Tugas Akhir Analisis Numerik Sambungan Pasak Balok Kolom Beton Pracetak

1y ago
9 Views
2 Downloads
1.20 MB
41 Pages
Last View : 12d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Eli Jorgenson
Transcription

TUGAS AKHIRANALISIS NUMERIK SAMBUNGAN PASAK BALOK KOLOMBETON PRACETAKFINITE ELEMENT ANALYSIS ON CONNECTION OFPRECAST CONCRETE BEAMMUHAMMAD ATHAR AL AYUBI A.RD111 17 1807PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HASANUDDIN2021

iiLEMBAR PENGESAHAN

iiiPERNYATAAN KEASLIANYang bertanda tangan dibawah ini ;Nama: Muhammad Athar Al Ayubi A.RNIM: D011 17 1807Program Studi: Teknik SipilJenjang: S1Menyatakan dengan ini bahwa karya tulisan saya berjudulANALISIS NUMERIK SAMBUNGAN PASAK BALOK KOLOMBETON PRACETAKAdalah karya tulisan saya sendiri dan bukan merupakan pengambilan alihantulisan orang lain dan bahwa skripsi/tesis/disertasi yang saya tulis ini benar-benarmerupakan hasil karya saya sendiri.Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian ataukeseluruhan isi skripsi/tesis/disertasi ini hasil karya orang lain, maka saya bersediamenerima sanksi atas perbuatan tersebut.Makassar, 01 November 2021Yang MenyatakanTanda tanganMuhammad Athar Al Ayubi A.R

ivKATA PENGANTARPuji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkatrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan TugasAkhir sebagai salah satu syarat yang dapat diajukan untuk menyelesaikanstudi pada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil UniversitasHasanuddin. Tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil penelitian diLaboratorium Struktur dan Bahan Departemen Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Hasanuddin.Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Numerik Sambungan PasakBalok Kolom Beton Pracetak” ini diharapkan dapat memberikanpengetahuan kepada pembaca dan juga kepada penulis dalammemahami analisa numerik pada sambungan balok kolom secara umumdan khususnya tentang analisa numerik pada sambungan pracetak.Penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan, petunjukdan perhatian dari dosen pembimbing. Maka dalam kesempatan kali ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha, M.T., selaku DekanFakultas Teknik Universitas Hasanuddin2. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Wihardi Tjaronge S.T., M.Eng., dan BapakDr. Eng. Muhammad Isran Ramli, S.T., M.T. selaku Ketua danSekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik UniversitasHasanuddin.3. Bapak Prof. Dr. Ing. Herman Parung, M.Eng., selaku DosenPembimbing I dan Bapak Dr. Eng. Andi Arwin Amiruddin, S.T.,M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkanwaktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahanmulai dari awal penelitian hingga selesainya penulisan tugas akhir ini.4. Seluruh dosen yang telah membantu penulis selama mengikutipendidikan di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik UniversitasHasanuddin.5. Seluruh staf dan karyawan di Departemen Teknik Sipil, di FakultasTeknik, di Universitas Hasanuddin.6. Seluruh asisten dan staf Laboratorium Departemen Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Hasanuddin.Yang teristimewa penulis persembahkan kepada:1. Kedua orang tua yang tercinta, yaitu Ibunda Hasbiah. dan AyahandaRokhman serta adik saya Nurul Ainun Nisa., atas doa, kasih sayang,

vmotivasi dan segala dukungannya selama ini, baik moral maupunmaterial yang telah diberikan.2. Bapak Herman Alfis Tumengkol S.ST.,M.T sebagai ketua Tim, kakYanny Febri Fitriani Sofyan, S.T., Irfan Jaya dan Aryni Ponto,sebagai partner tim yang telah berjuang bersama selama prosespenelitian berlangsung.3. Jijim, Masnia, Lulu, Fifi, Rijal, dan William yang telah banyakmembantu selama proses penelitian dilaksanakan.4. Kawan-kawan Kelas Internasional Abraham, Anjaliekhan, Agil, Rafli,Syafira, Fachri, Dirga, Safa, Felayutan, dan jinan yang senantiasamembantu dalam segala hal.5. Terima kasih kepada teman-teman KKD Struktur yang tak bisadisebutkan satu-satu atas motivasi dan perhatiannya selama ini.6. Teman-teman PLASTIS 2018, mahasiswa Departemen Teknik Sipildan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas HasanuddinAngkatan 2017 yang telah memberikan warna tersendiri.7. Terima kasih kepada teman-teman Identity Generation 2016 yangmenjadi tempat ternyaman untuk kembali.Penulis menyadari bahwa setiap karya buatan manusia tidak akanluput dari kekurangan, oleh karena itu mengharapkan kepada pembacakiranya dapat memberi sumbangan pemikiran demi kesempurnaan danpembaharuan tugas akhir ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmatdan hidayah-Nya dan semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat,khususnya dalam bidang Teknik Sipil.

