Katalog Dalam Terbitan (KDT) SEMINAR SASTRA ANAK - UNIPA SBY

1y ago
7 Views
2 Downloads
624.15 KB
16 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaden Thurman
Transcription

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)PROSIDINGSEMINAR SASTRA ANAKSastra Anak dan KreativitasnyaEditorDr. Ratun Untoro, M.Hum.Drs. Dhanu Priyoprabowa, M.Hum.Penanggung JawabDr. Tirto Suwondo, M.Hum.PenerbitHiski BBY kerja sama dengan Universitas Ahmad Dahland.a. Balai Bahasa DIYJalan I Dewa Nyoman Eka 34 YogyakartaTelp. 0274 (562070), Fax. 0274 (580667)Email: hiskibby@gmail.comHak Cipta Dilindungi Undang-undangAll Right ReservedISBN978-602-6284-53-2

M. Yoesoef 18619. PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA ANAKINDONESIA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SASTRA DISEKOLAH DASARNeneng Sri Wulan .19620.DEKONSTRUKSI CERITA UNTUK MEMBENTUKKARAKTER ANAK MENYELISIK SISI LAIN MAKNACERITA “SI MALIN KUNDANG”Ninawati Syahrul 21121. PENULISAN SASTRA ANAK SEDERHANA YANG TIDAKMUDAHN. Rinaju Purnomowulan .22522. TRANSFORMASI CERITA WAYANG KULIT KE DALAMBENTUKCERITAMINISEBAGAIMEDIAPENGEMBANGAN KARAKTER ANAKPana Pramulia .23823. PEMBELAJARAN KREATIF CERITA ANAK BERBASISLITERASI MELALUI GAYA QUANTUM LEARNINGR. Mekar Ismayuni .24924. SASTRA ANAK DAN MEDIA PUBLIKASI TINJAUANTERHADAP ANAK USIA DINIRatna Djumala 25825. MENULIS CERITA ANAK MENANAM KATA BERBUAHKARYARina Ratih .26726. CERITA LEBAH LEBAY DI TANAH LARANGAN SEBAGAIALTERNATIF PEMBELAJARAN BAHASASetiyono .27227. MERINDU BUNYI, MEMBACA SUNYI(Kelisanan dan Keaksaraan dalam Semesta Cerita Anak)Setyaningsih .280Seminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anakxvii

TRANSFORMASI CERITA WAYANG KULIT KE DALAM BENTUK CERITAMINI SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KARAKTER ANAKABSTRAKPana Pramulia (NIM)Universitas PGRI Adi Buana Surabayapanapramulia@gmail.comMedia jejaring sosial dan game online yang menyebar hampir ke seluruhtanah air merupakan problematika yang dihadapi bangsa Indonesia. Hal tersebutmengakibatkan degradasi karakter, terutama karakter anak. Problematikatersebut membutuhkan berbagai elemen dan media yang tepat untukmenanamkan kembali nilai-nilai karakter bangsa. Salah satu media yang tepatdigunakan, yaitu wayang kulit. Wayang kulit merupakan salah satu kesenian diIndonesia yang banyak memuat nilai-nilai adi luhung. Nilai-nilai tersebutdigunakan sebagai media tuntunan bagi masyarakat. Banyak lakon dalampergelaran wayang kulit menguraikan pentingnya menghormati orang tua,dampak berbuat baik dan buruk, ajaran budi pekerti, dan sebagainya. Nilai dalamsebuah kebudayaan merupakan hasil dari perenungan perilaku atau perbuatanmanusia di sekitarnya. Seseorang akan dianggap bernilai apabila mampumembantu orang lain dan tidak membuat keonaran dalam kehidupanbermasyarakat. Nilai-nilai adi luhung tersebut hendaknya ditanamkan sejak dinikepada anak-anak. Tujuannya, agar anak-anak dapat membentuk karakternyasendiri sesuai dengan filosofi kearifan budaya Indonesia. Bukan hal yang mudahmemahami cerita wayang kulit, karena bahasa yang digunakan tidak lagi dikenalanak-anak dan bahkan kebanyakan kalangan masyarakat. Oleh karena itudibutuhkan transformasi cerita wayang kulit ke dalam bentuk yang lain, salahsatunya yaitu cerita mini. Transformasi tersebut berfungsi menyampaikan nilainilai adi luhung yang terdapat dalam cerita wayang kulit kepada anak-anak.Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan transformasi cerita wayang kulit kedalam bentuk cerita mini sebagai media pengembangan karakter anak.Penelitian ini menggunakan metode adaptasi yang akan menganalisis kemudianmengubah cerita wayang kulit ke dalam cerita mini. Transformasi cerita wayangkulit ke dalam cerita mini setidaknya dapat mengenalkan salah satu senipertunjukkan di Indonesia dan sekaligus dapat menanamkan nilai-nilai adi luhungkepada generasi penerus bangsa.Kata kunci: Transformasi, wayang kulit, cerita mini, karakter anakSeminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak238

