TINJAUAN MODULUS ELASTISITAS Dan POISSON RATIO

1y ago
11 Views
2 Downloads
3.19 MB
143 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Esmeralda Toy
Transcription

TINJAUAN MODULUS ELASTISITAS dan POISSON RATIOBETON SERAT PERFORMA TINGGI dengan PENAMBAHANSILICA FUME, FLY ASH dan SERAT BAJAObserve The Modulus of Elastisity and Poisson Ratio of High Perform ConcreteFiber With Increasing Silicafume,Fly Ash and Fiber SteelSKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPada Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Sebelas MaretSurakartaDisusun olehSUTRISNOI 0103124JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2009

TINJAUAN MODULUS ELASTISITAS dan POISSON RATIOBETON SERAT PERFORMA TINGGI dengan PENAMBAHANSILICA FUME, FLY ASH dan SERAT BAJAObserve The Modulus of Elastisity and Poisson Ratio of High Perform ConcreteFiber With Increasing Silicafume,Fly Ash and Fiber SteelSKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPada Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Sebelas MaretSurakartaDisusun oleh :SUTRISNOI 0103124JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2009

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSITINJAUAN MODULUS ELASTISITAS dan POISSON RATIO BETONSERAT PERFORMA TINGGI dengan PENAMBAHAN SILICA FUME,FLY ASH dan SERAT BAJAObserve The Modulus of Elastisity and Poisson Ratio of High Perform ConcreteFiber With Increasing Silicafume,Fly Ash and Fiber SteelSKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPada Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Sebelas MaretSurakartaDisusun oleh :SUTRISNOI 0103124Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji PendadaranJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas MaretPersetujuan Dosen PembimbingDosen Pembimbing IDosen Pembimbing IIWibowo, ST,DEANIP. 19681007 199502 1 001Ir. Slamet Prayitno, MTNIP. 19531227 198601 1 001ii

TINJAUAN MODULUS ELASTISITAS dan POISSON RATIO BETONSERAT PERFORMA TINGGI dengan PENAMBAHAN SILICA FUME,FLY ASH dan SERAT BAJAObserve The Modulus of Elastisity and Poisson Ratio of High Perform ConcreteFiber With Increasing Silicafume,Fly Ash and Fiber SteelSKRIPSIDisusun Oleh :SUTRISNOI 0103124Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Universitas Sebelas Maret pada hariJumat, 30 Oktober 2009.1. Wibowo, ST, DEANIP. 19681007 199502 1 001---------------------------2. Ir. Slamet Prayitno, MTNIP. 19531227 198601 1 001---------------------------3. Endah Safitri, ST, MTNIP. 19701212 200003 2 001---------------------------4. Ir. Endang Rismunarsi, MTNIP. 19570917 198601 2 001---------------------------Mengetahui,a.n. Dekan Fakultas Teknik UNSPembantu Dekan IDisahkan,Ketua Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik UNSIr. Noegroho Djarwanti, MTNIP. 19561112 198403 2 007Ir. Bambang Santosa, MTNIP. 19590823 198601 1 001iii

MOTTOHidup dengan melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormatdaripada selalu benar karena tidak pernah melakukan apa-apa.(GB Shaw)Bila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang laindengan kekayaanmu, berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yangberseri- seri dan akhlak yang baik(Nabi Muhammad SAW)PERSEMBAHANKupersembahkan skripsi ini dengan segalakerendahan hati untuk : Papa dan Mamaku, terima kasih atas pengorbanan,doa, bimbingan dan nasehatnya supaya aku sabarmenjalani smua masalah. Mas pri, Mas war yang slalu memberi apa yang akumau, slalu membantu smua problema yang akuhadapi. Ponakan Tercinta Ivan, Ireene, Steve, Havie Janganmanja terus dan jangan pernah malas untuk belajar. Eva Martina Afriana, yang slalu men-suport aku,Memberi harapan- harapan akan masa depantentang ASA dan CINTA, Smoga Smua tercapai,AMIN. Ervin, Nani, Wimba, Wantexs, Ucup, Adam, AditaSmua temen yang slalu aku repotkan Makasehbanyak. Rekan Mahasiswa Teknik Sipil 03, Parking Dep. n Stafterima kasih untuk Smangatnya,Chayo CIVERO’03. All of My Family.iv

