Templat Tugas Akhir S1 - Repository.ipb.ac.id

1y ago
7 Views
2 Downloads
1.28 MB
28 Pages
Last View : 13d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Isobel Thacker
Transcription

1I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangRusa timor (Rusa timorensis de Blainville 1822) merupakan salah satu jenissatwa liar yang banyak dimanfaatkan dan dikembangkan pelestariannya. Rusatimor memiliki nilai pemanfaatan yang tinggi baik dari penjualan komoditas sampaipemanfaatannya sebagai objek wisata. Komoditi rusa yang telah dimanfaatkanyaitu daging, velvet, ranggah, dan jeroan (Takandjandji dan Pujo 2013). Salah satupemanfaatan rusa timor sebagai satwa liar yaitu melalui penangkaran yangmerupakan salah satu upaya konservasi di luar habitat aslinya. Penangkaran adalahupaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran dengan tetapmempertahankan kemurnian genetiknya (PP 1999). Upaya perbanyakan bertujuanagar jenis dan populasi rusa timor di habitat alami dapat dilestarikan dandipertahankan (Bismark et al. 2011).Penangkaran rusa timor telah banyak dilakukan sebagai kegiatan penunjangdari program konservasi di dalam habitat aslinya. Pengembangan penangkaran inidikarenakan kelangsungan rusa timor di habitat alaminya semakin berkurang danterancam keberadaannya. Semiadi dan Nugraha (2004), menyatakan bahwa rusatimor paling banyak ditangkarkan dari jenis satwa lainnya yaitu sebesar 90%.Menurut Thohari et al. (2011), salah satu keunggulan dari rusa timor sehinggabanyak ditangkarkan karena rusa timor memiliki kemampuan penyesuaian yangtinggi terhadap lingkungan baru dibandingkan dengan jenis rusa lainnya.Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu penangkaranadalah reproduksi. Kemampuan reproduksi rusa timor di penangkaran perludikelola dan dijamin keberhasilannya baik individu jantan maupun betina. MenurutTakandjandji (2011), teknik reproduksi yang baik mulai dari pengelolaanperbandingan kelamin (sex ratio) yang baik antara jantan dan betina dalam suatukandang, proses birahi, proses perkawinan, sampai proses kelahirannya. Rusamerupakan satwa liar yang sulit penanganannya, sehingga perlu dilakukanpengaturan reproduksi untuk mengatasi permasalahan reproduksi satwa. MenurutMasy’ud dan Taurin (2000), pengaturan reproduksi merupakan satu kesatuan darimetode atau sistem reproduksi yang dapat dilakukan secara berkelanjutan dandiaplikasikan untuk tujuan tertentu. Pengaturan reproduksi rusa timor diantaranyadapat dilakukan dengan pemberian hormon sintetik. Menurut Zumrotun (2006),penggunaan hormon sintetik disamping membutuhkan penanganan khusus danberesiko besar juga memerlukan biaya yang lebih mahal. Salah satu cara yang tepatuntuk diberikan pada rusa timor yaitu dengan pemberian hormon secara oral yangberasal dari tumbuhan afrodisiaka.Tumbuhan afrodisiaka merupakan kelompok tumbuhan yang memilikimanfaat sebagai obat kuat yang dapat menstimulasi libido dan gairah seksual,khususnya individu rusa timor jantan. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhanafrodisiaka yaitu saponin, flavonoid, alkaloid dan senyawa yang dapatmeningkatkan hormon testosteron dan melancarkan peredaran darah (Andini 2014).Pemanfaatan tumbuhan obat afrodisiaka oleh masyarakat telah banyak dilakukansecara baik, akan tetapi dalam dunia penangkaran satwa masih belum banyak

2dilakukan terutama informasi mengenai kandungan dan manfaat tumbuhan obatafrodisiaka.Salah satu contoh tumbuhan afrodisiaka yang telah teruji secara klinis dantelah dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu sanrego (Lunasia amara Blanco).Haristyaningrum et al. (2014) menyatakan bahwa sanrego memiliki pengaruhafrodisiaka terhadap perilaku seksual owa jawa. Menurut Zumrotun et al. (2006),melaporkan hasil penelitiannya memberikan bubuk kering daun sanrego untukmenstimulasi libido seksual pada rusa timor jantan ternyata dapat berpengaruhnyata terhadap peningkatan libido. Pemberian bubuk kering daun sanrego padadosis 10.000 mg per ekor per hari relatif paling tepat dalam meningkatkan libidoseksual rusa timor jantan. Peningkatan libido seksual dari penggunaan bubuk keringdaun sanrego juga diketahui memengaruhi aktivitas makan rusa timor, yaknisemakin tinggi tingkat libidonya akan semakin menurun aktivitas makannya.Mengingat efektivitas penggunaan bubuk kering daun sanrego sepertidiuaraikan di atas telah terbukti berhasil menstimulasi libido seksual pada rusatimor jantan di penangkaran, maka pertanyaan pentingnya adalah bagaimana efekpemberian daun sanrego dalam bentuk bahan ekstrak, dan berapa dosis yangdipandang paling efektif dalam menstimulasi libido seksual pada rusa timor, sertabagaimana efeknya terhadap perilaku makan? Berdasarkan pemikiran tersebut,penelitian tentang pemberian ekstrak daun sanrego ini dipandang penting dilakukan.1.2 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk:1. Mendeskripsikan efek pemberian ekstrak daun sanrego terhadap perilakuseksual dan perilaku makan rusa timor jantan di penangkaran.2. Menganalisis dan menentukan dosis pemberian ekstrak daun sanrego yangpaling efektif dalam meningkatkan libido seksual pada rusa timor jantan dipenangkaran.1.3 Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan didalam pengelolaan reproduksi rusa timor di penangkaran sebagai upaya konservasieksitu.

