PEMIKIRAN ETIKA DASAR IBN MISKAWAIH DAN THOMAS

2y ago
66 Views
3 Downloads
4.12 MB
147 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Albert Barnett
Transcription

PEMIKIRAN ETIKA DASARIBN MISKAWAIH DAN THOMAS AQUINAS(Studi Perbandingan Filsafat Moral)TESISDiajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magisterdalam Program Studi Dirasah IslamiyahOlehMimi MaolaniNIM F02916189PASCASARJANAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA2018

PEMIKIRAN ETIKA DASARIBN MISKAWAIH DAN THOMAS AQUINAS(Studi Perbandingan Filsafat Moral)TESISDiajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magisterdalam Program Studi Dirasah IslamiyahOlehMimi MaolaniNIM F02916189PASCASARJANAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA2018

ii

iii

iv

v

ABSTRAKKebutuhan akan etika global semakin dirasakan mendesak, salah satuupaya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan kajian etika terlepas dariagama., suku dna bangsanya. Penelitian ini hendak mengetahui perbandinganpemikiran etika dasar Ibn Miskawaih dan Thomas Aquinas yang merupakanetikawan dari Islam dan Nasrani.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatanfenomenologi. Jenis data penelitian merupakan konsep pemikiran etika dasar.Data dikumpulkan dengan kepustakaan. Sumber data dari buku Tahdib al Akhlaqkarya Ibn Miskawaih dan buku Summa Theologica karya Thomas Aquinas.Teknik analisis data dengan interpretasi, induksi-deduksi, koheren internal,holistika, kesinambungan historis, idealisasi, dan komparasi secara simetris.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat persamaan pemikiranetika dasar diantara keduanya, yakni sama-sama memandang bahwa terdapathukum yang tetap dalam setiap realitas, hukum tersebut ciptaan Tuhan, dimanamanusia memiliki tubuh dan jiwa, kebaikan moral ditentukan oleh tindakanrasional dan bebas. Keduanya sama-sama menggunakan pendekatan rasionalsecara deduktif. Ide pokok etika dasarnya yakni teori hukum kodrat ataukeutamaan fakultas jiwa. Menurut keduanya kebahagiaan merupakan implikasijika menaati prinsip tersebut. Pemikiran etika keduanya berimplikasi padapencarian sifat kodrat dan hakikat manusia, serta berimplikasi pada penilaianmoral yakni berdasarkan pada prinsip hukum kodrat atau keutamaan jiwa yakniarif, sederhana dan berani.Perbedaan pemikiran diantara keduanya yakni Ibn Misakawaih lebih detildalam menguraikan sifat-sifat makhluk dan jiwa manusia. Pendekatan yangdigunakan Miskawaih menempuh jalur kebahasaan dan pengamatan atau refleksi,yang tidak dilakukan oleh Thomas Aquinas. Pemikiran ide pokok etika dasar IbnMiskawaih dan Thomas Aquinas tidak bertentangan, tetapi berbeda fokus.Thomas Aquinas menekankan kodrat (fitrah) sedangkan Ibn Miskawaihmemenekankan keadilan (titik tengah) dalam memenuhi fitrah. Implikasipemikiran Ibn Miskawaih melawan pandangan bahwa makna dari manusia adalahtempatnya lupa, sedangkan Thomas tidak membahas manusia dari segikebagasaan dan dalam penilaian moral tidak hanya mendasarkan pada hukumkodrat tetapi sampai pada bagaimana titik tengah dalam pemenuhan kodrattersebut. Implikasi pemikiran Thomas Aquinas lebih komprehensif denganmembagi pada trapan dalam konteks umum dan konteks spesifik sementara IbnMiskawaih kurang membahas bagian etika terapan. Faktor-faktor yangmenyebabkan persamaan dan perbedaan tersebut adalah kondisi kemajuanperadaban zaman mereka hidup, pekerjaan, pengalaman hidup, serta kepercayaandan tokoh yang mempengarui keduanya.Kata kunci: Etika, Etika Dasar, Titik Tengah, Hukum Kodrat, Ibn Muskawaih,Thomas Aquinasvidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISIHALAMAN