ARTIKEL ILMIAH RESPON PERTUMBUHAN SETEK KAYU PACAT (Harpullia . - UNJA

1y ago
14 Views
2 Downloads
513.93 KB
11 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Joao Adcock
Transcription

ARTIKEL ILMIAHRESPON PERTUMBUHAN SETEK KAYU PACAT (Harpullia arborea (Blanco)Radlk. ) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI ROOTONE-FSEBAGAI BAHAN PENGAYAAN MATA KULIAHFISIOLOGI TUMBUHANOLEH:NOVIARRA1C413002FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBIJANUARI, 2018Novia: RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)Page 1

Novia: RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)Page 2

THE GROWTH RESPONSE OF CUTTINGS KAYU PACAT (Harpullia arborea(Blanco) Radlk.) WITH VARIOUS ROOTONE-F CONCENTRATIONAS MATERIALS OF PLANT PHYSIOLOGYAssembled by:Novia1) Upik Yelianti2) Muswita3)1)Student of Biology Education Programe PMIPA FKIP Jambi University2)3)Lecturer of Biology Education Programe PMIPA FKIP Jambi UniversityEmail: novia051195@gmail.comAbstract. Kayu Pacat (Harpullia arborea) (Blanco) Radlk.) Is a rare and endemic plant in theKerinci Seblat National Park. This wood is a type of wood is very unique and beautiful structurebecause it has a hard fiber, stems are patterned with yellow and black composition, as well as acommodity seed that needs a multiplication effort like cutting. However, the percentage of successof plant propagation by cuttings is quite low due to the difficulty of root formation. This can beovercome by giving Rootone-F. The purpose of this research is to know the Rootone-F responseand Rootone-F concentration which is best for growth of wooden cuttings (H. arborea). This studyused Completely Randomized Design (RAL) consisting of 5 treatments, namely 0 ppm, 50 ppm,100 ppm, 150 ppm, and 200 ppm. Each treatment was repeated 5 times. The parameters observedwere percentage of live cut (%), number of root (strands), shoot length (cm), number of leaves(leaf) and leaf area (cm2). The data were analyzed statistically through Analysis Of Variance(ANOVA), if there is effect of treatment then it will be continued with Duncan Multiple Range TestTest (DMRT). Data can not be analyzed through analysis of variance due to many plants thatexperience death, so that the research results are discussed descriptively. The results showed thatadministration of various Rootone-F concentrations had not responded significantly to thepercentage of live cuttings, root number, shoot length, leaf number and leaf area. Based on theresearch that has been done, it is better for the next research to consider the right Rootone-Fconcentration, the selection of good cuttings, healthy and homogeneous, and the maintenance of themedia to produce a high percentage of live cuttings.Keywords: kayu pacat, Harpullia arborea, rootone-f.Novia: RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)Page 3

