ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AKSIOLOGI

2y ago
102 Views
4 Downloads
1,021.17 KB
21 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bria Koontz
Transcription

FILSAFAT ILMUONTOLOGIEPISTEMOLOGIAKSIOLOGIProf. Dr. Almasdi Syahza, SE., MPEmail:almasdi.syahza@lecturer.unri.ac.id dansyahza.almasdi@gmail.comWebsite: http://almasdi.staff.unri.ac.id1Ontologi(Hakekat Ilmu)Objek apa yang ditelaah?Bagaimana wujud yang hakiki dari objektersebut?Bagaimana korelasi antara objek dengandaya tangkap manusia (seperti berpikir,merasa, dan mengindera) yangmenghasilkan ilmu?Landasan ontologis adalah dasar untukmengklasifikasi pengetahuan dan sekaligusbidang-bidang ilmu2

OntologiHakikat apa yang dikaji Ontologi adalah ilmu yang membahas tentanghakikat yang ada, yang merupakan ultimate realitybaik yang berbentuk jasmani/konkret maupunrohani/abstrak (Bakhtiar, 2004) Ontologi, merupakan azas dalam menerapkanbatas atau ruang lingkup wujud yang menjadiobyek penelaahan (obyek ontologis atau obyekformal dari pengetahuan) serta penafsiran tentanghakikat realita (metafisika) dari obyek ontologiatau obyek formal tersebut dan dapat merupakanlandasan ilmu yang menanyakan apa yang dikajioleh pengetahuan dan biasanya berkaitan denganalam kenyataan dan keberadaan (Soetriono, 2007)3Ontologi (lanjutan ) Ontologi, yaitu teori atau studi tentang wujudseperti karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studifilosofis untuk menentukan sifat nyata yangasli (real nature) dari suatu benda untukmenentukan arti , struktur dan prinsip bendatersebut. (Filosofi ini didefinisikan olehAristoteles abad ke-4 SM)4

Ontologi (lanjutan ) Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yangmengungkap makna dari sebuah eksistensi yangpembahasannya meliputi persoalan-persoalan : Apakah artinya ada, hal ada ? Apakah golongan-golongan dari hal yang ada ? Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada ? Apakah cara-cara yang berbeda dalam manaentitas dari kategori-kategori logis yang berlainan(misalnya objek-objek fisis, pengertian universal,abstraksi dan bilangan) dapat dikatakan ada ?5Ontologi (Suriasumantri,1993) Ontologi membahas tentang apa yang ingin kitaketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengankata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang“ada”. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaanpertanyaan : apakah obyek ilmu yang akan ditelaah, bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan dayatangkap manusia (seperti berpikir, merasa, danmengindera) yang membuahkan pengetahuan.6

Pokok Pemikiran OntologiDalam pemahaman ontologi dapatdikemukakan pandangan-pandanganpokok pemikiran: Monoisme Dualisme Pluralisme Nihilisme Agnotiisme7Lanjutan Monoisme: Paham ini menganggap bahwahakikat yang asal dari seluruh kenyataan ituhanyalah satu saja, tidak mungkin dua baik yangasal berupa materi ataupun berupa rohani Dualisme: Aliran ini berpendapat bahwa bendaterdiri dari dua macam hakikat sebagai asalsumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikatruhani. Dualisme mengakui bahwa realitas terdiridari materi atau yang ada secara fisis dan mentalatau yang beradanya tidak kelihatan secara fisis.8

Lanjutan Pluralisme: Paham ini berpandangan bahwa segenapmacam bentuk merupakan kenyataan. Pluralismebertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenapmacam bentuk ini semuanya nyata. Nihilisme: berasal dari bahasa Latin yang berati nothingatau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakuivaliditas alternatif yang poditif Agnotiisme: Paham ini mengingkari kesanggupanmanusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikatmateri maupun hakikat ruhani.9Monoisme Paham ini menganggap bahwa hakikat yangasal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satusaja, tidak mungkin dua baik yang asal berupamateri ataupun berupa rohani. Paham ini kemudian terbagi ke dalam duaaliran: 10MaterialismeIdealisme

