Jirhanuddin - Digital Library IAIN Palangka Raya

1y ago
4 Views
1 Downloads
1.92 MB
74 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jacoby Zeller
Transcription

Islam Dinamisi

JirhanuddiniiJirhanuddin

IslamDinamisIslam Dinamisiii

Islam DinamisPenulisJirhanuddinTata AksaraDimaswidsCetakan I, April 2017PenerbitPustaka Pelajar(Anggota IKAPI)Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167Telp. 0274 381542, Faks. 0274 383083E-mail: pustakapelajar@yahoo.comISBN: 978-602-229-724-6ivJirhanuddin

KATA PENGANTARKehadiran agama Islam yang dibawa Nabi MuhammadSaw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupanmanusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, (Al-Quran dan Hadits)tampak amat ideal dan agung.Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bekerja keras, dinamis, bersikapterbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas dan masa depan,egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positiflainnya.Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikutterlibat secara aktif di dalam memecahkan berbagai masalah yangdihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekadar disampaikan dalamkhutbah, melainkan secara konsepsional menunjukkan cara-carayang paling efektif dalam memecahkan masalah.Islam Dinamisv

Tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawabmanakala pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis normatif dan fikih tekstual dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatanlain, yang secara operasional konseptual, dapat memberikanjawaban terhadap problema keumatan dewasa ini.Mengapa diperlukan beberapa pendekatan dalam mengkajiajaran agama, karena dengan menggunakan multi pendekatandiharapkan kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakanoleh penganutnya.A.Mukti Ali pernah mengalami kegelisahan akademik danmenemukan pendekatan yang dianggap tepat untuk memahamiatau mengkaji ajaran agama Islam, yakni pendekatan ‚ Ilmiah cumdoktriner‛ atau scientific-cum-suigeneris (teori Sintesis). Dengandemikian agama Islam dapat dipahami dengan baik, tepat danbenar, Islam menjadi dinamis, tidak statis, tidak dipandang sempit,selalu ketinggalan zaman, dan penghambat pembangunan.Buku yang ada ditangan para pembaca saat ini mengajakuntuk memahami Islam secara komprehensip, sehingga agamaIslam tidak kehilangan rohnya sebagai agama rahmatan lil’alamin.Semoga buku ini bermanfaat. Amin.Palangka Raya, Pebruari 2017Rektor IAIN Palangka Raya,DR. IBNU ELMI AS PELU, SH., MH.viJirhanuddin

SEKAPUR SIRIHIslam adalah agama samawi yang diturunkan terakhir, iamenjadi pedoman hidup manusia hingga akhir zaman(berlaku universal dan eternal), selanjutnya karena keadaanzaman dari waktu kewaktu terus berubah baik dari segikomunikasi, interaksi, transaksi dan berbagai aspek kehidupanlainnya, maka ajaran Islam harus mampu mengikuti dinamikatersebut. Diantara cara yang dipakai untuk menampung dinamikaperkembangan yang demikian pesatnya, ajaran Islam menyediakan peluang bagi para ulama , cendikiawan Muslim, mujtahiduntuk melakukan reinterpretasi, dan reformulasi terhadap ajaranIslam tersebut, terutama ajaran yang dzanni, bukan yang qath’i(Lihat QS Ali Imran: 7).M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa dalam Al Quran lebihbanyak ayat-ayat yang dzanni dibandingkan ayat-ayat yang qath’i.Adanya ayat-ayat Al-Quran yang bersifat dzanni tersebut, makaajaran Islam dapat merespon atau menjawab berbagai masalahyang dihadapi pemeluknya hingga akhir zaman.Buku ditangan pembaca yang budiman ini ditulis oleh sdrJirhanuddin selaku dosen tetap pada Fakultas Ekonomi dan BisnisIslam Dinamisvii

Islam IAIN Palangka Raya. Apresiasi tinggi saya sampaikan ataskehadiran buku ini.Tema demi tema dalam buku ini mengingatkan kita, apabilaajaran Islam dipahami dengan baik dan benar, maka pemeluknyaakan dapat hidup berkeseimbangan antara kebutuhan material danspiritual, berkemajuan, berprestasi, berperadaban tinggi danmampu melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologisebagai upaya menjawab segala macam tantangan zaman.Mudah-mudahan buku ini bermanfaat adanya dan menjadiamal jariah bagi penulis. Semoga Allah swt meridhai amal usahakita semua. Amin.Palangka Raya, Pebruari 2017Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,Dra. Hj. Rahmaniar, MSI.viii Jirhanuddin

