Optimalisasi Key Performance Indicators (KPI) Melalui .

2y ago
28 Views
2 Downloads
1.69 MB
18 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Sabrina Baez
Transcription

View metadata, citation and similar papers at core.ac.ukbrought to you byCOREprovided by Raharja Open Journal SystemsOptimalisasi Key Performance Indicators (KPI) Melalui PendekatanBalance Scorecard Upaya Mengimplementasikan PerformanceManagement System (PMS) Pada Perguruan TinggiUntung RahardjaMuhamad YusupEva RosyifaEmail : untung.raharja@faculty.raharja.ac.id, raharja.ac.idDiterima: 1 Juni 2012 / Disetujui: 14 Juni 2012ABSTRACTSQL Server Reporting Services is a way to analyze data, create reports using the indicators andgauges. Indicators are minimal gauges that convey the state of a single data value at a glance,and most are used to represent the state of Key Performance Indicators. Manage and harmonizethe performance of an institution's educational institutions, especially universities with theperformance of individuals or resources, no doubt is one of the essential elements for thesuccess of an entity of the institution. Integrate the performance of an educational institutionwith individual performance is not an easy process, and therefore required a systematicapproach to manage it. Implementation of a strategic management system based BalancedScorecard can be used as a performance measurement system that will continuously monitor thesuccessful implementation of the strategy of any public educational institution and measure theperformance of its resources in a comprehensive and balanced, not the quantity but the emphasisis more concerned with the quality, so the performance of educational institutions at any timecan be known clearly. Contribution of Key Performance Indicators to manage and harmonizethe performance of any public institution is a solution in providing information to realize theextent of work that has set targets, identify and monitor measures of success, of course, withperformance indicators show a clear, specific and measurable.Key words : SQL Server Reporting Services, Balanced Scorecard, Performance IndicatorsABSTRAKSISQL Server Reporting Services merupakan cara untuk menganalisis data, membuat laporandengan menggunakan indikator dan pengukur. Indikator merupakan alat pengukur minimalyang menyampaikan keadaan nilai data tunggal sekilas, dan sebagian besar digunakan untukmewakili nilai keadaan Key Performance Indicator. Dalam mengelola dan menselaraskankinerja suatu instansi lembaga pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi dengan kinerja individuatau sumber dayanya, tak pelak lagi merupakan salah satu elemen penting bagi kesuksesansebuah entitas lembaga pendidikan. Mengintegrasikan kinerja suatu lembaga pendidikan dengankinerja individu bukan merupakan proses yang mudah, dan karenanya diperlukan sejumlahpendekatan yang sistematis untuk mengelolanya. Penerapan sistem manajemen strategisberbasis Balance Scorecard dapat digunakan sebagai suatu sistem pengukuran kinerja yangsecara terus menerus akan memantau keberhasilan penerapan strategi suatu instansi lembagapendidikan dan mengukur kinerja sumber dayanya secara komprehensif dan seimbang, tidakmementingkan kuantitas akan tetapi lebih mementingkan kualitas, sehingga kinerja lembagapendidikan tersebut setiap saat dapat diketahui secara jelas. Kontribusi Key PerformanceIndicators dalam mengelola dan menselaraskan kinerja suatu instansi lembaga pendidikanmerupakan suatu solusi dalam memberikan informasi sejauh mana keberhasilan mewujudkantarget kerja yang telah tetapkan, mengidentifikasi dan memonitor ukuran keberhasilan, tentunyadengan menunjukkan indikator kinerja yang jelas, spesifik dan terukur.