SAMPUL . iPERNYATAAN KEASLIAN . iiPERSETUJUAN PEMBIMBING . iiiPENGESAHAN TIM PENGUJI. ivPEDOMAN TRANSLITERASI . ivMOTTO.vABSTRAK . viUCAPAN TERIMA KASIH . viiDAFTAR ISI .xBAB I PENDAHULUAN .1A. Latar Belakang Masalah .1B. Identifikasi dan Batasan Masalah.5C. Rumusan masalah.6D. Tujuan.6E. Manfaat Penelitian .6F. Penelitian Terdahulu .7G. Metode Penelitian.15H. Sistematika Pembahasan .21viidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II KERANGKA TEORITIK .23A. Pengertian Etika, Akhlaq dan Moral .23B. Pengertian Baik-Buruk .28C. Teori-Teori Mengenai Ukuran Baik-Buruk .32D. Nilai Baik-Buruk .39E. Dasar-Dasar Pembentuk Perilaku .43F. Struktur Pemikiran .47BAB III BIOGRAFI IBN MISKAWAIH DAN THOMAS AQUINAS .55A. Biografi Ibn Miskawaih .55B. Biografi Thomas Aquinas .67BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ETIKA DASAR IBN MISKAWAIHDAN THOMAS AQUINAS .75A. Persamaan Pemikiran Etika Dasar Ibn Miskawaih dan ThomasAquinas .751. Akar Bangun Pemikiran . 752. Pendekatan dan Penarikan Kesimpulan . 833. Ide-Ide Pokok Etika Dasar. 874. Implikasi Pemikiran Etika Dasar . 96B. Perbedaan Pemikiran Etika Dasar Ibn Miskawaih dan ThomasAquinas.1001. Akar Bangun Pemikiran . 100viiidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Pendekatan dan Penarikan Kesimpulan . 1103. Ide-Ide Pokok Etika Dasar. 1124. Implikasi Pemikiran Etika Dasar . 128BAB V PENUTUP .131A. Simpulan .131B. Saran .133DAFTAR KEPUSTAKAAN .134ixdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangEtika dasar (bassic ethic) merupakan kajian filsafat moral yangmembahas tentang masalah-masalah pokok atau prinsip-prinsip dalametika.1 Prinsip tersebut berupa nilai-nilai atau norma moral yang menjadipatokan bagaimana manusia harus hidup dan beperilaku supaya menjadimanusia yang baik.2 Etika mengkaji secara rasional, kritis, mendasar, tdipertanggungjawabkan untuk mengikuti atau tidak mengikuti ajaran moraltertentu.3Pada Kenyataannya, setiap bangsa, agama, bahkan individumemiliki patokan moralitas yang berbeda satu sama lain. Hal inimenyebabkan kaum relativisme berpandangan bahwa patokan moralitasbersifat relatif bahkan tidak ada. Akan tetapi penelitian Mohammad AliShomali menunjukkan bahwa tidak ada satupun bentuk relativisme yangdapat dipertahankan, sehingga mestilah ada suatu patokan yang objektif danuniversal bagi penilaian moral.41Franz Magnis Suseno, Etika Dasar-Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta:Kanisius, 1987), 20.2Franz Magnis Suseno, Etika sosial, (Jakarta: Gramedia, 1989), 6-7.3Franz Magnis, Etika Dasar, 13-14.4Mohammad A. Shomali, Relativisme Etika – Menyisir perdebatan hangat dan memetik wawasanbaru tentang dasar-dasar moralitas, terj. Zaimul Am (London: Islamic College for Advance Studies,2001), 19.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2Keberadaan patokan nilai moral dalam penilaian moral adalahsebuah keniscayaan, karena tanpa sebuah patokan suatu penilaian mustahildilakukan. Menurut Dewey penilaian adalah tindakan akal untukmenghubungkan antara objek yang dinilai dengan patokan penilaian. Makadalam proses penilaiandiperlukan pengetahuan tentang patokanpenilaiannya.5Patokan moralitas yang benar dalam penilaian mutlak diperlukan,jika norma moral dasar yang digunakan valid, maka hasil penilaian akanvalid dan membawa kebaikan. Sebaliknya jika konsep yang digunakansebagai norma dasar keliru akan membawa dampak yang buruk.6Patokan moralitas yang universal akan membawa kesepahamantentang mana yang dianggap baik dan buruk terkait pengaturan hidupbersama. Pengaturan hidup bersama yang sesuai dengan