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR – vSEKAPUR SIRIH – viiDAFTAR ISI – ix1MENUJU PEMAHAMAN ISLAM DINAMIS – 1A.Pendahuluan – 1B.Bidang apa saja yang perlu direinterpetasidan reformulasi? – 5C.Penutup – 17Bahan Bacaan – 182BEKERJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM – 21A.Pendahuluan – 21B.Pengertian Kerja – 23C.Kedudukan Kerja dalam Islam – 24D.Motivasi Bekerja – 26E.Tujuan Bekerja dalam Islam – 28F.Penutup – 36Bahan Bacaan – 373ETOS KERJA DALAM ISLAM – 39A.Pendahuluan – 39Islam Dinamisix

B.Makna Etos Kerja – 41C.Etos Kerja dalam Islam – 42D.Indikasi Etos Kerja Tinggi – 45E.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja – 47E.Penutup – 49Bahan Bacaan – 504ETIKA KERJA DALAM ISLAM – 53A.Pendahuluan – 53B.Pengertian Etika Kerja – 55C.Prinsip Etika Kerja – 57D.Penutup – 64Bahan Bacaan – 655KONSTRIBUSI ZIKIR DALAM KEHIDUPANMODERN – 67A.Pendahuluan – 67B.Makna Dzikir – 70C.Bentuk dan kalimat Dzikir – 72D.Konstribusi dzikir di tengah kehidupan modern – 78E.Penutup – 88Bahan Bacaan – 896ISLAM DAN KEHIDUPAN DUNIA – 91A.Pendahuluan – 91B.Islam dan Kehidupn Dunia – 93C.Al Quan dan Hadits Sumber Inspirasi Kerja – 95D.Perspektif Islam terhadap Harta – 1011.Makna Harta atau al-mal – 101E.Penutup – 106Bahan Bacaan – 106xJirhanuddin

7ZUHUD DAN KEHIDUPAN MODERN – 109A.Pendahuluan – 109B.Pengertian zuhud. – 111C.Zuhud Dalam Al Quran – 112D.Zuhud dalam kehidupan Rasulullah SAW. – 116E.Urgensi zuhud dalam kehidupan modern – 119F.Penutup – 124Bahan Bacaan – 1258KEMISKINAN DALAM PANDANGAN ISLAM – 127A.Pendahuluan – 127B.Makna Kemiskinan – 130C.Macam-macam kemiskinan – 131E.Pandangan Islam terhadap Kemiskinan – 136F.Upaya Islam dalam Mengatasi Kemiskinan – 138G.Penutup – 145Bahan Bacaan – 1469BENARKAN TASAWUF MEMBENCI KEHIDUPANDUNIA – 149A.Pendahuluan – 149B.Islam memiliki tiga dasar utama – 152C.Al Quran dan Hadits landasan ilmu tasawuf – 155D.Pandangan sufi terhadap dunia, harta dan usahaikhtiar – 159E.Upaya menempatkan tasawuf pada posisinya – 166F.Penutup – 168Daftar Pustaka – 169TENTANG PENULIS – 171Islam Dinamisxi

xii Jirhanuddin

1MENUJU PEMAHAMAN ISLAMDINAMISA.PendahuluanBangsa Indonesia mayoritas beragama Islam,1 meskipunada yang menyebutkan akhir-akhir ini persentasinyamenunjukkan penurunan. Selain jumlahnya mayoritas, disisi lain umat Islam tampaknya taat dalam menjalankan ajaranagamanya, hal ini dapat dilihat secara kasat mata di mana masjidselalu penuh ketika salat jumat, apalagi salat Idul fitri dan Iduladha, rumah ibadah yang banyak dan sangat megah serta selalubertambah, suasana yang sangat agamis di mana-mana bila tibabulan ramadan (seperti; tarawih, tadarus Al Quran, kultum kuliah tujuh menit atau ceramah setelah salat subuh dan lainsebagainya), serangkaian peringatan hari-hari besar Islam (PHBI),seperti; Maulid Nabi SAW, Isra Mi’raj dan Nuzulul Quran, Tahun1Umat Islam sebesar 87.21%. Kristen 6.96 %. Katolik 2.91 %. Hindu 1.69 %.Budha 0.72 %. Khonghucu 0.05 %. Lainnya 0.50 %. Lebih rinci lihat BukuKementerian Agama RI Dalam Angka, (Jakarta:Pusat Informasi dan HubunganMasyarakat, 2016), hlm. 39.Islam Dinamis127