Kata kunci: SQL Server Reporting Services, Balance Scorecard, Indikator Kinerja.PENDAHULUANBalanced Scorecard adalah konsep yang mengukur kinerja suatu organisasi dariempat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnisinternal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep Balanced Scorecard inipada dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai olehsuatu perusahaan atau suatu instansi baik itu instansi pemerintahan maupun instansipendidikan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secaraberkelanjutan. Konsep ini akan membantu untuk melakukan pengukuran kinerja secaralebih komprehensif dan akurat.Suatu sistem Balanced Scorecard manajemen strategis atau lebih tepatdinamakan "Strategic Based Responsibility Accounting System” yang menjabarkan misidan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja instansitersebut.Menurut Mulyadi pada tahun 2005, Balanced Scorecard terdiri dari dua katayaitu Balanced dan Scorecard[1]. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartuskor yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yangakan datang, sedangkan Balanced artinya berimbang, maksudnya adalah untukmengukur kinerja seseorang dan sumber daya yang diukur secara berimbang dari duaperspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,internal dan eksternal. Saat ini, Balanced Scorecard mempunyai 4 perspektif yangberbeda yaitu diantaranya Perspektif Keuangan (Financial Perspective). BalancedScorecard menggunakan tolak ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan ROI(Return on Investment), karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalamorganisasi yang mencari keuntungan atau provit. Tolak ukur non keuangan juga tidakmemadai untuk menyatakan angka paling bawah (Bottom Line). Balanced Scorecardmencari suatu keseimbangan dari tolak ukur kinerja yang multiple baik keuanganmaupun non keuangan untuk mengarahkan kinerja organisasi terhadap keberhasilan.Perspektif selanjutnya yaitu Perspektif Pelanggan (Customer Perspective). Perspektifyang berfokus pada bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil.Mengetahui pelanggan dan harapan mereka tidaklah cukup, suatu organisasi juga harusmemberikan insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat memenuhi harapanpelanggan.Pada awalnya, Balanced Scorecard diciptakan untuk mengawasi problemtentang kelemahan sistem pengukuran kinerja efektif yang hanya berfokus padaperspektif keuangan saja dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan.Menurut Kaplan dan Norton[2], menyimpulkan bahwa hasil studinya tersebut untukmengukur kinerja eksekutif dimasa depan diperlukan untuk konperehensif yangmencakup empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektifinternal bisnis, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.PERMASALAHANDiberbagai organisasi selalu menjalankan fungsi manajemen yang seharusnyadilaksanakan yaitu “Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling”. Fungsi-fungsitersebut tidak jauh berbeda di dalam manajemen pendidikan. Yang membedakanmanajemen pendidikan dengan manajemen lainnya adalah komponen di dalamnya.

Gambar 1. Siklus Fungsi ManajemenManajemen berbasis Information Technology yang sudah berhasil mengangkatkondisi pendidikan dan memecahkan masalah pendidikan di beberapa negara majutentunya harus ditangkap menjadi satu peluang untuk menyajikan pendidikan yangberkualitas dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM). Manajemen BerbasisKampus (MBK) yang diterapkan di Indonesia juga mensyaratkan kemampuanAccountability Perguruan Tinggi kepada publik.Gambar 2. Kinerja perspektif Balance ScorecardBerbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, antaralain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi dosen, pengadaan buku danperalatan penunjang perkuliahan, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, danmeningkatkan mutu manajemen kampus. Namun demikian, secara umum indikatormutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Penelitian inimengambil ruang lingkup di Perguruan Tinggi Raharja sebagai studi kasus. Padapenelitian ini tentang Optimalisasi Key Performance Indicators (KPI) melaluiPendekatan Balance Scorecard upaya mengimplementasikan Performance ManagementSystem (PMS) pada Perguruan Tinggi.Dari pembahasan diatas, dapat dirumuskan dua permasalahan yaitu sebagaiberikut:1. Bagaimana tingkat kinerja Perguruan Tinggi Raharja saat ini dilihat dari aspekkeuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran sertapenelitian jika diukur menggunakan metode analisis kinerja Balanced Scorecard?2. Aspek kinerja apa saja yang perlu diadakannya perbaikan maupun ditingkatkan,serta dipertahankan oleh Perguruan Tinggi Raharja?

