ABDULLAH BIN ABBAS DAN PERANNYA DALAM PENAFSIRAN

2y ago
186 Views
55 Downloads
653.41 KB
28 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Shaun Edmunds
Transcription

Mohammad Izdiyan MuttaqinABDULLAH BIN ABBAS DAN PERANNYA DALAMPENAFSIRAN AL-QUR’AN: Studi Tafsir Abdullah bin Abbasdalam Nuskhah Ali Bin Abi TholhahMohammad Izdiyan Muttaqinmoh.izdiyan@uinjkat.ac.idAbstrakArtikel ini mendiskusikan tentang Abdullah bin Abbas danperanannya dalam penafsiran al-Qur‟an. Penulis juga membahas ciri-ciripenafsiran Abdullah bin Abbas yang diriwayatkan dalam nuskhah Ali bin AbiTholhah. Artikel ini menjelaskan riwayat hidup Abdullah bin Abbas, dankonsistensinya dalam menghimpun hadits dan Ilmu-ilmu al-Qur‟an, sehinggaia dijuluki sebagai Turjuman al-Qur‟an. Penulis juga memberikan penjelasantentang pentingnya nuskhah Ali bin Abi Tholhah, sebagai salah satu teksterbaik yang menghimpun tafsir Abdullah bin Abbas. Secara umum tafsirAbdullah bin Abbas mencakup sebagian ayat dari 106 surat dalam al-Qur‟an,dan ada 8 surat yang tidak ditafsirkan oleh Ibnu Abbas. Hal ini diyakini karenaayat-ayat tersebut sudah bisa dipahami oleh Umat Islam pada masa itu. TafsirIbnu Abbas secara umum menggunakan tiga metode utama: tafsir al-Qur‟andengan al-Qur‟an, tafsir al-Qur‟an dengan as-Sunnah, dan tafsir al-Qur‟andengan lisan Bangsa Arab. Tafsir Ibnu Abbas juga mencakup berbagai cabangilmu al-Qur‟an, seperti Makki-Madani, Nasikh-Mansukh, Asbab Nuzul,Hukum-hukum Fiqih, Penjelasan kisah-kisah al-Qur‟an, dan penjelasanperumpamaan-perumpamaan dalam al-Qur‟an.Kata Kunci : Tafsir, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi TholhahAbstractThis article dicusses the role of Abdullah bin Abbas in intepretingQur‟an. The author also talked about the methods of interpretetion accordingto Abdullah bin Abbas, which is found in the nuskhah (text) transmitted by Alibin Abi Thalhah. This nuskhah is considered as the best way of the transmitionof Ibnu Abbas‟s Interpretation of Qur‟an. This article tells some biography ofAbdullah bin Abbas one of the Prophet‟s Desciple, which was known as “TheTranslator of Qur‟an”. The author also explained the importance of nuskhahAli bin Abi Thalhah, as the best text containing the interpretation of Abdullahbin Abbas. The interpretation of Abdullah bin Abbas consists of some versesof about 106 surah, there are 8 surah which were not interpreted by IbnuAbbas. Maybe because those surah can be understood easily bu Muslims atthat time. Generally Ibnu Abbas used three mind methods: interpretation ofqur‟an using qur‟an, interpretation of qur‟an using hadits of the Prophet, andinterpretation of Qur‟an using knowledge of Arabic Language. Ibnu Abbasalso explained about many important majors in his interpretation, such as:Makki Madani, Nasikh-Mansukh, Asbab Nuzul, Fiqh, Explanations ofQur‟anic Stories, and Explanations of examples in Qur‟an.Keywords: Interpretation, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi TholhahMisykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019 59

Abdullah Bin Abbas dan Perannya dalam Penafsiran al-Qur’an: Studi Tafsir Abdullahbin Abbas dalam Nuskhah Ali Bin Abi Tholhah A. PendahuluanAl-Qur‟an merupakan kitab suci yang menjadi magnetbagi Umat Manusia di seluruh Dunia. Dalam kajian keislamansendiri, al-Qur‟an merupakan teks paling suci di antara semuateks yang ada, ia lebih mulia daripada hadits Nabi MuhammadSaw dan juga hadits qudsi1. Al-Qur‟an sedikitnya memiliki empatkeistimewaan dibandingkan teks-teks lain dalam kajiankeislaman. Pertama, Umat Islam mengimani bahwa ia murni dariSang Pencipta, baik dalam segi lafaz maupun maknanya 2. Kedua,ia diturunkan untuk seluruh alam, bukan hanya untuk kaumtertentu, sebagaimana Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad3.Ketiga, al-Qur‟an merupakan teks yang mengandung nilai ibadahjika dibaca4. Keempat, al-Qur‟an diriwayatkan secara mutawatirdari generasi ke generasi5. Begitu kuatnya periwayatan al-Qur‟an,sehingga setiap ayatnya diriwayatkan oleh orang banyak orang.Al-Qur‟an dijaga oleh Umat Islam baik secara audio dalambentuk hafalan maupun tulisan dalam bentuk teks dari generasi kegenerasi. Bukan hanya ditulis, al-Qur‟an juga dibaca dandihafalkan dengan suara yang indah6. Perubahan satu huruf pun,akan mengundang banyak pertanyaan dari para penghafal danpengkaji al-Qur‟an di seluruh Dunia.1Khalil Manna‟ Al-Qattan, Mabahits fi Ulum al-Qur‟an (IslamicBooks, 2000), 30.2Muhammad Rofah, “Musahamah Ulama al-Maghrib al-Ausath alHadhoriyah Min Khilal Tafsir as-Syaikh Hud Bin Muhkam al-Hawari”, atTa‟limiyah. 6(1), 2018, 163-174.3A. Munir, “Konsep Dasar Pendidikan Dalam al-Qur‟an”, Kreatif:Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama Islam, 13(2), 2015, 110-120.4M. Z. Arifin, Handayani, D., Phantawi, S., & Nipapan, N. Studi“Living Qur‟an: Pembacaan Ayat-Ayat al-Qur‟an dalam Prosesi Isi Qubur diKota Bangkok Thailand”, Realita, 14(1), 2016.5I. M. Sobki, Yusof, N., & Yusof, Y, “Qira‟at Reading as-SunnahMuttaba'ah: A Perspective Study On Orientalist Views”, International JournalOf Academic Research In Business And Social Sciences, 7(8), 2017, 39-45.6A. H. Bahruddin, Mujahidin, E., & Hafidhuddin, D, “Metode TahfizhAl-Quran Untuk Anak-Anak Pada Pesantren Yanbu'ul Qur‟an Kudus JawaTengah”, Ta'dibuna, 6(2), 2018, 65-75.60 Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019

