TEO RI GRU P - WordPress

2y ago
51 Views
2 Downloads
588.04 KB
93 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Oscar Steel
Transcription

Dikttat KuliaahTEORI GRUUPOleh:Dr. Addi SetiawwanUNIVERSITAS KRRISTEN SAATYA WACCANASAALATIGA2015

Kata PengantarAljabar abstrak atau struktur aljabar merupakan suatu mata kuliah yangmenjadi kurikulum nasional untuk program studi matematika. Mata kuliah inimemerlukan kemampuan berfikir logis yang berbeda dengan kemampuan berfikiryang diperlukan untuk mempelajari mat kuliah‐mata kuliah lain seperti kalkulusmisalnya. Liku‐liku berfikir logis yang ditemui dalam mata kuliah ini memerlukanlatihan yang cukup agar terbentuk cara berfikir yang diperlukan dalam pemecahanmasalah yang ada dalam mata kuliah ini. Untuk membantu tercapainya tujuanitu,penulis dengan sengaja membuat tata letak penulisan bukti‐bukti seperti kalaukita mengerjakan soal‐soal dalam suatu latihan atau ujian sehingga nantinya akanmemudahkan pemahaman.Dalam diktat kuliah ini dibahas tentang teori grup. Sebagian besar bahanyang dipergunakan untuk menulis diktat kuliah ini mengambil dari pustaka [2] danbeberapa bagian lain mengambil dari pustaka [3], sedangkan pustaka yang laindipergunakan untuk melengkapi latihan‐latihan.Penulis berharap bahwa diktat kuliah ini nantinya dapat berguna untukmeningkatkan mutu dalam proses pembelajaran mata kuliah teori grup. Kritik dansaran demi kebaikan diktat kuliah ini sangatlah penulis harapkan.Salatiga, April 2015Penulis

Daftar IsiKata PengantarDaftar IsiBAB IPendahuluan .1BAB IIGrup .21BAB IIIGrup Bagian .27BAB IVGrup Siklik .33BAB VGrup Zn*.47BAB VITeorema Lagrange .51BAB VII Homomorfisma Grup .56BAB VIII Grup Normal .68BAB IXGrup Faktor .73BAB XHasil Kali Langsung .85Daftar Pustaka

BAB IPENDAHULUANDasar‐dasar Aljabar Modern yang akan dibahas dalam buku iniadalah tentang teori grup. Dasar‐dasar teori tentang teori himpunan,operasi biner, bukti dengan induksi, algoritma pembagian, relasiekuivalensi dan penyekatan berikut ini sangat penting dalampembahasan tentang teori grup.1. HimpunanHimpunan adalah suatu kumpulan objek (kongkrit maupunabstrak) yang didefinisikan dengan jelas. Objek‐objek dalamhimpunan tersebut dinamakan elemen himpunan.Contoh I.1Ditulis A {0, 1, 2, 3} untuk menunjukkan bahwa himpunan Amengandung elemen 0, 1, 2, 3 dan tidak ada elemen lain. Simbol{0, 1, 2, 3}dibaca sebagai “himpunan dengan elemen 0, 1, 2, dan 3”.Contoh I.2Himpunan B terdiri dari semua bilangan bulat non negatif dan ditulisB { 0, 1, 2, 3, }.Tanda tiga titik dinamakan pemendekan (ellipsis) yang berarti bahwapola dikenalkan sebelumnya akan terus berlanjut. Simbol{ 0, 1, 2, 3, }dibaca sebagai himpunan elemen 0, 1, 2, 3 dan seterusnya.Contoh I.3Himpunan B dalam Contoh I.2 dapat digambarkan denganmenggunakan simbol pembangun himpunan sebagai berikutTeori Grup1

