Analisis Komponensial Makna Verba Menyakiti Dalam Novel .

1y ago
27 Views
2 Downloads
2.63 MB
50 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Vicente Bone
Transcription

ANALISIS KOMPONENSIAL MAKNA VERBA MENYAKITIDALAM NOVEL INDONESIAST. NAHIRAF011171002SKRIPSIDiajukan untuk memenuhi syarat ujian guna memperoleh gelarSarjana Sastra di Departemen Sastra IndonesiaFakultas Ilmu Budaya Universitas HasanuddinDEPARTEMEN SASTRA INDONESIAFAKULTAS ILMU BUDAYAUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2021

re

KATA PENGANTARAlhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT ataslimpahan rahmat, taufik, hidayah, dan ilmu-Nya yang mahaluas sehinggakekuatan-Nya itu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala kelebihandan kekurangannya. Skripsi ini merupakan salah satu dari serangkaian syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Sastra di Departemen Sastra Indonesia FakultasIlmu Budaya Unhas Makassar.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak ditemuikesulitan. Akan tetapi, berkat ketekunan dan usaha yang disertai doa, penulisanskripsi ini dapat diselesaikan. Penulis pun menyadari bahwa dalam penyusunanskripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, utamanyadari dosen pembimbing. Atas dasar itulah, penulis sewajarnya menyampaikanterima kasih kepada:1.Drs. H. Hasan Ali, M.Hum., selaku pembimbing I yang selalu menyediakanwaktu dan dengan sabar memberikan arahan, bimbingan kepada penulissehingga skripsi ini dapat dirampungkan.2.Dr. Ikhwan M. Said, M.Hum., selaku pembimbing II. Beliau adalah sosokyang telah penulis jadikan seperti ayah, sosok yang selalu menyediakanwaktunya dan dengan sabar memberikan arahan serta bimbingan kepadapenulis. Tak ada kata yang patut penulis sampaikan selain ucapan terimakasih atas setiap nasihat yang telah diberikan kepada penulis sejak masa-masaberkuliah hingga penyusunan skripsi ini.v

3.Prof. Dr. H. AB. Takko Bandung, M.Hum., selaku Ketua Departemen SastraIndonesia dan Dra. St. Nursa‟adah, M.Hum., selaku Sekretaris DepartemenSastra Indonesia. Beliau adalah sosok ibu yang senantiasa penulis jadikansebagai tempat berkeluh kesah, baik hal yang berhubungan dengan matakuliah maupun hal lainnya.4.Prof. Dr. H. Muhammad Darwis, M.S., selaku penguji I yang senantiasamemberikan saran yang membangun kepada penulis selama menjalani proseskuliah sampai skripsi ini selesai.5.Dr. H. Tammasse Balla, M.Hum., selaku penguji II. Beliau adalah sosok idolabagi penulis yang senantiasa memberikan motivasi untuk semangat belajarhal-hal baru dan selalu membuka diri untuk menerima kritik dari orang lain.6.Prof. Dr. H. Tadjuddin Maknun, S.U., Prof. Dr. H. Lukman, M.S.,Dr. H. Kaharuddin, M.Hum., Dr. Hj. Nurhayati, M.Hum., Dr. Hj. AsrianiAbbas, M.Hum., Dr. Munirah Hasyim, M.Hum., Rismayanti, S.S. M.Hum.Serta segenap dosen Sastra Indonesia yang telah membimbing penulismenekuni berbagai mata kuliah. Terima kasih atas semua ilmu yang telahdiberikan kepada penulis dari awal hingga akhir studi di Fakultas IlmuBudaya Unhas.7.Sumartina, S.E., selaku Kepala Sekretariat Departamen Sastra Indonesia yangtelah membantu penulis dalam menyelesaikan segala urusan administrasiselama duduk di bangku kuliah.8.Kedua orang tua penulis, Ismail Billa dan Mania, saudara-saudara terkasih(Saharia, Kurdin, Putri, Mida, Irfan, Resa, Farida, Ruslan, dan Hikmah),vi