PENDAHULUANLatar Belakang MasalahTaman Nasional Kerinci Seblatmempunyai4.000jenistumbuhtumbuhan yang didominasi oleh familyDipterocarpaceae. Terdapat salah satujenis tumbuhan yang langka dan endemikdi TNKS yaitu kayu pacat (Harpulliaarborea). Kayu pacat (H. arborea)merupakan jenis kayu yang sangat unikdan indah strukturnya. Keunikan dankeindahan kayu pacat cocok dijadikansebagai perabot rumah tangga sehinggapermintaanterhadapkayupacatcenderung meningkat dan harganya relatifmahal. Mengingat jenis kayu pacat hanyaterdapat di Provinsi Jambi, sekaligusmenjadi komoditi unggulan maka perluupayapembudidayaansekaligusperlindungan terhadap jenis kayu ini(Balitbangda, 2011:58).Kebanyakan pembudidayaan kayupacat dilakukan dengan biji dan setek.Perbanyakan tanaman secara setekterkendala oleh sulitnya pembentukanakar, hal ini bisa diatasi denganpemberian zat pengatur tumbuh. Salahsatu zat pengatur tumbuh yang mampumerangsang pembentukan akar danmendorong perpanjangan sel adalahRootone-F.Rotoone-F adalah ZPT sintetikyang mengandung Indole Butyric Acid(IBA) dan Nafthalene Acetic Acid (NAA)(Rahardja dan Wiryanta, 2003:9).Penelitian mengenai pemberianRootone-F untuk pertumbuhan setektanaman ini diperlukan, karena berkaitandengan proses fisiologi pada tumbuhan.Fisiologi tumbuhan merupakan suatuproses pertumbuhan dan perkembanganyang terjadi dalam tubuh tumbuhan.Novia: RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)Peristiwa- peristiwa ini merupakan salahsatu bagian dari materi praktikummatakuliah Fisiologi Tumbuhan yangmembahas tentang zat pengatur tumbuh.Materi ini akan lebih optimal jikamahasiswa dilibatkan langsung dalammetode percobaan (praktikum). Kegiatanpraktikum tidak terlepas dari penuntunpraktikum yang dapat mempermudahmahasiswa dalam kegiatan praktikum,sehingga dibuatlah panduan praktikumsebagai sumber pengayaan.Berdasarkan uraian tersebut, maka perluuntuk melakukan penelitian tentang“Respon Pertumbuhan Setek KayuPacat (Harpullia arborea (Blanco)Radlk.) Dengan Berbagai KonsentrasiRootone-F Sebagai Bahan PengayaanMata Kuliah Fisiologi Tumbuhan ”.METODE PENELITIANRancangan PenelitianPenelitian ini bersifat eksperimentaldengan menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) yang terdiri dari 5perlakuan yaitu konsentrasi Rootone-F(R) :.R0 Kontrol ( tanpa Rootone-F),R1 50 ppm, R2 100 ppm, R3 150ppm, R4 200 ppm. Penelitiandilakukan dengan pengulangan sebanyak5 kali sehingga terdapat 25 satuan unitpercobaan. Setiap unit percobaan ditanam1 setek kayu pacat.Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam penelitianini adalah paranet, gunting tanaman,penggaris, pisau, gelas ukur, gelas kimia,batang pengaduk, ember, ayakan,Page 4

timbangan analitik, alat tulis, cangkul danmeteran. Bahan yang digunakan dalampenelitian adalah setek pucuk kayu pacatyang diperoleh dari Desa Tamiai,Rootone-F, air, tanah, pupuk kotoran sapi,pasir, polibag ukuran 1 kg, plastik,rumbia, millimeter block dan kertas label.Prosedur PenelitianPersiapan tempat penelitianTempatpenelitian dirancangsehomogen mungkin dengan memilihtempat yang datar, tidak terlalu panasserta tidak tergenang oleh air apabilahujanturun.Sebelumdilakukanpenelitian terlebih dahulu dibersihkan.Tempat penelitian dibuat denganukuran 2 m x 2 m dengan jarak antarpolybag 20 cm. Tempat penelitian diberinaungan berupa rumbia untuk melindungidari sinar matahari langsung dan air hujanserta sekelilingnya diberi paranet supayasetek terlindungi dari gangguan.Persiapan media tanamMedia tanam yang digunakanadalah campuran tanah kebun, pupukkotoran sapi dan pasirdenganperbandingan (1 : 1 : 1 ) (Budiman, 2014:98). Sebelum media dimasukkan, terlebihdahulu media diayak dan dikeringkankemudian media diisikan dalam polibagyang sebelumnya telah dilubangi sisibawahnya.Penyedian bahan setekBahan setek diambil yaitu setekbatang, dimana cabang yang dipilihdipotong sepanjang 15 cm, dengandiameter bahan setek sekitar 0,5 cm.Pemotongan pangkal setek dilakukansecara miring yang membentuk sudut 15ᵒ.Potongan batang tersebut direndam dalamlarutan ZPT (Gunawan, 2014:48).Novia : RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)Pembuatan Larutan Rootone-FRootone-F disiapkan sebelum setekdirendam. Rootone-F terlebih dahuludiencerkan sesuai konsentrasi yangdiperlakukan. Penyiapan larutan RootoneF yang dilakukan adalah :a. Konsentrasi 0 ppm tanpa Rootone-F.b. Konsentrasi 50 ppm, campuran 50 mgRootone-F dilarutkan dalam 1 literair.c. Konsentrasi 100 ppm, campuran 100mg Rootone-F dilarutkan dalam 1liter air.d. Konsentrasi 150 ppm, campuran 150mg Rootone-F dilarutkan dalam 1liter air.e. Konsentrasi 200 ppm, campuran 200mg Rootone-F dilarutkan dalam 1liter air.Pemberian PerlakuanPemberian perlakuan Rootone-Fdisesuaikan dengan konsentrasi yangtelah ditentukan. Pangkal setek kayupacat sepanjang 3 cm direndam selama 15menit dalam larutan Rootone-F sesuaidengan konsentrasi yang telah ditentukan.Penanaman SetekSetek ditancapkan dalam mediatanam serta dikondisikan berada dalamposisi tegak. Polybag yang sudahditanami setek kayu pacat diletakkandalam naungan supaya terhindar darisinar matahari langsung, air hujan, danmenjaga kelembaban.PemeliharaanPemeliharaan meliputi penyiramandan penyiangan. Penyiraman dilakukansesuaikebutuhandalamsehari.Penyiraman dilakukan dengan volume airyang sama. Penyiangan dilakukan apabilaada gulma yang tumbuh.Page 5