3II METODE2.1 Waktu dan Tempat2.1.1 Pembuatan Ekstrak Daun SanregoPembuatan ekstrak daun sanrego dilaksanakan pada bulan Septemberhingga Oktober 2019. Proses pembuatan ekstrak daun sanrego sampai dengananalisis senyawa metabolit sekunder dilakukan di Laboratorium Tumbuhan Obatmilik Departemen Koservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE)Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Kimia Hasil Hutan milikDepartemen Hasil Hutan (DHH) IPB, Laboratorium Pilot Plant PAU milikDepartemen Ilmu Teknologi Pangan (DITP) IPB, dan Laboratorium Kimia milikDepartemen Kimia IPB. Rincian waktu, kegiatan, dan tempat penelitiandisajikan pada Tabel 1.Tabel 1 Jadwal pembuatan ekstrak daun sanregoWaktuSeptember 2019September 2019Oktober 2019Oktober 2019KegiatanTempatPengambilan daun dan Laboratorium Tumbuhan Obatpengeringanmilik DKSHE, IPBEkstraksi maserasiLaboratorium Kimia Hasil Hutanmilik DHH, IPBPengeringan denganLaboratorium Pilot Plant PAUmaltodextrinmilik DITP, IPBAnalisis senyawaLaboratoriumKimiamilikmetabolit sekunderDepartemen Kimia IPB2.1.2 Pengamatan Perilaku Rusa TimorPengamatan perilaku rusa timor dilaksanakan pada bulan Novemberhingga Desember 2019 di Penangkaran Rusa Timor Hutan Penelitian Dramaga(Bogor Forest Science Park) milik Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan,Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bogor.2.2 Alat dan Bahan2.2.1 Pembuatan Ekstrak Daun SanregoAlat yang digunakan dalam pembuatan ekstrak daun sanrego yaitu oven,penangas, destilasi, rotary evaporator, willey mill, mesh screen berukuran 40-60mesh, timbangan digital, alat maserasi (sudip, corong, toples kaca, labu ukur,cawan alumunium, tabung reaksi, botol vial, plastik, kertas saring, alumuniumfoil), dan pengisi kapsul manual. Kegunaan alat dirincikan pada Tabel 2. Bahanyang digunakan yaitu es, etanol absolut, aquades, dan maltodextrin.

4Tabel 2 Kegunaan alat pembuatan ekstrak daun sanregoNo.Nama AlatMerk/Tipe/JenisMemmertUN 55 53 L1Oven2DestilasiBuchi 1 Liter3Willey millThomasmodel 34Mesh screen40-60 mesh5RotaryevaporatorEyela N 10006Timbangan digital7Alat ekstraksi8Penangas9Pengisi kapsulmanualAND EK610iKacaMemmertWNB 14RingIsi 100KegunaanMengeringkan daun sanregoMemisahkan campuran airdengan alkoholMenggerus daun kering sanregomenjadi bentuk serbukMenghaluskan serbuk daunsanregoMemisahkan campuran alkoholdengan ekstrakMenimbang hasil rendemenMengekstraksi daun sanregoMengeringkan dan mereaksikanekstrak kental menjadi bentukbubuk dengan maltodextrinMempermudah pengisian kapsul2.2.2 Pengamatan Perilaku Rusa TimorAlat yang digunakan dalam pengamatan perilaku rusa yaitu timbanganternak digital, timbangan pakan analog model duduk, termometer, kamera, jam,tally sheet, dan perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS)dan Microsoft Excel. Kegunaan alat dirincikan pada Tabel 3.Tabel 3 Kegunaan alat pengamatan perilaku rusa timor jantanNo.12345678Nama Alat danPerangkat lunakTimbangan ternakdigitalTimbangan analogmodel dudukKameraTermometerHygrometerJamTally sheetSPSSMicrosoft ExcelMerk/Tipe/KegunaanVersiMatrixMenimbang bobot rusa timorA12EFive GoatsMenimbang berat pakan yang15 kg 50 g diberikan dan sisa pakanMendokumentasikan kegiatandan hasil secara visualHTC-1Mengukur suhu dan kelembaban23.02010Mengukur jumlah waktuMencatat dataMenganalisis dataMengolah dataBahan pakan utama rusa timor yang digunakan yaitu rumput gajah(Pennisetum purpureum Schum), sedangkan untuk membantu pemberian kapsulekstrak daun sanrego digunakan pisang (Musa sp) dengan cara memasukan