ABSTRAKSutrisno, 2009, Modulus Elastisitas dan Poisson Ratio Beton Serat PerformaTinggi dengan Penambahan Silica fume, Fly Ash dan Serat Baja, SkripsiJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.Beton mutu tinggi adalah beton dengan perlakuan khusus dan persyaratan yangseragam, disyaratkan terdapat kontrol terhadap pemilihan dan desain dari materialpenyusun beton dengan penambahan bahan tambah yang tepat. Penggunaan bahantambah silica fume, fly ash dan serat baja pada beton mutu tinggi adalahdimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu beton itu sendiri. Silicafume merupakan produk sampingan (biproduct) dari suatu proses industri siliconmetal. Silica fume mengandung kadar SiO2 yang tinggi dan merupakan bahansangat halus, berbentuk butiran, sangat kecil, dan biasanya disebut dengan mikrosilika. Ukuran butirannya 100 kali lebih halus dibandingkan butiran semen. Silikafume mengandung unsur SiO2 lebih dari 85% dengan demikian silika fume dapatdikategorikan sebagai pozzoland.Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium denganmenggunakan sampel silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.Rancang campur menggunakan Pendekatan dari proposal lomba kuat tekan betonoleh Universitas Kristen Petra dengan f’c rencana 100 MPa (Silinder), denganpenambahan variasi dimensi serat baja 0mm, 25mm, 50mm. Proses pengujianmeliputi, uji modulus elastisitas dan rasio poisson pada umur beton 28 hari.Analisis data hasil pengujian digunakan analisis statistik dengan menggunakanregresi polinomial dengan program Microsoft Excel.Dari hasil analisis diketahui bahwa terjadi pola perubahan modulus elastisitas danrasio poisson. modulus elastisitas rata-rata dari beton mutu tinggi dengan variasipenggantian serat baja 0mm, 25mm, 50mm,untuk umur 28 hari adalah32.643,19453 MPa; 32.217,04895 MPa; 37.666,26744 MPa; 34.095,49381 MPa.Dapat diketahui pula bahwa nilai poisson ratio rata-rata untuk penggantian seratbaja 0mm, 25mm, 50mm,untuk umur 28 hari adalah 0,2262936; 0,2376783;0,2624827 dan 0,215622.Kata kunci : silica fume, fly ash, serat baja,modulus elastisitas.v

KATA PENGANTARPuji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatdan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Tinjauan Modulus Elastisitas dan Poisson Ratio Beton Serat Performa Tinggidengan Penambahan Silica fume, Fly Ash dan Serat Baja ”.Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh gunameraih gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Sebelas Maret Surakarta. Melalui penyusunan skripsi ini mahasiswadiharapkan mampu mempunyai daya analisa yang tajam serta membantumemperdalam ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah.Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnyakepada:1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf.2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas teknik Universitas sebelas MaretSurakarta beserta staf.3. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MS, selaku Dosen Pembimbing Akademis4. Wibowo, ST, DEA, selaku Dosen Pembimbing I skripsi.5. Ir Slamet Prayitno, MT, selaku Dosen Pembimbing II skripsi .6. Tim Penguji Pendadaran pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Sebelas Maret Surakarta7. Ketua Laboratorium beserta Staf Laboran Bahan Fakultas Teknik UniversitasSebelas Maret Surakarta8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UniversitasSebelas Maret Surakarta9. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini yangtidak dapat disebutkan satu per satuPenulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyakkekurangan, sehingga masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan sarandemi perbaikan ini sangat diharapkan.vi

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan danbagi mahasiswa Teknik Sipil pada khususnya.Surakarta, Oktober 2009Penulisvii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULiHALAMAN PERSETUJUANiiHALAMAN PENGESAHANiiiMOTTO DAN PERSEMBAHANivABSTRAKvKATA PENGANTARviviiiDAFTAR ISIDAFTAR TABELxiDAFTAR GAMBARxiiDAFTAR NOTASI DAN SIMBOLxiiiDAFTAR LAMPIRANxivBAB 1BAB 2PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang11.2. Rumusan Masalah41.3. Batasan Masalah41.4. Tujuan Penelitian51.5. Manfaat Penelitian5TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI2.1. Tinjauan Pustaka62.2. Landasan Teori102.2.1. Pengertian Beton102.2.2. Beton Mutu Tinggi102.2.3 Bahan Penyusun Beton142.2.3.1. Semen Portland142.2.3.2. Agregat162.2.3.3. Air192.2.3.4.Silika Fume212.2.3.5.Superplasticizer222.2.3.6.Abu Terbang (Fly Ash)252.2.3.6.1. Sifat- sifat Fisika Abu Terbangviii26