sebuah kebanggaan terbesar bisa menulis nama kalian di lembar ini. Ucapankasih dan sayang penulis berikan atas segenap doa serta dukungan yang tiadahentinya kalian berikan.9.Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) yang telah memberikantanggung jawab kepada penulis untuk tetap mempertahankan prestasi baik dibidang akademik maupun nonakademik melalui beasiswa Bidikmisi.10. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis dari MU (Maros Utara), Murianti(Muri), Nur Asiah (Cia), Farmila (Mila), Nur Rahmayani (Nani), dan NurInsani (Ina), kalian adalah sahabat terbaik penulis. Bersama-sama denganpenulis berangkat dari kampung atas sebuah tekad yang kuat “kami ingincerdas”, dan atas motivasi kalian tekad itu tetap teguh hingga skripsi initerselesaikan. Tidak lupa juga kepada teman, yaitu Gunawan Majid (Wawan)yang telah banyak membantu penulis dalam proses pengeditan, Restu yangsenantiasa tulus menemani penulis berdiskusi tentang banyak hal.11. Ikatan Mahasiswa Sastra Indonesia (IMSI) yang telah menjadi wadahpengekspresian diri penulis, baik dalam pengembangan keorganisasian,peningkatan kemampuan di bidang jurnalistik melalui Lentera Kita maupunpengembangan seni melalui SpaSI (Serikat Pecinta Seni Sastra Indonesia).Lebih dari itu, menjadi sebuah kesyukuran bisa mengenal kakak-kakak sertaadik-adik yang tergabung dalam naungan IMSI ini.12. Rekan-rekan seperjuangan penulis ALEGORI 2017 kalian adalah saudarakuyang luar biasa. ALEGORI tetaplah di hati hingga maut memisahkan kita.vii

13. Mia dan Kartika teman sekamar yang senantiasa memberikan penulissemangat untuk tetap berjuang melawan kemalasan dalam menyusun skripsiini. Biarkan halaman ini menjadi kenangan sekaligus ucapan kasih dansayang penulis untuk kalian.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehkarena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan padakesempatan lain. Namun, tetap berharap agar skripsi ini dapat diterima sebagaisumbangsih olah pikir terhadap perkembangan ilmu bahasa dan bermanfaatkepada siapa pun yang membacanya.Makassar, Juni 2021penulisviii

DAFTAR ISIJUDUL . iLEMBAR PENGESAHAN . iiLEMBAR PENERIMAAN . iiiLEMBAR PERSETUJUAN . ivKATA PENGANTAR . vDAFTAR ISI . ixABSTRAK . xiiABSTRACT . xiiiBAB I PENDAHULUAN . 1A. Latar Belakang . 1B. Identifikasi Masalah. 5C. Batasan Masalah . 6D. Rumusan Masalah . 7E. Tujuan Penelitian . 7F. Manfaat Penelitian . 8BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 9A. Kajian Teori . 91.Pengertian Makna . 92.Aspek-aspek Makna . 113.Komponen Makna dan Analisis Komponensial Makna . 144.Medan Makna . 185.Verba . 23ix

B. Sekilas Tentang Novel-novel yang Diteliti . 30C. Hasil Penelitian Relevan . 32D. Kerangka Pikir . 35BAB III METODE PENELITIAN . 37A. Jenis dan Pendekatan Penelitian . 37B. Sumber Data . 39C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data . 40D. Metode dan Teknik Analisis Data . 40BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 44A. Variasi Verba Menyakiti . 441.Menyakiti dengan Menggunakan Tangan . 442.Menyakiti dengan Menggunakan Alat . 45B. Perbedaan Komponen Makna Tiap-tiap Leksem . 461.Menyakiti dengan Tangan . 46a.Menyakiti dengan Cara Menarik . 46b.Menyakiti dengan Cara Memukul . 53c.Menyakiti dengan Cara Menekan Kuat . 612.Menyakiti dengan Alat . 67a.Menyakiti dengan Cara Memukul Menggunakan Alat . 67b.Menyakiti dengan Cara Menusuk . 70BAB V PENUTUP . 76A. Simpulan . 76B. Saran. 77x