5kapsul ke dalam pisang. Bahan untuk stimulasi perilaku seksual dan makandigunakan bubuk ekstrak daun sanrego (Lunasia amara Blanco). Objek yangdigunakan yaitu rusa timor jantan dan rusa timor betina kelompok umur dewasa.Rusa timor sebagai satwa percobaan dipelihara dalam kandang individuberukuran 3 m2, dan dalam satu kandang terdiri dari satu ekor. Pemilihan rusatimor dalam kondisi sehat agar diasumsikan memiliki respon yang samaterhadap perlakuan dosis. Rusa timor jantan yang digunakan sebanyak empatekor yang memiliki ranggah keras dan berat badan sebesar 50-60 Kg (Lampiran1). Menurut Semiadi dan Nugraha (2004), rusa timor dengan kondisi ranggahkeras memiliki sifat agresif dan kondisi optimum untuk melakukan aktivitasseksual.2.3 Jenis dan Sumber DataJenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Dataprimer terdiri dari ekstraksi daun sanrego, konsumsi pakan, dan perilaku rusa timor.Perilaku yaitu perilaku seksual dan perilaku makan. Data sekunder berupa kondisiumum lokasi pengamatan dan manajemen penangkaran. Jenis dan sumber datadisajikan pada Tabel 4.Tabel 4 Jenis dan sumber dataSumber DataNoABCDEJenis aksi daunsanregoKonsumsipakanPerilaku rusa timor 1 Seksual 2 Makan Kondisi umumlokasi pengamatanManajemen Penangkaran 1 Kandang 2 Pakan 3 Reproduksi : data yang diambil

62.4 Metode Pengumpulan Data2.4.1 Metode MaserasiBahan ekstrak yaitu daun sanrego diperoleh dari Laboratorium TumbuhanObat. Daun dicuci dengan air dan dikeringkan selama 48 jam pada suhu kamar.Daun dikeringkan dengan cara dioven selama 2 (dua) hari dengan suhu 103oC.Daun kering digiling dan diayak sampai menghasilkan serbuk berukuran 40-60mesh. Sebanyak 400 gram simplisia daun sanrego diekstraksi selama 24 jamdengan menggunakan pelarut etanol absolut. Filtrat dikumpulkan dan diuapkandengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak etanol kental (Hasnaenidan Aminah 2019). Sebanyak 1000 ml ekstrak kental dikeringkan di ataspenangas air dengan ditambahkan 15% maltodextrin sehingga dapat diperolehekstrak kering daun sanrego dalam bentuk bubuk. Bubuk ekstrak daun sanregodikemas ke dalam kapsul (200 mg per kapsul). Proses pembuatan ekstrak daunsanrego dengan metode maserasi disajikan pada Gambar 1.(a)(b)(d)(h)(e)(i)(c)(f)(g)(j)Gambar 1 Pembuatan ekstrak daun sanrego: (a) Daun sanrego, (b) Pencucian danpengeringan, (c) Pengovenan, (d) Penggilingan dan pengayakan, (e)Bubuk daun sanrego (simplisia), (f) Perendaman dengan alkoholabsolut, (g) Penyaringan, (h) Penguapan, (i) Bubuk ekstrak sanrego,dan (j) Pengkapsulan.

72.4.2 Metode Focal Animal SamplingPengamatan perilaku rusa timor dilakukan dengan metode focal animalsampling. Menurut Altmann (1974) Focal animal sampling merupakan metodepengamatan perilaku individu hewan selama periode waktu yang ditentukantanpa interval (kontinu). Metode focal animal sampling tersebut dapatmenyediakan data frekuensi dan lama dari setiap perilaku. Penelitian inimengamati perilaku seksual dan makan rusa timor jantan selama 9 jam per hari.Batasan atau konsep terkait pengamatan dan pencatatan perilaku setelahdan/atau selama pemberian ekstrak daun sanrego, sebagai berikut :1. Perilaku seksual merupakan aktivitas yang ditunjukkan oleh tanda-tandabirahi yang muncul pada rusa timor jantan setelah dan/atau selamapemberian ekstrak daun sanrego, yaitu:a. Perilaku menggosok-gosokkan ranggah (rutting) yaitu perilakumenggosok-gosokkan ranggah di dinding atau pintu kandang. Datayang diamati dan dicatat yaitu perilaku menggosok-gosokkan ranggahsetelah diberi perlakuan dan dihitung frekuensinya.b. Perilaku nyengir (flehmen) yaitu perilaku mengangkat kepalanyasetingginya dengan bibir yang sedikit membuka atau bibir atas terlihatdikerutkan. Data yang diamati dan dicatat yaitu perilaku nyengir setelahdiberi perlakuan dan dihitung frekuensinya.c. Perilaku mendekati betina yaitu perilaku mendekati betina dalam jarakyang sangat dekat dan berusaha untuk mencium alat kelamin betinatersebut. Data yang diamati dan dicatat yaitu perilaku mendekati betinasetelah diberi perlakuan dan dihitung frekuensinya.d. Perilaku menciumi alat kelamin betina yaitu perilaku mencium alatkelamin betina dan menjilati atau mencium air kencing betina. Datayang diamati dan dicatat yaitu perilaku menciumi alat kelamin betinasetelah diberi perlakuan dan dihitung frekuensinya.e. Perilaku menaiki betina (mounting) yaitu perilaku menaiki punggungbetina. Data yang diamati dan dicatat yaitu perilaku menaiki betinasetelah diberi perlakuan dan dihitung frekuensinya.2. Perilaku makan yang diamati meliputi perilaku makan dan non makan(istirahat) yang dilakukan rusa timor jantan setelah dan/atau selamapemberian ekstrak daun sanrego, yaitu:a. Perilaku makan (ingestive) merupakan aktivitas mulai darimengkonsumsi rumput gajah yang telah disediakan di dalam kandang.Data ini diperoleh dengan cara mengamati perilaku makan, yaitumencatat jumlah pakan yang dikonsumsi dan lama makan setiap harisetelah dan/atau selama masa pemberian ekstrak daun sanrego.b. Perilaku non makan (resting) merupakan aktivitas berdiri atau duduksambil memamah biak dan memejamkan mata. Data ini diperolehdengan mencatat lama waktu rusa timor dalam melakukan perilakuistirahat dalam sehari setelah dan/atau selama masa pemberian ekstrakdaun sanrego.2.4.3 Rancangan PercobaanRancangan percobaan perilaku seksual dan makan dilakukan denganmenggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL). RBSL pada penelitian