Baru Hijriah) selalu diperingati , baik ditingkat nasional sampai kepelosok desa nun jauh di sana. Di samping itu, bukti ketaatanlainnya ialah selalu bertambahnya jumlah jamaah haji dari tahunke tahun (jumlah terbesar) dan selalu kehabisan kouta. Malah adadaerah yang masa tunggu saat ini sampai 20 tahun.Realitas yang demikian memperkuat hipotesis bahwa umatIslam Indonesia rajin dan taat dalam menjunjung serta melaksanakan titah-perintah ajaran agamanya, kalau tidak mau dikatakan sangat taat.Ketaatan menjalankan ajaran Islam sudah sewajarnya dilakukan oleh komunitas muslim, karena di dalam ajaran tersebutditemui aturan yang mengatur keselamatan penganutnya, baik didunia maupun akhirat.Pendek kata Islam bukan hanya mengatur kehidupan dimensijangka pendek (dunia), namun juga mengatur urusan dimensijangka panjang (akhirat). Di samping itu Al-Quran juga menegaskan bahwa Islam berjanji untuk menghantarkan pemeluknya darikegelapan atau kehidupan yang gelap menuju pada kehidupanyang terang benderang, seperti firman-Nya dalam surat al-Baqarahayat 257: Artinya: Allah pelindungorang-orang yang beriman. Diamengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepadacahaya (iman) . Dan orang-orang yang kafir, pelindung-128 Jirhanuddin

pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka enghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.Pada surah lainnya Al-Quran sendiri menegaskan bahwaumat Islam itu adalah sebagai umat yang terbaik atau khairuummah(QS Ali Imran: 110)2 di samping itu Rasululllah sawmenjelaskan bahwa tidak ada agama yang bisa menandingi derajatketinggian Islam. (Al-Islamu ya’lu wala yu’la ‘alaih). Islam senantiasaunggul, dan ia tidak akan terungguli.Namun mengapa keberadaan umat Islam yang konon jumlahnya besar, dengan doktrin yang serba lengkap dan tampak secaralahiriah ketaatan menjalankan titah perintah ajaran agamanya,selalu atau masih tertinggal? Mengapa umat Islam masih ada,kalau tidak mau dikatakan banyak yang miskin? Dan tidak sedikitdari komunitas muslim yang rendah peringkat pendidikanya biladibandingkan dengan umat lain (non muslim).Apakah agama bisa menjadi alternatif penyembuhan bagimanusia dari cengkeraman kemiskinan, pengangguran, ketertinggalan, keterbelakangan, kebodohan dan ketidak adilan. Selama ini,2Teks ayat: Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan berimankepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orangyang fasik.Islam Dinamis129

realisasi ajaran-ajaran agama dirasakan belum banyak memainkanperan pembebasannya bagi manusia dari berbagai problem.3Realitas demikian bisa jadi disebabkan kekeliruan atau kurangtepatnya dalam memahami beberapa aspek ajaran Islam itusendiri, atau ada beberapa spirit ajaran yang perlu dilakukanreinterpretasi, reformulasi ulang sesuai dengan masa kekinian danakan datang.Mukti Ali pernah mengalami kegelisahan akademik dansekaligus menawarkan metode yang dianggap tepat untuk memahami atau mengkaji ajaran agama Islam sehingga beliau memunculkan tulisan yang berjudul ‚Metodologi Ilmu Agama Islam”. Dalamtulisan tersebut agama Islam dapat dipahami dengan baik, tepatdan benar, Islam menjadi dinamis, tidak dipandang sempit, selaluketinggalan zaman, penghambat pembangunan. Pendekatan yangdi tawarkan adalah ‚ Ilmiah cum doktriner‛ atau scientific-cumsuigeneris (Metode Sintesis).4Senada dengan pandangan A. Mukti Ali di atas, Sudartomenegaskan, . perlu dikembangkan pemahaman keagamaan yangprogresif dan membebaskan. Yakni, membangun sistem agamayang sensitif terhadap persoalan kemanusiaan, kekinian.5Selanjutnya Qadri A. Azizy mengatakan bahwa umat Islam,bisa jadi ada kekeliruan dalam memahami ajaran Islam itu sendirisehingga perlu dilakukan koreksi secara menyeluruh terhadap diripribadi masing-masing muslim. Apa yang dikhawatirkan olehQodri A. Azizy di atas, tampaknya senada dengan pandanganSudarto. Ia menjelaskan dalam bukunya; Umat Islam di Indonesia3Sudarto, Wacana Islam Progresif, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2014), hlm. 11.rinci lihat Taufik Abdullah dan Rusli Karim (Ed), Metodologi PenelitianAgama Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1989), hlm. 45-48.5Sudarto, Wacana Islam ., hlm. 15.4Lebih130 Jirhanuddin

