PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN JENJANG MENENGAH .

3y ago
52 Views
2 Downloads
1.02 MB
41 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jenson Heredia
Transcription

PENDIDIKAN DAN PELATIHANKEWIDYAISWARAAN JENJANG MENENGAHMATA DIKLATANALISIS PENELITIANOleh:Dr. Asropi, S.IP., M.SiLEMBAGA ADMINISTRASI NEGARAREPUBLIK INDONESIAJAKARTA 2016i

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARAREPUBLIK INDONESIAKATA PENGANTARSalah satu aspek yang penting dalam sistem kediklatan adalah tenaga pengajar,yang dalam hal ini adalah Widyaiswara, karena perannya sebagai ujung tombakdalam penyelenggaraan Diklatpim. Widyaiswaralah yang langsung berinteraksidengan peserta Diklat dalam kelas dengan berbagi informasi, pengetahuan, danpengalaman. Lebih dari itu, Widyaiswara juga memberikan motivasi dan jugamenjadi inspirasi bagi peserta Diklat. Dalam pendek kata, peran Widyaiswaramenentukan pemahaman dan kemampuan peserta dalam mengasilkan outcomeDiklat.Dengan peran strategis tersebut, Widyaiswara dituntut untuk semakin ,Widyaiswaradapatmelaksanakan tugasnya dengan baik dalam mengelola kelas-kelas dalam DiklatAparatur Sipil Negara (ASN). Oleh karena itu untuk menjamin profesionalismeWidyaiswara, Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah merevisi pengaturantentang Diklat Berjenjang Widyaiswara yang diantaranya merubah kurikulum Diklatdan uji kompetensi Widyaiswara agar dapat memenuhi standar kompetensi yangtelah ditetapkan.Untuk mendukung penyelenggaraan Diklat Berjenjang Widyaiswara, diperlukanadanya modul yang menjadi standar materi dalam Diklat dan mempermudahpeserta dalam memahami maksud pembelajaran materi yang diajarkan. Dengandemikian, modul ini lebih merupakan pedoman bagi pengajar yang diharapkanii

aminkualitaspenyelenggaraan Diklatpim.Dengan diterbitkannya modul ini, meskipun isinya telah dikembangkan denganseoptimal mungkin, namun tak dapat dipungkiri masih terdapat kekurangan danketidaksempurnaan. Oleh karena itu kami selalu mengharapkan saran danmasukan dari para stakeholders demi peningkatan materi modul dan kualitasDiklat Berjenjang Widyaiswara. Selanjutnya, kepada para penulis, kami sampaikanbanyak terima kasih dan penghargaan atas kontribusi dan kerjasamanya.Akhirnya, semoga Tuhan selalu meridhoi usaha kita semua. Amin.iii

DAFTAR ISIhalHalaman JuduliKata PengantariiDaftar IsiivBAB IBAB IIPENDAHULUAN5A.Latar Belakang5B.Deskripsi Singkat6C.Tujuan Pembelajaran6D.Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok7KONSEP DASAR ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN8A.Pengertian analisis kebutuhan pelatihan8B.Kedudukan analis dalam proses pelatihan9C.Latihan9BAB IIIJENIS DATA PENELITIAN11BAB IVANALIS DATA KUANTITATIF20BAB VANALIS DATA KUALITATIF20BAB VIHAMBATAN ANALIS PENELITIAN34iv

