KUALITAS HASIL PENCELUPAN KAIN MORI PRIMISSIMA

3y ago
42 Views
3 Downloads
522.29 KB
44 Pages
Last View : 9d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Albert Barnett
Transcription

KUALITAS HASIL PENCELUPAN KAIN MORIPRIMISSIMA MENGGUNAKAN LIMBAH KULITBUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)SKRIPSIdiajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelarSarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata BusanaOlehLailatul MaghfirohNIM. 5401415019PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANAJURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2020

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTO :1. “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunungyang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indahdipandang mata”. (QS. Qaf : 7)2. “Sekecil apapun langkah yang kau buat, semesta akan memberikanpenghargaan untukmu” (Anonim)PERSEMBAHAN :1. Bapakku dan Ibuku tercinta yang selalumemotivasi dan mendoakan.2. Kakak-kakakku tersayang yang senantiasamemberi semangat dan dukungan.3. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku yangtelah membersamai.v

KATA PENGANTARSegala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telahmelimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsiyag berjudul Kualitas Hasil Pencelupan Kain Mori Primissima Menggunakan LimbahKulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus). Skripsi ini disusun sebagai salahsatu persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 PendidikanTata Busana Universitas Negeri Semarang, Shalawat serta salam disampaikan kepadaNabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan Kita semua mendapatkan safaat-Nya diYaumil akhir nanti, amin.Penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari bantuan pihak, oleh karena itu padakesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih serta penghargaan kepada:1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., selaku Rektor Universitas NegeriSemarang.2. Dr. Nur Qudus, M.T. IPM., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas NegeriSemarang.3. Dr. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PendidikanKesejahteraan Keluarga yang juga sebagai Ketua Program Studi PendidikanTata Busana.4. Dra. Widowati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang senantiasamemberikan arahan dan bimbingan untuk perbaikan karya tulis ini.5. Adhi Kusumastuti, S.T., M.T., Ph.D., dan Wulansari Prasetyaningtyas, S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen Penguji I dan II yang berkenan memberikan masukan dansaran agar menambah bobot karya tulis ini.6. Semua Dosen dan Karyawan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan KeluargaFakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.7. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang tidakdapat disebutkan satu per satu.Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Semarang, 13 Februari 2020Penulisvi