martabat manusiasemakin dirasakan aktual dan mendesak, dalam berbagai persoalan dalamkehidupan politik, hukum, bisnis, ekonomi, seksual, biomedis, pendidikan,seni, lingkungan hidup,7 serta bagaimana manusia bisa mengendalikan ilmudan teknologi untuk keperluan dan keselamatan manusia. Pertanyaan initidak dapat dijawab tanpa referensi kepada patokan-patokan moralitas sertatujuan hidup manusia.85Louis O Kattsoff, Pengantar Filsafat, terj. Sorjono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara Wacana,2004), 131-133.6Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius,1990), 53.7Poespoprodjo, Filsafat Moral- Kesusilaan dalam teori dan praktek, (Bandung: Pustaka Grafika,1999), 288.8Bakker dan Zubair, Metodologi Penelitian, 34.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3Tema global ethic telah dipermaklumkan dalam Parliament of theworld’s religions, yang diselenggarakan di Chicago, 4 September 1993.Parlemen Agama-agama ini dipersiapkan oleh Hans Kung, dan Karl JosefKruschel. Kung dalam “Introductions of Declaratons Toward a GlobalEthic” membenarkan bahwa ada sejumlah nilai inti yang ditemukan dalamajaran-ajaran agama-agama, dan bahwa nilai-nilai ini merupakan dasarsebuah etika global. Dan membenarkan ada sebuah norma bagi semuabidang kehidupan, bagi keluarga-keluarga dan komunitas-komunitas, bagiras-ras, bangsa-bangsa dan agama-agama yang tidak dapat ditarik kembalidan tidak bersyarat. Sudah terdapat petunjuk-petunjuk kuno bagi kelakuanmanusia yang ditemukan dalam ajaran-ajaran agama-agama sedunia danyang merupakan prasyarat bagi tatanan dunia yang lestari. Kenyataantersebut telah diketahui tetapi masih perlu dihayati dalam hati dan tindakan.9Hal ini menantang semua umat beragama untuk menghayati kembalinilai-nilai etikanya demi kesepahaman akan sebuah patokan nilai moralyang berlaku universal dan diterima seluruh umat manusia, terlepas dariapapun suku bangsa dan agamanya.Dalam dua agama besar dunia yakni Islam dan Nasrani dikenal duatokoh besar di bidang etika yakni Ibn Miskawaih dan Thomas Aquinas.Menurut Ibn Miskawaih jalan menuju kebahagiaan adalah berperilakusesuai titik tengah tidak ekstrim kurang atau berlebihan. Ia berangkat darimenganalisis bahwa prinsip dari keutamaan yang digagas Aristoteles adalah9Franz Magnis Suseno, Etika Abad Kedua Puluh, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 281-282.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4titik tengah. Dan titik tengah inilah yang akan membawa manusia padakebahagiaan yang sempurna.10 Sementara menurut Aquinas keempatkeutamaan atau kebajikan pokok tersebut merupakan hukum kodrat sertamengikat semua orang. Manusia akan bahagia justru ketika sesuai danmemenuhi kodratnya.11 Pemikiran keduanya mempengaruhi pemikiranpemikiran tokoh etikawan setelahnya yang pada akhirnya mempengaruhipemikiran etika dan moralitas umat muslim dan umat nasrani sebagai duaagama besar dunia.Pemikiran etika Ibn Miskawaih dan Thomas Aquinas mengandungkesadaran ketuhanan (teologi), tidak secara ekstrim memisahkan etika dariteologi, namun tidak pula bersifat teonom murni. Filsafat dan agama tidakbertentangan.12 Filsafat dapat menjembatani diskusi mengenai moralitas,kendatipun pihak-pihak yang berdiskusi berasal dari suku bangsa dan agamaberbeda. Rasulullah memperbolehkan bentuk kerjasama antar pemelukagama Nasrani dan Islam, atas kesepahaman nilai-nilai kebaikan, dimanamasing-masing melaksanakan ajaran agama dan kepercayaannya tanpamengintimidasi dan mendiskreditkan pihak lain.1310Ibn Miskawaih, Menuju kesempurnaan Akhlak, terj. Helmi Hidayat, (Bandung: Mizan, 1999), 4451, dan 100.11Franz Magnis, Etika Umum – Masalah-masalah pokok filsafat moral, (Yogyakarta: Kanisius,1975), 100.12Ibid., 16.13M Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw dalam Sorotan al-Qur’an dan HaditsHadits Shahih, (Tangerang: Lentera Hati, 2012), 365. Quraish Shihab menyatakan hal ini berangkatdari peristiwa diperbolehkannya muslim untuk hijrah ke Abissinea oleh rasulullah, dimana muslimmeminta suaka pada raja Abissinea walaupun beragama nasrani.