8ini memiliki banyaknya jumlah ulangan dengan dosis perlakuan yang sama yaituempat. Setiap baris (rusa) dan kolom (periode) mengandung semua dosisperlakuan. Hasil pengacakan perlakuan dosis disajikan pada Tabel 5.Tabel 5 Hasil pengacakan perlakuan R1R2R0R1, R2, R3, R4 : perlakuan dosisPerlakuan dosis yang diberikan yaitu pemberian kapsul ekstrak daunsanrego yang telah dimasukkan ke dalam kapsul. Pemberian kapsul yangdiberikan terdiri atas:a. perlakuan 1 (R0): kontrol tanpa diberi serbuk ekstrak daun sanrego,b. perlakuan 2 (R1): kapsul ekstrak daun sanrego dengan dosis 600 mg,c. perlakuan 3 (R2): kapsul ekstrak daun sanrego dengan dosis 800 mg, dand. perlakuan 4 (R3): kapsul ekstrak daun sanrego dengan dosis 1000 mg.Dosis perlakuan ditentukan mengacu hasil penelitian Zumrotun et al. (2006)mengenai peranan bubuk daun sanrego dalam memperpendek siklus ranggahdan meningkatkan libido seksual rusa timor jantan dengan dosis yang diberikanyaitu 0 mg (kontrol), 6000 mg, 8000 mg, dan 10.000 mg. Penentuan dosisekstrak daun sanrego yang digunakan dalam penelitian ini dihitung denganmengkonversi dosis perlakuan penelitian Zumrotun (2006) dengan hasilrendemen ekstrak daun sanrego sebesar 10%, sehingga dosis perlakuan padapenelitian ini yaitu 0 mg (kontrol), 600 mg (R1), 800 mg (R2), dan 1000 mg(R3).Pengumpulan data dilakukan selama empat periode dan setiap periodedilakukan selama 10 hari (Gambar 2). Pengumpulan data terdiri dari empat harimasa pendahuluan (preliminary), lima hari pengumpulan data perilaku makandan istirahat (collection data), dan satu hari pengumpulan data perilaku seksualdi dalam kandang jantan.Hari 1 s.d. Hari 4Masa PendahuluanHari 5 s.d. Hari 9Pengumpulan data perilaku makandan istirahatHari 10Pengumpulan dataPerilaku SeksualGambar 2 Alur pengumpulan data per satu periode2.4.4 Prosedur PengamatanProsedur pengamatan perilaku rusa timor jantan, yaitu:1. Penimbangan bobot rusa dilakukan pada awal periode untuk menentukanberat pakan yang diberikan. Bobot rusa ditentukan berdasarkan rata-ratadari penimbangan yang dilakukan sebanyak tiga kali ulangan setiapindividu rusa timor jantan.

