Welcome To Test Repository - IAIN Salatiga Repository

3y ago
66 Views
5 Downloads
4.70 MB
281 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jenson Heredia
Transcription

KATA PENGANTARBuku yang sedang dibaca ini semula merupakan tulisan dalam rangkamemenuhi salah satu persyaratan meraih gelar doktor bidang ilmu agamaIslam di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.Setelah penulis tamat menyelesaikan program doktor lalu berkesempatanmemperoleh beasiswa postdoctoral di Mesir. Di sana, penulis belajar langsungdibawah bimbingan salah satunya Hassan Hanafi. Bertempat di rumahnya jalanLusaka Kairo, Mesir beliau memberikan waktu pertemuan kepada kami durasiwaktu 2,5 jam, 2 kali dalam seminggu selama empat bulan dari bulan FebruariMei tahun 2007.Secara garis besar tulisan ini membicarakan pemikiran hermeneutika alQuran Hassan Hanafi (75 tahun). Ia adalah seorang filosof dan dosen diUniversitas Kairo, Mesir. Menurutnya, upaya penafsiran terhadap al Quran yangdilakukan oleh para ulama terdahulu sudah ketinggalan zaman, out of date.Walaupun demikian, dia tidak memandang salah, namun, dipandang bahwapenafsiran mereka hanya merupakan sebagai salah satu alternatif penafsiran.Oleh Karena itu, ia mengusulkan sebuah metode tafsir al syu’ûrî, tafsirperseptif yakni metode yang dapat mendeskripsikan manusia itu sendiri danhubungan dengan manusia yang lainnya, dan dengan alam sekitarnya.Metodologi penafsiran al Quran yang ditawarkan di antaranya bersifat tematik,temporal dan realistis yang terbingkai dalam wilayah ilmu-ilmu kemanusiaan.Mengerti atau memahami merupakan tindakan yang senantiasa adadalam kehidupan manusia. Demikian itu, dilakukan oleh manusia, para nabisejak nabi Adam AS hingga nabi terakhir Muhammad SAW, dan juga manusiayang hidup sekarang dan akan terus berlanjut sampai manusia meninggalkandunia. Nabi Muhammad saw sebagai khatamul al anbiya, diturunkan kepadanyaal Quran sebagai wahyu yang memotivasi kepada umatnya untuk mewujudkantindakan nyata di dunia. Karena itulah, kenapa Nabi Muhammad saw sebagaipanutan umat. Beliau sebagai al Quran yang berjalan-jalan, demikian dikatakandalam sebuah hadist: Innama khuluquhu al Quran.Setelah meninggal beliau maka para sahabatnya demikian pula ulamaterdahulu melakukan upaya penafsiran terhadap al Quran. Berbagai metode,

kecenderungan, pendekatan dan corak mereka melakukan penafsiran terhadapal Quran sesuai dengan kepentingan zamannya masing-masing. Dari metodetahlily, metode ijmaly, dan metode muqaran. Dari pendekatan tekstual dankontekstual dengan kecenderungan beragam madzhab dan coraknya sepertitasauf, fiqh, teologi, filsafat, ilmu pengetahuan, bahasa, sampai kepada sasteradan kemasyarakat. Kesemuanya itu seperti yang terlihat di berbagai kitab-kitabtafsir terdahulu. Terakhir adalah metode tafsir tematik yang lahir belakangansekitar tahun 1970-an dan masih akan terus bermunculan metode-metode yanglainnya.Seperti telah disinggung sebelumnya,bahwa pemahaman akan terusberlanjut sesuai dengan kebutuhan zamannya. Apa yang dilakukan Hanafiadalah melakukan upaya penafsiran terhadap al Quran yang ia sebutnyasebagai metode tafsir perseptif, tafsir al syu’uri yang bersifat tematik, temporal,realistis dan sesuai dengan kebutuhan umat sekarang. Hanafi mengkritisimetode-metode tafsir yang sudah dilakukan para ulama terdahulu. Ia tidakmenganggap salah apa yang dilakukan mereka melainkan, hanya dijadikannyasebagai satu alternatif penafsiran. Menurutnya, apa yang dibutuhkan sekarangadalah penafsiran yang harus disesuaikan dengan kebutuhan yang palingmendesak khususnya umat Islam yang sedang menghadapi dua ancaman besarbaik yang bersifat internal maupun eksternal. Ancaman internal umat Islammenurutnya adalah kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan sedangkanancaman eksternal adalah imperialisme, zionisme dan kapitalisme.Dalam bukunya Islam in the Modern World ia menjelaskan secara detailtentang rumusan Metode Tafsir al Quran tematik yang meliputi kelebihankelebihan yang dimiliki tafsir tematik dibandingkan dengan metode tafsir lainsebelumnya, prinsip-prinsip dalam tafsir tematik di antaranya menempatkanyang sama teks al Quran sebagaimana teks-teks lainnya seperti karya sasteradan teks sejarah. Aturan-aturan dalam tafsir tematik yang di dalamnya diantaranya bahwa mufasir adalah seorang yang terlibat dalam drama di manakrisis dalam kehidupannya berlangsung.Di samping itu, aturan-aturan kebahasaan sampai kepada perbandinganantara yang ideal dan yang riel, mengintegrasikan logos dan praxis, yakni

