Oleh : Drs. P. Priyoyuwono, M.Pd. Email : Petrus .

2y ago
51 Views
2 Downloads
262.17 KB
54 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Roy Essex
Transcription

Diktat Kuliah :EPISTEMOLOGI DASARSalah Satu Acuan Mata KuliahFilsafat Pendidikan 2 SKS padaSemua Program StudiFakultas Ilmu PendidikanOleh : Drs. P. Priyoyuwono, M.Pd.email : petrus priyoyuwono@uny.ac.idFAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2008

BAB IPEMAHAMAN TENTANG FILSAFAT1. Arti FilsafatFilsafat termasuk ilmu pengetahuan yang paling luas cakupannya, oleh karena itutitik tolak untuk memahami dan mengerti filsafat pada tahap awal biasanya dilakukandengan meninjaunya dari segi etimologi. Tinjauan secara etimologi adalah membahassesuatu istilah atau kata dari segi asal usul kata itu.a. Arti Secara Etimologi.Istilah “filsafat” dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah(Arab), philosophy (Inggris), philosophia (Latin), philosophie (Jerman, Belanda,Perancis). Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani philosophia. IstilahYunani philein berarti “mencintai”, sedangkan philos berarti “teman”. Selanjutnyaistilah sophos berarti “bijaksana”, sedangkan sophia berarti “kebijaksanaan”.Dengan demikian ada dua arti secara etimologi dari filsafat yang sedikitberbeda. Pertama, apabila istilah filsafat mengacu pada asal kata philein dansophos, maka berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (bijaksanadimaksudkan sebagai kata sifat}. Kedua, apabila filsafat mengacu pada asal kataphilos dan sophia, maka artinya adalah teman kebijaksanaan (kebijaksanaandimaksudkan sebagai kata benda).Menurut sejarah, Pythagoras (572-497 SM) adalah orang yang pertama kalimemakai kata philosophia. Ketika beliau ditanya apakah ia sebagai orang yangbijaksana, maka Pythagoras dengan rendah hati menyebut dirinya sebagaiphilosophos, yakni pencinta kebijaksanaan (lover of wisdom). Banyak sumber yangmenegaskanbahwasophiamengandung artiyang lebih luasdaripadakebijaksanaan. Artinya ada berbagai macam, antara lain : (1) kerajinan, (2)kebenaran pertama, (3) pengetahuan yang luas, (4) kebajikan intelektual, (5)pertimbangan yang sehat, (6) kecerdikan dalam memutuskan hal-hal praktis.Dengan demikian asal mula kata filsafat itu sangat umum yang intinya adalahmencari keutamaan mental (the pursuit of mental excelence).1

Tinajauan istilah “filsafat” dari segi etimologi belum memberikan pengertianyang memuaskan. Meskipun istilahnya tetap demikian itu, namun dalam penerapansepanjang sejarahnya selalu memperoleh isi dan pengertian baru.b. Filsafat Sebagai Suatu SikapFilsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Bilaseseorang dalam keadaan krisis atau menghadapi problim yang berat, makakepadanya dapat diajukan pertanyaan : bagaimana Anda menanggapi keadaansemacam itu?” Bentuk pertanyaan semacam itu membutuhkan jawaban secarakefilsafatan. Problim-problim tersebut ditinjau secara luas, tenang dan mendalam.Tanggapan semacam itu menumbuhkan sikap ketenangan, keseimbangan pribadi,pengendalian diri dari tidak emosional. Sikap dewasa secara filsafat adalah sikapmenyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu bersedia meninjau suatuproblim dari sudut pandangan yang paling dalam.c. Filsafat Sebagai Suatu MetodeFilsafat sebagai metode artinya sebagai cara berfikir secara reflektif(mendalam), penyelidikan yang menggunakan alasan, berfikir secara hati-hati danteliti. Filsafat berusaha untuk memikirkan seluruh pengalaman manusia secaramendalam dan jelas. Metode berfikir semacam ini bersifat inclusiv (mencakupsecara luas) dan synoptic (secara garis besar), oleh karena itu berbeda denganmetode pemikiran yang dilakukan oleh ilmu-ilmu khusus yang terarah pada bidangtertentu dan terbatas.d. Filsafat Sebagai Kelompok PersoalanBanyak persoalan abadi (perennial problems) yang dihadapi manusia dan parafilsuf berusaha memikirkan dan menjawabnya. Beberapa pertanyaan yang diajukanpada masa lampau telah dijawab secara memuaskan. Misalnya pertanyaan tentangide-ide bawaan (innate ideas) telah dijawab oleh John Locke pada abad ke-17.Namun masih banyak pertanyaan lain yang dijawab sementara. Di samping itu jugamasih banyak problim-problim yang jawabannya masih diperdebatkan atau pundiseminarkan sampai hari ini, bahkan ada yang belum terpecahkan. Misalnya2

