KAMPANYE NEGATIF KELAPA SAWIT INDONESIA

2y ago
29 Views
2 Downloads
658.75 KB
20 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Duke Fulford
Transcription

DJPEN/MJL/002/06/2011 Edisi JuniWARTA EKSPORKAMPANYENEGATIF KELAPASAWIT INDONESIAPotensi KelapaSawit IndonesiaKiat-Kiat Menghadapi KampanyeNegatif Kelapa Sawit

EditorialSemenjak Indonesia menjadi produsen utama kelapa sawit(CPO) dunia di tahun 2006 yang lalu, permintaan produkolahan kelapa sawit Indonesia terus meningkat.Menanggapi permintaan pasar CPO yang sangat besarmemunculkan kampanye negatif yang menuduh bahwakelapa sawit adalah biang keladi terjadinya perubahaniklim, terlalu banyak mulai merusak lingkungan, menyerapbanyak air, merusak hutan, penyebab pemanasan globaldan juga merusak lahan gambut serta minyak yangmengandung lemak.Oleh karenanya, sangatlah tepat pemerintah terusmenerus berkampanya untuk menekan isu tersebut,antara menyampaikan informasi dan mengkomunikasikankebijakan serta upaya mengembangkan industri kelapasawit nasional dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan(sustainability) dan ramah lingkungan. Informasi lainnyaadalah seputar kiat-kiat menangkal isu negatif kelapa sawit,China terpengaruh oleh kampanye negatif dan seputarsukses PT. SMART, salah satu pelaku bisnis handal dibidangindustri kelapa sawit nasional.Akhir kata, semoga informasi yang kami berikan dalamWarta Ekspor kali ini terus mememberikan inspirasi pentingtentang manfaat positif CPO khususnya bagi perekonomianIndonesia.Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor NasionalKementerian Perdagangan RIHesti Indah KresnariniDaftar IsiDJPEN/MJL/002/06/2011 Edisi JuniDJPEN/MJL/002/06/2011 Edisi JuniWARTA EKSPORKAMPANYENEGATIF KELAPASAWIT INDONESIAPotensi KelapaSawit IndonesiaKiat-Kiat Menghadapi KampanyeNegatif Kelapa Sawit23EDITORIALTAJUK UTAMAPotensi Kelapa Sawit IndonesiaLuas areal perkebunan sawit di Indonesia terus bertumbuh denganpesat, demikian pula produksi dan ekspor minyak sawitnya. Luas arealtanaman kelapa sawit meningkat dari 290 ribu Ha pada tahun 1980menjadi 5.9 juta hektar pada tahun 2006 atau meningkat 20 kali lipat.Kiat-Kiat Menghadapi Kampanye NegatifKelapa Sawit7China Belum Terpengaruh Kampanye NegatifKelapa Sawit10KISAH SUKSES14PT. Musim MasTidak sia-sia apa yang telah dilakukan, tahun 2010 adalah merupakahtahun prestasi PT. Musim Mas, dimana perusahaan ini mendapatkanpenghargaan Primaniyarta dari Kementerian Perdagangan.KEGIATAN DITJEN PENSEKILAS INFO LUAR NEGERIDAFTAR IMPORTIR171819STT: Ditjen PEN/MJL/54A/VI/2011; Pelindung/Penasehat: Hesti Indah Kresnarini Pimpinan Umum: Indrasari Wisnu WardhanaPemimpin Redaksi: Sri Maryani, Redaktur Pelaksana: Sugiarti, Penulis: SuprayogoAlamat: Gedung Utama Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Lt.3, Jl MI Ridwan Rais no.5, Jakarta 10110;Telp. 021-3858171 Ext. 37302, Fax. 021-23528652 E-mail:p2ie@kemendag.go.id; website: www.nafed.go.id2Warta Ekspor Edisi Juni 2011