mengidealisasikan yang riel dan merealisasikan yang ideal. Skema tafsir tematikdimaksudkan Hassan Hanafi adalah sebagai wilayah batasan penafsiran tematikal Quran yakni mendeskripsikan manusia itu sendiri, hubungannya denganmanusia lain dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.Walaupun Hassan Hanafi tidak mempunyai kitab tafsir sebagaimana yangditulis oleh para mufasir terdahulu, namun ia menafsirkan tema-tema al Qurandan menuliskan penafsirannya dalam berbagai karyanya. Di antara tema yangbanyak itu hanya tiga tema yang dibahas dalam tulisan ini. Konsep Harta dalamal Quran ditulis dalam karyanya, Al Din wa al Tsaurah; Konsep Manusia dalamal Quran ditulis dalam bukunya Islam in the Modern World; dan Konsep Tanahdalam al Quran dimuat dalam bukunya Religious Dialogue and Revolution.Menurut pengakuannya, banyak tuduhan yang dialamatkan kepadanyaseperti bahwa ia adalah seorang Atheis, Marxis, dan Westernis tetapi iamenjawab semua tuduhan itu seperti yang dapat dilihat dalam karyanya Islamin the Modern World dan metode tafsir tematik al Quran merupakan salah satujawaban yang diberikan Hassan Hanafi.Semoga buku ini, di samping menambah wawasan tentang metodologipenafsiran yang dilakukan oleh Hanafi, juga citra yang positif dari pada kesanyang negatif yang selama ini dialamatkan kepadanya. Penulis menyadari masihada kekurangan dalam tulisan ini. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan,saran dan kritik demi penyempurnaan penelitian ini.Wallahu A’lam Bishshawab.Salatiga, 20 Maret 2010Adang Kuswaya

UCAPAN TERIMA KASIHSyukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telahmemberikan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tulisanini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada NabiMuhammad SAW, pembawa pelita dan menjadi rahmat bagi sekalian alam.Sesungguhnya dalam penulisan ini, penulis banyak menghadapi kendalaterutama yang berkenaan dengan trend pemikiran Hassan Hanafi dan karyatulisannya yang begitu luas. Namun demikian, penulis berusaha adapatdiselesaikan.Penyelesaian tulisan ini adalah berkat bantuan berbagai pihak. Sebagai tandapenghargaan, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya secarakhusus ditujukan kepada:Kementerian Agama (dulu Departemen Agama) Republik Indonesia yangmemberikan dana beasiswa sejak penulis duduk di bangku Madrasah AliyahProgram Khusus (MANPK) di Darussalam Ciamis pimpinan KH. Irfan Hielmy(alm.), di bangku kuliah SI di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, kuliahprogram S2 dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah. Bahkan, beasiswa Postdoktoralselama enam bulan di Mesir.Dr. Hassan Hanafi, Prof. DR. Quraish Shihab, Prof. Dr. Nasarudin Umar,Prof. DR. HM. Yunan Yusuf, MA, Dr. Fuad Jabali, dan Dr. Mukhlis Hanafi yangmemberikan bimbingan langsung terkait dengan penulisan ini.Instansi STAIN Salatiga pimpinan Dr. Imam Sutomo, MAg. Lewat unit PIPyang telah memberikan dana untuk publikasi tulisan ini. Dr. ZakiyuddinBaedhawy, Dr. Muh. Saerozi, Dr. Sa’adi, Mochlasin Sofyan, Benny Ridwan,Hammam, Illya Muhsin, Irfan Hielmy, dan Agus Sua’idi rekan-rekan diskusi dilingkungan STAIN Salatiga.Dr. Abad Badruzzaman, Dr. Hamka Hasan, Dr. Aksin W, Dr. FajarWaryani, Dr. Hamdani Mu’in, Dr. Muhammad Jidin, Dr. M. Mardan, Dr.Suryadinata, Dr. Iskandar, Dr. Slamet, Fahmi Salim, Cecep T Rahman, rekanrekan diskusi sewaktu tinggal di Kairo.