jumlahnya terbesar di seluruh dunia. Sayangnya, sebagian besarelite umatnya sedang digerogoti penyakit kronis berupa korupsiyang serius dan degradasi akhlak yang memprihatinkan. Selain itu,sebagian besar umatnya perlu memiliki paham keagamaan yangrepresentatif dan memadai, bukan paham konvensional, konservatif dan sangat simbolik. Kenyataan itu seolah-olah memperlihatkan bahwa umat Islam bukan lagi umat yang dipersatukanoleh nilai-nilai Islam melalui semangat tauhid, yang menyebabkanumat Islam menjadi komunitas marginal di negerinya sendiri, sertamenjadi umat yang terkebelakang dalam sisi peran yangseharusnya dapat dimainkan.6Beranjak dari uraian di atas menurut hemat penulis ada beberapa doktrin yang dianut oleh umat Islma selama ini diperlukanpenyegaran pemahaman atau penyesuaian penafsiran sehinggaumat Islam terbebas dari segala ketertinggalan, kebodohan dankemiskinan serta menjadi khairu ummah.B.Bidang apa saja yang perlu direinterpetasi dan reformulasi?Dalam ajaran Islam dikenal adanya doktrin yang sifatnyaqath’i7 dan dzanni.8 Ajaran yang sifatnya qath’i jumhur ulamasepakat untuk tidak diberi pemaknaan lain atau interpretasi,6Ibid., hlm. 27.secara etimologi bermakna yang definitive atau pasti. MenurutMuhammad Hashim Kamali, Nash qath’i adalah nas yang jelas dan tertentu yanghanya memiliki satu makna dan tidak terbuka untuk makna lain, atau hanyamemiliki satu penafsiran dan tidak terbuka untuk penafsiran lain (LihatMuhammad Hashim Kamali, Principles of Islamic Jurisprudence. Diterjemahkan olehNoorhaidi dengan judul: ‚Prinsip dan Teori-Teori Hukum Islam‛, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 26.8Dzanni secara etimologi bermakna yang spekulatif Menurut MuhammadHashim Kamali ayat al-Quran yang bersifat dẓanni (spekulatif) adalah kebalikandari ayat yang bersifat qath’i (definitif), ia terbuka bagi pemaknaan, penafsirandan ijtihad.(Ibid)7Qath’iIslam Dinamis131

namun bagi ajaran yang sifatnya dzanni, mereka sepakat hal gdipandang sesuai dengan situasi dan kondisi kekinian dan akandatang.1.Pembaharuan dibidang Teologi/KalamKhazanah ilmu pengetahuan keislaman telah mengenal be-berapa aliran dalam teologi Islam seperti: Mu’tazilah,9 Qadariah,10Jabariah,11 Khawarij,12 Murjiah,13 Syi’ah14 dan Asy’ariyah.159Aliran yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalamdan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum Khawarijdan Murji’ah. Mu’tazilah banyak memakai akal/rasio dalam pembahasanajarannya sehingga mereka mendapat nama kaum rasionalis Islam. (Lebih rincilihat Harun Nasution, Teologi Islam, Cet XII, (Jakarta: UI Press, 1989), hlm. 38-40.10Paham yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dankekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Qadariah berasaldari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah/kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya. Dalam istilah Inggerisnya faham qadariah dikenal dengannama free act. (Ibid., hlm. 31.)11berasal dari kata jabara, bermakna memaksa. Menurut aliran ini manusiamengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa. Dalam istilah Inggerisdisebut fatalism atau predestination. Perbuatan-perbuatan manusia telah ditentukandari semula oleh kada dan kadar Tuhan. (Ibid.).12 berasal dari kata kharaja berarti keluar. Khawarij dipergunakan umat Islamuntuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali ibn Abi Thalibr.a. karena kekecewaan mereka terhadap sikap Ali yang telah menerima tawarantahkim (arbitrase) dari kelompok Mu’awiyyah yang dipimpin oleh Amr ibn Ashdalam Perang Shiffin (Ibid., hlm. 11)13berasal dari kata arja’a. Arja’a bisa bermakna menunda, membuat sesuatumengambil tempat di belakang, bisa pula bermakna memberi pengharapan.Secara istilah Murji’ah adalah kelompok yang mengesampingkan atau memisahkan amal dari keimanan, sehingga menurut mereka kemaksiatan itu tidakmengurangi keimanan seseorang. atau penangguhan hukuman kepada orangyang berbuat dosa besar sampai hari kiamat. (Ibid., hlm. 22-24).14Seringkali diartikan pengikut, pembantu, firqah, terutama pengikut danpencinta Ali bin Abi Thalib serta ahli bait Rasulullah. Secara istilah syi’ahbermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib adalah yangpaling utama di antara para sahabat dan yang berhak untuk memegang tampuk132 Jirhanuddin