DAFTAR PUSTAKA . 79LAMPIRAN . 81Lampiran 1. Sinopsis Novel Bumi Manusia . 81Lampiran 2. Sinopsis Novel Anak Semua Bangsa . 82Lampiran 3. Sinopsis Novel Cantik Itu Luka . 84Lampiran 4. Sinopsis Novel Laut Bercerita . 86xi

ABSTRAKST. NAHIRA. Analisis Komponensial Makna Verba Menyakiti dalam NovelIndonesia (dibimbing oleh H. Hasan Ali dan Ikhwan M. Said).Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) variasi verba yang termasuk medanmakna menyakiti dalam novel Indonesia dan (2) perbedaan komponen maknasetiap verba yang termasuk medan makna menyakiti dalam novel Indonesia.Untuk mewujudkan tujuan tersebut, digunakan dua metode, yaitu metodepengumpulan data menggunakan metode simak yang dilengkapi dengan teknikcatat, dan metode analisis data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis denganmenggunakan teknik analisis komponen makna untuk menentukan makna generikdan makna spesifik dari tiap-tiap leksem. Sumber data penelitian ini, yaitu novel(1) Bumi Manusia (Pramoedya Ananta Toer), (2) Anak Semua Bangsa(Pramoedya Ananta Toer), (3) Cantik Itu Luka (Eka Kurniawan), dan (4) LautBercerita (Leila S. Chudori).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga puluh empat kalimatyang mengandung sembilan belas leksem verba yang menyatakan aktivitasmenyakiti dan diklasifikasikan ke dalam dua kelompok makna, yaitu menyakitidengan menggunakan tangan dan menyakiti dengan menggunakan alat. Kelompokmakna menyakiti dengan menggunakan tangan meliputi tiga kelompok maknaberdasarkan cara aktivitas dilakukan, yaitu menyakiti dengan cara menarik,menyakiti dengan cara memukul, dan menyakiti dengan cara menekan kuat.Adapun kelompok makna menyakiti dengan menggunakan alat meliputi duakelompok makna, yaitu menyakiti dengan cara memukul dan menyakiti dengancara menusuk.Kata kunci: makna, komponensial, verba menyakiti, novel Indonesia.

ABSTRACTST. NAHIRA. Componential Analysis of the Meaning of Harm Verbs inIndonesian Novels (supervised by H. Hasan Ali and Ikhwan M. Said).This research aims to find (1) variations of verbs that include harm in thefield of meaning in Indonesian novels and (2) the different components of themeaning of each verb which includes harm in the field of meaning in Indonesiannovels. This research applies two research methods: implementing the listeningmethod with note-taking technique, and the data analysis method. The datacollections analyze by using the meaning component analysis technique todetermine the generic meaning and the specific meaning of each lexeme. The datasources of this research originate from (1) Bumi Manusia (Pramoedya AnantaToer), (2) Anak Semua Bangsa (Pramoedya Ananta Toer), (3) Cantik Itu Luka(Eka Kurniawan), and (4) Laut Bercerita (Leila S. Chudori).The results of this study define that thirty-four sentences are containingnineteen verb lexemes: expressing harmful activities. There are sentencesclassified into two groups of meaning, namely hurting by using hands and hurtingby using tools. The group using hands includes three groups meaning, namelyhurting by pulling, hurting by hitting and hurting by forcibly pressing. The groupmeaning of hurting by using tools includes two groups of meaning, namelyhurting by hitting and hurting by stabbing.Keywords: meaning, componential, harm verbs, Indonesian novels.xiii

