BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

3y ago
18 Views
4 Downloads
3.49 MB
95 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Adalynn Cowell
Transcription

LAPORAN AKHIRBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGIPERTANIAN ACEHBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN2016

I. PENDAHULUANKedaulatan pangan merupakan sasaran yang harus dicapai untuk programpertanian sampai dengan tahun 2045 yang dideklarasikan Indonesia sebagailumbung pangan dunia. Untuk mencapai visi tersebut tentunya dilaksanakan(program) dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomianyang berlandaskan: keunggulan Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia(SDM) yang berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian PertanianRepublik Indonesia merupakan ujung tombak pemerintah untuk meningkatkanpembangunan sistem nIndonesia,BalaiPengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh sebagai bagian integral dari sistempertanian bangsa ini memiliki tugas dan fungsi melakukan pengkajian dandiseminasi, yang memiliki arti penting bila dilakukan melalui proses yang terencanadengan baik dan outputnya dapat memberikan manfaat lebih kepada pihaksasaran/pengguna secara terukur. Setidaknya terdapat 3 (tiga) aspek penting yangmerupakan titik kritis yang berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugasdan fungsi yang diembankan kepada BPTP Aceh. Ketiga aspek penting yangmenjadi pokok perhatian pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian, yaituproses perencanaan, pelaksanaan pengkajian dan diseminasi serta pemanfaatanoutput dari pengkajian dan diseminasi oleh pengguna teknologi tersebut.Identifikasi teknologi yang dibutuhkan pelaku sistem pertanian di ProvinsiAceh menjadi sangat penting untuk dapat meningkatkan efektivitas sistempertanian, melalui peningkatan produktivitas berbagai sistem usahatani berbasiskomoditas unggulan dan zona agroekosistem, selain itu juga melakukan apatanpetanidapatditingkatkan.Usahatani tersebut harus dikelola secara modern (precision farming),dengan tetap memperhatikan kearifan lokal (local wisdom) yang ada pada masingmasing daerah. Seiring dengan tuntutan pembangunan pertanian di Provinsi Acehyang semakin kompleks, maka untuk mengatasi hal tersebut BPTP Aceh nelitiandanPengembangan Pertanian telah dan akan terus menyediakan teknologi pertanian1

tepat guna spesifik lokasi yang sesuai dengan agroekosistem di Provinsi Aceh.Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pentingnya peran BPTPAceh dalam hal: (1) kegiatan penelitian dan pengkajian untuk menghasilkanteknologi terapan yang bersifat spesifik lokasi pada suatu Zona Farming System dansesuai dengan kondisi sosial ekonomi petani atau pelaku lainnya, seperti pedagangpengepul dan pelaku bisnis berbasis komoditi pertanian; (2) keterkaitan antara parapeneliti-penyuluh-petani dalam proses percepatan dan penerapan teknologi spesifiklokasi; (3) keterkaitan program BPTP Aceh dengan program pemerintah daerahProvinsi Aceh dalam pembangunan pertanian; (4) meningkatkan pengetahuan dankemampuan seluruh sumberdaya manusia lingkup BPTP Aceh. Laporan tahunan inimerupakan hasil ringkasan pengkajian dan diseminasi dari sisi fungsionalitas sertakeragaan organisasi BPTP Aceh Tahun Anggaran (TA) 2016. Laporan ini juga dapatdigunakan sebagai tolok ukur kinerja BPTP Aceh dalam menjalankan tugas danfungsinya pada TA. 2016.2