Dari beberapa aliran di atas ada aliran yang berpandanganbahwa manusia punya kemampuan menentukan masa depannya,manusia punya kebebasan.Pendapat demikian diwakili Mu’tazilah dan Qadariah,berbeda halnya dengan aliran Jabariah, aliran ini berpendapatbahwa manusia tidak punya kemampuan untuk berbuat, semuaditentukan oleh Tuhan. Sedangkan Asy’ariyah mencoba untukmenjembati kedua pendapat di atas, pada lahirnya manusai yangberbuat, namun pada hakikatnya Tuhan juga yang menentukannya. (finalnya ada pada Tuhan).Masalah af’alul ibad (perbuatan hamba), erat sekali kaitannyadengn produktivitas kerja seseorang, dan mampu menghantarkannya pada kedinamisan, sebaliknya masalah perbuatan hamba(af’alul ibad) juga dapat membawa seseorang pada kestatisan ataustagnan, tergantung paham atau konsep mana yang menjadipegangannya.Selanjutnya kalau memperhatikan sejarah masuknya Islam diIndonesia, terutama aliran teologi yang diperkenalkan dan dianutoleh umat Islam Indonesia, disebutkan bahwa aliran Asy’ariyahlahyang mula pertama, bukan teologi rasional Mu’tazilah. Bagaimanakonsep Asy’ariyah tentang af’alul ibad tampaknya lebih dekat padakepemimpinan atas kaum Muslim, demikian pula anak cucunya. Lihat AbuebakarAceh, Syi’ah Rasionalisme dalam Islam, edisi IV, (Solo: CV Ramadhani, 1984), hlm.10-12.15 adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan AlAsy ari. Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Abi Basyar Ishaqbin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin AbiMusa Al-Asy’ari, seorang sahabat Rasulullah saw. Al-Asy’ari pernah bergurukepada al-Jubba’i, tokoh aliran Mu’tazilah dan puluhan tahun mengikuti danmendalami ajaran yang dianut gurunya. Namun pada suatu hari ia keluar dariMu’tazilah dan membentuk aliran Asy’ariyah. (Lihat Harun Nsution, TeologiIslam.,65-67.Islam Dinamis133

paham Jabariyah dan bertolak belakang dengan paham Mu’tazilah.Apalagi kalau melihat paham af’alul ibad yang dianut olehmasyarakat Islam di pedesaan boleh dikatakan identik denganpaham Jabariyah. Sehingga masyarakat muslim yang berada dipinggiran atau di desa-desalah yang banyak tergolong miskin dantertinggal.Azyurmardi Azra menyebutkan bahwa secara historis, aliranteologi Islam yang dominan di Indonesia sejak perkembangan awalIslam di wilayah ini adalah aliran Asyariyah. Teologi Asy’ariyahmerupakan tandingan aliran teologi Mu’tazilah. Kontras denganteologi Mu’tazilah, Asy’ariyah menekankan pada ketundukanmanusia kepada takdir yang ditentukan Tuhan (predestination)sejak zaman azali. Meski manusia mempunyai potensi untukmewujudkan keinginan dan perbuatannya (kasb), tetapi perwujudannya kembali sangat tegantung pada keinginan, kemauan dankekuasaan Tuhan. Dengan demikian dalam teologi Asy’ariyahterkesan bahwa manusia hanya merupakan semacam wayang ditangan sutradara yang agung (Tuhan).16Maka dengan demikian konsep tentang perbuatan manusiadari teologi Asy’ariyah tampak kurang mendukung untukmelahirkan kedinamisan yang optimal dan kalau kedinamisantidak optimal, maka wajar berdampak pada ketertinggalan,kebodohan dan kemiskinan serta keterbelakangan.M. Dawan Rahardjo menjelaskan, kedinamisan dan etos kerjaerat kaitannya dengan sikap mental, apakah umat Islam mempunyai sikap mental tertentu, mengenai sikap mental umat ini,seperti adanya kecendrungan bahwa umat Islam itu bersikap16Azyumardi Azra, Konteks Berteologi di Indonesia Pengalaman Islam, (Jakarta:Paramadina, 1999), hlm. 44.134 Jirhanuddin