persoalan “apakah yang dimaksud manusia seutuhnya itu”, atau “apakah yangdimaksud manusia yang berkualitas itu”.Pertanyaan-pertanyaan filsafati berbeda dengan pertanyaan-pertanyaan nonfilsafati. Misalnya pertanyaan berapa indeks prestasi yang Anda capai dalamsemester lalu? Berapa jumlah buku yang Anda miliki? Dimana Anda tinggal?Pertanyaan-pertanyaan semacam itu jelas bukan merupakan pertanyaan kefilsafatan,karena merupakan pertanyaan tentang fakta-fakta. Pertanyaan-pertanyaan nonfilsafati bertalian dengan hal-hal tertentu, khusus, terikat oleh ruang dan waktu,sehingga jawabannya dapat secara langusng diberikan pada saat itu juga.Pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan misalnya : apakah kebenaran itu? Apakahperbedaan antara benar dan salah? Mengapa manusia ada di dunia? Apa maknakehidupan manusia di dunia? Apakah segala sesuatu di dunia ini terjadi secarakebetulan ataukah merupakan peristiwa yang sudah pasti? Apakah manusiamempunyai kehendak bebas untuk menentukan nasibnya sendiri ataukah sudahditentukan oleh Tuhan? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu tidak mudah untukdijawab, sebab akan menimbulkan pertanyaan susulan terus menerus. Setiap anyaanitudenganmengajukan argumentasi yang logis dan rasional.e. Filsafat Sebagai Sekelompok Teori atau Sistem PemikiranSejarah filsafat ditandai dengan pemunculan teori-teori atau sistem-sistempemikiran yang terlekat pada nama-nama filsuf besar seperti : Socrates, Plato,Aristoteles, Thomas Aquinas, Spinoza, Hegel, Karl Marx, Auguste Comte dan lainlainnya. Teori atau sistem pemikiran filsafati itu dimunculkan oleh masing-masingfilsuf untuk menjawab masalah-masalah seperti yang telah dikemukakan di atas.Tanpa nama-nama besar serta hasil pemikiran para filsuf yang luar biasa, filsafattidak akan dapat berkembang seperti sekarang ini. Besarnya kadar subjektivitasseorang filsuf dalam menjawab masalah-masalah itu menjadikan kita sulit untukmenentukan teori atau sistem pemikiran yang baku dalam filsafat.3

f. Filsafat Sebagai Analisis Logis tentang Bahasa dan Penjelasan makna IstilahKebanyakan filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti suatuistilah dan pemakaian bahasa. Beberapa filsuf mengatakan bahwa analisis tentangarti bahan merupakan tugas pokok filsafat dan tugas analisis konsep sebagai satusatunya fungsi filsafat. Para filsuf analitik seperti G.E. Moore, B. Russell, L.Wittgenstein, G. Ryle, J.L. Austin dan yang lainnya berpendapat bahwa tujuanfilsafat adalah menyingkirkan kekaburan-kekaburan dengan cara menjelaskan artiistilah atau ungkapan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan dan dipakai dalamkehidupan sehari-hari. Mereka berpendirian bahwa bahasa merupakan laboratoriumpara filsuf, yaitu tempat menyemai dan mengembangkan ide-ide.Menganalisis berarti menetapkan arti secara tepat dan memahami salinghubungan di antara arti-arti tersebut. Misalnya kata ”ada” apabila dianalisis ternyatadapat mengandung nuansa arti. Apakah “ada” Nya Tuhan sama dengan “ada”nyamanusia? Kalau dikatakan meja itu “ada”, apakah sama dengan “ada”nya manusia?Dengan demikian kata “ada” dapat berarti “ada dalam ruang-waktu”, “ada secaratransenden”, “ada dalam pikiran” atau “mungkin ada”.Dalam kaitannya dengan ilmu, maka filsafat mempelajari arti-arti danmenentukan hubungan-hubungan di antara konsep-konsep dasar yang dipakai setiapilmu. misalnya: dalam ilmu kimia, konsep dasarnya adalah substansi (zat), geometribertalian dengan konsep dasar ruang, mekanika dengan konsep dasar gerak danseterusnya. Dalam menghadapi konsep-konsep dasar tersebut ada perbedaantinjauan antara ahli ilmu-ilmu khusus dengan ahli filsafat. Seorang ahli kimia dapatmenjelaskan unsur-unsur penggaungan dan hubungan di antara unsur-unsur zat.Para ilmuwan khusus hanya membicarakan konsep dasarnya sendiri sejauh hal itubersangkutan dengan tujuan-tujuan khusus. Di lain fihak seorang ahli filsafatmenganalisis konsep-konsep dasar tersebut dalam kaitannya dengan konsep-konsepdasar yang berlaku dalam bidang ilmu lainnya. Dengan demikian tinjauankefilsafatan bersifat umum dan tidak berhenti pada cakupan khusus saja.4

