Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda Poso Lasaeo Dan .

3y ago
58 Views
2 Downloads
2.90 MB
20 Pages
Last View : 19d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Raelyn Goode
Transcription

Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda PosoLasaeo dan Rumongi Untuk Anak - AnakArtikel IlmiahPeneliti :Anugerah Nicolas Sigilipu (692010035)Birmanti Setia Utami, M.Sn.Program Studi Desain Komunikasi VisualFakultas Teknologi InformasiUniversitas Kristen Satya WacanaSalatigaOktober 2015i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda PosoLasaeo dan Rumongi Untuk Anak - Anak1)Anugerah Nicolas Sigilipu, 2)Birmanti Setia Utami.Fakultas Teknologi InformasiUniversitas Kristen Satya WacanaJl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, IndonesiaEmail: 1)ansjuniour@hotmail.com, 2)birmanti@gmail.comAbstract.Legend of Lasaeo and Rumongi was known as one of the legend in Poso, CentralSulawesi. Regrettably, children will disremember the tales and legends as their cultureheritage because this story has never been published. By considering the reasonmentioned above, it is essential to design an illustrated story book about this incrediblelegend of Lasaeo and Rumongi and this legend is not forgotten as culture heritage.Methods of research are both quantitative and qualitative in which are used to havebetter comprehension of an population sample in relation to the study or research topic.The final result of the reserach is an illustrated book of Lasaeo and Rumongi which couldhelp children and young people to learn about such a marvelous tale in more interestingand fascinating way.Keyword : Legend of Lasaeo and Rumongi, Media of Information, Illustrated BookAbstrakDaerah Poso, Sulawesi Tengah memiliki banyak cerita rakyat, salah satunya legendaLasaeo dan Rumongi. Anak-anak kehilangan cerita rakyat yang merupakan kekayaanbudaya karena cerita rakyat tersebut belum pernah dibukukan. Berdasarkan hal tersebut,maka perlu dirancang sebuah buku cerita bergambar mengenai legenda Lasaeo danRumongi agar kisah ini tidak terlupakan sebagai kekayaan budaya luhur. Metodepenelitian yang digunakan dalam perancangan ini adalah penggabungan pendekatankualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini digunakan untuk mendapat pemahamanmendalam dengan permasalahan yang ada sehingga dapat dirancang suatu solusi yangsesuai. Hasil perancangan ini berupa media informasi berupa buku cerita bergambar yangmenceritakan kisah dari Lasaeo dan Rumongi. Sesuai dengan hasil pengujian yangdilakukan, bahwa pemanfaatan buku cerita bergambar sebagai media informasi dapatmembantu anak-anak dalam mempelajari dan memahami cerita rakyat dengan cara lebihmenarik bagi anak – anak.Kata Kunci : Legenda Poso Lasaeo dan Rumongi, Media Informasi, Buku CeritaBergambar1)Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.2)Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya WacanaSalatiga1