Tajuk UtamaPOTENSI KELAPASAWIT INDONESIALuas Areal perkebunan sawit di Indonesiaterus bertumbuh dengan pesat, demikianpula produksi dan ekspor minyak sawitnya.Luas areal tanaman kelapa sawitmeningkat dari 290 ribu Ha pada tahun 1980 menjadi5.9 juta ha pada tahun 2006 atau meningkat 20 kalilipat. Dalam kurun waktu yang sama, produksinyaberupa CPO (minyak kelapa sawit mentah) dan CPKO(minyak inti sawit mentah), meningkat 17 kali lipatdari 0,85 juta ton menjadi 14,4 juta ton. Indonesiasaat ini produsen minyak sawit (CPO) kedua terbesardan diprediksikan tahun 2010 (bahkan pemerintahmenargetkan tahun 2008) nomor satu di dunia,melampaui Malaysia. Pangsa produksi minyak sawitIndonesia saat ini kurang lebih sebesar 36 persendari total produksi dunia, sedangkan Malaysia telahmencapai kontribusi sebesar 47 persen. Sehinggasecara bersama-sama, Indonesia dan Malaysia praktismenguasai 83 persen produksi dunia.Prospek pasar minyak sawit diprediksikan masih akansangat cerah, antara lain karena masih tingginyapermintaan dunia. Konsumsi dunia rata-rata tumbuh8 persen per tahun, bahkan beberapa tahun terakhir,jauh di atas kemampuan produksi sehingga hargadipastikan akan terus meningkat.Warta Ekspor Edisi Juni 20113

Tajuk UtamaBerbeda dengan Malaysia, peluang Indonesiauntuk menggenjot produksi masih sangat besar,terutama dengan ketersediaan lahan, kesesuaianiklim, ketersediaan tenaga kerja relatif murah yangmelimpah, serta biaya pembangunan dan perawatanper hektar yang juga lebih murah.bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur12 tahun pelapah yang mengering akan terlepassehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa. Akarserabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawahdan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akarnafas yang tumbuh mengarah ke samping atas untukmendapatkan tambahan aerasi.SEJARAH KELAPA SAWIT DI INDONESIABunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktupematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadipenyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuklancip dan panjang sementara bunga betina terlihatlebih besar dan mekar. Buah sawit mempunyai warnabervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantungbibit yang digunakan. Buah bergerombol dalamtandan yang muncul dari tiap pelapah. Bagian yangpaling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalahbuahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyakkelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahanbaku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati darisawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol,dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawitjuga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyakinti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industrikosmetik.Kelapa sawit (Elaeis) termasuk golongan tumbuhanpalma. Sawit menjadi populer setelah RevolusiIndustri pada akhir abad ke-19 yang menyebabkanpermintaan minyak nabati untuk bahan pangan danindustri sabun menjadi tinggi. Pohon Kelapa Sawitterdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau familipalma yang digunakan untuk pertanian komersildalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohonkelapa sawit Afrika, Elaeis Guineensis, berasal dariAfrika Barat di antara Angola dan Gambia, manakalaPohon kelapa sawit Amerika, Elaeis oleifera, berasaldari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kelapasawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapatmencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupatandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil danapabila masak, berwarna merah kehitaman. Dagingbuahnya padat.Daging dan kulit buahnya mengandung minyak.Minyaknya digunakan sebagai bahan minyak goreng,sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untukmakanan ternak, khususnya sebagai salah satubahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnyadigunakan sebagai bahan bakar dan arang.Kelapa sawit di Indonesia di introduksi pertama kalioleh Kebun Raya pada tahun 1884 dari Mauritius(Afrika). Saat itu Johannes Elyas Teysmann yangmenjabat sebagai Direktur Kebun Raya. Hasilintroduksi ini berkembang dan merupakan induk dariperkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara. Pohoninduk ini telah mati pada 15 Oktober 1989, tapianakannya bisa dilihat di Kebun Raya Bogor.Kelapa sawit di Indonesia baru diusahakan sebagaitanaman komersial pada tahun 1912 dan eksporminyak sawit pertama dilakukan pada tahun 1919.Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun diTanahitam, Hulu Sumatera Utara oleh Schadt darikebangsaan Jerman pada tahun 1911.Daun-daunnya merupakan daun majemuk, daunberwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikitlebih muda, penampilannya sangat mirip dengantanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidakterlalu keras dan tajam, batang tanaman diselimuti4Warta Ekspor Edisi Juni 2011Buah diproses dengan membuat lunak bagian dagingbuah dengan temperatur 90 C. Daging yang telahmelunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian intidan cangkang dengan pressing pada mesin silinderberlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkandengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itudialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkangakan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahanbuah sawit sangat potensial menjadi bahan campuranmakanan ternak dan difermentasikan menjadikompos.PERKEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWITKelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyaksawit dan inti sawit merupakan salah satu primadonatanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasildevisa non migas bagi Indonesia. Cerahnya prospekkomoditi minyak kelapa sawit dalam perdaganganminyak nabati dunia telah mendorong pemerintahIndonesia untuk memacu pengembangan arealperkebunan kelapa sawit. Berkembangnya sub sektorperkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepasdari adanya kebijakan pemerintah yang memberikanberbagai insentif, terutama kemudahan dalamhal perijinan dan bantuan subsidi investasi untukpembangunan perkebunan rakyat dengan pola PIRBun dan dalam pembukaan wilayah baru untuk areal