g. Filsafat Merupakan Usaha untuk Memperoleh Pandangan yang MenyeluruhFilsafat mencoba menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagaiilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. Parafilsuf berhasrat meninjau kehidupan tidak dengan sudut pandangan yang khusussebagaimana dilakukan oleh seorang ilmuwan. Para filsuf memakai pandanganyang menyeluruh terhadap kehidupan sebagai suatu totalitas. Menurut para ahlifilsafat spekulatif (yang dibedakan dengan filsafat kritis), dengan tokohnya C.D.Broad, tujuan filsafat adalah mengambil alih hasil-hasil pengalaman manusia dalambidang keagamaan, etika dan ilmu pengetahuan, kemudian hasil-hasil tersebutdirenungkan secara menyeluruh. Dengan cara ini diharapkan dapat diperolehbeberapa kesimpulan umum tentang sifat-sifat dasar alam semesta, kedudukanmanusia di dalam serta pandangan-pandangan ke depan. Usaha filsafati semacamini sebagai reaksi terhadap masa lampau di mana filsafat hanya terarah pada analisispada bidang khusus. Usaha yang hanya mementingkan sebagian dari pengetahuanatau usaha yang hanya menitik beratkan pada sebagian kecil dari pengalamanmanusia. Para filsuf seperti : Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Hegel, Bergson,John Dewey dan A.N. Whitehead termasuk filsuf yang berusaha untuk memperolehpandangan tentang hal-hal secara komprehensif.2. Timbulnya FilsafatManusia adalah mahluk yang dapat kagum atau heran terhadap hal-hal yangdijumpainya. Ia heran terhadap lingkungan hidupnya bahkan dapat heran terhadapdirinya sendiri. Manusia dapat mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang tidakdiketahuinya dan dapat menyangsikan sesuatu yang belum jelas kedudukannya.Kekaguman atau keheranan (wonder) manusia akan diikuti dengan mengajukanpertanyaan. Pertanyaan yang bercorak kefilsafatan berusaha untuk mengetahui hakikatatau esensi yang ditanyakan itu. Banyak filsuf menunjukkan rasa heran (bahasa Yunanithaumasia) sebagai asal filsafat. Menurut Aristoteles filsafat mulai dengan suatu rasakagum. Kekaguman itu timbul dari suatu aporia, yaitu suatu kesulitan karena adanyaperbincangan-perbincangan yang saling bertentangan. Istilah Yunani aporia berarti“problim”, “pertanyaan” atau “tanpa jalan keluar”. Filsafat mulai ketika manusia5

