PPE ENNGGGEELLLOOOLLLAAAANNN A LLLAAHHHAAANNN .

3y ago
22 Views
2 Downloads
6.78 MB
103 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Warren Adams
Transcription

PEDOMAN TEKNISPENGELOLAAN LAHAN BERMASALAHPANTAI BERPASIR DENGAN CEMARAOlehBeny Harjadi,Agung Wahyu NugrohoSusi AbdiyaniArina MiardiniDona OctaviaKEMENTERIAN KEHUTANANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANANBALAI PENELITIAN TEKNOLOGI KEHUTANANPENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI2014ii

KATA PENGANTARBuku ―PENGELOLAAN LAHAN BERMASALAH PANTAI BERPASIRDENGAN CEMARA LAUT‖ merupakan salah satu bentuk sarana syarakatluas,khususnya di daerah pantai berpasir dengan permasalahan lahan marjinal.Kegiatan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan lahanpantai berpasir di Kebumen berangkat dari presentasi hasil penelitian darikantor BPTKPDAS kepada Dinas-Dinas yang ada di Kebumen. Selanjutnyapada saat itu Ibu Bupati (Ir. Rustriningsih) meminta untuk ada penelitianyang ada di pantai selatan Kebumen, mengingat kondisi pantai yanggersang dan panas sehingga pengunjung wisata sangat rendah. Begitujuga permasalahan lahan pantai dan pesisir selatan yang luas danmemanjang tidak dapat diusahakan untuk tanaman hortikultura karenagangguan uap air garam dan angin kencang dari laut.Tahun 2005 kegiatan penelitian BPTKPDAS dengan tanggul anginCemara Laut (Casuarina equisetifolia) di mulai dengan melibatkanmasyarakat desa Karanggadung khususnya Kelompok Tani Pasir Makmur.Kegiatan diawali dengan meyakinkan ke masyarakat bahwa pantaiberpasir dapat untuk budidaya tanaman semusim (hortikultura) asal sudahada tanaman tanggul di depannya atau dekat pantai. Awalnya masyarakatkurang percaya sehingga perlu diajak studi banding ke pantai SamasJogyakarta yang sudah ada tanaman Cemara lautnya. Sepulang dari studibanding masyarakat yakin bahwa pantai yang nampaknya gersang, jikadikelola dengan baik akan menghasilkan yang jauh lebih produktifdibandingkan dengan tanah mineral biasa. Selanjutnya kegiatan tersebutberlanjut sampai sekarang ini dan menjadi show window BPTKPDAS.TIM PENELITI PANTAI BERPASIRi

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR .iDAFTAR ISI . iiDAFTAR TABEL . ivDAFTAR GAMBAR . vDAFTAR LAMPIRAN . viiiI.PENDAHULUAN. 1A. Latar Belakang . 1B. Maksud dan Tujuan . 5C. Sasaran . 5D. Batasan Istilah . 5II.PERENCANAAN . 8A. Pengorganisasian . 8B. Pemetaan Lokasi . 9C. Kebutuhan . 13D. Penentuan . 18III.PELAKSANAAN . 20A. Persiapan. 20B. Pembuatan Jalur Tanggul Angin. 27C. Penanaman. 28D. Pemeliharaan . 40E. Pemanenan Hasil . 43IV. MONITORING . 46A. Pengamatan Tanah . 46B.Pengamatan Iklim . 48C. Pengamatan Tanaman . 56D. Pengamatan Erosi . 57ii

V.EVALUASI . 66A. Tingkat Prosentase Tumbuh . 66B.Tingkat Prosentase Hasil.C.Tingkat Perawatan dan Pengelolaan . 68D. Tingkat Partisipasi Kelompok Tani. 69E. Tingkat Dampak Pengelolaan Lahan Pantai . 71F. Analisa Input dan Analisa Output .G. Tingkat Kemanfaatan Tanggul Angin. 75H. Tingkat Adopsi Masyarakat . 76VI. MANFAAT PLOT PENELITIAN . 82A. Pemeliharaan Plot Penelitian. 82B. Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penanaman Cemara Laut . 84C. Matinya Cemara Laut Di Pantai . 86VII. PENUTUP . 91iii

