STRATEGI AKSELERASI PENCAPAIAN IPM BIDANG

2y ago
145 Views
26 Downloads
214.24 KB
11 Pages
Last View : 19d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Julia Hutchens
Transcription

Riptek, Vol.2, No.2, Tahun 2008, Hal.: 1 - 6STRATEGI AKSELERASI PENCAPAIAN IPM BIDANGPENDIDIKAN UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILANPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHKOTA SEMARANGRasdi Ekosiswoyo, Kardoyo, Tri Joko RaharjoAbstrakIndeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu parameter kinerja pembangunan daerah. IPMmerupakan nilai dari pengukuran Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, dan Indeks Daya Beli. Penelitian inibertujuan untuk memberikan gambaran kondisi umum capaian IPM bidang pendidikan serta melakukananalisis potensi dan permasalahan pendidikan di Kota Semarang untuk dapat dirumuskan rekomendasikebijakan strategis akselerasi pencapaian IPM bidang pendidikan . Penelitian bertipe deskriptif kualitatifdengan teknik analisis data melalui analisis situasi dan kondisi, analisis regulasi dan kebijakan, dan analisisstandarisasi. Angka melek Huruf (AMH) sebesar 99,67% dan Rerata Lama Sekolah (RLS) tahun 2003 sampai2006 selalu naik. Rata-rata perkembangan IPM pendidikan tahun 2003 – 2006 adalah 2,8. Pencapaian IPMpendidikan tahun 2006 sebesar 69,71 dan proyeksi di tahun 2010 sebesar 72,388. Dibutuhkan akselerasipencapaian menjadi angka 75 di tahun 2010 , hal ini tidak begitu sulit megingat dukungan anggaran pendidikanyang cukup besar. Strategi akselerasi peningkatan indeks pendidikan didasarkan pada pemerataan danperluasan akses, perlunya peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta adanya penguatan tata kelola,akuntabilitas dan pencitraan publik. Arah strategi akselerasi program pendidikan dasar dan PADU adalahsemua anak usia dini (0-6) tahun memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang optimalsesuai dengan potensi dan tahap perkembangan usianya dan meningkatkan pemerataan dan perluasan layananpendidikan dsar yang bermutu dan terjangkau. Program pendidikan menengah memiliki arah strategimeningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah umum dan kejuruan, dalam upaya mewujudkanrintisan wajar dikmen 12 tahun. Strategi pada program pendidikan luar sekolah adalah memberi pelayananpendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau buta aksara, putussekolah, dan masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak terpenuhi jalur pendidikan formal.Kata kunci : indeks pendidikan, akselerasi, strategiA. Latar BelakangIndeksPembangunanManusiayangselanjutnya disingkat menjadi IPM adalah indeksukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkatkemajuan suatu daerah dilihat dari pembangunansumber daya manusianya yang dicerminkan dariukuran standar sebagai berikut :1. Indeks atau Angka Harapan Hidup (Lifeexpectacy).2. Indeks Pendidikan yang dihitung dari AngkaMelek Huruf (Adult Literacy Rate) dan Ratarata Lama sekolah (Mean Years of Schooling).3. Indeks Daya Beli ( Adjusted Real per Capital).IPM merupakan salah satu parameter untukmengetahui capaian kinerja pembangunan suatudaerah, secara aplikatif telah menjadi landasankonseptual bagi daerah guna mengapresiasikan1berhasil atau tidaknya pembangunan yangdilakukan di daerahnya.Berdasarkan realitas pemahaman tersebut,maka pemerintah daerah saat ini sangat concernterhadap pencapaian target IPM. NamunPemerintah Kota Semarang kelihatannya belummenetapkan Pencapaian IPM pada tahun 2010, haltersebut berdasar tidak tercantumnya pencapaianIPM pada akhir RPJMD Kota Semarang tahun2010. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yangsangat disayangkan, mengingat tolok ukurkeberhasilan pembangunan salah satunya dilihatdari IPMnya.Dengan memperhatikan situasi dan kondisiIPM Kota Semarang saat ini, perlu rasi pencapaian IPM bidang pendidikan