TRANSFORMATION STORY OF WAYANG KULIT INTO THE FORM OF AMINI STORY AS A MEDIUM DEVELOPMENT TO THE CHARACTER OF ACHILDPana PramuliaUniversitas PGRI Adi Buana Surabayapanapramulia@gmail.comSocial media network and an online game that spreads almost toward allthe land of water constituting problems faced by the people of Indonesia. Thisresult in degradation character, especially the character of a child. Problems hasrequired various elements and the media that is right back to impart values nationcharacters. One of the media proper used, namely wayang kulit. Wayang kulit isone of art in indonesia many load values adi luhung. Those values are used as amedium the guidance of for the people. Many the theme in wayang kulit outlinesthe importance of venerate parents, the impact of do good and bad, teaching anoble mind, and so on. Value in a culture was the result of cogitation behavior ordeed man around it. Someone would be considered worth when able to helpothers and made no the boat in the social life. The values adi luhung letimplanted early to children. The goal, that children can form his character ownaccording to the philosophy of wisdom indonesian culture. Is not easy tounderstand the story wayang kulit, because a language used no longer knownchildren and but most of the community, hence needed transformation storypuppet skins into form to another, one of them is mini story. That transformationserves convey values adi luhung that is in the story wayang kulit to children. Thispaper aims to described transformation wayang kulit story into the form of a ministory as a medium development the character of a child. This research uses theexample of an adaptation analyzed and changed story wayang kulit into the ministory. Transformation story of wayang kulit into the mini story at least got tointroduce one of the fine arts performances in Indonesia and at once had valuesadi luhung to generation.Keyword: transformation, wayang kulit, mini story, the character of a childSeminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak239

PENDAHULUANKarakter merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan darikehidupan manusia. Oleh sebab itu, nilai manusia dapat dilihat dari karakternya.Karakter berkaitan langsung dengan personality atau kepribadian. Kepribadianmanusia tidak muncul begitu saja, tetapi merupakan hasil bentukan secarabertahap sejak usia dini. Dunia di sekitar anak berpengaruh terhadapperkembangan karakter anak. Misalnya, lingkungan, perilaku orang tua, bacaan,tontonan, dan sebagainya. Seperti yang terjadi saat ini, dunia di sekitar anak jauhdari yang diharapkan sebagai media pembentukan karakter. Media jejaring sosialdan game online yang menyebar hampir di seluruh tanah air berakibat burukterhadap perkembangan karakter anak. Bahkan, dunia pertelevisian hanyasedikit yang menayangkan acara edukasi bagi anak.Di sisi lain, transformasi budaya terjadi secara kompleks dengan segalaintensitas dan masifitasnya dari budaya agraris ke pasca-industri yang terjadidalam kurun waktu singkat dan menggoncang (Budiyono, 2016:12). Hasilnya,banyak terjadi perubahan secara cepat dan tidak terduga sehingga memengaruhipertumbuhan karakter anak yang memang belum siap. Padahal seperti yangdiketahui bersama, bahwa harapan bangsa Indonesia besar sekali menjadikangenerasi penerus bangsa memiliki karakter yang kuat. Jika sebagian besarmasyarakat Indonesia tidak peduli dengan problematika yang terjadi, maka haltersebut merupakan isyarat yang berbahaya bagi kebangsaan.Selain itu, anak-anak mudah terpengaruh oleh hal yang didapatkannya.Mereka belum memiliki filter yang mumpuni untuk menilai hal baik maupun buruk.Akan tetapi, setiap manusia, baik dewasa maupun anak-anak cenderungmenyukai sesuatu yang positif. Misalnya, anak-anak cenderung menyukai tokohprotagonis yang terdapat dalam film-film superhero. Setelah menonton biasanyamereka membayangkan seperti tokoh penyelamat dalam film tersebut. Laksana(2016:4) menyatakan kanak-kanak mudah hanyut pada segala sesuatu danmereka bisa membayangkan diri menjadi apa saja asalkan itu tokoh yangmereka sukai.Selain media film, masih banyak media yang dapat membantumengembangkan karakter anak. Maka, penulis memilih media karya sastra yangmerupakan hasil dari transformasi dari cerita wayang kulit. Tentu saja karyasastra hasil bentukan dari transformasi tersebut khas anak-anak yang menghiburSeminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak240