kagum terhadap dunia dan berusaha untuk menerangkan gejala-gejalanya agar terhindardari ketidaktahuan. Pada tahap awal kekaguman manusia terarah pada hal-hal yangbersangkutan dengan alam semesta (universe), atau hal-hal yang di luar dirinya.Pada tahap awal muncul para filsuf alamiah. Mereka itu misalnya Thales (Abadke 6 SM), yang mendapat gelar sebagai “filsuf pertama”. Anaximander (Abad ke 6 SM)dan Anaximenes (Abad ke 6 SM). Para filsuf awal itu tertarik pada perubahanperubahan dalam alam. Mereka mencari suatu prinsip yang tetap di belakang perubahanyang terjadi secara terus menerus. Pertanyaan “apakah asas pertama itu?” Thalesmenjawab : air. Anaximenes menjawab: udara. Mereka berfilsafat hanya sekedar untukmemperoleh pengetahuan tanpa bermaksud mempraktekkannya. Selanjutnya manusiajuga takjub, kagum, dan heran terhadap dirinya sendiri. Diajukan pertanyaan: apa dansiapa saya (manusia) itu? Darimana asal manusia? Kemana pada akhirnya hidupmanusia itu. Socrates dinyatakan sebagai filsuf yang memindahkan filsafat dari langitke bumi. Artinya, sasaran yang diselidiki bukan lagi alam melainkan manusia.Kesangsian, keraguan atau sikap skeptis juga merupakan tahap awal pemunculanfilsafat. Agustinus, Rene Descartes menyatakan bahwa kesangsian sebagai sumberutama pemikirannya. Di Yunani, sebelum munculnya filsafat, yang dominan padawaktu itu adalah dongeng-dongeng dan mitos-mitos. Semua gejal alam dijelaskan olehmitos dan dongeng. Akan tetapi penjelasan yang dikemukakan itu tidak dapatdibuktikan dan tidak masuk akal. Dengan demikian para filsuf pada awalpemunculannya adalah mereka yang meragukan atau menyangsikan cerita-cerita mitosdan mulai berspekulasi dengan menggunakan akalnya. Mereka mulai berspekulasitentang asal mula alam yang mentakjubkan itu. Kesangsian para filsuf terhadap mitositu misalnya bersangkutan dengan terjadinya gejala alam yang berupa pelangi. Menurutdongeng, dikatakan bahwa pelangi adalah tangga bidadari. Penjelasan semacam itudiragukan oleh filsuf Xenophanes dan dikatakan bahwa pelangi adalah awan. Demikianpula dengan mempergunakan daya pikirnya filsuf Anaxagoras menyatakan bahwapelangi adalah pemantulan matahari pada awan. dengan demikian pendapat kedua filsuftersebut merupakan penolakannya atas penjelasan mitos-mitos yang tidak masuk akal.Dengan mempergunakan akalnya mereka menghasilkan pemikiran yang dapatdibuktikan dan diteliti kebenarannya oleh orang lain.6

3. Objek Material dan Objek Formal FilsafatIlmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun tidak dapat dibalik bahwa kumpulanpengetahuan itu adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan untuk dapat disebut ilmu harusmemiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek materialdan objek formal. Setiap bidang ilmu apakah itu ilmu khusus maupun ilmu filsafatharus memiliki dua macam objek tersebut.Objek material adalah sesuatu halyang dijadikan sasaran pemikiran(Gegenstand), sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objekmaterial mencakup apa saja, baik hal-hal konkrit (misalnya manusia, tumbuhan, batu)atau pun hal-hal yang bastrak (misalnya : ide-ide, nilai-nilai). Objek formal adalah caramemandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang pemikir atau peneliti terhadapobjek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal suatu ilmutidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannyadari bidang-bidang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudutpandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda. Misalnya objekmaterialnya adalah ”manusia” dan manusia ini ditinjau dari berbagai sudut pandangansehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya : fisiologi,anatomi, psikologi, antropologi, sosiologi.Istilah objek material sering juga ditumbuhkan atau dianggap sama dengan pokokpersoalan (subject matter). Pokok persoalan ini perlu dibedakan atas dua arti. Artipertama, pokok persoalan dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikanfaktual. Misalnya penelitian tentang atom termasuk bidang fisika’ penelitian tentangclorophyl termasuk penelitian bidang botani atau biokimia; penelitian tentang bawahsadar termasuk bidang psikologi. Arti kedua, pokok persoalan dimaksudkan sebagaisuatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling berhubungan. Anatomi dan fisiologikeduanya bertalian dengan struktur tubuh. Anatomi mempelajari strukturnya,sedangkan fisiologi mempelajari fungsinya. Kedua ilmu tersebut dapat dikatakanmemiliki pokok persoalan yang sama, namun juga dapat dikatakan berbeda. Perbedaanini dapat diketahui apabila dikaitkan dengan corak-corak pertanyaan yang diajukan danaspek-aspek yang diselidiki dari tubuh tersebut. Anatomi mempelajari tubuh dalam7