Strategi Akselerasi Pencapaian.pada tahun 2010. Akselerasi yang dilakukanPemerintah Kota Semarang diaktualisasikan dalammisi-misi RPJMD Kota Semarang Tahun 2005 –2010 yang mengarah pada pengembangan kualitasSDM. Mengingat tujuan pembangunan pendidikanKota Semarang yang sangat mengharapkanpeningkatan kualitas dan kuantitas SDM padabidang pendidikan, maka dengan adanya anggaranpendidikan 20 % yang telah disediakan perludirumuskan untuk peningkatan pencapaian IPMbidang pendidikan.Tujuan disusunnya Perencanaan dan StrategiAkselerasi Pencapaian IPM Bidang Pendidikan,adalah untuk :1. Memberikan Gambaran tentang kondisiumum capaian IPM Bidang Pendidikan KotaSemarang.2. Melakukan analisis potensi dan permasalahanpendidikan di Kota Semarang, dikaitkandengan capaian Angka Melek Huruf dan RataRata Lama Sekolah, sebagai bahanpenyusunan Perencanaan dan StrategiAkselerasi Pencapaian IPM Pendidikan diKota Semarang.Kajian Teoretis Konsep IndeksPembangunan ManusiaNilai modal manusia (Human Capital) suatubangsa tidak hanya ditentukan oleh jumlahpopulasi penduduk, atau tenaga kerja kasar(labour intensif) tetapi sangat ditentukan olehtenaga kerja intelektual (Brain intensif). AdamSmith (1952), pakar ekonomi klasik, mengakuibahwa pendidikan dan latihan, akan apatmeningkatkan pengetahuan dan keahlian yangpada gilirannya akan dapat meningkatkanproduktivitas kerja. Ia mengatakan bahwakesejahteraan dan keakayaan suatu bangsa sangatbergantung pada keunggulan intelegensi pment Report (1982), bahwa investasisumber daya manusia sebenarnya telah difikirkansejak zamannya Adam Smith dan para teoritisilainnya, sejak abad ke-15 Bank Dunia denganprogram internasionalnya telah mengukuhkankepercayaan terhadap investasi sumber dayamanusia bagi pertumbuhan ekonomi (NanangFatah, 2000).Keuntunganekonomidariinvestasipendidikan (rate of return), ternyata lebih tinggidari investasi fisik dengan perbandingan rata-rata15,3 % dan 9,1 %. Ini berarti bahwa investasi dibidang pendidikan sangat menguntungkan, baikdilihat dari sisi sosial maupun ekonomi. Banyaknegara lainnya telah mengalami lonjakan kemajuanyang begitu menakjubkan, tidak lain karena2(Rasdi Ekosiswoyo, dkk)mereka menjadikan pembangunan pendidikansebagai prioritas penting dan menjadi pilar utamapenopang pembangunan lainnya.Pembangunan pendidikan tidak bisa terlepasdari adanya pergeseran secara global paradigmapembangunan di dunia. Paradigma pembangunanyang berorientasi pada produksi (productioncentered development) yang terjadi pada dekade60-an, beralih kepada paradigma pembangunanyang lebih menekankan distribusi hasil-hasilpembangunan (distribution growth development)pada dekade tahun 70-an. Selanjutnya padadekade tahun 80-an muncul paradigmapembangunan yang berorientasi pada pemenuhankebutuhan dasar (basic need development) yangberkembangmenjadipembangunanyangberparadigma pada manusia (human centereddevelopment) pada dekade tahun 1990-an.Sejak tahun 1960-an Bank Dunia menentukanempat kriteria untuk investasi pengembangansumber daya manusia, yakni (1) kebutuhan tenagakerja terampil dalam lapangan kejuruan danteknologi, (2) perluasan pendidikan dasar yangdipandang memiliki tingkat keuntungan/manfaat(rate of return) yang lebih tinggi sehubungndengan rendahnya biaya. (3) pengembangansektor pedesan sehingga memperlihatkan as sektor pedesaan. (4) keadilan danpemerataan yang menunjukkan pentingnyadistribusi kesempatan memperoleh pendidikandan bentuk-bentuk pengembangan SDM lainnya,baik secara geografis, sosial dan ekonomis.Pendidikan menjadi salah satu aspek dalamIndeksPembangunanManusia(HumanDevelopment Indeks) yang dikembangkan olehUnited Nations Development Program (UNDP).Dalam komposit IPM, aspek pendidikan diukurdengan menggunakan dua indikator yakni; angkamelek huruf (AMH) penduduk usia 15 tahunkeatas, dan Rata-rata lama sekolah (RLS). Melekhuruf diukur melalui kemampuan membaca danmenulis, sedangkan rata-rata lama sekolahdihitung dengan tiga variabel, yakni partipasisekolah, tingkat/kelas yang sedangpernah dijalani,dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.Metode PenelitianPenelitian ini dikategorikan sebagai penelitianbertipe deskriptif kualitatif yang ditekankan padaperumusan akselerasi pencapaian IPM BidangPendidikan Kota Semarang. Teknik analisis datayang digunakan dalam penyusunan StrategiAkselerasi Pencapaian IPM Bidang Pendidikanadalah: 1) Analisis Situasi dan Kondisi digunakanuntuk mengetahui deskripsi kondisi eksisting danprediksi IPM bidang pendidikan Kota Semarang

