MANDALA DWIPANTARA

3y ago
100 Views
3 Downloads
1.06 MB
19 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : River Barajas
Transcription

Mandala Dwipantara: Gagasan Kertanegara dalam Sumpah PalapaNI Working PaperSeries No. 01MANDALA DWIPANTARA:Gagasan Kertanegara dalam Sumpah PalapaAnom B PrasetyoAssociate Director di Institute of History and Strategic Studies (INHiS) dan penulis sejumlah buku,antara lain, Perang Bubat: Fakta dan Fiksi Sejarah; Runtuhnya Demak Bintara: Aktor, Faktor, dan AkhirNegara Khilafah di Jawa; dan Perang Rempah: Jatuhnya Malaka sampai Bangkrutnya VOC 1511-1799(forthcoming, Juni 2020). E-Mail: anommails@yahoo.comMei 2020Nusantara InstituteWebsite: https://www.nusantarainstitute.com/Email: admin@nusantarainstitute.comWorking Paper Series No. 01i

Mandala Dwipantara: Gagasan Kertanegara dalam Sumpah PalapaNI Working Paper series diterbitkan berkala secara elektronik oleh Nusantara Institute (NI). Tujuan publikasi NI WorkingPaper adalah untuk menstimulasi diskusi, riset, dan studi tentang isu-isu yang berkaitan dengan tradisi, budaya,agama, kepercayaan, serta kerajaan lokal di Indonesia yang menjadi platform dan fokus utama Nusantara Institute.Pandangan yang diekspresikan dalam publikasi ini sepenuhnya milik penulis, bukan pandangan resmi NusantaraInstitute. Kredit atas pengutipan NI Working Paper harus diberikan pada penulis dan Nusantara Institute. Jika adapertanyaan lebih lanjut mengenai publikasi ini, silakan kirim email ke: admin@nusantarainstitute.com.Dewan Redaksi NI Working Paper SeriesSumanto Al Qurtuby (King Fahd University of Petroleum & Minerals)Peter Suwarno (Arizona State University)Al Makin (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga)Fachrizal Halim (University of Sascatchewan)Ahmad Najib Burhani (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)Dewan Eksekutif Nusantara InstituteSumanto Al Qurtuby (Direktur)Izak Y.M. LattuTedi KholiludinSetiadi UmarEliza PrabawaNi Luh DjelantikDewan Penasehat Nusantara InstituteY.W. Junardy (Ketua)Ahmad Syafii MaarifRobert W. HefnerSiti Musdah MuliaJohn A. TitaleySudhamek AWSIda Rsi WisesanathaChristine HakimMudjahirin ThohirBambang NoorsenaKGPH DipokusumoNusantara Institute (NI) adalah lembaga semi-otonom yang didirikan oleh Yayasan Nusantara Kita denganNomor Akta Notaris: AHU-00812.AH.02.01 dan Nomor Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM: AHU0010191.AH.01.04. Institusi ini fokus di bidang studi, kajian, riset ilmiah, publikasi, scholarship, fellowship, danpengembangan akademik tentang ke-Nusantara-an. Ada tiga tema utama yang menjadi fokus riset NusantaraInstitute, yaitu (1) agama dan kepercayaan Nusantara, (2) tradisi dan kebudayaan Nusantara, dan (3) kerajaankerajaan Nusantara. Ketiga tema sentral ini akan terus diteliti secara akademik-ilmiah dengan melibatkanjejaring ilmuwan, sarjana, akademisi, dan peneliti, baik dari Indonesia maupun mancanegara, yang ahli ataumemiliki spesialisasi di tema-tema tersebut. Temuan atau hasil-hasil riset nanti diharapkan bisa turut memberikontribusi penting bagi pemerintah (dalam bentuk pembangunan kebijakan publik), komunitas akademik (dalambentuk pembangunan teori maupun pengembangan khazanah keilmuan dan intelektual), dan masyarakat luas(dalam bentuk pembangunan kesadaran), tentang hal-ihwal yang berkaitan dengan tradisi, budaya, agama,kepercayaan, dan kerajaan-kerajaan di Nusantara.iiWorking Paper Series No. 01