1. PendahuluanLegenda adalah cerita rakyat zaman dahulu yang berkaitan denganperistiwa dan asal-usul terjadinya suatu tempat [1]. Sebagai contoh LegendaSangkuriang. Legenda merupakan cerita yang turun-temurun dari generasi kegenerasi. Berbagai daerah di Indonesia mayoritas memiliki cerita rakyat yangmengandung unsur budaya yang kuat.Setiap daerah Indonesia memiliki cerita rakyatnya masing-masing yangpenuh dengan teladan, sejarah dan nenek moyang. Di daerah Poso, SulawesiTengah memiliki cerita rakyat yang turun-temurun. Salah satu cerita rakyat yangpaling dikenal adalah Lasaeo dan Rumongi. Cerita rakyat Lasaeo dan Rumongiadalah legenda yang berasal dari Poso, Sulawesi Tengah yang menjelaskan asalusul dan identitas masyarakat Poso saat ini. Cerita ini sudah ada secara turuntemurun dan tetap dipercaya sampai sekarang.Menurut hasil wawancara dengan Bapak Pieter Julius Marola, selakutokoh budayawan di daerah Poso, saat ini legenda Lasaeo dan Rumongi mulaidilupakan oleh anak-anak. Hal ini dikarenakan kisahnya hanya berbentuk lisan.Sumber cerita berasal dari para tetua adat atau suku. Kisah tersebut hanyadisampaikan melalui penceritaan para orang tua dan belum pernah dibukukandengan penggambaran berbentuk fisik dan rupa dari tokoh-tokoh cerita rakyattersebut. Sehingga anak-anak akan kehilangan ketertarikan dan melupakan ceritarakyat di daerahnya yang merupakan kekayaan budaya luhur, sampai suatu saatnanti budaya-budaya luhur yang ada di Indonesia akan terhapus.Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, maka akan dirancang mediainformasi yang dikemas dengan menarik mengenai legenda Lasaeo dan Rumongi,salah satunya berupa buku cerita bergambar. Buku ini akan mempermudah anakanak dalam mengenali dan mempelajari kisah Lasaeo dan Rumongi.2. Kajian PustakaPenelitian pertama adalah “Perancangan Buku Cerita Bergambar LegendaGunung Arjuna Untuk Anak Sekolah Dasar.” Jurnal ini membahas tentangLegenda Gunung Arjuna yang terletak di Batu, Malang. Gunung Arjuna memilikilegenda dengan tokoh perwayangan Mahabharata, yaitu jangan serakah ketikamenginginkan sesuatu yang lebih dari yang telah dimiliki karena akan merugikandiri sendiri dan orang lain [2].Penelitian kedua adalah “Perancangan Buku Cerita Bergambar LegendaAsal-Usul Danau Toba Untuk Anak-Anak Usia 6-10 Tahun.” Menceritakanbagaimana terbentuknya Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara yangkisahnya hampir punah, sehingga perlu dimunculkan kembali dengan tujuan untukmengenalkan dan mempopulerkan kembali pada masyarakat. Pesan moral darilegenda asal-usul danau Toba adalah jangan mengingkari janji, tidak meremehkanhal kecil dan patuh kepada orangtua [3]. Teknik penggambaran yang digunakanadalah gaya chibi (dalam bahasa Jepang yang berarti kecil atau pendek).Pada penelitian yang pertama, memiliki konten mengenai karakter yangberperan penting dalam legenda. Sedangkan pada penelitian kedua memilikikonsep perancangan buku cerita bergambar legenda menggunakan gaya gambar2

kartun Jepang. Dalam penelitian ini akan dirancang buku cerita bergambarmengenai legenda Lasaeo dan Rumongi menggunakan gaya gambar Jepang agarpenggambaran ekspresi dan bahasa tubuh karakter mudah dipahami oleh anakanak.Buku cerita bergambar adalah buku cerita yang disajikan denganmenggunakan teks dan ilustrasi atau gambar [4]. Buku ini biasanya ditujukan padaanak-anak. Untuk anak usia 7-10 tahun, gambar berperan penting dalam prosesbelajar membaca dan menulis. Buku bergambar dapat memotivasi dalam prosesbelajar. Dengan buku bergambar yang baik, anak-anak akan terbantu dalam prosesmemahami dan memperkaya pengalaman dari cerita. Dengan demikian buku-bukuuntuk anak-anak sebaiknya diperkaya dengan gambar, baik gambar sebagai alatpenceritaan maupun sebagai ilustrasi.Legenda bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belumbegitu lampau, hingga masa sekarang. Legenda bukan cerita hiburan, namundituturkan untuk mendidik manusia serta pembekalan terhadap ancaman bahayayang ada dalam lingkungan kebudayaan. Legenda merupakan cerita rakyat zamandahulu berkaitan dengan peristiwa dan asal-usul terjadinya suatu tempat [5].Legenda Lasaeo dan Rumongi merupakan asal-usul masyarakat Poso,Sulawesi Tengah masa kini dan masih dipercaya hingga saat ini. Cerita rakyat initentang seorang pria suci dan sakti bernama Lasaeo turun dari khayanganmengendarai kerbau putih gemuk. Lasaeo mengajari cara bercocok tanam danmengolah hasil bumi kepada masyarakat Poso. Lasaeo kemudian menikahiseorang gadis cantik jelita yang merupakan anak seorang raja bernama Rumongidan dikaruniai seorang anak laki-laki. Pada suatu hari, Rumongi sedang mencuciberas dan Lasaeo menimang anaknya, tiba-tiba anaknya buang hajat. Lasaeomeminta Rumongi untuk membersihkannya namun Rumongi menolaknya. Lasaeomarah melihat sikap Rumongi, meletakkan anaknya lalu pergi. Lasaeomenghunuskan parangnya ke kepala kerbau putihnya, kemudian memanggilsebuah tali hutan dari langit dan Lasaeo menuju ke khayangan dengan tali hutantersebut. Rumongi yang menyadari hal tersebut, mengejar Lasaeo. Sesampainya dikhayangan, Lasaeo melihat Rumongi memanjat tali hutan, seketika itu Lasaeomemotong tali hutan dan Rumongi terjatuh. Rumongi yang terhempas ke bumimenjelma menjadi sebuah batu [6].Ilustrasi dari bahasa latin yaitu Ilustrate artinya penampakan, kemuliaan,cahaya, penerangan dan penggambaran. Ilustrasi merupakan sebuah visualisasidari suatu tulisan yang dapat berupa sketsa, lukisan, vector graphic, foto atautehnik seni rupa lainnya yang lebih menekankan pada penjelasan tulisan daripadabentuk [7].Layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalammedia tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawa [8]. Layoutingadalah atau tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakanarsiteknya, sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi layout dalamperkembangannya sudah sangat luas dan melebur dengan definisi desain itusendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa layouting itu sama denganmendesain. Jenis layout yang digunakan adalah Jumble Layout. Jumble Layout3