Mohammad Izdiyan MuttaqinBagi sebagian peneliti, Bangsa Arab dianggap sebagaiBangsa yang cenderung tidak menyukai baca tulis7, namunfaktanya, hal tersebut juga menjadi nilai tambah bagi BangsaArab dalam hal periwayatan al-Qur‟an. Karena tidak terlalu sukamenulis, Bangsa Arab akhirnya lebih banyak mengandalkanhafalannya8. Sehingga Bangsa Arab secara umum memilikihafalan yang kuat, karena telah terlatih untuk menghafal. Merekamenghafal silsilah keluarga mereka, sya‟ir-sya‟ir, puisi, dan jugakisah-kisah penting dalam kebudayaan mereka. Mereka jugasenang berpindah-pindah9, sehingga mereka juga tidak terlalusuka menyimpan buku dan tulisan, karena cenderung akanmenyulitkan mereka saat melakukan pindahan. Maka saat alQur‟an turun, Bangsa Arab sudah memiliki kesiapan untukmenampung dan menyimpan setiap ayat al-Qur‟an di dalammemori mereka yang kuat dan terlatih, hingga kemudian merekasebarkan dan kabarkan ke seluruh penjuru Dunia. Maka benarlahayat Allah Saw dalam kitabNya: وإذا جاءهتم آية قالوا لن نؤمن حىت نؤتى مثل ما أويت رسل اهلل اهلل أعلم حيث جيعل رسالتو Artinya: Dan ketika datang ayat kepada mereka, merekaberkata, “Kami tidak akan beriman, sampai kami diberikan yangsemisal dengan apa yang diberikan kepada Rasul-Rasul Allah.Allah lebih tahu, di mana Dia seharusnya menurunkanRisalahNya. (QS. al-An‟am: 124).Al-Qur‟an bukanlah satu-satunya kitab suci agamasamawi. Kitab suci lain yang masih ada sampai sekarang adalahTaurat, Zabur dan Injil10. Namun jika dibandingkan antara ketigakitab suci tersebut, tentu saja keaslian dan kemurnian teks alQur‟an sebagai Kalam Tuhan memiliki superioritas yang sulitdibantah. Al-Qur‟an memiliki sejarah periwayatan danpembukuan yang lengkap.7I. S. Wekke, Tamimi, R. H., & Sugandi, B, “Muhammad Saw danPeletakan Dasar Peradaban Islam”, Aqlam: Journal Of Islam And Plurality,3(1), 2018.8I. S. Wekke, , Tamimi, R. H., & Sugandi, B, “Muhammad Saw DanPeletakan Dasar Peradaban Islam”, Aqlam: Journal Of Islam And Plurality,3(1), 2018.9Taufik, M. H. N., Isnaini, N., & Khumairoh, R, “Urgensi KeluargaDalam Masyarakat Arab”, Semnasbama, 2, 2018.10Siahaan, D. S, “Ketika Aku dan Kamu Menjadi Kita: Dialog MisiPenginjilan Kristen Dengan Dakwah Islam Menggunakan Pendekatan TeologiInterkultural Dalam Konteks Indonesia”, Gema Teologika, 2(1), 2017, 41-54.Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019 61