Mandala Dwipantara: Gagasan Kertanegara dalam Sumpah PalapaMandala Dwipantara:Gagasan Kertanegara dalam Sumpah PalapaAbstractTulisan ini mengulas Mandala Dwipantara, sebuah gagasan persatuan Nusantara besutan RajaSingasari terakhir, Sri Kertanagara. Sebagai respons atas perkembangan geopolitik internasional,dengan menguatnya pengaruh imperium Tiongkok di Asia Tenggara, ide ini sempat kandas menyusulruntuhnya Singasari akibat serbuan Kerajaan Daha pimpinan Prabu Jayakatwang. Gagasan ini kembaliberkibar pada kurun Majapahit, melalui Sumpah Palapa, di tangan Mahapatih Gajah Mada. SumpahPalapa diakui menandai babak baru penyatuan Nusantara di bawah panji-panji Majapahit, meski terdapatpola, strategi, dan pendekatan berbeda—untuk tidak menyebutnya bertentangan—dengan perwujudanvisi Mandala Dwipantara pada kurun Singasari. Tulisan ini berpendapat, sekalipun Mandala Dwipantaraadalah gagasan Kertanagara, tetapi baru berhasil gemilang di tangan Gajah Mada. Gagasan MandalaDwipantara mandek setelah Kertanagara lengser akibat kudeta Prabu Jayakatwang. Sumpah Palapajuga mandek menyusul mangkatnya Gajah Mada (1364 M) dan Rajasanagara alias Hayamwuruk (1389M). Kelak, ide ini kembali terlihat, saat benih NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) mulai munculpada 28 Oktober 1928.KeywordsSingasari, Kertanegara, Majapahit, Gajah Mada, Sumpah Palapa, Hayam Wuruk, Nusantara,Ekspedisi Pamalayu, Kubilai Khan.PengantarSampai sekarang, Gajah Mada dipandang sebagai sosok sentral dalam sejarah kejayaan Majapahit1.Historiografi Majapahit menuturkan, sebagai Patih Mangkubumi Majapahit, lelaki berperawakangempal itu tercatat sebagai aktor kunci di balik usaha mempersatuan kerajaan-kerajaan di kepulauanNusantara di bawah panji-panji Majapahit. Sumpah Palapa, program politiknya sebagai mahapatih, tercatatsebagai langkah besarnya membawa Wilwatikta menuju kejayaan dalam banyak bidang—terutama perluasanwilayah kekuasaan Majapahit pada 1334-1389 M (Yamin, 2008). Sosoknya begitu dominan dalam pasangsurut Majapahit, baik sebagai Bekel Bhayangkari, Patih Daha, maupun pada puncak karir politiknya sebagaiMahapatih Majapahit. Diskursus ihwal Majapahit selalu menulisnya sebagai pokok bahasan, baik di awalberdirinya Majapahit di bawah Raden Wijaya (1293-1309 M), masa konsolidasi di bawah Raden Kalagemet1.Sosok Gajah Mada dalam tulisan ini bersumber pada sejumlah prasasti dan 13 naskah tradisi, antara lain Nagarakretagama, Pararaton, UsanaJawa, Babad Dalem (Bali), Babad Arung Bondan, Kitab Tantu Pagelaran, Babad Arya Kutawaringin (Bali), dan kisah-kisah dalam Cerita Panji.Bandingkan (Yamin, 1951; 1962a; 1962b; 2008).Working Paper Series No. 011

