Analisis Pemahaman Konsep Mahasiswa Fisika Terhadap Pembentukan . - Unnes

1y ago
19 Views
2 Downloads
2.39 MB
49 Pages
Last View : 20d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Aliana Wahl
Transcription

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA FISIKATERHADAP PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSASkripsidisusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Pendidikan FisikaolehWahyu Noor Hidayat4201411116JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2016i

ii

iii

iv

Motto dan PersembahanMotto Prestasi bukanlah kebetulan, dan impian tidak akan pernah menjadikenyataan tanpa kerja keras (Edy Susanto) You can t calm the strom, so stop trying. What you can do is calm your self.The strom will pass. (Timber Hawkeye)PersembahanSkripsi ini penulis persembahkan kepada:1. Bapak dan Ibu tercinta. Bapak Ali Achmadi danIbu Solichatun. Orang tua hebat yang telahmembesarkan dan mendidikku, terima kasih atasdoa, kasih sayang, dan pengorbanan telahdiberikan kepadaku.2. Saudaraku mbak Ning, Mbak Ani, dan Dek Mikoyang telah menyemangati dan mendoakanku.3. Teman-teman jurusan fisika angkatan 2011.4. Teman-teman PPL SMA 2 Kendal tahun 2014.5. Penghuni kos 001.v

PRAKATAPuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yangsenantiasa tercurah sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Pemahaman KonsepMahasiswa Fisika Terhadap Pembentukan Bayangan Pada Lensa” dapatdiselesaikan. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupasaran, bimbingan, maupun petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu, penulismenyampaikan terima kasih kepada:1.Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.2.Prof. Dr. Zaenuri, S.E, M.Si.,Akt., Dekan Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.3.Dr. Suharto Linuwih, M.Si., Ketua Jurusan Fisika dan sekaligus DosenPembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepadapenulis selama penyusunan skripsi.4.Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telahmemberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selamapenyusunan skripsi.5.Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dosen wali yang telah memberikan nasehat danarahan selama kuliah.6.Bapak dan Ibu dosen jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu danpengetahuan selama kuliah.7.Mahasiswa jurusan Fisika Angkatan 2013, 2014, dan 2015, yang telahmembantu dan mendukung dalam pengambilan data dalam penelitian.vi

8.Segenap keluarga besar jurusan Fisika yang telah membantu dan memberikanmasukan kepada penulis.9.Segenap keluarga PPL SMA 2 Kendal 2014 yang telah membantu danmendoakan.10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telahmembantu baik material maupun spiritual.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulisberharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kritikan,saran, atau masukan yang dapat menambah data akan sangat bermanfaat untukpenulis.Semarang, 18 Januari 2016Penulisvii

ABSTRAKWahyu Noor Hidayat. 2015. Analisis Pemahaman Konsep Mahasiswa FisikaTerhadap Pembentukan Bayangan pada Lensa. Jurusan Fisika, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.Pembimbing Utama Dr. Suharto Linuwih, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dr.Sunyoto Eko Nugroho, M.Si.Kata Kunci : Konsep, Pemahaman Konsep, Lensa.Konsep merupakan hal yang harus dipahami dan dikuasai dalam mempelajarimateri fisika. Lensa adalah salah satu kajian dari materi fisika yang memerlukanpemahaman konsep secara mendalam. Pada materi lensa, proses pembentukanbayangan menjadi hal yang penting untuk dibahas karena dalam prosespembentukan bayangan terdapat konsep-konsep yang berguna untuk menjelaskansifat dari bayangan, fenomena yang ada pada lensa, dan aplikasinya. Konseppembentukan bayangan inilah yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Pada umumnyamahasiswa yang tidak memahami konsep dan tidak mengalami penguatan tentangsuatu materi, pemahaman konsepnya menurun bahkan mengalami pergeseran.Untuk mengetahui pemahaman konsep mahasiswa tentang topik pembentukanbayangan pada lensa, dilakukan penelitian kualitatif pada mahasiswa jurusanFisika. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama adalah tes tertulisdan tahap kedua adalah tes wawancara. Wawancara dilakukan untukmenkonfirmasi jawaban dari tes tertulis. Hasil dari tes tertulis dan tes wawancaradianalisis untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep mahasiswa. Berdasarkanhasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman konsep mahasiswaterhadap pembentukan bayangan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan darijumlah mahasiswa responden yang menjawab benar ketika tes tertulis jumlahnyasemakin meningkat saat tes wawancara dan rata-rata jumlah responden yangmenjawab benar jumlahnya lebih dari setengah dari jumlah total responden.Peningkatan pemahaman konsep ini terjadi dikarenakan mahasiswa respondenlebih siap ketika melakukan tes wawancara daripada saat melakukan tes tertulis.Mahasiswa responden sudah lebih siap karena ingatan dari responden dibangkitkanlagi setelah tes tertulis.viii

