Pola Pencarian Informasi Seniman Di Ruang Alternatif Seni .

2y ago
38 Views
2 Downloads
501.09 KB
9 Pages
Last View : 18d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maxine Vice
Transcription

Vol.1/No.2, Desember 2013, hlm 117-125 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAANPola Pencarian Informasi Seniman di Ruang Alternatif Senis.14 BandungChyntia Kartika Sari, Pawit M.Yusup, Wina ErwinaGagas Media Group Publishedchyntiakartikasari@gmail.com Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiPola Pencarian Informasi Seniman di Ruang AlternatifSeni s.14 Bandung. Ruang lingkup penelitian ini adalahpencarian informasi yang dilakukan oleh seniman ruangalternatif seni s.14. metode yang digunakan adalah studikasus. Kajian model yang digunakan dalam penelitianini adalah pencarian informasi professional. Teknikpengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,wawancara, studi kepustakaan dan triangulasi.Informan penelitian ini yaitu seniman yang seringterlibat dengan ruang alternatif s.14 dan pengelolasebagai key informan. Hasil penelitian menunjukanbahwa Pola Pencarian Informasioleh seniman ruangalternatif seni s.14 dimulai dengan (1) perencanaan yangdidukung tugas serta peran dalam lingkungan sertapenyeleksian informasi berdasarkan kebutuhan danwaktu kegunaan informasi, (2) tahap prosedur dapatkan informasi serta mendukung visualisasikarya lalu (3) sumber literature melalui internet, diskusidengan ahli serta sumber tercetak. Terdapat upaya yangdilakukan untuk memperoleh sumber – sumber tersebut.Jika terdapat kekurangan informasi, maka senimanakan terus mencari ke sumber – sumber lain yangrelevan untuk memenuhi kebutuhan informasinya.Kata kunci : Informasi, Pola Pencarian Informasi,Seniman, Ruang Alternatif Seni, Komunitas, s.14bandungAbstract – This study aimed to determine the pattern ofThis study aimed to determine the pattern of informationsearch by artists of the alternative art space s.14. Thescope of this research was the search for information byartist of the alternative art space s.14. the method used iscase study. The study’s model used in this research was thesearch for professional information. Data collectiontechniques used were observation, interview, literaturestudy and triangulation. Informants for this research wereartists who were often involved with alternative art spaces.14 and the manager was the key informant. The resultsshowed that the pattern of information search by artist ofthe alternative art space s.14 started with (1) planningsupported by task and role in the environment as well asinformation selection based on the needs and time of theusefulness of information, (2) ease and speed forobtaining information and supporting visualization ofprevious art works, (3) literary sources on the Internet,printed sources and discussions with experts. Also effortswere made to acquire the sources. If there was a lack ofinformation, then the artist would continue to look forother relevant sources to meet their information needs.Keywords : information, information behaviour,information pattern, artist, alternative art space, s.14Bandung communityPendahuluanSeni merupakan bentuk metafisik diri yangdapat divisualisasikan yang selanjutnya menjadisalah satu aktualisasi diri dan luapan bentukkreativitas dari dalam diri manusia. Senimerupakan komoditas utama bagi seniman.Indonesia sendiri seni berkembang pesat denganadanya cabang seni yang tidak saja traditionalnamun berkembang dengan adanya seni modern.Salah satu kota di Indonesia yang berkembang danmelahirkan para seniman hebat yaitu Bandung.Bandung salah satu kota di Indonesia yangmayoritas masyarakatnya aktif dalam bidang seni.Tidak sedikit seniman yang dilahirkan olehBandung, sebut saja Harry Roesli, BarliSasmitawinata, Sunaryo, Srihadi Soedarsono,Popo Iskandar dan masih banyak lagi.Bahkan pemilihan gubernur Jawa Barat yangsedang dilakukan pada 2013 dari lima pasangcalon gubernur Jawa Barat tiga diantara pasangantersebut menggaet para pekerja seni. SepertiAhmad Heryawan dengan Dedy Mizwar, RiekeDiah Pitaloka bersama Teten Masduki dan DedeYusuf dengan Lex Laksamana. Dedy Mizwar,Rieke Diah dan Dede Yusuf dahulu merupakanartis yang tidak sedikit lalu lalang di media baikitu memainkan peran dengan apik ataupunmenjadi seorang producer dan director sebuahacara seni. Ini menunjukkan bahwa masyarakattelah menaruh kepercayaan lebih denganISSN: 2303-2677 / 2013 JKIP117

118JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAANmemberikan kesempatan kepada calon pemimpinJawa Barat yang merupakan seseorang berlatarbelakang seniman.Seni memiliki keragaman jenis ada seni rupa,seni musik, seni peran dan juga seni popular.Masyarakat dengan kacamata awam mungkinakan menyamaratakan semua jenis seni danmenyembutnya dengan seniman. Ini merupakankesalahan mendasar tentang seniman. Dalambahasa inggris art memiliki arti seni, seseorangyang bergerak dibidang seni rupa disebut artistnamun tokoh yang memilih seni popular sepertipenyanyi, perfilman disebut aktris. Sehingga artistdan aktris memiliki makna yang berbeda dalamseni.Namun tidak sedikit beberapa seniman yangberlatar belakang pendidikan formal seni sepertiAming yang mengambil studi mengenai designtextile ITB namun ia aktif di bidangentertaintment (seni popular). Indra Herlambangdan Pandji Pragiwaksono juga mengenyampendidikan formal mengenai seni namun aktifberlalu lalang di seni populer. Terakhir senimanbandung bernama Tisna Sanjaya yang aktif disalah satu program televisi swasta Bandungmembawakan acara tentang jawa barat lebihtepatnya budaya sunda, namun ia juga aktifdibidang seni rupa. Tidak sedikit juga yangmuncul sebagai kritikus seni, penulis dan kuratorsebut saja Jim Supangkat, Rizky A. Zaelani,Aminudin TH Siregar, Agung Wujatnika, Jenongdan Rifky Effendi.Salah satu instituti favorit di Bandung yaituInstitut Teknologi Bandung dengan programFSRD (Fakultas Seni Rupa Desain) belakanganini sangat dilirik menurut Radius (2010) dalamkompas mengatakan calon mahasiswa seIndonesia pada tahun 2010 yang mendaftarkandiri berjumlah 4000 orang namun daya tampungyang dapat diterima ITB hanya 125 orang.Sehingga menjadi sebuah kebanggaan jikalaubisa diterima disana. Sehingga menunjukkanbahwa profesi seniman (seni rupa) sedangmenjadi perhatian.Dalam dunia seni rupa pada tahun 2008 hingga2010 terjadi boom, banyaknya mahasiswa senirupa yang lebih tertarik menjadi seniman dibanding art management. Hal ini mendorongpara seniman untuk menvisualisasikan karyalebih banyak agar menunjukkan eksistensi.Namun tidak sedikit juga yang memilih konsendi art management. Visualisasi karya yang tidakSari, dkk.mudah dan manajerial seni yang butuh banyakreferensi mendukung seniman untuk mencariinformasi berdasarkan tugas dan peran ia dalamprofesi.Kebutuhan informasi dapat dikatakansebagai apa yang sedang dibutuhkan olehmanusia untuk menjawab pertanyaan yangberada di benaknya demi menunjang profesiataupun kegiatan utama manusia tersebut.Kebutuhan dari tiap orang tiap orang dipengaruhilatar belakang situasi, kognisi dan fisiologisberbeda. Para pegiat seni di Bandung yangdiantaranyaberlatarbelakangsebagaimahasiswa, dosen, kurator memiliki kebutuhandan cara mencari informasi yang berbeda. Di erainformasi seperti saat ini, mencari informasisudah tidak sulit lagi. Perkembangan teknologidikuti perbaikan pelayanan pusat informasimemudahkan tiap orang dalam mendapatkaninformasi.Pusat informasi seniman yang formaldibandung berada di wilayah pendidikan sepertiFSRD ITB, STSI (Sekolah Tinggi SeniIndonesia), Fakultas Seni UPI adapula FSRDUniversitas Maranatha. Selain pusat informasiyang formal di Bandung, pusat seni informal jugaberkembang berupa Galeri dan ruang senialternatif. Menurut Iskandar (2000) RuangAlternatif merupakan salah satu tempat senimanuntuk menunjukkan eksistensi melalui karyaataupun menjadi ruang diskusi bagi senimandalam bertukar dan share informasi.Berbeda dengan Galeri yang telah memilikitim tersendiri dalam mengaudisi senimandengan standarisasi dari tiap galeri. Menjadisalah satu hambatan bagi seniman untukmemamerkan karya mereka. Berangkat darikekecewaan itulah pada tahun 2008 dua alumnimahasiswa FSRD ITB yang sekarang menjadisuami istri bernama Herra Pahlasari danAminudin TH Siregar mendirikan ruangalternatif seni bagi para seniman muda yangdiberi nama s14. Bermula dari ruang tamu yangdisulap menjadi ruang pamer dan terusberkembang menjadi lantai satu rumah pribadimereka yang bertempat di jalan Sosiologi No.14Komplek Perumahan UNPAD mereka jadikanruang alternatif dan perpustakaan, denganharapansenimanmudayang kurangmendapatkan wadah dapat berkumpul dan bisaberbagi informasi satu sama lain.