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5Penulis tertarik meneliti pemikiran Ibn Miskawaih dan ThomasAquinas, apakah terdapat kesamaan atau titik temu diantara keduapandangan tersebut yang mungkin akan ditemukan pandangan patokanmoralitas yang lebih mendasar dan universal dari pandangan keduanya.B. Identifikasi dan Batasan MasalahBerangkat dari kondisi diatas muncul beberapa masalah berikut:1. Bagaimana pemikiran etika dasar Ibn Miskawaih dan Thomas Aquinas?2. Bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran etika dasar IbnMiskawaih dan Thomas Aquinas?3. Mengapa terjadi persamaan dan perbedaan pemikiran etika dasar antaraIbn Miskawaih dan Thomas Aquinas?4. Dapatkah pemikiran etika dasar Ibn Miskawaih dan Thomas Aquinasmemadai sebagai patokan moral dan membawa kebaikan?5. Dapatkah dirumuskan pemikiran etika dasar baru dari pemikian IbnMiskawaih dan Thomas Aquinas?6. Prasyarat apa yang harus dipenuhi agar pemikiran etika dasar IbnMiskawaih dan Thomas Aquinas dapat memadai sebagai patokanpenilaian moral?Dengan keterbatasan waktu dan biaya yang tersedia hingga penulismembatasi hanya meneliti masalah pertama dan kedua. Kajian difokuskanpada pandangan patokan penilaian moral yang dijadikan penilaian baikburuk perilaku. Bukan penerapan nilai moral dasar tersebut dalamdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6kehidupan keseharian manusia. Kendatipun Ibn Miskawaih jugamerumuskan pendidikan akhlak dan pengobatan jiwa, dan Thomas Aquinasmenulis etika ekonomi namun bidang etika terapan ini tidak menjadi fokusdalam penelitian ini. Dibatasi juga pandangan nilai moral dasar dalam bukuTahdhi b al-Akhla q karya Ibn Miskawaih dan summa theologica karyaThomas Aquinas.C. Rumusan MasalahBerangkat dari nilai penting dan kondisi yang ditunjukkan dalambatasan masalah diatas, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:Bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran etika dasar Ibn Miskawaihdan Thomas Aquinas?D. Tujuan PenelitianMengetahui persamaan dan perbedaan pemikiran etika dasar antaraIbn Miskawaih dan Thomas Aquinas.E. Kegunaan Penelitian1. Manfaat Teoretisa. Memberikan sumbangan bagi pengembangan filsafat moral (etika),dalam kajian etika dasar,b. Memberikan bahan pandangan prinsip moral, sebagai rangsanganuntuk penelitian yang lebih luas mengenai prinsip etika unversal dariIbn Miskawaih dan Thomas Aquinas.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7c. Memberikan manfaat metodologis pembacaan sebuah strukturpemikiran secara filosofis serta dialog filsafat dengan berbagaidisiplin ilmu pengetahuan sehingga dapat lebih dipahami secarakongkrit.d. Mendobrak tembok pemisahan dan prasangka-prasangka bahwaajaran moral antar tokoh yang berbeda agama sangat jauh berbeda.Sebaliknya menjembatani dikotomi tersebut, dengan apatdipertanggungjawabkan.2. Manfaat Praktisa. Pengetahuan yang didapat dapat menjadi bahan pijakan penilaianbaik buruk perilaku, dan pembuatan konsep program pembangunanmoral global.b. Membangun sikap kebersamaan dan kerjasama sesama umatberagama dalam bingkai etika.F. Penelitian TerdahuluTerdapat beberapa jurnal, artikel, tesis