DAFTAR TABELTabel 1. Kondisi sebelum dan sesudah ada cemara laut di pantai .84iv

DAFTAR GAMBARGambar 1. Diagram alur Penanganan permasalahan Lahan PantaiBerpasir dengan Cemara Laut . 4Gambar 2. Areal Penelitian Lahan Pantai Berpasir di Desa Karanggadung,Kecamatan Petanahan, Kebumen, Sejak Tahun 2005 . 9Gambar 3. Layout Pengembangan Demplot Tanaman Semusim danTanaman Tanggul Angin Cemara Laut.18Gambar 4. Persiapan Pembibitan Tanaman Tahunan dan Buah-buahan .21Gambar 5. Kondisi Awal Cemara Laut (Casuarina equisetifolia), saatditanam di Lapangan .21Gambar 6. Perkembangan kematangan biji pada cangkang dari berwarnahijau (mentah), kuning (matang) dan coklat (biji lepas) .29Gambar 7. Contoh persemaian cemara laut dari biji di Pemalang .30Gambar 8. Cemara laut dari cangkok, dari biji dan setelah di prunning(dipangkas cabang-cabang bawah agar cepat meninggi). .31Gambar 9. Papan batas dan tanda peringatan untuk pengamanan lokasipenelitian jangan sampai diganngu pengunjung wisata .32Gambar 10. Pengamatan Pertumbuhan tanaman cemara laut Tahun 2011dari penanaman Tanaman tahun 2006 sampai tahun 2009 .33Gambar 11. Beberapa tanaman yang ada di pantai berpasir, dimanfaatkanmikorizanya untuk perangsang pertumbuhan tanaman baru .34Gambar 12. Demplot Uji Coba dari Kantor BPTKPDAS Solo, antara Lain :Jagung, Cabe, dan Bawang Merah (Hortikultura) .35Gambar 13. Beberapa Tanaman Hortikultura, dibelakang Cemara Laut :Gula Kelapa, Semangka, Terong Ungu, dan Pepaya Kalifornia.36Gambar 14. Beberapa Tanaman Bawah yang ada di Pantai Berpasir .39Gambar 15. Beberapa Macam Insektisida untuk Penyemprotan HPT (HamaPenyakit Tanaman) .42Gambar 16. Ternak Sapi dan Kambing Etawa untuk PeningkatanPenyediaan Pupuk Kandang dan Menjaga Kesuburan Lahan .44Gambar 17. Dampak Cemara Laut Meramaikan Kondisi Wisata : Warung diTepi Pantai, Rumah Dekat Pantai (pesisir) dan Jalan Pantai .45Gambar 18. Kondisi Biofisik dan Kimia Pantai Berpasir pada Lahan CemaraLaut, Pasir Pantai dan Lahan Semusim di Pantai Petanahan. .47Gambar 19. Pengambilan Sampel Tanah pada Lahan Cemara Laut, PasirPantai, Lahan Semusim Hortikultura di Pantai Petanahan, DesaKaranggadung, Kec. Petanahan, Kab. Kebumen.47v