Vol.1/No.2, Desember 2013, hlm 117-125 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAANDi Bandung sendiri ruang alternatif yangmemiliki perpustakaan seperti s14 ada SelasarSunaryo Art Space yang didirikan oleh Sunaryoberada di dago pakar, namun program yangdimiliki selasar sunaryo art space hanya aktifuntuk kalangan seni tersendiri berbeda dengans14 yang menjadikan ruang alternatif menjadiruang temu tidak hanya seniman denganseniman saja tapi juga seniman denganmasyarakat sekitar. Hal ini sejalan dengantagline s14 yaitu art, life, share.Perpustakaan s14 yang telah berdiri sejak2011 memiliki member hingga sampai Januari2013 jumlah member yang bergabung diPerpustakaan s.14 saat ini sudah mencapai 89orang, yang berasal dari rekan sejawat dari mbaHerra Pahlasari ataupun mahasiswa bangAminudin yang berprofesi sebagai dosen diFSRD ITB. Namun yang sangat disayangkan dari89 orang member hanya 15 orang member yangaktif meminjam dan mencari informasi di s.14,jikadipersentasikanhanya20% yangmemanfaatkan s14 dengan baik. Hal ini sangatdisayangkan karena s14 cukup memberikansarana dengan pusat informasi tambahan berupaperpustakaan dan prasarana dengan programberkala 3 kali dalam setahun. Penulis melihatadanyakejanggalanyangmendorongdilakukannya penelitian mengenai hal terkaitdiatas. Apabila berpacu pada era informasiseperti saat ini, dimana informasi menjadi asupanutama dalam mendukung keseharian seseorangtermasuk juga seniman. Hal inilah yangmendorong penulis untuk mencari tahu sepertiapa pencarian informasi yang dilakukan senimandi s.14 untuk menunjang kebutuhan kreativitasdan visualisasi karya bagi mereka.Kajian PustakaSeniman merupakan salah satu profesiyang menjadikan seni sebagai hal utama dalamkehidupannya. Menurut Supangkat (2013)“Seniman adalah seseorang yang menuangkankreatifitas di dalam pikirannya dalam bentukvisualisasi karya.” Berkaitan dengan senimanIskandar (2000) mengutarakan terlebih dahuludefinisi dari seni, seni merupakan alatpengutaraan konkrit dari suara batin sipenciptanya,dalamkesadaranhidupberkelompok. Dari pemaparan konsep senimenurut Iskandar (2000), seniman berartiseseorang yang mampu mengutarakan kesadaranhidup berkelompok secara konkrit dalam bentuksebuah karya.Data yang diperoleh melalui wawancaralangsung dengan seniman sekaligus kurator senirupa Indonesia yaitu Jim Supangkat mengacupada kata “art” dalam bahasa inggris yang artinyaadalah seni, memiliki dua bagian pekerja seniyaitu “artist” seseorang yang menvisualisasikankarya dalam bentuk seni rupa dan “the art”seseorang yang menvisualisasikan karya dalambentuk seni musik dan seni rupa. Sehinggamenjadi dua pengucapan hal yang berbeda darisatu profesi yang memiliki line yang sama yaituseni. Perlu dipahami sebelumnya dalampandangan barat seniman mengacu kepadaseseorang yang menghasilkan karya dalam bentukseni rupa. Sehingga beberapa orang yang berkaryadi bidang seni musik ataupun seni peran tidakdapat disebut sebagai artist atau seniman karenamemiliki sebutan yang berbeda. Namunmasyarakat Indonesia saat ini terjebak dalampandangan bahwa semua yang berkarya dalambidang seni disebut seniman.Latar belakang seniman yang memiliki profesidosen ataupun mahasiswa yang tentunya memilikikebiasaan dalam pencarian informasi yangberbeda. Tujuan mereka dalam mencari informasijuga berbeda sehingga menjadi hal yang lumrahapabila penulis mengambil kesimpulan bahwameskipun memiliki ketertarikan yang sama motifsetiap orang dalam mencari informasi memilikiperbedaan satu sama lain. Seperti juga yangdikemukakan oleh Yusup “setiap orang dengansegala keunikkan dan perbedaannya memilikijenis kebutuhan yang dapat sama atau berbeda,juga dalam hal kebutuhan akan informasi.”(Yusup 2010, 5)Ruang alternatif seni merupakan ruangtemu bagi para seniman untuk saling bertukarinformasi dan berbagi pengalaman. Maka halyang tepat apabila ruang alternatif juga memilikiperpustakaan ataupun menjadi pusat informasibagi seniman, karena dengan begitu senimanakan lebih mudah mencari informasi dan akanlebih memperkaya pikirannya dengan informasiyang akan menunjang visualisasi karya seniman.Ciri khas yang perlu diketahui mengenaiperpustakaan khusus menurut Yusup (2010) ialahinformasinya khusus dan terbatas, mendalam danmutakhir. Terbatas dalam artian jenis subyek yangdimiliki perpustakaan khusus memiliki jumlahtidak seluas perpustakaan umum karena memangISSN: 2303-2677 / 2013 JKIP119

120JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAANjenis subyek yang dimiliki mengikuti jenisinstansi yang menaungi perpustakaan khusustersebut. Begitu pula dengan jenis subyek yangterbatas dalam perpustakaan ruang alternatif,subyek yang muncul lebih kurang mengenai seniataupun hal terkait seperti kebudayaan ataupunsastra. Karena jenis subyek yang terbatasmelatarbelakangi informasi yang disediakanperpustakaan ruang alternatif seni menjadi lebihmendalam.Informasiyangditawarkanperpustakaan ruang alternatif seni yang tergolongperpustakaan khusus juga lebih mutakhir karenaharus mendukung kemajuan instansi dan pegawaidalam memenuhi kebutuhan informasi demimemajukan instansi terkait.Mengenai perilaku pencarian informasiyang lebih sering dikenal dengan informationseeking behavior menurut Wilson ia memberikandefinisi mengenai perilaku pencarian informasiyang bertujuan untuk mencari informasi yangdibutuhkan.Definisiperilakupencarianinformasi juga dikemukakan Yusup (2010)sebagai suatu kegiatan atau aktivitas dariindividu dalam mencari informasi yangdibutuhkan atau diinginkan dengan suatu tujuantertentu.Dalam mencari informasi individu akanmelakukan interaksi dengan menggunakan mediatekstual seperti buku, majalah, jurnal ilmiah,koran atau perpustakaan dan juga melalui mediayang berbasis komputer seperti internet.Pencarian informasi dari tiap orangmemiliki kebiasaan yang berbeda, bahkan lebihlanjut Leckie (2005) menjelaskan lebih rincimengenai pencarian informasi professional. Iamenjelaskan mengenai pencarian informasi daritiap orang yang memiliki profesi dipengaruhibeberapa hal yang dibagi menjadi beberapabagian, dan model pencarian informasiprofessional Leckie digambarkan melaluiilustrasi gambar dibawah ini:Sari, dkk.Bagan 1. Model PencarianInformasiProfesional LeckieSumber : (Fisher 2005, 160)METODEMetode dalam penelitian ini adalahkualitatif dengan pendekatan studi kasus. studikasus digunakan utuk menguji dan ataumemperhalus suatu teori (Yin, 1996). Penulismemilih studi kasus sebagai metode dalampenelitian dipengaruhi oleh beberapa hal, salahsatunya subyek yang diangkat dalam penelitian inimemiliki keunikan sebagai kelompok profesi yangdinilai nyentrik, berani tampil beda dan kreatifbagi para khalayak umum. Penulis akan langsungberhubungan dengan seniman dilapangan karenaseperti pendapat dari Yin (2002) kekuatan daripenelitian studi kasus adalah kemampuannyauntuk berhubungan langsung dengan berbagaijenis bukti dokumen, peralatan, wawancara danobservasi. Metode ini dipilih karena denganmetode studi kasus peneliti dapat melakukanpendekatan langsung dengan informan.Dalam penelitian ini sumber data terdiriberdasarkan sumber data primer dan sekunder.Sumber data primer adalah hasil dari wawancaradan observasi dari para informan yang terlibatsecara langsung maupun tidak langsung. Parainforman tersebut diantaranya:1. Pemilik dan Penanggung Jawab s142. Pustakawan Perpustakaan s143. Seniman di s14Sedangkan sumber data sekunder berasaldari literature tercetak ataupun digital dariberbagai media dan pengumpulan dokumentasi