2.2.4. Sifat- sifat Beton SegarBAB 3272.2.4.1. Kemudahan Pengerjaan (workability)272.2.4.2. Pemisahan Air (Bleeding)302.2.5. Sifat- sifat Beton Setelah Mengeras302.2.5.1. Kekuatan (Strength)302.2.5.2. Ketahanan (Durability)312.2.5.3. Rangkak dan Susut312.2.6. Modulus Elastisitas322.2.6. Poisson Ratio32METODOLOGI PENELITIAN343.1. Tinjauan Umum343.2. Benda Uji343.3. Tahapan dan Prosedur Penelitian353.4. Peralatan Penelitian383.5. Pengujian Bahan Dasar393.5.1. Pengujian Agregat Halus403.5.1.1. Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus403.5.1.2. Pengujian Kadar Zat Organik413.5.1.3. Pengujian Specific Grafity423.5.1.4. Pengujian Gradasi443.5.2. Pengujian Agregat Kasar453.5.2.1. Pengujian Specific Grafity453.5.2.2. Pengujian Abrasi473.5.2.3. Pengujian Gradasi483.5.2.4. Pengujian Berat Satuan493.6. Perancangan Campuran Beton503.7. Pembuatan Benda Uji503.8. Pengujian Nilai Slump513.9. Perawatan Benda Uji (Curing)523.10. Pengujian Tegangan Regangan Silinder Beton523.11. Analisis Hasil54ix

BAB 4ANALISIS DAN PEMBAHASAN554.1. Pengujian Agregat554.1.1. Pengujian Agregat Halus554.1.2. Pengujian Agregat Kasar604.2. Perancangan Campuran Adukan Beton634.3. Pengujian Nilai Slump634.4. Pengujian Berat Jenis Beton654.5. Pengujian Modulus Elastisitas dan Poisson Rasio664.5.1. Perhitungan Modulus Elastisitas664.5.2. Perhitungan Poisson Ratio714.6. Pembahasan4.6.1. Modulus Elastisitas754.6.2. Poissin RatioBAB 575KESIMPULAN DAN SARAN76765.1. Kesimpulan775.2. SaranxvDAFTAR PUSTAKAxviLAMPIRANx

DAFTAR TABELHal.Tabel 2.1Klasifikasi High strength Concrete, High Performance10ConcreteTabel 2.2Susunan unsur semen14Tabel 2.3Jenis-jenis Semen Portland15Tabel 2.4Gradasi Agregat Kasar17Tabel 2.5Gradasi Agregat Halus18Tabel 2.6Sifat fisik dari beberapa bahan21Tabel 2.8Penggunaan Beton pada Tingkat Workabilitas yang28Berbeda-bedaTabel 3. 1Pengelompokan Benda uji35Tabel 3. 2Tabel Perubahan Warna42Tabel 4. 1Hasil pengamatan setelah pencucian55Tabel 4. 2Pengaruh kandungan zat organik terhadap persentase56penurunan kekuatan betonTabel 4. 3Berat pasir yang tertinggal57Tabel 4. 4Hasil Pengujian Gradasi Agregat Halus58Tabel 4. 5Hasil Pengujian Specific Gravity Agregat Kasar60Tabel 4. 6Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar61Tabel 4. 7Kebutuhan bahan untuk beton ringan tiap variasi serat63Tabel 4. 8Nilai slump adukan beton64Tabel 4. 9Berat jenis beton65Tabel 4. 10Hasil Persamaan Regresi Polinomial Fungsi Tegangan-66ReganganTabel 4. 11Hasil perhitungan modulus elastisitas beton mutu tinggi70umur 28 hariTabel 4. 12Hasil persamaan regresi fungsi regangan aksial-lateral71Tabel 4. 13Hasil perhitungan poisson ratio beton mutu tinggi umur7428 harixi