Abdullah Bin Abbas dan Perannya dalam Penafsiran al-Qur’an: Studi Tafsir Abdullahbin Abbas dalam Nuskhah Ali Bin Abi Tholhah Bahkan tidak ada campur aduk antara Perkataan Tuhandan perkataan Nabi Muhammad di dalam al-Qur‟an. Berbedadengan injil misalnya, yang ditulis oleh Para Murid Nabi Isa,yang masing-masing juga memasukkan perkataan Nabi Isa dansahabat-sahabatnyanya di dalam teks injil.11Hal lain yang membuat al-Qur‟an menjadi lebih universaldan jelas, adalah fakta bahwa Bahasa al-Qur‟an, Bahasa Arabmasih digunakan sebagai Bahasa Resmi di banyak Negara diDunia12. Al-Qur‟an juga dibaca dan dikaji oleh Umat Islam diseluruh Dunia dengan Bahasa Arab, sehingga tidak tejadi biasdalam penyampaian dan pemahaman. Berbeda dengan injil yangdiyakini teks aslinya menggunakan Bahasa Ibrani13, Aram14, danKoine (Yunani Kuno)15. Ketiga bahasa tersebut sudah jarangdipelajari, sehingga cetakan yang beredar jarang menggunakanBahasa tersebut. Hal ini mengakibatkan kurangnya perhatianmasyarakat awam terhadap teks asli injil, sehingga prosesperiwayatan suara dan tulisan tidak dapat diakses dengan lebihmaksimal. Hal ini bisa jadi dikarenakan jarak yang cukup jauhantara masa Nabi Isa dan masa kita sekarang.Karena sulitnya mengakses informasi dari Bahasa Asliinjil, maka Umat Kristen tidak dapat melakukan penafsiransendiri. Mereka sangat bergantung kepada penafsiran gereja. Halinilah yang kemudian juga menimbulkan perpecahan dalam tubuhmasyarakat Kristen, terutama sekali setelah kemunculan MartinLuther dan Kaum Protestan16, sehingga mayoritas Umat Kristen11N. Sarumaha, “Eskatologi Dalam Injil Markus”, Epigraphe: JurnalTeologi Dan Pelayanan Kristiani, 1(2), 2018, 104-118.12A. H. Hanafi, “Lembaga Pendidikan Tinggi Islam: Harapan,Tantangan, Paradigma, dan Peranan Bahasa Arab”, Al-Fikrah: JurnalManajemen Pendidikan, 1(1), 2016, 17-28.13David Aberbach, "Introduction." In The Bible And The'holy Poor',Pp. 9-21. Routledge, 2017.14E. K. Aribowo, “Aspek-Aspek Linguistis Penanda Identitas Religi:Selayang Pandang Masyarakat Tutur Jawa Muslim”, In Seminar Nasional danLaunching Adobsi. Surakarta: Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia(Adobsi), 2015, April, Pp. 48-53.15E. A. Sinukaban, “Prinsip Hidup Jemaat Mula-Mula Dalam KisahPara Rasul”, 2: 41-47, Pneustos: Jurnal Teologi Pantekosta, 1(1), 2018, 43-57.16D. Cantoni, “The Economic Effects Of The Protestant Reformation:Testing The Weber Hypothesis In The German Lands”, Journal Of TheEuropean Economic Association, 13(4), 2015, 561-598.62 Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019

Mohammad Izdiyan Muttaqinterpecah antara Kristen Katolik dan Protestan, di samping AliranAliran lain yang sudah ada seperti Koptik dan Ortodoks17.Kaum Katolik secara umum menyerahkan penafsiran injilsepenuhnya kepada gereja. Mereka bahkan melarang pengikutnyauntuk menasirkan injil secara bebas. Meskipun hal itu jelas sulitkarena ketidakmampuan sebagian besar Umat Kristen Katolikmemahami Bahasa Asli Injil. Sebaliknya, Kaum Protestanmenentang monopoli gereja terhadap teks Injil. Mereka menuntutagar penafsiran injil menjadi hak setiap pemeluk agama kristen,agar tidak terjadi doktrin yang sepihak dan tidak logis dari pihakgereja.Berbeda dengan penafsiran Injil, penafsiran al-Qur‟anmenjadi sangat penting dan bermanfaat, karena teks asli alQur‟an masih sangat dikenal oleh Umat Islam di seluruh Dunia.Teks al-Qur‟an beserta audionya dapat kita akses dengan mudahdi internet, dan semua menggunakan Bahasa Arab, Bahasa AsliNabi Muhammad Saw. Teks dengan Bahasa Arab tersebut tentusaja membutuhkan penjelasan-penjelasan yang lebih rinci danjelas, karena sebagian Umat Islam belum memahami BahasaArab dengan sempurna, selain itu, terdapat berbagai kosa kataBahasa Arab yang jarang digunakan di dalam teks biasa, sehinggauntuk memahaminya membutuhkan bantuan pakar-pakar yanglebih paham tentang kandungan teks tersebut.Sebagian peneliti bahkan meyakini, bahwa sesungguhnyaturunnya al-Qur‟an tidak hanya melalui satu tahapan, namunbeberapa tahapan. Tahapan pertama ialah turunnya al-Qur‟an satukali turun dari langit ketujuh menuju langit dunia atau BaitulIzzah18. Tahapan kedua dilanjutkan oleh Jibril, yaitu menurutkanal-Qur‟an dari Baitul Izzah ke dalam hati Nabi MuhammadSaw19. Tahapan ketiga, ialah proses penafsiran al-Qur‟an olehUmat Islam sendiri, yang kemudian diajarkan kepada seluruhUmat Manusia20.17Harun Dündar Karahan, "Understanding Of Revelation In ChristianSects." Bozok University Journal Of Faculty Of Theology [Bozifder] 13, No.13, 2018, 13.18T. Muttaqin, “Khazanah Ulama Nusantara: Tafsir Murāh LabīdKarya Nawawi Banten, Al-A'raf: Jurnal Pemikiran Islam Dan Filsafat, 12(2),2015, 11-20.19H. S Nasution, “Epistemologi Question: Hubungan Antara Akal,Penginderaan, Intuisi dan Wahyu dalam Bangunan Keilmuan Islam”,Almufida, 2016, 1(1).20A. Saeed, al-Qur‟an Abad 21: Tafsir Kontekstual, Terj. ErvanNurtawab, (Bandung: Mizan, 2016).Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019 63