II. PROGRAM PENGKAJIAN DAN DISEMINASI2.1. Visi dan MisiPelaksanaan kegiatan penelitian/pengkajian dan desiminasi oleh BPTP Aceh tahun2012 – 2016 disesuaikan dengan rencana strategis, visi dan misi BPTP. Visi BPTPAceh adalah “Menjadi Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Terkemukadi Dunia Dalam Mewujudkan Sistem Pertanian Bio-Industri Tropika Berkelanjutan”Adapun misi yang diemban adalah:1. Merakit, menguji dan mengembangkaninovasi pertanian tropika unggul berdayasaing mendukung pertanian bio-industri.2. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatanscientific recognitiondan impact recognition.2.2.Tujuan1. Meningkatkan ketersediaan informasi pertanian spesifik lokasi melaluikegiatan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian spesifiklokasi.2. Meningkatkan diseminasi teknologi pertanian unggulan hasil pengkajian danmateri penyuluhan.3. Meningkatkan kerjasama/kemitraan dengan stakeholder dalam pelaksanaankegiatan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian spesifiklokasi.4. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas institusi serta sumberdaya manusiaBPTP Aceh.2.3.Sasaran1. Meningkatnya ketersediaan inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi yangsesuai dengan kebutuhan stakeholder.2. Meningkatnya diseminasi teknologi pertanian unggulan hasil pengkajian danmateri penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder.3

3. Meningkatnya kerjasama/kemitraan dengan stakeholder dalam pelaksanaankegiatan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian spesifiklokasi.4. Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas institusi serta sumberdaya manusiaBPTP AcehIII. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGKAJIAN DAN DISEMINASIBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh melakukan berberapakegiatan melalui pendanaan yang dibiayai oleh DIPA Tahun Anggaran (TA) 2016.Pada TA 2016, secara umum BPTP Aceh melaksanakan kegiatan berbasispenyediaan benih sumber (UPBS), Pendampingan Kawasan Peternakan berbasisSapi potong, kawasan perkebunan berbasis kopi, kawasan berbasis hortikulturaberbasis cabai merah, bawang merah dan jeruk, pengembangan bioindustri berbasisintegrasi kedelai dan kambing dan integrasi kopi dan sapi, inventarisasi sumbedayagenetik (SDG), beberapa kegiatan diseminasi, penyuluhan dan penyebaraninformasi teknologi pertanian dalam bentuk media cetak dan elektronik.3.1. Kegiatan Pengkajian dengan Sumber Dana DIPA BPTP Aceh3.1.1. Kajian Efesiensi Pemupukan Fosfat (Guano) pada Tanaman Kedelaidi Lahan Sawah Provinsi Aceh (Penjab: Abdul Azis, S.Pi., MP)Latar BelakangSelain salah satu komoditi unggulan di Provinsi Aceh, kedelai jugamempunyai nilai ekonomi tinggi, prospek dan akses pasar baik, agroklimat sesuaidan potensi lahan cukup, sehingga komoditi ini mempunyai daya saing tinggi dankompetitif. Produksi kedelai di Aceh dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi.Kisaran produksi kedelai selama 6 (enam) tahun terakhir (2002 – 2007) sebesar18.697 sampai 31.170 ton, dengan produktivitas berkisar antara 1,25 sampai 1,47ton perhektar dengan rata-rata 1,315 ton/ha.Produktivitas tersebut di atas masih sangat rendah apabila dibandingkandengan hasil varietas unggul yang mencapai 2,5 ton/ha (Siaran Pers Litbang Deptan2008). Salah satu penyebab utama rendahnya produktivitas kedelai adalah akibatpetani belum menguasai teknologi pemupukan yang seimbang terhadap daya4

dukung lahan dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman. Unsur P merupakanunsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman, yang berperan penting dalamberbagai proses kehidupan seperti fotosintesis, respirasi, transfer nmetabolismekarbohidratdalamtanaman (Salisbury dan Ross, 1995).Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan Fosfor yaitu denganmenggunakan Guano. Pupuk Guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran unggasatau kelelawar, berbentuk serbuk dan atau butiran berbau khas, dengan ataupenambahan unsur hara N, P dan K. Guano sangat baik untuk pembungaan danpembuahan tumbuhan serta memperbaiki stuktur tanah. Guano selain jenis pupukyang lambat larut (slow release), lebih efektif dan efisien dalam pemakaian.Tujuan- Mengkaji beberapa paket teknologi dosis pupuk fosfat alami(guano) yangoptimal pada beberapa varietas kedelai yang adaptif dan spesifik lokasi.- Rekomendasi pemupukan fosfat alami (guano) pada beberapa varietaskedelai yang adaptif spesifik lokasi dan berkelanjutan.Keluaran- Meningkatnya produksi kedelai melalui pemupukan fosfat alami (guano) dansistem usahatani kedelai spesifik lokasi serta berkelanjutan.- Tersedianya paket teknologi pemupukan fosfat alami (guano)dan varietasdalam sistem usahatani kedelai spesifik lokasi serta berkelanjutan.5