Gambar 20. Kondisi tanaman kekeringan akibat musim kemarau yangpanjang, tanaman kering dan layu jika tidak diguyur hujan .48Gambar 21. Mengantisipasi perubahan iklim ekstrim di pantai makadiperlukan pemantauan perubahan iklim dan erosi angin. .49Gambar 22. Kelembaban Ruang dan Udara Harian Pagi dan Siang di DesaKaranggadung, Kec.Petanahan, Kab.Kebumen .50Gambar 23. Suhu Udara dan Ruang pada Pagi dan Siang hari diKaranggadung, Petanahan, Kebumen Tahun 2013 .51Gambar 24. Suhu Tanah Top Soil (30cm), Solum (90cm), dan Regolit(150cm) Pagi dan Siang hari di Karanggadung, Kebumen.52Gambar 25. Data Hujan : Maximum Hujan, Rerata, Hari Hujan, Jumlahdan Minimum .53Gambar 26. Curah Hujan Bulanan di Pantai Petanahan, DesaKaranggadung, Kab.Kebumen Tahun 2009 – 2013 .54Gambar 27. Total Hujan Tahunan dan Hari Hujan di Pantai Petanahan ,Desa Karanggadung, Kab.Kebumen Tahun 2009 – 2013 .55Gambar 28. Evaporasi pada Pengamatan Siang dan Malam hari Jauh dariPantai (sebelah utara) serta Dekat Pantai (sebelah selatan) .56Gambar 29. Alat Penangkap Erosi Angin (Sandtrap) dan Bius Beton untukInstalasi Air Sumur Renteng .57Gambar 30. Erosi Angin pada Lahan Pantai Berpasir Bulan Mei 2006 .58Gambar 31. Erosi Angin pada Lahan Pantai Berpasir Bulan Agustus 2006 .58Gambar 32. Erosi Angin pada Lahan Pantai Berpasir, 22 Desember 2006 .59Gambar 33. Lay out Tata Letak Stik Erosi untuk Memantau Erosi Angin diPantai Petanahan, Kebumen, Tahun 2013 .60Gambar 34. Erosi Angin di Dekat Pantai (D), Gisik Pasir (G), Jauh dariPantai (J) dan Pantai (P) di Petanahan, Juni-Agustus 2013 .61Gambar 35. Erosi Angin di Dekat Pantai (D), Gisik Pasir (G), Jauh dariPantai (J) dan Pantai (P) di Petanahan, September- Desember2013 .62Gambar 36. Kecepatan Angin Siang dan Malam Tahun 2007 di Kebumen.63Gambar 37. Kecepatan Angin Pagi dan Siang Hari di Karanggadung,Petanahan, Kebumen Tahun 2013. .64Gambar 38. Arah Angin Pagi dan Siang Hari dari Timur Laut (TL) sampaiBarat Daya (BD) di Karanggadung, Kebumen. .65Gambar 39. Kronologis Perubahan Kondisi Lahan Pantai Petanahandengan Cemara Laut dari Tahun 2005 sampai 2013. .67vi

Gambar 40. Pertumbuhan Tanaman Cemara Laut dan Persen TumbuhTahun 2013 .68Gambar 41. Kondisi Tanaman yang Mengalami Kekeringan Akibat MusimKemarau panjang dan Mati Akibat Busuk Akar .69Gambar 42. Pengunjung Wisata Meningkat karena Tingkat KenyamananWisata Semakin Sejuk dan Indah .72Gambar 43. Pendapatan Wisata Bulanan di Pantai Petanahan, DesaKaranggadung, Kab. Kebumen Tahun 2010 - 2013 .73Gambar 44. Kunjungan Wisata Pantai Petanahan, Desa Karanggadung2011-2013.74Gambar 45. Puncak kunjungan wisata saat Lebaran di bulan September2011 dengan pendapatan mencapai Rp 23.594.000,- .75Gambar 46. Sosialisasi Penyelamatan Pantai dengan Menanam CemaraLaut Pada Masyarakat dan Anak-anak Sekolah .77Gambar 47. Pendekatan dengan Cara Pendampingan Kelompok Tani danAnak-anak Sekolah di Ruang Kelas Maupun di Ruang Terbuka 78Gambar 48. Kondisi Gersang Pantai Petanahan dan Rindang SetelahPenghijauan dengan Cemara Laut.79Gambar 49. Peresmian Cemara Laut Wanagama III oleh MenteriKehutanan di Pantai Petanahan, Kebumen. .79Gambar 50. Sosilaisasi penyelamatan dini pantai dengan cemara laut perludisampaikan pada semua dari warga biasa, aparat, anak-anaksekolah untuk membangkitkan partisipasinya .80Gambar 51. Pendekatan secara perorangan atau berkolompok harussering dilakukan baik secara formal (aparat kabupaten sampaidesa) maupun informal dengan para tokoh atau warga biasa .81Gambar 52. Akar cemara laut yang busuk akibat diserang jamur daribahan pupuk kandang yang belum matang .89Gambar 53. Penyerangan akar oleh jamur atau penyakit busuk akar akanmenyebabkan perakaran putus dan tanaman mati permanen. 89Gambar 54. Bibit cemara laut muda yang mati pada saat penanaman bisadiakibatkan oleh iklim, tanah, pupuk, penanganan bibit dll .90vii