Strategi Akselerasi Pencapaian.secara umum. Selanjutnya, berdasarkan datadilakukan penentuan strategi. 2) Analisis Regulasidan Kebijakan digunakan untuk menginventarisasiregulasi terkait dengan IPM bidang pendidikanpada umumnya dan bidang standar pendidikanpada khususnya, baik tingkat Nasional maupunlokal, hingga penentuan item-item pokok yangdapat digunakan sebagai acuan IPM pendidikan diKota Semarang. Selanjutnya, setelah dikaitkandengan data kondisi umum dan IPM bidangpendidikan Kota Semarang, dapat elerasi Pencapaian IPM Bidang Pendidikan.Hasil rumuskan kebijakan tersebut akandigunakan sebagai salah satu masukan utamadalam Peningkatan IPM dalam mendukung RPJMDKota Semarang pada urusan pendidikan. 3)AnalisisStandardisasidigunakanuntukmemberikan batasan item-item pokok dariregulasi maupun definisi dan tolok ukur IPM yangdapat diterapkan sebagai acuan penelitian ini.Hasil Penelitian dan Pembahasan1. Kinerja Pendidikan dalam PeningkatanIndeks Pembangunan ManusiaFasilitas pendidikan di kota Semarang padatahun ajaran 2006/2007 baik sekolah negerimaupun swasta untuk jenjang pendidikan Dasar,SD/MI sebanyak 729 buah dan SMP/MTs sebanyak192 buah, selanjutnya jumlah SMU/SMK/MAsebanyak 168 buah.Sedangkan sarana dan prasarana pendidikan,jumlah gedung yang rusak SD/MI 47,77% RuangKelas (RK), SLTP/MTs 7,91 % RK danSMU/SMK/MA 5,58 % RK.Apabila diukur dari tingkat pendidikanpenduduk (diatas 5 tahun) maka dapat diketahuiterbesar adalah tamat SD/MI diikuti oleh TamatSLTP dan SLTA.Beberapa indikator yang dapat dijadikanukuran keberhasilan pendidikan adalah rata-ratalama sekolah, Angka melek huruf, APK, APM danangka drop out. Untuk mengetahui indekspendidikan disamping rata-rata lama sekolah,angka yang dapat memberikan kontribusi padaindeks pendidikan adalah Angka Melek Huruf(AMH). Indeks pendidikan secara umur ditelusuridari 2 indikator, yaitu rata-rata lama sekolah danangka melek huruf yang diamati dari penyebablangsung, penyebab tak langsung, dan penyebabmendasar.Penyebab langsung dinyatakan dengan AngkaPartisipasi Murni (APM) di tingkat SD, SMP, SMAdan SMK. Dari data, terlihat bahwa kondisi APMuntuk ketiga jenjang baik SD, SMP dan SMAturun. Hal ini tentu akan mempengaruhi secaralangsung Indeks pendidikan Kota Semarang.