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBerdasarkan peraturan menteri PAN dan RB Nomor 22 tahun 2014 tentangjabatan fungsional widyaiswaradan angka kreditnya,maka setiapwidyaiswara dituntut untuk melaksanakan pengembangan profesi, anpendidikan,pengajaran dan pelatihan (dikjartih). Pengembangan profesi widyaiswara iniantara lain meliputi aktivitas penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) baik yangberupa KTI hasil penelitian maupun gagasan original dalam bidang spealisasikeahlian dan lingkup kediklatan. KTI widyaiswara ini dapat berbentuk buku,non buku, maupun makalah yang disajikan dalam suatu pertemuan ilmiahtertentu.Tuntutan untuk menulis KTI khususnya KTI berbasis penelitian tersebut bagisebagian widyaiswara menjadi beban tersendiri, karena hal ini merupakanaktivitas yang berada di luar cakupan kerja tradisionalnya untuk mendidik,mengajar dan melatih. Dalam kurun waktu yang cukup lama penelitian danpenulisan KTI telah dilekatkan sebagai fungsi yang dilaksanakan oleh parapeneliti dan dosen di perguruan tinggi. Namun sekarang, penelitian danpenulisan KTI harus dilaksanakan oleh widyaiswara. Dengan merujukPeraturan Kepala LAN Nomor 26 Tahun 2015 tentang Pedoman PenilaianAngka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara, kegiatan penelitian danpenulisan KTI ini akan berkontribusi cukup signifikan untuk kenaikan jenjangjabatan fungsional widyaiswara.Selanjutnya, untuk membantu widyaiswara dalam kegiatan penelitian danpenulisan KTI, dipandang perlu untuk disusun modul-modul yang dapatdijadikan referensi bagi widyaiswara. Referensi terkait penelitian inisebenarnya sudah cukup banyak, yang dapat digali dari berbagai sumberyang berwujud textbook maupun tulisan dalam jurnal dan website. Namun1

demikian, untuk membantu para widyaiswara dalam proses ini, dipandangperlu untuk menyusun sejumlah modul yang saling berhubungan yangnantinya diharapkan dapat menjadi rujukan widyaiswara dalam penyusunanKTI.Modul analisis penelitian ini adalah salah satu modul yang ditujukan untukkepentingan tersebut. Rangkaian dari modul ini adalah modul tentangpenyusunan riset desain dan modul tentang penulisan KTI. Riset desainditindaklanjuti dengan analisis penelitian, dan setelah analisis selesaidilaksanakan peneliti menyusun laporan atau artikel KTI dari hasil analisistersebut.B. Deskripsi SingkatModul analisis penelitian ini memuat materi tentang tahap atau prosedur yangharus dilakukan oleh seorang widyaiswara ketika telah memiliki data untukdianalisissehingga menghasilkaninformasi yangbermanfaatuntukkepentingan pengambilan keputusan, pengujian hipotesa atau penggambaransecara komprehensif tentang suatu realitas. Dalam modul ini diuraikanprosedur dan teknik-teknik analisis terhadap data-data penelitian baik yangberupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Secara lebih rinci, modul inimeliputi bagian-bagian yang satu dengan lainnya saling terkait, meliputi jenisdata penelitian, teknik analisis data kuantitatif, dan teknik analisis datakualitatif.C. Tujuan PembelajaranAdapun tujuan dari adanya pembelajaran ini adalah agar para widyaiswarapeserta diklat dapat meningkat kompetensi mereka dalam analisis penelitian.Secara lebih rinci, melalui pembelajaran ini dapat ditingkatkan sejumlahkompetensi, yang antara lain meliputi:1.Mampu menjelaskan pengertian analisis penelitian dan kedudukannyadalam proses penelitian2.Mengetahui jenis-jenis data penelitian3.Mengetahui teknik analisis yang sesuai dengan jenis data penelitian2

4.Mampu memilih jenis penelitian yang sesuai dengan jenis datapenelitian5.Mengetahui dan menerapkan teknik analisis data kuantitatif6.Mengetahi dan menerapkan teknik analisis data kualitatifD. Materi Pokok dan Sub Materi PokokBerdasarkan tujuan pembelajaran di atas, selanjutnya dalam modul inidirumuskan materi pembelajaran yang dapat dipilahkan kedalam materi pokokdan sub materi pokok, secara lebh rinci materi pokok dan materi sub pokokadalah sebagai beikut:1.Pengertian dan kedudukan analisis penelitian dalam proses penelitian2.Jenis data penelitian3.Analisis Data Kuantitatif4.Analisis Data Kualitatif5.Hambatan Analisis Penelitian3