B { x x adalah bilangan bulat tidak negatif }.Garis tegak merupakan pemendekan untuk sedemikian hingga dankita menulis sebagai “himpunan semua x sehingga x adalah bilanganbulat tidak negatif.”Untuk menyatakan simbol elemen atau elemen himpunandapat digunakan x A dan dibaca x elemen A sedangkan untukmenyatakan simbol x bukan elemen A digunakan x A. Pada ContohI.1 diperoleh 2 A dan 7 A.Definisi I.1Misalkan himpunan A dan himpunan B. Himpunan A dinamakanhimpunan bagian (subset) dari B jika untuk setiap elemen dari Amerupakan elemen dari B. Salah satu simbol A B atau B Amenunjukkan bahwa A merupakan himpunan bagian dari B.Definisi I.2Dua himpunan dikatakan sama jika dan hanya jika keduanyamempunyai elemen yang tepat sama.Himpunan A dan B sama dan kita menulis sebagai A B jikasetiap elemen A juga menjadi elemen B dan jika setiap elemen B jugamenjadi elemen A. Biasanya, bukti bahwa dua himpunan samadinyatakan dalam 2 bagian. Pertama, menunjukkan bahwa A B danyang kedua bahwa B A sehingga dapat disimpulkan bahwa A B.Definisi I.3Jika A dan B himpunan maka A himpunan bagian sejati dari B jikadan hanya jika A B dan A B.Sering kali ditulis A B untuk menyatakan bahwa A himpunanbagian sejati dari B.2Dr. Adi Setiawan, M. Sc

Contoh I.4Pernyataan berikut ini untuk menggambarkan simbol himpunanbagian sejati dan kesamaan himpunan :{ 1, 2, 4 } { 1, 2, 3, 4, 5 }, { a, c } { c, a }.Pada himpunan, terdapat dua operasi dasar yaitu gabungan(union) dan irisan (intersection) yang digunakan untukmengkombinasikan.Definisi I.4Jika A dan B himpunan, gabungan A dan B adalah himpunan A B(yang dibaca A gabung B) yaituA B { x x A atau x B }.Irisan dari A dan B adalah himpunan A B ( yang dibaca A irisan B)yaituA B { x x A dan x B }.Gubungan dua himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennyaberada di himpunan A atau di himpunan B atau di kedua himpunantersebut. Irisan himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennyaberada di kedua himpunan tersebut.Contoh I.5Misalkan A { 2, 4, 6} dan B { 4, 5, 6, 7},A B { 2, 4, 5, 6, 7}dan A B { 4, 6 }.Contoh I.6Mudah dibuktikan bahwa A B B A yaituTeori Grup3

A B { x x A atau x B } { x x B atau x A } B A.Karena A B B A maka kita katakan bahwa operasi gabunganmempunyai sifat komutatif. Jelas dan mudah dibuktikan juga bahwaA B B A dan kita juga mengatakan bahwa operasi irisanmempunyai sifat komutatif.Mudah untuk menemukan himpunan yang tidak mempunyaielemen bersama. Sebagai contoh, himpunan A { 1, ‐1 } danB { 0, 2, 3}yang tidak mempunyai elemen bersama. Hal itu berarti bahwa tidakada elemen bersama dalam irisan mereka yaitu dalam A B dandikatakan bahwa irisannya merupakan himpunan kosong (empty set).Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyaielemen dan himpunan kosong disimbolkan dengan atau { }. Duahimpunan A dan B dinamakan saling asing (disjoint) jika dan hanyajika A B .Himpunan { 1, ‐1} dan { 0, 2, 3} saling asing karena{ 1, ‐1} { 0, 2, 3} .Hanya terdapat 1 himpunan kosong dan merupakan himpunanbagian dari setiap himpunan. Untuk himpunan A dengan n elemen(n adalah bilangan bulat tidak negatif) dan dapat ditulis semuahimpunan bagian dari A. Sebagai contoh, jikaA { a, b, c }maka himpunan bagian dari A adalah , { a }, { b }, { c }, {a, b }, { a, c}, {b, c }, A.Definisi I.5Untuk sebarang himpunan A, kuasa (power) dari himpunan Adinotasikan dengan P(A) yaitu himpunan semua himpunan bagiandari A dan ditulis denganP(A) { X X A }.4Dr. Adi Setiawan, M. Sc

