KETAHANAN WILAYAH PAPUA

2y ago
48 Views
3 Downloads
663.24 KB
64 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Casen Newsome
Transcription

DIREKTORAT ANALISA LINGKUNGAN STRATEGISDIREKTORAT JENDERAL STRATEGI PERTAHANANKETAHANAN WILAYAH PAPUAJakarta,Desember 2006

DAFTAR ISIKATA PENGANTARBAB IBAB IIBAB IIIBAB IVHalamanPENDAHULUANA. Latar Belakang PermasalahanB. Urgensi Pengamatan Ketahanan Wilayah Papua12PROFIL PAPUAA. Deskripsi Geografis dan Demografis1. Geografis2. DemografisB. Deskripsi Ekonomi, Sosial Budaya, dan Politik1. Ekonomi2. Sosial Budaya3. PolitikC. Deskripsi Pertahanan-Keamanan44577101215AKAR KONFLIK DAN DILEMA PAPUAA. Akar Konflik Papua1. Sejarah Politik Papua2. Kesenjangan / Ketimpangan Ekonomi3. Dinamika Sosial-BudayaB. Dilema Pemekaran Wilayah dan Otonomi Khusus Propinsi Papua1.Pemekaran Wilayah Papua2.Otonomi Khusus PapuaC. Gerakan Separatis Bersenjata (GSP)D. Faktor Internasional171718202122252731AKTOR KONFLIK DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHA. Aktor Konflik PapuaB. Kebijakan Otonomi KhususC. Ketidakjelasan PolitikD. Disparitas PembangunanE. Kemampuan Pertahanan3744474954BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKA5859

TERBATASBAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang PermasalahanSalah satu permasalahan pelik yang masih menyita banyak perhatianbangsa dan negara Republik Indonesia hingga saat ini tidak dapat dipungkiriadalah menyangkut gerakan separatisme yang berkembang di beberapawilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gerakan separatis diPapua kini menjadi isu yang belum menemukan bentuk solusi yang dilandasisuatu strategi yang komprehensif dan bersifat dinamis dalam konteksmenyesuaikan dengan perkembangan di Papua.Sebagai daerah yang diwarnai oleh gejala disintegrasi, dinamika politikdan keamanan di Papua dapat dikatakan cukup intens dibandingkan daerahlainnya di Indonesia. Seiring dengan era reformasi di tanah air dalam kerangkaera globalisasi, isu Papua kembali mengemuka di tataran nasional, regionaldan internasional. Selain dampak negatif dari globalisasi, hal ini dikarenakansemakin menonjolnya kepentingan individu dan entitas yang berakibat dalampola hubungannya dengan negara dan makin kritisnya gugatan terhadap perannegara sebagai pengayom kehidupan warga negara yang berada di dalamnya.Permasalahan Papua kini masih hadir sebagai isu yang sensitif bagikedaulatan dan integritas wilayah NKRI, sehingga perlu mendapat perhatiandan pengawasan secara kontinu demi mencegah kecenderungan peningkatanaspirasi pemisahan diri dan demi tercapainya penyelesaian masalah-masalahPapua secara keseluruhan.Berdasarkan pemahaman terhadap lingkungan strategis global danregional serta dinamika nasional dan pengalaman sejarah, maka apuayangkembalimengemuka dalam beberapa tahun terakhir. Setiap isu yang berkembangharus dicermati dengan seksama dan mendalam, salah satu mengingat adanyaindikasi keterlibatan lembaga swadaya masyarakat baik lokal maupun asingTERBATAS