Parameter Pengamatan1. Persentase Setek Hidup (%),dihitungpada minggu keempat setelah tanam,dengan cara membandingkan antarajumlah setek yang masih hidupdengan jumlah setek yang ditanampada awal penelitian.2. Jumlah akar Setek (helai), dihitungjumlah seluruh akar per tanaman diakhir penelitian.3. Panjang tunas (cm), diukur daripangkal tunas sampai ke titik tumbuhtunas di akhir penelitian.4. Jumlah daun dihitung dengan caramenghitung jumlah pada tunaspertama yang tumbuh atau terbentukdi akhir penelitian.5. Luas daun, dihitung di akhirpenelitian.Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilaksanakan selama 3 bulandari 13 Februari - 13 Mei 2017. Penelitiandilakukan di Desa Tamiai KecamatanBatang Merangin Kabupaten Kerinci dandi Laboratorium Pendidikan BiologiFKIP Universitas Jambi.Analisis DataDatayangdiperolehdaripengamatan dianalisis secara statistikmelalui Analisis of Variance (ANOVA).Apabilaterdapatpengaruhantarperlakuan maka dilanjutkan dengan ujiDuncan Multiple Range Test (DMRT)pada taraf alfa 5%.HASIL DAN PEMBAHASANHasil penelitian yang diperolehselama 3 bulan, dapat diketahui bahwarespon pertumbuhan setek kayu pacatNovia : RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)(Harpullia arborea (Blanco) Radlk.)dengan pemberian berbagai konsentrasiRootone-F tidak bisa dilihat. Datapenelitian tidak bisa dilakukan secarastatistik dengan analisis sidik ragamAnova, dikarenakan banyak tanamanyang mengalami kematian, sehingga hasilpenelitian ini dibahas secara deskriptif.Berdasarkan hasil penelitian yangdiperoleh bahwa pengukuruan dari setiapperlakuan memberikan hasil yangberagam.Persentase setek hidupBerdasarkan hasil pengamatan persentasesetekhidupmenunjukkanbahwakonsentrasi Rootone-F tidak memberikanresponyangsignifikanterhadappersentase setek hidup. Hasil pengamatansetek hidup kayu pacat (H. arborea(Blanco)Radlk.)padaberbagaikonsentrasi Rootone-F dapat dilihat padaTabel 4.1 berikut :Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Persentase SetekHidup Kayu Pacat (H. arborea (Blanco)Radlk.) (%)KonsentrasiRootone F(Ppm)R0 (0)R1 (50)R2 (100)R3 (150)R4 0U5100100100100Ket: (-) satuan percobaan yang matiBerdasarkanhasilpenelitiandiketahui bahwa presentase setek hidupkayu pacat relatif rendah yaitu sebanyak14 setek dari 25 setek (56%). Hal inidisebabkan pemberian Rootone-F belumPage 6