Abdullah Bin Abbas dan Perannya dalam Penafsiran al-Qur’an: Studi Tafsir Abdullahbin Abbas dalam Nuskhah Ali Bin Abi Tholhah Proses terakhir inilah yang berlangsung berabad-abadlamanya. Maka sesungguhnya proses turunnya al-Qur‟an masihterus belangsung, terutama proses turunnya wahyu ke dalam hatidan pikiran setiap Umat Manusia.Hal menarik dari tahapan yang ketiga, ialah bahwaternyata teks al-Qur‟an bisa memiliki makna yang beragam, jikaditafsirkan oleh orang yang berbeda. Bahkan ayat al-Qur‟an jugabisa memiliki makna yang berbeda jika ditafsirkan di zaman yangberbeda21. Sehingga pemaknaan al-Qur‟an menjadi suatu kajianyang tidak ada habisnya, karena selalu berkembang danberkembang dari masa ke masa. Penafsiran al-Qur‟an jugamembutuhkan pembaharuan, seiring dengan perubahanperubahan yang terjadi di dalam masyarkat. Meskipun tentu saja,perubahan-perubahan yang ada dalam penafsiran harus tetapsejalan dengan apa yang telah ditafsirkan oleh para mufassirterdahulu, yang secara periodik lebih dekat dengan zaman Nabi,agar tidak terjadi penyelewengan dalam penafsiran al-Qur‟an.Proses penafsiran al-Qur‟an sesungguhnya sudah dimulaisejak zaman Nabi Muhammad Saw. Dilanjutkan oleh ParaSahabat Nabi, Tabi‟in, dan dilanjutkan oleh Para Ulama Muslimdari masa ke masa. Hingga kini penafsiran al-Qur‟an telahdikumpulkan dalam bentuk buku dalam jumlah yang cukupbanyak, dengan ragam corak dan macamnya22.Para pakar dan cendekiawan Muslim dari setiap generasiselalu melahirkan karya baru dalam Ilmu Tafsir, Mulai dari karyaUlama periode klasik, pertengahan, hingga modern. Corak danragamnya juga banyak, ada penafsiran dengan menggunakan teksal-Qur‟an, Hadits, dan riwayat Para Sahabat (tafsir bi al-ma‟tsur),seperti kitab tafsir karya Ibnu Jarir At-Thabari (wafat 310 H) danIbnu Katsir (wafat 774 H)23. Selain itu, ada pula penafsirandengan menggunakan pemikiran dan logika (tafsir bi ar-ra‟yi)24,seperti tafsir Al-Manar karya Imam Muhammad Abduh (wafat1323 H) dan Rasyid Ridha (wafat 1354 H).21A. Atabik, “Perkembangan Tafsir Modern di Indonesia”, DalamJurnal Hermeunetik, 8(2), 2014.22Abdullah, A, “Metodologi Penelitian, Corak Dan Pendekatan TafsirAl Qur‟an”, Journal Al-Manar, 6(1), 2017.23A. H. Nasution, & Mansur, “M. Studi Kitab Tafsīr Al-Qur‟ān AlAzimm Karya Ibnu Kasir”, Jurnal Ushuluddin Adab Dan Dakwah, 1(1), 2018,1-14.24A. Z. A. Zainuddin, “Tafsir Bi Al Ra'yi”, Mafhum, 1(1), 2017, 73-86.64 Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019

Mohammad Izdiyan MuttaqinSebagian buku tafsir bahkan memiliki fokus yang yangberbeda, seperti tafsir dengan analisa nahwu )i‟rab) karyaMuhyiddin Ad-Darwisy (Wafat 1403 H). Ada pula Tafsir dengananalisa Balaghah seperti tafsir Al-Kasyaf karya Az-Zamakhsyari(wafat 467 H)25, dan juga tafsir dengan analisa sastra, seperti AtTafsir Al-Bayani karya Aisyah Bintu Syathi‟ )wafat 1419 H)26.Semua penafsiran yang dihasilkan oleh Umat Islamtersebut, bermula dari usaha penafsiran yang dilakukan oleh ParaSahabat Nabi. Mereka adalah orang-orang pertama yangmelakukan tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat al-Qur‟an.Mereka bahkan menanyakan langsung kepada Rasulullah Sawjika mereka mendapati ayat-ayat yang menurut mereka sulituntuk dipahami. Maka tentu saja, mufassir pertama dalamsejarah, setelah Rasulullah Saw, adalah para sahabat. MelaluiPara Sahabat Nabi tersebut, Umat Islam kemudian mendapatkanpemahaman yang lebih baik tentang ayat-ayat al-Qur‟an.Selanjutnya, kita tentu ingin menjawab pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan penafsiran Para Sahabat ini,misalnya tentang, apakah penafsiran Para Sahabat mencakupseluruh isi al-Qur‟an, ataukah hanya sebagian? Lalu apakahpenafsiran Para Sahabat sepenuhnya merupakan hasil konsultasidengan Nabi Muhammad, ataukah merupakan hasil pemikirandan ijtihad sendiri dari Para Sahabat? Selanjutnya, apakah semuariwayat yang mengandung penafsiran Para Sahabat memiliki nilaiyang sama dalam hal kesahihan, ataukah penafsiran tersebutberbeda-beda tingkatan reliabilitasnya? Apakah ada penafsiranyang sahih atau maudu? Lalu bagaimana proses kodifikasipenafsiran Para Sahabat tersebut? Apakah semua penafsirantersebut hanya berbentuk lisan, ataukah sudah ada yangberbentuk tulisan, dan kapan penafsiran tersebut ditulis? Lalu apasajakah usaha yang dilakukan oleh Abdullah bin Abbas dalammenafsirkan al-Qur‟an? Penulis berharap, pertanyaan-pertanyaantersebut dapat kita jawab melalui artikel ini.25R. Gharro, Pakaian dalam Al-Qur'an Perspektif Zamakhsyari dalamTafsir Al Kasyaf: Telaah Penafsiran Kata Libas, Thiyab dan Sarabil (DoctoralDissertation, Uin Sunan Ampel Surabaya), 2018.26S. I. A. Azis, Pandangan Bintu Syathi Tentang Qasam: Studi KitabAl-Tafsir Al-Bayani Lil Qur‟an Al-Karim (Doctoral Dissertation, Uin RadenIntan Lampung), 2018.Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019 65