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBahasa sebagai alat komunikasi bagi anggota masyarakat dapatdigunakan untuk mengemukakan gagasan atau ide kepada orang lain sehinggaapa yang dikemukakan dapat dipahami dan dimengerti dengan baik. Sepertihalnya yang dikemukakan oleh Kridalaksana dalam (Aminuddin, 1988:28),bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer,digunakan oleh masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, danmengidentifikasikan diri. Sebagai sebuah sistem, bahasa mempunyai aturan,kaidah, atau pola-pola tertentu baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata,maupun tata kalimat dan tata semantik. Apabila aturan atau pola kaidah inidilanggar maka komunikasi dapat terganggu karena fungsi bahasa yang utamaadalah sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalamkehidupan bermasyarakat.Kegiatan berbahasa dalam berkomunikasi menjadi kegiatan yangpenting dalam menjelaskan hubungan antara sesuatu yang dibicarakan denganapa yang dimaksudkan. Hal ini disebabkan kegiatan berbahasa sebenarnyaadalah kegiatan mengekspresikan lambang-lambang bahasa agar makna yangada pada suatu lambang dapat disampaikan kepada lawan bicara dalamkomunikasi lisan atau kepada pembaca dalam komunikasi tulis. Dalampraktiknya, salah satu media yang digunakan masyarakat dalam melakukankegiatan berbahasa adalah karya sastra.1

2Salah satu bahasa yang memiliki keanggotaan lambang yang banyakuntuk medan leksikal tertentu adalah bahasa Indonesia. Lambang-lambangdalam suatu medan leksikal dapat berupa kata atau leksem yang cenderungmemiliki hubungan (relasi) makna berdekatan atau sinonimi. Padakenyataannya, masyarakat pengguna bahasa khususnya bahasa tulis, sepertidalam karya sastra tidak sedikit yang menggunakan leksem-leksem yangberada dalam satu medan leksikal. Meskipun berada dalam satu medanleksikal, dalam penggunaannya pun terdapat sejumlah variasi. Kebervariasiantersebut dapat dilihat pada penggunaan verba dalam medan makna leksemmenyakiti.Penggunaan leksem verba menyakiti banyak ditemukan dalam karyasastra, khususnya novel-novel yang memiliki latar atau historis Indonesia.Para penulissecara aktif menggunakan verba menyakiti tersebut untukmemberikan gambaran secara jelas tentang peristiwa-peristiwa yang terjadipada masa yang sedang dan akan berlangsung. Seperti novel Bumi Manusiadan Anak Semua Bangsa yang keduanya merupakan karya Pramoedya AnantaToer, Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan, dan Laut Bercerita karya LeilaS. Chudori. Novel-novel inilah yang menjadi sumber data dalam penelitianini.Pemilihan novel-novel di atas tentu saja memiliki alasan. Pertama,novel-novel tersebut menggambarkan peristiwa yang di dalamnya memuatbanyak konflik yang nantinya akan memperlihatkan sejumlah aktivitas yangdapat diindikasikan sebagai aktivitas yang menyebabkan rasa sakit. Kedua,

3novel-novel tersebut adalah novel Indonesia, yang tentu saja akanmemperlihatkan keruwetan-keruwetan sejarah Indonesia pada masanya.Ketiga, keempat novel tersebut mengambil atau mengangkat peristiwa sejarahyang dialami oleh bangsa Indonesia. Peristiwa pertama ketika revolusimelawan penjajah yang dituliskan dalam novel Buma Manusia dan AnakSemua Bangsa, peristiwa ketika bangsa Indonesia melawan penjajahpemerintahan Jepang yang dituliskan dalam novel Cantik Itu Luka, danperistiwa ketika bangsa Indonesia menghadapi reformasi pemeritahanPresiden Soehartoe pada tahun 1988 yang dituliskan dalam novel LautBercerita. Berikut salah satu contoh peristiwa yang menggambarkan aktivitasmenyakiti yang ditemukan dalam salah satu novel.(1) Ia merontokkan gigi-giginya begitu perlahan, mematahkan duaatau tiga jari tangannya, mencabuti kuku-kuku jari kakinya,menelanjanginya dan mulai mencabuti bulu kemaluannya (Eka,Cantik Itu Luka, 435).Kalimat di atas merupakan salah satu contoh data yang diteliti dalampenelitian ini. Dalam kalimat tersebut sudah terdapat tiga leksem verba yangmenyatakan aktivitas menyakiti. Verba-verba tersebut, yaitu merontokkan,mematahkan dan mencabuti. Sejumlah leksem verba menyakiti digunakanuntuk menggambarkan aktivitas pelaku sejarah pada masa itu.Leksem yang menyatakan aktvitas menyakiti yang lain juga ditemukandalam kalimat berikut:

