Perancangan, Simulasi Dan Analisis Harmonisa Rangkaian .

2y ago
106 Views
2 Downloads
328.33 KB
9 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Casen Newsome
Transcription

COREMetadata, citation and similar papers at core.ac.ukProvided by Hasanuddin University Repository62JNTETI, Vol.4, No.1, Februari 2015Perancangan, Simulasi dan Analisis HarmonisaRangkaian Inverter Satu FasaFaizal Arya Samman1, Rizkiyanti Ahmad2, Mutiah Mustafa3Abstract— This paper presents the design, simulation andharmonic analysis of a one-phase inverter circuit. The impacts ofthe used passive filter and the used of snubber on the quality ofthe voltage output of the one-phase inverter, which used fullbridge configuration, were described in this paper. The passiveLC filter using the combination of an inductor and capacitor wasconfigured in parallel with the load, such that the voltage outputwaveform can be modified from modulated pulse waveform intopurely sinusoidal waveform. The total harmonic distortion(THD) of the voltage output can be well reduced by using suchLC passive filter. The circuit was designed and modeled inSPICE program code, then simulated and analysed. The resultshows that the use of Zener Diode as a circuit snubber is able toimprove the power characteristic and voltage magnitude of thedesigned inverter as compared to commonly used Diode.banyak digunakan untuk mengkonversi energi listrik DC darisumber-sumber lain seperti generator DC, Aki ataupun darisumber AC yang mengalami dua kali pengkonversian energi.Sistem pembangkit listrik tenaga angin juga menggunakaninverter untuk menghasilkan arus listrik bolak-balik yang siapdihubungkan ke jaringan/grid tenaga listrik.Inverter saat ini tidak lagi sulit untuk diperoleh. Namundemikian, inverter tersebut masih memiliki kekurangan baikdari harga maupun daya keluaran serta kualitas dari inverteritu sendiri. Isu-isu menarik dalam mendesain inverter adalahefisiensi, faktor daya dan harmonisa. Penelitian ini mengkajidua isu tersebut, yaitu isu faktor daya dan harmonisa yangdapat mengurangi kesempurnaan bentuk sinusoidal darikeluaran tegangan maupun arus inverter.Intisari— Paper ini menampilkan hasil rancangan, simulasidan analisis harmonisa dari rangkaian inverter satu-fasa.Pengaruh penggunaan filter pasif dan pemanfaatan snubberterhadap kualitas tegangan keluaran inverter jembatan penuh(full bridge) satu fasa ditunjukkan dalam paper ini. Filter pasifyang digunakan berupa kombinasi komponen induktor (L) dankapasitor (C) yang dirangkai paralel terhadap beban dengantujuan memperbaiki bentuk tegangan keluaran inverter daribentuk gelombang kotak menjadi gelombang sinusoidal.Sehingga, total distorsi harmonisa dapat direduksi dengan baikhanya dengan menggunakan filter pasif tersebut. Rangkaiandirancang dan dimodelkan dalam kode program SPICE,kemudian disimulasi dan dianalisa. Dibandingkan dengan Diodabiasa, penggunaan Snubber berupa dioda zener dapatmemperbaiki karakterisitk daya dan magnitudo tegangankeluaran inverter.II. INVERTER SATU FASAInverter DC/AC dapat direalisasikan dengan menggunakankonfigurasi transistor daya jembatan-setengah (half-bridgeconfiguration) [1] atau dengan menggunakan konfigurasijembatan penuh (full-bridge) [2, 3]. Inverter jembatansetengah menghasilkan keluaran AC sinusoidal yang tidaksempurna. Upaya penyempurnaan keluaran juga dapatdilakukan tetapi membutuhkan ukuran nilai induktansi padafilter pasif yang cukup besar.Para peneliti telah melakukan beberapa perancangan untukmendapatkan hasil terbaik melalui upaya menapis gangguanharmonik [4, 5, 6, 7, 8] di antaranya dengan menggunakanmetode Z-Source Inverter yaitu menggunakan susunanimpedansi yang unik untuk menghubungkan rangkaian utamadan sumber [2]. Selain itu, metode-metode konvensionalmisalnya Algoritma Genetika juga dapat digunakan untukmengeliminir gangguan harmonik [9, 10, 11]. Metodekonvensional ini memang cukup efektif, tetapi mekanismepengimplementasiannya cukup kompleks dan berpotensimenghasilkan disipasi daya listrik yang cukup berarti.Metode lain yang dapat digunakan adalah denganmemanfaatkan teknik pensaklaran yaitu dengan menggunakanmetode SPWM (Sinusoida Pulse Width Modulation) sebagaiupaya eliminasi harmonik [5, 6].Kata Kunci— Full bridge inverter 1 phasa, filter pasif LC, TotalHarmonic Distortion, PSPICEI. PENDAHULUANPemanfaatan energi surya mulai dikembangkan dengandibuatnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terutama diIndonesia yang merupakan daerah tropis dengan potensipenyinaran sepanjang tahun sebagai upaya pemenuhankebutuhan listrik yang semakin meningkat. Sistem PLTSmemiliki beberapa tahapan konversi energi hingga akhirnyadapat disalurkan dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhanlistrik, salah satu tahapan tersebut adalah pengkonversianenergi dari bentuk DC (Direct Current) ke bentuk AC(Alternating Current) yang dilakukan oleh sebuah unitkonverter daya yang dikenal dengan nama Inverter.Inverter tidak hanya digunakan pada PLTS namun juga1F.A. Samman, Universitas Hasanuddin, Fakultas Teknik,Jurusan Teknik Elektro, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10,Makassar, 90245 ( knikElektro,UniversitasHasanuddin, Jl. Perintis Kemederdekaan Km. 10, Makassar 90245INDONESIA (telp: 0411-584693, Fax 0411-586015, e-mail:teknikuh@indosat.net.id)ISSN 2301 – 4156Gbr. 1 Rangkaian full bridge inverter 1 phasa secara umumFaizal Arya Samman: Perancangan dan Simulasi Inverter