TERBATAS2yang bersentuhan langsung dengan masyarakat Papua, dalam dinamika konflikdi Papua yang pada akhirnya dapat berimplikasi pada kedaulatan danintegritas wilayah NKRI. Keterlibatan LSM, seperti yang terlihat dalam isupemberian suaka terhadap pencari suaka asal Papua oleh Australiamemperlihatkan kerawanan yang dihadapi dalam perkembangan masalahanPapua ke depanB.Urgensi Pengamatan Ketahanan Wilayah PapuaWalaupun berdasarkan hasil Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA)tahun 1969 yang kemudian disahkan melalui Resolusi Majelis Umum PBBNo.2504 Papua merupakan bagian integral dari wilayah kedaulatan nggap tidak sahnya proses pelaksanaan PEPERAmasyarakatyangtidak pernah surut.Melalui kampanye di berbagai forum di dalam negeri dan di luar negeri yangdidukung berbagai elemen, kelompok ini berusaha menciptakan kondisi yangmenguntungkan pada tingkat nasional, regional dan internasional menyangkutisu penentuan nasib sendiri melalui jalur-jalur diplomasi-politik dan mendesakPBB untuk memperdebatkan kembali status hukum Papua sebagai bagian dariNKRI. Selain melalui lobi-lobi politik, mereka juga melakukan kegiatanbersenjata.Isu-isu lain yang diangkat untuk mendapat perhatian kinan,kebodohan,keterbelakangan, dan kesehatan, yang dibungkus dalam kerangka pencapaiannilai-nilai demokrasi, HAM, dan lingkungan hidup yang memang saat inimenjadi sorotan dunia internasional dan pertimbangan negara-negara majutertentu dalam pengambilan kebijakannya terhadap suatu negara.Melihat kenyataan pembangunan di sana, isu yang diangkat olehgerakan kemerdekaan Papua bukanlah tidak mendasar, terlepas dari bias-biaskepentingan politiknya. Eksploitasi sumberdaya alam oleh investor nasionaldan asing seringkali tidak seiring dengan pembangunan masyarakat, melanggarnilai-nilai adat budaya setempat, serta tidak ramah lingkungan. Kondisi inidisertai oleh ketidakmampuan pemerintah setempat untuk menjalankanTERBATAS

TERBATAS3fungsinya dengan efektif dan efisien akibat sumberdaya manusia yangterbatas, terutama dari segi kualitas dan kondisi geografis yang tidakmenguntungkan. Hal-hal tersebut menyebabkan lambannya kemajuan yangdicapai masyarakat asli sehingga kesenjangan dan kecemburuan semakinmeningkat dan akhirnya memunculkan sentimen terhadap pemerintah (pusat)yang dianggap bertanggung jawab atas kondisi yang ada.Eksistensi kelompok pro kemerdekaan Papua dengan isu-isu rujungpadakecemburuan dan sentimen serta kebijakan pemerintah yang kontroversial,menjadi faktor meningkatnya kerawanan di Papua, yang tidak hanyaberimplikasi terhadap kepentingan nasional Indonesia tapi juga bersinggungandengan kepentingan negara-negara lain baik yang menanamkan asetnya eksitaspermasalahan yang ada di Papua kini tidak hanya meliputi dimensi politik,ekonomi, sosial-budaya dan militer keamanan dalam konteks nasional belaka,namun juga dalam konteks internasional sehingga membutuhkan kebijakanpenanganan yang komprehensif dan outward looking. Selain itu, diperlukanpula kebijakan praktis dan berjangka menengah untuk mengatasi konflik yangmulai muncul di permukaan.Oleh karena itu, melalui penelitian ini dimaksudkan agar faktor-faktoryang menjadi sumber konflik di Papua (Provinsi Papua dan Provinsi Irian JayaBarat), dapat diidentifikasi dengan baik sehingga didapatkan gambaran yangutuh tentang kondisi rawan yang sedang dihadapi di sana guna memberikanmasukan bagi pertimbangan kebijakan yang harus diambil dalam menanganihal tersebut. Sehingga kasus Timor-Timur tidak terulang kembali dankeutuhan wilayah NKRI tetap terjaga tanpa mengabaikan kesejahteraan rakyatPapua sebagai bagian dari bangsa Indonesia serta mengindahkan nilai-nilaidemokrasi, HAM dan lingkungan hidup demi menempatkan Indonesia sebagaibangsa yang berdaulat, bermartartabat dan sejajar dengan bangsa-bangsa laindalam percaturan internasional.TERBATAS