92. Pemberian kapsul dilakukan selama satu periode dan diberikan sebelumwaktu pengamatan yaitu berkisar pada pukul 07.30 hingga 08.00 WIB.Kapsul diberikan dengan cara dimasukkan ke dalam pisang. Pemberianpisang dimaksudkan mengurangi ketidaksukaan rusa timor tehadap rasapahit yang ditimbulkan ekstrak daun sanrego.3. Pengamatan perilaku seksual dan makan dilakukan pada pukul 08.00hingga 17.00 WIB. Penentuan jam pengamatan dikarenakan aktivitasharian oleh pengelola di penangkaran rusa banyak dilakukan pada jamtersebut.4. Pemberian pakan berupa rumput gajah (Pennisetum purpureum Schum)dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB dansore hari pukul 14.00 WIB. Kebutuhan rumput gajah sebanyak 43kilogram per hari dan rincian jumlah pemberian pakan pada pagi serta sorehari disajikan pada Lampiran 15. Rumput gajah dilayukan selama satu hari,kemudian dicacah dengan ukuran 5-10 cm sebelum diberikan ke rusa timor.Pelayuan dilakukan agar kadar air dalam rumput gajah menurun danpencacahan menjadi bagian kecil agar mudah untuk dikonsumsi.5. Jumlah bobot pakan didasarkan pada dua kali 10% berat badan rusa timorjantan yang telah ditimbang. Pengalian dua dari 10% berat badan rusadimaksudkan untuk memperhitungkan jumlah pakan yang tidak dimakankarena kotor akibat terinjak dan bercampur dengan feses serta air kencing.6. Penimbangan sisa pakan dilakukan sebelum pemberian pakan pada waktuberikutnya (periode makan berakhir). Penimbangan sisa pakan dilakukansebelum pemberian pakan pagi hari pada hari berikutnya.2.5 Analisis Data2.5.1 Iklim Mikro LingkunganModel matematis yang digunakan menghitung rata-rata suhu harian danrata-rata kelembaban udara (Handoko 1995), yaitu:1. Suhu udara harian rata-rata:Tr [(2 Tpagi) Tsiang Tsore]4Keterangan:Tr Rata-rata harian suhu udara (oC)T Suhu udara (oC)2. Kelembaban udara rata-rata:RHr [(2 RHpagi) RHsiang RHsore]4Keterangan:RHr Rata-rata kelembaban udara harian (%)RH Kelembaban udara (%)

102.5.2 Rancangan Bujur Sangkar LatinModel matematis yang digunakan menghitung Rancangan Bujur SangkarLatin (Latin Square Design) 4 x 4, yaitu:Yij(k) µ αi βj τ (k) ε ij(k)Keterangan :Yij(k) nilai pengamatan dari perlakuan ke-k dalam baris ke-i dan kolomke-jµ nilai rata-rataαi pengaruh rusa ke-i; 1-4 pengaruh periode ke-j; 1-4βj pengaruh perlakuan ke-k; 1-4(k)ε ij(k) kesalahan baku (error).Data diolah dan dianalisis menggunakan SPSS Statistics 23.0 denganAnalisis of Varian (ANOVA) melalui uji F untuk menggambarkan keseluruhanperlakuan yang diamati. Uji lanjut menggunakan uji Least Significant difference(LSD) atau Beda Nyata terkecil (BNt) pada taraf kepercayaan 95% jikaditemukan perbedaan yang signifikan. Uji LSD digunakan untuk menentukanada tidaknya perbedaan antara perlakuan dosis yang satu dengan yang lainnya(Johnson dan Bhattacharyya 1992; Febria 2012).2.5.3 Tingkat Konsumsi PakanTingkat konsumsi pakan dihitung berdasarkan banyaknya rumput gajahyang dimakan oleh rusa timor jantan untuk dapat beraktivitas (Kwatrina et al.2011). Model matematis yang digunakan menghitung tingkat konsumsi pakan,yaitu:c b–sKeterangan :c konsumsi pakan rusa/individu/hari (kg)b jumlah pakan yang diberikan/individu/hari (kg)s jumlah sisa pakan /individu/hari (kg).

11III HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Hasil40Rata-rata HarianSuhu Udara (oC)30.353028.5025.2520100Kelembaban Udara (%)3.1.1 Iklim Mikro LingkunganRata-rata harian suhu udara dan kelembaban udara disajikan pada Gambar3. Hasil pengukuran menunjukkan nilai rata-rata suhu harian yaitu sebesar 27,34oC. Suhu udara mengalami fluktuasi dimana tertinggi pada waktu siang harisebesar 30,35 oC dan terendah pada waktu pagi hari sebesar 25,25 oC. Hasilpengukuran menunjukkan nilai kelembaban udara yaitu sebesar 84 %.Kelembaban udara mengalami fluktuasi dimana tertinggi pada waktu pagi harisebesar 92,6 % dan terendah pada waktu siang hari sebesar 70,8 %.10092.68070.8806040200PagiSiangSoreWaktu PengukuranPagiSiangSoreWaktu Pengukuran(a)(b)Gambar 3 Rata-rata harian iklim mikro: (a) suhu udara, (b) kelembaban udara3.1.2 Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun SanregoBerdasarkan hasil analisis fitokimia yang dilakukan di LaboratoriumKimia IPB, seperti ditunjukkan pada Tabel 6 diketahui bahwa ekstrak daunsanrego mengandung 7 (tujuh) senyawa metabolit sekunder yang terdiri darialkaloid, flavonoid, steroid, phenol hidrokuinon, triterpenoid, tanin, dan saponin.Senyawa aktif yang memiliki kandungan paling tinggi dalam ekstrak daunsanrego yaitu alkaloid, flavonoid, dan steroid. Perubahan warna yangditunjukkan oleh alkaloid, flavonoid, dan steroid lebih pekat dibandingkandengan senyawa aktif lainnya.Tabel 6 Kandungan senyawa metabolit sekunder ekstrak daun sanregoNo.SenyawaTingkat Kepekatan Warna1Alkaloid 2Flavonoid 3Steroid 4Phenol Hidrokuinon 5Triterpenoid 6Tanin 7Saponin Keterangan: (pekat), (cukup pekat), (kurang pekat)