yaitu tata letak dengan komposisi gambar atau ilustrasi dan teks disusun secarateratur.Warna merupakan metode bagi seorang seniman untuk memperindahkaryanya. Warna juga merupakan media untuk mengekspresikan emosi. Padadasarnya warna merupakan salah satu sarana untuk komunikasi. Warna bersifatnonverbal dan universal. Dengan melihat warna dapat langsung menangkap kesandan makna tertentu. Namun, makna dari warna juga tetap tidak terlepas dari latarbelakang kebudayaan suatu masyarakat dan sistem kepercayaannya [9].Tipografi adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur tulisan, agarmaksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepadapembaca. Pengolahan tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf,ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letakvertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain [10].3. Metode PerancanganPenelitian yang dilakukan untuk proses pembuatan buku cerita bergambarini adalah penggabungan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang disebut MixingMethod. Mixing Method yang digunakan adalah Mixing Method Model 1, yaitupenelitian kualitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kuantitatif. Tahappertama Mixing Method Model 1 menggunakan penelitian kualitatif sebagaisarana pengumpulan informasi awal dari para informan yang diwawancarai. Darihasil wawancara tersebut muncul masalah yang jelas, kemudian penelitimelakukan crosscheck ke konsumen dengan melakukan survei kuantitatif [11].Tahapan pertama, penelitian kualitatif yaitu 1) Pertama, menentukan masalah,permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini merupakan permasalahan yangsifatnya unik, khas dan memiliki daya tarik sekaligus spesifik. 2) Pengumpulandata, berupa informasi mengenai penelitian yang diangkat dengan wawancara,observasi, 3) Analisis data dilakukan setelah data yang relevan diperoleh dalampengumpulan data. 4) Perancangan dan implementasi, pada tahap ini merancangbuku cerita bergambar, dalam perancangan ini memiliki beberapa tahap yaitukonsep perancangan dan alur cerita, sketsa, penyempurnaan gambar, pewarnaandan layouting. Tahap ini juga merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. 5)Pengujian, tahap ini hasil akhir diujikan dengan membagikan kuisoner untukmenentukan apakah buku cerita bergambar tersebut sudah sesuai kepada targetaudience, yaitu anak-anak usia 7-10 tahun. Pengujian secara kualitatif jugadilakukan pada guru dan tetua adat untuk mengetahui apakah buku ceritabergambar tersebut mampu membantu anak-anak dalam mempelajari cerita rakyatserta kesesuaian dengan cerita aslinya. Langkah-langkah penelitian dapat dilihatpada Gambar 1.4