Materialisme Aliran ini menganggap bahwa sumber yangasal itu adalah materi, bukan rohani. Menurut Rapar dalam Soetriono & Hanafie(2007), materialisme menolak hal-hal yangtidak kelihatan. Baginya, yang adasesungguhnya adalah keberadaan yangsemata-mata bersifat material atau samasekali tergantung pada material.11Idealisme Aliran ini beranggapan bahwa hakikatkenyataan yang beraneka ragam itu semuaberasal dari ruh (sukma) atau sejenisdengannya, yaitu sesuatu yang tidakberbentuk dan menempati ruang. Segala sesuatu yang tampak dan terwujudnyata dalam alam indrawi hanya merupakangambaran atau bayangan dari yangsesungguhnya, yang berada di dunia ideal(Soetriono & Hanafie, 2007),12

Dasar Ontologi Ilmu Secara ontologis, ilmu membatasi masalah yangdikajinya hanya pada masalah yang terdapat padaruang jangkauan pengalaman manusia. Istilah yangdipakai untuk menunjukkan sifat kejadian yangterjangkau fitrah pengalaman manusia disebut dengandunia empiris. Ilmu mempelajari berbagai gejala dan peristiwa yangmenurut anggappannya mempunyai manfaat bagikehidupan manusia. Berdasarkan obyek yangditelaahnya, maka ilmu dpat dissebut sebagaipengetahuan empiris. Inilah yang merupakan salahsatu ciri ilmu yakni orientasi terhadap dunia empiris.13 Ilmu bertujuan untuk mengerti mengapa suatu halterjadi, dengan membatasi diri pada hal-hal yangasasi. Atau dengan perkataan lain, proses keilmuanbertujuan untuk memeras hakekat obyek empiristertentu, untuk mendapatkan sari berupapengetahuan mengenai obyek tertentu Untuk mendapatkan pengetahuan ini ilmu membuatbeberapa andaian (asumsi) mengenai obyek-obyekempiris. Asumsi ini diperlukan sebagai arah danlandasan bagi kegiatan penelaahhan kita. Sebuahpengetahuan baru dianggap benar selama kita bisamenerima asumsi yang dikemukakannya.14

Asumsi mengenai obyekempiris yang dimiliki oleh ilmu Menganggap obyek-obyek tertentu mempunyaikeserupaan satu sama lain, umpamanya dalam halbentuk, struktur, sifat dan sebagainya; Menganggap bahwa suatu benda tidak mengalamiperubahan dalam jangka waktu tertentu; Menganggap tiap gejala bukan merupakan suatukejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejalamempunyai pola tertentu yang bersifat tetap denganurut-urutan kejadian yang sama. Hal ini disebutdeterminisme. Determinisme dalam pengertian ilmubersifat peluang (probabilistik).15Batas-Batas PenjelajahanIlmu Pada saat ilmu mulai berkembang pada tahapontologis, manusia mulai mengambil jarak dari obyeksekitar. Manusia mulai memberikan batas-batas yang jelaskepada obyek tertentu yang terpisah denganeksistensi manusia sebagai subyek yang mengamatidan yang menelaah obyek tersebut. Dalam menghadapi masalah tertentu, dalam tahapontologis manusia mulai menentukan batas-bataseksistensi masalah tersebut, yang memungkinkanmanusia mengenal wujud masalah itu, untukkemudian menelaah dan mencari pemecahanjawabannya.16

Lanjutan Dalam usaha untuk memecahkan masalah tersebut,ilmu mencari penjelasan mengenai permasalahanyang dihadapinya agar dapat mengerti hakikatpermasalahan yang dihadapi itu. Dalam hal ini ilmu menyadari bahwa masalah yangdihadapi adalah masalah yang bersifat konkret yangterdapat dalam dunia nyata. Secara ontologis, ilmu membatasi masalah yangdikajinya hanya pada masalah yang terdapat padaruang jangkauan pengalaman manusia.17Lanjutan Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalamanmanusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Pembatasan ini disebabkan karena fungsi ilmu itusendiri dalam kehidupan manusia yakni sebagai alatpembantu manusia dalam menanggulangi masalahmasalah yang dihadapinya sehari-hari. Persoalan mengenai hari kemudian tidak akan kitatanyakan kepada ilmu, melainkan kepada agama. Ruang penjelajahan keilmuan kemudian menjadicabang-cabang ilmu.18