dan disertasi terdahulu mengenaietika, dan juga menjadikan Ibn Miskawaih dan Thomas Aquinas sebagaisubjek dan objek penelitian. Berikut penulis paparkan isinya beserta analisisdan perbedaan dengan penelitian ini.1. Artikel Mohd Nashr Omar, yang berjudul “Ethics in Islam : a BreifSurvey” dalam Medwel journal. Omar memaparkan bahwa dalam Islam,digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8etika (akhlaq) tidak dapat dipisahkan dari agama. Al-Qur’an dan alSunnah menjadi sumber rujukan tertinggi akhlak Islam. Diskusi awaltentang filsafat akhlak oleh tokoh-tokoh Islam seperti oleh al-Kindi (m.874), al-Farabi (m. 950) dan Ibn Sina (m. 1037) masih tidak mencapaistatus sebagai suatu disiplin ilmu yang tersendiri. Tetapi tokohsetelahnya seperti Miskawaih, al-Ghazali, Al-Thusi melalui tah}dhib alakhlaq, ihya ‘ulum al di n, akhlaq al nasiri, dan akhlaq al jalali telahmemisahkan etika dari disiplin lain menawarkan sistem etika islamiyang lebih menyeluruh.14Penelitian Omar masih berupa tinjauan umum kajian etika dalam Islam.Terdapat persamaan atau irisan pembahasan mengenai etika IbnMiskawaih, akan tetapi perbedaannya penelitian ini secara spesifikhanya mengkaji pemikiran etika dasar Ibn Miskawaih. Dan dilakukansecara filosofis dengan membaca konstruk pemikiran fundamentalnya,dan membandingkannya dengan pemikiran etika Thomas Aquinas.2. Artikel yang ditulis Abdul Hakim, yang berjudul “Filsafat Etika IbnMiskawaih”, dalam Jurnal Ilmu Ushuluddin. Abdul Hakim menyatakanmodel pemikiran etika Ibn Miskawaih adalah eudemonisme yangdikembangkan oleh Aristoteles, yakni suatu konsep etika yangmenitikberatkan pada usaha mewujudkan kebahagiaan. Etika IbnMiskawaih juga memfokuskan pada penanaman sifat-sifat keutamaan,seperti keberanian, kesucian, keadilan, dan kebijaksanaan. Meskipun14Mohd Nashr Omar, “Ethics in Islam: a Breif Survey”, Medwel journal (2013) , 387.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9model etika seperti ini masih memiliki kekurangan, karena masih perludidukung oleh norma atau prinsip yang harus dipatuhi untuk mengaturketertiban dan keteraturan hidup manusia.15Persamaan dengan penelitian ini yakni spesifik membahas etika Ibnmiskawaih. Tetapi Abdul Hakim besifat mendeskripsikan pokok-pokokpemikiran etikanya kemudian menunjukkan pemikiran etika IbnMiskawaih kurang memadai ketika berhadapan dengan etika kewajiban.Sementara penelitian ini hendak mengupas lebih mengenai bagaimanaIbn Miskawaih membangun pokok-pokok pemikiran etikanya tersebutdan bagaimana implikasinya. Lebih dari itu, dalam penlitian inipemikiran etika Ibn Miskawaih dibandingkan dengan pemikiran etikaThomas Aquinas, dalam rangka menemukan prinsip moral dari keduatokoh agama yang berbeda tersebut.3. Artikel yang berjudul “Ibn Miskawaih: Filsafat al-Nafs dan al-Akhlāq”ditulis oleh Safii, menguraikan pandangan Ibn Miskawaih bahwa jiwadan akal itu satu, bahwa akal merupakan salah satu bukti bagi adanyajiwa, dan dari padangan jiwa tersebut disusun pemikiran etika.16Sementara penelitian ini hendak mengupas lebih dalam strukturpemikiran yang fundamental dalam pemikiran Ibn Miskawaih, bukanhanya melihat filsafat nafs yang menjadi akar bangun pokok-pokokpemikiran etikanya, tetapi bagaimana pendekatan, logika penarikanAbdul Hakim,“Filsafat Etika Ibn Miskawaih”, Jurnal Ilmu Ushuluddin, Vol. 13, No. 2 (2014),135 – 143.16Safii, “Ibn Miskawaih: Filsafat al-Nafs dan al-Akhlāq”, Teologia, Vol. 25, NO. 1, (2014).15digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10kesimpulan dan implikasinya. Lebih dari itu, dalam penelitian inipemikiran etika Ibn Miskawaih