mampu meningkatkan persentase setekhidup. Pemberian ZPT (Rootone-F) perludiperhatikan konsentrasi yang tepat.Konsentrasi yang terlalu tinggi ataurendah akan menghambat pertumbuhantanaman. Pendapat ini didukung Untung(2002:19) bahwa respon tanamanterhadap ZPT tergantung kedewasaanjaringan, keadaan lingkungan , umur,serta dosis ZPT.Menurut Widiarsih, dkk (2000:1)keberhasilan perbanyakan secara setekdipengaruhi oleh faktor internal (genetik)dan faktor eksternal (lingkungan). Faktorinternal (genetik) yang mempengaruhikeberhasilan setek antara lain: jenis bahansetek, kandungan karbohidrat dankandungan zat pengatur tumbuh. Faktoreksternal(lingkungan)yangmempengaruhi keberhasilan setek antaralain: media perakaran, aerasi yang baik,suhu, intensitas cahaya dan kelembabanlingkungan setek. Gaol, dkk (2015: 18)menyatakan bahwa setek memerlukancadangan makanan seperti karbohidratdannitrogen,sehinggadapatmenghasilkan tunas dan akar yang lebihbaik dengan taraf persentase hidup yangtinggi. Jika setek hanya mengeluarkanakar atau tunas, maka tanaman tersebutakan mengalami proses kematian.Jumlah AkarBerdasarkan hasil pengamatanjumlah akar menunjukkan bahwapemberian konsentrasi Rootone-F tidakmemberikan respon yang signifikanterhadap jumlah akar. Hasil pengamatanNovia : RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)jumlah akar kayu pacat (H. arborea(Blanco)Radlk.)padaberbagaikonsentrasi Rootone-F dapat dilihat padaTabel 4.2 berikut.Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Jumlah AkarKayu Pacat (H. arborea (Blanco) Radlk.)KonsentrasiRootone-F(ppm)R0 (0)R1 (50)R2 (100)R3 (150)R4 (200)UlanganU1U2U3U4U517158161-141-1122-Ket: (-) satuan percobaan yang mati.Berdasarkan hasil penelitian,menunjukkan bahwa hanya 10 setek dari36 setek yang dapat memperlihatkanadanya pertumbuhan akar. PemberianRootone-F belum mampu memacupertumbuhan akar pada setek kayu pacat.Hal ini dikarenakan auksin (eksogen)yang terkandung dalam Rootone-F danauksin endogen adalah konsentrasi yangbelum tepat untuk mengiduksi perakaransehingga inisiasi akarpun gagal. Hal inididukung oleh pendapat Endah (2002:54)penggunaan konsentrasi zat pengaturtumbuh yang tepat dapat mempengaruhiproses pertumbuhan tanaman. Selain itu,pertumbuhan tanaman hanya ditunjangoleh cadangan makanan terutamakarbohidrat yang terdapat dalam setektersebut.Kayu pacat merupakan nurunankemampuan berakar pada jaringantanaman secara anatomi telah terbentukPage 7