Tajuk Utamayang berinvestasi menggunakan dana sendiri ataupinjaman, termotivasi oleh pengalaman sukses petanilain serta prospek bisnis yang cerah.Sekitar 26.90 persen penguasaan perkebunan swastanasional terkonsentrasi pada lima pelaku usaha swastabesar, yaitu Raja Garuda Mas, Wilmar Group, Guthriegroup, Sinar Mas dan Astra Agro Lestari. Data-datapada tahun 2002 tersebut mencerminkan kebutuhanakan pabrik kelapa sawit di Indonesia masih cukupbesar. Hal inilah yang kemudian mendorong tumbuhdan berkembangnya PKS tanpa kebun. HadirnyaPKS tanpa kebun pada satu sisi dapat membawamanfaat bagi pekebun, namun disisi lain untuk daerahyang telah berlebih kapasitas produksinya menjadipermasalahan yang mengganggu keharmonisankemitraan plasma-inti yang ada.KEBIJAKAN PEMERINTAHperkebunan besar swasta.Pada awalnya, pelaku usaha kelapa sawit terbataspada perusahaan asing berskala besar dan terintegrasiantara budidaya, pengolahan Pabrik Kelapa Sawit(PKS), dan pemasaran hasilnya. Hal ini berlangsunghingga periode awal Republik. Sekitar 1958, beberapaperusahaan Belanda dinasionalisasikan dan diambilalih sebagai Perusahaan Perkebunan Negara. Rakyatmenjadi pelaku usaha perkebunan kelapa sawitbaru sekitar tahun 1980 dengan dikembangkannyaprogram PIR (Perkebunan Inti Rakyat) dalam rangkaprogram akselerasi pembangunan perkebunan.Terdapat beberapa versi PIR sesuai dengan sasarandan sumber pendanaannya, seperti PIR-BUN atauNES (Nucleus Estate and Smallholder), PIR-TRANS danPIR-KKPA telah mempercepat perkembangan usahaperkebunan rakyat ini.Perkembangan kelapa sawit rakyat ini dapat dikatakanfenomenal. Berawal pada tahun 1980, dalam sepuluhtahun pertama mencapai sekitar 300 ribu Ha, sepuluhtahun berikutnya mencapai sejuta hektar lebih, dankini telah mencapai lebih dari 1,8 juta ha. Dari luasareal kelapa sawit rakyat ini, disamping perkebunanplasma, sebagian besar adalah perkebunan swadayaPengaturan mengenai pembangunan Perkebunandi Indonesia secara khusus diatur melalui Undang- undang No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.Salah satu pertimbangan yang mendasari lahirnya UUNo.18/2004 tersebut adalah bumi dan air dan kekayaanalam yang terkandung di dalamnya merupakan potensiyang sangat besar dalam pembangunan perekonomiannasional termasuk didalamnya pembangunanperkebunan dalam mewujudkan kemakmurandan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan. Gunamewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatsecara berkeadilan, maka perkebunan perlu dijaminkeberlanjutannya serta ditingkatkan fungsi danperanannyaUU No.18/2004 mengatur bahwa untuk melakukanusaha perkebunan, baik budidaya tanaman perkebunanmaupun industri pengolahan hasil perkebunan, denganluas dan kapasitas produksi tertentu wajib memiliki izinusaha perkebunan dari Gubernur untuk wilayah lintaskabupaten/kota dan Bupati/Walikota untuk wilayahkabupaten/kota. Namun, khusus untuk pekebun (yangterdefinisikan di dalam ketentuan umum UU No.18/2004sebagai perorangan warga negara Indonesia yangmelakukan usaha perkebunan dengan 2 penggunaankata “dan atau” di dalam pasal ini menyiratkan maksudbahwa usaha perkebunan tidak harus dilakukan secaraterintegrasi antara budidaya tanaman dengan usahaindustri pengolahan hasil perkebunan. skala usahatidak mencapai skala tertentu) kecuali dari ketentuanperizinan dimaksud, atau tidak wajib memperoleh(mengurus) izin usaha perkebunan.Terkait dengan pola usaha perkebunan, Pasal 22 UUWarta Ekspor Edisi Juni 20115