LITERATURE REVIEWBanyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai Balance Scorecard.Dalam upaya pengembangan Balance Scorecard ini, dilakukan studi pustaka sebagaisalah satu alat dari penerapan metode penelitian. Diantaranya adalah mengidentifikasikesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel),mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya,serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama dibidang ini.Beberapa Literature Review tersebut adalah sebagai berikut:1. Penelitian yang dilakukan oleh Andrew Neely dari Cranfield University School ofManagement, London, pada tahun 2008 yang berjudul “Does the balance scorecardwork: an empirical investigation”. Penelitian ini membahas mengenai pengadopsianBalance Scorecard. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa Komentatormenunjukkan bahwa antara 30% dan 60% perusahaan besar AS telah mengadopsiBalanced Scorecard, pertama kali dijelaskan oleh Bob Kaplan dan David Nortonmereka menjelaskan perihal Harvard Business Review 1992[3]. Bukti empiris yangmengeksplorasi dampak kinerja Balanced Scorecard, bagaimanapun, adalah sangatlangka dan banyak yang tersedia adalah anekdot di terbaik. Dan merupakan laporansebuah studi yang berangkat untuk menyelidiki dampak kinerja dengan BalancedScorecard menggunakan Desain Quasi Eksperimental. Sampai tiga tahun senilaidata keuangan yang dikumpulkan dari dua divisi adik dari rantai grosir listrikberbasis di Inggris, salah satu yang telah menerapkan Balanced Scorecard dan salahsatu yang tidak. Relatif peningkatan kinerja pasangan geografis cocok cabangdibandingkan dengan menetapkan apa, jika ada, kinerja perbedaan ada antaracabang-cabang yang memiliki menerapkan Balanced Scorecard dan yang tidak.Kunci temuan penelitian adalah bahwa sementara divisi listrik, merupakan divisiyang menerapkan seimbang[4].2. Penelitian yang di lakukan oleh Ashu Sharma dari Faculty The Icfai BusinessSchool, Jaipur, India, pada tahun 2009 yang berjudul “Implementing BalanceScorecard for Performance Measurement”. Penelitian ini membahas tentangdeskripsi penjabaran dari Balanced Scorecard, bahwasannya Balanced Scorecardadalah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara luasdalam organisasi bisnis dan industri, pemerintah dan nirlaba di seluruh dunia untukmenyelaraskan kegiatan usaha dengan visi dan strategi organisasi, meningkatkankomunikasi internal dan eksternal, dan monitor kinerja organisasi terhadap tujuanstrategis. Pertimbangan utama dalam peningkatan kinerja melibatkan penciptaan danpenggunaan ukuran kinerja atau indikator. Melalui analisis data dari prosespelacakan, langkah-langkah atau indikator sendiri dapat dievaluasi dan diubah untuklebih mendukung tujuan tersebut. Keberhasilan Balanced Scorecard atau perangkatserupa akan tergantung pada identifikasi yang jelas terhadap variabel non-keuangandan dan pengukuran yang akurat dan obyektif mereka dan menghubungkan kinerjauntuk penghargaan dan hukuman. Para pendukung klaim Balanced Scorecardbahwa itu sejalan dengan strategi yang mengarah ke komunikasi yang lebih baik danmotivasi yang menyebabkan kinerja yang lebih baik[5].

