(SHE) Departemen Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada

2y ago
27 Views
2 Downloads
427.71 KB
34 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Troy Oden
Transcription

Panduan Safety Health and Environment(SHE)Departemen Teknik KimiaUniversitas Gadjah MadaEditor:Tim Safety Health and Environment (SHE)Departemen Teknik KimiaFakultas TeknikUniversitas Gadjah MadaYogyakarta, April 2016 (updated)

Daftar Isi Safety ProtocolI.PENDAHULUANa. Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan lingkunganb. Struktur organisasi tim SHEc. Tugas dan tanggungjawab tim SHEII.PANDUAN UMUMa. Budaya Keselamatan (safety attitude)b. Keadaan daruratc. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan kondisi darurat medisd. Ergonomi dalam lingkungan kerjae. AsuransiIII.KONDISI KHUSUSa. Kelistrikanb. Mesin dan peralatanc. Gas bertekanand. Bahan kimiae. Bahan biologi (biological hazard)f. RadiasiIV.PERATURANa. Bekerja di laboratoriumi. Umumii. Penyimpanan Bahan Kimiaiii. Bekerja dengan Reaksi Skala Besariv. Percobaan yang tidak Ditungguiv. Bekerja Sendirianvi. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)vii. Pelaporan kejadian (incident report)b. Pengelolaan limbahc. Pekerja luar/kontrakd. Pelanggaran terhadap aturan SHEV.SISTEM AUDIT

I.PENDAHULUANI.1. Kebijakan Safety, Health, and Enviroment (SHE) Universitas GadjahMadaKEBIJAKAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGANUNIVERSITAS GADJAH MADAUniversitas Gadjah Mada berkomitmen untuk menjaga keselamatan dankesehatan seluruh tenaga pendidik, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan pihakpihak lain yang terkait, serta menjaga dan melindungi kelestarian lingkunganhidup di wilayah UGM.Untuk mewujudkan komitmen di atas, Universitas Gadjah Mada menerapkankebijakan berikut.1. Menjadikan aspek keselamatan, kesehatan kerja, dan perlindunganlingkungan sebagai bagian penting dari kebijakan universitas.2. Mematuhi tur keselamatan, kesehatan kerja, dan perlindungan lingkungan.3. Menerapkan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja, danperlindungan lingkungan di Universitas Gadjah Mada.4. ntukmemastikan seluruh warga universitas memahami dan melaksanakanaturan keselamatan, kesehatan kerja, dan perlindungan lingkungan yangberlaku di universitas.Kebijakan ini menuntut tanggung jawab segenap sivitas akademika UniversitasGadjah Mada dengan dukungan serta layanan yang profesional dan berkompetendari universitas.Yogyakarta, 14 Agustus 2015Rektor,Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D

Departemen Teknik Kimia sebagai bagian dari Universitas Gadjah Mada jugaberkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja laboratorium yang aman bagiseluruh dosen, karyawan, mahasiswa maupun tamu. Tujuan dari Program SafetyHealth and Environment (SHE) dari Departemen adalah meminimalkan resikocedera atau penyakit pada pekerja laboratorium dengan menjamin adanyapelatihan, informasi, dukungan dan peralatan yang diperlukan untuk bekerjasecara aman di laboratorium.Tiga unsur pokok dalam Program SHE laboratorium adalah: Program SHE Departemen yang dipimpin oleh Koordinator SHEDukungan dan pelatihan SHE laboratorium oleh Tim SHEPenjelasan dan pengawasan oleh pembimbing penelitian atau penelitiutamaSemua orang yang bekerja di laboratorium termasuk dosen, karyawan danmahasiswa diharuskan mengikuti pelatihan keselamatan laboratorium yangdiselenggarakan oleh Tim SHE. Pelatihan ini memberikan penjelasan tetangprinsip-prinsip dasar keselamatan kerja di laboratorium, referensi dan sumberuntuk informasi khusus serta rincian tentang program-program pendukung sepertiprosedur pemusnahan bahan beracun dan berbahaya (B3). Penjelasan tambahandiberikan oleh dosen pembimbing atau peneliti utama tentang praktek kerja yangaman untuk bahan-bahan atau peralatan khusus.Tim SHE menyediakan pelatihan, sumber daya, dan konsultasi untuk berbagaimasalah keselamatan laboratorium termasuk keselamatan bahan kimia,keselamatan listrik dan masalah lain. Laman SHE menyediakan berbagaiinformasi tentang berbagai aspek keselamatan laboratorium.I.2. Struktur organisasiI.2.1. Tim SHE dalam struktur Departemen Teknik Kimia