Ayahanda Mohammad Omon yang pertama kali mengajarkan ilmunahwu, sharaf, fiqh dan tauhid dan menunjukan penulis akan pentingnya ilmupengetahuan. Ibunda Esin Quraisin yang telah mengajarkan penulis tentangkesederhanaan. KH. Ali Muntaha dan Hj. Umi Khadijah, mertua penulis yangtelah memberikan dukungan moral dan material.The last but not least, Layly Atiqah istri tercinta yang setia memotivasiterus-menerus demi terwujudnya tulisan ini di sela-sela waktunya mengajarmasih sempat membimbing dua putri belahan hati tersayang, Adila Tara NDAdan Nur ‘Adli Sania AS.Kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkandemi penyempurnaan tulisan ini. Mudah-mudahan tulisan ini dapat menambahkhazanah pengetahuan khususnya di bidang penafsiran al Quran danumumnya khazanah ilmu-ilmu keislaman.Wa Allâhu a’lamu Bi al Shawâb.WassalamSalatiga, 20 Maret 2011Adang Kuswaya

DAFTAR ISIDAFTAR ISIHlm.BAB I GAGASAN RE-INTERPRETASI .1A.Penafsiran Kembali teks Keagamaan . .1B.Ruang Lingkup dan Perumusan Masalah 11C.Signifikansi Penelitian . 12D.Kajian Pustaka Terdahulu .13E.Metode Penelitian . 16F.Sistematika Penulisan . . . .17BAB II HERMENEUTIKA AL QURAN . .20A.Problem Hermeneutika Al Quran . .27B.Praktek Hermeneutika dalam Tradisi Islam . .36C.Hermeneutika Al Quran Pertama Muqatil .46D.Urgensi Hermeneutika Al Quran Menurut M. Arkoun67BAB III BIOGRAFI HASSAN HANAFI . 81A.Sosok Intelektual Hassan Hanafi . 81B.Posisi Pemikiran Hassan Hanafi dalam Konteks Mesir86C.Perkembangan Pemikiran Hassan Hanafi 92D.Karya- Karya Pemikiran Hassan Hanafi .101BAB IV TEORI HERMENEUTIKA HASSAN HANAFI 114A.Kemunculan Pemikiran Hermeneutika Hassan Hanafi114B.Hermeneutika Sebagai Aksiomatika . .118C.Teori dan Teknis Hermeneutika Al Quran . 1271. Kritik Historis .1312. Kritik Eidetis 1442.1. Tahap Analisis Kebahasaan .1472.1.1. Analisis linguistik .1472.1.2. Analisis Sintaksis .1472.2. Tahap Analisis Kesejarahan .1542.3. Tahap Generalisasi .1553. Kritik Praktis .158E.Urgensi Hermeneutika Al Quran Menurut Hassan Hanafi 164F.Teori Analisis Teks dan Orientasinya . .1691. Prinsip- Prinsip dalam Analisis Teks .176

2. Nilai dan Kekuatan Teks . 3. Perubahan Nilai Makna Suatu Teks BAB V METODE SOSIOLOGIS TAFSIR AL QURAN A. Tawaran Hermeneutika Al Quran Tematik (Maudlû’î) 1. Asal-Usul Metode Tematik 2. Pertimbangan Hassan Hanafi Memilih Metode Tematik 3. Prinsip-Prinsip Hermeneutika Al Quran Tematik .4. Aturan-Aturan dalam Hermeneutika Al Quran Tematik5. Skema dan Ruang Lingkup Hermeneutika Al Quran B. Tawaran Pendekatan Sosiologis .1. Karakteristik Hermenutika Al Quran Sosiologis 2. Kritikan Terhadap Pemikiran Hassan Hanafi 3. Jawaban Hassan Hanafi atas Berbagai Kritikan .C. Aplikasi Hermeneutika Al Quran Hassan Hanafi 1. Konsep al Insân, Manusia dalam Al Quran .2. Konsep al Mâl, Harta dalam Al Quran .3. Konsep al Ardl, Tanah dalam Al Quran .BAB VI PENUTUP A.Kesimpulan .B.Saran-saran . DAFTAR PUSTAKA 8289289296298