3. Penelitian yang dilakukan oleh Birgitta Olsson, Majvor Karlsson, dan Ellen Sharmadari Stockholm University, pada tahun 2000 yang berjudul “Towards a Theory ofImplementing the Balance Scorecard: A Study in Association with the SwedishTelecommunication Firm Ericsson”. Penelitian ini menjelaskan bahwa ada beberapacara untuk menerapkan dan bekerja dengan Balanced Scorecard (BSC). PerusahaanEricsson data AB adalah salah satu pelopor dalam menggunakan BSC di Swedia.Sebagai pengadopsi awal, mereka tertarik untuk memperoleh evaluasi yangdilakukan oleh peneliti eksternal. Artikel ini didasarkan pada wawancara denganmanajer dan pengembang dengan tujuan untuk menentukan bagaimana BSCdilaksanakan dan bagaimana berfungsi dalam kehidupan sehari-hari perusahaan.Model BSC diperkenalkan di Ericsson diberi nama Cockpit. Seperti yangdiharapkan, pelaksana BSC membutuhkan banyak waktu dan energi. Kamimenemukan bahwa menyerupai proses dalam perubahan organisasi lain juga. Dalampenelitian kami, kami menemukan bahwa ada banyak aspek dari implementasi BSCyang kita bisa menafsirkan dan menjelaskan pengamatan kami dengan bantuanteori-teori perubahan organisasi. Temuan kami mendorong kami untuk merumuskanteori tentang proses implementasi BSC. Itu melegakan untuk menemukan bahwakita bisa menggunakan metode yang memungkinkan kita untuk mendengarkan danbelajar dari orang yang terlibat dalam proses implementasi di data Ericsson[6].4. Penelitian yang dilakukan oleh Peter J. Harris, dan Marco Mongiello dari OxfordBrookes University, pada tahun 2001 yang berjudul “Key Performance Indicators InEuropean Hotel Properties: General Managers’ Choices And Company Profiles”.Penelitian ini membahas tentang penentuan indikator kerja dan dalam penelitian inimenjelaskan bahwa menyajikan proses pembangunan, metodologi dan temuan daritahap pertama dari sebuah proyek penelitian yang sedang berlangsung kolaboratifdilakukan untuk menentukan indikator kinerja yang diterapkan oleh manajer umum.Fokus utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebihbesar konteks pengambilan keputusan di mana manajer umum nasional dan jaringanhotel internasional menggunakan ukuran kinerja (dengan sifat yang terletak diEropa). Secara khusus, bunga diarahkan untuk menilai pertandingan antara"indikator kunci" yang digunakan oleh manajer umum, "interpretasi" merekaterhadap indikator dan penggunaan terbuat dari indikator untuk "pengambilankeputusan". Dengan menggambar pada konsep teoritis dan bukti empiris dalamliteratur, konten meneliti pengukuran kinerja dalam konteks industri hotel danmenyajikan analisis dan evaluasi hasil kuantitatif[7].5. Penelitian yang dilakukan oleh S.F. Lee dan Andrew Sai On Ko dari Hong KongInstitute of Vocational Education, pada tahun 2000 yang berjudul “Buildingbalanced scorecard with SWOT analysis, and implementing “Sun Tzu’s The Art ofBusiness Management Strategies” on QFD methodology”. Dalam penelitian inimenjelaskan bahwa Conjoining matriks SWOT dengan Balanced Scorecard (BSC)membuat sistem manajemen yang sistematis dan holistik strategis. Matriks SWOTsecara jelas mengidentifikasi faktor keberhasilan kritis yang dapatdiimplementasikan ke dalam identifikasi aspek-aspek yang berbeda terhadapBalanced Scorecard. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih struktural dalammendirikan dasar dari Balanced Scorecard, bukan hanya mengidentifikasi IndikatorKinerja Kunci atau Key Performance Indicator (KPI) melalui firasat atau denganBrainstorming. Langkah selanjutnya dari keseluruhan proses adalah untukmenggunakan kualitas fungsi metodologi penyebaran dengan Balanced Scorecard

(BSC) atribut diidentifikasi sebagai "Whats" pada sumbu vertikal, dan strategiutama "Seni Manajemen Bisnis "Sun Tzu sebagai horisontal" sumbu "Hows”.Hubungan ini kemudian dipelajari dalam tubuh matriks QFD. Pertimbangan inikemudian diberikan sebagai ke bagaimana model disajikan dapat disesuaikan untukmemungkinkan perusahaan menggunakan pendekatan ini untuk mengembangkandan mengimplementasikan bisnis perusahaan mereka rencana strategis[8].6. Penelitian yang di lakukan oleh Dilanthi Amaratunga, David Baldry, dan MarjanSarshar dari University of Salford, Salford, UK. Pada tahun 2001 yang berjudul“Process improvement through performance measurement: the Balanced Scorecardmethodology”. Penelitian ini menjelaskan bahwa Salah satu keunggulan dariterdepan organisasi, baik itu publik atau swasta telah menjadi keberhasilanpenerapan pengukuran kinerja untuk mendapatkan informasi, dan membuatpenilaian tentang, organisasi, dan efektivitas dan efisiensi program-programnya,proses, dan orang-orang. Balanced Scorecard (BSC) adalah suatu kerangka kerjamanajemen banyak digunakan untuk pengukuran kinerja organisasi. Konsep BSCmenunjukkan bahwa kondisi proses dari suatu organisasi dapat menjadi yang terbaikdinilai dengan mengambil "seimbang" tampilan di berbagai ukuran kinerja. Artikelini berusaha untuk menawarkan wawasan ke BSC, fitur kunci dari konsep danmasalah yang harus diatasi dalam pelaksanaannya sebagai teknik perbaikan proses.Selanjutnya, mengidentifikasi metodologi BSC sebagai alat untuk menyebarkanarah strategis, berkomunikasi harapan, dan mengukur kemajuan menuju tujuan yangdisepakati[9].7. Penelitian yang dilakukan oleh Henderi, Indri Handayani dan Meta Amalia Dewidari Perguruan Tinggi Raharja, Indonesia, pada tahun 2012, yang berjudul“Business Intelligence Development Model Using Star Schema Methodology”.Penelitian ini menjelaskan bahwa Penggunaan sistem informasi yang diintegrasikandengan proses pekerjaan di suatu organisasi sudah menjadi kebutuhan mutlak.Namun sistem tersebut pada umumnya belum menyediakan informasi strategis danmembantu manajemen dalam melakukan evaluasi kinerja enterprise. Hal ini terjadikarena sistem informasi itu belum dibangun menggunakan konsep BusinessIntelligence dengan baik. Alternatif pemecahan masalah ini adalah membangunsistem informasi yang menerapkan konsep dan cara kerja Business Intelligencedengan metodelogi star schema yang dapat disajikan sebagai tools pengukur kinerjaenterprise. Sistem Business Intelligence juga dapat dijadikan tools dalam melakukanpengawasan karena Business Intelligence dapat memberikan: 1. Informasi dini(alert) jika terjadi penyimpangan antara kinerja dengan tujuan yang telah ditentukansebelumnya. 2. Menyediakan laporan terotomasi (automated feedback), dan3.Memonitor secara real-time pencapaian Key Performance Indicator (KPI).Metodologi pengembangan sistem Business Intelligence pada penelitian inimenggunakan metode star schema. Melalui pendekatan ini diciptakan sebuah sisteminformasi dengan konsep Business Intellegence dengan metode star schema yangdapat menghasilkan informasi yang bersifat strategis, sesuai kebutuhan, dan sebagaitools pengukuran kinerja enterprise. Hasil akhir penelitian adalah sebuah sistemBusiness Intelligence yang dapat digunakan sebagai tools pengukur kinerjaenterprise pada Perguruan Tinggi Raharja sebagai prototype penerapannya[10].