sel sklerenkim yang menghambat inisiasiakar-akar adventif. Hal ini didukungpenelitianFebriana(2009:40)menyatakan bahwa inisiasi primordialakar sekunder pada setek embatasipertumbuhan kalus sehingga kemampuansetek untuk sistem perakaran cenderungsulit.Berdasarkan hasil penelitian,bahan setek diduga lebih banyakkandungan auksin daripada sitokininsehingga akar lebih dahulu daripadatunas. Pendapat ini didukung olehCambpell, dkk (2003:383) menyatakanbahwa jika konsentrasi auksin lebihbanyak daripada sitokinin maka akar akanterbentuk. Muncul akar merupakanpenentu keberhasilan setek, dimana akarberfungsi sebagai pengangkut air,mineral, dan unsur hara dari dalam tanah.Ketiadaan akar akan menyebabkanketersediaan unsur hara dan suplai airterganggu sehingga tanaman akanmengalami kekeringan dan akhirnya mati.Panjang TunasBerdasarkan hasil pengamatanpanjang tunas dapat diketahui bahwapemberian konsentrasi Rootone-F tidakmemberikan respon yang signifikanterhadap panjang tunas. Hasil pengamatanpanjang tunas kayu pacat (H. arborea(Blanco)Radlk.)padaberbagaikonsentrasi Rootone-F dapat dilihat padaTabel 4.3 berikut :Novia : RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)Tabel 4.3 Hasil Pengamatan panjang tunasKayu Pacat (H. arborea (Blanco) 4U5R0 (0)-15---R1 (50)8----R2 (100)R3 (150)-14--6,7-21,5R4 (200)16,5-7--Ket: (-) satuan percobaan yang matiBerdasarkanhasilpenelitianmenunjukkan hanya 7 setek yangmenunjukkan pertumbuhan tunas. Setiapperlakuan memberikan pertumbuhantunas yang berbeda. Hal ini disebabkankarena adanya keseimbangan antaraauksin (endogen) dan auksin yangdiberikan (eksogen) belum efektif untukmemunculkan tunas. Pertumbuhan tinggitunas terjadi didalam meristem apikal danruas.Campbell,dkk(2003:382)menyatakan bahwa meristem apikal suatutunas merupakan tempat utama sintesisauksin karenanya auksin akan bergerakturun dari apeks tunas ke daerahpemanjangan sel sehingga auksin akanmeransang pemanjangan sel pada tunasmudayangsedangberkembang.Perbedaan panjang tunasjugadipengaruhi cadangan makanan yangberbeda setiap bahan setek. PusatPenelitian Kopi dan Kakao (2005:151)menyatakan bahwa kondisi tanamaninduk dan umur bahan setek akanmenentukan keberhasilan setek.GoldsworthydanFisher(1996:147) bahwa kalau pertumbuhantunas dibatasi ,suatu bagian yang relatiflebih besar dari karbohidrat yangdihasilkanolehfotosintesisakandigunakan oleh tunas itu sendiri denganPage 8

akibat bahwa pertumbuhan akar secararelatif akan lebih tertekan daripada tunas.Jumlah DaunBerdasarkan hasil pengamatanjumlah daun dapat diketahui bahwapemberian konsentrasi Rootone-F tidakmemberikan respon yang signifikanterhadap jumlah daun. Hasil pengamatanjumlah daun kayu pacat (H. arborea(Blanco)Radlk.)padaberbagaikonsentrasi Rootone-F dapat dilihat padaTabel 4.4 berikut :Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Jumlah DaunKayu Pacat (H. arborea (Blanco) U3U4U5R0 (0)R1 (50)R2 (100)10-2338-14-R3 (150)----34R4 (200)29-8-Ket: (-) satuan percobaan yang matiBerdasarkanhasilpenelitian,menunjukkan bahwa hanya 7 setek dari36 stek yang dapat menunjukkanterbentuknya daun. Pemberian Rootone-Fbelum mampu membentuk daun padasetek kayu pacat. Pemberian ZPT harusdiperhatikan konsentrasi yang tepat. Halini sesuai menurut Endah (2002:52)penggunaan zat pengatur tumbuh yangtepat dapat mempengaruhi prosespertumbuhantanaman.Adanyakeseimbangan antara auksin dari dalam(endogen) dan auksin yang diberikan(eksogen) serta kandungan cadanganmakanan yang cukup dapat memacuterbentuknya daun.Pertumbuhan akar yang lebih cepatakanmampumembentuksistemNovia : RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)perakaran yang sempurna sehingga tunasakan terbentuk dan mempengaruhi jumlahdaun. Tetapi, jika tunas yang terbentuktidak diiringi dengan munculnya akarmaka pertumbuhan tunas akan terhambatkarena akar tidak dapat mensuplai air danunsur hara. Hal ini akan mempengaruhijumlah daun yang terbentuk.Jumlah daun sangat erat kaitannyadengan fotosintesis. Semakin banyakjumlah daun maka proses fotosintesisakan berjalan dengan baik. Jumlah daunjugamempengaruhiluasbidangpenyerapan karbondioksida dan cahayamatahari. Menurut Noviansah (2014:3)tingginya proses fotosintesis akanmenghasilkan energi yang lebih besaruntuk pertumbuhan dan perkembangantanaman.Luas DaunBerdasarkan hasil pengamatanluas daun dapat diketahui bahwapemberian konsentrasi Rootone-F tidakmemberikan respon yang signifikanterhadap luas daun. Hasil pengamatanluas daun kayu pacat (H. arborea(Blanco)Radlk.)padaberbagaikonsentrasi Rootone-F dapat dilihat padaTabel 4.5 berikut :Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Luas Daun KayuPacat (Harpullia arborea anU1U2U3U4U5-3,42---R1 (50)R2 (100)R3 (150)21,91-22,06--7,53-28,06R4 (200)29----R0 (0)Ket: (-) satuan percobaan yang matiPage 9