TERBATASBAB IIPROFIL PAPUA1A.Deskripsi Geografis dan Demografis1.GeografisPapua yang berada di bagian paling timur Indonesia iniberbatasan dengan Samudera Pasifik di utara serta Propinsi Maluku,Maluku Utara, Laut Arafuru dan Laut Seram di sebelah barat. Selain itu,pada bagian selatan Papua juga berbatasan dengan Selat Torres yangtermasuk dalam wilayah Australia. Sedangkan di bagian timur, Papuaberbatasan langsung dengan negara Papua New Guinea.Propinsi Daerah Tingkat I Papua berada pada 0º 19’-10º 45’Lintang Selatan, dan 130º 45’-141º 48’ Bujur Timur. Wilayah PropinsiPapua membentang dari barat ke timur sejauh kurang lebih 1200 km(dari Sorong hingga Jayapura) dan sekitar 736 km dari utara ke selatan(dari Jayapura sampai Merauke). Propinsi ini memiliki luas wilayahsebesar 644.981 km2, terdiri atas 421.981 km2 daratan dan 228.000 km2wilayah laut atau hampir 50% dari total luasnya. Keseluruhan luas PulauPapua (wilayah Indonesia dan Papua New Guinea) menduduki peringkatkedua pulau terbesar di dunia setelah Pulau Greenland (Denmark).Papua memiliki iklim hutan hujan tropis atau tropical rainforest, di mana pembagian musim tidak dapat ditentukan dengan tegasantara musim hujan dan kemarau karena pada musim kemarau puncurah hujan tetap tinggi. Di bagian pantai selatan Papua dipengaruhioleh angin Muson Tenggara yang kering, bertiup dari bulan Mei hinggaNovember. Sedangkan angin Muson Barat Laut yang bertiup antarabulan Desember dan April mempengaruhi bagian utara Papua. DenganGambaran perkembangan Papua dalam bab ini tidak memisahkan antara Provinsi Papua dengan Provinsi Irjabar,berdasarkan pertimbangan keterkaitan permasalahan yang diteliti dalam kajian ini. Dalam konteks ini, profil tentangPapua merupakan deskripsi yang menempatkan Papua sebagai suatu obyek kajian yang tidak dipisahkan atas bataspengaturan politik yang dibentuk dalam kerangka memperpendek rentang kendali pemerintahan.1TERBATAS

TERBATAS5kondisi ini, ditambah dengan faktor kesuburan tanah di sebagianwilayah Papua, khususnya yang terletak di pegunungan seperti Wamenamisalnya, sangat cocok untuk pengembangan pertanian. Selain itu,kawasan pantai Papua juga sangat potensial bagi pengembanganindustri perikanan.Dari segi geologis, kondisi di Papua menunjukkan banyakterjadinya gejala-gejala pengangkatan dan penurunan kulit bumidengan perbedaan yang cukup signifikan, sehingga topografi Papua bisadisebut ‘kasar’. Di daerah-daerah tepi pantai banyak terdapat dataranrendah yang sangat luas serta tertutup hutan bakau (mangrove),terutama di pantai bagian utara yang dikenal dengan lembah SungaiMamberamo dan pantai selatan dengan lembah-lembah Sungai Agats,Braza, Lourenz dan Digul. Daerah sekitar Sungai Mamberamo bagipengembangan proyek energi guna memenuhi kebutuhan energi listrik.Papua juga dilalui oleh tiga deretan pegunungan yaitu: deretanPegunungan Utara yang merupakan outer arc (lingkar luar), deretanpegunungan yang merupakan inner arc di sebelah selatannya, danderetan Pegunungan Tengah yang merupakan tepi dari The AustralianContinent. Di bawah bentangan pegunungan-pegunungan di Papua,terjadi pertemuan lempeng bumi dari Asia dengan lempeng bumi dariPasifik/Australia. Karena adanya pertemuan lempeng bumi tersebut,maka tidaklah mengherankan bila Papua memiliki potensi alam dibidang pertambangan yang besar, antara lain emas, tembaga, perakdan minyak bumi beserta turunannya. Untuk emas, tembaga dan perak,penyebarannya berada di sekitar daerah Papua Tengah ke arah timur,sementara minyak bumi lebih banyak berada di kawasan Kepala Burung.2.DemografisPenduduk pribumi Papua adalah rumpun bangsa Papua-Melanesiayang bermukim di daerah Melanesia yakni sekelompok pulau yangberada di sebelah timur laut Australia, yang terdiri dari KepulauanTERBATAS