8. Penelitian yang dilakukan oleh Kristiana dan Sri Rahayu dari Perguruan TinggiRaharja, Indonesia, pada tahun 2009 yang berjudul “Balanced Scorecard SebagaiSalah Satu Metode Pengukuran Kinerja Pada Sebuah Perusahaan Perbankan”.Penelitian ini menjelaskan bahwa Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktoryang sangat penting bagi suatu organisasi, karena tanpa memiliki pengukurankinerja yang komprehensif suatu organisasi tidak akan mampu mengendalikanorganisasinya dengan baik. Pengukuran kinerja hanya dari perspektif keuangan sajaterbukti kurang memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan dan hanya mengacupada angaran tahunan perusahaan. Oleh karena itu diperlukan suatu metodepengukuran kinerja yang dapat memberikan gambaran keberhasilan kinerjaperusahaan secara keseluruhan. Balanced Scorecard merupakan suatu metodepengukuran yang memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif yaitukeuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.Selain itu, Balanced Scorecard juga lebih dari sekadar sistem pengukuran taktis atauoperasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan metode ini sebagai sebuahsistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang. Perusahaanmenggunakan fokus pengukuran Balanced Scorecard untuk menghasilkan berbagaiproses manajemen penting, yaitu memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi,merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.Implementasi pada Balanced Scorecard bergantung kepada kebijakan organisasi.Tulisan ini membahas bagaimana membangun Balanced Scorecard, meliputimenentukan tujuan strategis, ukuran yang digunakan, target yang ingin dicapai sertainisiatif dan mengimplementasikannya pada perusahaan perbankan [11].9. Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, Maimunah dan Hidayati dariPerguruan Tinggi Raharja, Indonesia, pada tahun 2007 yang berjudul “MetodePencarian Data Dengan Menggunakan Intelligence Auto Find System (IAFS)”.Penelitian ini menjelaskan tentang Intelligence Auto Find System (IAFS).Bahwasannya pelayanan merupakan suatu nilai tambah yang harus dimiliki olehsuatu Perguruan Tinggi atau perusahaan jasa. Salah satu pelayanan tersebut yaitudengan memberikan pelayanan yang cepat melalui metode pencarian data yangefektif dan efisien. Metode pencarian yang berlaku pada saat ini memiliki beberapakendala. Tidak adanya tempat penyimpanan data yang terstruktur sehingga prosespencarian data tidak efektif dan efisien, masih banyak yang menerapkan sistemdengan bergantung mutlak pada karakter pencarian sepenuhnya baik dilakukansecara manual maupun sudah secara terkomputerisasi. Hal ini bukan hanyamenyebabkan proses pencarian data menjadi lama, tetapi juga sarat kesalahankarena user harus menginput keseluruhan character secara mutlak satu persatu.Untuk itu, dalam artikel ini penulis mengemukakan beberapa metodologipemecahan permasalahan, diantaranya: mengidentifikasikan setidaknya ada 2masalah yang mendasar perihal metode pencarian yang lama, mendefinisikankonsep baru yang disebut IAFS, menentukan 4 ciri khas dari IAFS itu sendiri,merancang program IAFS itu melalui flowchart, dan terakhir membangun IAFSmelalui Macromedia Dreamweaver MX dan Microsoft Access. Hasil akhir dariartikel ini yaitu sebuah konsep baru dengan menggunakan Intelligence Auto FindSystem (IAFS). IAFS ini memiliki definisi sebagai sebuah metode pencarian datayang dilakukan oleh komputer dengan menggunakan beberapa alphanumericcharacter dari kata kunci pencarian dan juga IAFS ini memiliki 4 ciri khas.Disamping itu, IAFS dapat dipakai dimanapun secara Online. Metode IAFS inimenyediakan fasilitas pencarian baru, dimana user dapat mencari seluruh data yang