I.2.2. Elemen Tim SHEI.2.3. Tugas dan tanggungjawab Tim SHEa. Tim Safety Officer-Membuat dan menjalankan Protokol SHEMereview dan memperbarui Protokol SHEMeneliti kecelakaan kerja dan paparan bahan kimia di DepartemenMenjaga catatan pelatihan, mengawasi paparan bahan kimia danpemeriksaan kesehatan.Memastikan setiap orang yang bekerja di laboratorium menerimapelatihan tentang bahan kimia dan prosedur khusus yang diperlukan.Mereview dan menyetujui pemakaian suatu bahan yang sangatberbahaya.Memberikan persetujuan pekerja laboratorium yang akan kembali bekerjasetalah terkena paparan bahan B3 dan memerlukan pemeriksaan medis.Menyediakan pelatihan secara umumMenyediakan petunjuk kerja yang aman bagi pekerja laboratorium melaluilaman SHE Departemen.Menginspeksi lemari asam secara periodik.Menyediakan konsultasi untuk bekerja dengan aman dengan bahan B3.b. Kepala labotorium, dosen pembimbingn dan peneliti utama- Memastikan para pekerja laboratorium menghadiri pengarahan tentangSHE yang diadakan Tim SHE.- Memastikan pekerja laboratorium mengerti bagaimana bekerja denganbahan B3. Menyediakan pelatihan khusus jika diperlukan.

- Menyediakan pengendalian teknis (engineering control) dan alatpelindung diri (APD) yang memenuhi syarat bagi pekerja laboratorium.Juga memastikan peralatan tersebut dipergunakan secara benar.- mengumpulkan formulir Risk Assessment sebelum mulai bekerja di lab.- Mereview dan memberikan persetujuan untuk bekerja dengan bahan yangsangat berbahaya dan peralatan yang beresiko tinggi.c. Pekerja laboratorium (Dosen, karyawan, mahasiswa, peneliti tamu dansiswa PKL)- Mengikuti pengarahan SHE laboratorium.- Memahami Protokol SHE- Mengikuti prosedur dan praktek kerja yang diberikan di Protokol SHE danyang diberikan oleh pembimbing atau peneliti utama.- Mempergunakan pengendalian teknis (engineering control) dan APD yangsesuai.- Melaporkan setiap insiden, kecelakaan, potensi paparan kimia dan situasinyaris celaka kepada pembimbing/peneliti utama dan Tim SHE- Mendokumentasikan prosedur operasi khusus untuk bekerja denganbahan yang amat beracun termasuk diantaranya karsinogen, racunreproduktif dan bahan kimia yang sangat beracun.

II. PANDUAN UMUMII.1. Budaya Keselamatan (safety culture)Budaya keselamatan suatu universitas adalah cerminan kegiatan, sikap, danperilaku warganya (dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan bahkan tamuatau pekerja kontrak yang sedang berada dalam lingkungan kampus) yang selalumengutamakan keselamatan. Kecelakaan fatal yang terjadi di lingkungan kampusseringkali terjadi akibat kurangnya atau lemahnya budaya keselamatan. Jikakeselamatan sudah membudaya, dipraktekkan secara aktif, dan diyakini sebagaisalah satu nilai-nilai dasar yang utama di lingkungan kampus, hal ini akanmenumbuhkan kepercayaan diri dan kehati-hatian dari seluruh warga kampus didalam beraktivitas.Budaya keselamatan yang mengakar kuat diperlukan untuk melindungiseluruh warga kampus, dan juga meningkatkan ketrampilan dan kepedulianmereka akan praktek-praktek keselamatan. Hal ini juga untuk melindungi reputasiakademik dari universitas. Budaya keselamatan ini tumbuh dari pertimbanganpertimbangan ethis, moral, dan praktek, bukan dari persyaratan peraturan. Dalambudaya keselamatan yang kuat, seluruh warga kampus memiliki kemampuanuntuk mengenal potensi bahaya, memperkirakan resiko pada saat terpapar kepotensi bahaya, meminimalkan resiko terpapar ke potensi bahaya, dan mampubertindak dengan benar dalam situasi tanggap darurat. Untuk menanamkan safetyculture tersebut maka setiap pertemuan yang melibatkan orang luar TeknikKimia/Tamu wajib untuk memberikan safety induction.II.2. Keadaan daruratJika terjadi keadaan darurat semisal kebakaran, tumpahan bahan kimia,cedera, ledakan, dan kedaruratan medis, segera hubungi nomor berikut sesuaidengan keadaan darurat yang terjadi:a. Koordinator keamanan dalam 6491937b. Pemadam kebakaran UGM 6491071c. Pos Polisi Depok 6492333d. Gadjah Mada Medical Center 551412, 6492575, hotline service081328786991, 7473123e. Puskesmas pembantu Depok 6491073f. IRD RS Sardjito 583613 (langsung), 587333 (pesawat 349, 281)g. Ketua Departemen Teknik Kimia (Dr. Moh. Fahrurrozi) 08164895019h. Koordinator Safety officer (Dr Rochim B Cahyono ) 081393696232Tim SHE akan menanggapi dan menentukan jika perlu bantuan tambahan danmemperingatkan pihak lain yang bisa membantu.