dibandingkan dengan pemikiran etikaThomas Aquinas, dalam rangka menemukan prinsip moral yang samadari kedua tokoh agama besar yang berbeda tersebut.4. Artikel yang ditulis oleh Majid Fakhry berjudul “Justice in IslamicPhilosophical Ethics: Miskawayh’s Mediating Contribution”. MajidFakhry meneliti perkembangan konsep keadilan dalam etika filosofisArab, yang berujung pada usaha Miskawaih untuk menyelaraskankonsep Plato dengan konsep Aristoteles secara adil.17 Tulisan lainnyayang mirip dengan tulisan Fakhry adalah artikel Y Mohamed yangberjudul “Greek Thought in Arab Ethics : Miskawayh’s Theory ofJustice”, menggambarkan pengaruh Aristoteles pada Miskawaih,dimana miskawaih membuka jalan untuk menyaring gagasan etisYunani melalui Isfahani dan penulis arab lainnya, serta menunjukkanbahwa konsep keadilan dan konsepsi miskawaih tentang keadilan jelasmerupakan cerminan Aristoteles.18Persamaan dengan penelitian ini dengan kedua artikel tersebut adalahsama-sama mengkaji pemikiran Ibn Miskawaih dan pemikirannyatentang keadilan. Akan tetapi penulis tidak hanya meneliti mengenaiteori keadilan melainkan juga prinsip-prinsip etika lain yang lahir dariMajid Fakhry, “Justice in Islamic Philosophical Ethics : Miskawayh’s Mediating Contribution”,The Journal of Religious Ethics, Vol. 3, No. 2 (1975), 243-254.18Y Mohamed, “Greek Thought in Arab Ethics : Miskawayh’s Theory of Justice”, Phonimon, Vol.2, No. 1 (2000), 242.17digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11pemikiran Ibn Miskawaih, serta membandingkannya dengan pemikiranThomas Aquinas.5. Tulisan Peter Adamson, yang berjudul “Miskawayh on Pleasure”,memberikan analisis bahwa terdapat harmoni yang cukup baik antarakesenangan dalam teks On Pleasures and Pains (Fī al-Laḏḏāt enanganpenyempurnaan karakter Miskawayh yang lebih dikenal (Tahḏīb alaḫlāq), yang menolak kesenangan Plato.19 Persamaan dengan penelitianini dengan kedua artikel tersebut adalah sama-sama mengkaji pemikiranIbn Miskawaih dan pemikirannya tentang kebahagiaan. Akan tetapipenulis tidak hanya meneliti mengenai kebahagiaan melainkan jugaprinsip-prinsip etika lain yang lahir dari pemikiran Ibn Miskawaih, sertamembandingkannya dengan pemikiran Thomas Aquinas.6. Disertasi Mohd Nasir Bin Omar yang berjudul “A Study of How ToAttain Happiness As Reflected In The Works on Tahdhib Al-Akhlaq byYahya Ibn Adi and Miskawayh”. Di dalam disertasinya Mohd NasirOmar mengaitkan karya Miskawaih dengan teman Kristen seniornya,Yahya Ibn 'Adi, meliputi perkembangan pemikiran etika dalam Islamklasik dan tempat Tahdhi b al Akhla q dalam konteks itu. Yang keduamemperkenalkan Yahya dan Miskawaih dalam konteks sejarah,pendidikan dan tulisan mereka, serta hubungannya satu sama lain danPeter Adamson,“Miskawayh on Pleasure”, Cambridge University Press Vol. 25, No. 2 (2015),199-223.19digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12dengan filsafat Yunani pada umumnya. Yang ketiga akan menganalisiskonsepsi tentang tujuan tertinggi etika, yaitu kebahagiaan, dan jalanpenyempurnaan karakter dengan cara mengendalikan diri danberasosiasi dengan orang lain melalui cinta dan persahabatan.20Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji pemikiranetika Ibn Miskawaih. Perbedaannya dalam penelitian ini penulis tidakhanya mengaitkan pemikiran etika Ibn Miskawaih dengan Yahya IbnAdi saja, tetapi juga dilihat tokoh-tokoh lain yang mempengaruhipemikirannya. Batasan penelitian ini memfokuskan pada asjalanpenyempurnaan karakter. Melainkan dalam penelitian ini akanmembandingkannya dengan pemikiran etika dasar Thomas Aquinas.7. Artikel berjudul “An Analysis