Abdullah Bin Abbas dan Perannya dalam Penafsiran al-Qur’an: Studi Tafsir Abdullahbin Abbas dalam Nuskhah Ali Bin Abi Tholhah B. Biografi Abdullah bin AbbasAbdullah bin Abbas lahir pada saat Bani Hasyimmengalami pemboikotan di Mekkah. Yaitu antara tahun ke-7sampai ke-10 kenabian27. Ia lahir dengan nama Abdullah binAbbas bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Iatumbuh di dalam keluarga yang terhormat di Masyarakat Quraisy.Abdu Manaf adalah pemimpin Quraisy yang sangat disegani,begitu pula hasyim dan Abdul Muttalib. Sebagaimana kakek danbuyutnya, saat ia kecil ayahnya Abbas juga mendapat kehormatansebagai penjaga Ka‟bah yang bertugas melayani tamu-tamu yangdatang untuk melaksanakan haji yang biasa disebut dengan(siqayat al-haj).Ayahnya, Abbas menjadi wajah dari Bani Hasyim,terutama setelah wafatnya Abu Thalib, sehingga kepemimpinanBani Hasyim dan pengasuhan Rasulullah Saw menjadi tanggungjawab Abbas, meskipun hal tersebut tidak ditampakkan denganterang-terangan. Karena itu pula, Abbas, meskipun saat itu belummenyatakan keislamannya, ikut pula menghadiri Bai‟at Aqabah,hal itu tidak lain adalah untuk mengamankan dan mendukungRasulullah Saw. Lebih dari itu, saat Rasulullah Saw telah hijrahke Madinah, pamannya, Abbas juga menjadi mata-mataRasulullah Saw di Mekkah. Meskipun ia ikut terlibat dalamPerang Badar, namun hal itu hanyalah untuk menjaga hubunganbaiknya dengan Pimpinan Masyarakat Quraisy, yaitu AbuSufyan28.Sedangkan Ibu dari Ibnu Abbas ialah Lubabah binti AlHaritsah. Bibi beliau dari pihak ibu, ialah ibu dari Khalid binWalid. Sedangkan Bibinya yang kedua dari pihak ibu menikahdengan Usamah Abi Syadad. Lalu Bibinya yang ketiga,Maymunah merupakan istri dari Rasulullah Saw29.Abdullah bin Abbas tumbuh di dalam lingkungan yangmencintai Rasulullah Saw. Tentu saja hal tersebut karena beliauadalah sepupu dari Rasulullah Saw. Ia telah masuk islam secarasembunyi-sembunyi sebelum terjadinya fathu Mekkah. SetelahFathu Mekkah terjadi pada tahun ke-8 Hijriyah, Ibnu Abbasselalu menemani Rasulullah Saw.27Ibnu Abdi Al-Bar, Yusuf Abdullah Muhammad, Al-Isti‟ab FiMa‟rifati Shahabah, Tahqiq Muhammad Ali Al-Bukhari, Jilid 3, (1992) Hal.933.28Salim Abdu Ali, Abdullah Bin Abbas Dirasat Fi Siratihi Wa Daurihi.Adab Ar-Rafidin, Edisi 65, 2013, 199-210.29Ibnu Qutaybah, Kitabul Ma‟arif, (T.tp: tp, tt), 282.66 Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019