ABSTRACTWahyu Noor Hidayat. 2015. An Analysis of Physics Students’ ConceptualUnderstanding of Shadow Formation on Lenses. Physics Department. Faculty ofMathematics and Natural Sciences. State University of Semarang. First Advisor:Dr. Suharto Linuwih, M.Si. and Second Advisor: Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si.Key Words: Concept, Conceptual Understanding, Lenses.Concepts constitute one of important components which have to beunderstood and mastered in learning physics materials. Lenses are one of issues inphysics materials which require in-depth conceptual understanding. In the lensmaterials, a process of shadow formation becomes a significant part to be discussedsince in the process of shadow formation, there are useful concepts for explainingthe nature of shadows, phenomena on lenses, and its application. This concept ofshadow formation which has to be mastered by physics students. Generally, forthose who do not understand the concept and who do not have reinforcement of acertain material, their conceptual understanding may decrease or even shift. Tofind out the students’ conceptual understanding with the topic of shadow formationon lenses, a qualitative study was conducted to students of Physics Department.This study was done in two stages. The first stage was a written test, and the secondone is an interview test. The interview was done to confirm the students’ answersin the written test. The results of both tests were analyzed to determine the students’conceptual understanding level. Based on the results of this study, it was found outthat the students’ conceptual understanding level improved. It is indicated with thenumber of respondent students who answered correctly when having the writtentest improved in the interview test, and the average of the total respondent whoanswered correctly was more than a half of the total respondent. The improvementof this conceptual understanding occurred since the respondents were betterprepared when having the interview test than the written test. The respondentstudents were better prepared since the respondents’ schemata were encouragedagain after having the written test.ix

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iPERSETUJUAN PEMBIMBING . iiPERNYATAAN . iiiPENGESAHAN . ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN . vPRAKATA . viABSTRAK . viiiDAFTAR ISI . xDAFTAR GAMBAR . xiiiDAFTAR TABEL . xivDAFTAR LAMPIRAN . xviiBAB 1 PENDAHULUAN1.1Latar Belakang Masalah . 11.2Rumusan Masalah . 41.3Tujuan Penelitian . 41.4Manfaat Penelitian . 51.5Penegasan Istilah . 51.6Sistematika Skripsi . 7BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1Konsep . 82.2Konsep Fisika . 92.3Pemahaman . 9x

2.4Pemahaman Konsep. 112.5Pemahaman Konsep Fisika . 122.6Miskonsepsi . 122.7Lensa . 152.8Lensa Cembung . 162.9Lensa Cekung . 182.10 Persamaan Pembuat Lensa . 202.11 Bayangan dari Lensa Tipis . 212.12 Aberasi Lensa . 232.13 Jenis Aberasi . 24BAB 3 METODE PENELITIAN3.1Paradigma Penelitian . 283.2Objek Penelitian. 293.3Subjek Penelitian . 293.4Jenis dan Desain Penelitian . 303.5Metode Pengumpulan Data. 323.5.1 Metode Tes . 323.5.2 Metode Wawancara . 323.6Intrumen Penelitian . 353.6.1 Penyusunan Uji Coba Instrumen Penelitian . 363.6.2 Analisis Kelayakan Instrumen . 363.6.3 Analisis Butir Soal . 423.7Analisis Data Penelitian . 48xi