sekaligus memberikan pendidikan karakter. Sarumpaet (2010:2) menyatakansecara praktis, sastra anak adalah sastra terbaik yang mereka baca dengankarakteristik berbagai ragam, tema, dan format. Maksudnya, agar karya sastrauntuk anak yang ditulis orang dewasa mampu dipahami anak-anak denganmudah, maka membutuhkan inovasi dan akselerasi.Cerita wayang kulit dijadikan rujukan karena merupakan salah satukesenian di Indonesia yang banyak memuat nilai-nilai adi luhung. Nilai-nilaitersebut digunakan sebagai media tuntunan bagi masyarakat. Purwadi (2009:25)menjelaskan bahwa pagelaran wayang kulit, yaitu tontonan yang berupa bonekayang terbuat dari kulit yang penuh warna-warni, yang bentuknya melukiskansuatu bangun kepribadian manusia, dalam aspek kedalamannya justrumerupakan tuntunan kehidupan. Banyak lakon dalam pergelaran wayang kulitmenguraikan pentingnya menghormati orang tua, dampak berbuat baik danburuk, ajaran budi pekerti, dan sebagainya. Nilai-nilai adi luhung tersebuthendaknya ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Tujuannya, agar anak-anakdapat membentuk karakternya sendiri sesuai dengan filosofi kearifan budayaIndonesia.Memahami cerita wayang kulit bukan hal yang mudah, karena bahasayang digunakan tidak lagi dikenal anak-anak dan bahkan kebanyakan kalanganmasyarakat. Maka dari itu, penulis memilih model karya sastra pendek, yaituberupa cerita mini (cermin). Cerita mini merupakan bentuk prosa pendek limaparagraf yang berisi alternatif-alternatif kekinian (Shodiqin, 2014). Alasan memilihcerita mini, yaitu tidak membutuhkan waktu yang lama saat membacanya danagar nilai-nilai yang terdapat dalam cerita wayang kulit mudah dipahami anakanak. Selain itu, intensitas dan budaya membaca masyarakat Indonesia masihrendah. Kiranya, cerita mini dapat membantu membudayakan membaca bagianak-anak.Berdasarkan uraian tersebut, makalah ini bertujuan mendeskripsikantransformasi cerita wayang kulit ke dalam cerita mini sebagai mediapengembangan karakter anak. Cerita mini tersebut, selain menghibur danmenanamkan nilai-nilai adi luhung juga sekaligus mengenalkan salah satukesenian di Indonesia. Dimana, kesenian-kesenian tradisional Indonesia saat inisemakin tidak dikenali oleh generasi penerus bangsa.Seminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak241

Secara teoretis, makalah ini bermanfaat untuk mengetahui hasil daritransformasi cerita wayang kulit ke dalam cerita mini sebagai mediapengembangan karakter anak. Manfaat praktis makalah ini dapat dijadikanrujukan sebagai bahan pembelajaran budi pekerti dan pembentukan karakteranak serta dapat sebagai bahan perbandingan gagasan konseptual dengankoridor cerita wayang kulit.Sumber data berasal dari rekaman video wayang kulit dalam lakon “LaireSemar”, “Bima Bumbu” dengan dalang Ki. Purbo Asmoro, “Wahyu Mustika Aji”dengan dalang Ki Panut Sosrodarmoko, dan “Bale Gala-Gala” dengan dalang Ki.Sinarto. Satu lakon dibagi menjadi beberapa bagian kemudian ditransformasikanke dalam bentuk cerita mini. Misalnya, lakon “Parto Krama” semalam suntuk, daripathet nem sampai pathet manyura dipecah menjadi tiga cerita mini setelahpenulis melakukan pemahaman dan analisis terhadap nilai yang terdapat dalamlakon tersebut. Penggalan cerita yang memuat nilai-nilai adi luhung diubahbentuk menjadi cerita mini, sehingga cerita yang memuat nilai-nilai tersebutmerupakan data.WAYANG KULITWayang kulit merupakan kesenian asli Jawa, walaupun cerita wayangyang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastraIndia, yaitu Ramayana digubah Begawan Walmiki dan Kitab Mahabaratamerupakan gubahan Resi Wyasa. Kedua induk cerita tersebut dalampewayangan Jawa banyak mengalami pengubahan dan penyesuaian denganfalsafah lokal, sehingga masyarakat Jawa tidak merasa asing dengan cerita danlakon yang dimainkan. Poerbatjaraka dan Tardjan Hadidjaja (1952:17 dan 25)menyatakan pujangga-pujangga zaman dulu, seperti mpu Kanwa yangmenggubah Arjunawiwaha dan mpu Sedah dan mpu Panuluh menggubahBaratayudha sebagai bentuk Kakawin.Usaha menggubah tersebut mengilhami penulis untuk menggubah ceritawayang kulit menjadi sebuah cerita mini. Cerita mini merupakan bentuk prosayang berisi lima paragraf. Isi cerita mini diambil dari kolaborasi antara ceritawayang kulit dengan dunia anak-anak yang berkembang saat ini. Maka, duniayang terdapat dalam cerita mini merupakan hasil comotan-comotan dari sisiSeminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak242