TERBATAS6Bismark, Solomon, Santa Cruz, New Hebriden, Fiji, Lusiade, dan NewCaledonia. Rumpun bangsa Papua-Melanesid yang hidup di Pulau Papuamemiliki ciri-ciri: berkulit hitam, rambutnya hitam keriting, mukabulat, hidungnya tinggi serta lebar dan sering melengkung. Di daerahpedalaman, suku-bangsa Papua nyaris mirip dengan suku-bangsa Afrika.Dari segi bahasa, Papua juga mempunyai tingkat keberagamanyang tinggi. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1978 olehsepasang suami isteri Barr dari Summer Institute of Linguistics (SIL)menunjukkan hal tersebut dengan ditemukannya 224 bahasa lokal yangdapat diklasifikasikan ke dalam 31 kelompok bahasa Melanesia, sepertimisalnya: Tobati, Kwime, Sewan, Ambai, Turu, Wondama, Arfak,Mimika, Moni, dan Awin. Bahasa-bahasa tersebut dipakai oleh berbagaikelompok suku, dari yang jumlahnya puluhan hingga puluhan ribuorang.Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk,dan Kepadatan Penduduk di Papua (*)Kabupaten/KotaLuas Daerah (Km2)Jumlah PendudukKepadatan Per Km201. Merauke119 749336 3762.8102. Jayawijaya52 916431 3388.1503. Jayapura61 493184 6063.0004. Paniai15 563137 56913.4305. Puncak Jaya14 53299 7646.4106. Nabire10 24786 0545.9207. Fak Fak28 48885 6263.0108. Mimika19 592110 5225.6409. Sorong37 579147 3253.9210. Manokwari37 901212 2335.6011. Yapen Waropen18 74684 1304.4912. Biak Numfor3 130115 7983.00940181 372192.951 105174 714158.11421 9812 456 1105.6613. Kota Jayapura14. Kota SorongJumlahSumber: Papua in Figures 2004 (diolah)(*) Termasuk Penduduk Provinsi IrjabarTERBATAS

TERBATAS7Menurut Sensus Penduduk 2005, jumlah tenaga kerja di Papuamencapai 1.637.220 orang, dengan jumlah angkatan kerja sebesar1.134.100 orang. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, 96,49 persenadalah bekerja dan sisanya sebesar 30,51 persen adalah pencari kerja.Akumulasi jumlah pencari kerja hingga akhir tahun 2005 mencapai1.271.012 orang. Sedangkan banyaknya lowongan kerja yang terdaftarhanya 2.023 orang dan 92,98 persen telah terpenuhi. Dari jumlahlowongan kerja tersebut, 51,34 persen merupakan sektor jasa dan24,87 persen di sektor konstruksi dan sisanya di sektor lain.B.Deskripsi Ekonomi, Sosial Budaya Dan Politik1.EkonomiSelama periode 2003, 2004 dan 2005, pertumbuhan ekonomiPapua secara berturut-turut adalah 3.22 persen, -1.63 persen dan 8.71persen. Apabila dilihat angka pertumbuhan masing-masing sektor padatahun 2003, maka sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyaiangka pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 15,97 persen. Sedangkansektor yang mengalami pertumbuhan negatif adalah sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan sektor pertambangan.Pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku padatahun 2003, 2004 dan 2005 berturut-turut adalah Rp. 9,36 juta, Rp.10,66 juta dan Rp. 9,67 juta. Sementara itu Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) Papua, yang didasarkan atas dasar harga berlaku tahun2003 mencapai Rp. 23,10 trilyun, menurun sebesar Rp. 24,55 trilyundibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, sektor pertambangandan penggalian merupakan penyumbang besar terhadap nilai PDRByaitu sebesar Rp. 12,40 trilyun (53,61%). Besarnya kontribusi keduasektor ini terhadap PDRB Papua bukanlah sesuatu yang mengherankan,karena beberapa investor asing menanamkan modal di Papua, sepertiFreeport-McMoran Gold & Copper, Inc, dan British Petroleum (BP).TERBATAS

TERBATAS8Investasi di Papua dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaituPenanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing(PMA). Jumlah proyek PMDN dan PMA di Papua terus berkembang daritahun ke tahun. Penyerapan tenaga kerja dalam proyek PDMN periode2004/2005 pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Biladilihat PMA yang disetujui menurut sektor ekonomi maka sektorpertambangan memiliki investasi yang paling besar, yaitu US 4.57milyar atau 69,56 persen, dan disusul sektor perkayuan senilai Rp. 1,51milyar atau 22,98 persen.2Tabel 2. Jumlah Proyek, Investasi, dan Tenaga Kerja PMDN dan 2901 659 28726 993131485 204 99224 1555792003912 872 09228 784119555 212 49322 5914832004973 027 01928 45298595 250 44225 59554120051013 729 20362 645727646 572 91428 109583Sumber: Papua in Figures 2005 (diolah)Peningkatan kegiatan ekonomi dan investasi diiringi pula olehpeningkatan realisasi penerimaan daerah otonom. Dibandingkan tahun2003, realisasi penerimaan daerah otonom meningkat sebesar Rp. 276milyar menjadi Rp. 793 milyar. Realisasi pengeluaran pun terusmeningkat, dimana pada tahun 2003 terjadi peningkatan sebesar Rp.342.15 milyar lebih dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp. 451.05milyar. Dari total pengeluaran sebesar Rp. 624.20 milyar merupakanpengeluaran rutin dan sebesar Rp. 169 miliar merupakan pengeluaranpembangunan.3 Sementara itu, alokasi dana ke Propinsi Papua tiaptahun anggaran berkisar antara Rp. 3 trilyun hingga Rp. 13 trilyun. Padatahun anggaran 2004, Propinsi Papua menerima dana sebesar Rp. 73Op.cit.TERBATAS