ABSTRAKMaghfiroh, Lailatul. 2020. Kualitas Hasil Pencelupan Kain Mori PrimissimaMenggunakan Limbah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Skripsi,Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas NegeriSemarang. Dosen Pembimbing, Dra. Widowati, M.Pd.Pewarnaan kain untuk teksil dapat dilakukan dengan menggunakan zatpewarna alam (ZPA) dan zat pewarna sintetis (ZPS). Penggunaan zat pewarna alamdiharapkan mampu mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan zatpewarna sintetis. Bahan yang dipilih pada penelitian ini adalah limbah kulit buah nagamerah, kulit buah naga merah mengandung antosianin yang berpotensi memberikanwarna merah hingga biru sehingga berpotensi digunakan sebagai zat pewarna alamuntuk tekstil. Tujuan dari penelitian ini untuk: (1) mengetahui apakah limbah kulitbuah naga merah dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alam pada pencelupan kainmori primissima. (2) mengetahui ketuaan warna, ketahanan luntur warna terhadappencucian sabun, penodaan terhadap kain putih, ketahanan luntur warna terhadap sinarmatahari pada pencelupan kain mori primissima menggunakan ekstrak limbah kulitbuah naga merah dengan variasi mordan tawas 50 g/l, kapur tohor 50 g/l dan tunjung50 g/l.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan variabel bebas jenismordan yaitu tawas, kapur tohor, dan tunjung, variabel terikat: (1) ketuaan warna. (2)ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun. (3) penodaan terhadap kain putih.(4) ketahanan luntur warna terhadap sinar matahari, variabel kontrol: (1) Ekstraksipanas dengan konsentrasi 750 gr dan air 7,5 liter. (2) kain mori primissima dengankonstruksi benang 119 x 94 dan nomor benang CM 50 dengan ukuran 40 x 40 cm. (3)lama pencelupan 30 menit dengan 6 kali pencelupan. (4) metode pre-mordanting.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah uji laboratorium. Teknik analisisdata yang digunakan adalah analisis deskripftif yang dilakukan untuk mendeskripsikanatau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti.Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil ketuaan warna paling gelappada mordan tunjung dengan R% 8,91, rata-rata ketiga mordan meunjukkan hasil tua.Nilai uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun menghasilkan nilai ratarata 3-4 yang masuk dalam kategori cukup baik. Nilai uji penodaan terhadap kain putihmenghasilkan rata-rata nilai 4-5 yang masuk dalam kategori baik. Nilai uji ketahananluntur warna terhadap sinar matahari menghasilkan nilai rata-rata 4 yang masuk dalamkategori baik. Hasil uji ketahanan paling rendah diperoleh pada uji ketahanan lunturwarna terhadap pencucian sabun dengan rata-rata nilai 3-4 yang masuk dalam kategoricukup baik, hal ini dikarenakan metode mordanting yang dipakai hanya premordanting sehingga menyebabkan warna mudah terlepas dari serat, untuk penelitianselanjutnya agar menggunakan metode mordanting yang berbeda yaitu premordanting, meta-mordanting maupun post-mordanting.Kata Kunci : Kulit Buah Naga Merah, Zat Pewarna Alami, Mori Primissima.vii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iPERSETUJUAN PEMBIMBING . iiHALAMAN PENGESAHAN . iiiPERNYATAAN KEASLIAN . ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN. vKATA PENGANTAR . viABSTRAK . viiDAFTAR ISI . viiiDAFTAR TABEL . xDAFTAR GAMBAR . xiDAFTAR LAMPIRAN . xiiBAB1PENDAHULUAN . 11.1Latar Belakang Masalah . 11.2Identifikasi Masalah . 31.3Pembatasan Masalah . 41.4Rumusan Masalah . 41.5Tujuan Penelitian . 51.6Manfaat Penelitian . 52KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS . 62.1Kajian Pustaka . 62.2Kajian Teoretis . 102.2.1 Zat Pewarna Tekstil. 102.2.2 Kulit Buah Naga sebagai Zat Pewarna Alam . 132.2.3 Kain Mori . 152.2.4 Proses Ekstraksi . 172.2.5 Pewarnaan Kain Mori Primissima . 182.2.6 Kualitas Hasil Pencelupan Kain Mori Primissima. 222.3Kerangka Teoretis . 24viii

2.4Hipotesis . 263METODOLOGI PENELITIAN. 273.1Waktu dan Tempat Penelitian . 273.2Desain Penelitian. 283.3Alat dan Bahan Penelitian . 293.4Variabel Penelitian . 343.5Teknik Pengumpulan Data . 393.6Teknik Analisis Data . 404HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 424.1Limbah Kulit Buah Naga sebagai Zat Pewarna Alam . 424.2Hasil Analisis Deskriptif . 424.2.1 Pengujian Ketuaan Warna (R%) . 424.2.2 Pengujian Ketahanan Luntur Warna terhadap Pencucian Sabun. 454.2.3 Pengujian Penodaan terhadap Kain Putih. 464.2.4 Pengujian Ketahanan Luntur Warna terhadap Sinar Matahari . 474.3Pembahasan . 484.3.1 Limbah Kulit Buah Naga sebagai Zat Pewarna Alam . 484.3.2 Pengujian Ketuaan Warna (R%) . 484.3.3 Pengujian Ketahanan Luntur Warna terhadap Pencucian Sabun. 504.3.4 Pengujian Penodaan terhadap Kain Putih. 514.3.5 Pengujian Ketahanan Luntur Warna terhadap Sinar Matahari . 514.4Keterbatasan Penelitian . 525PENUTUP . 545.1Simpulan . 545.2Saran . 54DAFTAR PUSTAKA . 56LAMPIRAN . 60ix