Penentuan MasalahPengumpulan DataAnalisis DataPerancangan danImplementasiPengujianGambar 1 Langkah-langkah Penelitian Dalam Perancangan Buku Cerita Bergambar LegendaPoso Lasaeo Dan RumongiPenentuan masalah dilakukan di daerah Tentena, Poso, Sulawesi Tengah.Kemudian dilakukan pengumpulan data-data teori dari sumber-sumber yangterpercaya dan juga pengumpulan data dari lokasi yang akan divisualisasikan baikberupa data verbal maupun data visual. Pengumpulan data verbal melaluiwawancara kepada masyarakat umum berusia 30-50 sebagai wakil orangtua untukmengetahui seberapa banyak anak-anak yang mengetahui kisah Lasaeo danRumongi. Selanjutnya dilakukan wawancara kepada Bapak Pieter Julius Maroladan Bapak Rantelino Kabaya selaku budayawan atau tokoh adat suku Pamona diPoso untuk mendapatkan data-data lengkap mengenai kehidupan masyarakat Posojaman dahulu, karakteristik Lasaeo dan Rumongi serta masyarakat Poso sukuPamona dan lokasi kejadian. Observasi dengan melakukan pengamatan lapanganyaitu, batu Rumongi sebagai bukti peninggalan dari cerita rakyat yang terdapat dikelurahan Tendeadongi, kecamatan Pamona Utara, Sulawesi Tengah danpenelitian kepustakaan (literatur) mengenai adat istiadat suku Pamona.Analisis data dilakukan setelah data yang relevan diperoleh dalampengumpulan data. Hasil analisis data adalah bagaimana merancang buku ceritabergambar sebagai media informasi dalam menyampaikan legenda Lasaeo danRumongi yang sesuai bagi anak-anak di daerah Poso.Target audience dari perancangan ini adalah anak usia 7-10 tahun. Anakanak pada usia tersebut belajar melalui bermain, sehingga dapat belajarberinteraksi dengan lingkungan sekitarnya serta mengalami perkembangankemampuan berbahasa. Untuk memupuk minat baca maka harus diperkenalkandengan bacaan sejak dini walaupun dalam membaca bacaan tersebut masihmemerlukan dampingan dari orang tua.5

Perancangan buku cerita bergambar legenda Poso Lasaeo dan Rumongiini, memiliki beberapa tahap perancangan yang harus dilakukan yaitu, 1)Perancangan alur cerita meliputi pembuatan naskah, penentuan teks dan gambaryang akan digunakan. Selanjutnya 2) Tahap sketsa, proses pengambaran awalkarakter dan setting tempat. Tahap selanjutnya yaitu 3) Penyempurnaan gambaryaitu mempertebal outline sketsa yang telah selesai. 4) Pewarnaan. 5) Layouting.Konsep Perancangan,Alur Cerita, Teks ingGambar 2 Langkah-Langkah Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda Poso Lasaeo DanRumongiMedia ini dirancang untuk memperkenalkan legenda Poso Lasaeo danRumongi, sehingga kisahnya tidak dilupakan oleh anak-anak. Media yangdirancang ini berupa visualisasi kisah Lasaeo dan Rumongi dengan gambar dannarasi yang jelas dan menarik. Konsep perancangan buku cerita bergambarlegenda Lasaeo dan Rumongi, alur ceritanya berbentuk narasi. Narasi adalahsebuah paragraf yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa sehinggaseolah-olah pembaca mengalami sendiri kejadian itu [12]. Narasi disesuaikandengan alur cerita asli Lasaeo dan Rumongi. Penyampaian narasi dibuatsederhana agar anak-anak dapat memahami dengan mudah kisahnya.Setelah narasi telah selesai, dilakukan proses penggambaran sketsa. Sketsapara tokoh dalam buku cerita bergambar legenda Poso Lasaeo dan Rumongidibuat menyesuaikan dengan cerita aslinya. Setelah sketsa selesai, kemudiandilakukan proses penyempurnaan gambar. Dalam proses ini, sketsa yang sudahjadi disempurnakan, dengan cara dipertebal outline sketsa dengan menggunakandrawing pen. Gambar yang telah disempurnakan, kemudian dilakukan scan agargambar dapat diberikan warna melalui proses digital. Setelah proses pewarnaanselesai, tahap akhir adalah layouting. Gambar kemudian diproses secara digitaluntuk penempatan dalam buku. Pada proses ini narasi yang telah disiapkan6