Mohammad Izdiyan MuttaqinBahkan sedemikian seringnya beliau menemaniRasulullah Saw, sampai-sampai ia melihat Jibril lebih dari satukali30. Rasulullah Saw juga mendo‟akan Ibnu Abbas lebih daridua kali agar dikaruniai kefaqihan dan hikmah31.Karena itulah, Abdullah bin Abbas banyak mendengarlangsung hadits-hadits yang disampaikan oleh Rasullah Saw.Beliau merupakan salah satu Sahabat Nabi yang paling banyakmeriwayatkan hadits. Secara umum, beliau menempati urutankeempat, setelah Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan Jabir binAbdullah. Total, terdapat sekitar 1660 hadits yang beliauriwayatkan. Di dalam kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim,terdapat 75 hadits yang diriwayatkan, dan terdapat 197 perawiyang meriwayatkan hadits dari beliau32.Abdullah bin Abbas tidak hanya mengambil ilmu dariRasulullah Saw. Ia juga belajar dari Ulama-Ulama yang ada diantara Para Sahabat, untuk mengambil ilmu-ilmu agama yangbelum ia dapatkan sebelumnya. Abdullah bin Abbas juga sangatterkenal karena sopan santunnya. Ketika ia berkunjung ke suaturumah, untuk belajar kepada Para Sahabat, ia tidak mengetukpintunya, namun ia menunggu sampai Para Sahabat tersebutkeluar dari rumahnya, barulah ia dapat menemui mereka33.Karena semangatnya yang sangat tinggi untuk belajar, dankarena ketinggian budi pekertinya, Abdullah bin Abbas dipujipuji oleh Para Sahabat, antara lain oleh Abu Bakr, Umar, Utsman,Ali dan Aisyah34. Lebih dari itu, jika Para Sahabat berbedapendapat tentang suatu masalah dengan Abdullah bin Abbas,mereka akan condong mengikuti pendapat Abdullah bin Abbas,karena mereka mengetahui kedalaman ilmu Abdullah bin Abbas.Dalam banyak fatwa dan pendapatnya, Abdullah bin Abbas jugamemperkuatnya dengan Hadits Rasullah Saw.30Ibnu Sa‟d, At-Thobaqat Al-Kubro, Maktabatul Khanji, Jilid 2, 2001,365, 367, 371.31Salim Abdu Ali, Abdullah Bin Abbas Dirasat fi Siratihi Wa Daurihi,Adab Ar-Rafidin, Edisi 65. 2013, 199-210.32Salim Abdu Ali, Abdullah Bin Abbas Dirasat Fi Siratihi Wa Daurihi,Adab Ar-Rafidin, Edisi 65. 2013, 199-210.33Az-Zahabi, Siyar A‟lam Nubala, Baitul Afkar Al-Waliyyah. TahqiqHassan Abdul Mannan, Jilid 3, 2009, 358.34Al-Asqolani, Ahmad Bin Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Hajar,Al-Ishobah Fi Tamyizi As-Shahabah, Jilid 2 )Beirut: Darul Kutub, 1995), 331.Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019 67

Abdullah Bin Abbas dan Perannya dalam Penafsiran al-Qur’an: Studi Tafsir Abdullahbin Abbas dalam Nuskhah Ali Bin Abi Tholhah Karena keistimewaannya dalam ilmu-ilmu keislaman,maka tidak aneh jika ia kemudian dijuluki dengan Lautan Ilmu(al-bahr), Tinta Umat Islam (hibru al-ummah), Manusia Robbani(robbaniyyu al-ummah) dan Penerjemah al-Qur‟an (turjuman alQur‟an)35.Abdullah bin Abbas memiliki kesungguhan yang luarbiasa dalam mencari informasi. Ia menyatakan, bahwa untukmendapatkan satu ilmu, ia akan mendatangi lebih dari 33Sahabat. Hal ini untuk mengambil semua pendapat Sahabat yangbisa jadi berbeda, meskipun semua ilmu tersebut merekadapatkan dari Rasulullah Saw36. Karena itu, para pakar dan ahlihadits menganggap Abdullah bin Abbas sebagai salah satu perawiyang terpercaya. Setelah wafatnya Rasulullah Saw, Abdullah binAbbas hijrah ke Mekkah, di sana ia mengajarkan ilmu yangdimilikinya kepada murid-muridnya di Mekkah.Abdullah bin Abbas juga memiliki peran yang pentingdalam mendukung khilafah Abu Bakr, Umar, Usman, Ali danMuawiyah. Abdullah bin Abbas juga dikenal sebagai pendukungDaulah Bani Umayyah, karena memang nasab mereka (BaniHasyim) bertemu dengan Bani Umayyah pada Abdu Manaf. Iajuga bahkan menolak untuk mendukung Husein, saat ia inginkeluar dari barisan, untuk menentang Yazid bin Muawiyah danbergabung bersama para pendukungnya di Iraq.Beliau juga menentang kekhalifahan Abdullah bin Zubairyang melakukan pemberontakan di Mekkah dan Madinah, hinggaia terpaksa hijrah dari Mekkah ke Thoif. Di Thoif ia tetapmendukung Daulah Bani Umayyah, ia juga melakukan suratmenyurat dengan Khalifah Bani Umayyah, Abdul Malik binMarwan. Hingga akhirnya ia wafat di Thoif pada tahun 68 H, diusia sekitar 70 tahun. Dalam referensi sejarah, disebutkan bahwasaat pemakamannya, muncul seekor burung berwarna putih, yangdikatakan itu adalah perwujudan ilmu Abdullah bin Abbas, danterdengar suara ayat al-Qur‟an tanpa ada yang tahu, siapa yangmembacakannya37, ayat yang dibaca tersebut ialah:35Ibnu Sa‟d, At-Thobaqat al-Kubro (Kairo: Maktabatul Khanji, 2001),365-368.36Ibnu Sa‟d, At-Thobaqat al-Kubro (Kairo: Maktabatul Khanji, 2001),367.37Al-Andalusi, Abdul Malik Bin Habib Abi Marwan As-Sulmi, KitabAl-Mihbar, (Jam‟iyyat Dairotul Ma‟arif Al-Utsmaniyah, 1361 H), 296.68 Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019