(Rasdi Ekosiswoyo, dkk)Sedangkan untuk angka drop out menunjukkanangka yang menggembirakan, dimana sudah tidakada lagi murid SD, SMP dan SMA yang drop out.Sehingga pemerataan pendidikan yang diharapkandapat tercapai.Tingkat pendidikan dapat mengambarkanmutu/kualitas sumber daya manusia. Semakinbesar proporsi pada jenjang pendidikan SLTAkeatas, maka menunjukkan bahwa tingkatpendidikan dasar yang telah dicapai semakintinggi. Berdasarkan data yang ada, pada tingkatpendidikan penduduk usia 5 tahun keatas,menunjukkan proporsi terbesar ada pada tamatSD dan diikuti SLTA dan SLTP. Namun untukpenduduk usia 5 tahun yang keatas yang belumsekolah masih cukup tinggi.Dilihat dari persentasi penduduk berusia 10 tahunkeatas yang dirinci menurut pendidikan tertinggiyang ditamatkan, penduduk yang dapatmenamatkanSMP/MTskeatasberjumlahsebanyak 67,27% dari seluruh penduduk usiatersebut. Hal ini menunjukkan bahwa programwajib belajar pendidikan dasar 9 tahun telahberhasil dilaksanakan sehingga mempunyaikualitas jenjang pendidikan yang lebih baik.Dari APBD Kota Semarang tahun 2007(tahun terakhir pada waktu penelitian), dapatdiketahui bahwa secara keseluruhan anggaranDinas Pendidikan pada tahun 2007 sebesar Rp.411.113.967.864,- , yang terdiri dari belanja tidaklangsung sebesar Rp.300.622.149.000,- danbelanja langsung sebesar Rp.110.491.818.864,-.Dari alokasi anggaran Belanja tersebut belanjalangsung yang akan digunakan untuk belanjaProgram/kegiatan. Anggaran pendidikan KotaSemarang sudah mencapai 19,51 persen.Perhitungan tersebut berasal dari APBD KotaSemarang dikurangi Belanja pegawai pada APBD,kemudian hasilnya sebagai dasar pembagi belanjalangsung pendidikan. Perhitungannya 0.000 66.214.000.000 0,1951 atau 19,51 persen.Dari besarnya anggaran pendidikan padatahun 2007 tersebut, yang dialokasikan untukpemberian beasiswa bagi keluarga tidak mampuSD/MI/SDLB sebanyak 82.618 siswa (Negeri Swasta) dan SMP/MTs/SMPLB sebanyak 24.043siswa (Negeri Swasta).Sedangkan besarnya anggaran san buta huruf lebih kurang hanyaRp.425.000.000,-.Melihat besarnya anggaran pendidikan KotaSemarang tentunya dapat mendukung realisasi3