Tajuk UtamaNo.18/2004 menyebutkan bahwa perusahaan perkebunanmelakukan kemitraan yang saling menguntungkan,saling menghargai, saling bertanggungjawab, salingmemperkuat dan saling ketergantungan denganpekebun, karyawan dan masyarakat sekitar. Adapunpola kemitraan usaha perkebunan dapat berupakerjasama penyediaan sarana produksi, kerjasamaproduksi, pengolahan dan pemasaran, transportasi,kerjasama operasional, kepemilikan saham dan jasapendukung lainnya.Terkait dengan Perizinan usaha, Permentan Nomor26/Permentan/OT.140/2/2007 mengatur bahwauntuk usaha industri pengolahan hasil perkebunanyang WAJIB mendapat izin usaha perkebunan untukpengolahan (IUP-P) adalah yang memiliki kapasitasproduksi pengolahan 5 ton tandan buah segar perjam. Sedangkan untuk yang berkapasitas dibawahdari kapasitas tersebut cukup mendaftarkannya yangkemudian dibuktikan dengan Surat Tanda DaftarUsaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (STD-P)yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota.Melalui Peraturan Menteri Pertanian No 395/Kpts/OT.140/11/2005 diatur mengenai Pedoman PenetapanHarga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun.Pekebun di dalam Permentan ini di definisikan sebagaiperorangan WNI yang melakukan usaha perkebunansebagai peserta pengembangan pola perusahaan intirakyat (PIR) atau yang melakukan kemitraan usaha6Warta Ekspor Edisi Juni 2011dengan perusahaan mitra. Tujuan dari pengaturanharga TBS melalui Permentan 395 tersebut adalahuntuk memberikan perlindungan dalam perolehanharga wajar dari TBS kelapa sawit produksi petani danmenghindari persaingan tidak sehat diantara pabrikkelapa sawit.Berkaitan dengan pola kemitraan, PermentanNo.26/2007 mengatur bahwa kemitraan pengolahandilakukan secara tertulis dalam bentuk perjanjianyang berisikan hak dan kewajiban, pembinaan danpengembangan usaha, pendanaan, jangka waktudan penyelesaian perselisihan yang ditandatanganikedua belah pihak dengan diketahui Bupati/Walikota. Adapun jangka waktu perjanjian kemitraanpengolahan paling singkat untuk masa 3 (tiga) tahun.Hal yang perlu mendapatkan perhatian bersamaadalah bahwa pola kemitraan (PIR) yang selamaini dilakukan belum dalam pola kemitraan yangdiharapkan. Pekebun plasma cenderung diperlakukantidak adil karena sering dirugikan dalam timbangan,rendemen, dan harga. Tingkat ketergantunganyang tinggi dari pekebun (perkebunan rakyat)dengan industri pengolahan kelapa sawit berpotensimenimbulkan praktek monopsoni dan atau perjanjiantertutup sebagaimana telah dilarang oleh UUNo.5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli danPersaingan Usaha Tidak Sehat.