JNTETI, Vol. 4, No.1, Februari 201563Pada penelitian sebelumnya, kami telah menganalisakarakteristik berbagai jenis snubber, dimana dapatdisimpulkan bahwa penggunaan dioda zener dapatmemperbaiki respon tegangan keluaran inverter [3]. Paper inimenggunakan konfigurasi jembatan penuh seperti padapenelitian sebelumnya tetapi dengan memanfaatkan diodazener sebagai komponen tunggal rangkaian snubber sertamenggunakan filter LC pasif yang dapat memperbaiki kinerjainverter terutama dalam hal mengurangi distorsi harmoniktotal yang terdeteksi pada keluaran inverter satu fasa.Gambar 1 merupakan salah satu jenis rangkaian inverteryaitu full bridge inverter 1 phasa. Tegangan bolak-balik (Vab)pada terminal a-b dihasilkan dari kombinasi penyaklaranbersilangan, yaitu ketika S1 dan S4 “ON” selama T/2, arusakan mengalir dari S1 ke S4 melewati beban sehinggategangan antara terminal a dan b akan positif (Vab VS).Ketika S2 dan S3 “ON” selama T/2, arus mengalir dari S2 keS3 melalui beban sehingga Vab -VS.harmonisa dari hasil rancangan model rangkaian akandianalisa.III. METODOLOGIIV. PEMODELAN DAN PERANCANGANSimulasi Full Bridge Inverter 1 phasa pada penelitian inimenggunakan software ORCAD PSpice A/D Light 9.1Student Version [14]. SPICE merupakan software yang telahbanyak digunakan dalam industri elektronika untuk mendesaindan menganalisa rangkaian listrik dan elektronika, termasukrangkaian terintegrasi [15]. Rangkaian dirancang denganmenggunakan kode circuit SPICE berbasis teks. Penggunaankode circuit SPICE ini lebih memudahkan dalam mengubahdan mengkonfigurasi simulasi rangkaian dibandingkan denganSPICE dalam bentuk diagram skema.A. Isu I: Total Harmonic Distortion (THD)Total Harmonic Distortion (THD) atau dapat ditejemahkansebagai Distorsi Harmonik Total merupakan indeks pentingyang digunakan secara luas untuk mengetahui kualitas dayalistrik pada sistem transmisi dan distribusi. THD menyatakanbesarnya distorsi yang ditimbulkan oleh semua komponenharmonisa.THD dapat dinyatakan sebagai suatu nilai potensipemanasan akibat harmonisa relatif terhadap gelombangfrekuensi dasar. Perhitungan ini tidak sama untuk setiapnegara, tergantung standar mana yang dipakai. Berdasarkankesepakatan yang disepakati negara-negara di dunia, THDyang dapat diterima adalah apabila THD-nya bernilai dibawah 5% dari tegangan atau arus fundamentalnya. Apabila diatas batas tersebut maka alat elektronik tersebut tidak bolehdigunakan [12, 13].B. Isu II: Faktor Daya (Power Factor)Faktor daya merupakan besaran yang sering digunakanuntuk menunjukkan seberapa efisien jaringan yang dimilikidalam menyalurkan daya yang bisa dimanfaatkan. Faktor dayadibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya(mendekati 1), berarti semakin banyak daya tampak yangdiberikan sumber yang bisa dimanfaatkan. Sebaliknyasemakin rendah faktor daya (mendekati 0), maka semakinsedikit daya yang bisa dimanfaatkan dari sejumlah dayatampak yang sama.C. Tujuan PenelitanBerdasarkan isu-isu yang telah disebutkan di atas, makapaper ini akan memperlihatkan hasil analisis terhadapharmonisa dan faktor daya dari hasil rancangan rangkaianinverter satu-fasa dengan konfigurasi jembatan penuh, yangmenggunakan dioda zener sebagai elemen tunggal dalamrangkaian snubber dalam inverter tersebut.Gbr. 2 Rangkaian full bridge inverter 1 phasa.A. Komponen Penyaklar Daya (Switching Device)IGBT merupakan komponen elektronika daya yangmemiliki karakteristik gabungan antara MOSFET dantransistor. Seperti MOSFET, IGBT memiliki impedansigerbang yang tinggi sehingga arus yang diperlukan untukmengaftifkannya kecil. Serupa dengan transistor, IGBTmemiliki tegangan kondisi-ON yang kecil meskipunkomponen ini memiliki rating tegangan yang besar. Kecepatanswitching IGBT sangat lebih lambat dibandingkan denganMOSFET namun IGBT memiliki kemampuan rating arusyang lebih baik. Untuk MOSFET, transisi saat menyambung(turn-on) dan memutus (turn-off) sangat cepat jika dibandingdengan IGBT sehingga sangat baik digunakan untukpenyaklaran frekunsi tinggi namun untuk kondisi penyaklarandibawah 100KHz IGBT akan berperan lebih baik dengankemampuan arus dan tegangan yang lebih baik dari MOSFET[16].D. Metode PenelitianMetode yang dipakai dalam penelitian adalah metodepemodelan dan simulasi rangkaian. Rangkaian yang akandirancangkan dimodelkan dalam program SPICE. Selanjutnyadengan menggunakan simulor SPICE, faktor daya danGbr. 3 Skema SPWM [3].Faizal Arya Samman: Perancangan dan Simulasi Inverter ISSN 2301 - 4156