KATA PENGANTARSyukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWTyang telah memberikan kekuatan sehingga penulis dapatmenyelesaikan penulisan tulisan ini. Shalawat serta salamsemoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,pembawa pelita dan menjadi rahmat bagi sekalian alam.Penelitian ini semula merupakan tulisan dalam rangkamemenuhi salah satu persyaratan meraih gelar doktor bidangilmu agama Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.Setelah penulis tamat menyelesaikan program doktor laluberkesempatan memperoleh beasiswa postdoctoral di Mesir. Disana, penulis belajar langsung dibawah bimbingan salah satunyaHassan Hanafi. Bertempat di rumahnya jalan Lusaka Kairo, Mesirbeliau memberikan waktu pertemuan kepada kami durasi waktu2,5 jam, 2 kali dalam seminggu selama empat bulan dari bulanFebruari-Mei tahun 2007.Secara garis besar tulisan ini membicarakan pemikiranhermeneutika al Quran Hassan Hanafi (75 tahun). Ia adalahseorang filosof dan dosen di Universitas Kairo, Mesir.Menurutnya, upaya penafsiran terhadap al Quran yang dilakukanoleh para ulama terdahulu sudah ketinggalan zaman, out of date.Walaupun demikian, dia tidak memandang salah, namun,dipandang bahwa penafsiran mereka hanya merupakan sebagaisalah satu alternatif penafsiran. Oleh Karena itu, ia mengusulkansebuah metode tafsir al syu’ûrî, tafsir perseptif yakni metodeyang dapat mendeskripsikan manusia itu sendiri dan hubungandengan manusia yang lainnya, dan dengan alam sekitarnya.Metodologi penafsiran al Quran yang ditawarkan di antaranyabersifat tematik, temporal dan realistis yang terbingkai dalamwilayah ilmu-ilmu kemanusiaan.Sesungguhnya dalam penulisan ini, penulis banyakmenghadapi kendala terutama yang berkenaan dengan trend

pemikiran Hassan Hanafi dan karya tulisannya yang begitu luas.Namun demikian, penulis berusaha semaksimal mungkin danalhamdulillahtulisanini akhirnyadapat diselesaikan.Penyelesaian tulisan ini adalah berkat bantuan berbagai pihak.Sebagai tanda penghargaan, penulis mengucapkan terima kasihyang setinggi-tingginya secara khusus ditujukan kepada:Kementerian Agama (dulu Departemen Agama) RepublikIndonesia yang memberikan dana beasiswa sejak penulis dudukdi bangku Madrasah Aliyah Program Khusus (MANPK) diDarussalam Ciamis pimpinan KH. Irfan Hielmy (alm.), di bangkukuliah SI di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, kuliah programS2 dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah. Bahkan, beasiswaPostdoktoral selama enam bulan di Mesir.Dr. Hassan Hanafi, Prof. DR. Quraish Shihab, Prof. Dr.Nasarudin Umar, Prof. DR. HM. Yunan Yusuf, MA, Dr. Fuad Jabali,dan Dr. Mukhlis Hanafi yang memberikan bimbingan langsungterkait dengan penulisan ini.Instansi STAIN Salatiga pimpinan Dr. Imam Sutomo, MAg.Lewat unit PIP yang telah memberikan dana untuk publikasitulisan ini. Dr. Zakiyuddin Baedhawy, Dr. Muh. Saerozi, Dr. Sa’adi,Mochlasin Sofyan, Benny Ridwan, Hammam, Illya Muhsin, IrfanHielmy, dan Agus Sua’idi rekan-rekan diskusi di lingkunganSTAIN Salatiga.Dr. Abad Badruzzaman, Dr. Hamka Hasan, Dr. Aksin W, Dr.Fajar Waryani A, Dr. Hamdani Mu’in, Dr. Muhammad Jidin, Dr.Mardan, Dr. Suryadinata, Dr. Iskandar, Dr. Slamet, Fahmi Salim,Cecep T Rahman, rekan-rekan diskusi sewaktu tinggal di an ilmu nahwu, sharaf, fiqh dan tauhid danmenunjukan penulis akan pentingnya ilmu pengetahuan. IbundaEsin Quraisin yang telah mengajarkan penulis tentangkesederhanaan. KH. Ali Muntaha dan Hj. Umi Khadijah, mertuapenulis yang telah memberikan dukungan moral dan material.