Departemen telah menuliskan rencana aksi tanggap darurat dan menentukankoordinator kedaruratan (koordinator SHE) serta menentukan titik kumpul.Koordinator kedaruratan menjadi orang pertama yang dihubungi untukmemperoleh informasi tentang prosedur kedaruratan dan prosedur aksi tanggapdarurat. Titik kumpul yang telah ditentukan menjadi tempat berkumpul seluruhpenghuni gedung jika harus dilakukan evakuasi darurat. Setiap orang harusmemastikan dirinya telah dihitung sebelum meninggalkan titk kumpul tersebut.Petugas penyelemat diperlukan untuk memasuki gedung dan mencari orang yangdiperkirakan masih ada di dalam.Setiap orang harus memastikan dirinya familier dengan rencana aksi tanggapdarurat.Dalam situasi kebakaran, petugas berwenang harus segara dihubungi melaluisaluran di atas dan direkomendaikan dilakukan tindakan sebagai berikut:1. Perseorangan tidak berkewajiban untuk memadamkan api, teapi sukarelawanmungkin bisa berusaha memadamkan api yang relatif kecil (semisal tempatsampah yang terbakar) jika memang yang bersangkutan telah terlatih untukmenggunakan alat pemadam kebakaran.- Jika anda telah terlatih dalam penggunaan alat pemadam kebakaran,lawan api dari arah di mana anda bisa meloloskan diri hanya jika andayakin usaha anda pasti berhasil.- Api yang terkurung dalam suatu wadah biasanya bisa dipadamkan dengancara menutupinya dengan rapat.2. Jika pakaian anda terbakar, segera padamkan dengan menggunakan alatmandi darurat (safety shower).3. Jika api besar dan merambat, bunyikan alarm kebakaran untukmemperingatkan seluruh penghuni gedung. Jika alarm tidak berbunyi atautidak tersedia alarm, atau tidak tersedia alarm tersebut, berteriaklah untukmemberitahu penghuni gedung untuk segera keluar. Jika memungkinkanmatika peralatan yang mungkin akan menambah bahan bakar ke api. Janganmatikan lemari asam di dekat lokasi karena lemari asam akan membantumenyedot asap yang timbul. Tutup pintu di belakang anda untuk mencegahmerambatnya api.4. Keluar dari gedung dan tunggu kedatangan aparat berwenang. Berikaninformasi tentang lokasi, kondisi api dan bahan kimia yang tersimpan dandigunakan di sekitar lokasi.5. Jangan masuk kembali ke dalam gedung sampai diperbolehkan oleh aparatberwenang atau petugas pemadam kebakaran.II.3. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan kondisi darurat medisDalam keadaan sakit atau terluka yang memerlukan bantuan segera kontakpetugas berwenang pada nomer telepon di atas. Jika memerlukan ambulan,

petugas tersebut bisa membantu menyediakan. Kotak P3K yang disediakan harusmemenuhi:-Dijaga selalu dalam kondisi sanitasi yang baikDibatasi untuk sediaan medis sederhana semacam kasa steril dan plesteruntuk luka.Semua sakit dan cedera akibat pekerjaan harus dilaporkan kepada pembimbingpenelitian dan Tim SHE.II.4. Ergonomi dalam lingkungan kerjaPengaturan fasilitas kampus, seperti meja, kursi, dan komputer, dipilih dandiatur tata letaknya sedemikian rupa sehingga memungkinkan seluruh wargakampus bekerja dengan aman dan nyaman, tidak mengalami cedera, dan tidakada potensi masalah kesehatan dalam jangka panjang.II.5. AsuransiHal-hal terkait jaminan kesehatan bagi seluruh sivitas akademika mengikutiketentuan yang ada di GMC, BPJS atau asuransi yang sejenis.

