PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD .

3y ago
18 Views
2 Downloads
391.41 KB
16 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kelvin Chao
Transcription

Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online : 2549-2284Volume I Nomor 2, Desember 2016PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNINGTIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA(Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi kelas Xdi SMA Negeri 27 Bandung)Yudho RamafrizalYudho.ramafrizal@yahoo.comUniversitas Pasundan BandungABSTRACTThis study aimed to determine the differences in concept comprehension ability of student whoreceived expository method with cooperative learning model type STAD (student TeamsAchievment Division) on the subject of economy. The method used is a quasi-experimentalmethod, the study subjects consisted of two classes of class X1 (control Group) and X2(experiment group). Data was collected through observation and written test given to thestudent. Data processing is performed by t-test (paired-sample t-test) and the independentsample t-test using SPSS 21 application. Based on the result of the study showed that themodel of cooperative learning type STAD can improve students’ ability to comprehensionconcept. Increased ability to comprehension concept student using cooperative learning typeSTAD model is higher than the increase in comprehension concept ability of student usingexpository teaching methods.Keywords : cooperative learning type STAD, concept comprehension ability.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep siswayang mendapatkan perlakuan metode ceramah dengan model pembelajaran cooperativelearning tipe STAD ( Student Teams Achievment Division ) pada mata pelajaran ekonomi kelasX.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, dengan subyekpenelitian terdiri dari dua kelas yaitu kelas X1 (kelas kontrol) dan X2 (kelas eksperimen).Pengumpulan data dilakukan dengan obsernasi tes tertulis yang diberikan guru kepada siswa.Pengolahan data dilakukan dengan uji t (paired-sample t-test) dan independent sample t-testmenggunakan aplikasi program SPSS 21.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwamodel pembelajaran cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan kemampuanpemahaman konsep siswa. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yangmenggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD lebih tinggi dibandingkandengan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang menggunakan metodeceramah.Kata kunci : model pembelajaran cooperative learning tipe STAD, kemampuan pemahamankonsep.14

Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online : 2549-2284Volume I Nomor 2, Desember 2016PENDAHULUANManusia membutuhkan pendidikandalam kehidupannya. A.L. Pradja (2008:24)menyatakan bahwa pendidikan merupakandisetiap jenjang pendidikan melalui kegiatanbelajar mengajar. Sekolah merupakanlembaga formal yang berfungsi membantukhususnya orang tua dalam memberikanpendidikan kepada anak-anak mereka.Kegiatan utama dalam proses pendidikan disekolah adalah kegiatan belajar mengajar.Proses belajar mengajar yang adamerupakan penentu keberhasilan dalammencapai tujuan pendidikan. Peserta didikdan guru memiliki peranan penting dalamkegiatan belajar mengajar.Umumnya pembelajaran dilakukandalam bentuk satu arah. Guru lebih banyakceramah dihadapan siswa sementaraaktivitas siswa lebih banyak er pengetahuan yang dimilikidengan target tersampaikannya topik-topikyang tertulis dalam dokumen kurikulum.Seperti yang diungkapkan Gulo(2004:140) bahwa metode pembelajaranceramah memiliki kelemahan, sebagaiberikut :a. Ceramah cenderung pada pola strategisekpositorik yang berpusat pada guru.Polainteraksicenderungpadakomunikasi satu arah. Sehingga sukarbagi guru untuk mengetahui denganpasti sejauh mana siswa memahamiinformasi yang telah disampaikan.b. Metodeceramahcenderungmenempatkan posisi peserta didiksebagai pendengar dan pencatat.c. Keterbatasan kemampuan pada tingkatrendah. Dilihat dari segi taksonomitujuan pengajaran, ceramah hanyamampu mengembangkan kemampuanusahaagarmanusiadapatmengembangkan potensi dirinya melaluiproses pembelajaran. Kegiatan pendidikanpadaumumnyadilaksanakansiswa pada tingkat pengetahuan sampaipemahaman.Denganadanyakelemahankelemahan dalam metode pembelajaranceramah, maka untuk saat ini diperlukanmetodepembelajaranyangdapatmeningkatkan kemampuan berpikir siswasehingga memperoleh hasil pembelajaranyang memuaskan. Dalam upaya untukmeningkatkan kemampuan berpikir, peranguru adalah sebagai fasilitator. Guru sendiriterhadap materi.Dua hal penting yang merupakanbagian dari tujuan pembelajaran adalahpembentukan sifat yaitu pola yang berfikirkritis dan kreatif. Untuk itu suasana kelasperlu di desain sedemikian rupa sehinggasiswamendapatkesempatansalingberinteraksi. Dalam interaksi ini siswa akanmembentuk komunitas yang memungkinkanmereka memahami proses pembelajarandan memahami perilaku siswa satu danlainnya. Suasana belajar yang penuhdengan persaingan dan pengisolasian akanmembentuk hubungan yang negatif danmematikan semangat siswa. Hal ini akanmenghambat pembentukan pengetahuansecara aktif.Peraturan Pemerintah nomor 19tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan pasal 28 ayat 1 menyatakanbahwa :“Pendidik harus memiliki kualifikasiakademik dan kompetensi sebagai agenpembelajaran, sehat jasmani dan rohani,15

Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online : 2549-2284Volume I Nomor 2, Desember 2016sertamemilikikemampuanuntukmewujudkan tujuan pendidikan nasional”.Selajutnyadidalamperaturanpemerintah No. 19 tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan, Bab IV pasal19 ayat 1 dinyatakan bahwa “prosespembelajaran pada satuan pendidikandiselenggarakan secara interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang, memotivasisiswa untuk berpartisipasi aktif sertamemberikan ruang yang cukup bagiprakarsa, kreatifitas, dan kemandiriansesuai bakat, minat, dan perkembanganfisik serta psikologi siswa”.Hal ini mengisyaratkan bahwa dalampembelajaran seorang guru dituntut untukdapat memiliki sebuah pendekatan, metode,dan teknik-teknik tertentu yang dapatmenciptakankondisikelaspadapembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,dan menyenangkan. Sehingga padaakhirnya akan diperoleh kondisi kelas yangtermotivasi, aktivitas yang tinggi serta hasilbelajar yang memuaskan. Oleh karena itu,pengajaran perlu menciptakan suasanabelajar sedemikian rupa sehingga siswaperlu bekerja sama secara gotong royong.Tabel 1Nilai Rata – Rata Ujian Akhir Semester GanjilNoKelasKKMRata – Rata Nilai UAS1X170.172X27569.593X365.434X467.42Rata – Rata67.15Sumber : SMA Negeri 27 Bandung ( Data di olah )Berdasarkan tabel di atas, diketahuibahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomidi SMA Negeri 27 bandung rendah. Dengantingkat KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)yang di bawah rata – rata, peserta didiktetap tidak dapat mencapainya. Masalahyang timbul dikarenakan siswa jenuh danbosan dengan metode pembelajaran yangditerapkan.Dalampenerapanpembelajarannya, guru hanya memberikanpembelajarannya dalam satu arah tidak adainteraksi antara siswa dengan guru maupunsiswa dengan siswa.Dalam upaya meningkatkan hasilbelajar mata pelajaran ekonomi diperlukanproses pemilihan model pembelajaran yangdigunakan bagipelaksanaan proses belajar mengajar.Dalam hal ini, Model pembelajarancooperativemerupakanmodelpembelajaran yang mampu menciptakankesempatan siswa berinteraksi, bekerjasama secara gotong royong untukmeningkatkan pemahaman yang lebih tinggiyang dapat meningkatkan hasil belajar.Menurut Roger,dkk dalam MiftahulHuda (2014 : 29) Pembelajaran cooperativemerupakanaktivitaspembelajarankelompok yang di organisir oleh satu prinsipbahwa pembelajaran harus di dasarkanperubahan informasi secara sosial di antarakelompok – kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan di16

Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online : 2549-2284Volume I Nomor 2, Desember 2016dorong untuk meningkatkan meningkatkanpembelajaran anggota – anggota yang lain.Salah satu tipe dari teknik pembelajarancooperative adalah teknik cooperativetipeSTAD(StudentTeamsAchievement Division) merupakan salahsatu metode atau pendekatan dalampembelajarancooperativeyangsederhana dan baik untuk guru yangbaru mulai menggunakan pendekatancooperative dalam kelas, STAD jugamerupakan suatu model pembelajarancooperative yang efektif.1. Rumusan Masalaha. Apakahterdapatperbedaankemampuan pemahaman konsepsiswasebelumdansesudahpembelajaran dengan menggunakanmetode Cooperative Learning TipeSTAD pada kelas eksperimen?b. an konsep siswa sebelumdan sesudah pembelajaran padakelaseksperimenyangmenggunakan metode CooperativeLearning Tipe STAD dengen kelascontrol yang menggunakan metodeceramah?2. Tujuan Penelitiana. Untukmengetahuiperbedaankemampuan pemahaman konsepsiswasebelumdansesudahperlakuan dengan menggunakanmetode Cooperative Learning TipeSTAD pada kelas eksperimen.b. man konsep siswa padakelaseksperimendanyangmenggunakan metode CooperativeLearning Tipe STAD dengan kelascontrol yang menggunakan metodeceramah.LANDASAN TEORI1. Teori Belajar KontruksivismeTeori konstruktivistik dikembangkanoleh J. Piaget. Teori ini memandang bahwasetiap individu memiliki kemampuan untukmengkonstruksi sendiri pengetahuannyadengan jalan berinteraksi secara terusmenerus dengan lingkungannya. Implikasipraktis dari teori ini adalah bahwa dalampembelajaran harus disediakan bahan ajaryang secara konkrit terkait dengankehidupannyatadanmemberikankesempatan kepada peserta didik lambelajarkonstruktivistikpengajar atau pendidik berperan membantuagar proses pengkonstruksian pengetahuanoleh peserta didik berjalan lancar. Pengajartidak mentransferkan pengetahuan yangtelah dimilikinya, melainkan membantupesertadidikuntukmembentukpengetahuannya sendiri. Pengajar dituntutuntuk lebih memahami jalan pikiran ataucara pandang peserta didik dalam belajar.Pengajar tidak dapat mengklaim bahwasatu-satunya cara yang tepat adalah yangsama dan sesuai dengan kemauannya.2. Cooperative Learning tipe STAD (StudeentTeamAchievementDivision )Model pembelajaran menurut Joycedan Weil dalam Rusman ( 2012 )berpendapat bahwa model pembelajaranadalah suatu rincian atau pola yang dapatdigunakan untuk membentuk kurikulum (17

Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online : 2549-2284Volume I Nomor 2, Desember 2016rencana pembelajaran jangka panjang ),merancang bahan – bahan pembelajaran,dan membimbing pembelajaran di kelasatau yang lain.Terdapatbeberapamodelpembelajaran mulai dari pembelajarankontekstual (Contextual Teaching rning),pembelajaranberbasis masalah (PBM), pembelajarantematik, dan lainnya. Dalam penelitian ini,timpenelitimenggunakanmodelpembelajaran kooperatif.MenurutSlavindalamIsjoni,(2011:15) “In cooperative learning methods,students work together in four memberteams to master material initially presentedby the teacher”. Ini berarti bahwacooperative learning atau pembelajarankooperatifadalahsuatumodelpembelajaran dimana sistem belajar danbekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapatmerangsang peserta didik lebih bergairahdalam belajar.Dari beberapa pengertian menurutpara ahli dapat disimpulkan bahwapembelajaran kooperatif adalah cara belajardalam bentuk kelompok-kelompok kecilyang saling bekerjasama dan diarahkanolehguruuntukmencapaitujuanpembelajaran yang diharapkan.Model pembelajaran CooperativeLearning tidak sama dengan sekedarbelajar kelompok, tetapi ada unsur-unsurdasar yang membedakannya denganpembagian kelompok yang dilakukan asalasalan. Roger dan Johnson 1994 (dalamLie, 2007) mengatakan bahwa tidak semuakerja kelompok bisa dianggap CooperativeLearning, untuk itu harus diterapkan limaunsur model pembelajaran gotong royongatau lebih biasa dikenal dengan sebutankerjakelompokdidalamsuatupembelajaran, yaitu dengan adanya rasasaling ketergantungan positif, tanggungjawabperseorangan,tatapmuka,komunikasi antar anggota, evaluasi proseskelompok, selain itu, model CooperativeLearning dalam pengembangannya memilikitujuan pencapaian antara lain bedaanindividudanpengembangan keterampilan sosial.Menurut Slavin (2010) beberapa tipepembelajaran Cooperative Learning adalahsebagai berikut tDivisions (STAD), Jigsaw, dan GroupInvestigation(GI).Studentteamachievement divisions merupakan salahsatu metode pembelajaran kooperatif yangpaling sederhana, dan merupakan modelyang paling baik untuk permulaan bagi paraguru.Student team-achievement divisions(STAD) salah satu rangkaian teknikpengajaran yang dikembangkan dan ditelitidi Universitas John Hopkins yang secaraumum dikenal sebagai kelompok belajarsiswa. Metode ini sangat mudah diadaptasidan telah digunakan dalam IPS, sains, ilmupengetahuan sosial, bahasa inggris, danteknik. Dengan diterapkannya pembelajarankoopertaif tipe STAD ini peneliti berharapkeaktifan dan prestasi belajar siswa dapatmeningkat karena gagasan utama STADadalah memicu siswa agarsalingmendorong dan membantu satu sama lain.Menurut Ibrahim dalam Rinawati,(2002:4) menyatakan bahwa:Model pembelajaran STAD (StudentTeamAchivementDivision)merupakan salah satu bentuk dari18

Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online : 2549-2284Volume I Nomor 2, Desember 2016model cooperative learning yangpaling sederhana, yang dikembangkansetidak-tidaknya untuk mencapai tigatujuan pembelajaran penting, yaituhasil belajar akademik siswa nganketerampilan sosial.Pada intinya,metode pembelajarancooperative learning tipe STAD inimengubah kondisi belajar yang pasifmenjadi aktif dan kreatif. Mengubahpembelajaran yang teacher oriented,dimana pengajar menjadi pusat informasimenjadi student oriented, peserta didikmenjadi subjek aktif belajar. Metode ini jugamengubah dari modus exspository pesertadidik yang hanya menerima informasisecara keseluruhan dari pengajar ke moduspembelajaran kelompok yang menuntutpeserta didik secara aktif menemukaninformasi melalui kelompok belajarnya.3. Kemampuan Pemahaman KonsepSiswaPadahakikatnya,pemahamanmerupakan salah satu bentuk hasil belajar.Pemahaman ini terbentuk akibat dariadanya proses belajar. Pemahaman berasaldari kata dasar paham yang berartimengerti. Menurut Fajri dan Senja ( 2008 ),pemahaman berarti proses perbuatan caramemahami.Pemahaman berarti mengerti benaratau mengetahui benar. Pemahaman jugadapat diartikan menguasai sesuatu denganpikiran. Karena itu, maka belajar harusmengerti secara mental makna danfilosofinya, maksud dan implikasi sertaaplikasi–aplikasinya,sehinggamenyebabkan siswa memahami suatusituasi. Hal ini sangat penting bagi siswayang belajar. Memahami maksudnya,menangkap maknanya, adalah tujuan akhirsetiap mengajar. Pemahaman memiliki artisangat mendasar yang meletakkan bagian– bagian belajar pada porsinya. Tanpa itu,maka pengetahuan, keterampilan, dansikap tidak akan bermakna.Berdasarkan uraian – uraian di atasdapatdipahamibahwapemahamanmerupakan kemampuan diri dalam mengertiatau mengetahui dengan benar terhadapsesuatu. Usman ( 2002 : 35 ) melibatkanpemahaman sebagai bagian dari domainkognitif hasil belajar. Ia menjelaskan bahwapemahaman mengacu kepada kemampuanmemahami makna materi.4. Hipotesis PenelitianHipotesis yang diajukan dalampenelitian ini adalah:1. Kemampuan pemahaman konsep siswadalam mata pelajaran ekonomi setelahpembelajarandenganmodelcooperative learning tipe STAD (posttest) lebih besar dibandingkan dengansebelum belajar menggunakan modelcooperative learning tipe STAD.2. Kemampuan pemahaman konsep siswadalam mata pelajaran ekonomi yangbelajar dengan menggunakan modelCoopeartivelearningtipeSTADmeningkat lebih tinggi dibandingkandengan siswa yang belajar denganmenggunakan metode ceramah.METODE PENELITIAN1. Metode PenelitianMenurutSuharsimiArikunto(2010:203), menyebutkan bahwa “metodepenelitian adalah cara yang digunaka oleh19

Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online : 2549-2284Volume I Nomor 2, Desember 2016penelitidalammengumpulkandatapenelitian.Metode penelitian yang digunakanadalah metode kuasi eksperimen, yaitusuatu jenis eksperimen yang tidaksebenarnya karena jenis eksperimen inibelum memenuhi persyaratan seperti caraeksperimen yang dapat dikatakan mi, 2010:123).Penelitian ini dibagi dalam duakelompok siswa, yaitu kelompok kelaseksperimen dengan metode cooperativetipe STAD dan kelompok kontrol.2. Desain PenelitianDesain penelitian yang digunakanadalah Nonequivalent Control GroupDesign. Dalam menganalisis data, skorpretest masing - masing individu adalahdikurangi dari skor posttest-nya, sehinggamemungkinkananalisisgainatauperubahan. Desain tersebut digambarkanpada Tabel 2.Tabel 2Nonequivalent pretest-postest Group DesignKelompokPre-Test Perlakuan Post-TestKelas EksperimenO1X1O3Kelas KontrolO2XO4Keterangan :X1: Penerapan metode pembelajaran cooperative tipe STADX: Penerapan metode pembelajaran konvensionalO1: Pre Test (Tes awal sebelum perlakuan) pada masing-masing kelompok eksperimenO2: Post test (Tes akhir setelah perlakuan ) pada masing-masing kelompok eksperimen3. Subyek PenelitianSubjek penelitian adalah seluruhsiswa kelas X di SMA Negeri 27 Bandung,diambil dua kelas untuk dijadikan objekpenelitian.Langkah pertama yang dilakukanadalah melakukan pre test (tes awal) untukmengukur kemampuan awal siswa sebelumdiberikan perlakuan (treatment). Kemudiankeduakelassama-samadiberikanperlakuan (treatment) dengan metodepembelajaran yang berbeda yaitu metodepembelajaran Cooperative tipe STAD.Setelah pembelajaran selesai keduakelompok diberikan post test (test akhir).Selanjutnyadilakukanpenskoran,mengubah skor menjadi nilai, gain, ujinormalitas, homogenitas dan hipotesis.Setelah pengolahan data selesai kemudiandibuat interpretasi hasil penelitian dankesimpulan.4. Alat Tes PenelitianPenelitian ini akan mengukurkemampuan pemahaman konsep siswayang berada dalam eksperimen denganmenggunakan metode cooperative tipeSTAD pada mata pelajaran ekonomi. Alattes penelitian yang digunakan untukmengukurkemampuanpeningkatanpemahaman konsep siswa yang dirancangdalam bentuk pilihan ganda. Soal-soal yangakandigunakanuntukmengukurpemahaman konsep siswa dirumuskanberdasarkan pada materi ekonomi. Soal tes20

Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online : 2549-2284Volume I Nomor 2, Desember 20167. Teknik Pengolahan Datapemahaman siswa akan diberikan kepadapeserta didik ketika pretest dengan tujuanAnalisis akan berfokus pada datauntuk mengetahui kemampuan awalhasil belajar peserta didik pada kelaspeserta didik dalam kelas eksperimen daneksperimen dan kelas kontrol. Teknik yangkelas kontrol, sedangkan rumusan soalakan dilakukan menggunakan bantuanketika posttest bertujuan untuk mengukursoftware komputer SPSS versi 21 denganpemahaman konsep peserta didik dalampendekatan statistik berikut ini:kedua kelompok kelas tersebut.1. Melakukan uji normalitas5. Analisis Uji Alat Tes2. Melakukan Uji HomogenitasAlat tes penelitian yang akan3. Uji Hipotesis PenelitianmengukurkemampuanpeningkatanHASIL DAN PEMBAHASANpemahaman konsep peserta didik setelahdilakukan eksperimen akan diuji. Alat tes1. Hasil Pengolahan Dataa. Kemampuan Pemahaman Konseptersebut akan diuji validitas, reliabilitas, ujiSiswaSebelumdanSesudahtingkat kesukaran soal, dan uji dayaPerlakuan pada kelas Eksperimenpembeda dengan menggunakan bantuandan Kelas Kontrol.software komputer SPSS versi 21.Data pretest-posttest kemampuan6. Analisis Datapemahaman konsep siswa dilakukanSetelah data terkumpul, selanjutnyapengujian statistik dengan menggunakandilakukan analisis terhadap data penelitian.aplikasi pro

Oikos : Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online : 2549-2284 Volume I Nomor 2, Desember 2016 14 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

Related Documents:

dengan model pembelajaran kooperatuf tipe STAD (Student Team Achievement Division). Model pembalajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan pembelajaran kooperatif yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

A. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achivement Division) 1. Hakikat Metode Kooperatif a. Pengertian Metode Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.5

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pada pembagian kelompok.tahap yang pertama membagi kelompok secara heterogen yang dikenal dengan kelompok asal, dan pembagian kelompok

terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe NHT adalah 2.98 positif. Dari hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas, hasil belajar serta respon siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe make a match lebih tinggi dari pada kelas yang menerapkan

Animalia. (3) Untuk mengkaji perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menerapkan e-modul pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang tidak menerapkan e-modul pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep Animalia. (4) Untuk mengkaji respon siswa terhadap penerapan e-modul pada model

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 7 DENPASAR Cokorde Istri Mirah Kusuma Widiawati SMA Negeri 7 Denpasar cokmirah77@gmail.com Abstrak Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan perencanaan dua siklus.

3. STAD STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Dalam model pembelajaran ini siswa dalam kelas dikelompokkan dalam beberapa kelompok yang beranggotakan empat sampai enam siswa yang terdiri dari

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Archievment Division (STAD). Menurut Slavin (2009:143) STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.