ebelumpelaksanaanpenelitian dilakukan uji PUTS untuk mengetahui ketersedian P pada lahanpercobaan dan dilaksanakan dengan mengutamakan unsur partisipatif dankemitraan antara pengkaji, penyuluh lapangan dan petani koperator. Dalampelaksanaanya melibatkan instansi terkait, Dinas Pertanian Kabupaten, BadanPenyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten, BPP Kecamatan dan Aparat desalainnya. Survei dilakukan untuk mendalami masalah, mengenal lokasi, faktorpendukung dan penghambat, keadaan petani/masyarakat, keadaan penyuluh sertahal-hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pengkajian.Survei ini dilakukandengan menggunakan metode PRA.Pengkajian ditempatkan pada lokasi yang memiliki lahan pertanamankedelai. Petani kooperator adalah petani pelaksana kegiatan pengkajian yang bisamelaksanakan usahatani kedelai tetapi produktivitas usahataninya masih sangatmemungkinkan untuk ditingkatkan, sehingga dampak penerapan teknologi terlihatdengan nyata. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji unakankonsepyaitu,memperkenalkan teknologi pemupukan berimbang dan varietas unggul.Hasil1. Kegiatan efisiensi pemupukan guano pada Kedelai meliputi 2 lokasi terdiri lahansawah desa Tiba Masjid, Kab. Pidie dan lahan kering desa Durian Kab. AcehTamiang.2. Respon masyarakat sangat positif, karena di dalamnya terdapat demonstrasiteknologi pada petak percontohan, namun perlu dilakukan peningkatanoptimalisasi lahan.3. Kondisi pada kedua lokasi lahan petani mengalami kekeringan sehinggatanaman kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan sehingga sebagiantanaman mati karena kekeringan.4. Pada kegiatan demplot sebagian tanaman yang mati ditanami kembali untukmemperoleh data menghasilkan karya tulis ilmiah.6

3.1.2. Uji Adaptasi Cabai Merah (Capsicum annum) Varietas Lokal Acehdalam Upaya Pelestarian Sumber Daya Genetik (SDG) di BeberapaKetinggian Tempat di Provinsi Aceh (Penjab: Dr. Iskandar Mirza)Latar BelakangKomoditas cabai merah saat ini merupakan salah satu komoditas andalanpetani sayuran di Indonesia karena dapat ditanam pada berbagai lahan, tidakmengenal musim tanam, dapat dijual dalam bentuk segar maupun olahan, sertamempunyai nilai sosial ekonomi yang tinggi. Tanaman cabai banyak mengandungvitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yangmenyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untukrempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisadipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Cabe odengadalah cabe yang sangat terkenal di dataran tinggi gayo yaitu di Kabupaten AcehTengah dan Kabupaten Bener Meriah. Cabe odeng memiliki keunggulan selainukurannya yang panjang dan pedas juga lebih tahan lama disimpan. Ukuran buahcabe odeng dapat mencapai 30 cm. Rata – rata panjang cabe odeng 25 cm.Penyebaran cabe odeng di kedua kabupaten tersebut sangat baik karenamempunyainilai ekonomis yang tinggidan peran penangkar yang terusmemproduksi benih untuk menjaga ketersediaan benih cabe odeng di lapangan.TujuanTujuan tahunan yaitu: Mendapatkan informasi tingkat keberagaman sumberdaya genetik tanamandan ternak serta penyebarannya di Provinsi Aceh. Menginisiasi Pemda untuk mendaftarkan SDG tanaman dan ternak lokal yangunik ke pusat perlindungan varietas PPVTTujuan jangka panjang yaitu: Memperoleh database dan buku katalog inventaris SDG tanaman dan ternaklokal di Provinsi Aceh.KeluaranKeluaran tahunan yaitu: Tersedianya informasi tingkat keberagaman SDG tanaman dan ternaklokalbaik di lahan pekarangan, lahan petani maupun kebun koleksi di ProvinsiAceh.7