III. KONDISI KHUSUSIII.1. Bekerja dengan Peralatan ListrikBerbagai peralatan listrik dipergunakan sebagai alat bantu sehari-hari dikampus. Kesalahan dalam penanganan dan penggunaan perlatan listrik dapatmengakibatkan kecelakaan akibat sengatan listrik maupun kebakaran. Padabagian ini akan dibahas bahaya yang dapat ditimbulkan oleh arus listrik dan carapencegahannya.III.1.1. Bahaya sengatan listrikTerdapat empat jenis kecelakaan yang dapat diakibatkan oleh arus listrikyaitu: sengatan listrik yang mengakibatkan kematian (electrocution), kejutan listrik(electric shock), luka bakar dan jatuh. Kecelakaan tersebut bias diakibatkan oleh:a. Kontak langsung dengan jaringan listrikb. Lompatan arus listrik dari jaringan listrik yang terbuka ke badan manusia.c. Luka bakar akibat bersentuhan dengan peralatan yang panas, api dariperalatan yang terbakar atau terkena loncatan api listrik (electric arcflash).d. Kejutan sengatan litsrik dapat mengakibatkan seseorang jatuh daritempat tinggi.III.1.2. Pencegahan bahaya sengatan listrikBeberapa tips untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat arus listrik:a. Jangan menyentuh peralatan listrik dengan tangan basah.b. Segera ganti jika isolator pada steker atau kabel listrik rusak atauterkelupas sehingga bagian penghantar listriknya terlihat.c. Lakukan pembumian (earthing) peralatan listrik secara benar.Pembumian terutama sangat diperlukan untuk peralatan yang digunakandekat dengan air atau yang terbuat dari logam (missal: motor, lemari esdan mesin cuci).d. Jangan pernah menaruh kabel listrik di lantai laboratorium jika terdapatkemungkinan kebocoran air ke lantai.e. Bersihkan peralatan listrik dari debu dan minyak untuk menghindarikebocoran arus.f. Kapasitor harus benar-benar dihilangkan muatan listriknya sebelumboleh disentuh bagian dalamnya karena dimungkinkan masihmenyimpan tegangan yang tinggi meskipun sudah dimatikan aruslistriknya.g. Isolator harus dipasangkan pada konduktor listrik yang dialiri arus atautegangan yang tinggi. Jika diperlukan diberikan papan peringatan daerahbahaya listrik tegangan tinggi dan pembatasan aksesnya.

h. Listrik dengan tegangan tinggi bisa menyebabkan sengatan listrik tanpatersentuh langsung. Jaga jarak sekurang-kurangnya 30 cm darikonduktor bertegangan 2,5 kV dan 1 m dari konduktor bertegangan 50kV.i. Inspeksi dan perawatan peralatan bertegangan tinggi harus dilakukandengan persiapan yang baik. Ketika melakukan perbaikan alat pelindungdiri yang memadai harus dikenakan yaitu: sepatu boot karet, sarungtangan pengaman dan peralatan pelindung lain yang diperlukan.III.1.3. Pertolongan terhadap korban kecelakaan akibat sengatan listrikLangkah pertama adalah mematikan aliran listrik sebelum menolong korban.Jika aliran listrik tidak dapat dimatikan, maka tolonglah korban dengan menarikkorban sengatan listrik supaya terbebas dari sumber listrik memakai tongkat ataudengan membalut tangan penolong dengan kain kering dan menarik pakaiankorban. Selanjutnya tolonglah korban sesuai petunjuk pada panduan P3K.III.2. Bekerja dengan Alat Pertukangan dan MesinSebagian besar kecelakaan yang terjadi ketika bekerja dengan alatpertukangan dan permesinan disebabkan oleh kecerobohan pemakai,ketidakrapian dan kesalahan manusia. Peralatan pertukangan dan permesinandapat dipergunakan dengan aman jika mengikuti aturan pemakaiannya danmemperhatikan bahaya yang bias ditimbulkan dan pencegahannya.III.2.1. PakaianPakaian yang dipakai saat bekerja diharapkan antara lain dapat memberikanperlindungan dari cedera akibat terkena benda tajam dan permukaan panas sertamencegah pakaian dan rambut terlilit dalam bagian mesin yang berputar.Persyaratan pakaian kerja:a. Pakaian yang dikenakan sebaiknya pas di badan dan tidak ada bagianyang menjuntai ke luar yang dapat terperangkap dalam mesin. Sepatuyang dikenakan harus tertutup untuk menghindari paparan benda tajamatau bahan lain yang berbahaya.b. Tidak mempergunakan sarung tangan ketika mengoperasikan peralatanyang berputar dengan cepat.c. Selalu mempergunakan kacamata pengaman dan APD lain yangdiperlukan.III.2.2. Penanganan peralatan pertukangan dan permesinanBahaya yang dapat ditimbulkan oleh pengoperasian mesin antara lain:a. Menyentuh atau terlilit bagian yang berputar atau bergerak.b. Cedera akibat serpihan atau bahan lain yang terlempar dari mesin.