Strategi Akselerasi Pencapaian.pencapaian IPM pendidikan Kota Semarang.Realisasi anggaran pendidikan baru terealisasi duatahun terakhir, sehingga diharapkan besarnyaanggaran untuk tahun-tahun berikut dapatmendongkrak nilai IPM pendidikan KotaSemarang.2. AnalisisPendidikanDalamPeningkatan Indeks PembangunanManusiaBerdasar Analisis kondisi dan situasi denganmelihat profil atau gambaran umum tentangpendidikan di Kota Semarang, maka dapatdilakukan analisis terhadap kekuatan, kelemahan,tantangan dan peluang pendidikan, yang manadiperlukan sebagai landasan dalam menentukanstrategi pembangunan pendidikan di KotaSemarang.A. KekuatanPendidikanDiKotaSemaranga. Fungsi Kota Semarang sebagai kotapendidikan yang menjadi tujuan utamamasyarakat kota Semarang dan sekitarnya.b. Potensi peserta didik, tenaga kependidikan,serta sarana dan prasarana.c. Anggaran pendidikan yang cukup tinggi.d. Tingginya minat dan partisipasi sebagianmasyarakatdalampenyelenggaraanpendidikan di semua tingkatan, dari TamanKanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi.e. Adanyakesadarankolektifaparaturkewilayahan dan dan masyarakat terhadappentingnya pendidikan bagi pembangunansumber daya manusia.f. Adanya peningkatan indikator makropendidikan (AMH dan RLS).g. Adanya Peraturan Daerah yang dapatmenjadi acuan penyelenggaraan pendidikan diKota Semarang.h. Adanya komitmen Pemerintah Daerah untukmewujudkan sekolah gratis dikdas.B. KelemahanPendidikanDiKotaSemarang.a. Masihbanyaknyatingkatkerusakaninfrastruktur pendidikan dasar khususnya SD,menyebabkan sulitnya distribusi dan proporsialokasi anggaran pendidikan yang berorientasipada pembangunan fisik dan non fisik.b. Keadaan geografis dan penyebaran pendudukyang tidak merata, kurang baiknyapenyebaran guru, serta tidak meratanyasarana dan prasarana pendidikan pada setiapkecamatan di Kota Semarang.c. Relevansi pendidikan dengan kebutuhanketenaga kerjaan masih rendah, sehinggalulusan pendidikan belum siap kerja (baru4(Rasdi Ekosiswoyo, dkk)siap latih), dan menimbulkan masalahpengangguran.d. Belum semua kecamatan yang memiliki PusatKegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), sebagaipusat penyelenggaraan dan pengembanganpendidikan non formal.C. TantanganPendidikanDiKotaSemarang.a. Banyaknya kaum urbanate yang tidakberpendidikan berpeluang menambah anjaldan anak terlantar.b. Semakin banyaknya masyarakat yang tidakmemiliki pekerjaan atau terkena PHK danmemiliki anak yang sedang bersekolah.c. Masyarakat yang terpaksa membayar tinggibiaya pendidikan, mengakibatkan munculnyasikap skeptis terhadap program pemerintahdankekurangpercayaanterhadapkemampuan pemerintah untuk menjaminbiaya pendidikan bagi warganya.d. Banyaknya sekolah negeri dan swasta yangmenerapkan biaya pendidikan tinggi, sehinggamemberikan kesan adanya komersialisasipendidikane. Adanya masyarakat usia produktif yangbelum melek huruf dan bersikap apatisterhadap upaya pemerintah dalam programkeaksaraan fungsional.f. Sikap masyarakat yang “Sekolah negeriminded” mempengaruhi upaya peningkatanangka partisipasi.g. Banyaknya warga daerah sekitar atauperbatasan Semarang yang tergolong miskin,yang menyekolahkan anak-anaknya ke KotaSemarang menjadi beban sekolah/PemerintahKota Semarang.h. Adanya sejumlah LSM yang peduli pendidikan,hanya melihat persoalan pendidikan secaraparsial, mengakibatkan berkembangnya isudan menjadikan iklim kurang kondusif bagipelaksanaan program pemerintah yang telahdisusun.D. Peluang Pendidikan Di Kota Semarang.a. Semakin tingginya perhatian stakeholderpendidikan di Kota Semarang, termasukadanya dukungan politis dari legislatifterhadap upaya pembangunan pendidikan.b. Mulai adanya perhatian dan kontribusi nyatadariberbagaiperusahaanterhadappendidikan, melalui pemberian berbagaibantuan ke sekolah, dalam bentuk bea siswa,perbaikan bangunan, sumbangan buku, danlain-lain.c. Kesadaran masyarakat yang tinggi terhadappartisipasi pendidikan bagi anak usia sekolah.