Contoh I.7Untuk A { a, b, c }, kuasa himpunan A adalahP(A) { , { a }, { b }, { c }, {a, b }, { a, c}, {b, c }, A }.Sangatlah bermanfaat untuk mengambarkan himpunan yangmenjadi perhatian dalam suatu gambar atau diagram. Apabila kitamengerjakan hal ini maka kita mengasumsikan bahwa himpunan yangmenjadi perhatian merupakan himpunan bagian dari suatu himpunansemesta (universal set) yang disimbolkan dengan U yang dinyatakandengan persegi panjang sehingga lingkaran termuat dalam persegipanjang. Irisan A dan B yaitu dinyatakan dengan daerah yang salingberirisan yaitu ketika dua buah lingkaran berhimpitan. Diagram yangdigunakan untuk menyatakan hal ini dinamakan diagram Venn.Gambar I.1 Diagram Venn Irisan Himpunan A dan B serta Himpunan SemestaDefinisi I.6Sebarang himpunan bagian dari himpunan semesta U, komplemen Bdalam A yaituA – B { x U x A }.Simbol khusus Ac U – A { s U x A }.Teori Grup5

Simbol Ac dibaca komplemen A sebagai pemendekan dari komplemenA dalam U.Contoh I.8Misalkan U { x x adalah bilangan bulat }, A { x x bilangan bulatgenap } dan B { x x bilangan bulat positif } makaB – A { x x adalah bilangan bulat positif ganjil } { 1, 3, 5, 7, . },A – B { x x adalah bilangan bulat tidak positif genap } { 0, ‐2, ‐4, ‐6, .},Ac { x x adalah bilangan bulat ganjil },Bc { x x adalah bilangan bulat tidak positif } { 0, ‐1, ‐2, ‐3, . }.Banyak contoh dan latihan dalam buku ini melibatkan sistimbilangan yang banyak dikenal dan kita mengadopsi standard berikutini untuk beberapa sistim ini:Z menyatakan himpunan bilangan bulat,Z menyatakan himpunan bilangan bulat positif,Q menyatakan himpunan semua bilangan rasional,R menyatakan himpunan semua bilangan real,C menyatakan himpunan semua bilangan kompleks.Perlu diingat kembali bahwa bilangan kompleks didefinisikan sebagaibilangan berbentuk a b i dengan a dan b adalah bilangan real dan i 1. Demikian juga suatu bilangan rasional adalah jika dan hanya jikadapat dinyatakan sebagai perbandingan bilangan bulat denganpenyebut tidak nol yaitu a Q a, b Z , b 0 . b Hubungan antara sistim bilangan dalam paragraf terdahulu satusama lain dapat dinyatakan dalam diagram Venn berikut ini.6Dr. Adi Setiawan, M. Sc

Gambar I.2 Struktur Hubungan Antara Himpunan Bilangan Z , Z, Q, R dan C.Contoh I.9Himpunan ( A B) C dan A ( B C ) adalah sama karena( A B) C { x x A dan x B } C { x x A dan x B dan x C } A { x x B dan x C } A ( B C ).Analog dengan sifat asosiatif dari bilangan, operasi irisan jugamempunyai sifat asosiatif. Seringkali, jika kita bekerja denganbilangan, kita menghilangkan penggunaan tanda kurung dan menulisx y z x (y z) (x y) z.Untuk himpunan A, B dan C, ditulisA B C ( A B) C A ( B C ).Dengan cara yang sama sifat asosiatif juga berlaku untuk gabunganA B C ( A B) C A ( B C ).Sifat distributif juga berlaku dalam operasi himpunan yaitu :A (B C) (A B) (A C),A (B C) (A B) (A C).Teori Grup7