Untuk mencegah bahaya tersebut, pemakai peralatan atau mesin harusmempelajari terlebih dahulu cara pemakaian yang benar di bawah pengawasanpembimbing yang terampil.III.2.3. Tindakan pencegahan ketika mengoperasikan mesin- Sebelum pengoperasiana. Periksa keadaan mesin misal: jika ada bagian yang goyah, alatpengaman yang rusak dan kondisi peralatan lain di sekitarnya.b. Perhatikan kemungkinan bahaya yang bisa terjadi, misal: bagian yangtidak stabil ketika berputar atau bagian yang mungkin bisa terlepas saatdipakai.c. Pastikan mesin tidak akan kehilangan keseimbangan ketikadioperasikan.d. Pastikan kondisi aman di lingkungan sekitar.- Selama pengoperasiana. Jangan meninggalkan mesin tanpa pengawasan.b. Selalu gunakan sikat atau peralatan lain (bukan dengan tangan kosong)untuk mengambil serpihan bahan di dalam mesin yang bergerak.c. Jika mesin berhenti mendadak segera matikan sumber tenaga utamadan periksa jika ada kerusakan yang terjadi.d. Perhatikan jika ada getaran atau bunyi yang tidak normal dari mesin.- Setelah pengoperasiana. Setelah pekerjaan selesai pastikan mesin benar-benar telah berhentisebelum mengambil bahan yang diproses.b. Jangan pernah menghentikan paksa mesin dengan tangan ataupun alatlain.c. Pastikan bahwa saklar utama telah dalam posisi mati.III.2.4. Peralatan pengamanPeralatan pengaman di antaranya adalah: tutup pengaman untuk mencegahterlemparnya serpihan atau untuk menutupi bagian mesin yang bergerak dansaklar ganda untuk mencegah pengoperasian mesin secara tidak sengaja.Diharapkan peralatan-peralatan yang berbahaya memiliki dua alat pengaman ataulebih. Alat pengaman tidak boleh dimatikan secara sengaja dan alat tidak bolehdioperasikan jika alat pengaman tidak berfungsi.III.3. Bekerja dengan Bahan KimiaInformasi tentang bahaya fisik dan kesehatan dari bahan kimia harusdisediakan dan mudah diakses bagia siapa saja di laboratorium. Informasi iniharus disediakan pada dua tempat yaitu: label bahan kimia dan MSDS. Label

pada wadah asli dan MSDS bahan kimia memberikan informasi tentang identitasdari bahan yang terkandung dan bahaya fisik dan kesehatannya.III.3.1. LabelLabel dari pabrik harus dijaga tetap terpasang. Jangan sekali-kalimenghilangkan atau merusak label tersebut sebelum wadahnya kosong. Jikasebuah bahan kimia dipindahkan dari satu wadah ke wadah lain untukpenyimpanan, wadah baru harus diberi label yang berisi: nama bahan, kandungankimianya dan peringatan bahayanya.III.3.2. Material Safety Data SheetSeluruh pembuat bahan kimia dan distributornya harus melakukan evaluasibahaya dari produknya dan menyertakan informasinya dalam MSDS. SemuaMSDS harus disimpan dalam satu lokasi dalam laboratorium atau di jurusan.III.3.3. Pemisahan Bahan KimiaBahan-bahan kimia yang tidak saling compatible tidak boleh disimpan dalamsatu lokasi yang sama. Penyimpanan bahan kimia sesuai urutan alphabet, tanpamempertimbangkan kompatibilitas, dapat meningkatkan resiko terjadinya reaksireaksi yang berbahaya, terutama jika terjadi kecelakaan yang mengakibatkanpecahnya kemasan.-Cairan yang Dapat TerbakarCairan yang dapat terbakar memerlukan kondisi penyimpanan yang tertentu.Untuk informasi lebih lanjut, baca Panduan untuk Bahan Dapat Terbakar.- Bahan Asama. Asam-asam mineral, termasuk asam fosfat, hidrokhlorid, nitrat, sulfat, danperkhlorat dapat disimpan di dalam lemari yang dirancang untuk Asamasam korosif. Lemari yang terbuat dari bahan non logam ini tidak memilikiinterior yang terbuat dari logam, dilapisi dengan bahan tahan asam, danlantai lemari dirancang sedemikian sehingga mampu menampungtumpahan asam.b. Asam-asam mudah menguap, seperti oleum atau asam nitrat berasap,sebaiknya disimpan di dalam lemari khusus yang berventilasi, sepertimisalnya bagian bawah dari lemari asam, terutama jika kemasannyasudah pernah dibuka. Asam-asam mineral yang pekat dapat sangatreaktif.c. Asam-asam pekat bahkan dapat bereaksi hebat dengan larutan encer dariasam yang sama, jika dicampur dengan cepat. Misal: asam sulfat pekatdicampur secara cepat dengan asam sulfat 1 molar akan melepaskankalor dalam jumlah yang besar. Asam dengan konsentrasi yang berbedabeda harus disimpan terpisah. Jika disimpan dalam lemari yang sama,gunakan nampan/ember palstik untuk menjauhkan satu sama lain didalam lemari yang sama.