64JNTETI, Vol.4, No.1, Februari 2015B. Rangkaian SnubberSnubbers adalah sirkuit yang ditempatkan di perangkatsemikonduktor untuk perlindungan dan untuk meningkatkankinerja. Rangkaian snubber dirancang untuk memodifikasibentuk gelombang peralihan sehingga kerugian daya pundapat dikurangi. Kerugian daya pada sakelar elektronik itusendiri terdiri dari dua bagian yaitu pada kondisi on dan padakondisi peralihan (switching transition) [17].Pada waktu sakelar elektronik berkondisi on, kerugian dayaterjadi karena adanya perosotan tegangan pada sakelarelektronik yang tengah menghantarkan arus, sehingga efekdari pengalian V*I tidak dapat dihindarkan. Pada kondisiperalihan, kerugian daya yang terjadi pada sakelar elektronikumumnya dikenal dengan istilah kerugian pensakelaran(switching loss). Kerugian pensakelaran terjadi karena alatpensakelaran tidak dapat mengalami transisi seketika atauselang waktu 0 detik dari satu status ke status lainnya. Dengankata lain, rangkaian snubber dapat menekan kondisi kilasanyang tidak diinginkan [18].C. Rangkaian Pengendali SPWMFungsi utama rangkaian ini adalah mengatur mode tutupbuka saklar statis sedemikian sehingga diperoleh teganganarus bolak-balik yang tingkat harmoniknya telah dikurangi.Pada teknik penyaklaran menggunakan metode switchingSPWM pulsa dibangkitkan dengan membandingkan sinyalreferensi (Vref) dengan sebuah gelombang pembawa segitiga(Vcr).Gbr. 4 Output dari komparator.Gbr. 5 Output pada g1.Gbr. 6 Output pada g2.ISSN 2301 – 4156Faizal Arya Samman: Perancangan dan Simulasi Inverter