viABSTRAKMasalah sambungan merupakan persoalan utama padaperencanaan beton pracetak. Keruntuhan bangunan akibat gempaditentukan oleh kualitas sambungannya, maka harus dipenuhi syaratsambungan balok-kolom. Untuk mengetahui perilaku sambungan balokkolom, dapat dengan uji numerik program menggunakan Programberbasis metode elemen hingga (finite element method). Analisis elemenhingga nonlinear pada sambungan balok-kolom menggunakan perangkatlunak abaqus untuk mengetahui kapasitas geser sambungan, deformasi,dan pola retak.Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa hasil perbandinganperilaku struktur sambungan pasak balok kolom beton pracetak dansambungan balok kolom beton normal. Serta, menganalisa sambunganbalok kolom beton pracetak dengan metode numerik.Elemen yang digunakan dalam model elemen hingga untuk betonadalah tegangan 3D dan untuk tulangan baja dan tulangan pasakdimodelkan sebagai elemen rangka. Mesh size yang digunakan dalampenelitian ini adalah 25 mm. Sedangkan, load yang digunakan adalahbeban siklik.Hasil analisa numerik sambungan balok-kolom beton pracetakmenghasilkan nilai kapasitas gaya yang lebih besar jika dibandingkandengan sambungan balok-kolom beton normal, mengalami peningkatansebesar 18% untuk beban dorong monoton dan 7% untuk beban tarikmonoton. Akibat beban tekan, beton mengalami kegagalan padasambungan balok kolom pracetak pada daerah balok dan sebagian kecildari dasar kolom. Sedangkan pada sambungan balok kolom normal terjadipada balok, daerah kolom dekat antarmuka balok, dan sebagian besarbagian bawah kolom. Untuk beban tarik kerusakan pada beton cenderungsama.Kata kunci : Sambungan, Beton, Pracetak, Numerik.

viiDAFTAR ISILEMBAR PENGESAHAN . iiPERNYATAAN KEASLIAN . iiiKATA PENGANTAR . ivABSTRAK . viDAFTAR ISI . viiDAFTAR GAMBAR . iDAFTAR TABEL . ivBAB 1. PENDAHULUAN.1A. Latar Belakang .1B. Rumusan Masalah .4C. Maksud dan tujuan penelitian .5D. Batasan Masalah .5E. Sistematika Penulis .6BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .8A. Balok .8B. Kolom .11C. Beton Pracetak .13D. Sambungan Balok Kolom .16E. Beban Siklik .20F. Metode Elemen Hingga .21G. Hasil Penelitian Sebelumnya .27BAB 3. METODE PENELITIAN.30A. Diagram Alir Penelitian .30B. Desain Benda Uji .31C. Analisa dengan Metode Elemen Hingga.33BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .49A. Hasil Uji Numerik Sambungan Balok Kolom Beton Pracetak .49B. Hasil Uji Numerik Pola Kegagalan Beton .53C. Hasil Uji Numerik Sendi Plastis .56

viiiBAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .60A. Kesimpulan .60B. Saran .61DAFTAR PUSTAKA.62

iDAFTAR GAMBARGambar 1. Jenis-Jenis Kolom .13Gambar 2. Gaya dan Penulangan Geser pada Joint Balok-Kolom.17Gambar 3. Jenis Exterior Joint .18Gambar 4. Jenis Interior Joint .18Gambar 5. Letak Sendi Plastis.19Gambar 6. Histeris Loop .21Gambar 7. C3D8R element linear brick untuk beton .22Gambar 8. T3D2 truss element untuk tulangan .22Gambar 9. Tegangan Regangan Eksperimen Pembebanan Tekan .25Gambar 10. Tegangan Regangan Eksperimen Pembebanan Tarik .26Gambar 11. Model Tegangan- Regangan Elastic Perfectly Plastic .27Gambar 12. Diagram alir penelitian .30Gambar 13. Sambungan balok kolom beton normal .31Gambar 14. Sambungan balok kolom beton pracetak. .32Gambar 15. Proses Create Part.34Gambar 16. Proses Sketch Part .35Gambar 17. Proses create material .36Gambar 18. Penginputan material concrete plasticity parameters .38Gambar 19. Proses assign section .39Gambar 20. Proses assembly .39Gambar 21. Proses step .40