Mohammad Izdiyan Muttaqin، فادخلي يف عبادي . يا أيتها النفس املطمئنة ارجعي إىل ربك راضية مرضة . وادخلي جنيت Artinya: Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepadaTuhanmu dengan ridho dan diridhoi, maka masuklah ke dalamgolongan hambaKu, dan masuklah ke Surgaku. (QS. al-Fajr: 2830).C. Nuskhah Haditsiyah TafsiriyahUntuk memahami penafsiran yang dilakukan oleh ParaSahabat, kita juga harus melakukan penelitian terhadap catatancatatan penafsiran Para Sahabat yang biasa disebut dengannuskhah. Secara Bahasa, nuskhah (ٌ )نُ ْس َخة memiliki makna, tulisanyang disalin, dan bentuk jamaknya ialah nusakh ( )نُ َس ٌخ 38. Istalahlain yang juga sering digunakan adalah shahifah (ٌ )ص ِحْي َفة َ secaramakna hata ini memiliki makna: catatan berbentuk kulit ataukertas jamaknya ialah shuhuf ( ف ٌ )ص ُح .ُ Pada mulanya, shahifahberbentuk satu kertas, kemudian diartikan sebagai kumpulankertas, untuk mewakili bentuk jamaknya, karena itulah kumpulantulisan juga bisa disebut sebagai nusakh39.Secara istilah, shahifah ialah satu lembaran yang berisisatu hadits atau lebih. Yang semuanya memiliki satu sanad.Secara umum, shahifah tidak hanya mengandung satu babtertentu, namun juga mencakup lebih dari satu bab. Sedangkanistilah nuskhah, merupakan sinonim dari shahifah. Karenapenggunaan keduanya bisa dilakukan dalam konteks yang sama40.Nusakh haditsiyah jumlahnya sangat banyak. Selain itu,terdapat pula kumpulan nusakh yang mengandung tafsir.Sebagian ada yang dicatat dari Para Sahabat, dan sebagian yanglain dicatat dari Para Tabiin. Para Sahabat yang terkenal dengantafsirnya antara lain: Para Khulafaurrasidin, Ibnu Mas‟ud, IbnuAbbas, Ubay bin Ka‟ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy‟ari,Abdullah bin Zubair41.38Al-Fayumi, Al-Misbah Fi Gharib As-Syarh Al-Kabir )Beirut: DarulFikr, 2015), 334.39Bakr Abu Zayd, Ma‟rifatu An-Nusakh wa Shuhuf Haditsah (Daru ArRoyah, 1992), 22.40Bakr Abu Zayd, Ma‟rifatu An-Nusakh wa Shuhuf Haditsah (Daru ArRoyah, 1992), 23.41As-Suyuti, Jalaluddin, Al-Itqan fi Ulum al-Qur‟an, Jilid 4, (Majma‟Malik Fahd, 1426 H), 207-210.Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019 69

Abdullah Bin Abbas dan Perannya dalam Penafsiran al-Qur’an: Studi Tafsir Abdullahbin Abbas dalam Nuskhah Ali Bin Abi Tholhah Dan Sahabat yang paling banyak riwayatnya dalam tafsir,ialah Abdullah bin Abbas. Abdullah bin Abbas dianggap telahmelahirkan kelompok muslim intelektual karena banyaknyamurid dan pengikutnya. Sebagian dari mereka adalah orang-orangyang terpercaya dan merupakan penghafal-penghafal hadits,sedangkan sebagian yang lain dianggap lemah secaraperiwayatan.Sebagian dari murid Abdullah bin Abbas meriwayatkannusakh berisi tafsir yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas42.Antara lain:1) Mujahid bin Jabar, ia meriwayatkan tafsir dari Abdullah binAbbas, melalui jalur Ibnu Abi Najih dari Mujahid, dan jalurIbnu Abi Najih dianggap kuat43.2) Ikrimah yang meriwayatkan melalui jalur Al-Hasan binWaqid dari Yazid An-Nahwi, dan melalui Muhammad binIshaq dari Muhammad bin Abi Muhammad, hamba Zaid binTsabit dari Ikrimah, atau Said bin Jabir.3) Muawiyah bin Shalih dari Ali bin abi Tholhah dari IbnuAbbas. Ini adalah teks yang akan menjadi pembahasan kitadalam artikel ini.4) Ibnu Jarij dari Atho‟ bin Abi Robbah dari Abdullah binAbbas, yang berkaitan dengan surat Al-Baqarah, Ali Imran,dan lain sebagaiinya. Meskipun sanadnya ada yang terputus 44.Di antara perawi tafsir Abdullah bin Abbas, yangdianggap lemah anara lain45:1) Abu Nadhor Muhammad bin As-Saib Al-Kalbi, diriwayatkanoleh Abu Sholih, hamba dari Ummu Hani, dari Abdullah binAbbas. Dan Al-Kalbi dituduh pembohong. Meskipun begituriwayat ini juga beredar dan diriwayatkan oleh perawi-perawilainnya, seperti Muhammad bin Marwan As-Sayyid,diriwayatkan juga oleh Sholeh bin Muhammad At-Tirmizi46.42As-Suyuti, Jalaluddin,Malik Fahd, 1426 H), 207-210.43As-Suyuti, Jalaluddin,Malik Fahd, 1426 H), 207-210.44As-Suyuti, Jalaluddin,Malik Fahd, 1426 H), 207-210.45As-Suyuti, Jalaluddin,Malik Fahd, 1426 H), 207-210.46As-Suyuti, Jalaluddin,Malik Fahd, 1426 H), 207-210.al-Itqan fi Ulum al-Qur‟an, Jilid 4, (Majma‟al-Itqan fi Ulum al-Qur‟an, Jilid 4, (Majma‟al-Itqan fi Ulum al-Qur‟an, Jilid 4, (Majma‟al-Itqan fi Ulum al-Qur‟an, Jilid 4, (Majma‟al-Itqan fi Ulum al-Qur‟an, Jilid 4, (Majma‟70 Misykat, Volume 04, Nomor 02, Desember 2019