JNTETI, Vol. 4, No.1, Februari 2015Gambar 3 menunjukkan skema SPWM dan V(11)sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4 meperlihatkanhasil perbandingan antara Vref dan Vcr. Gambar 4 merupakansebuah contoh dimana yang digunakan adalah nilai penggantiagar memudahkan dalam melihat perbandingan dari keduasinyal dimana nilai .PARAM untuk Gambar 4 yaitu Fout 50Hz,nilai P 4 dan nilai M 0.6. Gambar 5 dan Gambar 6menunjukkan pulsa tegangan keluaran yang disuplai dari portg1 dan port g2 dari Gambar 3.D. Rangkaian FilterRangkaian filter berfungsi menghilangkan harmonik yangmasih dibawa oleh tegangan bolak-balik hasil mode tutupbuka saklar statis yang dihasilkan dari pengaturan rangkaianpengontrol. Filter harmonisa yang paling umum yakni filterpasif yang menyajikan impedansi yang sangat rendah padafrekuensi tuning. Fiter Pasif sebagai filter harmoisa berfungsiuntuk mengurangi amplitude satu atau lebih frekuensi tertentudari sebuah tegangan atau arus. Pada frekuensi fundamental,filter dapat mengkompensasi daya reaktif dan memperbaikifaktor daya sistem. Selain filter pasif, terdapat pula filter aktif[4] yang dapat mengkompensasi harmonisa. Namun demikian,65dengan pertimbangan biaya desain, filter jenis ini digunakandalam penelitian ini.Arus harmonisa akan mengalir pada reaktansi yang lebihrendah. Dengan pemasangan filter C (kapasitor), arus denganfrekuensi tinggi akan mengalir melalui kapasitor karenakapasitor memiliki impedansi yang rendah pada frekuensigelombang tinggi. Maka dengan dipasangnya filter C secaraparalel terhadap beban. Tegangan beban akan bebas dariharmonisa. Sedangkan filter L dipasang secara seri denganbeban sehingga arus yang mengalir melalui L akan sulitberubah berbanding lurus dengan besarnya L.Frekuensi resonansi dari filter ini dapat dinyatakan sebagaiberikut: 1 2 (1)Di mana frekuensi resonansi (Hz), L induktansi filter(Henry), C kapasitas filter (Farad)Adapun untuk melihat dampak penggunaan filter terhadapoutput, THD serta PF ,Vin yang digunakan yaitu 100V,dengan menggunakan dioda zener sebagai snubber, MOSFETdan IGBT sebagai komponen switching serta beban R 2,5Ωdan L 10mH.Gbr. 7 Output tegangan dan arus pada beban R tanpa filterGbr. 8 Output tegangan dan arus pada beban R dengan filter.Faizal Arya Samman: Perancangan dan Simulasi Inverter ISSN 2301 - 4156

66JNTETI, Vol.4, No.1, Februari 2015Gbr.9 Output tegangan dan arus pada beban R dengan filter mengunakan komponen switching MOSFET.Gbr.11 Jarak antar fasa pada output beban RL.V. HASIL DAN ANALISISBentuk gelombang listrik yang baik digunakan padaperalatan listrik dan elektronika yaitu berupa gelombangsinusoidal. Sedangkan output dari full bridge inverter 1 fasaseperti pada Gambar 7 berupa gelombang persegi. Oleh sebabitu dibutuhkan tambahan rangkaian filter pada rangkaianinverter agar output inverter yang dihasilkan berupagelombang sinusoidal seperti terlihat pada Gambar 8.Terlihat output gelombang yang dihasilkan setelahdipasangkan filter pada rangkaian berupa gelombangsinusoidal murni dengan nilai tegangan sebesar 107 V sertaarus 43 A, dimana hasilnya lebih baik dibandingkan outputgelombang sebelum pemasangan filter berupa gelombangpersegi dengan tegangan 88 V dan arus sebesar 35 A.Pada rangkaian inverter, switching device yang seringdigunakan adalah MOSFET (Metal Oxide SemiconductorField Efect Transistor) [12] dan IGBT (Insulated Gate BipolarTransistor). Terlihat perbandingan yang sangat drastis darioutput full bridge inverter menggunakan IGBT (Gambar 8)dan MOSFET (Gambar 9). Besarnya tegangan dan arus outputyang dirasakan oleh beban mengalami penurunan yang sangatbesar dari tegangan input (100 V). Terlihat tegangan dan arusyang dirasakan beban akibat penggunaan MOSFET sebagaikomponen switchingnya megalami penurunan drastis (tidaksampai 15 Volt) dibandingkan dengan output yang dihasilkanjika menggunakan IGBT sebagai komponen switching.Hal ini diakibatkan oleh penentuan frekuensi pensaklaran(tergantung frekuensi carrier pada SPWM) pada komponenswitching itu sendiri. Penentuan kecepatan switching saklarpada komponen switching memberi pengaruh terhadap nilaiTHD pada output. Dengan penentuan nilai frekuensi tegangancarrier yang dipilih yaitu p 100 (10kHz), komponenswitching yang cocok digunakan yaitu IGBT karena kinerjaIGBT lebih baik pada frekuensi tersebut.Seperti terlihat pada Gambar 10 nilai THD dipengaruhioleh kecepatan switching, dimana semakin besar nilai P(banyaknya gelombang per setengah siklus) THD arusmaupun tegangan semakin kecil.Perbandingan P terhadap THD654THD Arus THD Tegangan32101234567891050 100 150Gbr.10 Kurva perbandingan nilai P terhadap THDISSN 2301 – 4156Faizal Arya Samman: Perancangan dan Simulasi Inverter