3.7.1 Analisis Tes Tertulis Pemahaman Konsep . 483.7.2 Analisis Wawancara Miskonsepsi. 51BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1Hasil Penelitian . 524.2Analisis Per Item Soal Data Tes Tertulis . 534.3Analisis Data Wawancara Diagnostik Miskonsepsi . 664.4Pembahasan . 97BAB 5 PENUTUP5.1Simpulan . 1135.2Saran . 114DAFTAR PUSTAKA . 115LAMPIRAN . 118xii

DAFTAR GAMBAR2.1Sumbu utama pada lensa cembung dan lensa cekung . 152.2Jenis-jenis lensa cembung. 162.3Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung . 182.4Jenis-jenis lensa cekung . 182.5Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung . 192.6Bayangan yang terbentuk jika benda di dalam fokus . 212.7Bayangan yang terbentuk ketika benda tepat di fokus cembung . 222.8Bayangan yang terbentuk jika benda di dalam di antara fokus dan pusatkelengkungan cembung . 222.9Bayangan yang terbentuk jika benda dipusat kelengkungan . 222.10 Bayangan yang terbentuk ketika benda luar pusat kelengkungan . 222.11 Bayangan yang terbentuk jika benda di luar fokus cekung . 232.12 Bayangan yang terbentuk jika benda di dalam fokus cekung. 233.1Desain Penelitian . 313.2Triangulasi Data dengan Tiga Sumber Data . 344.1Perubahan Jumlah Responden yang Memahami Konsep . 994.2Model Pengolahan Informasi. 1014.3Perubahan Jumlah Responden yang Tidak Memahami Konsep . 1044.4Perubahan Jumlah Responden yang Mengalami Miskonsepsi . 107xiii

DAFTAR TABEL3.1Hasil analisis validitas soal ujicoba pemahaman konsep . 373.2Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Pemahaman Konsep Mahasiswa . 393.3Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba . 413.4Penjelasan tentang Konsep yang Digunakan . 423.5Ketentuan didasarkan pada kombinasi dari jawaban benar atau salahdan Tinggi atau Rendahnya rata-rata CRI . 493.6Klasifikasi Tingkat Penguasaan Konsep . 513.7Analisis Hasil Wawancara . 514.1Tingkat Pemahaman Konsep Saat Tes Tertulis . 654.2Perubahan Pemahaman Konsep Responden tentang Bentuk Fisis dariLensa Cembung dan Lensa Cekung . 674.3Perubahan Pemahaman Konsep Mahasiswa terhadap Perbedaan BentukFisis Lensa Cembung dan Lensa Cekung . 694.4Perubahan Pemahaman Konsep Aplikasi Hukum Pembiasan ApabilaDiterapkan pada Ketiga Cermin . 714.5Perubahan Pemahaman Konsep Terhadap Pengertian dari SinarIstimewa. 734.6Perubahan Pemahaman Konsep terhadap Pengertian dari Bayangandalam Proses Pembiasan . 764.7Perubahan Pemahaman Konsep Peran dari Sinar Tidak Istimewa dalamProses Pembentukan Bayangan . 784.8Perubahan Pemahaman Konsep Pengertian Fisis Jarak Benda . 80xiv