123.1.3 Pengaruh Ekstrak Daun Sanrego terhadap Perilaku SeksualBerdasarkan hasil rata-rata frekuensi perilaku seksual rusa timor jantanmengalami kenaikan seiring peningkatan perlakuan dosis ekstrak daun sanrego(Tabel 7). Rata-rata frekuensi tertinggi pada perlakuan 1000 mg (R3) danterendah pada perlakuan kontrol (R0).Tabel 7 Rata-rata frekuensi perilaku seksualRata-rata FrekuensiPerilakuSeksualR0R1R2R3Rutting5,25 4,277 4,857,25 4,979 7,81Flehmen4,75 3,275 3,086 2,928,5 6,18Mendekati8,25 1,09a8,5 2,06a12,5 2,06b 16,5 2,69cbetinaMenciumi alat5,75 0,83a6,5 2,18a8,5 3,04a15 2,55bkelamin betinaMenaiki betina3 0,71a5,5 2,29a6,5 2,60a8,75 3,11babc : hasil rata-rata frekuensi pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf berbeda menunjukkanperbedaan yang nyata (P 0,05)Rata-rata frekuensi perilaku menggosok-gosokkan ranggah (rutting)dengan perlakuan dosis berbeda yaitu sebesar 7,13 kali. Hasil analisis statistiktentang efek pemberian ekstrak daun sanrego terhadap perilaku rutting melaluiuji ANOVA (Lampiran 2) menghasilkan perbedaan yang tidak nyata yaitusebesar 0,119 (P 0,05). Berdasarkan hasil perbedaan tidak nyata, maka tidakdilakukan uji BNt untuk melihat perbedaan antara perlakuan dosis yang satudengan perlakuan dosis lainnya.Rata-rata frekuensi perilaku nyengir (flehmen) dengan perlakuan dosisberbeda yaitu sebesar 6,06 kali. Hasil analisis statistik terhadap perilaku flehmenmelalui uji ANOVA yang ditunjukkan Lampiran 3 menghasilkan perbedaanyang tidak nyata yaitu sebesar 0,076 (P 0,05). Berdasarkan hasil perbedaantidak nyata, maka tidak dilakukan uji BNt untuk melihat perbedaan antaraperlakuan dosis yang satu dengan perlakuan dosis lainnya.Perilaku mendekati betina memiliki rata-rata frekuensi paling tinggidibandingkan dengan perilaku seksual lainnya. Rata-rata frekuensi perilakumendekati betina dengan perlakuan dosis berbeda yaitu sebesar 11,44 kali. Hasilanalisis statistik terhadap perilaku mendekati betina melalui uji ANOVA yangditunjukkan Lampiran 4 menghasilkan perbedaan yang nyata yaitu sebesar 0,003(P 0,05). Berdasarkan Lampiran 5 menunjukkan banyaknya hasil uji BNt yangmemiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang signifikan ditunjukkanoleh perlakuan dosis 800 mg (R2) dan 1000 mg (R3) terhadap perlakuan dosislainnya. Sedangkan pada perlakuan kontrol (R0) yang tidak memiliki perbedaanyang signifikan terhadap perlakuan dosis 600 mg (R1).Rata-rata frekuensi perilaku menciumi alat kelamin betina denganperlakuan dosis berbeda yaitu sebesar 8,94 kali. Hasil analisis statistik terhadapperilaku menciumi alat kelamin betina melalui uji ANOVA yang ditunjukkanLampiran 6 menghasilkan perbedaan yang nyata yaitu sebesar 0,002 (P 0,05).Hasil uji BNt menunjukkan perbedaan yang signifikan ditunjukkan oleh dosisperlakuan R3 terhadap perlakuan dosis lainnya. Sedangkan antara perlakuan