DAFTAR GAMBARHal.Gambar 2. 1untuk beton12Pengaruh superplasticizer terhadap workability untuk23Kurva hubungan tegangan-reganganmutu sedang dan mutu tinggiGambar 2. 2tiga jenis campuran betonGambar 2. 3Ekspansi akibat dari desak32Gambar 3. 1Bagan Alir Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian.38Gambar 4. 1Kurva Daerah Susunan Gradasi Agregat Halus (pasir)60Gambar 4. 2Grafik Gradasi Agregat Kasar62Gambar 4. 3Grafik Hubungan Variasi dimensi serat dan Nilai64SlumpGambar 4. 4Grafik hubungan tegangan-regangan aksial beton67Pada beton normal umur 28 hari.Gambar 4. 5Grafik hubungan tegangan-regangan aksial beton67dengan penambahan Serat baja 25mm umur 28 hari.Gambar 4. 6Grafik perbandingan antara nilai modulus elastisitas70hasil penelitian dan validasi pada beton mutu tinggiumur 28 hari.Gambar 4. 7Grafik hubungan regangan aksial-lateral dengan serat72baja 0mm umur 28 hariGambar 4. 8Grafik hubungan regangan aksial-lateral dengan serat72baja 25mm umur 28 hari.Gambar 4.9Grafik perbandingan antara nilai Poisson rasio reratadengan variasi panjang serat baja. pada beton mututinggi umur 28 hari.xii74

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL% persentasefc’ Kuat tekan betonAc Luas permukaan benda uji tertekanEc Modulus Elastisitasε Regangan aksial l Penurunan arah longitudinalL Tinggi beton relative (jarak antara dua strain gauge)S2 Tegangan sebesar 0,4 . f’cS1 Tegangan yang bersesuaian dengan regangan arah longitudinal akibattegangan sebesar 0,00005ε2 Regangan longitudinal akibat tegangan S 2μ Angka poisson ratioεt 2 Regangan larteral akibat tegangan S 2εt 1 Regangan lateral akibat tegangan S 1ε2 Regangan longitudinal akibat tegangan S 2mm milimetercm centimetergr gramkg kilogramlt literMPa Mega Pascalfas Faktor air semenASTM American Society for Testing and MaterialsSSD Saturated Surface DrySKSNI Standar Konsep Standar Nasional Indonesiaxiii

DAFTAR LAMPIRANLampiran A: Hasil Pengujian AgregatLampiran B: Penghitungan Rencana Campuran BetonLampiran C: Hasil Pengujian Tegangan-ReganganLampiran D: Dokumentasi PenelitianLampiran E: Surat-surat Skripsixiv

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBeton merupakan salah satu faktor yang sangat penting di dalam bidang tekniksipil, mengingat fungsinya sebagai salah satu elemen pembentuk struktur baiksebagai upper structure maupun sub structure. Kemajuan pengetahuan tentangteknologi beton memungkinkan untuk dibangunnya struktur-struktur besar baikyang berupa gedung-gedung bertingkat maupun sarana transportasi misalnyajembatan dengan bentang panjang, lapisan perkerasan jalan dan lapisanperkerasan lapangan udara.Beton merupakan bahan konstruksi yang mempunyai peranan yang semakin luasseiring dengan laju pembangunan saat ini. Beton didapat dari pencampuranbahan-bahan agregat halus dan kasar berupa pasir, batu, batu pecah, atau bahansemacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen, danair sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama prosespengerasan dan perawatan beton berlangsung dan jugabahan tambah(admixture). Bahan tambah ini dapat berupa bahan kimia, serat dan bahanbuangan non kimia yang dicampurkan dengan perbandingan tertentu.Teknologi beton yang terus berkembang menghasilkan beton mutu tinggi yangmenjadi solusi akan kebutuhan beton yang semakin meningkat tersebut. Betonpracetak dan prategang digunakan untuk struktur-struktur seperti tiang pancang,balok jembatan, plat lantai dan kolom untuk gedung bertingkat banyak danbantalan kereta api. Beton mutu tinggi dengan kuat desak yang lebih besar daribeton normal lebih digunakan sebagai komponen beton pracetak dan prategang.Beton mutu tinggi adalah beton dengan perlakuan khusus dan persyaratan yangseragam yang tidak dapat selalu dicapai secara rutin hanya dengan penggunaanmaterial konvensional dan pencampuran secara normal, penempatan dan cara1