aspeknya yang statis, sedangkan fisiologi mempelajari tubuh dalam aspeknya yangdinamis.Bertalian dengan pengertian objek material dan objek formal, ada perbedaanantara filsafat dengan ilmu khusus. Bahkan berbeda antara ilmu yang satu dengan ilmuyang lain. Misalnya objek materialnya berupa pohon kelapa. Seorang ahli ekonomiakan mengarahkan perhatiannya (objek formal) pada aspek ekonomi dari pohon kelapatersebut. Berapa harga buahnya, kayunya atau lidinya kalau dijual. Ekonom tidakmengarahkan perhatiannya pada unsur-unsur yang menyusun pohon kelapa tersebut.Demikian pula seorang ahli pertanian juga mempunyai sudut pandangan yang khusussesuai dengan keahliannya. Misalnya bagaimana caranya agar pohon kelapa itu dapattumbuh subur, apakah cocok ditanam pada lahan tertentu. Seorang ahli biologi akanmengarahkan perhatiannya pada unsur-unsur yang terkandung dalam seluruh pohon,baik unsur batang, daun maupun buahnya. Seorang ahli hukum akan mempertanyakanstatus kepemilikan pohon tersebut. Siapa pemilik syah pohon kelapa tersebut; apakahditanam dilahan sendiri ataukah di lahan sewaan.Berdasar uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa para ilmuwan yang ahli dibidang disiplin ilmu tertentu, mengarahkan perhatiannya pada salah satu aspek dariobjek materialnya. Disiplin ilmu khusus terbatas ruang lingkupnya, artinya bidangsasarannya tidak mencakup bidang lain yang bukan wewenangnya. Setiap bidang ilmumenggarap kaplingnya masing-masing, dan tidak begitu perduli dengan kapling ilmulain. Inilah yang disebut otoritas dan otonomi (kemandirian) keilmuan, yaitu wewenangyang dimiliki seorang ilmuwan untuk mengembangkan disiplin ilmunya tanpa campurtangan pihak luar. Para ilmuwan itu hanya berbicara tentang bidangnya sendiri. Padahal seringkali setiap ilmu khusus menghadapi persoalan yang tidak dapat diselesaikanhanya dengan mengandalkan kemampuan ilmu yang dikuasainya. Ada sejumlahpersoalan fundamental yang mencakup dan melampaui wewenang setiap ilmu vak(khusus). Persoalan-persoalan umum yang ditemukan dalam bidang ilmu khusus ituantara lain sebagai berikut :(a) Sejauh mana batas-batas (ruang lingkup) yang menjadi wewenang masing-masingilmu khusus itu? Dari mana ilmu khusus itu mulai dan sampai mana harus berhenti?8

(b) Dimanakah sesungguhnya tempat ilmu-ilmu khusus dalam realitas yangmelingkupinya?(c) Metode-metode yang dipakai ilmu-ilmu tersebut berlakunya sampai dimana?Misalnya, metode yang dipakai ilmu sosial berbeda dengan yang dipakai ilmukealaman maupun humaniora.(d) Apakah persoalan kausalitas (hubungan sebab-akibat) yang berlaku dalam ilmukealaman juga berlaku pula bagi ilmu-ilmu sosial maupun humaniora? Misalnyasetiap logam kalau dipanaskan pasti memuai. Gejala ini berlaku bagi semua logam.Panas merupakan faktor penyebab gejala memuai. Akan tetapi sulit untukmemastikan bahwa setiap kebijaksanaan pemerintah menaikkan gaji pegawai negeriakan menimbulkan gejala kenaikan harga barang. Karena bisa saja kenaikan hargabarang itu disebabkan oleh faktor lain misalnya adanya inflasi, banyaknyapermintaan konsumen, langkanya barang-barang tertentu yang sangat dibutuhkanmasyarakat. Kenaikan gaji pegawai negeri barangkali hanyalah salah satu daribeberapa sebab.Contoh-contoh yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa setiap ilmukhusus menjumpai problim-problim yang bersifat umum atau bersifat kefilsafatan.Problim-problim semacam itu tidak dapat dijawab oleh ilmu itu sendiri (meskipunmuncul dari ilmu itu sendiri), karena setiap bidang ilmu memiliki objek material yangterbatas.Dalam hal ini filsafat mengatasi setiap ilmu, baik dalam hal metode maupunruang lingkupnya. Objek formal filsafat terarah pada unsur-unsur keumuman yangsecara pasti ada pada ilmu-ilmu khusus. Dengan tinjauan yang terarah pada unsur-unsurkeumuman itu, maka filsafat kemudian berusaha mencari hubungan-hubungan di antarabidang-bidang ilmu yang bersangkutan. Aktivitas filsafat yang demikian ini disebutmultidisipliner.4. Hubungan Ilmu dengan DilsafatPada mulanya ilmu yang pertama kali muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmukhusus menjadi bagian dari filsafat. Sehingga ada yang mengatakan filsafat sebagai“induk” atau “ibu” ilmu pengetahuan atau mater scientiarum. Karena objek material9