diinginkan dengan cukup menginput beberapa karakter terakhir dari kata kuncipencarian[12].10. Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, Henderi dan Muhamad Yusup dariPerguruan Tinggi Raharja, Indonesia, pada tahun 2011 yang berjudul “Sistem DataWarehouse Dan Data Mining Sebagai Pengukur Kinerja Enterprise”. Penelitian inimenjelaskan bahwa Sistem informasi pada organisasi sebagian besar digunakanuntuk membantu pelaksanaan Business Process Enterprise. Sistem tersebut padaumumnya belum dapat menyediakan informasi strategis dan membantu manajemendalam melakukan evaluasi kinerja enterprise. Hal ini terjadi karena sistem informasisebagian besar dibangun menggunakan konsep database OLTP (Online TransactionProcessing) dan bersifat Ad Hoc. Permasalahan ini terjadi pula pada sisteminformasi di sebagian besar Perguruan Tinggi di Kota Tangerang sebagai sampelpenelitian. Alternatif pemecahan masalah tersebut adalah membangun sisteminformasi yang menerapkan konsep dan cara kerja Data Warehouse dan DataMining yang dapat dijasikan sebagai tools pengukur kinerja enterprise. Metodologipengembangan sistemnya menggunakan metode System Developmnet Life Cycle(SDLC). Metode SDLC terdiri dari tahapan: system study, analysis design, systemdevelopment, dan implementation. Melalui pendekatan ini diciptakan sebuah sisteminformasi dengan konsep Data Warehouse dan data mining yang dapatmenghasilkan informasi yang bersifat strategis, sesuai kebutuhan, dan sebagai toolsmelaksanakan pengukuran kinerja enterprise. Hasil akhir penelitian adalah sebuahsistem data warehouse dan data mining sebagai tools pengukur kinerja enterprisepada Perguruan Tinggi Raharja sebagai prototype penerapannya[13].Dari sepuluh Literature Review yang ada, telah banyak penelitian mengenaiBalance Scorecard maupun Implementing the Balance Scorecard. Disamping itu jugaada pembahasan mengenai Key Performance Indicators. Namun dapat disimpulkan pulabahwa belum ada peneliti yang secara khusus membahas mengenai pendekatan BalanceScorecard upaya mengimplementasikan Performance Management System (PMS).PEMECAHAN MASALAHUntuk mengatasi masalah seperti yang telah dijelaskan diatas, dapat dilakukanmelalui penerapan Performance Management System. Untuk mengukur tingkat kinerjaPerguruan Tinggi Raharja dalam kinerja keuangan, kinerja marketing, kinerja akademik,kinerja operasi dan kinerja Raharja Enrichment Centre (REC), dengan mengidentifikasikategori dan bobot jawaban responden terhadap kualitas layanan, dan kinerja aspekbisnis internal untuk aspek proses bisnis internal, yang sasarannya adalahpengembangan akademik berkelanjutan. Oleh karena itu untuk mengukur kinerja prosesbisnis internal dengan pendekatan Balanced Scorecard didasarkan pada tiga indikator,yaitu: inovasi, operasi, dan layanan purna jual dengan mengunakan data sekunder daripihak kampus.Penjabaran tingkat kinerja Perguruan Tinggi Raharja dalam kinerja keuangan,kinerja marketing, kinerja akademik, kinerja operasi dan kinerja Raharja EnrichmentCentre (REC), dengan mengidentifikasi kategori terhadap kualitas layanan dijabarkandalam bentuk Mind Mapping.

