, seperti seringterlambat masuk kelas, jarang mengumpulkan tugas atau berguraudengan temannya. Dan belum pernah diatasi sebelumnya.3. Pemberian layanan bimbingan dan konseling oleh konselor sekolahbelum sepenuhnya dirasakan oleh siswa.4. Anggota keluarga dari siswa yang kurang lengkap, ayah atau ibu yangtidak dirumah, sehingga siswa kurang perhatian dari keluarga.5. Siswa mempunyai motivasi belajar yang kurang salah satu penyebabnyasiswa tidak menyukai beberapa pelajaran tertentu.6. Siswa tidak memiliki cita-cita dan impian yang jelas sehingga malasdalam belajar.C. Pembatasan Masalah1. Objek penelitian ini dibatasi pada masalah perilaku belajar yangdiupayakan dengan pendekatan Konseling Sibernetik2. Sementara itu subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas XI IIS SMAN1 Wanasaba Tahun Pelajaran 2016/2017D. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas,maka dapat dirumuskan, rumusan masalah dalam penelitian ini sbb:“Bagaimana pengaruh pendekatan konselingsibernetik untukmengatasi masalah perilaku belajar siswa kelas XI IIS di SMAN 1 WanasabaTahun Pelajaran 2016/2017?”

7E. Tujuan PenelitianSesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian iniadalah “Untuk mengetahui pengaruh pendekatan konseling sibernetik terhadapperilaku belajar siswa kelas XI IIS SMAN 1 Wanasaba Tahun Pelajaran2016/2017”F. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisHasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmupengetahuan di bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagipengembangan teori pendekatan konseling sibernetik untuk mengetahuiperilaku belajar siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadiacuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti permasalahan yangterkait dengan penelitian ini.2. Manfaat Praktisa. Bagi siswa dapat meningkatkan perilaku belajarnya setelahmendapatkan konseling sibernetik.b. Bagi guru BK. Penelitian ini guru BK Dapat mengetahui profilperilaku belajar yang baik berdasarkan pemberian bantuan konselingsibernetik.c. Sebagai bahan pertimbangan pihak terkait yakni sekolah yangbersangkutan agar senantiasa memberikan dorongan dan motivasikepada para siswa siswinya dalam peningkatan perilaku belajar.

8d. Bagi peneliti dapat menambah pengalaman dan ketrampilan carameningkatkan perilaku belajar siswa melalui pemberian layanankonseling sibernetik.

9BAB IILANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESISA. Kajian Pustaka1. Perilaku belajara. Pengertian Perilaku BelajarMenurut Notoatmodjo, S (dalam Sunaryo 2004 : 3) perilakuadalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamatidan bahkan dapat di pelajari. Perilaku setiap organisme dapatdiamati dengan melihat segala yang yang di lakukannya sepertiberjalan, menari, berlari, menangis, dll. Dengan memperhatikanperilaku tersebut dapat dipelajari pula setiap perilaku organisme.Bandura (dalam Aisyah, 2012 : 1) perilaku adalah reaksiinsting bawaan dari berbagai stimulus yang direseptor dalam otakdan akibat pengalaman belajar. Setiap individu memiliki pengalamanbelajar yang telah diperoleh dari sebelumnya, hal ini menyebabkanpembentukan perilaku setiap individu berbeda.Howard L. Kingskey (dalam Djamarah, 2011 : 13) belajaradalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melaluipraktek atau latihan. Tingkah laku individu dapat dirubah menjadilebih baik dari sebelumnya dengan proses belajar, dan latihan.9

10Muhibbin syah (dalam Aisyah, 2012 : 33) belajar adalahtahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatifmenetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkunganyang melibatkan proses kognitif. Tingkah laku individu terbentukdari hasil interaksi dengan lingkungannya, tingkah laku terbentukindividu terbentuk karena hasil pengalaman belajar yang telahdilakukan sebelumnya.Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkanbahwa pengertian Pengertian perilaku belajar adalah suatu aktivitasyang berlangsung dalam interaksi aktif untuk memperoleh suatuperubahan tingkah laku individu yang meliputi aspek kognitif,afektif dan psikomotor.b. Perwujudan perilaku belajarDalam hal memahami arti belajar dan inti dasar perubahansikap karena belajar, para ahli sependapat bahwa perilaku belajardiwujudkan dalam sembilan bentuk, yaitu: kebiasaan, keterampilan,pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dankritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku afektif.

11Adapun penjabaran dari ke sembilan bentuk perilaku belajartersebut menurut (Syah 2010 : 116):1. Kebiasaan, setiap siswa yang telah mengalami prosesbelajar, kebiasaannya akan berubah. Kebiasaan itu timbulkarena proses penyusutan kecenderungan respons denganmenggunakan stimulasi yang berulang. Dalam prosesbelajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilakuyang tidak diperlukan, karena proses penyusutan inilahmuncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatifmenetap dan otomatis.2. Keterampilan, adalah kegiatan yang berhubungan denganurat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yangtampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis,mengetik, olah raga, dan sebagainya. Meskipun sifatnyamotorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasigerak yang teliti dan kesadarn yang tinggi. Dengandemikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengankoordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggapkurang atau tidak terampil. Disamping itu, keterampilanadalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah lakuyang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuaidengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja,melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yangbersifat kognitif. Konotasinya juga luas sehingga sampaipada mempengaruhi atau mendayagunakan orang lain.Artinya, orang yang mampu mendayagunakan orang lainsecara tepat juga dianggap sebagai orang yang terampil.3. Pengamatan, adalah proses menerima, menafsirkan, danmemberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indraseperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajarseorang siswa mampu mencapai pengamatan yang benar,obyektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yangsalah akan mengakibatkan pengertian yang salah pula.4. Berpikir asosiatif dan daya ingat, secara sederhana dapatdiartikan berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatudengan lainnya. Berpikir asosiatif itu merupakan prosespembentukan hubungan antara rangsangan denganrespon. Dalam hal ini perlu dicatat bahwa kemampuansiswa untuk melakukan hubungan asosiatif yang benaramat dipengaruhi oleh tingkat pengertian ataupengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Disampingitu daya ingatpun merupakan perwujudan belajar, sebab