2perawatannya, disyaratkan terdapat kontrol terhadap pemilihan material penyusunbeton dengan penggunaan bahan tambah yang tepat. Beton mutu tinggi umumnyadikenal sebagai beton dengan kuat desak lebih besar dari 6000 psi atau 42 Mpapada umur 28 hari untuk benda uji silinder. (Nawy,1996). Penggunaan beton mututinggi sangat cocok untuk struktur bangunan tingkat tinggi, struktur jembatan,tiang dan kolom dengan beban yang besardimana akan memberikanpengurangan dalam desain kolom dan balok dan memberikan keuntunganpenghematan ruang.Pembuatan beton mutu tinggi yang didesain memiliki kuat tekan yang tinggidiantaranya diperoleh dengan mengurangi nilai faktor air semen. Hal inidiperlukan agar semua semen dapat bereaksi dengan air dan tidak meninggalkanpori-pori dalam beton yang timbul akibat penguapan air yang berlebih. Semakinkecil atau sedikit pori-pori dalam beton akan semakin meningkatkan kuat tekanbeton tersebut. Tetapi rasio air semen yang rendah menyebabkan beton akan sukardikerjakan dan tidak lecak. Untuk itu diperlukan suatu admixture yang dapatmeningkatkan workability campuran beton. Campuran beton dikatakan memilikiworkabilitas yang baik apabila memiliki sifat-sifat kohesif, plastis, mobilitas,fluiditas, dan stabilitas yang baik. Superplasticizer atau yang disebut juga HighRange Water Reducer diperlukan untuk meningkatkan workabilitas campuranbeton. Bahan tambah ini mendispersikan butiran semen sehingga tidak superplasticizermenyebabkan campuran beton mudah mengalir (flowing concrete) sehinggaberguna untuk pencetakan beton ditempat-tempat yang sulit dijangkau, sepertitempat dengan penulangan yang rapat.Pada beton mutu tinggi perlu adanya desain dan kontrol dari komposisipenggunaan material yang mengandung unsur semen (cementitious), agregat, airdan bahan tambah yang tepat. Pemilihan kualitas agregat dan dimensi butiranagregat yang digunakan akan menentukan kekuatan beton yang direncanakan.Penggunaan bahan cementitious termasuk didalamnya portland cement, fly ash,silica fume, dan ampas dari pembakaran butiran tanah pozzolan alam sangatefektif meningkatkan kekuatan dari campuran beton. Beton dengan kualitas yang

3baik dapat diperoleh dengan penggunaan material yang terkontrol dengan proporsicampuran yang tepat sesuai dengan target atau hasil yang diinginkan, juga diikutidengan perawatan (curing) yang baik pula.Silica fume merupakan produk sampingan (biproduct) dari suatu proses industrisilicon metal. Silica fume mengandung kadar SiO2 yang tinggi dan merupakanbahan sangat halus, berbentuk butiran, sangat kecil, dan biasanya disebut denganmikro silika. Ukuran butirannya 100 kali lebih halus dibandingkan butiran semen.Silika fume mengandung unsur SiO2 lebih dari 85% dengan demikian silika fumedapat dikategorikan sebagai pozzoland. Terdapat kelebihan tersendiri apabila kitamenggunakan silika fume dalam proses pembuatan beton mutu tinggi, kelebihantersebut antara lain:1.Meningkatakan workabilitas untuk jangka waktu yang lama2.Meningkatkan stabilitas dan keterpaduan campuran beton segar3.Ketahanan beton meningkat drastis4.Air resapan pada beton banyak berkurang5.Gas didalam beton banyak berkurang6.Peningkatan yang besar ketahanan terhadap karbonasi7.Perembesan klorid dalam beton banyak berkurang8.Kekuatan awal dan akhir yang tinggi(Technical data sheet SikaFume, PT Sika Indonesia)Sifat kurang baik dari beton yaitu getas, yang berhubungan dengan kemampuanmenahan tegangan tarik dan momen lentur. Sehingga penambahan serat bajadalam campuran beton mutu tinggi ini diharapkan dapat memperbaiki daktilitas,dan akan meningkatkan nilai modulus elastisitas dan poisson’s ratio. Untukmengetahui peningkatan kualitas dari beton mutu tinggi berserat baja inidilakukan beberapa pengujian meliputi modulus elastisitas dan poisson ratio.Hubungan tegangan-regangan beton yang timbul akibat beban luar yang bekerja,merupakan hal yang penting untuk mempelajari karakteristik dari gaya-gayadalam beton. Hal ini dapat digunakan untuk menyelesaikan analisis danperencanaan suatu bagian struktur. Dari parameter tegangan-tegangan beton adadua hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, yaitu perbandingan (rasio) poisson