Dapat juga dibuktikan berlaku hukum De Morgan yaitu(A B)c Ac Bc dan (A B)c Ac Bc.2. Operasi binerDalam aljabar tidak hanya dibahas tentang himpunan tetapijuga himpunan bersama dengan operasi penjumlahan dan perkalianyang didefinisikan pada himpunan.Definisi I.6Misalkan A himpunan tidak kosong.Operasi biner * pada A adalah pemetaan dari setiap pasanganberurutan x, y dalam A dengan tepat satu elemen x * y dalam A.Himpunan bilangan bulat Z mempunyai dua operasi bineryang dikenakan padanya yaitu penjumlahan ( ) dan perkalian (.).Dalam hal ini untuk setiap pasangan x dan y dalam Z, x y dan x.ydikawankan secara tunggal dengan suatu elemen dalam Z.Operasi biner mempunyai dua bagian dari definisi yaitu:1. terdefinisikan dengan baik (well defined) yaitu untuk setiappasangan berurutan x, y dalam A dikawankan dengan tepatsatu nilai x*y.2. A tertutup di bawah operasi * yaitu untuk setiap x, y dalam Amaka x*y masih dalam A.Contoh I.10:Diketahui N himpunan semua bilangan bulat positif.Didefinisikan * dengan aturan x*y x‐y.Karena 3, 5 dalam N dan 3*5 3‐5 ‐2 tidak berada dalam N maka Ntidak tertutup di bawah operasi * sehingga * bukan operasi binerpada N.8Dr. Adi Setiawan, M. Sc

Contoh I.11:Didefinisikan operasi # dengan aturan x # y x 2y dengan x, ydalamN { 1, 2, 3, }.Akan ditunjukkan bahwa # merupakan operasi biner.Jelas bahwa # terdefinisikan dengan baik karena rumus x 2ymemberikan hasil tunggal untuk setiap x, y dalam N.Untuk sebarang x, y dalam N maka jelas bahwa x 2y masihmerupakan bilangan bulat positif. Lebih jauh 2y x 0 jika x 0dan y 0.Berarti hasil dari x 2y masih merupakan bilangan positif danakibatnya N tertutup di bawah operasi #.3. Hukum hukum AljabarSuatu sistim aljabar terdiri dari himpunan objek dengan satuatau lebih operasi yang didefinisikan padanya. Bersama denganhukum‐hukum yang dibutuhkan dalam operasi.Definisi I.7Misalkan * operasi biner pada himpunan A.(1) operasi * assosiatif jika (a*b)*c a*(b*c) untuk semua a, b, c dalam A.(2) operasi * komutatif jika a*b b*a untuk semua a, b dalam A.Dalam pembahasan selanjutnya hukum‐hukum dasar aljabaruntuk penjumlahan dan perkalian yang didefinisikan pada bilanganbulat Z dan bilangan real R sebagai aksioma (axioms) yaitu diterimatanpa bukti.Contoh I.12:Operasi * didefinisikan pada himpunan bilangan real R dengana*b (1/2)ab.Akan ditunjukkan bahwa * assosiatif dan komutatif.Karena (a*b)*c (1/2 ab)*cTeori Grup9

(1/2)((1/2 ab)c) (1/4) (ab)cdan pada sisi laina*(b*c) a*((1/2) bc) (1/2) a((1/2) bc) (1/4)(ab) cuntuk semua a, b dan c dalam R maka * assosiatif.Karena a*b (1/2)ab (1/2)ba b*auntuk semua a, b dalam R maka * komutatif.Contoh I.13:Operasi didefinisikan pada bilangan bulat Z dengan aturana b a 2b.Akan ditunjukkan bahwa tidak komutatif dan tidak assosiatif.Karena pada satu sisi(a b) c (a 2b) c (a 2b) 2cdan pada sisi laina (b c) a (b 2c) a 2(b 2c) a (2b 4c) (a 2b) 4cdari kedua hasil tersebut tidak sama untuk c 0 maka tidakassosiatif.Karena a b a 2b dan b a b 2a dan kedua hasil ini tidak samauntuk a b maka tidak komutatif.Terlihat bahwa aturan untuk * tidak menjamin bahwahimpunan X tertutup di bawah operasi *. Berikut ini diberikan suatucara untuk membuktikan bahwa suatu himpunan tertutup terhadapsuatu operasi.10Dr. Adi Setiawan, M. Sc