4(2) Lelaki sebesar pohon di sebelah kiriku menggampar kepalakudengan tangannya yang sebesar tampah (Leila, Laut Bercerita, 96)Leksem gampar (tampar) mengandung makna yang hampir samadengan leksem tempeleng. Menurut metabahasanya leksem tampar memilikikomponen makna, yaitu: sasaran di pipi, menggunakan telapak tangan, dengan cara dipukulkan, sedangkan komponen makna dari leksemtempeleng, yaitu: sasaran di kepala (pelipis), menggunakan telapak tangan, dengan cara dipukulkan.Perbedaan antara leksem tampar dan tempeleng terletak padasasarannnya. Objek sasaran leksem tampar adalah pipi sedangkan leksemtempeleng objek sasarannya adalah kepala bagian pelipis. Persamaan darikedua leksem ini terletak pada alat aktivitas yang digunakan yaitu telapaktangan dan cara yang digunakan dengan dipukulkan. Penggunaan leksemgampar (tampar) dalam kalimat tersebut kurang tepat. Berdasarkan analisiskomponen maknanya leksem yang seharusnya digunakan adalah tempelengkarena sasarannya adalah kepala bukan pipi.Fenomena lain yang cukup menarik juga ditemukan dalam novel LautBercerita karya Leila. Fenomena tersebut dapat dilihat pada kalimat berikut.(3) Tiba-tiba sebuah tinju menabok kepalaku (Leila, Laut Bercerita,59).Menurut metabahasanya leksem menabok memiliki komponen makna, sasaran kepala, menggunakan telapak tangan (menampar), dengan caradipukulkan. Kalimat di atas leksem menabok sudah dinilai benar dari segi

5sasaran dan bagian tubuh yang digunakan untuk melakukan aktivitas. Namun,jika dilihat kembali leksem yang mendampinginya terdapat leksem lain yangberbanding terbalik dengan komponen makna dari leksem tabok tersebut.Leksem yang dimaksud adalah leksem tinju. Tinju secara denotatif berartikepalan tangan (untuk memukul). Jadi, antara leksem tinju dan menabokterdapat ketidaksesuaian makna. Namun, data sejenis ini tidak ditemukandalam jumlah banyak.Berkenaan dengan adanya kemungkinan sejumlah kata atau leksemyang dapat digunakan sebagai penyampai gagasan atau maksud tertentu yangtergolong dalam aktivitas menyakiti menjadi dasar pemikiran atasdiangkatnya judul penelitian “Analisis Komponensial Makna VerbaMenyakiti dalam Novel Indonesia”. Dalam penelitian ini akan dideskripsikanperbedaan komponen makna setiap leksem verba menyakiti yang terdapatdalam medan makna yang sama. Dipilihnya verba sebagai objek penelitianberangkat dari sebuah pengamatan pada penggunaan bahasa dalam novelyang secara produktif menggunakan kata kerja (verba).B. Identifikasi MasalahDalam penelitian “Analisis Komponensial Makna Verba Menyakitidalam Novel Indonesia” terdapat beberapa leksem yang menyatakan aktivitasmenyakiti. Leksem-leksem tersebut mempunyai makna generik yangdinyatakan dengan berbagai leksem karena perbedaan makna spesifikasinya.Misalnya, leksem memukul, mencubit, menjewer, menjentik, mencakar, dansebagainya. Leksem-leksem tersebut digunakan untuk menyatakan konsep