kemudian dimasukkan sesuai dengan naskah serta diberi nomor halaman. Bentukbuku yang digunakan adalah potrait untuk memberikan kemudahan bagi anakanak dalam membaca dan mempelajari tampilan visual dari karakter Lasaeo danRumongi. Proses perancangan buku cerita bergambar dapat dilihat pada Gambar3.Gambar 3 Proses Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda Poso Lasaeo Dan RumongiGaya gambar yang digunakan adalah gaya gambar kartun dalam bukucerita atau komik yang berasal dari Jepang dan Indonesia, seperti Beny And Mice,Naruto dan lain-lain. Ciri khas gaya gambar Jepang dan Indonesia adalah matabesar, hidung dan mulut yang tipis. Gaya gambar ini dipilih agar ekspresi dangerakan karakternya tersampaikan dengan baik.Karakter utama dalam legenda Lasaeo dan Rumongi adalah dewa Lasaeodan putri Rumongi. Lasaeo adalah seorang dewa yang kemudian turun ke bumidan menjelma menjadi manusia. Wujud Lasaeo saat menjadi dewa seluruhbadannya bersinar putih, mengenakan sebuah jubah dan ikat kepala. WujudLasaeo saat menjadi manusia adalah laki-laki berparas tampan dan mengenakanbaju adat Poso khusus pria berlengan panjang suku Pamona, ikat kepala berbentuksegitiga bernama siga, selempang bernama selempa serta celana pendek. WujudLasaeo serta referensi pakaiannya dalam wujud manusia dapat dilihat padaGambar 4.Gambar 4 Referensi Pakaian Lasaeo Serta Wujud Lasaeo Dalam Bentuk Manusia Dan DewaRumongi adalah putri dari seorang raja suku Pamona. Rumongi berparascantik, dan mengenakan pakaian adat Poso khusus perempuan suku Pamona, ikatkepala bernama tali bonto dan rok. Wujud Rumongi serta referensi pakaiannyadapat dilihat pada Gambar 5.7

Gambar 5 Referensi Pakaian Dan Karakter RumongiWarna yang digunakan untuk pakaian Lasaeo dan Rumongi adalah warnamerah untuk baju dan hitam untuk celana atau rok dengan corak berwarna kuning.Warna ini sesuai dengan warna pakaian suku Pamona jaman dahulu yangmenggunakan buah pohon ula, lumpur dan kayu lehutu sebagai bahan dasar warnapakaian [13]. Background dibuat disaat bersamaan dengan pewarnaan tokoh.Warna yang digunakan untuk background adalah warna-warna cerahmenyesuaikan dengan warna karakter dan setting tempat dalam legenda Lasaeodan Rumongi.Lokasi legenda Lasaeo dan Rumongi berada di sekitar Danau Poso,daerah Pamona, sesuai dengan kisah aslinya. Setting tempat daerah Pamona penuhdengan pepohonan yang hijau, rumah adat dan sebuah danau. Penggambarandaerah Pamona serta referensinya dapat dilihat pada Gambar 6.Gambar 6 Setting Tempat Berada Di Daerah PamonaHuruf atau tipografi adalah suatu proses seni untuk menyusun bahanpublikasi menggunakan huruf cetak. Tipografi adalah alat komunikasi, olehkarena itu tipografi harus memiliki karakter kuat, jelas dan terbaca [14]. Huruf8

yang digunakan untuk narasi dalam perancangan buku cerita bergambar adalahCentury Gothic. Huruf Century Gothic ini termasuk dalam jenis huruf sanserifyaitu huruf yang tidak berkaki, yang jenis hurufnya enak dilihat dan terkesansederhana. Huruf-huruf yang digunakan dapat dilihat pada Gambar wxyz12 3 4 5 6 7 8 9 0.,?!:;'Gambar 7 Huruf Century GothicJenis layouting yang digunakan adalah Jumble Layouting agar teks mudahdibaca dan tidak mengganggu ilustrasi. Layouting pada buku dapat dilihat padaGambar 8.Gambar 8 Penataan Teks Dan IlustrasiCover depan buku cerita bergambar legenda Poso Lasaeo dan Rumongimenggambarkan Lasaeo berwujud manusia dan Rumongi yang sedang berbagicerita dengan berlatar langit yang luas agar anak-anak dengan mudah mengenalibuku cerita bergambarnya. Cover bagian belakang buku merupakan latar langityang luas, lanjutan dari latar cover bagian depan. Sinopsis cerita terdapat di coverbelakang buku. Gambar cover depan dapat dilihat pada Gambar 9.Gambar 9 Gambar Cover Depan Buku Cerita Bergambar Legenda Lasaeo Dan Rumongi4. Hasil dan PembahasanHasil akhir diperoleh perancangan buku cerita bergambar legenda PosoLasaeo dan Rumongi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan audience.Buku cerita bergambar ini nantinya akan diimplementasikan ke sekolah-sekolah,perpustakaan di daerah Poso maupun perpustakan nasional sebagai mediapembelajaran mulok sehingga anak-anak dapat membaca dan mempelajarinyaserta memperkaya bahan pustaka. Hasil akhir berupa cover dan halaman dapatdilihat pada Gambar 10.9