d. Asam asetat adalah asam organik dan harus disimpan terpisah dari asamasam mineral. Karena asam asetat dapat terbakar, maka asam inisebaiknya disimpan bersama-sama dengan cairan dapat terbakar lainnya.e. Asam pikrat dapat membentuk garam yang dapat meledak jika bereaksidengan berbagai jenis logam. Kristal asam pikratpun bersifat eksplosif.f. Asam perkhlorat adalah oksidator yang sangat kuat dan harus dijauhkandari semua bahan organic, termasuk kayu.- Bahan Kimia tidak StabilEter, beberapa keton, dan olefin dapat membentuk peroksida jika terpapar keudara atau cahaya. Karena bahan-bahan ini mungkin dikemas dalam kondisi tidakkedap udara, peroksida dapat terbentuk bahkan sebelum kemasan dibuka.Beberapa bahan kimia, seperti dinitrogliserin dan german, bersifat sensitiveterhadap goncangan. Artinya, mereka dapat terdekomposisi dengan cepat ataumeledak jika tergoncang-goncang atau bahkan diaduk. Bahan-bahan ini menjadisemakin sensitive terhadap goncangan dengan makin lamanya penyimpanan.Untuk bahan kimia yang berpotensi tidak stabil:a. Pada labelnya, tuliskan tanggal penerimaan kemasan dan tanggalpertama kali kemasan dibuka.b. Setelah 6 bulan sejak pertama kali kemasan dibuka, buang kemasandan isinya.c. Buang kemasan yang belum pernah dibuka setelah 1 tahun penerimaan,kecuali telah ditambahkan inhibitor ke dalamnya.- Daerah KhususDaerah/ruangan yang secara khusus dipakai untuk penyimpanan bahanbahan berbahaya, termasuk bahan yang bersifat karsinogen, sangat beracun, dandapat merusak janin, harus diberi tanda Daerah Khusus. Bahan-bahan ini harusdisimpan terpisah dari bahan-bahan kimia yang lain, selama ruangannyamemungkinkanIII.3.4. Pencegahan tumpahanSebagian besar tumpahan sebenarnya bisa dihindari. Berikut ini beberapatip yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya tumpahan ataupunmengurangi besarnya tumpahan:a. Tempatkan wadah bahan kimia dalam lemari asam atau meja kerja yangbisa mengurangi kemungkinan tersenggol secara tidak sengajab. Taruh semua bahan yang tidak terpakai dalam tempat penyimpanannyayang sesuai dan jaga tempat kerja selalu bersih dan bebas dari bendabenda yang tidak diperlukan.c. Rencanakan setiap gerakan anda. Perhatikan ke arah mana akanmenuju sehingga tidak akan menyebabkan tumpahan.d. Hindari memindahkan bahan kimia melalui koridor ruangan pada saatbanyak orang berlalu-lalang sperti saat jam pergantian kelas.

e. Pindahkan bahan kimia memakai alat angkut bahan kimia atau keretadorong.f. Tempatkan lembaran plastik yang bisa menyerap bahan kimia di atsmeja atau lemari asam di mana tumpahan bahan kimia sangat mungkinterjadi. Jika volume cairan lebih besar dari yang bisa diserap, gunakannampan.III.3.5. Transportasi bahan kimiaTumpahan dan paparan bahan kimia dadapat terjadi jika bahan tersebutdipindahkan secara tidak benar meskipun hanya dipindahkan dari bagian yangberbeda di ruangan laboratorium tersebut. Untuk menghindarkan kejadiantersebut, pertimbangkan hal-hal sebagai berikut:a. Gunakan alat pengangkut botol, kereta dorong atau wadah sekunder(secondary container) ketika memindahkan bahan kimia yang disimpandalam kemasan yang bisa pecah (khususnya jika lebih dari 250 ml)melalui koridor atau antar gedung. Wadah sekunder terbuat dari karet,logam atau plastik yang dilengkapi pegangan pembawa dan cukup besaruntuk menampung seluruh isi kemasan jika kemasannya pecah.b. Pemindahan bahan B3 dalam kemasan individual melebihi empat literantar gedung sangat tidak disarankan.c. Ketika bergerak di dalam laboratorium, antisipasi gerakan orang lainyang berbalik atau perubah arah secara tiba-tiba. Jika anda trenatukatau terjatuh ketika membawa alat gelas atau bahan kimia, usahakanuntuk melemparnya menjauhi diri anda atau orang lain.d. Orang yang memindahkan bahan kimia harus mengetahui bahaya daribahan kimia yang dibawa dan cara penanganan jika terjadi tumpahan.e. Ketika membawa silinder gas, gas silinder harus terikat pada memindahkannya.f. Pindahkan bahan kimia melewati elevator khusus barang, bukanelevator untuk orang, jika tersedia.g. Simpan bahan kimia dalam kemasan aslinya ketika memindahkannya,jika memungkinkan.III.3.6. Penanganan Jika Terkena Bahan KimiaProsedur berikut ini harus diikuti dalam kondisi terpapar bahan kimia. Semuainsiden harus dilaporkan kepada kepala laboratorium, pembimbing atau penelitiutama.- Bahan kimia di kulit atau pakaiana. Segera bilas dengan air tidak kurang dari 15 menit (kecuali untuk AsamFluorida, padatan flammable atau phenol 10%). Untuk paparan yangbanyak harus digunakan safety shower.