BAB IIPENGERTIAN DAN KEDUDUKANANALISIS PENELITIANA. Pengertian Analisis PenelitianDalam modul ini, yang dimaksud dengan analisis penelitian adalah prosespengolahan atas data-data penelitian untuk menghasilkan informasi yangberguna dalam rangka penyimpulan dan pengambilan keputusan yangberhubungan dengan pertanyaan penelitian, uji hipotesis atau pengujianteori. Proses pengolahan data tersebut terdiri dari berbagai kegiatan yangsaling berangkai satu dengan yang lain. Rangkaian kegiatan analisis tersebutakan berbeda antara analisis yang diterapkan pada data kuantitatif dengananalisis untuk data-data kuantitatif. Pada data-data kualitatif, analisispenelitian dapat meliputi berbagai kegiatan yang antara lain meliputi sortirdata, triangulasi dan integrase data. Sementara itu, untuk data kuantitatif,proses analisis memuat berbagai hal, antara lain uji asumsi klasik, ujikorelasi, uji regresi linier atau uji path dan SEM untuk analisis systemdynamic.Dalam proses analisis, banyak ragam teknik analisis yang dapat digunakanoleh widyaiswara. Namun demikian, umumnya pilihan atas teknik analisisditentukan oleh tujuan dan pendekatan dari penelitian yang sedangdilaksanakan. Adapun tujuan peneltian, secara umum dapat dibedakanmenjadi tiga hal, yang juga bisa digunakan untuk klasifikasi jenis penelitian,meliputi: 1) deskripsi, ditujukan untuk menggambarkan keadaan senyatanyadari obyek yang diteliti, 2) eksplorasi, tujuan penelitian adalah untuk menggaliinformasi yangsangat mendalam hingga tinkatan hakekat dari suatu realitas,dan 3) eksplanasi, penelitian ditujukan untuk memberikan penjelasanhubungan sebab akibat dari suatu realitas ( .). Berdasarkan tujuantersebut, maka dalam literatur analisis, dikenal istilah antara lain meliputi4

descriptive statistic, exploratory data analysis (EDA), dan confirmatory dataanalysis (CDA).Selain berbagai istilah tersebut, dalam literature juga dikenali berbagai istilahlain terkait analsisis. Predictive analytics berfokus pada penerapan modelstatistik untuk peramalan prediksi atau klasifikasi, sementara itu textanalytics berlaku teknik statistik , linguistik , dan struktural untuk mengekstrakdan mengklasifikasikan informasi dari sumber-sumber tekstual.B. Kedudukan Analisis dalam Proses PenelitianProses penelitian ilmiah diawali dari penetapan fokus penelitian yangkemudian dilanjutkan dengan penyusunan riset desain. Dalam dokumen risetdesain ini terdapat pertanyaan penelitian yang akan diupayakan jawabannyamelalui penggalian data, pengolahan dan analisis data lapangan. Informasiyang dihasilkan dari analisis inilah yang kemudian digunakan sebagaijawaban atas pertanyaan penelitian. Dalam penelitian explanative, hasilanalisis tersebut seringkali merupakan hasil uji atas hipotesa yang telahdirumuskan dalam riset desain sebelumnya.Dengan memperhatikan letak analisis dalam proses penelitian, makaaktivitas analisis baru bisa dilaksanakan ketika riset desain danpengumpulan data lapangan telah selesai dikerjakan oleh peneliti. Namundemikian, untuk penelitian kualitatif, karena tidak tertutup kemungkinanpenggalian data yang lebih mendalam, proses analisis dapat dilaksanakanseiring proses penggalian data lapangan.Analisis penelitian bukan akhir dari proses penelitian. Setelah proses analisisselesai dilaksanakan, peneliti kemudian menyusun laporan hasil penelitian.Laporan hasil penelitian ini dapat mengambil bentuk yang sangat beragam,baik KTI yang tidak diterbitkan maupun KTI yang diterbitkan.Dalam pedoman ini selanjutnya akan diuraikan secara lebih mendalamterkait analisis penelitian. penulisan dimulai dari pengertian, kemudiandilanjutkan dengan pembahasan tentang jenis data penelitian. Pembahasantentang jenis data penelitian sangat diperlukan, karena para widyaiswara5

gdikumpulkannya. Jenis data tersebut akan sangat mempengaruhi tipeanalisis yan diambilnya.C. Latihan1.Uraikan pengertian tentang analisis penelitian2.Sebutkan beberapa teknik analisis penelitian3.Jelaskan kedudukan analisis penelitian dalam proses penelitian6