pasrah atau menyerah kepada takdir Tuhan. Dalam aliran teologimemang ada aliran Jabariah yang memiliki konsep demikian.Oleh karena itu doktrin teologi terutama pemahaman bahwamanusia tidak punya kebebasan dan cenderung pasrah pada takdirperlu diinterpretasi secara positif,sehingga memacu kedinamisan,kreativitas dan inovativitas seseorang yang pada gilirannya diharapkan berdampak pada kemajuan dan peningkatan kesejahteraan.Harun Nasution menjelaskan untuk meningkatkan produktivitas, teologi sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis danilmiahnya perlu dikembangkan di kalangan umat Islam Indonesia,sebagai pengganti dari teologi kehendak mutlak Tuhan. Sementataitu perlu dikembangkan keseimbangan antara orientasi spiritualdan keduniaan,17perhatikan firman Allah berikut: QS Al Jumu’ahayat 9-10. Artinya: 9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untukmenunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepadamengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikianitu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. 10. apabila telahditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaksupaya kamu beruntung.Perhatikan pula Q.S al Qashash ayat 77:17Harun Nasution, Islam Rasional,Cet III, (Bandung: Mizan,1995), hlm. 121.Islam Dinamis135

Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkanAllah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlahkamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi danberbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telahberbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuatkerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.Memang kadangkala umat Islam terlena dengan adanyabeberapa aliran teologi seperti yang disebutkan di atas, sepertinyamemberikan suguhan kepada kaum muslimin untuk memilihteologi yang telah tersedia. Seolah-olah teologi telah menjelmasebagai produk instan yang tinggal ditelan atau seperti produkpakaian jadi yang siap pakai dan sesuai di segala tempat, masa dancuaca.Namun sering terlupakan bahwa aliran-aliran teologi yangtelah ada, konsep dan ajarannya dibuat ratusan tahun yang silamyang sudah tentu kalau dilihat dari latar belakang munculnyatidak bisa lepas dari situasi dan kondisi yang dianggap tepat padamasa itu. Karena itu tidak mustahil ada aspek-aspek ajarannyayang sudah kurang relevan dengan situasi dan kondisi kekiniansehingga diperlukan reinterpretasi, reformulasi baru yang sifatnyapositif dan dianggap sesuai dengan konteks Indonesia kini danakan datang. Hal ini disadari memang bukan pekerjaan mudah,136 Jirhanuddin

namun perlu dicoba khususunya oleh para intelektual muslim danpara mutakallimin Indonesia.Di samping perlunya pembaharuan di bidang teologi(pemahaman af’alul ibad), juga diperlukan interpretasi terhadapbeberapa aspek ajaran Islam yang lainnya, seperti pemaknaanibadah, pemahaman tentang hari akhir dan amal saleh sertapemahaman mengenai kehidupan dunia dan harta.2.Memaknai Konsep Ibadah ke arah KedinamisanMencari prespektif baru dalam upaya untuk mengembangkanmoral dan etika yang mampu mendorong tumbuhnya kedinamisan, kreativitas, dan inovatif masyarakat Indonesia yang umumnya beragama Islam, guna meningkatkan produktivitas, yangmerupakan salah satu kunci penting dalam usaha mengejar ketertinggalan, menghapus atau mengurangi kemiskinan, kebodohandan meninggalkan keterbelakangan, hendaknya ada interpretasibaru dalam beberapa doktrin kunci seperti masalah ibadah,pemahaman terhadap hari akhir dan amal saleh.18Interpretasi pemahaman terhadap konsep ibadah terhadaphari akhirat dan amal saleh memang sudah lama berlangsung. Kitasudah mengenal misalnya ada yang membagi ibadah mahdhoh danghairu mahdhoh (khusus dan umum).Hanya saja kalau melihat frekuensi pembahasan kedua ibabahitu dalam buku-buku atau ceramah-ceramah agama tampakkurang berimbang. Ibadah mahdhoh (ibadah dalam arti sempit ataukhusus) selama ini yang banyak dibahas dan ditonjolkan, sehinggaseolah-olah ibadah itu hanya pada kegiatan salat, puasa, zakat, danhaji. Ibadah dalam arti luas seperti; membangun masjid, mem18M. Dawan Rahardjo, Etika Ekonomi dan Manajemen, (Yogyakarta: PT TiaraWacana, tth), hlm. 123.Islam Dinamis137