kehidupan yang campur aduk. Berdasakan hal tersebut, cerita mini dapatdikatakan semacam demonstrasi sebuah dunia alternatif.Walaupun demikian, nilai-nilai yang terdapat dalam ceita wayang kulittetap diagungkan, karena salah satu fungsi cerita anak adalah sebagai mediapendidikan. Nilai-nilai yang berkaitan dengan fungsi pendidikan, diantaranyamenghormati orang tua, menjaga kebersihan, patuh kepada perintah Tuhan,menolong sesama, kejujuran, dan sebagainya. Selain sebagai fungsi pendidikan,sastra anak juga memiliki fungsi hiburan (Winarni, 2014:5). Sebagai fungsihiburan cerita mini memuat hal-hal jenaka yang dikemas dengan bahasa mudahdipahami anak-anak. Di sisi lain, isi cermin yang hanya lima paragraf tentumembuat anak-anak terdorong untuk membaca karena tidak panjang.Cerita mini merupakan karya sastra yang khusus untuk anak. Tujuannyauntuk mengembangkan karakter yang sudah dimiliki anak. Laksana (2016:4)menyatakan sejak dulu orang menanamkan kesadaran dengan cerita-cerita.Iman kita dibangun dengan cerita-cerita. Maksudnya, kesadaran sebagaiimpulspengembangan karakter dirinya. Selain itu, pengembangan karakter anak melaluicerita mini diharapkan sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa Indonesia.Cerita mini bisa digunakan dalam berbagai lembaga pendidikan, sepertipendidikan formal, nonformal, dan informal. Cerita mini, dalam pendidikan formal,khususnya untuk siswa SD, dapat digunakan sebagai media pembelajaranpengembangan karakter siswa. Demikian juga dengan pendidikan nonformalyang berlangsung di ruang lingkup sekolah atau lembaga pendidikan sepertikursus. Dalam pendidikan informal, cerita mini dapat digunakan orang tua untukmendongengkan isi cerita kepada anak-anaknya.Berdasarkan hal tersebut, dewasa ini berbagai macam cara pembentukankepribadian dilakukan oleh pemerintah maupun berbagai elemen masyarakatuntuk mengembangkan karakter anak. Salah satu cara yaitu melalui duniapendidikan formal. Bahkan secara eksplisit kurikulum 2013 berbasis pendidikankarakter, yang di dalamnya terdapat aspek pengetahuan, aspek keterampilan,aspek sikap, dan perilaku. Maka, manusia membutuhkan pendidikan, baik formal,nonformal, maupun informal untuk pembentukan dan pengembangan karakter.Guru dan orang tua harus intensif mendidik anak-anaknya secara eksplisit danimplisit. Budiyono (2016:11 dan 12) menyatakan pendidikan eksplisit berupaSeminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak243

direct instruction, sedangkan pendidikan implisit dilakukan dengan caramembelajarkan anak dalam tindakan nyata.Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa media yang digunakanuntuk mengembangkan karakter anak yaitu cerita mini. Induk dari cerita miniadalah cerita wayang kulit. Agar mudah dipahami anak-anak, cerita wayang asidilakukanuntukmenggubah cerita wayang kulit ke dalam cerita mini. Transformasi merupakanproses mengubah struktur gramatikal lain dengan menambah, mengurangi, danmengatur kembali konstituennya (Hutomo, 1999:174-175). Berdasarkan haltersebut, wayang kulit dijadikan sumber rujukan dan diolah sedemikian rupamenjadi cerita mini yang khas anak-anak. Intinya, uraian bahasa, cerita danbudaya yang terdapat dalam cerita wayang kulit diubah sedemikian rupa menjadicerita mini agar mudah dipahami anak-anak.Pudentia (1992) menyatakan transformasi berkaitan dengan perubahankarya sastra yang menyangkut struktur cerita, tokoh, latar, tema, dan lain-lain(Hutomo, 1999:176). Maka dari itu, cerita mini ditulis berdasarkan hal tersebuttetapi untuk penamaan tokoh tidak ada perubahan. Hal tersebut disebabkan,selain mengenalkan nilai-nilai adi luhung yang terdapat dalam cerita wayangkulit, cerita mini juga mengenalkan nama-nama tokoh yang terdapat dalam ceritawayang kulit, walaupun secara karakter dan cerita berubah. Tujuannya agaranak-anak tetap mengenal tokoh-tokoh tersebut.Di samping itu, dalam proses transformasi harus memerhatikanpermasalahan kehidupan nyata yang dialami anak-anak. Sarumpaet (2010:28)menyatakan cerita realistik bukan hanya perlu tetapi juga diminati anak-anakkarena penggambaran di dalamnya dapat mendekatkan mereka pada kehidupannyata. Demikian juga dengan cerita mini yang mengaitkan nilai-nilai adi luhungyang terdapat dalam wayang kulit dengan kehidupan nyata yang dialami olehanak-anak. Kiranya, dengan menggabungkan dua hal tersebut dapat memenuhifungsi cerita anak, yaitu fungsi pendidikan dan fungsi hiburan.1. Metode PenelitianMakalah ini menggunakan metode adaptasi yang akan menganalisiskemudian mengubah cerita wayang kulit ke dalam cerita mini. Maksudnya, padatahap pertama penulis melakukan identifikasi terhadap nilai-nilai adi luhung yangSeminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak244