DAFTAR LAMPIRANviii

I.PENDAHULUANA. Latar BelakangLahan bermasalah merupakan lahan yang tidak layak atau tidaksesuai dipergunakan untuk pertumbuhan tanaman, sehingga agar lahanbermasalah dapat dimanfaatkan perlu dilakukan usaha perbaikan. Macammacam permasalahan lahan dapat terjadi karena : 1. Proses alami 2. Prosesbuatan 3. Kombinasi keduanya. Proses permasalahan lahan alami meliputi :lahan marjinal (pasir kuarsa/podsol, pantai berpasir, lahan bergaram, dll),lahan basah (gambut, payau/estuarin, rawa, dll) dan tanah bencana (berapi,tsunami, gempa bumi, angin kencang, dll). Proses permasalahan lahanbuatan meliputi lahan kritis, lahan asam/sulfat masam, dan lahan bekastambang. Proses permasalahan lahan akibat kombinasi antara faktor alamdengan buatan manusia meliputi : lahan banjir, kekeringan, dan longsor.Salah satu permasalahan lahan di Indonesia adalah lahan pantaiberpasir mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang memilikiwilayah pantai yang luas dan panjang. Bentuk lahan (landform) wilayahpantai secara umum dikelompokkan atas wilayah pantai berlumpur (muddyshores), pantai berpasir (sandy shores), dan pantai berbatu karang atauandesit (Bloom, 1979). Wilayah ini bersifat dinamis dimana terdapathubungan antara pasokan butir-butir pasir dari hasil abrasi pantai olehombak menuju pantai dan dari gisik (beach) yang merupakan hasil erosiangin kearah daratan, sehingga pasokan pasir terjadi terus-menerus.Peristiwa tersebut menyebabkan lahan pantai berpasir menjadi kritis, baikuntuk wilayah itu sendiri maupun wilayah di belakangnya (Sukresno, 1998).Pengertian tanah berpasir merupakan tanah yang mengandungbanyak pasir tetapi masih ada debu dan liat sehingga tidak mudah terpisah(Hardjowigeno, 1992 ). Lingkungan pantai (Dahlan, 1992) memiliki karakteryang sangat khas sebagai ciri yang mencolok pada daerah pesisir pantaiantara lain : a). Angin kencang dengan hembusan garam, b). Kadar garam1