125.6.7.8.merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif. Jadi,siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandaidengan bertambahnya simpanan 30 materi (pengetahuandan pengertian) dalam memori, serta meningkatnyakemampuan menghubungkan materi tersebut dengansituasi atau stimulus yang sedang dia hadapi.Berpikir rasional dan kritis, adalah perwujudan perilakubelajar terutama yang bertalian dengan pemecahanmasalah. Pada umumnya siswa yang berpikir rasionalakan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasarpengertian dalam menjawan pertanyaan bagaimana (how)dan mengapa (why). Dalam berpikir rasional, siswadituntut menggunakan logika (akal sehat) untukmenentukan sebab akibat, menganalisis, menarikkesimpulan-kesimpulan, dan bahkan juga menciptakanhukum-hukum dan ramalan-ramalan. Dalam hal berpikirkritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitiftertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasanpemecahan masalah dan mengatasi kesalahan ataukekurangan.Sikap, dalam arti yang sempit diartikan sebagaipandangan atau kecenderungan mental. Sikap adalahkecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksidengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barangtertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itudapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untukbertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini, perwujudanperilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnyakecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah(lebih maju dan lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai,peristiwa, dan sebagainya.Inhibisi, secara ringkas diartikan sebagai upayapengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respontertentu karena adanya proses respon lain yang sedangberlangsung. Dalam hal belajar, yang dimaksud denganinhibisi adalah kesanggupan siswa untuk mengurangi ataumenghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu memilihatau melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika iaberinteraksi dengan lingkun

orang siswa kelas XI IIS 3, alpa di jam pelajaran sosiologi. Siswa beralasan bahwa sebelumnya mendapatkan info dari teman kelasnya bahwa guru mata pelajaran sedang izin tidak bisa mengajar, sehingga siswa enggan masuk kelas. (3) Pada tanggal 24 November 2016, didapati 6 orang siswa yang tidak

Related Documents:

BAB III KERANGKA LAPORAN SKRIPSI-NONSKRIPSI 12 3.1 Bagian Awal Skripsi-Nonskripsi 12 3.2 Bagian Tengah Skripsi-Nonskripsi 14 3.3 Bagian Akhir Skripsi-Nonskripsi 21 BAB IV FORMAT DAN TATA CARA PENULISAN SKRIPSI-NONSKRIPSI 22 4.1 Kertas 22 4.2 Ketikan 22 4.3 Penomoran 23 .

skripsi, maksud skripsi, logo Universitas Muria Kudus, nama dan nomor mahasiswa, nama fakultas, nama universitas, nama kota, dan tahun penyusunan skripsi. 1. Judul skripsi merupakan ekspresi dari topik yang akan diteliti (Sarwidi, dkk. 2001). Judul skripsi dibuat singkat dan jelas seperti yang diuraikan pada usulan penelitian. 2.

skripsi ini memuat beberapa hal terkait dengan tujuan, sasaran, sistematika penyusunan skripsi, dan teknik penulisan skripsi. Sebagai pedoman bagi mahasiswa jurusan KPI dalam menyusun skripsi, buku ini juga dilengkapi dengan video penyusunan skripsi dan format penulisan skripsi yang dapat diakses melalui web jurusan dan channel YouTube KPI.

12 1% 13 1% 14 1% 15 1% 16 1% 17 1% 18 etheses.uin-malang.ac.id Internet Source Kaibo Fan, Ping Wang, Yan Hu, Bingjie Dou. "Fall detection via human posture representation and support vector machine", International Journal of Distributed Sensor Networks, 2017 Publication Retno Fenta

laporan penelitian berupa Skripsi. Skripsi merupakan tugas akhir mahasiswa program sarjana, berupa karya tulis yang disusun berdasarkan atas hasil-hasil penelitian. Skripsi disusun dengan cara dan format sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan penyusunannya dibimbing oleh Pembimbing. Bobot skripsi adalah 6 SKS.

keseragaman dalam penulisan proposal maupun Skripsi sesuai kaidah penulisan. Panduan Penulisan Skripsi ini meliputi prosedur tata cara penulisan, sistematika, format penulisan serta ketentuan-ketentuan bimbingan, ujian dan publikasi penulisan skripsi. Dalam kesempatan ini, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr.dr.R.Soerjo .

Pedoman Penyelesaian Tugas Akhir Skripsi Program Studi Farmasi, yang merupakan perbaikan dari buku Pedoman Penyelesaian Tugas Akhir Skripsi sebelumnya. Buku ini memuat tentang langkah-langkah/tahapan dan proses penyelesaian tugas akhir, tata cara penyusunan skripsi, format dan penataan skripsi

dimensional structure of a protein, RNA species, or DNA regulatory element (e.g. a promoter) can provide clues to the way in which they function but proof that the correct mechanism has been elucid-ated requires the analysis of mutants that have amino acid or nucleotide changes at key residues (see Box 8.2). Classically, mutants are generated by treating the test organism with chemical or .