terdapat dalam wayang kulit. Dalam proses tersebut, penulis menggunakanpendekatan hermeneutik agar nilai-nilai tersebut dapat diapresiasi sesuai dengankebutuhan penggubahan cerita mini. Tahap kedua, penulis melakukanpengamatan terhadap dunia anak saat ini. Tahap ketiga, nilai-nilai yang sudahdisiapkan dikolaborasikan dengan dunia anak kekinian, sehingga mempermudahtahap terakhir, yaitu mulai menulis cerita mini.PEMBAHASANPada bab berikut akan diuraikan hasil beserta pembahasan daritransformasi cerita wayang kulit ke dalam bentuk cerita mini sebagai mediapengembangan karakter anak. Adapun data yang dikutip berupa dialog dannarasi yang memuat nilai-nilai adi luhung, seperti menghormati orang tua,menjaga kebersihan, patuh kepada perintah Tuhan, menolong sesama, dankejujuran. Kata di dalam tanda kurung setelah kutipan merupakan judul daricerita mini.1.1 Menghormati Orang TuaPenghormatan kepada orang tua merupakan tindangan penting bagisiapa saja. Tindakan itu harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, agar dikehidupan kemudian hari, setelah anak tumbuh dewasa memiliki adab dan sopansantun. Penggalan cermin berikut berkaitan dengan permasalahan tersebut.“Gatutkaca, nenek kan sudah bilang, kalau kamu membuang kulit pisangsembarangan akan merugikan orang lain, atau merugikan dirimu sendiri.Akhirnya kamu terpeleset juga dengan kulit pisang yang kamu buangsendiri itu,” kata Kunthi. “Maafkan saya nenek. Saya tidak akanmengulangi lagi,” kata Gatutkaca sambil mencium tangan Kunthi. (NasihatKunthi)“Dursasana jangan membuang ludah sembarangan. Di sini ada PamanSangkuni. Kamu harus menghormati orang tua, Ayo minta maaf kepaman Sangkuni” kata Duryudana marah. “Iya kakak. Paman maafkansaya,” Kata Dursasana kepada Sangkuni. (Kurawa)Kutipan penggalan cerita mini tersebut menggambarkan kelalaianseseorang dalam bertindak, tetapi ada tokoh lain yang mengingatkan. Kutipanpertama Kunthi dan kutipan kedua Duryudana. Pelaku kesalahan, yaituGatutkaca dan Dursasana diceritakan mengaku bersalah dan meminta maaf.Penggalan pertama diambil dari salah satu adegan dalam lakon Parto Krama,Seminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak245