4dan modulus elastisitas. Modulus elastisitas merupakan suatu tolak ukur umumyang digunakan untuk pengukuran sifat-sifat elastis suatu bahan. Poisson ratiodidefinisikan sebagai perbandingan antara regangan lateral terhadap reganganaksial pada bagian yang dibebani secara uni aksial. Dengan penambahan seratbaja diharapkan mampu meningkatkan elastisitas beton, sehingga dengansendirinya elastisitas beton semakin tinggi. Modulus elastisitas akan meningkatsejalan dengan peningkatan batas elastisitas beton.1.2 Rumusan MasalahDari permasalahan yang ada, penelitian ini akan meneliti :1. Bagaimana pengaruh penambahan silica fume, serat baja ke dalam adukanbeton terhadap nilai modulus elastisitas dan poisson ratio2. Berapa besar nilai modulus elastisitas dan nilai poisson ratio beton denganpenambahan silica fume dan serat baja.1.3 Batasan MasalahPenelitian ini akan membatasi permasalahan sebagai berikut :1. Mutu beton disyaratkan memiliki f’ c 60 MPa pada umur beton 28 hari.2. Silica fume digunakan sebagai bahan tambah semen dalam ukuran berat.3. Kadar silica fume terbatas pada kadar 5% dari berat semen.4. Variasi volume serat baja adalah 1% terhadap volume beton, dan panjangserat 25 mm dan 50 mm.5. Semen yang digunakan adalah tipe I.6. Mix design direncanakan untuk f’ c 60 MPa (silinder).7. Fly Ash yang digunakan berasal dari hasil sisa bakar batu bara pada PT.Batik Keris Solo, Surakarta, Indonesia.8. Kadar superplasticizer dihitung 1% berdasarkan berat semen.9. Pencampuran dengan menggunakan molen dan pemadatan denganvibrator.

510. Adukan beton yang dihasilkan dianggap homogen dan penyebaran seratbaja dianggap merata.11. Umur beton pengujian adalah umur 28 hari.12. Pengujian yang dilakukan adalah uji bahan dasar, pengujian nilai slump,dan uji modulus elastisitas.1.4 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besarnya nilai modulus elastisitas danpoisson’s ratio beton mutu tinggi dengan penambahan silica fume dan variasiserat baja.1.5 Manfaat Penelitian1. Manfaat teoritis :a) Memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu bahan struktur.b) Menambah pengetahuan tentang beton terutama penggunaan silica fumedan serat baja sebagai bahan penambah semen.c) Menambah pengetahuan tentang beton mutu tinggi ditinjau dari parametermodulus elastisitas dan poisson rasionya.2. Manfaat Praktisa) Menambah alternatif pilihan bahan tambah silica fume dan serat bajauntuk digunakan dalam perancangan beton mutu tinggi.b) Mengetahui kadar optimum silica fume sebagai bahan penambah semenyang memberikan kuat desak maksimum sebagai persyaratan beton mututinggi.c) Mengetahui nilai modulus elastisitas dan poisson ratio beton mutu tinggidengan bahan tambah silica fume sebagai penambah semen.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI2.1 Tinjauan PustakaBeton dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar(batu pecah atau kerikil), udara dan kadang-kadang campuran bahan tambahanlainnya (mulai dari bahan kimia, serat sampai bahan buangan non kimia) denganperbandingan tertentu. Campuran yang masih plastis ini dicor kedalam perancahdan dirawat untuk mempercepat reaksi hidrasi campuran semen-air, yangmenyebabkan pengerasan beton. Bahan yang terbentuk ini mempunyai kuat desakyang tinggi, dan ketahanan terhadap tarik rendah (Nawy, 1990).Beton banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebutdiperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat(dankadang-kadang bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimiatambahan, serat, sampai bahan buangan non-kimia) pada perbandingan tertentu.Campuran tersebut apabila dituang dalam cetakan kemudian dibiarkan maka akanmengeras seperti batuan (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996 : 1).Sifat yang paling penting dari suatu agregat (batu-batuan, kerikil, pasir dan lainlain) ialah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan, yang dapatmempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas dan karakteristikpenyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses pembekuan waktumusim dingin dan agresi kimia, serta ketahanan terhadap penyusutan(Murdock dan Brook, 1999).Nilai banding berat air dan semen untuk suatu adukan beton dinamakan watercement ratio. Agar terjadi proses hidrasi yang sempurna dalam adukan beton,pada umumnya dipakai nilai water cement ratio (wcr) 0,40 – 0,60 tergantungmutu beton yang hendak dicapai. Semakin tinggi mutu beton yang ingin dicapai6