bantu korban kebakaran, banjir atau menolong anak yatim piatu,menuntut ilmu, bekerja keras, sangat jarang dibahas, ngankenormatifannya. Melakukan inovasi atau menciptakan lapangankerja baru agar pengangguran berkurang, kebodohan, kemiskinandapat dihilangkan, sistem perekonomian yang baik dan sebagainya, jarang atau bahkan mungkin tidak lazim disebut ibadah.Ibadah dalam pengertian luas (ghairu mahdah) yang olehJaluludin Rahmat disebut dengan muamalah menuntut umatuntuk kreatif dan inovatif. Islam hanya memberikan petunjukpetunjuk umum dan pengarahan saja, sedangkan rinciannyadiserahkan kepada umatnya sesuai dengan situasi dan kondisi.3.Pemahaman terhadap Hari Akhir dan Amal ShalehBegitu pula mengenai pemahaman iman kepada hari akhirat,hendaknya bukan hanya digunakan untuk kegiatan yang dikaitkandengan memburu surga saja yang bisa menyebabkan kelalaianseseorang terhadap tugas-tugas hidup sekarang yang dinilaisebagai sumber fatalisme dan sikap menjauhi dunia, lebih banyaktinggal di masjid, zikir dan tasbih di tangan sehingga lupapekerjaan lainnya, seperti mencari nafkah dan kegiatan keduniaanyang positif sifatnya.Kepercayaan kepada hari akhir hendaknya dikaitkan denganrasa tanggung jawab moral dalam kehidupan kini, dengankomitmen manusia terhadap nilai-nilai luhur, seperti keadilan danwawasan jangka panjang.Keimanan akan adanya hari akhir membuat orang yangmeyakininya menjadi berhati-hati dalam melakukan sesuatu yangnegatif dan sia-sia di dunia ini. Sebaliknya ia akan melakukan halhal yang positif dan bermanfaat, baik untuk kehidupan dimensi138 Jirhanuddin

jangka pendek (dunia), maupun kehidupan dimensi jangkapanjang (akhirat). Hal ini harus disadari kerena hidup di dunia inihanya sekali saja.Seseorang yang meyakini negeri akhirat kekal, pasti ia akanmemanfaatkan kehidupan dunianya yang tidak kekal ini dengansebaik-baiknya, memperbanyak amal ibadah, baik yang sifatnyaibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ia akan berlomba-lombamenjadi manusia yang bermanfaat. Bukan kah Rasulullah sawpernah bersabda4.ِ َّاس اَنْ َفعُ ُه ْم لِلن ِ َخ ْي ُرالن َّاس Pemahaman terhadap Kehidupan Dunia dan HartaKehidupan di dunia memang sementara sifatnya, akhiratadalah tempat yang kekal abadi. Meskipun demikian Islam tidakmenghendaki umatnya lalu mengabaikan pekerjaan, berprestasi,berkompetisi, berinovasi dan meninggalkan kehidupan duniawi.Dalam Ensiklopedia Islam disebutkan ‚Meski dunia hanyatempat tinggal sementara, Islam mengajarkan bahwa seorangmuslim tidak boleh melupakan kehidupan di dunia ini.19Maka dengan demikian dapat dipahami bahwa kehidupan didunia ini sangat perlu untuk diperhatikan, bukan di abaikan seperti persepsi sebagian orang, di mana ia memandang kehidupandunia ini tidak penting dan berguna.Umat Islam lupa dengan ikrar yang selalu diucapkan setiapselesai salat kaum muslimin senantiasa berdo’a agar memperolehkehidupan yang baik (hasanah), baik hidup di dunia maupun diakhirat. Doa tersebut termuat dalam QS. Al Baqarah : 20119Kafrawi Ridwan dkk, (Ed) Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT Iktiar Baru VanHouve, 1993), hlm. 320.Islam Dinamis139