13dosis 600 mg (R1) 800 mg (R2), dan kontrol (R0) tidak memiliki perbedaan yangsignifikan (Lampiran 7).Rata-rata frekuensi perilaku menaiki betina (mounting) dengan perlakuandosis berbeda yaitu sebesar 5,94 kali. Hasil analisis statistik terhadap perilakumounting melalui uji ANOVA yang ditunjukkan Lampiran 8 menghasilkanperbedaan yang nyata yaitu sebesar 0,039 (P 0,05). Hasil uji BNt yangmenunjukkan perbedaan yang signifikan antara perlakuan dosis 1000 mg (R3)terhadap dosis perlakuan 600 (R1) (Lampiran 9).Kecenderungan kenaikan perilaku seksual seperti ditunjukkan Gambar 3,bermakna bahwa semakin tinggi perlakuan dosis ekstrak daun sanrego yangdiberikan, maka semakin meningkat frekuensi perilaku seksual rusa timor jantan.Pemberian dengan perlakuan dosis 1000 mg (R3) ekstrak daun sanrego akanmenunjukkan intensitas perilaku seksual yang jauh lebih tinggi dibandingkandengan perlakuan dosis 600 mg (R2), 600 mg (R1), maupun kontrol (R0).1816Rata-rata iBetinaMenciumi Alat Menaiki BetinaKelamin BetinaPerilaku SeksualGambar 4 Kecenderungan kenaikan perilaku seksual3.1.4 Pengaruh Ekstrak Daun Sanrego terhadap Perilaku MakanHasil penelitian rata-rata lama makan, non makan (istirahat), dan tingkatkonsumsi pakan rusa timor jantan ditunjukkan Tabel 9. Rata-rata lama makantertinggi pada perlakuan kontrol (R0) dan terendah pada perlakuan dosis 1000mg (R3). Sedangkan rata-rata lama istirahat rusa timor jantan tertinggi padaperlakuan kontrol (R0) dan terendah pada perlakuan 1000 (R3). Berbeda denganlama makan dan lama istirahat yang mengalami kenaikan dan penurunan, ratarata tingkat konsumsi pakan mengalami fluktuasi, tertinggi pada perlakuan 0 mg(R0) dan terendah pada perlakuan 600 (R1).

14Tabel 8 Rata-rata lama makan, istirahat, dan tingkat konsumsi pakanRata-rata tingkatDosisLama MakanLama IstirahatNo.konsumsi pakanPerlakuan(jam)(jam)(kg/ind/hari)aa2,99 0,091R06,01 0,0910,77 0,15bb3,23 0,052R15,77 0,129,36 0,26bb3,36 0,153R25,64 0,1210,27 0,11c3,63 0,064R35,36 0,14c9,74 0,16abc: hasil rata-rata frekuensi pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf berbedamenunjukkan perbedaan yang nyata (P 0,05)Rata-rata lama waktu makan rusa timor jantan dengan perlakuan dosisberbeda yaitu sebesar 5,69 0,28 jam. Analisis statistik terhadap perilaku makanmelalui uji ANOVA yang ditunjukkan Lampiran 10 menghasilkan perbedaanyang nyata yaitu sebesar 0,001 (P 0,05). Hasil uji BNt yang ditunjukkanLampiran 11 menunjukkan bahwa setiap perlakuan dosis ekstrak daun sanregomemiliki perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan dosis lainnya, kecualipada perlakuan dosis 600 mg (R1) yang tidak memiliki perbedaan yangsignifikan terhadap perlakuan dosis 800 mg (R2).Rata-rata lama waktu istirahat rusa timor jantan dengan perlakuan dosisberbeda yaitu sebesar 3,31 0,09 jam. Analisis statistik terhadap perilakuistirahat melalui uji ANOVA yang ditunjukkan Lampiran 12 menghasilkanperbedaan yang nyata yaitu sebesar 0,001 (P 0,05). Hasil uji BNt yangditunjukkan Lampiran 13 menunjukkan bahwa perlakuan dosis 0 mg (R0) dan1000 mg (R3) terhadap perlakuan dosis lainnya memiliki perbedaan yangsignifikan. Perbedaan yang tidak signifikan antara perlakuan dosis 600 mg (R1)dengan perlakuan dosis 800 (R2).Rata-rata tingkat konsumsi pakan dengan perlakuan dosis berbeda yaitusebesar 10,03 kg/individu/hari. Hasil analisis statistik tentang efek pemberianekstrak daun sanrego terhadap tingkat konsumsi pakan melalui uji ANOVA(Lampiran 14) menghasilkan perbedaan yang tidak nyata yaitu sebesar 0,670(P 0,05). Sehingga tidak dilakukan uji BNt untuk melihat perbedaan antaraperlakuan dosis yang satu dengan perlakuan dosis lainnya.3.2 Pembahasan3.2.1 Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun SanregoMenurut Agustina et al. (2016), analisis fitokimia digunakan untukmengetahui kandungan senyawa aktif suatu tumbuhan sebagai obat herbal.Tanaman yang memiliki aktivitas afrodisiaka mengandung alkaloid, steroid,saponin, dan senyawa lainnya yang secara fisiologis berkhasiat sebagai penguattubuh dan percepatan sirkulasi darah (Rahati dan Dewi, 2012). Hasil ujifitokimia ekstrak daun sanrego ini yang dikomparasikan dengan penelitiansebelumnya pada genus sama yaitu Lunas-Bagon (Lunasia sp) menunjukkanbahwa ekstrak daun sanrego (Lunasia amara) dengan ekstrak Lunas-Bagon(Lunasia sp) sama-sama mengandung senyawa golongan steroid sebagaimanayang telah dilaporkan Dapar et al. (2018). Rahmawati dan Dewi (2012)