DAFTAR TABELTabel3.1Desain Penelitian . 283.2Standar Nilai Grey Scale . 393.3Standar Nilai Staining Scale . 394.1Nilai Ketuaan Warna . 434.2Nilai Uji Ketuaan Warna . 434.3Nilai Uji Ketahanan Luntur Warna terhadap Pencucian Sabun . 434.4Nilai Uji Penodaan terhadap Kain Putih . 454.5Nilai Uji Ketahanan Luntur Warna terhadap Sinar Matahari . 46x

DAFTAR GAMBARGambar2.1Buah Naga Merah . 132.2Skema Kerangka Teoretis . 253.1Skema Langkah-langkah Eksperimen . 334.1Hasil Uji Nilai Ketuaan Warna . 44xi

DAFTAR L AMPIRANLampiran1Formulir Usulan Topik . 602Surat Usulan Pembimbing . 613Surat Keputusan Dosen Pembimbing . 624Surat Tugas Penguji Seminar Proposal . 635Berita Acara Seminar Proposal . 646Daftar Hadir Dosen Seminar Proposal . 657Daftar Hadir Mahasiswa Seminar Proposal . 668Surat Permohonan Izin Uji Laboratorium . 679Data Hasil Uji Laboratorium . 6810Data Hasil Uji Ketuaan Warna (R%) . 6911Cara Uji Ketuaan Warna . 7912Cara Uji Ketahanan Luntur Warna . 8013Cara Uji Ketahanan Luntur Warna terhadap Sinar Matahari . 8214Tahap Pelaksanaan Penelitian . 83xii

BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar Belakang PenelitianIndonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati,mulai dari tumbuhan maupun hewan, sehingga sangat berpotensi dalam penyediaanbahan baku bersumber dari alam, namun pada kenyataannya sumber daya alamyang dimiliki belum dikelola dengan maksimal kendati secara tradisionalpengelolaannya telah dilakukan oleh nenek moyang kita. Beberapa jenis tumbuhandi Indonesia mempunyai potensi untuk digunakan sebagai zat pewarna alami tekstil,khususnya dalam pengembangan poduk yang bernuansa naturalis, kulturis daneksklusif serta dapat menjadi bahan baku industri tekstil yang mempunyai nilaiekonomis yang tinggi. (Rosyida dan Zulfiya, 2013: 52).Menurut Kartikasari dan Susiati (2016: 137) kesadaran akan pentingnyapenggunaan pewarna alami di kalangan pembatik semakin meningkat, akan tetapipada umumnya masih terbatas karena kurangnya pengetahuan akan hal tersebut.Oleh karena itu perlu secara terus menerus dilakukan sosialisasi tentang sumbersumber pewarna alami dan tata cara penggunaannya untuk memperoleh hasil yangmaksimal. Penggunaan zat pewarna alam tentu akan memberi dampak positif untukkeramahan lingkungan dan dapat meningkatkan kearifan lokal denganmengeksplorasi zat pewarna alam dari berbagai tanaman.Kelebihan zat pewarna alam selain ramah lingkungan juga nyaman ketikadipakai, zat pewarna alam memiliki nilai seni yang khas sehingga terkesan eksklusifdan memiliki nilai jual yang tinggi. Pringgenies et.al (2013) menyatakan bahwapenggunaan zat pewarna alam akan membuat si penggunanya lebih nyaman dandijamin tidak menimbulkan alergi. Selain kelebihan-kelebihan zat pewarna alampada kain ada juga kelemahan dari zat pewarna alam antara lain berkaitan dengansifat naturalis yang dimiliki zat pewarna alam seperti daya tahan warna yangcenderung mudah pudar, proses pencelupan atau pewarnaan pada kainmenggunakan zat pewarna alam memerlukan waktu yang panjang dan harus1