iiGambar 22. Metode iterasi .41Gambar 23. Peningkatan bebannya per iterasi .41Gambar 24. Proses interaction .42Gambar 25. Proses Load .43Gambar 26. Posisi Beban dan Boundary Condition SBK BN .43Gambar 27. Posisi Beban dan Boundary Condition SBK BP .43Gambar 28. Tipe elemen mesh SBK pada beton .45Gambar 29. Tipe elemen mesh SBK pada baja tulangan .45Gambar 31. Proses Mesh .47Gambar 32. Proses Running .48Gambar 33. Grafik hubungan antara beban dan displacement SambunganBalok Kolom Beton Normal .50Gambar 34. Grafik hubungan antara beban dan displacement SambunganBalok Kolom Beton Pracetak .51Gambar 35. Grafik perbandingan hubungan beban dan displacement padaSBK beton normal dan SBK beton pracetak .51Gambar 36. Grafik perbandingan beban ultimit pada uji experimental dannumerik pada beban ultimit SBK Normal. .52Gambar 37. Grafik perbandingan beban ultimit uji experimental dannumerik pada beban ultimit SBK Pracetak. .53Gambar 38. Perbandingan experimental dan numerik pada teganganbeton akibat beban dorong pada SBK Normal .54Gambar 36. Perbandingan experimental dan numerik pada teganganbeton akibat beban dorong pada SBK pracetak .54

iiiGambar 39. Perbandingan experimental dan numerik pada teganganbeton akibat beban tarik pada SBK Normal .55Gambar 40. Perbandingan experimental dan numerik pada teganganbeton akibat beban tarik pada SBK pracetak .56Gambar 41. Tegangan leleh baja SBK normal akibat beban dorong .57Gambar 42. Tegangan leleh baja SBK pracetak akibat beban dorong .57Gambar 43. Tegangan leleh baja SBK normal akibat beban tarik .57Gambar 44. Tegangan leleh baja SBK pracetak akibat beban tarik .58

ivDAFTAR TABELTabel 1. Material properties .37Tabel 2. Concrete plasticity parameters .37Tabel 3. Type element, shape, and meshing .44Table 4. Beban dan displacement untuk dua tipe sambungan .50Tabel 5. Panjang sendi plastis balok .58

1BAB 1. PENDAHULUANA. Latar BelakangPenerapan struktur beton di lapangan yang efisien membutuhkanbanyak pendekatan dan pemahaman tentang respon dan perilakuterhadap berbagai muatan. Ada banyak pendekatan untuk mempelajariperilaku struktur beton, diantaranya eksperimental, analisa numerik,teoritis, dll. Pengetahuan tentang perilaku beton sangatlah penting untukmenghindari terjadinya kesalahan struktural pada beton maupun dalamperbaikan atau perkuatan struktur yang mengalami kerusakan dankesalahan desain kajian perilaku struktur beton bertulang pada umumnyayang diperoleh dari hasil pengujian eksperimental di laboratorium.Pada perencanaan bangunan tahan gempa komponen balok-kolommemiliki bagian yang sangat penting dalam mentransfer gaya-gaya antarelemen pracetak yang disambung. Bila tidak direncanakan dengan baik(baikdari segipenempatansambunganmaupun kekakuandankekuatannya), maka sambungan pracetak (grouting, sistem pelat dll)dapat mengubah aliran gaya pada struktur pracetak, sehingga dapatmengubah hirarki keruntuhan yang ingin dicapai dan pada akhirnya dapatmenyebabkan keruntuhan prematur pada struktur.Masalah sambungan merupakan persoalan yang utama yangdihadapi pada perencanaan beton pracetak. Sambungan adalah elemenyang sangat penting dalam desain konstruksi bangunan tahan ualitas