filsafat sangat umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu membutuhkan objekmaterial yang khusus hal ini berakibat berpisahnya ilmu dari filsafat. Astronomi (ilmutentang bintang-bintang) dan fisika (ilmu alam) merupakan ilmu yang pertama-tamamemisahkan diri, yang kemudian diikuti oleh ilmu kimia, biologi dan geologi. Padaabad ke-19, dua ilmu baru muncul yaitu psikologi dan sosiologi. Astronomi padamulanya merupakan bagian filsafat yang bernama kosmologi, sedangkan filsafatalamiah, filsafat kejiwaan dan filsafat sosial masing-masing menjadi fisika, psikologidan sosiologi. Meskipun dalam perk

Dalam kaitannya dengan ilmu, maka filsafat mempelajari arti-arti dan menentukan hubungan-hubungan di antara konsep-konsep dasar yang dipakai setiap ilmu. misalnya: dalam ilmu kimia, konsep dasarnya adalah substansi (z at), geometri bertalian dengan konsep dasar

Related Documents:

DRS PCT-DRS-6 Series 6, 60% - Trishield Black PCT-DRS-6P Series 6, Plenum Cable White PCT-DRS-6Q Series 6, Quad Violet PCT-DRS-59 Series 59, 60% - Trishield Orange PCT-DRS-59Q Series 59, Quad Green PCT-DRS-59P Series 59, Plenum Cable White PCT-DRSHE-59 Series 59, Headend Cable Yellow PCT PCT PCT PCT PCT PCT PCT SERIES 6 & 59 BNC PART NO .File Size: 445KB

DRS Power & Control Technologies with the products and capabilities of DRS Marlo Coil, DRS Pivotal Power and DRS Power Technology. In addition to expanding the offerings found in this catalog, you will find full color photos of our products, and site specific contact informa

DRS-PCT. Any changes to this quality management system must be submitted to DRS-PCT for review and approval prior to implementation in accordance with this purchase order. Unless otherwise noted on the purchase order, all verification of purchased products will be conducted upon receipt at DRS-PCT per DRS

Understanding DRS' Equations. DRS is like a table that sits atop a single leg at its center. Each side of that table represents a host in your cluster. That leg can only support the table when all sides are balanced. DRS' job is to relocate VMs to ensure the table stays balanced. Every five minutes a DRS interval is invoked.

Anesthesiology Block - (Coordinator – Dr. Stuart Grant) Introduction to the operating room and the principles of anesthesia SURGICAL SERVICES: Gold: Colorectal Surgery (Drs. Mantyh, Thacker, Migaly) Minimally Invasive Surgery (Drs. Pappas, Perez and Lagoo) Silver: Oncologic and Endocrine Surgery (Drs. Sosa, Roman and Scheri)

PCT-DRS-11. PCT-TRS-CT-AS: Universal Seal Ring. PCT-SR: PCT-TRS-CT PCT-TRS-CT-AS. Title: DRS Compression Connectors Aut

Ideal OmniCONN 6 & 59 (F and RCA) Ideal Uniseal 6 & 59 (F) Liberty ConnecTec 6 & 59 (F and RCA) Liberty ConnecTec 6 & 59 (BNC) Paladin Seal Tight 6 & 59 (F and RCA) Paladin Seal Tight 6 & 59 (BNC) Phoenix (PCT) DRS 6 & 59 (F and RCA) Phoenix (PCT) Mini 59 (F) Phoenix (PCT) DRS 6 & 59 (BNC) Phoenix (PCT) DRS 7 & 11 (F)

Albert Woodfox were properly convicted for the 1972 murder of prison guard Brent Miller. Supporters of Wallace and Woodfox, who make up two-thirds of a group known to supporters as the "Angola Three," say that the convictions were at least partly because of the men's involvement with the Black Panther Party. "Under this new governor's office, this new day, we are making sure we right the .