Keluaran jangka panjang yaitu : Tersedianya informasi status SDG tanaman dan ternak lokal yang dapatdigunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan SDGtanaman di Provinsi Aceh.MetodologiPengkajian ini dilaksanakan pada lahan milik petani di 3 (tiga) ketinggiantempat (Kabupaten Aceh Besar, Pidie dan Bener Meriah) yang dimulai pada bulanMaret hingga Desember 2016. Pengkajian yang dilaksanakan menggunakanrancangan acak kelompok dengan 3 ulangan dimana ketinggian tempat sebagaiulangan. Teknologi yang diterapkan adalah teknologi anjuran budidaya cabai merah(SST).Ruang Lingkup-Koordinasi dan identifikasi permasalahan dan kendala dalam usahatani cabaimerah serta peluang mengatasinya-Penentuan lokasi dan calon petani kooperator-Fokus identifikasi dilakukan terhadap : Karakterisasi lokasi, mencakup validasipeta desa, peta topografi dan hidrologi, peta usaha industri rumah tangga, petasumberdaya,kalender musim, rangking matriks, sejarah budidaya cabaimerah, penggunaan tenaga kerja berdasarkan gender, dan arus sumberdaya.-Penentuan petak /plot perlakuan sesuai dengan perlakuan yang sudahditentukan dan pelaksanaan kegiatan uji adaptasi-Temu lapang untuk menyosialisasikan hasil kegiatan uji adaptasi8

imerahlokal(Odeng/Bemeri) selain beradaptasi dengan baik di dataran tinggi sebagaihabitatnya, juga dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah dan dataranmedium yang ditandai dengan pertumbuhan tanaman cabai merah ini yangmenunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata.-Produksi tertinggi dijumpai pada pola introduksi di dataran tinggi yaitu 9,58ton/ha.-Dari hasil yang telah dicapai ini diharapkan Pemda setempat dapat lebihmengembangkan dan melestarikan varietas lokal ini sebagai salah satu SDGAceh yang mempunyai potensi yang sangat menjanjikan.Dokumentasi3.1.3. Uji Adaptasi Varietas Sigupai pada dua Agroekosistem: LahanSawah dan Kering di Kabupaten Aceh Barat Daya (Penjab:Mehran, SP., M.Si)Latar BelakangPenelitian tentang budidaya padi gogo telah banyak dilakukan, namunkhusus untuk penerapan teknik budidaya padi Sigupai di daerah Kabupaten AcehBarat Daya, dirasakan masih kurang mendapat perhatian. Penelitian yangmenyangkut aspek teknik budidaya menjadi sangat penting dalam rangkamendapatkan gambaran yang utuh tentang penerapan teknik budidaya di daerah inidan berbagai kendala yang dihadapi, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikandimasa akan datang.9