b. Ketika membilas secepatnya tanggalkan pakaian dan perhiasan yangterkontaminasi. Setiap detik menentukan. Jangan buang waktu karenamasalah kesopanan.c. Hati-hati ketika melepas kaos atau sweater tanpa kancing, untukmecegah kontaminasi pada mata.d. Baca MSDS untuk mengetahui adanya akibat yang akan timbulkemudian.e. Buang pakaian yang terkontaminasi atau cuci secara terpisah daripakaian lain. Bahan dari kulit tidak bisa didekontaminasi dan harusdibuang.Jangan gunakan pelarut untuk membilas kulit. Pelarut akan menghilangkanminyak pelindung dari kulit dan menyebabkan iritasi dan inflamasi. Dalam kondisitertentu pembilasan dengan pelarut bisa mempercepat absorbs bahan beracun.Untuk padatan flammable yang terkena kulit, pertama hilangkan bahan tersebutsebanyak-banyaknya dari kulit kemudian ikuti prosedur di atas.Untuk asam fluorida, bilas dengan air selama 5 menit. Gunakan kalsium glukonat(calcium gluconate) 2,5%. Jika tidak tersedia, lanjutkan pembilasan selama 15menit. Kemudian segera minta bantuan medis ke unit gawat darurat rumah sakitterdekat.- Bahan kimia di mata.a. Segera bilas mata dengan air selama setidaknya 15 menit. Mata harusdipaksa terbuka saat pembilasan dan bola mata harus diputarsedemikian sehingga seluruh permukaanya terbilas. Lebih baikdigunakan pancuran mata (eye wash fountain) supaya tangan bisabebas menahan mata supaya terbuka. Jika tidak tersebia pancuan mata,siramkan air ke mata, pembilasanya dari arah hidung ke luar suapyatidak mengkontaminasi mata yang tidak terpapar bahan kimia.b. Lepas lensa kontak selama pembilasan. Jangan buang waktu denganmelepas lensa kontak sebelum pembilasan. Jangan mencoba membilasdan memakai kembali lensa kontak.c. Segera periksakan ke petugas medis tanpa memandang parah atautidak akibat yang terlihat. Jika memerlukan ambulan segera kontakpetuga berwenang di nomer telepon di atas. Jelaskan bahan kimia apayang terpapar. Jika memungkinkan bawa serta MSDS-nya.- Menghirup bahan kimiaa. Segera tutup wadahnya, buka jendela atau tingkatkan ventilasinya danpindah ke udara segar.b. Jika gejala semacam sakit kepala, iritasi hidung atau tenggorokan,pusing atau mual-mual terus terasa, segera hubungi petugas medis.Jelaskan bahan kimia yang terhirup.c. Perikasa MSDS untuk mengetahui pengaruh kesehatan apa yang akantimbul termasuk yang tidak timbul seketika.