Strategi Akselerasi Pencapaian.d.Adanya kesepakatan bersama antara Legislatifdan Walikota untuk Akselerasi Wajar Dikdas9 Tahun.e. Perhatiandankontribusimasyarakatterhadap biaya pendidikan di sekolah sudahcukup tinggi.f. Pemerintah pusat dan Provinsi masihmemberikan bantuan biaya pendidikan yangcukup tinggi bagi pembangunan pendidikan diKota Semarang.g. Adanya kesepakatan untuk sharing danaantara pemerintah pusat, provinsi danpemerintah Kota Semarang untuk perbaikanbangunan sekolah jenjang pendidikan dasar.h. masyarakat semakin kritis dan sadar mutu,sehingga muncul lembaga pendidikan swastayang berkualitas sebagai mitra pemerintah.3. Indeks Pendidikan Kota SemarangA. KondisiIndeksPembangunanManusia Kota SemarangSeperti disampaikan oleh BPS (1997)bahwa indikator dari aspek kesehatan,pendidikan dan daya beli dapat menunjukkantingkat pembangunan manusia suatu wilayahmelalui pengukuran keadaan penduduk yangsehat dan berumur panjang, berpendidikandan berketerampilan serta mempunyaipendapatan yang memungkinkan untuk dapathidup layak.Oleh karena itu salah satu wujudkeberhasilan Pemerintah Kota Semarangdalam pembangunan dapat dicirikan daripencapaian Indeks Pembangunan Manusia(IPM) Kota Semarang. Perkembangan IPMKota Semarang selama kurun waktu empattahun (2003-2006), dapat dilihat dari tabelberikut :Tabel 1Realisasi Pencapaian IPM Kota Semarang Tahun2003-2006.KOMPONENIndeks PendidikanIndeks KesehatanIndeks Daya BeliMasyarakatIndeksPembangunanManusia 071,8087,5200669,717087,0972,874,975,375,6Sumber : Bakorlin I, Jateng Dalam Angka 2006 dan ReviewRPJMD Kota SemarangDari data diatas dapat diketahui bahwapencapaian IPM Kota Semarang selamaempat tahun terakhir naik turun. Salahsatunya dipengaruhi oleh indeks pendidikanyang merupakan salah satu kompositpendukung IPM tersebut.(Rasdi Ekosiswoyo, dkk)IPM pada dasarnya asikan melalui Angka HarapanHidup (AHH), perkembangan dan kemajuansosial yang ditunjukkan melalui Angka MelekHuruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah(RLS) serta kemampuan ekonomi pendudukyang diukur dengan Pengeluaran riil PerKapita atau Indeks Daya Beli (IDB). IPMmemberikan beberapa petunjuk untukmelihat hasil pembangunan suatu wilayah.Penggolongan daerah berdasarkan IPM ada 4kategori : Rendah ( IPM dibawah 50),menengah rendah ( IPM antara 51 – 65),menengah tinggi (IPM antara 66 – 70) dantinggi ( IPM diatas 70). (BPS, Bappenas,UNDP : 2004).Berdasarkantabel5.1.diatas,menunjukkan bahwa IPM Kota Semarangdalam kurun waktu tahun 2003 – 2006termasuk kategori tinggi. Selanjutnya sejaktahun 2003 – 2006 selalu mengalamikenaikan terus yaitu dari indek sebesar 72,8pada tahun 2003 naik menjadi sebesar 74,9pada tahu 2004 dan naik lagi menjadi sebesar75,3 pada tahun 2005, kemudian naik menjadi75,6 pada tahun 2006.B. PencapaianIndeksPendidikanKota SemarangDalam rangka menjawab permasalahanpenelitian, maka berikut akan diuraikanbagaimana Kinerja Peningkatan IPM bidangPendidikan Kota Semarang selama ini.Fenomena menunjukkan bahwa indekspendidikan Kota Semarang dari tahun 2003hingga tahun 2006 dapat diketahui bahwacenderung mengalami fluktuasi naik turun.Dari tahun 2003 sampai tahun 2004menurun, namun pada tahun 2005 mengalamikenaikan dibanding tahun 2004. Selanjutnyadari tahun 2005 ke