6aktivitas menyakiti yang sebenarnya hampir sama atau sedikit ksem-leksemyangberhubungan dengan medan makna menyakiti dalam novel maka munculbeberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:1.Ada variasi penggunaan leksem-leksem verba menyakiti dalam novelyang diteliti.2.Terdapat perbedaan komponen makna di setiap leksem verba menyakitimeskipun berada dalam satu medan makna.3.Terdapat ketidakselarasan makna antara leksem verba menyakiti yangsatu dengan leksem yang lain dalam penggunannya.4.Terdapat sejumlah leksem verba yang berhubungan dengan aktivitasmenyakiti dalam novel yang diteliti.C. Batasan MasalahMembatasi ruang lingkup masalah yang akan dibahas dalam karyailmiah sangat diperlukan karena tidak semua permasalahan yang terdapatdalam objek yang hendak diteliti itu dapat dijangkau semua. Pada identifikasimasalah ditemukan empat hal menarik untuk diteliti. Namun, hanya dua diantaranya yang dapat dijangkau, dua masalah lainnya jumlah datanya ilakukanpenganalisisan lebih lanjut dan secara khusus membahas kedua masalahtersebut. Pembatasan masalah juga diperlukan untuk memudahkan danmengarahkan jalannya uraian tentang masalah yang akan dibahas.

7Berdasarkan latar belakang masalah (identifikasi) yang dipaparkan,masalah yang akan dikaji dapat dibatasi sebagai berikut.1.Variasi penggunaan leksem verba menyakiti dalam keempat novel yangditeliti.2.Perbedaan komponen makna verba menyakiti dalam keempat novel yangditeliti.D. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telahdikemukakan di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian iniadalah sebagai berikut.1.Apa sajakah variasi verba yang termasuk dalam medan makna menyakitidalam keempat novel yang diteliti?2.Bagaimanakah perbedaan komponen makna setiap verba yang termasukdalam medan makna menyakiti dalam keempat novel yang diteliti?E. Tujuan PenelitianAnalisis komponen makna verba menyakiti dalam keempat novel yangditeliti adalah penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan:1.Untuk mengetahui variasi verba yang termasuk dalam medan maknamenyakiti dalam keempat novel yang diteliti.2.Untuk mengetahui perbedaan komponen makna setiap verba yangtermasuk dalam medan makna menyakiti dalam keempat novel yangditeliti.

8F. Manfaat PenelitianSetiap penelitian yang dilakukan akan menghasilkan dua manfaat,yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Adapun manfaat yang ingindicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.1.Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaatuntuk mengembangkan bidang semantik terutama mengenai verba-verbayang termasuk dalam medan makna menyakiti serta perbedaankomponensial makna verba tersebut.2.Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuankepada masyarakat pengguna bahasa Indonesia tentang verba-verba yangtermasuk dalam medan makna menyakiti serta perbedaan komponensialmakna verba tersebut. Di samping itu, dapat menambah wawasanmasyarakat terhadap disiplin ilmu kebahasaan. Selain itu, dapat menjadireferensi bagi peneliti yang berminat dengan topik yang sama.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Kajian TeoriUntuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yangdianggap relevan, yang diharapkan dapat mendukung temuan di lapangansehingga dapat memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut,yaitu:1.Pengertian MaknaAminuddin (2008:52-53) memberi pengertian makna berdasarkanhubungan antara bahasa dengan dunia luar bahasa yang telah disepakatibersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti.Sementara itu, Keraf (1984:130) mengatakan bahwa makna atau arti,adalah hubungan antara tanda berupa lambang bunyi ujaran dengan halatau benda yang dimaksudkan. Selanjutnya, menurut Kridalaksana(1993:103) makna adalah (1) maksud pembicara; (2) pengaruh satuanbahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau kelompokpembicara; (3) hubungan, dalam arti, kesepadanan atau ketidaksepadananantara bahasa dan alam di luar bahasa atau antara ujaran dan semua yangditunjuknya; (4) cara menggunakan lambang-lambang bahasa.Sejumlah batasan yang dikemukakan oleh para ahli bahasa diatas, memberikan pemahaman kepada kita bahwa makna adalah suatubentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas tertentusesuai dengan situasi di mana penutur mengujarkannya. Batasan tentang9