Mandala Dwipantara: Gagasan Kertanegara dalam Sumpah Palapa(1309-1328 M), Rani Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350 M) (Putra, 1995:16; Munandar, 2010:29-34),dan terutama pada puncak kejayaannya di bawah Prabu Dyah Rajasanagara (1350-1389 M).Sumpah Palapa sejatinya merupakan kelanjutan dari Mandala Dwipantara, gagasan Sri Kertanagara(1268-1292 M), sebuah usaha politik-diplomatik mempersatukan kerajaan-kerajaan di KepulauanNusantara di bawah panji-panji Singasari. Ekspedisi Pamalayu (1275 M)—tujuh tahun setelah dinobatkansebagai Raja Singasari (1268 M)—merupakan salah satu usaha Kertanagara mewujudkan gagasan itu, disamping ditujukan untuk membendung pengaruh imperium China-Mongol di kawasan Nusantara dan AsiaTenggara. Terang bahwa ekspedisi ini adalah gagasan Pan-Nusantara yang pertama, jauh sebelum GajahMada mengumandangkan sumpahnya (1334 M). Sumpah Palapa, dengan mengusung gagasan MandalaDwipantara, baru bisa diwujudkan setelah Majapahit berhasil memadamkan sejumlah pemberontakan,antara lain Rakrian Nambi dan Arya Wiraraja (1316 M), Rakrian Kuti (1319 M), termasuk Sadeng dan Keta(1331 M).Rangkaian pemberontakan itu menghambat Majapahit melanjutkan usaha-usaha mewujudkanMandala Dwipantara lebih awal. Sumpah Palapa sendiri baru dikumandangkan enam tahun sesudahterbunuhnya Jayanagara (1328 M)2, dan Majapahit segera mendaulat Tribhuwana Tunggadewi sebagairatu. Dalam usaha mewujudkan Mandala Dwipantara, Majapahit harus lebih dulu memadamkan sejumlahpemberontakan dan memastikan stabilitas politik dalam negerinya. Pada kurun Kertanagara, Singasaridihantam rangkaian pemberontakan karena hendak mewujudkan Mandala Dwipantara. Pemberontakanterhadap Majapahit lebih dipicu oleh lemahnya kepemimpinan Jayanagara; pemberontakan terhadapSingasari dipicu oleh gagasan Mandala Dwipantara, berikut kekecewaan sejumlah elite Singasari.Tampak bahwa Wawasan Mandala Dwipantara baru dapat diwujudkan setelah Singasari memantabkanstabilitas politik dalam negerinya; Sumpah Palapa dapat dikumandangkan setelah Majapahit memadamkanpemberontakan yang mengancam stabilitasnya. Term wawasan berasal dari wawas, bisa dimaknai melihatatau memandang, dan akhiran ‘an’ merupakan cara melihat atau cara pandang. Kamus Besar BahasaIndonesia mengartikan wawasan sebagai hasil dari mewawas, pandangan, konsepsi dan cara pandang.Sedangkan Dwipantara berasal dari bahasa Sansekerta untuk Kepulauan Antara atau Nusantara. Nusantaraatau Dwipantara bermakna pulau-pulau di antara benua-benua, dan dalam Nagarakretagama disebutkan,Nusantara adalah pulau-pulau di luar Jawa. Dalam batas-batas tertentu, Mandala Dwipantara merupakangagasan dalam usaha menyatukan wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa ke dalam satu pusat pemerintahan.Sebagai cara pandang suatu bangsa, baik ke dalam maupun ke luar, dengan pengaruh ideologi berikutletak geografis3, sejarah, serta tujuan nasionalnya4, gagasan ini menjadi pijakan Wawasan Nusantara(1982)5. Sebuah konsep kesatuan Nusantara6, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),yang hakikatnya merupakan ‘cara pandang’ Indonesia sebagai negara majemuk dalam kesatuan aliasBhineka Tunggal Ika; berbeda-beda tetapi dalam kesatuan. Dalam garis besar, usaha meneguhkan WawasanNusantara—dimulai dari Sumpah Palapa—kembali berlanjut dalam Sumpah Pemuda (1928), ProklamasiKemerdekaan (1945), Deklarasi Djuanda (1457), Konvensi Maritim Nasional I (1963), Wawasan Nusantara(1982), Indonesia Negara Kepulauan (1985), Konvensi Benua Maritim (1996), pembentukan Kementerian2.3.4.5.62Putra Raden Wijaya dari selir ini mendapat julukan Raden Kalagemet (penjahat yang lemah), merujuk pada kebiasaan sakit-sakitan dankelakuannya yang tak senonoh terhadap saudara perempuan tirinya; Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi Maharajasa (Berg, 1963: 217;Piagam Sidateka, 1323 M). Jayanagara (1309-1328 M) mati setelah ditikam Rakrian Tanca, seorang Dharmaputera dan tabib istana, selainbagian dari komplotan Rakrian Kuti. Ia dikisahkan menyimpan dendam kepada Prabu Jayanagara, setelah mendapat laporan bahwa istrinyaseringkali diganggu oleh sang prabu.Wawasan Nusantara sebagai wawasan wilayah ditegaskan dalam Deklarasi Djuanda, pada 13 Desember 1957, dan dikukuhkan dengan UUNo.4 Prp 1960 tentang Perairan Indonesia. Pada 17 Februari 1969, beleid ini diperkukuh dengan batas wilayah daratan, Deklarasi LandasKontinen.Dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 tentang GBHN, konsep Wawasan Nusantara dirumuskan sebagai kesatuan politik, sosial-budaya, kesatuanekonomi, dan kesatuan pertahanan-kemanan.Bertepatan dengan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS); Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut,menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. Sebuah perjanjian internasional hasil dari Konferensi PBB tentang Hukum Lautyang ketiga (UNCLOS III), berlangsung dari 1973 sampai 1982.Nusantara bisa dimaknai sebagai pulau-pulau lain, yang dilihat dari Jawa. Kata Nusantara terdapat dalam Nagarakretagama Pupuh 12.6.4;44.3.2; 79.3.1; 83.5.3 (Nagarakretagama, 1365).Working Paper Series No. 01