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu parameter kinerja pembangunan daerah. IPM merupakan nilai dari pengukuran Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, dan Indeks Daya Beli. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi umum capaian IPM bidang pendidikan serta mela

Related Documents:

Matematika, Bidang Fisika, Bidang Kimia, Bidang Informatika/Komputer, Bidang Biologi, Bidang Astronomi, Bidang Ekonomi, Bidang Kebumian, dan Bidang Geografi. HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Melakukan seleksi terhadap peserta didik yang lolos dari KSN-P; 2. Menyiapkan cal

REF: Hypertherm Operator Manual 809240 Revision 1 POWERMAX 65 MATERIAL THICKNESS MAXIMUM CUTTING SPEED 10 GA MS 224 IPM 1/4” MS 116 IPM 3/8” MS 62 IPM 1/2” MS 40 IPM 5/8” MS 26 IPM . REF: Hypertherm Operator Manual 806650 Revision 3 . 5 REV 19‐JUL‐2018 POWERMAX 85 MATERIAL THICKNESS MAXIMUM CUTTING SPEED 10 GA MS 336 IPM

YCM 2 MV106A MXP200i November 2006 AXES SPECIFICATIONS Travel Positioning Repeatability Rapid Rate / Cutting Feed X Axis 40.0” 0.00016” 0.00008” 945 ipm / 394 ipm Y Axis 23.6” 0.00016” 0.00008” 945 ipm / 394 ipm Z Axis 23.6” 0.00016” 0.00008” 590 ipm / 394 ipm GENERAL

STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) A. Strategi 1. Pengertian Strategi Kata strategi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani “strato” yang artinya pasukan dan “agenis” yang artinya pemimpin. Jadi strategi berarti hal yang berhubungan dengan pasukan perang (Ali Moertopo,1971:24). Strategi

13 BAB II STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA A. Strategi 1. Pengertian Strategi Secara bahasa strategi berasal dari kata strategic yang berarti menurut siasat atau rencana dan strategy yang berarti ilmu siasat.1 Menurut istilah strategi adalah rencana yang cermat mengenal kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.2 Strategi adalah bagaimana menggerakkan pasukan ke posisi paling

IPM Field School. The IPM Wheat Science Group and the IPM Corn/Soybean Working Group Annual meeting, which streamlines the before mentioned IPM educational programs, is scheduled for August 8 -9, 2016 in Bardstown, KY. Dr. Raul Villanueva, new Extension Entomologist, will be joining the field schools. Records on invasion, location and intensity of

IPM Coordinator Training Module 1: Introduction to IPM 3/8/2021 22 IPM Coordinator is Responsible for Implementing your Schools' IPM Policy Coordinate pest monitoring, management, and record-keeping. Approve pesticide applications (based on informed decisions). Document that all notification and record-keeping requirements are met.

Refer to API RP 500 and NFPA 70 for guidance. When loading liquids that can accumulate static charges, refer to the precautions described in the International Safety Guide for Oil Tankers and Terminals, Safety of Life at Sea, API MPMS Ch. 3, and API RP 2003. Care must be taken with all liquid-in-glass thermometers to prevent breakage, which will result in a safety hazard. If the liquid in the .