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahuibahwa hanya 6 setek dari 36 yang dapatmenunjukkan pertumbuhan luas daun.Pemberian Rootone-F belum mampumemacu pertumbuhan daun dalam halluas daun pada masing-masing perlakuan.Hal ini dikarenakan konsentrasi auksin(eksogen) yang terkandung dalamRootone-F dan auksin endogen yangbelum tepat untuk pertumbuhan luasdaun. Pemberian ZPT harus diperhatikankonsentrasi yang tepat. Hal ini sesuaimenurut Endah (2002:52) penggunaan zatpengatur tumbuh yang tepat dapatmempengaruhiprosespertumbuhantanaman.Setek memerlukan keseimbanganauksin endogen dan eksogen sertakandungan karbohidrat yang cukup dalamhal ini untuk pertumbuhan luas daun.Luas daun merupakan sebuah cara untukmenganalis pertumbuhan tananaman. Halini sejalan dengan Jedeng (2011:43)bahwa semakin meningkat indeks luasdaun, maka penangkapan dan penerimaansinar matahari lebih banyak untukfotosintesis sehingga produksi assimilatetinggi. Maka semakin lebar daun yangdimiliki tanaman maka semakin optimalproses fotosintesis yang terjadi padatanaman tersebut dan dapat memacupertumbuhan jumlah daun, dimana luasdaun dan pertambahan jumlah daunsangat erat rasiRootone-Fbelummemberikan respon yang signifikanterhadap persentase setek hidup, waktumunculnya tunas, jumlah akar, panjangtunas, jumlah daun dan luas daun.Novia : RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)Saran. Berdasarkan penelitian yangtelah dilakukan,sebaiknyauntukpenelitian selanjutnya perlu diperhatikankonsentrasi Rootone-F yang tepat,pemilihan bahan setek yang baik, sehatdan homogen serta pemeliharaan mediaagar menghasilkan persentase setek hidupyang tinggi.DAFTAR RUJUKANBalitbangda, 2011. Potensi IndikasiGeografis Dan Unggulan DaerahJambi. Jambi: Balitbangda.Budiman, Haryanto. 2015. ProspekTinggi Bertanam Kopi PedomanMeningkatkanKualitasPerkebunan Kopi. Yogyakarta:Pustaka Baru Press.Campbell, Neil. A., Jane. B. Reece, danLawrence. G. Mitchell. 2003.Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.Endah,Joesi, H. 2002. MembuatTabulampot Rajin Berbuah.Jakarta: AgroMedia PustakaFebriana, Septian. 2009. PengaruhKonsentrasiZatPengaturTumbuh dan Panjang Setekterhadap Pembentukan Akar danTunas pada Stek Apokad nstitutPertanian BogorGaol, L. A. L., Meiriani, Purba, E. 2015.Respons Pertumbuhan SetekJeruk Nipis (Citrus aurantifoliaSwingle) pada Berbagai BahanTanam dan Konsentrasi IBA.Page 10