2sambungannya. Agar bangunan memiliki performa yang baik saatmenerima beban gempa, maka harus dipenuhi syarat sambungan balokkolomUntuk mengetahui perilaku sambungan dari tipe tersebut perludipelajari lebih lanjut. Cara untuk mempelajarinya dapat dengan ujieksperimental ataupun dengan uji numerik dengan program. Ujieksperimental merupakan pengujian yang dilakukan dengan model fisikyang dibuat di laboratorium sedangkan analisis uji numerik merupakansuatu teknik penyelesaian yang diformulasikan secara matematis.Perkembangan teknologi mendorong kemajuan program. maka dari itu ujinumerik dengan program semakin dibutuhkan untuk melakukan kalkulasiyang tidak dapat diselesaikan dengan tangan. Untuk menganalisis suatuperilaku struktur dapat dilakukan menggunakan program berbasis elemenhingga "finite element rtelahmemungkinkan penggunaan metode elemen hingga untuk pemodelan 3Ddan analisis struktur beton bertulang. Analisis elemen hingga nonlinearpada sambungan balok-kolom luar beton bertulang yang mengalamipembebanan lateral dilakukan untuk mengetahui modus keruntuhan gesersambungan dalam hal kapasitas geser sambungan, deformasi, dan polaretak dengan menggunakan perangkat lunak ABAQUS. Model 3D solidshape menggunakan 3D stress hexahedral element type (C3D8R)

3diimplementasikan untuk mensimulasikan perilaku beton. Model untukmensimulasikan perilaku tulangan. (Diro dkk, 2020).Behnam (2018) menggunakan konteks teoritis model plastisitasrusak beton (CDP) untuk analisis elemen hingga (FEA) sambungan balokkolom lebar beton bertulang. Sensitivitas hasil untuk berbagai parametermodel, termasuk parameter viskositas, ukuran mesh, sudut dilatasi,variabel permukaan hasil, parameter kerusakan, energi patah, dan jenisanalisis telah dibahas. Kajian ini membahas tentang analisis elemenhingga pada sambungan balok kolom normal maupun pracetak untukmendapatkan hubungan antara gaya dan deformasi, tegangan padabeton, dan sendi plastis yang terjadi pada baja. Ahmed et.al (2012)mengembangkan studi teoretis tentang pengaruh beban aksial kerja dankadar beton terhadap perilaku statis RC. Sambungan rPerangkatlunakABAQUS untuk menganalisis struktur beton bertulang pada kondisitegangan bidang Menjelaskan bahwa Abaqus merupakan program komputer berbasiselemen hingga untuk menganalisis berbagai macam nbetonprategangkemampuan program ini tidak lagi diragukan karena mampu melakukanmeshing dengan akurat dengan berbagai pilihan model elemen agar dapat

4semakin mendekati dengan kondisi sebenarnya serta mampu melakukananalisis dinamik dan siklik loading. Abaqus memberikan solusi berbagaipersamaan konstitutif untuk menyelesaikan permasalahan nonlinearsehingga memudahkan pengguna untuk memilih solusi yang tepat untukmodel yang akan dianalisis.Berdasarkan latar belakang tersebut maka disusunlah tugas akhirdengan judul: “Analisa Numerik Sambungan Pasak Balok KolomBeton Pracetak”B. Rumusan muskanmasalah sebagai berikut :1. n pasak balok kolom beton pracetak dansambungan balok kolom beton normal akibat bebansiklik?2. Bagaimana analisis pola kegagalan sambungan balokkolom beton normal dan sambungan balok kolom betonpracetak menggunakan metode numerik?

5C. Maksud dan tujuan penelitianBerdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas makatujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Menganalisis hasil uji numerik struktur sambungan pasakbalok kolom beton pracetak dan sambungan balok kolombeton normal akibat beban siklik.2. Menganalisis pola kegagalan sambungan balok kolombeton pracetak dan sambungan balok kolom betonnormal dengan menggunakan metode numerik.D. Batasan MasalahAdapun batasan masalah sebagai berikut :1. Beton yang direncanakan adalah beton pracetak danbeton normal dengan mutu beton f’c 25 MPa dan rencanacampuran beton berdasarkan SK.SNI.03-2847-2019.2. Bahan tambahan menggunakan sika grouting padasambungan balok kolom beton pracetak3. Beban yang diberikan adalah beban siklik4. Metode analisis yang digunakan adalah metode elemenhingga menggunakan software