2dilakukan berulang-ulang serta ketersediaan bahan baku yang tidak pasti karenabergantung dengan alam sehingga masih banyak industri tekstil yang menggunakanzat pewarna sintetis karena dinilai praktis, banyak ditemukan di pasaran dan prosespewarnaan yang relatif cepat dan mudah.Zat pewarna sintetis memiliki kekurangan antara lain menimbulkanmasalah kesehatan dan lingkungan karena beberapa zat pewarna sintetismengandung polutan berupa logam berat yang berbahaya seperti Cu, Ni, Cr, Hgdan Co. Ramadhani et.al (2016: 1) menyatakan bahwa aktivitas industri diKecamatan Kebakkramat yang menghasilkan limbah cair pada umunyamengalirkan air limbahnya ke sungai, adapun sungai yang tercemar oleh buanganlimbah aktivitas industri di Kecamatan Kebakkramat adalah Sungai BengawanSolo, adanya limbah cair tersebur mengakibatkan warna air sungai cenderungmenghitam dan berbau. Selain itu ada lagi dampak penggunaan zat pewarna sintetisseperti di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, banyak wargayang mengeluh karena sungai di daerah tersebut tercemar sehingga airnya menjadiwarna warni, kadang merah, hijau atau biru sesuai dengan limbah pewarnanya,bahkan ada warga yang terpaksa menutup sumurnya karena bau dan warnanyakeruh. Kant (2012: 23) menyatakan bahwa ketika limbah dibiarkan mengalir akanmenyumbat pori-pori tanah yang berakibat pada hilangnya produktivitas tanah,tekstur tanah mengeras dan mencegah penetrasi akar tumbuhan. Kondisi di atasmerupakan beberapa dampak yang dihasilkan dari penggunaan zat pewarna sintetis.Zat pewarna alam merupakan alternatif zat pewarna yang tidak beracun danramah lingkungan. Menurut hasil observasi peneliti di penjual jus sekitar wilayahSekaran, kulit buah naga belum dimanfaatkan secara maksimal, buah naga merah(Hylocereus plyrhizus) yang akhir-akhir ini banyak diminati masyarakat, kulitnyayang berjumlah 30-35 % dari bagian buah naga seringkali hanya dibuang sebagaisampah saja tanpa melihat potensi kegunaan limbah kulit buah naga merah tersebut.Penggunaan limbah kulit buah naga merah sebagai zat pewarna alami karena warnabuah ini mencolok setelah dibuka membuat peneliti berupaya untuk memanfaatkankulit buah naga merah sebagai zat pewarna alam tekstil dengan menggunakan tigamordan sehingga dapat membangkitkan warna pada kulit buah naga merah tersebut.

3Penelitian yang dilakukan oleh Evaardinna et.al (2016) yang telahmelakukan eksplorasi pembuatan zat pewarna alam dari ekstraksi kulit buah nagamerah dengan pelarut akuades menghasilkan warna merah keunguan, hasilpenelitian tersebut menunjukkan semakin besar massa kulit buah naga merah makasemakin tinggi tingkat absorbansi pigmen, penelitian ini tidak menggunakanmordan sebagai pembangkit warna karena hanya difokuskan pada hasil sinartampak menggunakan Specthrophotometer, sedangkan dalam penelitian yang akansaya lakukan menggunakan mordan sebagai pembangkit warna seperti penelitianyang dilakukan oleh Karimah dan Hendrawan (2019) secara umum menghasilkanwarna kecoklatan dengan bantuan mordan cuka dan tunjung. Hal tersebutmengindikasi bahwa kulit buah naga merah dapat digunakan sebagai zat pewarnaalam tekstil.Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibatlimbah zat pewarna sintetis serta mengembangkan potensi limbah kulit buah nagamerah yang belum dimanfaatkan secara optimal. Bahan yang digunakan adalah kainmori primissima dengan konstruksi benang 119 x 94 dan nomor benang CM 50,sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan perlu dilakukan penelitian skripsidengan judul “KUALITAS HASIL PENCELUPAN KAIN MORI PRIMISSIMAMENGGUNAKAN LIMBAH KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereuspolyrhizus)”.1.2Identifikasi MasalahIdentifikasi masalah berdasarkan latar belakang yang akan dibahas dalamskripsi yang berjudul “Kualitas Hasil Pencelupan Kain Mori PrimissimaMenggunakan Limbah Kulit Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus” adalah :1. Timbulnya masalah pencemaran lingkungan akibat penggunaan zatpewarna sintetis.2. Peralihan penggunaan zat pewarna dari sintetis ke zat pewarna alamnamun proses pembuatan zat pewarna alam masih cukup rumit.3. Kurangnya variasi warna yang ditimbulkan oleh zat pewarna alami.