BAB IIIJENIS DATA PENELITIANData-data penelitian yang dikumpulkan dalam rangka menjawab masalahpenelitian, dapat diklasifikasikan kedalam data kualitatif dan data kuantitatif.Secara sederhana kedua jenis data tersebut dapat dibedakan, bahwa datakuantittaif berbentuk angka sedangkan data kualitatif adalah data yang tidakberbentuk angka (Henn, 2006:185). Penjelasan lebih mendalam tentang keduajenis data penelitian ini diuraikan lebih lanjut dalam tulisan berikut.Data kualitatifData kualitatif dapat dikumpulkan melalui cara yang sangat beragam. Berg (2001)menyebutkan interviewing, focus groups, ethnography, sociometry, unobtrusivemeasures, historiography, dan case studies. Namun demikian, teknik yang palingsering digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif adalah wawancaramendalam, observasi, dan analisis dokumen.Data kualitatif yang dikumpulkan melalui berbagai teknik tersebut, selanjutnyadapat diklasifikasikan dalam sejumlah bentuk sebagai berikut: Teks. Teks adalah data yang berbentuk tulisan, baik tulisan yang terstrukturmaupun tidak terstruktur. Teks terstrutur adalah data yang sudah berujudtulisan pada saat data dikumpulkan. Contoh teks terstruktur adalah tulisandalam buku, majalah, laporan, surat kabar, selebaran dan situs. Adapun tekstidak terstruktur adalah data yang pada awalnya bukan tulisan kemudiandibuat tulisan, seperti transkrip hasil wawancara dan catatan lapangan. Rekaman audio. Adalah data yang berupa rekaman suara dari suatuperistiwa yang diamati. Dalam rekaman audio ini tidak ada rekaman gambar.Pada umumnya peneliti merekam kejadian-kejadian yang menarik pada saatpenggalian data, sebagai pengganti atau pelengkap dari catatan-catatantentang kejadian, orang atau obyek yang diamati. Jika rekaman tersebutmemuat hasil wawancara antara peneliti dan nara sumber, peneliti kemudian7

mentranskrip rekaman audio untuk memudahkan proses pengolahan dananalisis data. Beberapa data yang berupa rekaman audio, antara lainmeliputi: hasil wawancara, rekaman pidato, rekaman dari siaran radio,music, dan perbincangan yang direkam. Rekaman video. Jika rekaman audio hanya merekam suara, rekaman videoini memuat gambar yang bergerak. Kelebihan dari rekaman video ini adalahkemampuannya untuk merekam konteks yang berupa suasana, kondisilingkungan, keadaan atau latarbelakang dari peristiwa, obyek atau orangyang diamati. Dengan demikian informasi yang terekam lebih komplit. Hasilrekaman video juga bisa berulang kali dilihat, sehingga peneliti dapatmengamati secara lebih cermat dan mendapatkan data yang lebih detil. Selain menggunakan rekaman video yang dibuat sendiri, pada penelitiantertentu seorang peneliti juga dapat memanfaatkan video yang direkam olehpihak lain. Rekaman CCTV yang sudah banyak terpasang di berbagaiwilayah public (public area) dan video yang disebar melalui jaringan internet,seperti youtube, dapat menjadi data yang sangat berguna bagi peneliti. Photography. Photo adalah data yang berujud gambar tidak bergerak yangdihasilkan melalui kamera. Photo sangat diperlukan untuk mengamatikejadian, orang atau obyek yang sangat spesifik pada waktu yang sangatspesifik juga.Pada penelitian kualitatif, peneliti sebenarnya memiliki kebebasan untuk memilihbentuk data apa yang dia perlukan. Sebagai contoh, untuk penelitian tentangperilaku peserta didik di dalam kelas, widyaiswara yang sedang melakukanpenelitian dapat saja hanya memanfaatkan hasil rekaman CCTV yang terdapatdi kelas. Widyaiswara tersebut juga dapat mengandalkan hasil wawancaranyaterhadap sejumlah widyaiswara lain. Namun demikian, kualitas yang lebih baiktentu saja akan diperoleh jika widyaiswara memadukan berbagi bentuk datapenelitian.Dalam penelitian, mekipun semua bidang dapat digali darinya data kualittaifmaupun data kuantitatif, beberapa orang menganggap terdapat bidang-bidang8