65. Dalam analisa software digunakan tulangan D16 untukKolom dan D13 untuk struktur Balok dengan tulanganSengkang ø8E. Sistematika PenulisPenulisan tugas akhir ini akan diuraikan dalam sistematikapenulisan yang dibagi menjadi lima bab pokok bahasan sebagaiberikut :BAB elitian, batasan masalah, serta sistematika penulisansecara singkat.BAB II TINJAUAN PUSTAKAMenyajikan kerangka teori konseptual mengenai nelitian yang akan diuji.BAB III METODE PENELITIANBab ini akan berisi tentang metode penelitian yangdilakukan penulis dalam melakukan penelitian dari mulaiawal persiapan hingga mencapai hasil.BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

7Pada bab ini akan dijelaskan hasil yang diperoleh daripenelitian serta pembahasan dari hasil yang didapatkanBAB V PENUTUPBab ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yangdidapat dari hasil dan pembahasan juga akan diberibeberapa saran dari penulis kepada pembaca

8BAB 2. TINJAUAN PUSTAKAA. BalokBalok adalah bagian dari suatu struktur bangunan yang rigid dandirancang untuk mentransfer dan menanggung beban menuju elemenelemen kolom penopang. Selain itu balok juga mempunyai fungsi sebagaipengikat kolom-kolom yang terjadi pergerakan pada kolom tersebut tetapbersatu sebagai struktur bangunanmempertahankan bentukdanposisinya seperti semula. Pola gaya yang tidak seragam dapatmengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan olehkekuatan internal material.Prinsip perencanaan balok induk yang dibebani lentur atau aksialberdasarkan SNI 03-2847-2019 Pasal 9.3 adalah sebagai berikut :a. Gaya Tekan TerfaktorGaya aksial tekan terfaktor struktur tidak melebihi 0,1.b. Rasio Perbandingan Lebar dengan Tinggi.Perbandingan lebar terhadap tinggi balok (b/h) tidak bolehkurang dari 0,3.Menentukan nilai h (pembulatan keatas kelipatan 50 mm) dengan:1. Tinggi balok minimum yang disyaratkan agar lendutan tidakdiperiksa.2. Bila h aktual h min balok, lendutan perlu diperiksa sesuaidengan

9Tabel 9.5 (a) SNI 03-2847-2019 Pasal 21.5.1.3.bw 0,3 h , atau bw 250 mmA.1.Persyaratan Balok Menurut PBI 2019 .N.I 2 hal, 91 :a. Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kalibentang bersih. Tinggi balok harus dipilih sedemikian rupahingga dapat lebar badan yang dipilihb. Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal)batang tulangan untuk balok tidak boleh diambil kurang dari 12mm. sedapat mungkin harus dihindarkan pemasangan tulanganbalok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada keadaan-keadaankhusus.c. Tulangan tarik harus disebar merata di daerah tarik maksimumdari penampang.d. Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidangbidang sampingnya harus dipasang tulangan samping denganluas minimum 10% dari luas tulangan tarik pokok. Diameterbatang tulangan tersebut tidak boleh diambil kurang dari 8 mmpada jenis baja lunak dan 6 mm pada jenis baja keras.e. Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jaraksengkang tidak boleh diambil lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok sengkang bekerja sebagai tulangan geser. Ataujarak sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari

10tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak boleh diambilkurang dari 6 mm pada jenis baja lunak dan 5 mm pada jenisbaja keras.A.2.Klasifikasi BalokA. Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya,dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momentahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semuareaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalahtidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.B. Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kakulainnya didukung hanya pada satu ujung tetap.C. Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjangmelewati salah satu kolom tumpuannya.D. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahantranslasi dan rotasi.E. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopangoleh tritisan dari dua bentang dengan konstruksi sambunganpin pada momen nol.Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolomtumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momenyang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjangdan beban yang sama.