tinggi dalam tanah, c). Porositas tinggi, dan d). Pergerakan pasir yangbebas. Sifat Fisik tanah pantai berpasir butirannya kasar mengandungkerikil, konsistensi lepas sampai gembur, dan warnanya bervariasi darimerah kuning, coklat kemerahan, dan coklat kekuningan. Sifat Kimia tanahpantai berpasir kaya akan unsur-unsur hara seperti Posfor (P) dan Kalium(K) kecuali Nitrogen (N) yang belum terlapuk sehingga perlu tambahanpupuk organik, pupuk kandang dan pupuk hijau (Suhardjo, Supriyadi, danSudihardjo, 2000). Dengan kandungan garam-garaman yang tinggimenyebabkan tanah pantai berpasir memiliki pH tanah berkisar antara dikitmikroorganisme yang dapat memfiksasi nitogen dari udara. Terdapat banyakbakteri bacillus yang dapat melarutkan senyawa fosfat dan kalium di dalamtanah. Tanah pantai berpasir memiliki beberapa jenis tanah antara lain :tanah Alluvial, Regosol atau Entisols.Permasalahan yang terdapat pada lahan pantai berpasir meliputi(Gambar 1) : a) miskin unsur hara, b). sukar menahan air, c). mudah terjadierosi, d). agregat tanah lemah. Cara mengatasi permasalahan tanahberpasir tersebut antara lain dengan : 1). pemberian mulsa, 2).menambahkan tanah liat (amelioran/ameliorat), 3). menambahkan bahanorganik (pupuk kandang), 4). menanam tanaman penutup tanah, 5.menggunakan Bio-P 2000z. Kondisi lahan yang kritis tersebut disebabkantidak hanya oleh faktor biofisik semata yang secara alami telah kritis dan bilatidak segera ditangani berdampak negatif pada lahan yang akan terjadisemakin meluas (Harsono, 1995). Hendaknya pemanfaatan lahan pantaiberpasir dilakukan secara baik dan benar dan dapat berfungsi ganda, yaituuntuk mengendalikan erosi (angin) dan untuk meningkatkan pendapatanmasyarakat melalui usaha budidaya tanaman semusim yang sesuai danbernilai ekonomi tinggi.Berkaitan dengan permasalahan yang ada di wilayah pantaiberpasir, dibutuhkan suatu model pengelolaan untuk rehabilitasi dan2

konservasi yang bisa meningkatkan produktivitas lahan yang berimplikasipada tereduksinya marjinalitas lahan dan peningkatan pendapatanmasyarakat sekitar area tersebut dengan penanaman cemara laut(Casuarina equisetifolia sp.) sebagai tanggul angin (Nurahmah dkk, 2007).3

Gambar 1. Diagram alur Penanganan permasalahan Lahan PantaiBerpasir dengan Cemara Laut4

B. Maksud dan TujuanPetunjuk teknis ini bertujuan memberikan informasi kepadakhalayak umum bagaimana memberdayakan lahan bermasalah pantaiberpasir yang marjinal melalui penanaman tanaman tanggul angin cemaralaut (cemara udang/Casuarina equisetifolia sp.) dan tanaman budidaya(hortikultura) sehingga dapat dimanfaatkan menjadi lahan produktif untukmeningkatkan pendapatan masyarakat sekitar pesisir selatan (Sukresnodkk, 2000).C. SasaranPelaksanaanteknik konservasi lahan pantaiberpasir denganpengembangan model tanaman tanggul angin Casuarina equisetifolia sp.(pembiakan dan pola tanam) sebagai pengendali erosi angin, modelpengelolaan tanaman budidaya (bawang merah, cabe, semangka danterong) yang ditanam di belakang tanaman tanggul angin, sehingga dapatmeningkatkan produktivitas lahan marjinal.D. Batasan IstilahBeberapa pengertian dan peristilah umum yang digunakan danberhubungan dengan masalah pengelolaan wilayah pantai, antara lain:1. Lahan bermasalah adalah lahan yang diakibatkan oleh rendahnyasifat fisik, kimia dan biologi sehingga tidak layak untuk pertumbuhantanaman karena faktor bawaan/alami atau faktor buatan (eksploitasilahan, perusakan lahan, pengelolaan lahan yang salah dll).2. Pantai (shore), adalah hamparan lahan yang membentang di tepilaut, atau tepi perairan yang luas.3. Wilayah Pantai atau Pesisir (coast), adalah daratan di tepi laut,yang meliputi pantai dan daratan didekatnya (pesisir) yang masihterpengaruh oleh aktivitas marin (lautan).5