4.9Perubahan Pemahaman Konsep Pengertian Fisis Jarak Bayangan. 824.10 Perubahan Pemahaman Konsep Pengertian Fisis dari Jarak Fokus. 844.11 Perubahan Pemahaman Konsep Penggambaran Bayangan pada LensaCembung dengan Berbagai Kemungkinan Sifat Bayangan. 874.12 Perubahan Pemahaman Konsep Proses Pembentukan Bayangan padaLensa Cekung dengan Berbagai Kemungkinan Sifat Bayangan . 894.13 Perubahan Pemahaman Konsep Pengertian Fisis Bayangan Nyata . 904.14 Perubahan Pemahamn Konsep Penjelasan Fisis Bayangan Maya. . 924.15 Perubahan Pemahaman Konsep Hubungan Jarak Fokus, Jari-Jari, JarakBenda dan Jarak Bayangan pada Lensa . 934.16 Perubahan Pemahaman Konsep aberasi Kromatis . 954.17 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara . 964.18 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 1 . 1084.19 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 2 . 1084.20 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 3 . 1094.21 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 4 . 1094.22 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 5 . 1094.23 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 6 . 1094.24 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 7 . 1104.25 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 8 . 1104.26 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 9 . 1104.27 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 10 . 1104.28 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 11 . 111xv

4.29 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 12 . 1114.30 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 13 . 1114.31 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 14 . 1114.32 Analisis Miskonsepsi Wawancara soal 15 . 111xvi

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Daftar Nama Responden . 118Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Tes Tertulis . 119Lampiran 3 Instrumen Penelitian . 121Lampiran 4 Kunci Jawaban Istrumen Penelitian . 124Lampiran 5 Rubrik Penilaian . 129Lampiran 6 Analisis Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Dayapembeda Soal Pemahaman Konsep . 131Lampiran 7 Tabel Pola Jawaban Tes Tertulis . 136Lampiran 8 Cuplikan Wawancara . 151Lampiran 9 Foto . 155xvii

1BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahPada era globalisasi sekarang, sumber daya yang utama bukan lagi sumberdaya alam melainkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mendapatkansumber daya manusia yang berkualitas, seseorang harus mendapat pendidikan yangberkualitas. Pendidikan yang berkualitas dapat membentuk dan mengembangkankemampuan serta kepribadian seseorang. Pendidikan merupakan wadah utamauntuk memelihara dan menumbuhkan kepribadian. Pendidikan mempunyai peransangat penting dalam membentuk sumber daya manusia yang handal sebagaikomponen utama pembangun bangsa. Sumber daya manusia yang handalmerupakan sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih. Selain itu, sumber dayamanusia yang handal juga memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmupengetahuan yang telah diperoleh. Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang telahberkembang pesat adalah fisika.Fisika merupakan salah satu dari cabang ilmu sains yang paling kerapbersinggungan dengan kehidupan manusia. Sifat dari fisika sendiri yang merupakansains dalam bentuk fisik, jadi fisika merupakan sains paling jelas dirasakan olehmanusia dalam menjalankan kehidupan masing-masing. Fisika merupakan ilmuyang empiris yang tidak mampu diselesaikan tanpa memahami konsepnya.Sebagaimana ciri dari ilmu sains bahwa sains merupakan pemahaman konsep alam,sehingga dalam belajar fisika tidak lengkap rasanya hanya paham hitungan1

2hitungan rumus tanpa memahami makna atau konsep dari materi fisika tersebut.Begitu pentingnya materi fisika, sehingga dalam pembelajaran fisika pesertadidik harus berhasil menguasai materi yang diajarkan. Keberhasilan dalam suatupembelajaran ditentukan oleh ketercapaian dari tujuan instruksional dalam materitersebut. Tujuan instruksional dikatakan tercapai jika indikator-indikator darimateri yang diajarkan dapat dicapai atau dapat dikuasai oleh peserta didik. Inti dariindikator adalah penyerapan materi oleh masing-masing peserta didik. Pada materifisika keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi fisika tidak hanyaditentukan oleh seberapa pandai peserta didik tersebut mengerjakan soal-soal fisika,tetapi juga ditentukan oleh seberapa dalam peserta didik tersebut memahami konsepmateri fisika yang sedang dipelajari. Hal inilah yang menjadikan fisika sebagai matapelajaran yang ditakuti oleh peserta didik di semua jenjang pendidikan.Kebanyakan peserta didik kurang mampu menangkap konsep fisis dari materifisika. Hal senada juga dialami oleh kebanyakan guru fisika, mereka hanyamenjelaskan fisika dengan rumus yang menurut persepsi mereka dapat mewakilidari fisika tersebut atau dapat dikatakan bahwa kebanyakan guru fisikamematematikakan fisika. Rumus-rumus disajikan seolah-olah rumus matematikadan bukan hasil proses induktif mengenai gejala di dalam kenyataan benda-bendaalam.Pembelajaran fisika haruslah menjadikan peserta didik mampu memahamimateri serta mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Namun,kenyataaannya menunjukkan bahwa pembelajaran fisika masih jauh dari harapan.Pembelajaran hanya menekankan pada pemahaman rumus dan pengerjaan soal-soal