ِ ُِِِّ َربَّنَا آتِنَا فِي اب النَّا ِر َ سنَةً َوقنَا َع َذ َ سنَةً َوفي اآلخ َرة َح َ الدنْ يَا َح Artinya: Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan didunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilahKami dari siksa neraka.Untuk mencapai kebahagian hidup di akhirat memang tidakbisa dilepaskan dengan kehidupan di dunia dan setiap muslimhendaklah bisa menyeimbangkan antara kedua kehidupantersebut.Belasan abad yang silam Rasulullah SAW menegaskan dalamsabdanya :ِ َ اك َكأَن ت َغ ًدا َ َ اِ ْع َم ْل لِ ُدنْي َ ك َكأَن َ ِ َو ْاع َم ْل ِِل ِخَرت ، ش أَبَ ًدا ُ َّك ََتُْو ُ َّك تَعْي Artinya: Bekerjalah kamu untuk duniamu seolah-olah kamuhidup selamanya dan beramallah untuk negeri akhirat seolaholah kamu mati esok hari.Hadits di atas menjelaskan kepada umat Islam, bahwa padahakikatnya bekerja untuk mendapatkansesuatu yang bersifatmaterial dengan beramal ibadah untuk kepentingan akhirat yangbersifat spiritual sama pentingnya.Di saat bekerja dalam rangka mencari nafkah untuk mencukupi keperluan hidup, maka hendaklah bekerja dengan sungguh-sungguh, ulet dan mengerahkan semua potensi serta kreativitas yang dimiliki sehingga menghasilkan kualitas yang sempurna begitu pula pada saat si hamba melaksanakan ibadahmahdhah (salat, puasa, haji misalnya), jangan hanya formalitasbelaka, hanya sekedar gugur kewajiban, laksanakan secara baik140 Jirhanuddin

atau ihsan, sehingga ibadah salat, puasa, haji tersebut benar-benarmembekas dalam jiwa dan teraplikasi dalam sikap keseharian.Di samping itu, hadits di atas juga menggambarkan agar umatIslam jangan sampai mengabaikan salah satu dimensi dari duadimensi kehidupan. Di sinilah letak keistimewaan konsep Islamdalam memandang kepentingan kehidupan dunia disatu sisi dankehidupan akhirat di sisi lain, di mana antara keduanya (duniawiukhrawi) harus disinergikan.Islam pada dasarnya memandang

7 ZUHUD DAN KEHIDUPAN MODERN - 109 A. Pendahuluan - 109 B. Pengertian zuhud. - 111 C. Zuhud Dalam Al Quran - 112 D. Zuhud dalam kehidupan Rasulullah SAW. - 116 E. Urgensi zuhud dalam kehidupan modern - 119 F. Penutup - 124 Bahan Bacaan - 125 8 KEMISKINAN DALAM PANDANGAN ISLAM - 127 A. Pendahuluan - 127

Related Documents:

Islam IAIN Palangka Raya, yang telah memberikan perhatian yang penuh terhadap perkuliahan serta penelitian mahasiswa di IAIN Palangka Raya. 4. Ibu Dr. Tutut Sholihah, M.Pd, Pembimbing I dan Bapak Dr. Dakir, M.Ag, Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing dan

11. Rekan rekan Mahasiswa Pascasarjana IAIN Palangka Raya angkatan 2015, waktu dan pengalaman yang kita lewati bersama menjalani masa-masa belajar, menjadi lebih mudah, dan menyenangkan berkat kalian, serta menjadi kenangan yang indah. Terima kasih dan sukses untuk kita semua.

Tesis ini disusun untuk memenuhi tugas akhir, sebagaimana syarat yang harus dipenuhi dalam jenjang perkuliahan di pascasarjana khususnya di IAIN Palangka Raya. Selesainya penyusunan Tesis berkat bimbingan dari dosen yang sudah ditetapkan, dan juga berkat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah

Banks, Iain M. Consider Phlebas Culture: 01/10 Banks, Iain M. Look to Windward Culture: 07/10 Banks, Iain M. Surface Detail Culture: 09/10 Banks, Iain M. The Hydrogen Sonata Culture: 10/10 Barbet, Pierre Baphomet's Meteor Barker, Cliv

bagaimana pengaruh kedisiplinan terhadap kinerja karyawan Swiss BellHotel Danum Kota Palangka Raya dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut.

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP BERBAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGGRIS SISWA DALAM PENULISAN TEKS NARRATIVE PADA SISWA KELAS SEPULUH DI SMA MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA ABSTRAK Tujuan dasar dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui .

iv PENGESAHAN Skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER MATA PELAJARAN FIQIH MATERI WUDU DAN TAYAMUM KELAS VII DI MTsN 2 PALANGKA RAYA Oleh: LENY SAFITRI NIM 1101111581 telah dimunaqasyahkan pada Tim munaqasyah Skripsi FTIK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya pada:

López Austin, Alfredo, “El núcleo duro, la cosmovisión y la tradición mesoamericana”, en . Cosmovisión, ritual e identidad de los pueblos indígenas de México, Johanna Broda y Féliz Báez-Jorge (coords.), México, Consejo Nacional para la Cultura y las Artes y Fondo de Cultura Económica, 2001, p. 47-65. López Austin, Alfredo, Breve historia de la tradición religiosa mesoamericana .