sedangkan penggalan kedua diambil dari salah satu adegan dalam lakon BaleGala-Gala. Kiranya, dua penggalan cerita mini tersebut banyak ditemukan dalamdunia nyata. Dua penggalan cerita mini di atas, diharapkan anak-anak dapatmenangkap pesan yang disampaikan, yaitu pentingnya menghormati danmendengarkan nasihat orang tua.1.2 Menjaga KebersihanPada subbab berikut akan diuraikan tentang pentingnya menjagakebersihan. Kebersihan merupakan problematika yang dihadapi berbagaikalangan dan usia. Hendaknya, idiom tentang pentingnya menjaga kebersihanyang bertebaran di berbagai tempat sepadan dengan praktik yang dilakukanmasyarakat. Maka dari itu, hendaknya menjaga kebersihan ditanamkan kepadaanak-anak sejak dini, agar permasalahan kompleks yang dihadapi Negara ini,seperti banjir dapat ditanggulangi. Berikut kutipannya.“Suatu hari ketika Arjuna berenang di sungai, ia menemukan banyaksampah yang terapung. Ia langsung cemberut melihat keadaan itu.Kemudian, Arjuna baru sadar bahwa ia salah satu orang yangmenyebabkan sungai-sungai menjadi kotor. Setiap hari, ia membuangsampah ke sungai tanpa memikirkan akibatnya. Ia berjanji dalam hatitidak akan mengulangi lagi. Lalu, pelan-pelan ia membersihkan sampahsampah di sungai itu agar ia dan orang lain dapat berenang dengannyaman. (Kesalahan Arjuna)“Karena tidak pernah menjaga kebersihan dirinya sendiri, Antaga danIsmaya dihukum turun ke bumi oleh ayahnya. Ketika turun ke bumiAntaga berubah nama menjadi Togog, dan Ismaya berganti namamenjadi Semar.” (Semar Turun ke Bumi).Penggalan cerita mini pertama diambil dari salah satu adegan dalamlakon Bima Bumbu dan penggalan kedua diambil dari salah satu adegan dalamlakon Laire Semar. Dua penggalan cerita mini di atas menggambarkan dampakmengabaikan kebersihan. Harapannya, ketika anak membaca dua teks tersebutdapat memantik kesadarannya untuk turut serta menjaga kebersihan dilingkungan sekitarnya. Cerita mini dengan tema menjaga kebersihan diharapkandapat membantu menjadi media pemantik, selain idiom “Jagalah Kebersihan”atau Kebersihan Sebagian dari Iman” yang menempel di berbagai tempat.Kiranya, dengan membaca dan memahami cerita mini tersebut, anak-anak lebihpeduli terhadap lingkungannya.Seminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak246

1.3 Patuh Kepada Perintah TuhanPatuh kepada Tuhan merupakan hal utama bagi manusia. Patuh terhadapperintah Tuhan korelasinya akan meluas kepada hal lain yang tentu positif.Kepatuhan tersebut, salah satunya diceritakan dalam suasana multikultural,dimana antara tokoh satu dengan lainnya berbeda agama. Perbedaan tersebutdigambarkan melalui dialog dengan topik toleransi antar umat beragama. Sepertiyang diketahui, bahwa saat ini toleransi antar umat beragama semakin pudar.Berikut kutipannya.“Mas Petruk, sudah mau adzan Maghrib. Segeralah pulang. Besok siangkan hari Minggu, nanti kita lanjutkan lagi,” kata Mbelung. “Oh iya, aku takpulang dulu ya. Jangan lupa kamu besok harus ke Gereja dulu sebelumkembali ke tempat ini,” kata Petruk. (Petruk dan Mbelung)“Ayo Nduk, bangun. Sebentar lagi subuh. Ayo, kita salat di Masjid,” kataCangik sambil menggoyang-goyang tubuh Limbuk, anaknya. “Iya,” sahutLimbuk yang segera bergegas ke kamar mandi. (Limbuk)Dua kutipan penggalan cerita mini di atas diambil dari adegan dalamlakon Wahyu Mustika Aji. Penggalan cerita mini pertamamenggambarkanantara tokoh Petruk dan tokoh Mbelung saling mengingatkan perihal ibadah.Secara langsung dapat ditangkap, bahwa Mbelung mengingatkan Petruk agarpatuh terhadap perintah Tuhan, dan begitu juga sebaliknya. Dialog dua tokohtersebut, selain mencerminkan kepatuhan juga menggambarkan toleransi yangbaik dalam hal keberagamaan. Kutipan kedua, mencerminkan seorang anakyang tidak bermalas-malasan beribadah. Maka dari itu, dua penggalan cerita minitersebut diharapkan dapat mengembangkan karakter anak mengenai kepatuhanterhadap perintah Tuhan dan pentingnya toleransi.1.4 Menolong SesamaPada subbab berikut akan diuraikan kutipan narasi dan dialog pentingnyamenolong orang lain. Jika seseorang sejak kecil dididik untuk menolong oranglain, ketika dewasa akan memiliki reflek menolong orang lain tanpa perludiperintah. Reflek menolong dapat dikatakan bagian dari komponen karakterseseorang.“Gatutkaca jatuh dari angkasa. Tubuhnya membentur tanah dengansangat keras. Melihat itu, Petruk dan Bagong segera berlari menghampiri.Mereka berdua melihat keadaan Gatutkaca. Akhirnya, dengan sekuatSeminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak247