3tanpa mengena makna fisika itu sendiri. Hal inilah yang dinamakanmematematikakan fisika.Berdasarkan pengalaman dan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti setelahmendapatkan mata kuliah optik, salah satu materi yang menurut sebagianmahasiswa fisika mudah namun menurut mahasiswa fisika lain sulit adalah materioptik. Mahasiswa yang mengatakan sulit karena ketika dihadapkan pada soal yangsedikit berbeda dari contoh yang diberikan oleh dosen, mahasiswa mengalamikesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Namun apabila diberi soal yang miripdengan contoh yang diberikan, mahasiswa mampu mengerjakan dengan benar. Halini yang menimbulkan pertanyaan bagi peneliti tentang bagaimana sebenarnyapemahaman konsep mahasiswa fisika terhadap materi lensa. Padahal sebagaiMahasiswa fisika dituntut untuk memahami konsep-konsep yang ada, sehinggaketika menjelaskan kepada siswa saat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) fisikamampu menjelaskan konsep lensa kepada siswa dengan jelas untuk mahasiswaprodi pendidikan, sehingga ketika sudah menjadi guru tidak membuat siswakebingungan dalam memahami materi yang ada pada lensa. Sedangkan bagimahasiswa non kependidikan diharapkan mampu menjelaskan apabila ada yangbertanya dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehinggadituntut untuk paham juga konsep pada lensa.Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang, baik itu bidanglengkung semua maupun satu lengkung dan yang satu datar. Lensa ada dua macamyakni lensa cembung dan lensa cekung. Keduanya memiliki karakteristik yangberbeda-beda dalam proses pembentukan bayangan. Disinilah kadang peserta didik

4mengalami kesalahan dalam memahami pembentukan bayangan pada lensa.Adanya jurnal tentang pengembangan dan analisis pemahaman konsep pada materioptik (Sagap, et al., 2014; Yoanita, 2015), semakin membuat peneliti terpacu untukmeneliti tingkat pemahaman konsep mahasiswa fisika tentang lensa.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diangkat dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :1.Bagaimana pemahaman konsep mahasiswa fisika terhadap pembentukanbayangan pada lensa cembung?2.Bagaimana pemahaman konsep mahasiswa fisika terhadap pembentukanbayangan pada lensa cekung?3.Hal apa saja yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada mahasiswa?1.3 Tujuan PenelitianSesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah:1.Mengetahui pemahaman konsep mahasiswa fisika terhadap pembentukanbayangan pada lensa cembung2.Mengetahui pemahaman konsep mahasiswa fisika terhadap pembentukanbayangan pada lensa cekung3.Mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi pada mahasiswa