Varietas lokal Sigupaidapat ditanam pada dua agroekosistem di lahansawah dan lahan kering, varietas Sigupai memiliki banyak keunggulan yakni bulirpadi yang berbentuk bengkok seperti bulan sabit, rasa nasi yang enak dan aromatikpandan wangi. Sigupai sebagai padi gogo dengan umur relatif panjang mencapailima bulan lebih. Namun jika ditanam di lahan sawah, umur panen menjadi lebihgenjah (Darmadi dan Mirza, 2013). Selama 20 tahun terakhir, varietas lokal ini tidaklagi dikembangkan oleh petani, namun namanya masih harum hingga sekarang danmenjadi icon wilayah pantai barat khususnya Kabupaten Aceh Barat Daya. Untukpelestarian dan pemanfaatan sumber daya genetik lokal spesifik lokasi perludilakukan agar keberadaan varietas lokal dapat dipertahankan dan tidak musnah.TujuanMelakukan uji adaptasi varietas Sigupai untuk menentukan agroekosistemyang cocok dikembangkan pada lingkungan dan masyarakat setempat yangdikombinasikan dengan paket teknologi yang sinergis.Keluaran lamberusahatani padi lokal sigupai pada dua agroekosistem lahan kering danlahan basah. Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan secara nasional.MetodologiCakupan kegiatan, meliputi; koordinasi BPTP Aceh dengan pemerintahdaerah Aceh Barat Daya, dan membantu kegiatan Kajian Kebutuhan dan Peluang(KKP) untuk menggali potensi dan permasalahan pada lokasi pengembangan padiSigupai di Aceh Barat Daya. Langkah kerjanya meliputi : (1) mengidentifikasimasalah di suatu tempat, (2) mengidentifikasi ketersediaan sumber daya danlingkungan fisik maupun biologi, (3) mengidentifikasi teknologi-teknologi yangtersedia untuk suatu ekosistem, dan (4) mempelajari keterkaitan dan sistem diantara teknologi lain yang tersedia dengan sosial budaya petani (Kartaatmadja danFagi, 2000). Dari hasil identifikasi permasalahan yang telah dilakukan dapatdisimpulkan masalah-masalah utama yang ditemukan di desa contoh. Dari sini10

dapat diidentifikasi teknologi-teknologi yang tersedia serta teknologi yang perludikembangkan lebih lanjut dalam Demonstrasi Plot.HasilVarietas Sigupai dapat beradaptasi pada dua agroekosistem lahan sawahdengan umur lebih genjah 140 hari dan di lahan kering 5 bulan 10 hari, VarietasSigupai termasuk varietas ampibi. Dan Varietas Sigupai respon terhadap pupukdengan dosis anjuran.Dokumentasi3.1.4. Efektifitas Penggunaan Agen Hayati (Corynebacterium) dalamPengendalian Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi diKabupaten Pidie (Penjab: Idawanni, SP., M.Si)Latar BelakangTingkat Perkembangan OPT padi di Aceh menunjukan bahwa dengan luastanam 239.038 ha, luas serangan hawar daun bakteri mencapai rata-rata 1.384 hadengan tingkat serangan ringan sampai berat sedangkan penggunaan pestisida dannon pestisida mencapai 1.019 ha (BPTPH Aceh, 2014 ). Penggunaan agent hayatiCorynebacterium di Aceh masih sangat kurang digunakan atau disosialisasi ditingkat petani, di Krawang, jati Sari Jawa Barat penggunaan Corynebacterium sudahsangat populer untuk mengendalikan hawar daun bakteri ditingkat petani.Agenshayati,Corynebacterium sangat berperan dalam membantumenurunkan populasi OPT pada tanaman, bila habitatatau lingkungan tempathidupnya cukup memadai dalam mendukung aktivitas hidupnya. Corynebacteriumsangat efektif untuk pengendalian penyakit hawar daun bakteri dan blas. Penyakityang disebabkan oleh bakteri pada tanaman padi yang dikenal dengan penyakit11