of The Life and Works of The GreatMuslim Moralist Miskawayh” yang ditulis Mohd Nasir Omar, menelitihidup Miskawaih, sejarah, pendidikan, karir dan tulisannya. Hasilnyamenunjukkan bahwa kehidupan Miskawaih berada pada jantungperadaban Islam yang memberinya kesempatan ketrampilan untukmengembangkan keahlian dan minatnya dan untuk berpartisipasi dalamacara kontemporer, baik politik maupun intelektual.21 Penelitian inimembutuhkan data biografi yang ditulis Omar, namun fokus rumusanMohd Nasir Bin Omar, “A Study of How To Attain Happiness As Reflected In The Works onTahdhib Al-Akhlaq by Yahya Ibn Adi and Miskawayh” (Dissertasi--The University of Nottingham(United Kingdom), (1992)21Mohd Nasir Omar, “An Analysis of The Life and Works of The Great Muslim MoralistMiskawayh”, Sci.Int.(Lahore),Vol 29, No.2 (2017), 453-458.20digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13penelitian ini bukan pada biografinya. Melainkan pada pemikiran etikadasar Ibn Miskawaih.8. Artikel Muhammad Taufiq Harahap yang berjudul “CommunicationEthics Ibn Miskawaih and Its Relevance to The Solving of MoralProblem in Indonesia” meneliti konsep etika komunikasi danrelevansinya untuk memecahkan masalah moral Indonesia yangdirumuskan Ibnu Miskawaih dalam karyanya Tahdhi b al Akhlaq. Solusiatas degradasi moral yakni melalui pendidikan, pentingnya pendidikanbagi anak-anak dan orang dewasa, pemimpin yang adil agar bisamencegahnya, perhatian pemerintah terhadap masyarakat, memilihteman baik, kebajikan sosial itu juga merupakan langkah penting dalampemecahan degradasi bangsa, pertahankan kesehatan mental.22Persamaan dengan penelitian ini adalah pada pemikiran etika IbnMiskawaih, namun penelitian ini fokus pada pemikiran etika dasarnya.Sedangkan tulisan Muhammad Taufiq Harahap merupakan etikaterapan dalam komunikasi dan dalam konteks permasalahan bangsaIndonesia.9. Artikel Craig A. Boyd yang berjudul “Participation Metaphysics inAquinas's Theory of Natural Law” dalam American CatholicPhilosophical Quarterly, menyatakan bahwa pemikiran Aquinas terkaitdengan metafisik. Kecondongan pada Tuhan adalah sila utama hukumMuhammad Taufiq Harahap, “Communication Ethics Ibn Miskawaih and Its Relevance to TheSolving of Moral Problem in Indonesia”, International Journal on Language, Research andEducation Studies, Vol. 1, No. 1 (2017), 119-12922digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14kodrat dan dengan demikian merupakan aspek kritis ontologinya. Teorihukum kodrat adalah partisipasi makhluk rasional dalam hukum abadi.23Penelitian ini juga membahas bagaimana holistika pandangan ontologiThomas Aquinas terhadap realita Tuhan, alam dan manusia sebagai akarbangun pemikiran etikanya. Bedanya penelitian ini lebih ecarafundamental dan membandingkannya dengan pemikiran etika IbnMiskawaih.10. Artikel Peter Seipel yang berjudul “Aquinas and the Natural Law”,membela pembacaan bahwa Summa Theologica, I-II, Q. 94, A.2 yangmenunjukkan Aquinas memahami hal-hal asli kehidupan manusia danketeraturan mereka satu sama lain untuk menjadi bukti bagi orang bijakyang mampu membedakan kebenaran tentang sifat manusia yangdiberikan Tuhan.24 Persamaan penelitian ini dengan tulisan Seipeladalah membahas hukum kodrat dan bagaimana teori ini muncul. Akantetapi penelitian ini melanjutkan mengkaji implikasi menetapkan hukumkodrat sebagai prinsip etika, serta membandingkannya denganpemikiran Ibn Miskawaih.11. Tulisan Pattinama Eklefina yang berjudul “Pandangan Thomas AquinasTentang Hukum Kodrat Sebagai Dasar Paham Hak Asasi Manusia”mengkaji hukum Indonesia dari aspek teori hukum kodrat dari ThomasC