51.4 Manfaat Penelitian1.Bagi MahasiswaMahasiswa diharapkan dapat memperbaiki pemahaman konsep yang terjadipada dirinya melalui peningkatan pemahaman konsep.2.Bagi DosenDosen dapat memperbaiki pemahaman konsep yang terjadi pada mahasiswamelalui perbaikan proses pembelajaran maupun metode pembelajaran.3.Bagi Peneliti LainSebagai acuan atau titik tolak bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian serupaatau pengembanagan pada materi lain.4.Bagi InstansiSebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan strategi pengambilankeputusan mengenai pelayanan dan kinerja instansi terhadap mahasiswa, yangdianggap penting dalam menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran5.Bagi PenelitiSebagai tambahan pengetahuan tentang suatu proses penelitian dan menambahpengetahuan tentang kendala yang dialami mahasiswa dalam memahami konseppembentukan bayangan pada lensa.1.5 Penegasan Istilah1.5.1 KonsepKonsep adalah suatu gagasan yang menyeluruh mengenai hukum (prinsip,azas) atau teori yang mencakup berbagai hal yang terkandung dalam konsep

6tersebut (Darliana, 2008). Konsep merupakan kelas atau kategori stimulus (objek,peristiwa atau orang) yang memiliki ciri-ciri umum (Hamalik 2004: 132).1.5.2 PemahamanPemahaman, Syafrudin (2003: 105) dalam bukunya “Guru Profesional danimplementasi Kurikulum” pemahaman berarti kemampuan untuk menerjemahkan,menginterpretasi (menafsirkan), mengeksplorasi (mengungkapkan makna dibaliksuatu kalimat) dan menghubungkan diatas fakta atau konsep. Menurut Sudijono(1996: 50), pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti ataumemahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat, dengan kata lainpemahaman adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagaisegi. Sehingga pemahaman dikategorikan kedalam jenjang berpikir yang setingkatlebih tinggi dari ingatan dan hafalan.Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalahkemampuan untuk memaham, menerjemahkan, menafsirkan, mengeksplorasi,menghubungkan dengan fakta dan konsep serta pemahaman merupakan jenjangkemampuan berpikir yang lebih tinggi dari ingatan maupun hafalan.1.5.3 Pemahaman KonsepPemahaman konsep didefinisikan sebagai kemampuan mengungkapkanmakna suatu konsep (Hamalik 2004: 132). Kemampuan mengungkapkan maknatersebut meliputi kemampuan membedakan, menjelaskan, dan menguraikan lebihlanjut. Konsep fisika dalam penelitian ini dibatasi tentang pengertian pembentukanbayangan pada lensa cembung dan lensa cekung.

71.6 Sistematika SkripsiSistematika penulisan skripsi ini terdiri atas tiga bagian: awal, bagian pokok,dan bagian akhir. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, persetujuanpembimbing, lembar pengesahan, lembar pernyataan, motto dan persembahan, katapengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran, daftar gambar, dan daftar tabel.Bagian pokok terdiri atas bab pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasilpenelitian, dan penutup. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat dibawah ini :1.Bab I pendahuluan memuat uraian tentang latar belakang masalah penelitian,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,dan sistematika skripsi.2.Bab II tinjauan pustaka menguraikan tentang tinjauan teori yang berkaitandengan permasalahandalam skripsi ini. Teori yang mendukung permasalahandalam skripsi ini meliputi teori pembelajaran, konsep, konsep fisika,pemahaman konsep, penelitian pendukung, dan materi tentang pembentukanbayangan pada lensa cembung maupun lensa cekung.3.Bab III metode penelitian meliputi metode penentuan subjek penelitian,variabel penelitia, desain penelitian, metode pengumpulan data, instrumenpenelitian, dan metode analisis data.4.Bab IV hasil penelitian dan pembahasan meliputi hasil analisis data danpembahasan.5.Bab V PenutupBerisi simpulan dari hasil penelitian dan saran bagi peneliti selanjutnyaBagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

8BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 KonsepKonsep merupakan salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswakarena konsep merupakan dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip. Padapenyusunan ilmu pengetahuan, diperlukan kemampuan menyusun konsep-konsepdasar yang dapat diuraikan terus menerus. Konsep adalah suatu gagasan yangmenyeluruh mengenai hukum (prinsip, azas) atau teori yang mencakup berbagai hal(Darliana, 2008). Hamalik (2004: 132) menyatakan bahwa konsep merupakan kelasatau kategori stimulus (objek, peristiwa atau orang) yang memiliki ciri-ciri umum.Tujuan belajar konsep yaitu:a.Siswa dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutanb.Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengankonsep-konsep lain.c.Siswa dapat menjelaskan hubungan dengan konsep-konsep lain.d.Siswa dapat menjelaskan arti konsep dan memecahkan masalah dalamkehidupan inisikonseptanpamemperhatikan hubungan antara konsep dengan konsep lainnya. Untuk mengajarkonsep baru, seorang guru dapat memberikan contoh konsep dalam kehidupannyata, dan dari prakonsepsi yang telah dimiliki oleh peserta didik (Berg 1991: 9).Lebih lanjut menurut Sagala (2006: 71), konsep adalah sebuah pemikiran seseorang8

9atau sekelompok orang yang d

4.9 Perubahan Pemahaman Konsep Pengertian Fisis Jarak Bayangan. 82 4.10 Perubahan Pemahaman Konsep Pengertian Fisis dari Jarak Fokus. 84 4.11 Perubahan Pemahaman Konsep Penggambaran Bayangan pada Lensa Cembung dengan Berbagai Kemungkinan Sifat Bayangan. 87 4.12 Perubahan Pemahaman Konsep Proses Pembentukan Bayangan pada

Related Documents:

fisika terbagi atas beberapa bidang, hukum fisika berlaku universal. Tinjauan suatu fenomena dari bidang fisika tertentu akan memperoleh hasil yang sama jika ditinjau dari bidang fisika lain. Selain itu konsep-konsep dasar fisika tidak saja mendukung perkembangan fisika sendiri, tetapi juga perkemban

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERIPERSAMAAN LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII IPS 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 . dan diskriminan siswa mencapai tingkat pemahaman memahami sebagian dengan miskonsepsi. Kata Kunci: miskonsepsi, tingkat pemahaman konsep, motivasi belajar .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikannya. Pemahaman konsep merupakan tingkat kemampuan yang

fisika dari kompleksitas gejala alam - Menjelaskan munculnya berbagai cabang ilmu fisika E. Fisika dan Teknologi - Melakukan diskusi kelas mengani peran sains sebagai peretas jalan perkembangan teknologi - Menjelaskan peran fisika dalam perkembangan teknologi F. Fisika Merupakan Produk Peradaban Kolektif - Melakukan diskusi kelas untuk

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA KELAS IV SEKOLAH DASAR (Studi Kasus Terhadap Siswa Kelas 4 Di Salah Satu SD Negeri Di Kota Cimahi Pada Tema 7 Indahnya Keragaman Di Negeriku Tahun Ajaran 2019-2020) Oleh: Yustin Nurhaeni 1605097 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemahaman Siswa 1. Arti Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti faham, mengerti, maklum, mengetahui, aliran ajaran. Sedangkan pemahaman mempunyai arti proses, perbuatan, cara memahami/ memahamkan.1 Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar.

2 S e j a r a h F i s i k a ERA FISIKA MODERN A. Latar Belakang Lahirnya Fisika Kuantum Fisika modern merupakan salah satu bagian dari ilmu fisika yang mempelajari perilaku materi dan energy pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau gelombang. Ilmu

ANATOMI EXTREMITAS INFERIOR Tim Anatomi (Jaka Sunardi, dkk) FIK Universitas Negeri Yogyakarta. OSTEOLOGI. OS COXAE 1. Linea glutea posterior 2. Ala ossis ilii 3. Linea glutea anterior 4. Cristae illiaca (a) labium externum (b) lab. Intermedia (c) lab. Internum 5. Facies glutea 6. SIAS 7. Linea glutea inferior 8. SIAI 9. Facies lunata 10. Eminentia iliopectinea 11. Fossa acetabuli 12. Incisura .