41.3Pembatasan pewarnaanberdasarkan latar belakang lingkup penelitian hanya terbatas pada :1. Zat pewarna alam yang digunakan adalah limbah kulit buah naga merah(Hylocereus Polyrhizus)2. Kain yang digunakan adalah kain mori primissima dengan konstruksibenang 119 x 94 dan nomor benang CM 50 dan ukuran 40 cm x 40 cmyang belum mengalami proses pewarnaan.3. Proses ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi panas dengan massalimbah kulit buah naga merah 750 gr dan air 7,5 L.4. Waktu pencelupan 30 menit dengan frekuensi penc

warna merah hingga biru sehingga berpotensi digunakan sebagai zat pewarna alam untuk tekstil. Tujuan dari penelitian ini untuk: (1) mengetahui apakah limbah kulit buah naga merah dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alam pada pencelupan kain mori primissima. (2)

Related Documents:

Mori Seiki SL3 Lathe-Turnning Center Mori Seiki SL3 Slant bed Lathe Mori Seiki Conversational Canned 10 Mori Seiki SL3 X Axis Servo Mori Seiki SL3 Z Axis Servo Mori Seiki Automatic Tool Turret CNC TURNING MACHINE MachMotion.com 573-368-7399 Sales@MachMotion.com. . Operator Panel X15-10-01 Operator Panel, with Jog Buttons, Axis Selector .

Mori Seiki SL3 Lathe-Turnning Center Mori Seiki SL3 Slant bed Lathe Mori Seiki Conversational Canned 10 Mori Seiki SL3 X Axis Servo Mori Seiki SL3 Z Axis Servo Mori Seiki Automatic Tool Turret CNC TURNING MACHINE MachMotion.com 573-368-7399 Sales@MachMotion.com. . Operator Panel X15-10-01 Operator Panel, with Jog Buttons, Axis Selector .

Evolusi Pengendalian Kualitas ( Feigenbaum , 1988 ) Tahun Perioda 1900 Pengendalian Kualitas oleh operator 1900-1920 Pengendalian Kualitas oleh mandor 1920-1940 Pengendalian Kualitas dengan inspeksi 1940-1960 Pengendalian Kualitas dengan statistik 1960 -1970 Pengendalian kualitas total (TQC) 1970-1980 TQ

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian studi lapangan yang dimulai dari statistik deskriptif yang berhubungan dengan data penelitian (meliputi gambaran umum responden, variabel penelitian, uji kualitas data, uji normalitas, dan asumsi klasik); hasil pengujian hipotesis dan .

Pengendalian kualitas menentukan ukuran, cara dan persyaratan fungsional lain suatu produk dan merupakan manajemen untuk memperbaiki kualitas produk, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Dengan adanya pengawasan kualitas

pengendalian kualitas yang baik, karena kualitas merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Produk yang baik adalah produk yang memiliki kualitas yang sesuai dengan keinginan pelanggan dengan tingkat kecacatan seminimal mungkin. Pengendalian kualitas

pengendalian kualitas. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kualitas Ishikawa mendefinisikannya dengan melihat kualitas dari sudut pandang konsumen. Beliau menya-takan bahwa tingkat kualitas ditentukan oleh seberapa baik suatu karakteristik kualitas pengganti (spesifikasi produk) dalam memenuhi karakteri

1550-1950, which she curated with Anne Sutherland Harris for the Los Angeles County Museum of Art; the show was accompanied by the catalogue of the same title co-authored by both scholars. Linda Nochlin has written numerous books and articles focusing attention on social and political issues revealed in the work of artists, both male and female, from the modernist period to the present day .