JNTETI, Vol. 4, No.1, Februari 2015672,818 ms sehingga didapat besar PFnya sebesar 0,647 dan0,633.Tabel 1. Perbandingan parameter output antara beban R dan RL(R 10Ω dan L 10mH)Beban RBeban rFilterDayaMasukan (Pi)Gambar 12(a) dan 12(b) memperlihatkan hasil simulasi darirangkaian inverter dengan jenis snubber yang digunakanmasing-masing untuk dioda biasa dan dioda zener. Terlihatbahwa bahwa kinerja dari dioda zener lebih baik dibandingkandengan dioda biasa. Dengan penggunaan dioda zener outputtegangan maupun arus pada beban lebih sinusoidaldibandingkan output menggunakan dioda biasa, denganmenggunakan dioda biasa dihasilkan keluaran tegangan 29,89V dan arus 2,9 A sedangkan dengan menggunakan diodazener dihasilkan keluaran tegangan 242,27 V dan arus 24,23A pada beban R 10 Ω. Hal ini dikarenakan fungsi dari diodazener itu sendiri dimana kondisi dioda zener dapat kondukdalam dua keadaan, yaitu saat forward maupun reversesedangkan pada dioda biasa hanya dapat konduk dalamkondisi forward, sehingga rugi-rugi pada saat pensaklaran(ON-OFF) dapat lebih diredam dengan penggunaan diodazener sebagai snubber karena dalam kondisi ON maupun OFFpada komponen saklar arus tetap dapat dikendalikan.74,759 K96,587 K72,714 K100,838 K50,937 K35,920 K49,930 K57,140 K3,118 K4,656 K1,169 K3,783 K1,205 K1,900 K0,224K1,163 0 V107,887 V88,981 V137,643 VArusKeluaran (Io)35,330 A43,155 A13,253 A34,102 AHarmonicNoFrequency(Hz)THD Arus0,23%0,772%0,32%0.35%15.000E 011.185E 022.379E 02THDTegangan21.000E 021.595E-011.499E-010,23%0,772%0,75%0,765%31.500E 021.480E 007.948E-01Power Factor(PF)142.000E 021.880E-013.147E-02Terlihat pada tabel 1, nilai THD arus maupun teganganpada beban R maupun RL sudah layak digunakan karena nilaiTHD-nya dibawah 5%. Pada beban R nilai PF 1 karena padabeban R tidak memiliki perbedaan fasa antara teganganmaupun arusnya, sudut perbedaan fasanya yaitu 00sehingga besar nilai PF, cos 00 1.52.500E 022.507E 009.719E-0263.000E 022.078E-017.066E-0373.500E 023.929E 003.857E-0284.000E 021.688E-011.038E-02Adapun cara menghitung besar perbedaan fasanya dapatdilakukan dengan melakukan perbandingan terhadap jarakantar fasa tegangn dan arus. Dengan mengetahui frekuensioutput sebesar 50 Hz, maka dapat diketahui periodegelombang yaitu selama 20 ms Sehingga diketahui untuk Ø 900 jarak perbedaan fasanya adalah 5ms. Untuk mengukurjarak antar fasa pada beban RL, dapat digunakan perhitunganrumus :94.500E 021.008E aKeluaranrata-rataTabel 2. Perbandingan fourier dengan dan tanpa filter. 10,6470,633 (2)Berdasarkan hal tersebut maka besar PF pada beban RLdengan atau tanpa filter dapat diketahui. Dengan mengukurjarak fasa antara tegangan terhadap arus pada beban RL tanpafilter sebesar 2,761ms dan beban RL dengan filter sebesarFaizal Arya Samman: Perancangan dan Simulasi Inverter Fourier ComponentTanpa FilterDengan FilterVVTabel 2 memperlihatkan hasil perbandingan nilaikomponen fourier pada tegangan beban degan dan tanpa filterdimana terlihat pada masing-masing nilai harmonik nilaikomponen fourier dengan filter nilainya lebih kecildibandingkan tanpa filter. Pada Gambar 13 terlihat bahwadengan penggunaan filter, harmonisa dapat teredam padaoutput dimana output tanpa filter pada Gambar 13(a) masihbanyak menghasilkan harmonisa pada frekuensi-frekuensitertentu. Sedangkan pada output dengan menggunakan filterpada Gambar 13(b), frekuensi-frekuensi tertentu dariharmonisa telah berhasil diredam .ISSN 2301 - 4156