11B. KolomB.1.Definisi KolomKolom merupakan suatu struktur tekan yang memegang perananpenting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolommerupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse)lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruhstruktur. (Sudarmoko, 1996)SK SNI T-15-2019-03 mendefinisikan kolom adalah komponenstruktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekanvertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kalidimensi lateral terkecil.Kolom merupakan bagian vertikal dari suatu struktur rangka yangmenerima beban tekan dan lentur. Kolom meneruskan beban-beban darielevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanahmelalui pondasi. (Nawy,1998)Kolom harus dirancang untuk menahan gaya aksial dari bebanterfaktor pada semua lantai atau atap dan momen maksimum dari bebanterfaktor pada satu bentang lantai atau atap bersebelahan yang ditinjau.Kondisi pembebanan yang memberikan rasio momen maksimum terhadapbeban aksial harus juga ditinjau.

12B.2.Jenis KolomDalam buku struktur beton bertulang ( Diposhusodo, 1994), adatiga jenis kolom beton bertulang yaitu :a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom inimerupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulanganpokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat denganpengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untukmemegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh padatempatnya.b. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama denganyang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan lilingmembentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehinggamampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelumproses redistribusi momen dan tegangan terwujudc. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yangdiperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil ataupipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang

13Gambar 1. Jenis-Jenis KolomC. Beton PracetakBeton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengankomponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatutempat khusus (off site fabrication), terkadang komponen-komponentersebut disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly), danselanjutnya dipasang di lokasi (installation), dengan demikian systempracetak ini akan berbeda dengan konstruksi monolit terutama padaaspek perencanaan yang bergantung atau ditentukan oleh metodepelaksanaan dari fabrikasi, penyatuan dan pemasangannya, sertaditentukan pula teknik perilaku sistem pracetak dalam hal carapenyambungan antara komponen join (M. Abduh,2007).Pada dasarnya beton bertulang merupakan gabungan logis dari duajenis bahan material yaitu beton polos dan tulangan baja. Beton polos

14merupakan bahan yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapimemiliki kekuatan tarik yang rendah. Sedangkan tulangan baja akanmemberikan kekuatan tarik yang diperlukan. Dengan adanya kelebihanmasing masing elemen tersebut, maka konfigurasi antara beton dantulangan baja diharapkan dapat saling kerjasama dalam menahan gayagaya yang bekerja dalam struktur tersebut, dimana gaya tekan ditahanoleh beton, dan tarik ditahan oleh tulangan baja (salmon, 1993).Sistem struktur beton pracetak merupakan salah satu alternatifteknologi dalam perkembangan konstruksi di Indonesia yang mendukungefisiensi waktu, efisiensi energi, dan mendukung pelestarian lingkungan(Siti AisyahNurjannah, 2011).Struktur beton bertulang yang dicor di tempat cenderung bersifatmonolit dan menerus. Sebaliknya, struktur pracetak terdiri dari sejumlahkomponen yang dibuat di pabrik, kemudian disambung di lokasi bangunansampai akhirnya membentuk struktur utuh. Pada struktur pracetak,hubungan yang menghasilkan kontinuitas dengan memakai bantuanperangkat keras khusus, batang tulangan dan beton untuk menyalurkansemua tegangan tarik, tekan, dan geser disebut sambungan keras (Winterdan Wilson, 1993, h.519)Menurut NEHRP (dalam Hawkins, 2000), sistem sambungan pracetakdibagi menjadi dua kategori yaitu sambungan kuat dan sambungan :1. Sambungan Kuat (Strong Connection)

15Sambungan antar elemen pracetak tetap berperilaku elastikpada saat gempa kuat. Sistem sambungan harus dan terbuktisecara teoritis dan eksperimental memiliki kekuatan dan kekakuanyang minimal sama dengan yang dimiliki struktur sambungan betonmonolit yang setara.2. Sambungan Daktail (Ductile Connection)Sambungan boleh terjadi deformasi inelastis. Sistem sambunganharus terbukti secara teoritis dan eksperimental memenuhi persyaratankehandalan dan kekakuan struktur tahan gempa.Terdapat juga jenis sambungan antara komponen beton pracetakyang biasa dipergunakan dibagi menjadi 2 kelompok sebagai berikut(Wahyudi et al., 2010):a. Sambungan Kering (Dry Connection)Sambungan antar komponen beton pracetak menggunakan platbesi sebagai penghubung, yang kemudian dilas atau dibaut.b. Sambungan basah (Wet Connection)Sambungan antar komponen beton pracetak yang ditandaidengan keluarnya besi tulangan dari beton pracetak yang akandisambungkan dengan cara dicor di tempat.