tertentu yang lebih cocok untuk data kualitatif dan bidang lain cocok untuk datakuantitatif. Adapun beberapa bidang yang seringkali dianggap sebagai wilayahdata kualitatif, adalah sebagai berikut:a.Berbagai aspek terkait manusia. Manusia merupakan isu yang palingpenting yang berhubungan dengan data kualitatif. Beberapa aspek yangumum diteliti antara lain adalah perilaku, budaya kerja, kerja, motivasi,partisipasi, dan lain lain.b.Isu-isu lingkungan. Dalam beberapa kasus, isu-isu lingkungan menyediakandata kuantitatif, seperti ambang polutan dan luas lahan kering. Namundemikian, umumnya isu lingkungan, lebih banyak yang berhubungan dengandata kualitatif, seperti produk ramah lingkungan, tanggung jawab terhadaplingkungan, keberlanjutan pembangunan, sikap terhadap keselamatan,efisiensi, dan produksi limbah.c.Masalah etika yang terkait erat dengan isu-isu lingkungan dan manusia, dandapat tercakup dalam tata kelola perusahaan. Pekerja anak danpembuangan limbah secara ilegal adalah contoh dari masalah etika.d.Cara perusahaan berurusan dengan pemegang saham adalah aspekkualitatif yang paling jelas dari sebuah bisnis. Meskipun mengukur sesuatusecara kualitatif sulit, kebanyakan orang dapat membuat penilaian tentangperilaku atas dasar bagaimana mereka merasa diperlakukan. Hal inimenunjukkan bahwa sifat-sifat kualitatif berhubungan erat dengan aspekemosional.Data kuantitatifSecara sederhana, data kuantitatif adalah data yang berujud angka. Data yangberujud angka-angka ini kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik.Hanya saja, dalam proses analisis, tidak sembarang teknik bisa digunakan untukmenganalisis data-data kuantitatif. Teknik analisis yang dipilih harus sesuaidengan karakteristik data kuantitatif yang dimiliki oleh peneliti. Dengan demikian,peneliti harus terlebih dahulu mengenali karakter dari data sebelum memilih9

teknik analisis yang digunakan. Untuk mengenali karakter dari data kuantitatif,perlu dipahami konsep tingkat pengukuran.Tingkat pengukuran (Level of measurement)Tingkat pengukuran atau sekala pengukuran (scale of measure) adalahklasifikasi yang menggambarkan sifat informasi dalam angka-angka yangdihubungkan dengan variables. Klasifikasi ini dikembangkan oleh Stanley SmithStevens, dan telah diteritkan di Tahun 1946 dalam sebuah artikel ilmiah yangberjudul "On the theory of scales of measurement". Dalam artikel tersebut ,Stevens menyatakan bahwa semua pengukuran dalam ilmu dilakukan denganmenggunakan empat jenis skala yang berbeda yang disebut " nominal , " "ordinal, " "interval , " dan " rasio. Beberapa ahli, kemudian menggolongkankeempat jenis skala tersebut kedalam dua katagori, yaitu categorical dan metric.Categorical mencakup nominal dan ordinal, sedangkan metric meliputi intervaldan rasio (Blaikie, 2003 :4)Nominal levelTipe nominal adalah ketika angka-angka data penelitian hanya berfungsi sebagaisimbol semata dari katagori obyek, orang atau kejadian dan tidak menunjukanadanya perbedaan jenjang diantara katagori tersebut. Sebagai contoh, penelitimenggunakan angka 1 untuk data dengan katagori jenis kelamin laki-laki danangka 2 untuk katagori jenis kelamin perempuan. Angka 1 dan 2 tersebutberkedudukan hanya sebagai simbol dari jenis kelamin, dan tidak ada perbedaanjenjang diantara keduanya. Dalam hal ini, angka 2 tidak menjadikan katagori jeniskelamin perempuan lebih baik atau lebih tinggi kualitasnya dibandingkan katagorijenis kelamin laki-laki yang menggunakan symbol angka 1. Sekala nominal ini,seringkali digunakan dalam penelitian untuk representasi data tentangkebangsaan, suku, bahasa, aliran, status perkawinan dan agama.Sementara itu, dalam bidang spealisasi keahlian dan lingkup kediklatan, sekalanominal ini antara lain digunakan pada sejumlah variabel berikut:a.spealisasi keahlian widyaiswarab.Latar belakang institusi peserta diklat10