Gambar 3. Mind Mapping kinerja Balance Scorecard Perguruan Tinggi RaharjaUntuk itu penulis menggunakan Figure Dan Table yang dibuat oleh Kaplan danNorton untuk menggambarkan model Balance Scorecard yang ada di Perguruan Tinggikhususnya di Perguruan Tinggi Raharja.Gambar 4. Figure Dan Table Balance Scorecard menurut Kaplan dan Norton

Berikut ini adalah Balance Scorecard yang di jabarkan oleh penulis berdasarkanimplementasi Rencana Strategis (RENSTRA) manajemen di Perguruan Tinggi Raharjapada tahun 2011-2012.Gambar 5. Bagan Balance Scorecard implementasi RENSTRA.Optimalisasi Key Performance Indicators (KPI) melalui pendekatan BalanceScorecard dalam upaya mengimplementasikan Performance Management System(PMS) Pada Perguruan Tinggi, khususnya pada Perguruan Tinggi Raharja, diukurberdasarkan statistik grafik diagram yang menggambarkan kinerja setiap divisi. Berikutgambaran grafik diagram batang pengukuran kinerjanya.Keterangan : Operasional pemeliharaan asset kampus Pertumbuhan dan pembelajaran akademik. Kinerja marketing internal dan eksternal kinerja target pencapaian registrasi. Penyempurnaan dan pemeliharaan hasil karya dalam melakukan researchGambar 6. Grafik diagram batang pengukuran kinerja Perguruan Tinggi Raharja.

Pada gambar.6 grafik diatas, dapat dilihat bagaimana perbandingan kinerja padaberbagai divisi untuk suatu jumlah data yang masing-masing grafik nilainya memilikinilai yang berbeda. Grafik diatas menjelaskan bahwa jika suatu view Key PerformanceIndicator’s menggunakan Balance Scorecard (BSC), maka grafiknya akan naik keatas,atau semakin besar jumlah data maka waktu prosesnya akan semakin lama. Namunsebaliknya jika tidak menggunakan Balance Scorecard (BSC), untuk viewnya makajumlah datanya waktu yang dibutuhkan untuk proses viewnya relatif konstan.Gambar 7. Statistik Perkembangan pada saat menggunakan Balance ScorecardJika dibandingkan dengan grafik sebelumnya, yaitu pada gambar.6 makatampilannya akan seperti gambar diatas. Dimana pada perspektif kinerja dilakukan,maka statistik yang menunjukkan peningkatan dengan menggunakan Balance Scorecardakan lebih berkembang.Teknologi lebih cepat dilakukan karena tidak memerlukan proses pencarianyang rumit. Hal ini juga dapat dibuktikan pada grafik diatas. Serta Architecture desainsistem secara keseluruhan dijabarkan dalam jaringan SQL Reporting Services.Gambar 8. Architecture desain SQL Reporting Services

Merancang Program Melalui FlowchartGambar 9. Flowchart view Balance Scorecard pengukuran aspek kinerja.Listing ProgramSQL Server Reporting Services merupakan cara untuk menganalisis data,membuat laporan dengan menggunakan indikator dan pengukur. Sehingga listingprogram yang akan ditampilkan yaitu listing program report kinerja Balance Scorecard.Berikut listing programnya:Gambar 10. Analysis Reporting Program

Bagian ini XML harus ditambahkan di antara runtime assemblyBinding dan / assemblyBinding / runtime pernyataan dari file \ ReportServer \ binReportingServicesService.exe.config \. Untuk koneksi ke dalam database.Gambar 11. Koneksi IP Address kedalam database serverSetelah mengetahui penyebaran Pelaporan Server diuji, kerja Pelaporan Serverdengan menghasilkan beberapa "Windows Laporan Generik" secara manual dan bekerjasempurna. Sehingga laporan SQL Reporting Service dapat diketahui secara jelas.Gambar 12. Reporting laporan file SQL Service