16D. Sambungan Balok KolomD.1.Konsep Sambungan Balok- KolomMenurut Paulay dan Priestley (1992), menjelaskan bahwa jointbalok-kolom merupakan daerah kritis yang dapat merespon inelastis untukmenahan gempa. Joint akan bekerja sebagai gaya geser horizontal danvertikal serta memiliki nilai beberapa kali balok dan kolom yangbersebelahan.Adapun joint dapat dibedakan menurut tempat deformasi sebagaijoint elastik dan joint inelastik. Pengertian joint elastik dan joint inelastikyaitu:1. Joint Elastic dimana deformasi inelastis tidak terjadi pada balok dankolom yang berbatasan dengan panel joint karena memilikitulangan

monoton. Akibat beban tekan, beton mengalami kegagalan pada sambungan balok kolom pracetak pada daerah balok dan sebagian kecil dari dasar kolom. Sedangkan pada sambungan balok kolom normal terjadi pada balok, daerah kolom dekat antarmuka balok, dan sebagian besar bagian bawah kolom. Untuk beban tarik kerusakan pada beton cenderung sama.

Related Documents:

Tugas Akhir dalam ujian lisan di hadapan tim dosen penguji 1.3. Bentuk Tugas Akhir Bentuk tugas akhir bisa berupa penelitian atau perancangan, yang terdiri atas proposal tugas akhir dan laporan tugas akhir. 1.3.1. Tugas Akhir yang berupa penelitian Tugas akhir yang berupa penelitian harus mengandung

2. Tujuan e-Tugas Akhir 4 3. Persyaratan Mengikuti e-Tugas Akhir 5 4. Bentuk e-Tugas Akhir 5 5. Penelitian Tindakan Kelas 6 6. E-Portofolio 12 7. Strategi Pleaksanaan Penelitian Tindakan Kelas untuk e-Tugas Akhir 13 8. Penyusunan e-Portofolio sebagai Laporan Penelitian Bab 3 Pengelolaan e-Tugas Akhir 19 1. Mekanisme Pelaksanaan Tugas Akhir 19 2.

6.10 Berita acara hasil seminar skripsi/laporan tugas akhir 7. Mekanisme/Alur Prosedur 7.1 Tugas Akhir terdiri dari dua tahap, yaitu 7.1.1 Proyek 1 (seminar proposal tugas akhir) 7.1.2 Proyek 2 (seminar tugas akhir dan laporan tugas akhir) 7.1.3 Ujian Tugas Akhir 7.2 Syarat-syarat Tugas Akhir

1.3 Mempermudah proses pengendalian mutu tugas akhir mahasiswa program sarjana oleh Departemen. 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup prosedur operasional baku penyelesaian tugas akhir ini mencakup persyaratan menempuh tugas akhir, penentuan dosen pembimbing tugas akhir, penyusunan proposal, pelaksanaan, dan monitoring tugas akhir

ketentuan umum penyusunan Laporan Tugas Akhir, struktur isi Laporan Tugas Akhir, tata tulis Laporan Tugas Akhir dan prosedur ujian. Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi STIE Putra Bangsa yang akan menyusun Laporan Tugas Akhir dan dosen pembimbingnya.

SKS) dan mata kuliah Tugas Akhir (4 SKS) dan setiap bagian Tugas Akhir ini harus diseminarkan. Luaran dari mata kuliah Proposal Tugas Akhir dan Tugas Akhir masing-masing adalah proposal penelitian dan laporan hasil penelitian. 1.2. BENTUK TUGAS AKHIR Bentuk TA mahasiswa dapat dilaksanakan melalui penelitian empiris atau

Panduan Penulisan Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika STMIK Mikroskil 5 2 Prosedur Tugas Akhir 1. Mahasiswa telah mengisi KRS dan mengambil MK Tugas Akhir. 2. Untuk pengambilan MK Tugas Akhir saat pengisian KRS, apabila belum pernah mengambil MK Tugas Akhir pada semester sebelumnya (pengambilan perdana), maka dilanjutkan ke [Poin 8]. 3.

Tugas Akhir terdiri dari beberapa bagian dan beberapa dokumen yang dianggap penting dan merupakan dokumen yang wajib dilampirkan dalam laporan Tugas Akhir atau tugas akhir adapun susunan dokumen tersebut terlampir pada Lampiran A. Susunan Format Tugas Akhir : 1. Cover depan Tugas Akhir. 2.