10pengertian makna sangat sulit ditentukan karena setiap pengguna bahasamemiliki kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam memaknaisebuah ujaran atau kata. Seperti yang telah dikemukakan oleh Aminuddindan Keraf di atas, bahwa sesuatu yang ada di dalam pikiran ketikamendengar bunyi itu adalah makna. Lebih kompleks lagi, batasan yangdiberikan oleh Kridalaksana bahwa tidak hanya bunyi dan sesuatu yangdirujuknya dapat dikatakan makna tetapi pengaruh bunyi bahasa terhadapperilaku pembicara serta cara menggunakan lambang-lambang bahasajuga termasuk dalam batasan makna.Makna yang dianalisis dalam penelitian ini adalah maknaleksikal. Menurut Pateda (2001:64) “makna leksikal (Lexical Meaning,semantic meaning, external meaning) adalah makna leksem ketikaleksem tersebut berdiri sendiri. Entah dalam bentuk dasar atau leksemturunan dan maknanya tetap dalam kamus”. Chaer (2013: 289)berpendapat bahwa makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau adapada leksem meski tanpa konteks apapun. Misalnya leksem kudamemiliki makna leksikal sejenis binatang berkaki empat yang biasadipiara orang sebagai kendaraan. Makna leksikal menurut Kridalaksana(1993:103) adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda,peristiwa dan lain-lain, makna leksikal ini mempunyai unsur-unsurbahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya. Kedua ahli bahasa inimemberikan batasan makna leksikal yang penggunannya lepas darikonteks.

11Berdasarkanpengertianataubatasan maknayangtelahdikemukakan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa makna adalah apayang dimaksudkan oleh pembicara melalui penggunaan satuan bahasayang dihubungkan dengan dunia luar bahasa.2.Aspek-aspek MaknaPada bagian ini, penulis akan membicarakan tentang aspek-aspekmakna yang dikemukakan oleh beberapa pakar bahasa. Pateda (2001:88)membagi aspek-aspek makna atas empat bagian, yaitu: (1) pengertian;(2) nilai rasa (feeling); (3) nada (tone); dan (4) maksud (intention).Sejalan dengan itu, Palmer dalam (Djajasudarma, 1992:2) berpendapatyang sama.Aspek-aspek makna tersebut akan dijelaskan secara berurut padapenjelasan di bawah ini.a.PengertianPateda (2001:91) mengatakan bahwa pengertian disebut jugatema. Sejalan dengan itu, Djajasudarma (1999:3) juga mengatakanbahwa pengertian disebut juga tema, yang melibatkan ide atau pesanyang dimaksudkan. Adapun Lyons dalam (Pateda, 2001:92)mengatakan bahwa pengertian adalah sistem hubungan-hubunganyang berbeda dengan kata lain di dalam kosa kata, sedangkanUllman dalam (Pateda, 2001:92) mengatakan bahwa pengertianadalah informasi lambang yang disampaikan kepada pendengar.Pengertian dapat dicapai apabila antara pembicara dan kawan bicara,

12antara penulis dan pembaca terdapat kesamaan bahasa. Misalnya,kita ingin memberitahukan tentang cuaca hari ini hujan, maka yangpertama-tama harus ada yakni pendengar mempunyai pengertiantentang satuan-satuan /hari/ /ini/ dan /hujan/. Jika antara pembicaradan pendengar mempunyai kesamaan pengertian mengenai satuansatuan tersebut maka pendengar mengerti apa yang kita maksudkan.b.Nilai gan dengan perasaan. Menurut Djajasudarma (1999:3)aspek makna perasaan berhubungan dengan sikap pembicaraandengan situasi pembicaraan. Sementara itu, Pateda (2001:94)mengatakan bahwa aspek makna yang berhubungan dengan perasaanada kaitannya dengan sikap pembicaraan terhadap apa yang sedangdibicarakan. Menurut Chaer (2007:151) setiap kata memiliki maknaleksikal juga memiliki nilai rasa sehingga ada kata yang boleh sajadigunakan secara bebas karena memiliki nilai rasa netral atau positif.Nilai rasa adalah perasaan yang dirasakan oleh setiap manusia dalammenghadapi suatu peristiwa dalam kehidupannya.Berdasarkan pendapat pakar di atas, dapat disimpulkanbahwa perasaan adalah sikap pembicara atau penulis yangdiekspresikan lewat bahasa. Dalam mengekspresikan perasaan lewatbahasa tentu dibantu oleh gerakan-gerakan anggota badan sepertimuka gembira, muka sedih, dan sebagainya. Ekspresi pembicara atau