Untuk membuktikan sifat tertutup dari suatu system Xdimulai dengan dua sebarang elemen yang dioperasikan denganoperasi * dan kemudian ditunjukkan bahwa hasilnya masihmemenuhi syarat keelemenan dalam X.Untuk selanjutnya dalam tulisan ini R2 dimaksudkan himpunansemua pasangan berurutan dari bilangan realR2 { (a,b) a, b dalam R }.Contoh I.14:Misalkan mempunyai aturan (a,b) (c,d) (a c, b d).Akan ditunjukkan bahwa R2 tertutup di bawah operasi .Untuk sebarang (a,b) dan (c,d) dalam R2 berlaku(a,b) (c,d) (a c,b d)dengan a c dan b d dalam R sehingga (a c,b d) dalam R2.Oleh karena itu hasilnya merupakan pasangan berurutan dan tertutupdi bawah operasi .Selanjutnya operasi A, * menyatakan himpunan A dan *merupakan operasi yang didefinisikan pada A.Definisi I.8:(1) A,* memenuhi hukum identitas asalkan A mengandungsuatu elemen e sehingga e*a a*e a untuk semua a dalam A.Elemen A yang mempunyai sifat demikian dinamakan identitasuntuk A,* .(2) A, * memenuhi hukum invers asalkan A mengandung suatuidentitas e untuk operasi * dan untuk sebarang a dalam Aterdapat suatu elemen a′ dalam A yang memenuhia*a′ a′*a e.Elemen a′ yang memenuhi sifat di atas dinamakan invers daria.Teori Grup11

Sebagai contoh, Z mengandung identitas 0 untuk operasipenjumlahan dan untuk setiap a dalam Z, elemen –a memenuhia (‐a) (‐a) a 0sehingga a mempunyai invers terhadap operasi penjumlahan dan Z, memenuhi hukum invers. Di samping itu, Z mengandungidentitas 1 terhadap operasi perkalian tetapi Z tidak mengandunginvers terhadap perkalian kecuali 1 dan ‐1.Untuk membuktikan hukum identitas dilakukan denganmenduga elemen tertentu e dalam himpunan yang berlakusebagai identitas dan kemudian menguji apakah e*a a dana*e a untuk sebarang a dalam himpunan. Untuk membuktikanhukum invers dilakukan dengan sebarang elemen x dalamhimpunan yang mempunyai identitas e dan menduga invers dari xyaitu x′ dalam himpunan dan kemudian menguji apakah x*x′ edan x′*x e.Contoh I.15:Bila operasi didefinisikan seperti pada Contoh I.6 maka akandibuktikan bahwa hukum invers dan hukum identitas berlaku.Diduga bahwa (0,0) merupakan elemen identitas.Karena untuk sebarang (a,b) dalam R2 berlaku(0,0) (a,b) (0 a, 0 b) (a,b)dan (a,b) (0,0) (a 0, b 0) (a,b) maka (0,0) identitas dalam R2.Bila diberikan sebarang (a,b) dalam R2 maka akan ditunjukkan(‐a,‐b) dalam R2 merupakan inversnya. Karena –a dan –b dalam Rmaka (‐a,‐b) dalam R2. Lebih jauh lagi,(a,b) (‐a,‐b) (a‐a,b‐b) (0,0)dan(‐a,‐b) (a,b) (‐a a,‐b b) (0,0)sehingga (‐a,‐b) merupakan invers dari (a,b) dalam R2 .12Dr. Adi Setiawan, M. Sc