68JNTETI, Vol.4, No.1, Februari 2015Gbr. 12 Perbandingan tegangan dan arus pada beban R dengan menggunakan (a) dioda biasa (b) dioda zener sebagai snubberGambar 13. Perbandingan fourier tegangan output (a) tanpa filter dan (b)dengan filter.ISSN 2301 – 4156Faizal Arya Samman: Perancangan dan Simulasi Inverter

JNTETI, Vol. 4, No.1, Februari 201569Tabel 3. Perbandingan parameter output terh

Perancangan, Simulasi dan Analisis Harmonisa Rangkaian Inverter Satu Fasa Faizal Arya Samman 1, Rizkiyanti Ahmad 2, Mutiah Mustafa 3 Abstract — This paper presents the design, simulation and harmonic analysis of a one-phase inverter circuit. The impacts of the used

Related Documents:

oleh harmonisa orde ganjil frekuensi rendah, yakni harmonisa orde lima, tujuh, sebelas, dan seterusnya (Sankaran, 2002). Sebagai contoh frekuensi fundamental 50 Hz, kemudian frekuensi harmonisa ke lima 250 Hz, frekuensi harmonisa ke tujuh 350 Hz, dan seterusnya. Tingginya kandungan

harmonisa, yaitu misalnya harmonisa ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya. Harmonisa ke-3 artinya harmonisa yang mempunyai frekuensi tiga kali dari frekuensi fundamentalnya. Bila frekuensi fundamental 50 Hz, maka

harmonisa total Nilai efektif komponen harmonisa total Nilai efektif sinyal nonsinus Nilai efektif harmonisa jauh lebih tinggi dari nilai efektif fundamental 14 Contoh: Uraian dari penyearahan setengah gelombang arus sinus i sin ω0t A sampai dengan harmonisa ke-10 adalah 0,354 A 2 0,5 I1rms

komponen harmonisa ganjil kelipatan 3, dimana menunjukkan bahwa harmonisa memberikan penambahan yang cukup besar terhadap besar arus netral. Kata kunci : beban non linier, harmonisa, trafo distribusi, THD, arus netral, rugi-rugi, derating transformator 1. PENDAHULUAN

harmonisa sangat diperlukan demi menjaga kualitas daya dari suatu sistem kelistrikan. Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan harmonisa adalah dengan merencanakan suatu filter harmonisa (Teguh Firmansyah, 2015). Pa

Analisis simulasi : teknik pemodelan deskriptif, karena itu tidak ada formulasi permasalahan dan langkah penyelesaian eksplisit yang merupakan bagian integral dari model optimasi. Elemen simulasi: Formulasi permasalahan Pengumpulan dan analisis data Pengembangan model Verifikasi dan validasi model Percobaan dan optimasi model

orde harmonisa harmonisa tegangan sumber sudut picu 0sudut picu 30 sudut picu 60 sudut picu 90 sudut picu 120 1 Gambar 4.7 Bar chart harmonisa tegangan pada sisi sumber pengontrol tegangan ac terkontrol penuh beban resistif 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

API An Application Programming Interface (API) is a set of routines, protocols, and tools for building applications. A Plex API in the Plex Developer Portal is a collection of related endpoints analogous to one or more Plex software modules. authorization code grant An OAuth 2.0 authentication flow where access is delegated to a client application.