Mandala Dwipantara: Gagasan Kertanegara dalam Sumpah PalapaEksplorasi Kelautan & Perikanan (2000), Asas Cabotage7, dan Nawacita Poros Maritim (2014)8.Mandala DwipantaraKERAJAAN SINGASARI9 menjadi batusandungan Dinasti Yuan (1260-1368Setibanya di Jawa, kalian harus sampaikan denganM), di bawah Kubilai Khan (1260-1294M), dalam ekspansi wilayahnya kejelas kepada tentara dan penduduk negara itu,Asia Tenggara (Groeneveldt, 1960; Liji,bahwa pemerintahan kekaisaran sebelumnya telah2012; Kartodirdjo, 1993a; Munandar,2011; 2014; 2016; 2017). Kerajaanmelakukan kontak dengan Jawa melalui para utusankerajaan di sepanjang pesisir Laut Chinadari kedua pihak. Hubungan ini telah berjalanSelatan seperti Champa, Annam, danharmonis. Baru-baru ini mereka melukai wajahKamboja berhasil dikuasai dan tundukkepada Khan dalam ekspedisi militernyautusan kaisar, Meng Qi, dan kalian datang untuksepanjang 1280-1287 M (Lombard,menghukum perbuatan itu.2011: 3-11). Sekalipun kerajaankerajaan tersebut telah menginduk—Kubilai Khan, Kaisar Dinasti Yuan.kepada imperium China, tapi rupanya taksedikitpun menggoyahkan nyali Singasari,sebuah wilayah kekuasaan yang berpusatdi bagian timur Jawa10. Perkembangan geopolitik di kawasan Asia Tenggara bahkan segera direspons olehRaja Singasari, Sri Maharaja Kertanagara, dengan mengirim ekspedisi militer ke Swarnabhumi11, antaralain Ekpedisi Pamalayu pada 1275 Masehi.Kitab Pararaton (KPr)12, Nagarakretagama (NAG)13, dan Kidung Panji Wijayakrama (KPW)14 tidakmenyebutkan siapa nama Kertanagara di masa kecil. Hanya KPW yang menuturkan bahwa Kertanagaraadalah nama abishekanya (nama penobatan), sewaktu dilantik sebagai Yuwaraja (raja muda) pada 1254M. Dalam historiografi Singasari, ia merupakan penguasa pertama dan terakhir Singasari yang suksesinyatanpa disertai pertumpahan darah. Lahir dari perkawinan Sri Jayawisnuwardhana (Seminingrat)15 denganPermaisuri Waning Hyun, Kertanagara berhak menduduki takhta sebagai raja mahkota, mengepalai pararaja bawahan Singasari. Setelah Wisnuwardhana mangkat pada 1267 M, barulah Kertanagara bertindaksebagai raja utama, menguasai Daha dan Singasari, menggantikan ayahnya.7.Hak eksklusif suatu negara untuk menerapkan peraturan perundang-undangan sendiri dalam bidang darat, air, dan udara pada lingkup wilayahyang menjadi kekuasaan negara tersebut. Asas ini diatur melalui Inpres No. 5/2005 dan UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. AsasCabotage di atur lebih lanjut dalam PP No.22 Tahun 2011, berisi perubahan atas PP No.2010 tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan. Beleidini merupakan respons atas hambatan akibat penerapan UU No.17 Tahun 2008.8. Periksa Paparan Menko Bidang Kemaritiman, Jenderal TNI (Purn.) Luhut B Pandjaitan, “Indonesia Poros Maritim Dunia: Dari Sumpah Palapasampai Nawacita.” Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kemaritiman, Jakarta 4 Mei 2017.9. Historiografi Singasari dalam tulisan ini tetutama merujuk pada Kitab Pararaton (1481 M) dan Nagarakretagama (1365 M); Prasasti Mulamalurung(1255 M), Prasasti Maribong (1264 M), Prasasti Balawi (1305 M), dan Prasasti Kusmala (1350 M).10. Dalam penelusuran penulis, Kotaraja Singasari dulunya berpusat di Desa Candi Renggo, Kecamatan Singhasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur(Anom, 2015: catatan).11. Bumi Emas dan sebutan kuna Tanah Melayu; dalam batasan tertentu sebutan untuk Pulau Sumatera.12. Kitab ini ditulis pada 1481 M, sekira 300 tahun setelah kematian Ken Arok (Munandar, 2011: 1-16). Bandingkan (Raffles, 1830; Poerbatjaraka,1952; Krom, 1954; Padmapuspita, 1966; Mangkudimedja, 1979; Rahardjo, 2002; Muljana, 2005b; 2006b; 2009; Kasdi, 2008; Munandar,20011; 2017).13. Ditulis Mpu Prapanca pada 1365 M, kitab ini berisi laporan dari dekat si penulis sewaktu menjabat Jurutulis Majapahit. Berperan besar dalampenulisan sejarah Indonesia, Nagarakretagama menguraikan sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit, termasuk catatan blusukan PrabuHayamwuruk.14. Kitab ini diperkirakan ditulis pada kurun Jayanagara (1309-1328 M), dalam bentuk kidung (nyanyian), dan berisi riwayat Raden Wijaya sampaimenjadi Raja Majapahit (1309 M).15. Jayawisnuwardhana adalah nama abhiseka Ranggawuni, putra Anusapati. Anusapati naik takhta setelah membunuh Rajasa Sang Amurwabhumi(Ken Arok). Anusapati putra Tunggul Ametung-Ken Dedes; Anusapati dibunuh dan digulingkan oleh Panji Tohjaya, putra Ken Arok-Ken Umang(Anom, 2019b: Singasari). Bandingkan (Berg, 1963; 1985; Boechari, 2012: Ken Arok Putra Tunggul Ametung). Prasasti Mulamalurung (1255M) menuturkan, Wisnuwardhana adalah cucu Ken Arok.Working Paper Series No. 013