Kresek atau hawar daun bakteri , merupakan OPT utama saat ini di tanaman padi,selain wereng, terutama dalam kelembaban dan curah hujan tinggi. Pengaruh Iklimsaat ini menujukkan bahwa serangan kresek yang disebabkan oleh XanthomonasOryzae dan blas yang disebabkan Pyricularia Oryzae dapat menyebabkan kerusakantanaman yang semakin tinggi yang disebabkan oleh iklim yang iCorynebacteriumdalampengendalian penyakit Hawar Daun Bakteri pada padi sawah di KabupatenPidie.-Untuk melihat tingkat kerusakan tehadap pertumbuhan dan produksi padiakibat serangan penyakit Hawar Daun bakteri di Kabupaten Pidie.Keluaran-Didapatnya teknologi pengendalian penyakit Hawar Daun Bakteri denganmenggunakan agens hayati Corynebacterium pada padi sawah di KabupatenPidie-Meningkatnya pendapatan dan hasil padi sawah dengan tehnik pengendalianpenyakit Hawar Daun Bakteri menggunakan agens hayati CorynebacteriumMetodologiRuang lingkup kegiatan meliputi: (1) survei diagnostik yang meliputi:identifikasi karakteristik lahan, inventarisasi teknologi budidaya padi di lahan sawah,penentuan petani kooperator, dan karakteristik lokasi pengkajian. (2) pengkajianmodel teknologi pemanfaatan Agens hayati, Corynebakterium dalam pengendalianHDB/Kresak pada tanaman padi. Komponen teknologi yang diperkenalkan sepertiperendaman benih dan perlakuan penyemprotan Corynebakterium pada tanamanpadi. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan kelompok tani/petani, penyuluhpertanian kabupaten di bawah bimbingan peneliti dari BPTP Aceh.Hasil Efektifitas agens hayati Corynebacterium dalam pengendalian penyakit HawarDaun Bakteri di Kabupaten Pidie di jumpai pada perlakuan perendaman benihdan penyemprotan memberikan hasil yang lebih baik dibanding denganperlakuan lainnya. Intensitas serangan Hawar Daun Bakteri yang disebabkan oleh Xanthomonascampestris pv. Orizae yang terendah dijumpai pada perlakuan perendaman12

benih dan penyemprotan yaitu 1,64 % di Desa Blang Tunong KecamatanGlumpang Tiga dan 1,87 di Desa Wakeuh Kecamatan Indrajaya.Dokumentasi3.1.5. Model Pengembangan Adopsi Inovasi Teknologi Pertanian BerbasisGeografical Information (GIS) Mendukung Mandiri Pangan diProvinsi Aceh (Penjab: Cut Nina Herlina, S.Pi, M.Si)Latar BelakangPerbedaan (gap) sosio

di Lahan Sawah Provinsi Aceh (Penjab: Abdul Azis, S.Pi., MP) Latar Belakang Selain salah satu komoditi unggulan di Provinsi Aceh, kedelai juga mempunyai nilai ekonomi tinggi, prospek dan akses pasar baik, agroklimat sesuai dan potensi lahan cukup, sehingga komoditi ini mempunyai daya saing tinggi dan kompetitif.

Related Documents:

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014 Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian, Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi, Diseminasi dan Kerjasama Berwawasan Agribisnis Mendukung Pertanian Berkelanjutan Ramah Lingkungan Penanggung Jawab Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Disusun oleh :

Litbang Pertanian. Keputusan Menteri Pertanian tersebut mengamanatkan untuk mengoptimalkan peran KP sebagai Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP), yaitu sebagai lokasi penelitian, pengkajian, pengembangan, dan diseminasi inovasi pertanian pada unit pelaksana teknis lingkup Badan Litbang Pertanian.

dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan. b. Misi 1. Merakit, menguji dan mengembangkaninovasi pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung pertanian bio-industri. 2. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatan scientific recognition dan impact recognition. I.4. Strategi 1.

Pertanian, dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi yang diharapkan pada tahun 2019. Visi Balitbangtan yaitu “Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan”. Adapun misinya:

Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) mengacu pada Paradigma Pembangunan Pertanian (Agriculture for Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai

Litbang Pertanian dalam mewujudkan desentralisasi pengembangan teknologi yang disesuaikan dengan kondisi daerah, mengingat adanya keragaman di daerah, baik dari segi aspek fisik, ekonomi, maupun sosial budaya. BPTP Kepulauan Bangka Belitung dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian

Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya dan merupakan persyaratan 5oordi manajemen mutu yang harus dipenuhi oleh unit-unit kerja di lingkungan Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Manual Mutu ini disusun dengan mengacu

Bribery, fraud or other corrupt practice by University employees will be treated as a serious disciplinary offence, potentially resulting in dismissal without notice and/or legal action. In addition, there might, depending on the circumstances, be a criminal investigation by the police or other relevant authorities. 4 2.2 Reporting and Investigation Procedures 2.2.1 Corporate hospitality Where .