tenaga Petruk dan BagongPuskesmas. (Gatutkaca Jatuh)mengangkatGatutkacasampaike“Kenapa kamu menangis Reng?” tanya Abimanyu. “Sepedaku jatuh digot, dan aku tidak kuat mengangkatnya,” kata Gareng sambil menangis.“Ayo, Abimanyu kita bantu mengangkat sepeda Gareng,” ajak Antasenakepada Abimanyu. “Ayo,” sahut Abimanyu (Sepeda Gareng)Dua penggalan cerita mini dia atas merupakan hasil transformasi dariadegan dalam lakon Parto Krama. Dua penggalan cerita mini tersebutmerupakan gambaran kepedulian terhadap sesama. Penggalan pertama dankedua menceritakan bahwa Petruk dan Bagong menolong Gatutkaca, sertaAntasena dan Abimanyu menolong Gareng tanpa berdebat. Seringkali dalamkehidupan sehari-hari kita mendahulukan perdebatan saat menolong orang lain.Padahal yang paling penting atau didahulukan adalah pertolongan itu sendiri.Berdasarkan hal tersebut, cerita mini dengan tema menolong sesama diharapkandapat menjadikan anak-anak peduli akan kesulitan orang lain. Selain itu, apabilacerita mini ini dibacakan guru di depan kelas, kemudian guru menyampaikanpesannya maka siswa akan mudah menerapkannya di kehidupan nyata. Begitujuga, apabila cerita mini tersebut dibacakan orang tua secara mendalam.1.5 KejujuranProblematika selanjutnya yang dihadapi bangsa Indonesia adalahkejujuran, dimana banyak orang menganggap bahwa kejujuran mahal harganya.Kasus korupsi, plagiasi, mencotek, menipu, dan sebagainya, kiranya sulitdiselesaikan. Melalui cerita mini ini, diharapkan anak-anak dapat menyerap nilaipentingnya sebuah kejujuran. Secara naluri, setiap manusia cenderungmenginginkan kejujuran, baik itu orang dewasa maupun anak-anak. Cerita minidengan tema kejujuran ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan potensikejujuran yang dimiliki anak agar dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sampaimereka dewasa dapat direalisasikan.“Nilai ujian matematikamu dapat 9. Hasil belajar atau nyontek?” tanyaYudistira kepada Arjuna. Arjuna tertawa, lalu menjawab, “Itu hasil nyontekkak”. “Kan sudah dibilang, ibu juga sudah menasihati kamu agar jangannyontek. Walaupun nilaimu jelek, tetapi kalau jujur itu lebih baik danterpuji,” kata Yudistira. (Arjuna Ujian)“Lho! uang lima ribu rupiah kok dapat pensil empat?” tanya Petruk kepadaBagong. “Hehehe, yang dua aku ambil tanpa ketahuan yang jual,” jawabSeminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak248

Bagong santai. Petruk berdiri dari tempat duduknya, lalu memarahiBagong. “Cepat kembalikan! Dosa. Perbuatanmu itu tercela,” kata Petrukmarah. Tanpa menjawab Bagong keluar untuk mengembalikan pensilyang dicurinya. (Ulah Bagong)Dua penggalan cerita mini di atas merupakan hasil transformasi dariadegan lakon Bima Bumbu. Dua penggalan cerita mini tersebut intinya sama,walaupun dalam konteks yang berbeda. Penggalan pertama dalam konteksketidakjujuran dalam ujian dan penggalan kedua dalam konteks mengambilsesuatu tanpa sepengatahuan pemiliknya. Penggalan pertama tersebut dalamdunia nyata banyak kita temukan. Apalagi hidup di zaman serba internet saat ini.Begitu mudah siswa, baik dari tingkat SD sampai perguruan tinggi melakukanperilaku tidak jujur ketika ujian. Penggalan pertama cerita mini di atas diharapkanmampu membendung perilaku yang demikian.Penggalan kedua cerita mini di atas, diharapkan dapat mengembangkanperilaku anak yang secara naluri memiliki potensi jujur atau paling tidakmencegah perbuatan tercela, seperti penipuan dan pencurian. Penipuan kecilyang dilakukan anak-anak akan berdampak buruk di kemudian hari, karenapenipuan kecil akan menimbulkan penipuan besar jika telah menjadi kebiasaan.Dewasa ini di media televisi maupun media sosial bayak kita temukan anak-anakmelakukan perilaku buruk, yang salah satunya melakukan penipuan. Maka dariitu, peran dari berbagai elemen dibutuhkan untuk menjaga dan melestarikankarakter bangsa. Selain itu, juga dibutuhkan media yang relevan agar diminatianak-anak.SIMPULANCerita mini adalah karya sastra yang berisi lima paragraf. Cerita minimerupakan bentuk karya sastra hasil transformasi dari cerita wayang kulit. Selainitu, cerita mini juga hasil dari pengamatan dunia anak-anak masa kini. Jadi, isicerita mini diambil dari kolaborasi antara cerita wayang kulit dengan dunia anakanak yang berkembang saat ini. Maka, dunia yang terdapat dalam cerita minimerupakan hasil comotan-comotan dari sisi kehidupan yang campur aduk.Berdasakan hal tersebut, cerita mini dapat dikatakan semacam demonstrasisebuah dunia alternatif. Harapannya, agar cerita mini dapat menarik perhatiananak-anak, sehingga dapat mendorong mereka membaca. Tema-tema yangdiangkat berdasarkan nilai-niali adi luhung yang terdapat dalam cerita wayangSeminar Nasional Sastra AnakMembangun Karakter Anak Melalui Sastra Anak249