Lanjutan Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebutberkembang dari dua cabang utama yakni filsafat alamyang kemudian berkembang menjadi rumpun ilmu-ilmualam dan filsafat moral yang kemudian berkembang kedalam cabang ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu alam dibagi lagi menjadi ilmu alam dan ilmuhayat. Ilmu-ilmu sosial berkembang menjadi antropologi,psikologi, ekonomi, sosiologi dan ilmu politik. Di samping ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial,pengetahuan mencakup juga humaniora danmatematika. Humaniora terdiri dari seni, filsafat, agama,bahasa dan sejarah19Lanjutan Ternyata ilmu/sains tidaklah sesederhanayang sering kita bayangkan. Sebagai User,kita umumnya memandang bahwa ilmuhanya berkutat pada pembahasan berbagaiteori, riset, eksperimen atau rekayasaberbagai teknologi.Ilmu ternyata merupakan sebuah duniayang memiliki karakter dasar, prinsip danstruktur yang kesemuanya itu menentukanarah dan tujuan pemanfaatan ilmu.20

EPISTOMOLOGICara mendapatkanpengetahuan yang benarProf. Dr. Almasdi Syahza, SE., MPEmail:almasdi.syahza@lecturer.unri.ac.id dansyahza.almasdi@gmail.comWebsite: http://almasdi.staff.unri.ac.id21Epistimologi(Cara Mendapatkan Pengetahuan)Bagaimana proses pengetahuan yang masihberserakan dan tidak teratur itu menjadi ilmu?Bagaimana prosedur dan mekanismenya?Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kitamendapatkan pengetahuan yang benar?Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?Apakah kriterianya?Cara/ teknik/sarana apa yang membantu kitadalam mendapatkan pengetahuan yang berupailmu?22

ASPEK EPISTEMOLOGI Kesadaran adalah landasan untuk bernalar/ berpikir segala sesuatu baik yang dapat diindera maupun tidak.Segala sesuatu yang dapat diindera disebut pengalaman(experience) dan yang tidak dapat diindera disebutmetafisika (beyond experience).Berpikir experience (pengalaman) yang dapat diinderaadalah berpikir empirikal.Berpikir tentang dunia gaib adalah berpikir transendental.Hal-hal yang diperoleh manusia melalui wahyu adalahdivine revelation yang menyangkut ke-2 ilmu di atas(empirikal dan transendental).23Lanjutan Segala seluk beluk yang berhubungan denganmengetahui yang dilandasi pada kemampuankognitif atau kemampuan akali dan disebutkemampuan rasional, Rasionalitas bersifat netral dengankemampuannya: analogi (menyamakanmembedakan), deduksi-induksi (menginferensi). Komponen analogi dan deduksi disebut dengankecerdasan dan inilah yang menghasilkan ilmuilmu formal yang bersifat “netral pula”.24

Lanjutan Ilmu formal (logika, matematika, statistika, induksi) sebagai alat kecerdasan ilmiah manusia untukmenguak tabir rahasia alam dan hasilnya disebutsains empirikal (SE).Logika, matematika dan statistika adalah mediauntuk nalar dan mengkomunikasikannyaKetigaya mempunyai rule/patokan denganmenggunakan tanda/tanda/simbul yang didefinisiketat.Deduksi (inference) adalah rule bagi logika,matematikaInduksi adalah rule bagi statistika.Logika, matematika berbentuk form dengan wadahbagi content (isi) dimana kebenarannya tergantungpremis25Inti berpikir Filsafat Plato Studi berbagai ilmu harus dihubungkan dandipandang sebagai suatu sistem, Ada suatu kontras antara kejadian biasa yang hanyadapat diopinikan dan objek sistem matematika yangterlepas dari waktu dan form (seperti kebaikan dankeadilan, istilah untuk ini adalah idea, yang satu,tidak berobah-robah, hanya idea saja yang menjadiobjek pengetahuan); Kepuasan tertinggi pada ilmu hanyalah bila ideatercapai tercapai (the form of the guard) denganmenunjukkan mengapa benda-benda harusdemikian; Pandangan (insight) seyogiya dicapai denganmetode khusus yang disebut dengan logika.26