13penulis dapat berupa rasa marah, jengkel, sedih, gembira, dingin,panas, dan sebagainya. Dalam menggambarkan hal tersebut, tentupembicara atau penulis menggunakan kata-kata yang sesuai denganperasaan isi hatinya. Kalau kita mengatakan saya mandi, memangada dorongan perasaan mau mandi, demikian juga kalau kitamengatakan saya mau makan, memang ada dorongan untuk makankarena rasa lapar yang ada pada diri kita. Jadi, makna kata yangberhubungan dengan perasaan dapat berupa dorongan atau penilaian.c.NadaShipley dalam (Pateda, 2001:94) mengatakan bahwa maknanada adalah sikap pembicara kepada kawan bicara. Begitupun jugaDjajasudarma (1999:4) mengatakan bahwa aspek makna nada (tone)adalah “an attitude to his listener” (sikap pembicara terhadap kawanbicara) atau dikatakan pula sikap penyair atau penulis terhadappembaca. Aspek makna yang berhubungan dengan nada ini lebihbanyak pembicara memilih kata-kata yang sesuai dengan keadaankawan bicara atau keadaan pembicara sendiri. Misalnya, kitaberhadapan dengan orang tua yang meskipun

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, digunakan dua metode, yaitu metode pengumpulan data menggunakan metode simak yang dilengkapi dengan teknik catat, dan metode analisis data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis komponen makna untuk menentukan makna generik dan makna spesifik dari tiap-tiap leksem.

Related Documents:

- Makna simbolik-ruang sakral (Srisadono, 2013) - Makna pragmatik (Kusbiantoro 2003) - Pola inkulturasi arsitektur gereja di Jawa-Bali (Martana 2010) - Penelaahan pada satu aspek makna - Ars artefak yang sukar berubah, ornamen yang lebih mudah diubah - PENGUNGKAPAN SELURUH RELASI makna-bentuk inkulturasi pada tingkat

Berdasarkan hasil penelitian Marwati (2104) yang berjudul "Analisis Aspek Makna Tujuan Pada Slogan Lalu Lintas di Kota Surakarta: Tinjauan Semantik". Hasil dari penelitian ini adalah (1) Pada 28 slogan lalu lintas di kota Surakarta yang ditemukan mengandung aspek makna tujuan yang memiliki 5 kategori aspek makna tujuan

menganalisis berdasarkan teori analisis makna dan semiotika menurut Pierce dan Barthes juga menganalisis berdasarkan unsur visualnya. Keempat, menyimpulkan hasil analisis makna dan unsur visual dari gambar adegan yang terdapat pada iklan shopee. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 25 adegan dalam video iklan shopee.

The Verba Recording System is a state-of-the-art call recording and quality management solution for unified communications platforms. Deployed at leading financial institutions, security companies and contact centers, Verba helps organizations better manage risk and compliance, develop quality assurance and .

Verba Recording System Version 7 Page 4 of 82 Call details Detailed information is shown for each recorded call on the call details screen. Adding metadata Call participant list Right click options Web-based media player The Verba media player is a feature-rich multimedia tool that supports easy in-depth analysis of media recordings. Using the .

INDASARI, 2018. Analisis Aspek Makna Tujuan Pada Slogan Lalu Lintas Di Kota Makassar. Skripsi jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Siti Suwadah Rimang dan Amal Akbar. Tujuna penelitian ini untuk mendeskripsikan aspek makna tujuan pada slogan

2.2 Analisis Masalah Setelah melakukan identifikasi data, selanjutnya akan dilakukan analisis data yang kemudian dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah menegnai redesain logo. Pada perancangan ini, data dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT dan analisis brainstorming. Metode analisis ini membantu untuk melihat .

Kindergarten and Grade 1 must lay a strong foundation for students to read on grade level at the end of Grade 3 and beyond. Students in Grade 1 should be reading independently in the Lexile range between 190L530L.