kulit, seperti menghormati orang tua, menjaga kebersihan, patuh kepada perintahTuhan, menolong sesama, dan kejujuran. Tokoh yang terdapat di dalamnya jugamemakai tokoh-tokoh dalam cerita wayang kulit dengan pengubahan karaktersedemikian rupa. Pengubahan karakter tersebut disesuaikan konteks cerita yangdikaitkan dengan pendidikan dan pengembangan karakter anak. Maka dari itu,cerita mini diharapkan mampu menjadi media mengembangkan karakter anak.DAFTAR PUSTAKABudiyono, Sunu Catur. 2016. Bagaimana Sastra Diajarkan. Sidoarjo: Kopi AksaraPublisher.Hutomo, Suripan Sadi. 1999. Filologi Lisan: Telaah Teks Kentrung. Surabaya:Lautan Rezeki.Laksana, A.S. 2016. Menanam Kesadaran Dengan Cerita. Rubrik Ruang PutihMinggu, 8 Mei 2016, halaman 4. Surabaya: Jawa Pos.Poerbatjaraka, R. M. Ng dan Tardjan Hadidjaja. 1952. Kepustakaan Djaw

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) PROSIDING SEMINAR SASTRA ANAK Sastra Anak dan Kreativitasnya Editor Dr. Ratun Untoro, M.Hum. Drs. Dhanu Priyoprabowa, M.Hum. Penanggung Jawab Dr. Tirto Suwondo, M.Hum. Penerbit Hiski BBY kerja sama dengan Universitas Ahmad Dahlan d.a. Balai Bahasa DIY Jalan I Dewa Nyoman Eka 34 Yogyakarta

Related Documents:

Perpustakaan Nasional Rl: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Al-Qarni, Aidh La Tahzan, jangan bersedih / 'Aidh al-Qarni; penerjemah, Samson Rahman; penyunting, Syamsuddin TU dan Anis Maftukhin.

Perpustakaan Nasional : Katalog dalam terbitan (KDT) Panduan pengolahan bahan perpustakaan sumber elektronik (e-resources) / penyusun, Mariana Ginting, Suharyanto ; penyunting, Ahmad Masykuri, Sri Mulyani.—Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2012.

Perpustakaan Nasional RI : Katalog Dalam Terbitan (KDT) seminar Nasional Dies Natalis XIII Magister Manajemen Agribisnis Universitas Gadjah Mada 2072 (20L2: Yogyakarta) Prosiding Seminar Nasional Dies Natalis XIII Magister Manajemen Agribisnis Universitas Gadjah Mada 2012 Penguatan Agribisnis perberasan Guna Mewujudkan Kemandirian dan Kesejahteraan Petani

Perpusakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Kebijakan Negara dalam Bidang Kelautan dan Perikanan di Era Otonomi Daerah Penulis: Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., Abdul Muthalib Tahar, Muhammad Febriyan Saputra, Fitri

the Creation Seminar Series Dr. Kent Hovind CSE Ministry. Table of Content 2004 EDITION / Age of the Earth Seminar One 1 Seminar One B 4 The Garden of Eden Seminar Two 0 Seminar Two B 14 Dinosaurs and the Bibl e Seminar Three 20 Seminar Three B 23 lies in the Textbook Seminar Four 26

Ibnu Qayyim telah berguru pada sejumlah ulama terkenal. Mereka inilah yang memiliki pengaruh dalam pembentukan pemikiran dan kematangan ilmiahnya. Inilah nama guru-guru Ibnu Qayyim. 1. Ayahnya Abu Bakr bin Ayyub (Qayyim al-Jauziyah) di mana Ibnu Qayyim mempelajari ilmu faraid. Ayahnya memiliki ilmu mendalam tentang faraid. 2.

Perpustakaan Nasional Rl: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Laporan Tahunan Annual Report 2013 Program Pengkanjian dan Penerapan Teknologi Lingkungan; Jakarta. Website: www.enviro.bppt.go.id, Jakarta 13340, Pusat Teknologi Lingkungan - TPSA - BPPT, 2013. 108 dan viii hlm.; 15 cm x 21 cm. ISBN : 978-979-8465-93-2 1.

manufacturers in the automotive industry. The ‘Xtra’ range of products are also more resistant to humidity and thermal cycling (rapid changes in heating and cooling) than the standard range. The following graph shows the effects of humidity (168 hours, 25 C, 90% RH) and thermal cycling (25 cycles between -25 C and 65 C) on HTC and HTCX. The results show that the rheology of HTC changes .