HUBUNGAN ANTARAEPISTEMOLOGI, TEORI,METODOLOGI DAN TEKNIK27Epistemologi Epistemologi (Ing) (episteme pengetahuan, logos ilmu) dikenal dengan theory of knowledge (jugadisebut filsafat ilmu) yang merupakan salah satucabang filsafat yang mengkaji secara mendalam danradikal tentang asal mula, struktur, metode danvaliditas pengetahuan. Epistemologi adalah filsafat ilmu maka merupakanbagian dari filsafat, andasan/sifatnya adalah nalar. Epistemologi adalah makna dari ilmu yangmembentangkan dasar nalar yang digunakan yakninalar atau pikiran. Epistemologi merupakan bagian dari filsafat yangberlandaskan nalar/pikiran.28

Epistemologi (lanjutan.) Ilmu/sains itu sendiri yang juga berlandaskanpada nalar dengan titik berat pada empirik(nalar untuk mengungkapkan empirik). Landasannya adalah nalar empirikal (ada tolakukur, ada uji coba, ada pengalaman),pendekatan transendental dan empirikal yangtransendental, menggunakan logika, statistikadan matematika.29Metodologi Metodologi yaitu upaya pengembangan sains danbagian dari logika yang bersifat netral/sama. Namun karena awal penelitian dimulai dari sesuatuyang tidak netral, maka meskipun metodenya netral,tetapi kesimpulan yang ditarik tidaknetral/berpihak/menyebelah. Metodologi adalah upaya untuk mengembangkan sains,mengetahui hal-hal baru yang sebelumnya tidakdiketahui terutama dalam bentuk-bentuk proposisi yangdiperoleh dari hubungan kausalitas. Proposisi sebab akibat ada 2 yaitu; (a) proposisikomparatif; a b; a b; a b; a tercakup oleh b dan btercakup oleh a; (b) proposisi sebab akibat; bukan a,tetapi b.30

Bagian-bagian utama Metodologia. Identifikasi masalah, bisa teoritis (alur pemikiranpraktis, mengetahui duduk perkara yang belumdiketahui sebelumnya maupun praktis (pikiran praktis,melenyapkan apa yang tidak dikehendaki, jadimerupakan proposisi baik proposisi baru maupunproposisi situasional;b. Kerangka pikiran, logical construct , merupakanrangkaian teori sebagai ad-hoc yang disusun untukmenerangkan eksplaining terhadap masalah yangdirumuskan;c. Hipotesis, deduksi dari kerangka pikiran danmenghasilkan proposisi-proposisi baru yangmenghendaki pengujian empirik, kerangka pikiran danhipotesis merupakan bagian dari dedukto-hipotetiko;31Lanjutan.d. Desain pengujian hipotesis, pengujian dengandata empirik melalui pengamatan/observasi;e. Desain pengumpulan data, sampling, harusrepresentatif, stratifikasi untuk memperoleh faktorsituasional sehingga cakupan kesimpulan meluasf. Penarikan kesimpulan, pernyataan daripengetahuan baru yang diperoleh melaluipenelitian secara pasti, berupa rekonseptulasi(penyempurnaan konsep), reklasifikasi, dan reteoriatau pengujian teori baru.32

Teori Teori adalah spekulasi yang menerangkan alam/manusiadan melandaskan pada ramalan/ angan-angan yangdibentuk dari ketentuan-ketentuan yang dianggap benar(self-evident proposition). Merupakan sebuah set proposisi yang terdiri dari konstrukyang sudah didefinisikan secara luas dan denganhubungan unsur-unsur dalam set tersebut secara jelaspula. Menyatakan hubungan sistimatik dengan gejala fenomenayang ingin diteliti, dan merupakan abstraksi daripengertian atau hubungan proposisi atau dalil. Sebanarnya proposisi itu bisa benar dan bisa pula salahsehingga hasil deduksinya juga demikian, pola pikir inilahdasar penyusunan teori (fenomena–persepsi- konsepsiteori) untuk menerangkan alam empirik.33Teori (lanjutan.) Teori bersifat transendental, dari wahyu menjaditeori perlu empirikal, spekulatif empirikal(meraba-raba) menghasilkan ramalan yangbersifat self evident proposition. Oleh karena itu teori/pola pikir ini tidaknetral/berpihak, dan terdapat pertalian antarateori dengan fakta yang bersifat salingmenyempurnakan, namun hanya pada satu alurtertentu, tidak dapat mengoreksi kesalahansuatu alur jika pada awalnya alur tersebut sudahsalah.34