TERBATAS9trilyun, terdiri atas dana APBD, dana Otonomi Khusus, ABT (AnggaranBelanja Tambahan), APBN, bantuan dari Bank Dunia dan royalti PTFreeport Indonesia.Meskipun anggaran yang masuk ke Papua tergolong besar, namunmasalah transportasi masih menjadi kendala utama bagi pengembanganekonomi lokal. Panjang jalan yang ada di Papua pada tahun 2004sepanjang 19.885,23 km. Dari total bentangan jalan tersebut, terdiriatas jalan negara sepanjang 2.890,55 km, jalan propinsi 2.222,50 kmdan jalan kabupaten sepanjang 14.944,40 km. Apabila dilihat kontribusiper kabupaten, maka Kabupaten Merauke mempunyai bentangan jalanterpanjang yaitu sepanjang 2.616,50 km (13.75%) dan bentangan jalanyang terpendek terdapat di Kota Sorong yaitu sepanjang 211,11 km(1.16%).Sementara itu panjang jembatan yang diselesaikan sampaidengan akhir 2004 mencapai 43.532,20 m dengan rincian 10.480,50 m(24.04%) jembatan beton, 13.818,50 m (31.70%) jembatan baja dansisanya adalah jembatan kayu.4 Secara umum, program perbaikan mipeningkatan berarti dibanding tahun ,namuntransportasi udara, laut maupun sungai masih menjadi andalan dalammenghubungkan antar kota di Papua maupun dari kota ke memadai,khususnya transportasi darat, maka perkembangan ekonomi di Papuaterhambat. Tingginya biaya transportasi udara di Papua turut pulamempengaruhi mahalnya harga bahan kebutuhan pokok di Papua.Sedangkan kelancaran transportasi udara di Papua sangat dipengaruhioleh kondisi cuaca di Papua, sehingga kondisi cuaca di Papua yangseringkali berubah dengan cepat dapat berpengaruh pada kehidupanekonomi, khususnya pada masyarakat Papua yang tinggal di pedalaman.45Ibid.Ibid.TERBATAS

TERBATAS102.Sosial BudayaDari aspek sosial budaya, terdapat beberapa kriteria yangdigunakan sebagai tolak ukur pembangunan di wilayah Papua, yaknidalam bidang pendidikan, agama, dan kesehatan. Dalam bidangpendidikan, jumlah murid, baik tingkat Sekolah Dasar (SD), SekolahLanjutan Tingkat Pertama (SLTP) maupun Sekolah Lanjutan TingkatAtas (SLTA) secara umum mengalami peningkatan setiap tahunnya.Namun jika dibandingkan antara jumlah murid yang menamatkantingkat SLTP dengan SLTA terdapat penurunan sebesar 48,5 persen. Halini mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi dan jumlah SLTA yangbelum sebanding dengan jumlah SLTP.Tabel 3. Jumlah Murid SD, SLTP, SLTA yang Lulus Ujian (EBTANAS)Kabupaten/KotaSekolah 1. Merauke4 6833 6042 30862067548302. Jayawijaya3 4521 3652 08954923134603. Jayapura2 1789671 98846756785004. Paniai7927382012718405. Puncak Jaya543135162-53-1 4265401 24038142857606. Nabire07. Fak Fak9228239243644807508. Mimika6044569122202809. Sorong3 5112 1001 604114213-10. Manokwari2 0721 4921 83331965070511. Yapen Waropen1 07695198126345615012. Biak Numfor1 2761 43311150840838813. Kota Jayapura2 0451 3112 1981 1749651 11414. Kota Sorong2004/20052003/20042002/20032001/200224 58019 37017 26515 91512 20611 4721 85717 32417 35314 8628545 6375 6215 4908406 2575 1114 2897685 5674 7233 742Sumber: Papua in Figures 2005 (diolah)Dalam bidang keagamaan, berdasarkan data tahun 2004,mayoritas penduduk Papua menganut agama Kristen Protestan, yangTERBATAS