Mandala Dwipantara: Gagasan Kertanegara dalam Sumpah PalapaSepeninggal Wisnuwardhana16, dan Bhatara Narasingamurti17 setahun kemudian, Kertanagaramerombak struktur pemerintahan Singasari secara besar-besaran, untuk disesuikan dengan gagasan danvisi politiknya. Para menteri yang telah lama mengabdi kepada Wisnuwardhana, tapi tidak bisa menyesuaikandiri dengan garis politiknya, segera dimutasi dan diganti dengan orang-orang baru pilihannya dan berusialebih muda. Kendati kebijakan politiknya segera memicu gemuruh dendam di bawah permukaan singgasana,harus diakui Kertanagara adalah raja Singasari pertama yang bervisi kosmopolit, dengan ekspansi keluarJawa, meninggalkan politik tradisional-kontinental yang hanya berkisar pada wilayah Janggala-Panjalu(Muljana, 2006b:117). di Jawa Timur. Ia ingin wilayah Singasari lebih luas dan lebih besar dari JanggalaPanjalu, warisan Prabu Erlangga (1019-1049 M). Sejak 1275 M, ia mengirim balatentara Singasari keluarJawa, dalam Ekspedisi Pamalayu, untuk menjalin persahabatan dengan kerajaan-kerajaan di Tanah Melayu.Ekspedisi Pamalayu merupakan langkah kedua Kertanagara mewujudkan visi politiknya, CakrawalaMandala Dwipantara, yang hendak mempersatukan seluruh kerajaan di Kepulauan Nusantara di bawahpanji-panji Singasari (Muljana, 2005a: 150). Selain menjalin kerja sama dengan kerajaan-kerajaan Melayu,yang sebelumnya merupakan vassal (negara protektorat) Sriwijaya, ekspedisi ini bertujuan membendungpengaruh Dinasti Yuan di Asia Tenggara, yang telah berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan di sepanjangpesisir Laut China Selatan. Singasari bahkan secara khusus membuka hubungan diplomatik denganKerajaan Champa, antara lain dengan menjalin hubungan kekeluargaan; menikahkan seorang adiknya,Dewi Tapasi, dengan Raja (muda) Champa, Jaya Singawarman III. Bersatunya Champa-Singasari, dalampolitik persekutuan besan antar-negara, pada gilirannya ditujukan untuk membendung pengaruh imperiumChina di Asia Tenggara.16. Abu jenazah Wisnuwardhana didharmakan di dua candi; Candi Waleri sebagai Siwa di Blitar, dan Candi Jago sebagai Buddha Amoghapasa diTumpang, Malang (Anom, 2017).17. Bhatara Narasingamurti adalah nama abisheka Mahisa Campaka, putra Mahisa Wunga Teleng (Bhatara Paramesawara). Mahisa WungaTelengputra Ken Arok-Ken Dedes. Narasingamurti bersekutu dengan Wisnuwardhana untuk menggulingkan Panji Tohjaya, anak Ken Arok-Ken Umang,yang naik takhta Singasari menggantikan Anusapati. Sepeninggal Panji Tohjaya, Wisnuwardhana dan Mahisa Campaka bersekutu dan bersamasama memimpin Singasari; Ranggawuni dinobatkan sebagai raja, dengan abhiseka Wisnuwardhana. Sedangkan Mahisa Campaka menjadiAngabhaya (raja muda) atau pembantu utama sang prabu (semacam perdana menteri), dan memimpin raja-raja negara bawahan. Keduanyasepakat menjaga hubungan baik sampai keturunan mereka (Muljana, 2006b: 102-107).4Working Paper Series No. 01