Mohammad Izdiyan Muttaqin2) Ad-Dhohak bin Muzahim, ia bisa dipercaya, namun ia tidakmendengar langsung dari Abdullah bin Abbas, namun iameriwayatkan dari Jubir bin Sa‟id, dan dia dianggap tidakbisa dipercaya47.3) Usman bin Atho‟ Al-Khurasani, ia meriwayatkan tafsir dariayahnya dari Abdullah bin Abbas, namun ayahnya tidakmendengar langsung dari Ibnu Abbas.4) Ismail bin Abdurahman As-Suddiy, ia adalah orang Kufahyang bisa dipercaya, namun ia meriwayatkan tafsir denganmencampur antara Abi Sholih dari Abdullah bin Abbas, dandari Marrah bin Syarahil, dari Ibnu Mas‟ud, dan dari ParaSahabat lainnya, semua riwayat tafsir tersebut dicampurmenjadi satu, dan belum dibedakan antara riwayat yang kuatdan lemah. Dan As-Suddiy juga tidak bertemu dengansahabat, kecuali Anas bin Malik.5) Ibrahim bin Al-Hakam bin Aban Al-Adani, dan ia lemah, iameriwayatkan tafsir dari ayahnya, dari Ikrimah.6) Atho‟ bin Dinar, ia meriwayatkan tafsir dari Sa‟id bin Jabirdari Ibnu Abbas, dan ia meriwayatkan dari Ibnu Lah‟ah dan iadoif.Itulah tadi jalur-jalur periwayatan tafsir Abdullah binAbbas yang ditulis oleh para perawi dalam nusakh. Riwayatriwayat tafsir Ibnu Abbas tersebut kemudian ditulis oleh ParaMufassir. Terdapat empat orang mufassir yang menggunakanpenafsiran Abdullah bin Abbas, yaitu48:1) Tafsir Imam Abi Ja‟far bin Jarir At-Thobary2) Tafsir Imam Abu Bakr Muhammad bin Ibrahim bin AlMundzir An-Nisaburi3) Tafsir Abu Muhammad Abdurrahman bin Abi Hatim Ar-Rozi4) Tafsir Abdu bin Humaid bin Nashr Al-Kusysyi.47Jal

Ketiga, al-Qur‟an merupakan teks yang mengandung nilai ibadah jika dibaca4. Keempat, al-Qur‟an diriwayatkan secara mutawatir dari generasi ke generasi5. Begitu kuatnya periwayatan al-Qur‟an, sehingga setiap ayatnya diriwayatkan oleh orang banyak orang. Al-Qur

Related Documents:

It has been reported from Ali, Ibn Abbas, Ubadah bin As-Samit, Abu Hurayrah, Shaddad bin Aws, Ibn Umar, Muhammad bin Ali bin Al-Husayn, Makhul, Bakr bin Abdullah Al-Muzani, Bukayr bin Al-Ashaj, Malik, Ibn Abi Dhi'b, and Abdul Aziz bin Abi Salamah Al-Majishun, they all said, "Ash-Shafaq is the redness (in the sky).

Maktabah Abu Salma al-Atsari -4 of 40- menyebutkan beberapa orang guru Imam Asy-Syafi’i di antaranya sebagai berikut: Di Makkkah Imam Sufyan bi Uyainah. Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abdullah bin Abu Mulaikah. Ismail bin Abdullah Al-Muqri. Muslim bin Khalid Az-Zanji. Di Madinah

3 alif iqwan bin mohamad shariff 09dtp19f1042 26 mohd ashraff bin abdullah 09dkm19f1112 . 12 muhammad danial izzuddin bin abdul zahid 09djk19f1008 37 muhammad izzuddin bin mohd noor 09dkm19f1110 . 61 muhammad azim bin norli 09drg17f2052 83 muhammad f

konsep tasawwuf yang terdapat dalam kitab Nashoihud Diniyyah, yang memuat ulasan-ulasan pemikiran dari Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad tentang wasiat-wasiat keimanan dan langkah-langkah seseorang menempuh jalan kehidupan menuju kebahagiaan dunia akhirat.

assembly. Option 1 (recommended for asthma/allergy sufferers). Wipe outside of clear bin with a damp cloth before emptying. A Place bin in bag and pull bin emptying trigger to release dust into bag. B Let dust settle, then close bin base securely before removing from bag. Seal bag and replace bin assembly on to machine. Ensure bin is empty and .

Recycle Bin By default Sites, Lists, Libraries, Folders, Items and Documents will all go into the recycle bin. If an end user empties his recycle bin, the content will be transferred into the site collection recycle bin. A site collection administrator is able to restore items from the site collection recycle bin. Items that have been deleted into the recycle bin will remain

Muhammad bin Ismail As-Sanani a Commentary on Bulugh Al-Maram, Vo1.III, pp.91-92; Al-Mughni by Abi Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Kadama, Vol. V, pp.686 to 692; by Allama Abubakar Alauddin Al-Kasani; Amjad Khan v. As raf Khan AIR 1925 Oudh 568; Amjad Khan v. Ashraf Khan

COUNSELING SKILLS AND TECHNIQUES TO BETTER SERVE PARENTS AND FAMILIES Presenters: M. Kyle Capstick Lindsey Bray . INTRODUCTION o Who We Are o Why this Topic? LET’S TALK oWhat degree do you hold/ background do you come from? o What brought you to this presentation? OBJECTIVES o Learn 5 essential foundational counseling skills and techniques . o Learn how to apply these skills and .