1 Franz Magnis Suseno, Etika Dasar -Masalah masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius, 1987), 20. 2 Franz Magnis Suseno, Etika sosial, (Jakarta: Gramedia, 1989), 6-7. 3 Franz Magnis, Etika Dasar, 13-14. 4 Mohammad A. Shomali, Relativisme Etika –Menyisir perdebatan hangat dan memetik wawasan baru tentang

Related Documents:

Etika Bisnis Etika Etika Umum Etika Khusus Etika Individual Etika Sosial Etika Lingkungan Hidup Etika terhadap sesama Etika Keluarga Etika Politik Etika Profesi . Keraf, A. Sonny. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius 2. Muslich. 1998. Etika Bisnis, Pendeka

Dasar-dasar Agribisnis Produksi Tanaman 53. Dasar-dasar Agribisnis Produksi Ternak 54.Dasar-dasar Agribisnis Produksi Sumberdaya Perairan 55. Dasar-dasar Mekanisme Pertanian 56. Dasar-dasar Agribisnis Hasil Pertanian 57. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian 58. Dasar-dasar Kehutanan 59. PertanianDasar-dasar Administrasi

Shaykh Ibn al-Hajj said regarding the impoverished one: . Yusha ibn Wardi ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Isa ibn Muhammad ibn al-Hassan as-Sabt ibn Ali ibn Abi Talib and Fatima az-Zahra the daughter of the Messenger of Al

Jadi, filsafat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual sendiri. Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu : a. Tingkat pertama: semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa rencana dalam hati atau niat. b.

etika politik, Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara Re-publik Indonesia, nilai-nilai Pancasila seba-gai sumber etika, dan tulisan akan diakhiri dengan pelaksanaan etika politik Pancasila. Pengertian Etika, Nilai, Moral, dan N. orma 1. Etika. Etika secara etimologi berasal dari kata Yu-nani . ethos. yang berarti watak .

BIOGRAFI IBN KATHIR, MUSTHAFA AL-MARAGHI, DAN HAMKA A. Biografi Ibn Kathi r 1. Riwayat Hidup dan Pendidikan Ibn Kathi r Nama lengkap Ibn Kathi r adalah Ima m ad-Di n Abu al-Fida Isma ’i l Ibn ‘Amr Ibn Kathi r Ibn Zara’ al-Bushra al-Dimasyqi .1 Beliau lahir di Desa Mijdal dalam Wilayah Bushra (Basra ) pada tahun 700 H/ 1301 M. Oleh

Etika sebagai pemikiran dan pertimbangan moral memberikan dasar bagi seseorang maupun sebuah komunitas untuk dapat menentukan baik buruk atau benar salahnya suatu tindakan yang akan diambilnya. Dalam perkembangannya, keragaman pemikiran etika kemudian berkembang membentuk suatu teori etika. Teori etika dapat disebut sebagai gambaran

J’ai commencé à apprendre la guitare. Ma copine a choisi d’étudier le théâtre l’année prochaine. J’ai oublié d’acheter un cadeau d‘anniversaire pour ma sœur. Use of comparative and superlative of adjectives and adverbs such as: Je trouve l’espagnol plus facile que le français. Ma meilleure copine est plus petite que moi. La physique est la matière la plus difficile .