7umumnya menggunakan nilai wcr rendah, sedangkan dilain pihak, untukmenambah daya workabilitas (kelecakan, sifat mudah dikerjakan) diperlukan nilaiwcr yang lebih tinggi. (Istimawan Dipohusodo, 1990 : 3)Kekuatan semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang diperlukanwaktu proses hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang diperlukanuntuk proses hidrasi hanya kira – kira 25 persen dari berat semennya, penambahanjumlah air akan mengurangi kekuatan setelah mengeras. Air kelebihan dari yangdiperlukan untuk proses hidrasi pada umumnya memang diperlukan padapembuatan beton, agar adukan beton dapat dicampur dengan baik, diangkutdengan mudah dan dapat dicetak tanpa rongga – rongga yang besar (tidakkeropos). Akan tetapi hendaknya selalu diusahakan jumlah air sesedikit mungkin,agar kekuatan beton tidak terlalu rendah. Kuat tekan beton sangat dipengaruhioleh besar pori – pori pada beton. Kelebihan air akan mengakibatkan betonberpori banyak, sehingga hasilnya kurang kuat dan juga lebih porous (berpori).(Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996 : 8).Beton yang paling padat dan kuat diperoleh dengan menggunakan jumlah air yangminimal konsisten dengan derajat workabilitas yang dibutuhkan untukmemberikan kepadatan maksimal. Derajat kepadatan harus dipertimbangkandalam hubungannya dengan cara pemadatan dan jenis konstruksi, agar terhindardari kebutuhan akan pekerjaan yang berlebihan dalam mencapai kepadatanmaksimal. (Murdock, 1979 : 97)Bentuk dan tekstur permukaan agregat berpengaruh pada kekuatan beton. Bentukyang runcing mempunyai kemampuan saling mengunci, dan permukaan yangkasar mempunyai koefesien gesek yang tinggi dan akan menghasilkan kekuatantekan yang lebih tinggi. Gradasi bahan batuan yang heterogen mengurangi volumepori yang ada dan menghasilkan beton yang padat dan berkekuatan tinggi.(Sudarmoko, 1998)

8Bahan tambah ialah bahan selain unsur pokok beton (air, semen dan agregat) yangditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera atau selama pengadukan beton.Tujuannya ialah mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalamkeadaan segar atau setelah mengeras, misalnya mempercepat pengerasan,menambah encer adukan, menambah kuat tekan, menambah daktilitas,mengurangi sifat getas, mengurangi retak-retak pengerasan dan sebagainya(Kardiyono Tjokrodimuljo, 1996 : 47)Apabila semen portland dicampur dengan air, maka komponen kapur dilepaskandari senyawanya.Banyaknya kapur yang dilepas ini sekitar 20% dari beratsemen. Kondisi terburuknya ialah terjadi pemisahan struktur yang disebabkanoleh lepasnya kapur dari semen. Situasi ini dapat dicegah dengan suatu mineralsilika seperti pozzolan. Mineral yang ditambahkan ini bereaksi dengan kapur bilaada uap air membentuk bahan padat yang kuat yaitu kalsium silikat. (Nawy, 1990: 11).Pozzolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsurunsur silikat dan atau aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunandi Indonesia, PUBI-1982). Pozzolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapidalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapurpadam pada suhu normal (24-27 C) menjadi suatu massa padat yang tidak larutdalam air.Menurut ACI Committee 544 (1982), fiber reinforced concrete didefisikansebagai beton yang terbuat dari campuran semen, agregat halus atau agregrathalus dan kasar serta sejumlah kecil serat. Ide dasar penambahan serat adalahmemberikan tulangan serat pada beton, yang disebar merata cara random untukmencegah retak-retak beton yang terlalu dini didaerah tarik akibat panas danhidrasi maupun akibat pembebanan (Pribadi, 1997).Telah terbukti bahwa penambahan serat alumunium dalam beton selain dapatmemperbaiki kekuatan tarik beton dan sifat getasnya, juga dapat memperbaiki