Tajuk UtamaKIAT-KIAT MENGHADAPIKAMPANYE NEGATIFKELAPA SAWITIsu negatif yang kerap dihembuskan oleh negaranegara maju pada pengembangan kelapasawit Indonesia juga masih belum jelas, apakahmemang benar-benar untuk melindungi duniadari ancaman perubahan iklim atau sekedar untukmempertahankan kepentingan negara-negara majutersebut. Tetapi yang sering menjadi pertanyaanbesar dari para pemangku kepentingan industrikelapa sawit nasional adalah adanya komitmen daripemimpin Indonesia yang berjanji akan mengurangilaju pemanasan global dengan cara mengurangikadar emisi karbon hingga 26 persen, padahal tidakada negara lain yang mau berjanji mengurangi emisikarbon setinggi Indonesia.Penerapan konsensus moratorium ini juga sangatberpotensi untuk menimbulkan efek dominodiantaranya mematikan perkembangan kemitraanperusahaan perkebunan kelapa sawit dengan parapetani dalam pengembangan program inti plasma.Bila sampai hal itu terjadi maka otomatis kesempatanmasyarakat untuk memperluas penanaman pohonkelapa sawit mungkin tertutup. Oleh karena itu,jalan tengah yang diambil adalah pemerintahWarta Ekspor Edisi Juni 20117

Tajuk Utamaseyogyanya semakin intensif mengkampanyekanIndonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), sebagaisebuah aturan yang perlu ditegakkan, yang dapatmenepis tekanan kampanye negatif. Pemerintahjuga harus menyediakan program penyuluhandan pendampingan implementasi ISPO untuk parapetani kelapa sawit, terutama para petani mandiri.Selain itu, pemerintah juga harus mulai melancarkanstrategi kebijakan pengembangan industri nasionalberbasis kelapa sawit. Caranya dengan mempercepatpeningkatan kapasitas sumber daya manusia,terutama para petani plasma dan petani mandiri,serta mengembangkan kewirausahaan berbasis rantaipasok dan rantai nilai kelapa sawit.Pemerintah juga dihimbau untuk secepatnyameningkatkan modal sosial masyarakat perkelapasawitan nasional melalui desentralisasi, kerjasamakemitraan dan pemberdayaan masyarakat, embangunan kapasitas sektor agribisnis/agroindustri,penerapan kebijakan teknologi informasi dankomunikasi serta penyertaan petani sebagai petaniplasma. Selain itu, komitmen melakukan revitalisasiproduksi perkebunan sawit seyogyanya jugadilakukan melalui kegiatan litbang dan diversifikasiproduk, dengan cara memperbaiki berbagai faktorinvestasi dalam teknologi informasi dan komunikasi,serta mendirikan pusat-pusat fasilitasi asistensi untukmasyarakat atau ’community assistance facilitationcenters’. Didalam pusat assitensi ini perlu disusunprogram peningkatan kinerja litbang serta perbaikanfasilitas pengolahan dan penanganan pasca panenkelapa sawit secara komprehensif. Penguatan diatas akan mampu mendukung sistem agribisnis/agroindustri kelapa sawit yang kompetitif dan efisienserta memperbaiki viabilitas klaster industri kelapasawit di pedesaan secara berkelanjutan.Para pemangku kepentingan industri kelapa sawitnasional juga harus mampu mendorong pertumbuhanproduktivitas ekonomi non budidaya di pedesaan,tetapi tetap terkait dengan industri kelapa sawit. Halini penting untuk memperbaiki pengelolaan sumberdaya alam dengan melaksanakan panduan ISPO. Selainitu juga perlu dibangun kapasitas keahlian manajerialteknis dan jasa di semua level dan memperhatikankepentingan para petani plasma kelapa sawit. Carabudidaya kelapa sawit ramah lingkungan yangdilakukan oleh para petani seyogyanya ditingkatkan,apalagi perkebunan kelapa sawit Indonesia tidakhanya didominasi satu golongan saja yakni pihakswasta saja, karena para petani sawit mandiri punmempunyai porsi besar dalam pengembangan8Warta Ekspor Edisi Juni 2011industri sawit nasional.Bila semua isu positif dalam budidaya danpengelolaan sistem budidaya perkebunan kelapasawit dapat diinformasikan ke seluruh pelosok dunia,maka gelombang isu negatif akan dapat ditepis,dan semua pihak dapat merasakan manfaatnya darihasil perkebunan kelapa sawit nasional. Komoditaskelapa sawit telah terbukti memberikan kontribusiyang sangat besar bagi perekonomian Indonesia,serta menjadi sektor yang mampu meningkatkantaraf hidup masyarakat, sehingga koordinasi kinerja,termasuk kampanye positif harus dilakukan secarasinergis, terkoordinasi dengan baik dan dilakukansecara berkelanjutan.Menepis isu negatif melalui kampanyeKementerian Pertanian melakukan kampanye greenproduct (produk ramah lingkungan) kelapa sawit keEropa yaitu Spanyol dan Perancis untuk mengantisipasiisu negatif tentang komoditas sawit terkait denganmasalah lingkungan. Menteri Pertanian Suswonomenjelaskan hal ini saat menggelar jumpa pers diJakarta pada Sabtu (30/4) sekaligus mensosialisasikanMisi kegiatan “palm oil campaign” tersebut dalamrangka menginformasikan kebijakan Kementan dalammengembangkan industri kelapa sawit nasionaldengan memperhatikan prinsip keberlanjutan(sustainability).Kampanye yang dilakukan dalam bentuk seminar danpertemuan dengan pejabat terkait di kedua negaratersebut sekaligus untuk menyampaikan perhatiandan keberatan Indonesia terhadap pandangannegatif LSM pada pengembangan kelapa sawit danaturan negara importir yang berdampak negatifterhadap ekspor minyak sawit. Dalam pertemuandengan Menteri Lingkungan, Pedesaan dan PerikananSpanyol, Mentan Suswono menjelaskan komitmenpemerintah Indonesia dalam implementasi IndonesiaSustainable Palm Oil System dan concern terhadapkriteria lingkungan yang tercantum dalam RenewableEnergy Directive (RED) yang berpotensi sebagai NonTarif Barrier dalam perdagangan. Hal serupa jugadisampaikan Mentan saat bertemu dengan Me