The last but not least, Layly Atiqah istri tercinta yang setiamemotivasi terus-menerus demi terwujudnya tulisan ini di selasela waktunya mengajar masih sempat membimbing dua putribelahan hati tersayang, Adila Tara NDA dan Nur ‘Adli Sania AS.Kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangatpenulis harapkan demi penyempurnaan tulisan ini. Mudahmudahan tulisan ini dapat menambah khazanah pengetahuankhususnya di bidang penafsiran al Quran dan umumnyakhazanah ilmu-ilmu keislaman.Wa Allâhu a’lamu Bi al Shawâb.WassalamSalatiga, 20 Maret 2011Adang KuswayaPersembahan

Kupersembahkan untuk:Ayahanda Mohammad Omon dan Ibunda Esin Kuraesin,Isteri tercinta Layly Atiqoh.Kedua belahan hati Adila Tara Nisawanda Dluha Alfanidan Nur Adli Sania Alima Syabana.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATINPedoman Transliterasi Arab Latin yang dipakai untuk penulisantulisan ini berdasarkan kepada Pedoman Transliterasi yang adadalam buku Program Pascasarjana Universitas Negeri ascasarjana Tahun Akademik 2004/2005.A. 25262728Huruf ArabHuruf Latin ostrofBTT dan sJH dengan garis di bawahK dan hDD dan zRZSS dan yS dan hD dan lT dan hZ dan hKoma di atasG dan hFQKLMNWHY

B. Vokal1. Vokal PendekArabLatinSeperti aal naql iqiraah unuzûl2. Vokal Tasydid ditulis dengan huruf rangkap seperti ““ ditulis muqaddimah.C. DiptongAisepertihal ladainâAusepertitsaurahD. Penulisan ““ (alif lam)Sepertiditulisal QuranSepertiditulisal turâtsF. PengecualianSemua kata yang berakhiran ta marbuthah ()padanama orang, kalimat atau lainnya, ditulis dengan “h” sepertikata qira ah ““.

BAB IGAGASANREINTERPRETASIA. Penafsiran Kembali teks KeagamaanAl-Qur’an merupakan dokumen untuk umat manusia. Bahkan,Kitab ini menamakan dirinya sebagai petunjuk bagi manusia, Hudan lial Nâs (QS. Al Baqarah /2:185). Seluruh yang termaktub dalam alQur’an itu hakekatnya merupakan ajaran yang harus dipegang olehumat Islam. Ia memberikan petunjuk dan pedoman hidup untukmencapai kebahagian di dunia dan akhirat dalam bentuk ajaranmoral, akidah, hukum, filsafat, politik dan ibadah.Untuk mengungkap dan menjelaskan ajaran-ajaran di atas,tidaklah memadai bila seseorang hanya mampu membaca dan

2melafalkan al-Qur’an dengan baik. Hal yang diperlukan bukan hanyasekedar itu, melainkan juga kemampuan memahami dan mengungkapisi serta mengetahui prinsip-prinsip yang dikandungnya.Agar al-Qur’an berguna sesuai dengan pernyataannya bahwa iamerupakan petunjuk bagi umat manusia yang mengeluarkannya darikegelapan menuju cahaya yang terang benderang (QS. Ibrahim/14:1),maka al-Qur’an memerintahkan manusia untuk mempelajari danmemahaminya. Melalui petunjuk-petunjuknya yang tersurat maupuntersirat, al-Qur’an dapat mengantarkan manusia menuju kepada jalanTuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.1Hal di atas seperti dinyatakan dalam al-Qur’an yang terdapatdalam ayat berikut ini. كتب انزلنه إليك مبرك ليدبرواأيته وليتذكرأولوااأللبـاب Artinya: "Ini adalah sebuah Kitab yang Kamiturunkankepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mendalami maknaayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yangmempunyai pikiran." (QS. Shâd/ 38: 29).Pada dekade terakhir, studi al-Qur’an semakin semarak, tidaksaja di negara yang mayoritas berpenduduknya muslim melainkanjuga di Barat. Posisi al-Qur’an itu sendiri dalam Islam menjadi sentraldalam pembentukan ajaran, pemikiran dan peradaban. Karenanya,sejarah Islam tidak bisa dilepaskan dari keberadaan al-Qur’an danpenelitian tentang Islam yang mengabaikan keberadaan al-Qur’anakan terasa janggal dan patut dipertanyakan hasilnya.Quraish Shihab, "Tafsir dan Modernitas", dalam Jurnal Ulumul Quran No. 8. Th.1991, hlm. 34.1