IMPLEMENTASIPeningkatan kinerja optimalisasi Key Performance Indicators (KPI) padaPerguruan Tinggi Raharja melalui pendekatan Balance Scorecard upayamengimplementasikan Performance Management System (PMS), diimplementasikanpada aspek pengukuran tingkat kinerja Perguruan Tinggi Raharja dalam kinerjakeuangan, kinerja marketing, kinerja akademik, kinerja operasi dan kinerja RaharjaEnrichment Centre (REC), untuk mengidentifikasi dan memonitor ukuran keberhasilan.Gambar 13. Tabel Pengukuran nilai untuk sektor penerimaan dan pengeluaran.Dari perspektif teoritis, kinerja BSC adalah disiplin yang dibangun berdasarkandidirikan, aplikasi proses dan infrastruktur yang melibatkan penggunaan informasipengukuran kinerja untuk menghasilkan perubahan positif dalam sistem budayaorganisasi, dan proses, dengan membantu untuk mengatur disepakati tujuan kinerja,mengalokasikan dan memprioritaskan sumber daya, menginformasikan pimpinanperguruan tinggi baik untuk mengkonfirmasi atau mengubah arah saat ini kebijakan atauprogram untuk memenuhi tujuan, dan berbagi hasil kinerja dalam mengejar tujuantersebut. Singkatnya, BSC merupakan sarana untuk memantau dan memahami kinerjaperusahaan untuk membuat keputusan bisnis informasi.Gambar 14. Kinerja Re

performance indicators show a clear, specific and measurable. Key words : SQL Server Reporting Services, Balanced Scorecard, Performance Indicators ABSTRAKSI SQL Server Reporting Services merupakan cara untuk menganalisis data, membuat laporan dengan menggunakan indikator dan pengukur. Indikator merupakan alat pengukur minimal

Related Documents:

based KPI’s Use KPI Library and trainusage Toensure involvement by easy access and direct feedback 2. You have an incompleteset of KPI’s Checkand develop missing KPI’s To ensure agood and useful dashboard 3. You have no good structure behind your KPI’s Set-up a KPI structure linked to corporate objectives To ensure reaching corporate .

(KPI and KRI). Finally, there are 8 process indicators that relocate to result indicators. Further, from 120 indicators, 35 indicators are chosen as KPI and KRI, which will be used in the next step of dashboard management application development. Keywords - Balanced Scorecard, KPI, KRI I. PENDAHULUAN

A graphical dashboard display with a visual representation of the KPI you are monitoring. KPI Table . Supporting data values that make up the graphical view in an easy to see tabular view. KPI Explanation . A description of the KPI and all the filters that are apart of it. KPI Controls : Actions you can take on your KPI (edit, send to control .

Key Performance Indicators describes the supported KPI. KPI Dashboard explains how each of the columns in the KPI dashboard are mapped to a specific statistic in the KPI statistics. Mapping Display to KPIs describes support of alarms and traps for

Key words: KPI performance indicators, evaluating employees, production lines, industry . 1. INTRODUCTION . In the medium/large sized industrial organizations, a timely and effective evaluation of staff performance through strategic tools, should be able to designan integrated system of key performance indicators (KPI

* Relevant -The KPI must give more insight in the performance of the organization in obtaining its strategy. If a KPI is not measuring a part of the strategy, acting on it doesn't affect the organizations' performance. Therefore an irrelevant KPI is useless. * Time phased -It is important to express the value of the KPI in time.

performance indicators. Everyone has their own opinion of what KPI to measure KPI not the answer, but the starting point for asking questions Enable summarization of data and comparison of points in time Performance indicators should reflect payment card philosophy KPI data should be readily accessible and easy to analyze

Buku ini mengulas tentang beberapa jenis tumbuhan obat tradisional di Sulawesi Utara yang telah digunakan oleh masyarakat asli dalam pengobatan untuk pencegahan, penyembuhan dan pemulihan terhadap beberapa jenis penyakit. Penyajian dalam buku ini bersifat informatif yang dikemas secara lugas, ilmiah dan sederhana sehingga diharapkan dapat dipahami oleh khalayak umum dan dapat diaplik asikan .