Warta Ekspor Edisi Juni 2011 3 POTENSI KELAPA SAWIT INDONESIA L melampaui Malaysia. Pangsa produksi minyak sawit uas Areal perkebunan sawit di Indonesia Indonesia saat ini kurang lebih sebesar 36 persen terus bertumbuh dengan pesat, demikian dari total produksi dunia, sedangkan Malaysia telah p

Related Documents:

Perdagangan terhadap Keragaan Industri Kelapa Sawit Indonesia dan Perdagangan Minyak Sawit Dunia menggunakan tiga jenis minyak nabati (minyak kelapa sawit kasar (CPO), minyak inti kelapa sawit dan minyak kedelai). Hasil peneliti

Volume dan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Sumber : BPS (2017) 7. PERANAN INDUSTRI KELAPA SAWIT DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL . Tabel Luas Areal Kelapa Sawit Indonesia (2004-2014) TAHUN LUAS AREAL (Ha) LAJU PERTUMBUHAN PR PBN

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan minyak kelapa sawit mentah CPO (crude palm oil) menjadi andalan komoditas ekspor Indonesia. Prospek perkembangan industri kelapa sawit saat ini sangat pesat, karena terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa

1. EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA DIDOMINASI OLEH SEJUMLAH KECIL KELOMPOK PERUSAHAAN RAKSASA Total produksi produk minyak kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam periode 2013–2018, dari 27,1 menjadi 41,7 juta metrik ton (setara CPO). Lebih dari 350 perusahaan

Di level dunia, Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar. Berdasarkan data Dorektorat Jendral Perkebunan, total produksi minyak kelapa sawit padda Tahun 2015 adalah 31.284.306 juta ton, dengan volume ekspor

ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Hingga akhir tahun 2017, ekspor minyak kelapa sawit ke negara-negara Uni Eropa mencapai 4,4 juta ton. Uni Eropa menempati posisi ke lima sebagai negara tujuan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia di tahun 2017 (Fauzie, 20

2.3 Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pengolahan air limbah Pabrik kelapa sawit (PKS) bertujuan untuk membuang atau mengurangi kandungan limbah yang membahayakan kesehatan serta tidak mengganggu lingkungan tempat pembuangannnya. Proses pengolahan limbah cair PKS terdiri dari perlakuan awal dan pengendalian lanjutan. Perlakuan awal

A. General guidance for academic writing The style of writing required for LSHTM assessments may call for different skills to those you have used in your previous education or employment. If you are not entirely confident in this, remember that the more academic writing you do, the better you will become at it. Aspects that may be new or unfamiliar, such as citing and referencing, should .