3Gerakan pembaharuan pemikiran Islam yang dimulai sejakabad ke-18 tidak diragukan lagi mempunyai implikasi dalam "carabaca" terhadap al-Qur’an. Tuntutan dan kebutuhan zaman mendesakumat Islam untuk melakukan upaya-upaya reinterpretasi terhadapajaran keagamaan yang pada hakekatnya bersumber utama pada alQur’an.Menggunakan metodologi tafsir secara turun-temurun yangtidak memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi umat langan.Sebagai akibatnya, metodologi tersebut tidak membuka diri terhadapproblematika-problematika yang terjadi pada masyarakat dalam alammasa kini yang sedang berubah. Sementara, mendesak persoalan-persoalan baru, maka kehadiran sebuah pendekatan baru untukmenafsirkan tersebut sangat ulusanUniversitas Kairo, melakukan penulisan tesis dan disertasi sebagaikarya ilmiahnya di Universitas Sorbone. Tepatnya tahun 1965 dantahun 1966 ia menulis tesis dan disertasi. Pembahasannya seputarhermeneutika, baik yang ia pandang sebagai metode rekonstruksiuntuk ‘ilm Ushul Fiqh maupun untuk menafsirkan fenomenakeagamaan.2Hassan Hanafi, Muqaddimah fî ‘Ilm al Istighrab, Kairo: Dar al Fannani, 1991, hlm.84. Judul karya ilmiah Hassan Hanafi untuk tesisnya adalah Les methodsd'Exegese, Essai sur la Science des Fondaments de la Comprehension, ‘Ilm Ushûl alFiqh. Di samping itu, tahun 1966 dua karya hasil penelitiannya juga masih berkaitandengan hermeneutika. Ked

tasauf, fiqh, teologi, filsafat, ilmu pengetahuan, bahasa, sampai kepada sastera dan kemasyarakat. Kesemuanya itu seperti yang terlihat di berbagai kitab-kitab tafsir terdahulu. Terakhir adalah metode tafsir tematik yang lahi

Related Documents:

solaris repository description Local\ copy\ of\ the\ Oracle\ Solaris\ 11.1\ repository solaris repository legal-uris solaris repository mirrors solaris repository name Oracle\ Solaris\ 11.1\ Package\ Repository solaris repository origins solaris repository

Creating, Restoring, and Configuring the Informatica Repository 78 Starting the Informatica Repository Server 78 Creating or Restoring the Informatica Repository 79 Dropping the Informatica Repository (Optional) 81 Registering the Informatica Repository Server in Repository Server Administration Console 81 Pointing to the Informatica Repository 82

Introduction Basic Git Branching in Git GitHub Hands-on practice Git: General concepts (II/II) I clone: Clone remote repository (and its full history) to your computer I stage: Place a le in the staging area I commit: Place a le in the git directory (repository) I push: Update remote repository using local repository I pull: Update local repository using remote repository

Banks, Iain M. Consider Phlebas Culture: 01/10 Banks, Iain M. Look to Windward Culture: 07/10 Banks, Iain M. Surface Detail Culture: 09/10 Banks, Iain M. The Hydrogen Sonata Culture: 10/10 Barbet, Pierre Baphomet's Meteor Barker, Cliv

Repository Reposirory Reooritory *.a wrapper wrappa wrappa w- Repository Repository Repository Figure 1. Garlic System Architecture more than one repository, are provided by the Gariic Query Services and Runtime System component shown in Figure 1. This component presents Garlic applications with a unified, object-oriented view of the

1. Linux / MacOS / Cygwin on Windows command line Git tutorial Getting the repository You have created a repository with on of the repository providers (bitbucket, github, ) and what to start working with it. # clone the remote repository using different protocols # the following URL is an example for a bitbucket repository URL

aktif unsur-unsur pimpinan itu dimaksudkan agar buku-buku SPMI dapat dilahirkan melalui proses bersama-sama sehingga memudahkan untuk implementasinya dalam proses Tri Dharma IAIN Surakarta. Dokumen SPMI IAIN Surakarta terdiri dari Kebijakan SPMI, Manual SPMI, Standar SPMI dan Formulir SPMI.

unsur pimpinan itu dimaksudkan agar buku-buku SPMI dapat dilahirkan melalui proses bersama-sama sehingga memudahkan untuk implementasinya dalam proses Tri Dharma IAIN Surakarta. Dokumen SPMI IAIN Surakarta terdiri dari Kebijakan SPMI, Manual SPMI, Standar SPMI dan Formulir SPMI.