Mandala Dwipantara: Gagasan Kertanegara dalam Sumpah PalapaDengan melibatkan puluhan ribu tentara, ekspedisi militer itu digelar menyusul penaklukan beruntunSingasari atas Kerajaan Bakulapura, Sunda, dan Madura. Ekspedisi Pamalayu bahkan dinilai bertanggungjawab secara langsung terhadap runtuhnya Sriwijaya18, di luar konflik internal keluarga kerajaan dan serbuanKerajaan Chola19, yang segera mendorong Sriwijaya dihantam perpecahan; terpecah menjadi beberapanegara terpisah. Pada paruh kedua abad ke-13 M, sejumlah kerajaan penting di Melayu telah menginduk keSingasari, dan pada akhir abad ke-13 M, kendali atas Semenanjung Malaka praktis telah lepas dari tanganSriwijaya. Kotaraja imperium maritim itu bahkan mulai bergeser ke pedalaman, sedikit ke wilayah utara,kawasan yang sekarang bernama Jambi. Kerajaan Melayu Dharmasraya, di pedalaman Sumatera, telahmengakui supremasi Singasari pada 1286 M20, di bawah pemerintahan Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa.Melalui serangkaian usahanya, Kertanagara tercatat berhasil menanamkan pengaruh di wilayah lebihluas, jauh melampaui capaian Ken Arok, leluhurnya dan pendiri Singasari. Ekspedisi Pamalayu menjadisalah satu langkahnya dalam membangun Pan-Nusantara (Mandala Dwipantara), di samping menjalinaliansi damai dengan negara-negara di kawasan21. Pada 1284 M, Singasari berhasil menaklukkan Bali,berikutnya Pahang dan Gurun di Semenanjung Melayu, Tanjungpura di Kalimantan, dan sejumlah kerajaandi kawasan timur Nusantara. Supremasi Singasari atas Melayu tercatat berlanjut pada kurun Majapahit,penerus Singasari yang didirikan oleh menantunya, Raden Wijaya22 pada 1293