4. Daerah Pantai, adalah daratan yang terletak dibagian hilir DaerahAliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut, dengankelerengan kurang dari 8% (topografi datar).5. Gisik (beach), yaitu daerah berbatasan antara permukaan air lautpasang dan surut, yang umumnya tertutup oleh hamparan pasir dankerikil di permukaannya.6. Beting Gisik, adalah gundukan alami memanjang searah garispantai yang merupakan bekas gisik dan sudah tidak aktif lagi karenapantai mengalami akresi (daratan bertambah luas).7. Laguna, adalah cekungan memanjang searah/sejajar garis pantai,diantara beting gisik, biasanya tergenang air.8. Gumuk Pasir (sand dune), adalah bukit-bukit pasir yang terbentukdari akumulasi pasir yang tererosi dan terbawa oleh angin.9. Rekresi (abrasi), adalah daratan yang terkikis atau susut karenapengikisan gelombang atau arus laut.10. Intrusi, adalah masuknya air laut ke arah daratan baik yang melaluipermukaan tanah maupun lewat bawah tanah.11. Salinitas Air, adalah kadar garam atau tingkat keasinan air.12. Interface, adalah bidang pembatas antara air bawah tanah yangtawar (dari daratan) dan asin (dari lautan).13. Erosi, adalah suatu proses dimana tanah atau partikel tanah ataubatuan terlepas dan dihancurkan, kemudian diangkut, tercuci olehsuatu gaya (media pe

bermasalah dapat dimanfaatkan perlu dilakukan usaha perbaikan. Macam-macam permasalahan lahan dapat terjadi karena : 1. Proses alami 2. Proses buatan 3. Kombinasi keduanya. Proses permasalahan lahan alami meliputi : lahan marjinal (pasir kuarsa/podsol, pantai berpasir, lahan bergaram, dll),

Related Documents:

B.S. Exercise Science - May 2001 GPA – 3.59 (cum laude) Teaching PPE 295 – Introduction to Exercise Science PPE 514 – Exercise and Aging PPE 518 – Cardiovascular Disease: Prevention and Rehabilitation PPE 606 – Current Literature in Exercise Science and Sports Medicine PPE 685 – Systemic Exercise Physiology

this strained bed availability, personal protective equipment (PPE) supplies, and staffing. Widespread Shortages of PPE Hospitals reported that widespread shortages of PPE put staff and patients at risk. Hospitals reported that heavier use of PPE than normal was contributing to the shortage and that the lack of a robust

Directives and is now over 20 years old. In order to reflect current technologies and processes for developing and bringing PPE to the market, it is in the process of being superseded by a new PPE Regulation (EU) 2016/425. This whitepaper is designed to help you understand the change

Sep 09, 2019 · Always wear appropriate PPE when working in the lab, including goggles, lab coats and gloves. PPE is provided, ask if you cannot find the appropriate PPE or if PPE is missing. Always wear goggles when working with . No peaks in the spectrum:

Established a list of needed PPE (Donations and/or Procurement). PPE Work Group will begin a daily 15 minutes sync meeting at 9:00am. Developed a process for donated PPE with ONG. Next objective: Development of PPE tracking form and will submit for review. Quarantine Ohio EMA – Lead DAS, ODH, MHAS, OHNG, DOE (Education), ODNR, SFM,

still be certified to the PPE Directive through the technical specification route. European standards have a high status globally for being effective in setting performance levels, and are used in many countries without their own product standards. The history of PPE standards in

Old Generic Arc Flash Labeling Sample:! WARNING Old Arc Flash and Shock Hazard Appropriate PPE Required per Style Appropriate PPE Required per NFPA 70E Hazard Category 2 PPE Required for Live Work on This Equipment: Required PPE: 8 cal/cm2 FR Shirt/FR pants, Hard Hat, 8 cal/cm2 Face Shield, Balaclava, Safety Glasses, Hearing Prot.

Copyright National Literacy Trust (Alex Rider Secret Mission teaching ideas) Trademarks Alex Rider ; Boy with Torch Logo 2010 Stormbreaker Productions Ltd .