JurnalAgroekoteknologi,4(1):1815 - 1821Goldsworthy, P. R. dan Fisher, N. M.1992.FisiologiBudidayaTanaman Trofik. Yogyakarta:UGM pressWidiarsih, S., Minarsih, Dzurrahmah,Wirawan, B. dan Bayuardi, S. W.2008. Diakses Tanggal 1 Juni2017. Perbanyakan /.Gunawan, Endang. 2014. PerbanyakanTanaman. Jakarta : Agro Media Pustaka.Jedeng, I. W. 2011. Pengaruh Jenis danDosis Pupuk Organik TerhadapPertumbuhan dan Hasil UbiJalar (Ipomea batatas L. Lamb.)Varian Lokal Ungu. Thesis.Universitas Udayana: Denpasar.Noviansah, B. 2010. Aplikasi PupukOrganikCampurLimbahCangkang Telur dan VetsindenganPenambahanPenambahan Rendaman KulitBawangMerahTerhadapPertumbuhan Tanaman CabaiMerahKeriting(CapsicumAnnum L.). var. Longum. Skripsi.UniversitasMuhammadiyah:Surakarta.Pusat Penelitian Kopi dan Kakao ta: Agromedia.Rahardja, P. C.dan W. Wiryanta. 2005.Aneka Cara MemperbanyakTanaman. Jakarta: AgromediaPustaka.Untung, O. 2002. AgarTanamanBerbuah di Luar Musim. Jakarta:Penebar Swadaya.Novia : RRA1C413002 (FKIP BIOLOGI P-MIPA UNJA)Page 11

metode percobaan (praktikum). Kegiatan praktikum tidak terlepas dari penuntun praktikum yang dapat mempermudah mahasiswa dalam kegiatan praktikum, sehingga dibuatlah panduan praktikum sebagai sumber pengayaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu untuk melakukan penelitian tentang "Respon Pertumbuhan Setek Kayu

Related Documents:

Kata kunci: Artikel hasil penelitian, menulis artikel ilmiah, menerbitkan artikel ilmiah A. Pendahuluan Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan di media online maupun cetak (melalui koran, majalah, buletin, dan sebagainya) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat

ilmiah, laporan penelitian, atau review jurnal ilmiah sebagai opsi output mata kuliah skripsi secara online melalui WA, email, dan sebagainya. b. Penyusunan artikel ilmiah, laporan penelitian, atau review jurnal ilmiah mengikuti gaya selingkung atau template jurnal prodi masing-masing atas persetujuan dosen pembim-bing.

Karya Tulis Ilmiah adalah Karya Ilmiah (Scientific Paper) dalam bentuk tulisan cetak atau non cetak (dengan memenuhi kaidah dan etika . ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari hasil pem

TIPS UMUM DALAM MENULIS ARTIKEL ILMIAH (1) Usahakan manuskrip tidak terlalu panjang. Tulislah artikel secara singkat tapi jelas dan lengkap. Gunakan satuan dan dimensi yang seragam. Referensi harus ditulis sesuai dengan format jurnal dimana artikel akan disubmitkan. Apa yang dirujuk di bagian teks

dasar karya tulis ilmiah secara lebih mendalam. 1) Definisi Karya Tulis Ilmiah Karya ilmiah terdiri dari dua kata yaitu: karya dan ilmiah. Karya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pekerjaan, hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil karangan). Sedangkan ilmiah adalah

literatur dan penulisan proposal, diikuti seminar proposal, dilanjutkan dengan kegiatan penelitian, dan diakhiri dengan penulisan hasil penelitian dalam bentuk artikel ilmiah, publikasi artikel ilmiah, dan mempertahankan di depan penguji skripsi. Skripsi merupakan suatu bentuk karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil

kehadiran, pemahaman tentang ka rya ilmiah, keterampilan dalam menulis karya ilmiah, dan keterampilan dalam menggunakan OJS. Kata kunci: karya ilmiah, sekolah dasar, open journal system, artikel . ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 1472 pendidikan, mulai dari peningkata

Advanced Financial Accounting & Reporting Accounting concepts Accounting concepts defi ne the assumptions on the basis of which fi nancial statements of a business entity are prepared. Certain concepts are perceived, assumed and accepted in accounting to provide a unifying structure and internal logic to accounting process. The word concept means idea or notion, which has universal .