Contoh I.16:Bila * didefinisikan pada R dengan aturan a*b ab a maka akanditunjukkan bahwa R, * tidak memenuhi hukum identitas.Karena supaya a*e sama dengan a untuk semua a haruslahdimiliki ae a a sehingga e perlulah sama dengan 0.Tetapi meskipun a*0 a maka 0*a 0*(a 0) 0 yang secara umumtidak sama dengan a.Oleh karena itu tidak ada e dalam R yang memenuhi a*e a dane*a a.Terbukti bahwa tidak ada identitas dalam R terhadap *.3. Bukti dengan induksiDalam pembuktian biasanya diinginkan untuk membuktikansuatu pernyataan tentang bilangan bulat positif n. Berikut inidiberikan dua prinsip tentang induksi berhingga.Prinsip pertama induksi berhinggaMisalkan S(n) pernyataan tentang bilangan bulat positif n.Apabila sudah dilakukan pembuktian :(1) S(n0) benar untuk bilangan bulat pertama n0,(2) Dibuat anggapan induksi (induction assumption) bahwapernyataan benar untuk suatu bilangan bulat positif k n0 danmengakibatkan S(k 1) benar, maka S(n) benar untuk semua bilanganbulat n n0.Contoh I.17Akan dibuktikan bahwa 2n n 4 untuk semua bilangan bulat n 3dengan menggunakan induksi.Bukti pernyataan benar untuk n0 3.Untuk n0 3 maka pernyataan 23 3 4 benar.Asumsi induksi.Dianggap pernyataan benar berarti 2k k 4 untuk suatu bilangan bulatk 3.Teori Grup13

Langkah induksi.Dengan anggapan induksi berlaku 2k k 4 dan bila kedua ruasdigandakan dengan 2 diperoleh 2 (2k) k 4 atau 2k 1 2k 8 dan jelasbahwa 2k 8 5 karena k positif sehingga diperoleh2k 1 k 5 (k 1) 4.Berarti bahwa dianggap pernyataan benar untuk S(k) maka sudahdibuktikan bahwa pernyataan benar untuk S(k 1).Jadi dengan prinsip induksi maka S(n) benar untuk semua bilangan bulatn 3.Prinsip induksi berikut ekuivalen dengan prinsip pertamainduksi berhingga tetapi biasanya lebih cocok untuk bukti tertentu.Prinsip kedua induksi berhinggaMisalkan S(n) suatu pernyataan tentang bilangan bulat n.Apabila sudah dilakukan pembuktian:(1) S(n0 ) benar untuk suatu bilangan bulat pertama n0.(2) Dibuat anggapan S(k) benar untuk semua bilangan bulatk yang memenuhi n0 k m dan mengakibatkan S(m) benar.maka S(n) benar untuk semua bilangan bulat n n0.Prinsip kedua induksi tersebut di atas dapat digunakan untukmembuktikan teorema faktorisasi berikut ini.Teorema I.1Setiap bilangan bulat positif n 2 dapat difaktorkan sebagai hasil kaliberhingga banyak bilangan prima yaitu n p1 p2 pw.BuktiUntuk n0 2 maka 2 2 yaitu faktorisasi dengan satu faktor prima.Anggapan induksi adalah bahwa semua bilangan bulat positif k mdengan k 2 dapat difaktorkan sebagai hasil kali bilangan primasebanyak berhingga.Jika m bilangan prima maka jelas faktorisasinya adalah m m.14Dr. Adi Setiawan, M. Sc