c.Nama diklat teknis yang pernah diikutiData nominal ini sebenarnya adalah data-data kualitatif (yang dikuantitatifkan),oleh karena itu angka dalam skala ini tidak bisa dijumlahkan dan dibagikan.Namun demikian, analisis atas data nominal ini biasa menggunakan statistic,yaitu statistic deskriptif untuk mendapatkan informasi tentang modus (mode) daripenelitian tersebut.Ordinal scaleData ordinal memuat data-data sebagaimana sekala nominal, hanya saja datatersebut menunjukan adanya perbedaan peringkat antar katagori satu dengankatagori yang lain, sehingga data bisa diposisikan dalam urutan dari peringkatyang paling rendah sampai yang paling tinggi.Penggunaan symbol angkadalam sekala ordinal ini memberikan makna peringkat, sehingga angka dengansymbol 2 lebih tinggi peringkatnya dibandingkan simbol 1 dan lebih rendahdibandingkan simbol 3 dan 4. Penggunaan symbol angka dalam pengukuran“jenjang pendidikan” adalah contoh dari penerapan skala ordinal. Dalam skalaini, pilihan “sekolah dasar” yang diberi symbol 1, memiliki derajat lebih rendahdibandingkan pilihan “SMP/SLTP” yang diberi symbol 2.Selain data yang bersifat non-dikotomi (non-dichotomous) sebagaimana contohdiatas, skala ordinal juga digunakan pada data-data dikotomi yang menunjukanadanya peringkat. Sebagai contoh, data “jauh” vs “dekat” untuk mengukur jarakdan data “mendukung” vs “menolak” untuk mengukur dukungan publik.Data pada sekala ordinal memiliki jenjang atau peringkat diantara katagori yangada. Namun demikian peringkat antarkatago

demikian, untuk penelitian kualitatif, karena tidak tertutup kemungkinan penggalian data yang lebih mendalam, proses analisis dapat dilaksanakan seiring proses penggalian data lapangan. Analisis penelitian bukan akhir dari proses penelitian. Setelah proses analisis selesai dilaksanakan, peneliti kemudian menyusun laporan hasil penelitian.

Related Documents:

1. Memberikan Pelatihan Tonis A 2. Memberikan Pelatihan Gerak dan Lagu B 3. Memberikan Pelatihan Kaligrafi C 4. Memberikan Pelatihan Menyulam D 5. Memberikan Pelatihan Menbuat Kerajinan Kain Flanel E 6. Memberikan Pelatihan Membuat Paper Craft F 7. Memberikan Pelatihan Membuat Origami G 8. Memberikan Pelatihan Membuat Bunga dari Sedotan H .

Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Pangan 7. Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian 8. Pelatihan Budidaya padi dan Jagung 9. Pelatihan Budidaya Hortikultura (Sayur dan Buah-Buahan) 10. Pelatihan Budidaya Bawang Merah 11. Pelatihan Budidaya Hidroponik

dan Praktik Perencanaan Pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan, baik pada jenjang S1 maupun jenjang S2. . khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan dasar dan menengah. Sampai akhirnya penulis . kurikulum, dana, dan fasilitas) untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Engkoswara .

A. Pelatihan Khitobah 1. Pengertian Pelatihan Khitobah Pelatihan khitobah berasal dari dua kata yaitu pelatihan dan khitobah. Pelatihan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses, cara, perbuatan melatih, kegiatan atau pekerjaa

pelatihan berbasis kompetensi operator cnc jenjang 1 kode program pelatihan: c.2592000.01.14 kementerian tenaga kerja dan transmigrasi ri direktorat jenderal pembinaan pelatihan dan produktivitas direktorat standa

3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan 4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar .

SALINAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR KEP- 138 /PP/2018 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN PENGAWAS DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN, Menimbang Mengin

MINISTRY OF COMMERCE AND INDUSTRY (Department of Industrial Policy and Promotion) NOTIFICATION New Delhi, the 11th April, 2018 G.S.R. 364(E).—This notification is being issued in supersession of Gazette Notification No. G.S.R. 501(E) dated May 23, 2017. Definitions 1. In this notification,— (a) An entity shall be considered as a Startup: i .