- Bahan kimia tertelan dengan tidak sengajaa. Segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.b. Jangan paksa untuk memuntahkanIII.4. Bekerja dengan GasBanyak jenis gas yang dipergunakan di laboratorium dan semuanya harusditangani dengan hati-hati.III.4.1. Klasifikasi gas dan sifat-sifatnyaa. Gas mudah terbakar (flammable gas): H 2, CO, NH3, H2S, methane,propane, dll.b. Gas pengoksidasi (oxidizing gas): udara, O2, O3, Cl2, NO, NO2 dll.c. Gas bisa meledak (explosive gas): campuran antara flammable danoxidizing gas.d. Gas inert (iner gas): N2, He, Ar, dll.e. Gas yang dicairkan/dipadatkan: N2, He, LPG, dry ice dll.f. Gas beracun (Toxic gas): CO, CO2, NH3, halogen (Cl2, F2), hydrogen halide(HF, HCl), H2S, HCN, arsine (AsH3), phosgene, silanes, ozone, dll.g. Gas korosif (corrosive gas): Cl2, HCl, O3 dll.h. Gas bertekanan tinggi: banyak gas di simpan dalam tabung bertekanantinggi sehingga penanganan yang keliru bisa mengakibatkan kecelakaanyang serius.III.4.2. Pencegahan kebakaran, luka bakar dan ledakan- Ledakan gasJika gas yang mudah terbakar dan gas pengoksidasi bercampur denganproporsi tertentu maka akan terbentuk campuran gas yang bisa meledak(eksplosif). Untuk mencegah terbentuknya campuran yang eksplosif maka harusdicegah terjadinya kebocoran gas dan ventilasi ruangan harus memadai. Perludipastikan ruangan tempat percobaan memiliki ventilasi dan exhaust fan yangmemadai.- Sumber apiUntuk terjadinya kebakaran/ledakan diperlukan adanya tiga unsur yaitu:bahan bakar, gas pengoksidasi dan sumber api. Sumber api yang bisamenyebabkan kebakaran bukan saja nyala api yang terbuka namun jugaperalatan atau bahan bersuhu tinggi, percikan listrik static, benturan, katalis, danserbuk metal dalam jumlah besar.- Jika terjadi kebocoranPerencanaan dan pelatihan terhadap personel yang ada di sekitar sumbergas harus dilakukan untuk memastikan semua orang mengetahui apa yang harusdilakukan jika terjadi kebocoran gas. Harus dipersiapkan rute evakuasi yang aman

dan pencegahan supaya tidak terdapat sumber api yang bisa memicukebakaran/ledakan.III.4.3. Penanganan gas bertekanan tinggiGas-gas bertekanan memunculkan bahaya selain dari gasnya sendiri, jugadari energy dalam jumlah besar yang terkandung dalam silnder bertekanan.Silinder besar dengan berat 130 pound atau lebih dapat memunculkan bahayacedera jika menimpa kaki atau tangan.a. Semua silinder harus terikat ke dinding, bangku, atau struktur oleh rantaiatau tali. Bisa juga dipakai stand untuk silinder.b. Pisahkan silinder berdasarkan jenis gas (misal: dapat terbakar, inert, dsb.)c. Jauhkan silinder dari sumber panas dan kondisi cuaca yang ekstrem.III.5. Bekerja dengan Bahan BiologiDalam banyak penelitian di laboratorium sering dipakai bahan-bahan biologis(darah, kotoran, tulang dll) dan/atau makhluk hidup (binatang, mikrobia, tanamandll). Oleh karena itu pa

Departemen Teknik Kimia sebagai bagian dari Universitas Gadjah Mada juga berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja laboratorium yang aman bagi seluruh dosen, karyawan, mahasiswa maupun tamu. Tujuan dari Program Safety Health and Environment (SHE) dari Departemen adalah meminimalkan

Related Documents:

S2 TEKNIK KIMIA STRUKTUR KURIKULUM S2 TEKNIK KIMIA Teknik Kimia Reguler asal S1 Teknik Kimia - Chemical Engineering (Regular) Based on Chemical Engineering Undergraduate Program KODE MATA AJARAN SUBJECT CREDIT CODE Semester 1 Term 2 ENCE801001 Pemodelan Tekn

LABORATORIUM JASA KIMIA DEPARTEMEN KIMIA, FMIPA UNIVERSITAS INDONESIA Gedung G Departemen Kimia, FMIPA Kampus UI Depok 16424 Tlp. 6221 78849006 Fax. PENDAHULUAN Lab Unichem Kimia UI yang sebelumnya bernama Lab Afiliasi Kimia UI didirikan sebagai bentuk penerapan pilar ketiga tridarma perguruan tinggi yaitu

TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA I LABORATORIUM KIMIA FISIKA DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 . KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunia-Nya, Penuntun Praktikum Termodinamika Teknik Kim

AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER KIMIA ITS . 10 Buku Panduan Akademik Departemen Kimia ITS III. Susunan Organisasi dan Daftar . Teknik Kimia S2 Universitas Airlangga Kimia Farmasi S3 Universitas Airlangga Kimia 3 Dra. Ratna Ediati, M. S., Ph. D S1 Institut Teknologi Bandung Kimia

TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA II LABORATORIUM KIMIA FISIKA DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 . KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunia-Nya, Penuntun Praktikum

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik dokumen ini. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNI

Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, maka kompetensi yang diharapkan adalah sesuai dengan kompetensi yang ada dalam ABET . Secara khusus, Program Studi S1 Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia

A Pre-Revolution Time Line Directions: Using the list in the box, fill in the events and laws that led up to the American Revolution. Write the event or law below each year. You may need to do some online research to complete this exercise. Boston Tea Party, Stamp Act Congress, Intolerable Acts, The French and Indian