Kitab Pararaton (KPr)12, Nagarakretagama (NAG)13, dan Kidung Panji Wijayakrama (KPW)14 tidak menyebutkan siapa nama Kertanagara di masa kecil. Hanya KPW yang menuturkan bahwa Kertanagara adalah nama abishekanya (nama penobatan), sewaktu dilantik sebagai Yuwaraja (raja muda) pada 1254

Related Documents:

apartados. Cada uno describe la utilidad del mandala en el uso de la terapia gestalt. Y cada apartado se encuentra dividido en tres partes, más o menos diferenciadas: 1º) la característica del mandala que me ha inspirado su uso en la terapia, 2º) la relación que

knowledge of circumference and area to develop a circle which will then become the container for their mandala designs and create their mandala by calculating the area and perimeter of different sized triangles and squares. Key concepts surrounding mandala design will be explored, including pattern, repetition, symmetry, proportion, and shape.

mandala means healing circle. Carl Jung first suggested that the drawing of mandalas creates a trance-like or meditative state. Curry and Kasser (2005) along with a replication study by van der Vennet and Serice (2012) both concluded that mandala coloring reduced state anxiety significantly more than plaid pattern coloring or blank page-coloring.

in the Top 10 Mandala Coloring Tips; children can scratch like crazy, you ll notice! (or you can let them make there own scratch pages, even more fun!) Whenever you feel the urge to color a children s mandala, go for it. Let out the child in yourself. I wish you lots of mandala coloring fun! Kind regards, Steven Vrancken www .

Yoga Observing a Complete Mandala of Deities in Four Sessions for Those Who Have Obtained a Master's Initiation 148 Great Yoga of Self-Completion 148 Three Meditative Stabilizations 149 Procedure for Those Unable to Cultivate either the Yoga Observing a Single Deity or the Yoga Observing a Mandala of Deities 150

analytical model of the tantric maṇḍala template found in Nāda Yoga Tantra praxis, an in-depth, multi-layered analysis is presented that includes significant features of the cycle, including architectural and layout design, semantic and literary fields, esoteric aspects, and a maṇḍala– based tantric analysis.

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Pendahuluan PT Mandala Multifinance Tbk senantiasa mengedepankan komitmen dan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai dengan peraturan yang berlaku, bagi seluruh manajemen dan karyawan Perusahaan. Hal ini terutama bertujuan untuk : - Menjamin keberlanjutan usaha dan mengoptimalkan nilai Perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan. - Meningkatkan .

BCS Foundation Certificate in Artificial Intelligence V1.1 Oct 2020 Syllabus Learning Objectives 1. Ethical and Sustainable Human and Artificial Intelligence (20%) Candidates will be able to: 1.1. Recall the general definition of Human and Artificial Intelligence (AI). 1.1.1. Describe the concept of intelligent agents. 1.1.2. Describe a modern .