15menyatakan bahwa kandungan steroid memiliki implikasi sebagai peningkatanlibido seksual.Menurut Rusdi et al. (2018), senyawa triterpenoid dan steroid yangterkandung dalam fraksi n-heksana ekstrak etanol daun katuk memengaruhiaktivitas seksual tikus jantan terhadap tikus betina. Senyawa triterpenoid dansteroid memengaruhi aktivitas seksual dengan cara mensubtitusi kolesteroldalam mensintetis testosteron (Wahdaningsih et al. 2012). Kadar testosterondalam tubuh dapat ditingkatkan melalui produksi hormon androgen olehsenyawa saponin (glikosida steroid) (Rusdi et al. 2018). Peningkatan hormontestosteron (Andini 2014) dan hormon androgen (Zumrotun 2006) akanmemengaruhi libido dan aktivitas seksual hewan jantan. Pendapat lainmelaporkan bahwa hormon testosteron dapat meningkatkan kesuburan danmotilitas sperma (Jaafar et al. 2017).Hasil penelitian lain melaporkan bahwa ekstrak tumbuhan sanregomemiliki implikasi dalam meningkatkan kualitas sperma tikus jantan (Katno danHariyanti 2009). Peningkatan kualitas sperma memengaruhi perilaku reproduksitikus jantan seperti perilaku introduksi, climbing, dan coitus. Peningkatankualitas sperma disebabkan oleh senyawa steroid yang terkandung di dalamekstrak sanrego (Arnida et al. 2003). Selain senyawa steroid, senyawa lain yangmemengaruhi perilaku reproduksi pada tikus jantan yaitu senyawa alkaloid danflavonoid. Menurut Arnida dan Sutomo (2008), senyawa alkaloid dalam fraksietil asetat menunjuk

penelitian tentang pemberian ekstrak daun sanrego ini dipandang penting dilakukan. 1.2 Tujuan Penelitian . Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan efek pemberian ekstrak . daun . sanrego terhadap perilaku . seksual dan perilaku makan rusa timor jantan di penangkaran. 2. Menganalisis . dan menentukan. dosis pemberian ekstrak daun .

Related Documents:

Tugas Akhir dalam ujian lisan di hadapan tim dosen penguji 1.3. Bentuk Tugas Akhir Bentuk tugas akhir bisa berupa penelitian atau perancangan, yang terdiri atas proposal tugas akhir dan laporan tugas akhir. 1.3.1. Tugas Akhir yang berupa penelitian Tugas akhir yang berupa penelitian harus mengandung

2. Tujuan e-Tugas Akhir 4 3. Persyaratan Mengikuti e-Tugas Akhir 5 4. Bentuk e-Tugas Akhir 5 5. Penelitian Tindakan Kelas 6 6. E-Portofolio 12 7. Strategi Pleaksanaan Penelitian Tindakan Kelas untuk e-Tugas Akhir 13 8. Penyusunan e-Portofolio sebagai Laporan Penelitian Bab 3 Pengelolaan e-Tugas Akhir 19 1. Mekanisme Pelaksanaan Tugas Akhir 19 2.

6.10 Berita acara hasil seminar skripsi/laporan tugas akhir 7. Mekanisme/Alur Prosedur 7.1 Tugas Akhir terdiri dari dua tahap, yaitu 7.1.1 Proyek 1 (seminar proposal tugas akhir) 7.1.2 Proyek 2 (seminar tugas akhir dan laporan tugas akhir) 7.1.3 Ujian Tugas Akhir 7.2 Syarat-syarat Tugas Akhir

1.3 Mempermudah proses pengendalian mutu tugas akhir mahasiswa program sarjana oleh Departemen. 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup prosedur operasional baku penyelesaian tugas akhir ini mencakup persyaratan menempuh tugas akhir, penentuan dosen pembimbing tugas akhir, penyusunan proposal, pelaksanaan, dan monitoring tugas akhir

ketentuan umum penyusunan Laporan Tugas Akhir, struktur isi Laporan Tugas Akhir, tata tulis Laporan Tugas Akhir dan prosedur ujian. Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi STIE Putra Bangsa yang akan menyusun Laporan Tugas Akhir dan dosen pembimbingnya.

SKS) dan mata kuliah Tugas Akhir (4 SKS) dan setiap bagian Tugas Akhir ini harus diseminarkan. Luaran dari mata kuliah Proposal Tugas Akhir dan Tugas Akhir masing-masing adalah proposal penelitian dan laporan hasil penelitian. 1.2. BENTUK TUGAS AKHIR Bentuk TA mahasiswa dapat dilaksanakan melalui penelitian empiris atau

Panduan Penulisan Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika STMIK Mikroskil 5 2 Prosedur Tugas Akhir 1. Mahasiswa telah mengisi KRS dan mengambil MK Tugas Akhir. 2. Untuk pengambilan MK Tugas Akhir saat pengisian KRS, apabila belum pernah mengambil MK Tugas Akhir pada semester sebelumnya (pengambilan perdana), maka dilanjutkan ke [Poin 8]. 3.

Tugas Akhir terdiri dari beberapa bagian dan beberapa dokumen yang dianggap penting dan merupakan dokumen yang wajib dilampirkan dalam laporan Tugas Akhir atau tugas akhir adapun susunan dokumen tersebut terlampir pada Lampiran A. Susunan Format Tugas Akhir : 1. Cover depan Tugas Akhir. 2.