Teknik Penelitian Teknik Penelitian yaitu metodologi atau yangberkaitan dengan metode pelaksanaan danperalatan yang digunakan, mencakup bidangkajian yang spesifik.35FILSAFAT ILMUAKSIOLOGINilai kegunaan ilmuProf. Dr. Almasdi Syahza, SE., MPEmail:almasdi.syahza@lecturer.unri.ac.id dansyahza.almasdi@gmail.comWebsite: http://almasdi.staff.unri.ac.id36

Aksiologi(Guna Pengetahuan)Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itudipergunakan?Bagaimana kaitan antara cara penggunaantersebut dengan kaidah-kaidah moral?Bagaimana penentuan objek dan metode yangditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?Bagaimana korelasi antara teknik proseduralyang merupakan operasionalisasi metodeilmiah dengan norma-norma moral?37Aspek Aksiologi Aspek Aksiologi, yaitu komponenpengetahuan/ilmu yang membahas tata gunailmu pengetahuan, teori tentang nilai yangmenjadi azas dalam penggunaan ilmupengetahuan yang telah diperoleh dari hasilknowing (nalar/berfikir)38

Mengalami zaman edanKita sulit menentukan sikapTurut edan tidak tahanKalau tidak turut edanKita tidak kebagianMenderita kelaparanTapi dengan bimbingan tuhanBetapa bahagiapun mereka yang lupaLebih bahagia yang ingat serta waspadaRanggawarsita (1802-1873)39Nilai Kegunaan Ilmu Ilmu dan Moral Tanggung jawab sosial ilmuwan Nuklir dan pilihan moral Revolusi genetika40

Selesaiiiiiiiiii !41

disebut filsafat ilmu) yang merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula, struktur, metode dan validitas pengetahuan. Epistemologi adalah filsafat ilmu maka merupakan bagian dari filsafat, andasan/sifatnya adalah nala

Related Documents:

dimaksud dengan Ontologi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan terbentuknya ilmu. Epistemologi adalah makna ilmu yaitu tentang bagaimana kajian ilmu itu sendiri, apa kemampuan dan keterbatasannya. Aksiologi adalah segi pelaksanaan dari ilmu, yakni hal-hal yang berkenaan dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

itu terkait ontologi, epistemologi, maupun aksiologi infak sebagaimana yang dikehendaki Alquran. Hal ini dilakukan untuk menghindari persepsi yang keliru tentang perintah infak dalam Islam baik pada tataran konsep maupun pada tataran praktiknya. Sebagai sebuah kajian akademik, penelitian ini diharapkan akan memberi kontribusi bagi

Pada umumnya, Ilmu Pemerintahan dikenal sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan pemerintah dengan yang diperintah. Kajian secara filsafat ini mencoba menjawab itu semua. Dengan melihat Ilmu Pemerintahan melalui landasan ontologi, landasan , dan landasan epistemologi aksiologi akan diperoleh kah

suatu tujuan, atau sesuatu yang ingin dicapai. Karena dengan tujuan itu dapat ditentukan kemana arah suatu kegiatan. Ibarat orang berjalan, maka ada sesuatu tempat yang akan dituju. Tujuan, menurut Zakiah Darajat adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.11 Sementara itu, Arifin

yang ada dalam ilmu hukum mengikuti apa yang ada dalam ilmu sosial. ontologi dalam filsafat hukum , dapat dibedakan dalam 5 katagori berdasarkan madzhab filsafat hukum . pedoman untuk menentukan perbuatan manakah yang boleh dila

Filsafat Ilmu: Perspektif Barat dan Islam (Jakarta: Gema Insani, 2013), h. 88-89. 8 sama lain karena tujuan mempelajari alam fisik adalah menunjukkan kepada ilmu tentang alam metafisika.16 Dari pemaparan di atas tampak bah

the notion of melancholy helped to shape, organize, explain, focus and ren-der manageable the encounter between individual and collective in the Western world. In terms of its implications for social, ethical, epistemologi-cal and medical norms, the multiplicity and diversit

ANSI A300 Part 4 ( American National Standards Institute, Standard for Lightning protection Systems For Trees ) recommends designing the earth (ground) termination based on a visual inspection of the soil and its moisture content. This is not possible as water is an insulator not a conductor; it is the dissolved salts in the water that give it its conductive properties. These salts are not .