9sifat-sifat yang lainnya, seperti menambah kekuatan lentur beton, menambahkekuatan geser, keuletan beton bertambah, daya tahan yang lebih besar dalammenerima beban kejut (Harjono, 2001).Superplasticizer mempunyai pengaruh dalam peningkatan workabilitas betonsampai pada tingkat yang cukup besar. Bahan ini, pada kenyataannya digolongkanpada sarana untuk menghasilkan beton yang “mengalir” tanpa terjadi pemisahanyang umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar. Pada alternatiflain, bahan ini dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan beton, karenamemungkinkan pengurangan kadar air guna mempertahankan workabilitas yangsama. (Murdock, 1979 : 93)Kuat tekan beton mutu tinggi, beton ringan hanya sedikit peningkatan denganpenambahan serat baja. Untuk serat baja beton mutu tinggi, beton ringan, moduluselastisitas bervariasi dari 23.1 ke 27.9 GPa. Poisson’s rasio berubah-ubah dari0.215 hingga 0.166. (Gao, Jianming, Sun, Wei dan Morino, Kenji, 1997)Kemajuan teknologi dan produksi material menuju ke angka kekuatan beton yanglebih tinggi. Tahun - tahun ini pertambahan dapat dilihat di penggunaan betonmutu tinggi (kekuatan, f’c 50 MPa) sudah digunakan pada proyek pembangunandi seluruh dunia. Beton mutu tinggi (HSC) menawarkan teknik struktural yanglebih baik secara signifikan seperti lebih tinggi compressive dan daya rentang,kekakuan yang lebih tinggi, daya tahan yang lebih baik, dibandingkan denganbeton normal (NSC). ( Mendis, Priyan, 2003)

102.2 Landasan Teori2.2.1Pengertian BetonBeton diperoleh dengan cara mencampurkan semen, air, agregat dengan atautanpa bahan tambahan (admixture) tertentu. Material pembentuk beton tersebutdicampur merata dengan komposisi tertentu menghasilkan suatu campuran yangplastis sehingga dapat dituang dalam cetakan untuk dibentuk sesuai dengankeinginan. Campuran tersebut bila dibiarkan akan mengalami pengerasan sebagaiakibat reaksi kimia antara semen dan air yang berlangsung selama jangka waktuyang panjang atau dengan kata lain campuran beton akan bertambah keras sejalandengan umurnya. (Istimawan Dipohusodo,1994)2.2.2Beton Mutu TinggiBeton mutu tinggi adalah sebuah istilah untuk menggambarkan beton dengan cirikhusus dimana tidak dimiliki oleh beton normal. Beton mutu tinggi dapatdiartikan sebagai beton yang memiliki satu atau lebih karakteristik seperti: susutyang kecil, permeabilitas yang rendah, modulus elastisitas yang tinggi atau kuattekan yang tinggi. Menurut American Concrete Institute (ACI), beton mutu tinggiadalah beton dengan perlakuan khusus dan persyaratan yang seragam yang tidakdapat selalu dicapai secara rutin hanya dengan penggunaan material konvensionaldan penc

diharapkan mampu mempunyai daya analisa yang tajam serta membantu . BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka . 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Beton . Tabel 2.8 Penggunaan Beton pada Tingkat Workabilitas yang 28 Berbeda-beda : Tabel 3. 1 Pengelompokan Benda uji .

Related Documents:

ring spacing Young's modulus Young's modulus of elastic core reduced modulus Young's modulus of face sheet of sandwich Young's modulus of rings and stiffeners, respectively secant modulus for uniaxial stress-strain curve tangent modulus for uniaxial stress-strain curve Young's modulus of or

equivalent stiffness by using the following relationship: D where D h (1) stiffness, layer thickness, E µ modulus of elasticity, and Poisson's ratio. 167 For a two-layer system, the equivalent thickness of a layer with modulus 2 and Poisson's ratio µ2 relative to a layer of thickness h 1 , modulus 1, and Poisson's ratio µ may be

overdispersion, the Poisson quasi likelihood produces parameter estimates equivalent to the Poisson, and standard errors larger than those of the Poisson. On the contrat3,, the maximum likelihood approach suggested in this paper differs from . models for Poisson, Negative Binomial and Generalized Poisson will be fitted, tested and

poisson— Poisson regression 3 Remarks and examples stata.com The basic idea of Poisson regression was outlined byColeman(1964, 378–379). See Cameron and Trivedi (2013;2010, chap. 17) andJohnson, Kemp, and Kotz(2005, chap. 4) for information

Tingkat dehidrasi Gejala klinis 5% Elastisitas kulit menurun tapi kembali normal setelah 15 detik 7% Retraksi mata kearah orbital 10-12 % Elastisitas kulit sangat menurun dan kembali ke posisi normal setelah 30 detik Retraksi mata ke orbital lebih kuat Estim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

First aid at work – your questions answered Page 3 of 8 Health and Safety Executive The findings of your first-aid needs assessment (see Q3) will identify whether first-aiders should be trained in FAW, EFAW, or some other appropriate level of training. EFAW training enables a first-aider to give emergency first aid to someone who is injured or becomes ill while at work. FAW training includes .