Gambar 10 Cover Depan Dan Belakang Serta Halaman BukuPengujian kualitatif hasil perancangan buku cerita bergambar legendaPoso Lasaeo dan Rumongi ini dilakukan dengan wawancara langsung masingmasing narasumber, yaitu Bapak Pieter Julius Marola dan Bapak RantelinoKabaya selaku budayawan atau tokoh adat suku Pamona di Poso dan para guruSD GKST 3 Tentena. Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui sej

Perancangan . buku cerita bergambar. legenda . Poso Lasaeo dan Rumongi ini, memiliki beberapa tahap perancangan yang harus dilakukan yaitu, 1) Perancangan alur cerita meliputi pembuatan naskah, penentuan teks dan gambar yang akan digunakan. Selanjutnya 2) Tahap sketsa, proses pengambaran awal karakter dan . setting . tempat.

Related Documents:

Perancangan Buku Pop up Cerita Bergambar . bergambar di sekolah yaitu buku cerita bergambar dongeng dan legenda yang masih menggunakan teks daripada gambar, siswa tidak tertarik membaca dan siswa membutuhkan adanya media baru yang dapat menarik minat siswa untuk membaca buku cerita bergambar.

Buku cerita bergambar ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, (1) buku cerita bergambar dengan kata-kata, (2) buku cerita bergambar tanpa kata-kata. Kedua buku tersebut biasanya untuk prasekolah atau murid sekolah dasar kelas awal.Buku cerita bergambar merupakan sesuatu yang tidak asing dalam kehidupan anak-anak. Di samping itu, buku adalah .

Buku cerita bergambar (Big Book) adalah media cerita berbentuk buku bergambar yang dipilih untuk diperbesar. Penggunaan media buku cerita bergambar (Big Book) dapat mengembangkan kemampuan dasar anak dalam semua aspek bahasa, khususnya pada aspek perkembangan bicara anak, misalnya dengan cara guru merangsang komentar anak tentang isi gambar .

(b) cerita bergambar tanpa kata-kata, yakni cerita yang hanya berupa gambar tetapi memiliki urutan kegiatan yang jelas. Cerita bergambar ini tidak memiliki balon dialog dalam bentuk teks tetapi berupa gambar atau bahkan tidak ada sama sekali. 3) Fungsi Cerita Bergambar Cerita bergambar juga merupakan media komunikasi yang kuat.

Buku cerita bergambar adalah media yang cocok sebagai media pengenalan legenda Salatiga karena memiliki karakteristik yang bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, merupakan ringkasan visual (gambar

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI CERITA RAKYAT BERDIRINYA KOTA PRABUMULIH . Ruwahyudi . 0811771024 . Cergam cerita rakyat ini merupakan suatu cerita legenda yang diangkat dari kisah nyata cerita daerah. Diceritakan 400 tahun yang lalu ada seorang kesatria yang bernama Kriye Budin selaku kepala adat dusun. Dalam kisah

sehingga dengan izinNya karya ilmiah dengan judul " PENINGKATAN . d. Pengembangan kreativitas . 20 e. Kondisi yang dapat menghambat dan meningkatkan . Lampiran 12 Buku Cerita Bergambar . 110 xvi ABSTRAK Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar .

using Scrum for agile software project management in a university environment. The paper is divided into three parts. In the first part an overview of the Scrum method is given. In the second part .