TERBATAS11kemudian diikuti oleh agama Katolik dan Islam. Hingga tahun 2004, diPapua terdapat 6.590 Gereja Protestan, 907 Gereja Katolik, 1.332Mesjid, 30 Pura dan 14 Wihara. Sedangkan, jumlah rohaniawan yangmelayani kepentingan umat beragama di Papua, pada tahun yang samaterdapat 10.488 rohaniawan Kristen Protestan, 541 rohaniawan Katolik,2.489 rohaniawan Muslim, 56 rohaniawan Hindu dan 14 rohaniawanBudha.6Selain itu, secara umum rasio murid terhadap guru di SDmeningkat dibandingkan tahun 2004/2005. Rasio murid terhadap gurudi SD Negeri pada tahun 2004 sebesar 27, lebih tinggi bila dibandingkantahun sebelumnya yang tercatat 20. Demikian pula SD Swasta, rasiomurid terhadap guru meningkat bila dibandingkan dengan tahun2004/2005, yaitu sebesar 23.Tabel 4. Jumlah Pemeluk AgamaKristen /ProtestanKhatolikIslamHinduBudhaJumlah01. Merauke74 552161 98888 8101 469350327 16902. Jayawijaya289 995128 7195 11910880424 02103. Jayapura93 45621 43059 318742400175 346

KETAHANAN WILAYAH PAPUA Jakarta, Desember 2006 . DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 B. Urgensi Pengamatan Ketahanan Wilayah Papua 2 BAB II PROFIL PAPUA A. Deskripsi Geografis dan Demografis 4 1. Geografis 4 2. Demografis

Related Documents:

ketahanan pangan di dalam negeri.1 Konsep Ketahanan Pangan Konsep ketahanan pangan yang dianut Indonesia dapat dilihat dari Undang-Undang (UU) No.7 Tahun 1996 tentang pangan, Pasal 1 Ayat 17 yang menyebutkan bahwa "Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga (RT) yang tercermin dari

132 9106120908990001 rendy wira pratama prov. papua 133 9106120304000002 richard samuel noya prov. papua 134 9106110810010002 rifandy berto carolus prov. papua 135 9106122104990002 rinaldy prov. . 211 9102010302000003 abdi ramti nagara prov. papua 212 9102010811990007 adi marura prov. papua 213 91020113

2011, Visi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian: ”menjadi institusi yang handal, inovatif, dan aspiratif dalam pemantapan ketahanan pangan”. Untuk mencapai visi tersebut, maka disusun misi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian: (1) Peningkatan kualitas pengkajian dan perumusan

Ketahanan pangan merupakan hal yang penting dan strategis. Pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa tidak ada satu negarapun yang dapat melaksanakan pembangunan dengan baik sebelum mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu. Menurut UU No 7/1996 tentang Pangan, pangan mer

3. Ketahanan pangan merupakan unsur strategis dalam pembangunan ekonomi dan ketahanan pangan regional dan nasional. 4. Keberhasilan pembangunan daerah dalam meningkatkan kesejahteraan. Dalam kebijaksanaan teknis pembangunan ketahanan pangan menyangkut ketersediaan, keterjangkauan dan st

Tugas pokok Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan (Pasal 101 Perda Nomor 3 Tahun 2012). Bidang ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam pembangunan daerah karena : (1) a

individu (Remaja) dan Keluarga mampu tangguh dalam mengendalikan diri, menghindar dari dan menolak segala bentuk penyalahgunaan Narkoba". Pengukuran Indeks Ketahanan Masyarakat diperoleh berdasarkan hasil pengukuran Indeks Ketahanan Diri Remaja ditambah dengan Indeks Ketahanan Keluarga dan dibagi secara proporsional serta disajikan dalam

from The Adventures of Tom Sawyer MARK TWAIN In this famous selection from The Adventures of Tom Sawyer (1876), written by Mark Twain (born Samuel Langhorne Clemens, 1835–1910), Tom, burdened with the chore to whitewash his Aunt Polly’s fence as punishment for his having played hooky from school, comes up with an ingenious way to get out of his work: He convinces his friends that it’s .