Jika m bukan bilangan prima maka m mempunyai faktor sejati m stdengan s dan t lebih kecil dari m tetapi lebih besar atau samadengan 2.Dengan anggapan induksi maka s dan t mempunyai faktor primayaitu:s p1 p2 pudant q1 q2 qv.Oleh karena itu, m s p1 p2 pu q1 q2 qv dan berarti m jugamempunyai faktor prima. Jadi dengan menggunakan prinsip keduainduksi maka teorema tersebut telah dibuktikan.Algoritma berikut ini dikenal dengan nama algoritmapembagian dan sangat penting dalam aljabar.Algoritma pembagianUntuk sebarang dua bilangan bulat a dan b dengan b 0 terdapatlahdengan tunggal q dan r sehingga a bq r dengan 0 r b. Lebihjauh b merupakan faktor dari a jika dan hanya jika r 0.Bukti:Bila diamati barisan bilangan b, 2b, 3b, . maka pada suatu saatbarisan itu akan melampaui a.Misalkan q 1 adalah bilangan positif terkecil sehingga (q 1)b asehinggaqb a (q 1)bdan berarti qb a qb b atau 0 a – qb b.Misalkan ditulis r a – qb.Aki

Q menyatakan himpunan semua bilangan rasional, R menyatakan himpunan semua bilangan real, C menyatakan himpunan semua bilangan kompleks. Perlu diingat kembali bahwa bilangan kompleks didefinisikan sebagai bilangan berbentuk a b i dengan a dan b adalah bilangan real dan i 1. Demikian juga suatu

Related Documents:

GRU LIGHT & POLE TYPES QUICK REFERENCE GRU Pole Type Sheet Pole Type Photo 26 ft Steel Renaissance/LED Teardrop 2 & 4 Roadway Black Pole for Light Types L33, L34, L53 and L54 P7 30 ft wood Pole P8 35 ft wood Pole P12 40 ft wood Pole P-15 45 ft Wood Pole P18 12 ft Steel Small Domus/LED Small Pendant Pedestrian Light Black pole for Light Types .

1.1.3 WordPress.com dan WordPress.org WordPress menyediakan dua alamat yang berbeda, yaitu WordPress.com dan WordPress.org. WordPress.com merupakan situs layanan blog yang menggunakan mesin WordPress, didirikan oleh perusahaan Automattic. Dengan mendaftar pada situs WordPress.com, pengguna tidak perlu melakukan instalasi atau

supervised deep-learning problem and use the LSTM and GRU algorithms to train a model that could identify well-connectivity. We model a single layer LSTM and GRU model with cell states (memory cells) to match the historical production rate by providing the input as the injection rate. For training purposes, we split the available data

9400 Ward Parkway \ Kansas City, MO 64114 O 816 -333 -9400 \ F 816 -822 -3207 \ burnsmcd.com May 19, 2017 . Thomas R. Brown . Chief Operating Officer . Gainesville Regional Utilities . BrownTR@Gru.com . Re: Proposal for Due Diligence Services

the following equations iteratively from t 1 to T, where symbols z, r, eh, h are respectively the update gate, output gate, cell state, and cell output. As GRU is a more advanced version of RNN than LSTM, we mainly focus on GRU model in this work. B. DNN Model Compression Techniques As a representative technique in DNN model compression,

Page 2 Georgia Regents University M C Ggia 1120 15th Street . Augusta, GA 30912 . 706-721-2231 mcgdean@gru.edu . gru.edu/mcg Medical College of Georgia 179th Graduating Class

Cisco TEO—Process Automation Guide for System Copy for SAP Release 2.2 September 2011 Text Part Number: OL-24606-01 . CONTACT YOUR CISCO REPRESENTATIVE FOR A COPY. The Cisco implementation of TCP header compression is an adaptation of a program developed by the University of California, Berkeley (UCB) as part of UCB's public .

Asset Management is the generic process that seeks to ensure that land and buildings, as the asset base of an organisation, are structured in the best corporate interests of the organisation concerned. The strategic plan refers to land and buildings only. It aligns the asset base with the organisation’s corporate goals and objectives and responds to all functional and service delivery .