Vol.1/No.2, Desember 2013, hlm 117-125 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAANyang berkaitan dengan permasalahan dalampenelitian. Untuk teknik pengumpulan datamelalui observasi, wawancara dan studi pustaka.Analisis data kualitatif adalah upaya yangdilakukan dengan bekerja dengan data,mengorganisasikan data, menyaring data satuanagar dapat dihubungkan dalam penelitian,mengsintesiskannya, mencari dan menemukanpola, menemukan apa yang penting dan apa yangdipelajari, dan memutuskan apa yang dapatdiceritakan (Yin 1996).Untuk menganalisis nya maka penulismenggunakan tahapan reduksi data, penyajiandata dan verifikasi yang hasilnya dapatdikumpulkan menjadi sebuah kesimpulan. Tahapakhir dalam pemeriksaan keabsahan data melaluitriangulasi penyidik.Hasil PenelitianSesuai dengan judul dari penelitian ini yaituPola Pencarian Informas Seniman di RuangAlternatif Seni s.14, maka output nya adalah hasilpenelitian membentuk sebuah pola yang di sebutPola Pencarian Informasiseniman. Sebelum itupenulis terlebih dahulu akan menjabarkanpembahasan dari hasil penelitian.Berbagai profesi memiliki tugas dan perantersendiri tiap orangnya. Termasuk juga senimanyang menjadi bagian dari salah satu profesifavorite di Indonesia terutama Bandung. Hal initerlihat dari jumlah lulusan SMA (SekolahMenengah Atas) yang melanjutkan pendidikan ketingkat selanjutnya dengan prodi seni rupa dandesign di beberapa perguruan tinggi di Bandungterus mengingkat. Menurut data statistikperbandingan daya tampung dengan jumlahpeminat berbanding terbalik. Pada tahun 2010yang mendaftarkan diri berjumlah 4000 orangnamun daya tampung yang dapat diterima ITBhanya 125 orang.Dengan harapan memberikan gambaranideal mengenai pencarian informasi seniman,penulis melibatkan beberapa pakar yang aktif dibidang seniman dan kesenimanan. Denganmerekonstruksi apa saja yang terjadi di lapanganmengenai pencarian informasi seniman di ruangalternatif seni s.14, para tokoh yang menjadibagian dari triangulasi data dalam penelitian iniakan memberikan pendapat. Penulis akanmembahasnya dalam beberapa point yang terkaitdengan penelitian, berikut tiga point utama dalampenelitian ini:a. Perencanaan, merupakan bagian dari prosespencarian informasi yang dimana dalampenelitian ini seniman mencari informasisesuai dengan tugas dan peran dalam pekerjaannamun terhambat dengan beberapa sumberyang memilih satu media sebagai alat mencariinformasi yaitu internet.1. Tugas dan Peran dalam PekerjaanBerdasarkan pemaparan informan yangdimana mereka adalah seniman, senimantelah menyadari peran dalam lingkungandan pekerjaan serta pemenuhan tugassebagai salah satu kewajiban. Peran sertatugas dalam pekerjaan yang diidentifikasidari seniman diatas menghasilkan bahwatiap individu yang tergabung di ruangalternatif s.14 memiliki peran serta tugassebagai berikut lisasikan karyaMenambahwawasanmengenai ilmu terkaituntuk mengajarPromosi dalam pemasarankarya yang akan dijualMembuatartikeldanliputanmenurutpengamatan freelancerTabel 1. Identifikasi Peran dan Tugas Senimans.142. Penyeleksian InformasiDalam point ini penulis atan langsung di lapangan bahwaseorang seniman yang akan mencariinformasi mulai mengidentifikasi topikyang akan dicari sehingga ketidakpastiandiawal mulai menciptakan rasa optimismedan kesiapan dalam memulai informasi.Seniman di ruang alternatif s.14 telahmampu mengerucutkan informasi yangakan dicari berdasarkan tingkat kebutuhanserta waktu dari kegunaan informasitersebut.ISSN: 2303-2677 / 2013 JKIP121

122JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAANb. Prosedur, merupakan standar pemilihaninformasi dari seniman mengenai pemilihaninformasi, media yang digunakan sebagai alatpencarian informasi hingga eksekusi yangdilakukan seniman dalam mencari i seniman s.14 masuk ke dalam tahapprosedur, dimana prosedur merupakan alurataupun step by step yang dilakukan senimandalam mencari informasi. Tahapan prosedurpenulis labeling dalam pencarian informasiseniman s.14 dilatarbelakangi ber

Seni s.14 Bandung. Ruang lingkup penelitian ini adalah pencarian informasi yang dilakukan oleh seniman ruang alternatif seni s.14. metode yang digunakan adalah studi . Seni memiliki keragaman jenis ada seni rupa, seni musik, seni peran dan juga seni popular. Masyarakat dengan kacamata awam mungkin akan

Related Documents:

a. Pola Pemberian Makan Berdasarkan data yang diambil di Posyandu Kunir Putih VIII Desa Giwangan Kota Yogyakarta melalui pengisian kuesioner oleh ibu balita, untuk pola pemberian makan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pola Pemberian Makan No. Pola Pemberian Makan Frekuensi Presentase 1.

Pola Komunikasi Organisasi di Kantor Camat Tamalate Kota Makassar (dibimbing oleh Ihyani Malik dan Syukri) Pola komunikasi organisasi merupakan hal penting dalam sistem pengendalian kepada pegawai/bawahan. Adanya pola komunikasi yang ditetapkan oleh pimpinan membuat komunikasi dalam organisasi berjalan berdasarkan pola-

organisasi. Pola komunikasi organisasi adalah suatu cara berkomunikasi yang berupa penyampaian atau pengiriman informasi dari pengirim kepada penerima dan dapat dipahami. Fakta yang terjadi dalam proses pola komunikasi organisasi di Kantor Camat Tallo Kota Makassar terdapat berbagai macam pola dan pendapat yang ada di dalam organisasi.

Faktor penyebab perceraian sangatlah beragam. Mulai dari perbedaan umur, . berbasis android pencarian jodoh berdasarkan kriteria yang umum di kalangan masyarakat. Beberapa kriteria dalam pencarian jodoh antara lain, bagi . pemilihan jodoh yang sudah ditentukan. AHP merupakan sebuah

Modul Praktikum Algoritma dan Struktur Data Interpolation Search Interpolation search merupakan salah satu metode pencarian yang dapat digunakan.Seperti pada binary search, data yang harus diurutkan terlebih dahulu, sebelum dapat dilakukan pencarian dengan metode ini. Pada metode pencarian ini, kita mencoba menebak letak data yang kita cari, dengan perhitungan

komunikasi. dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan informasi memberi dampak baik dampak positif maupun dampak negtif ini sesuai dengan penelitian yng dilakukan oleh (setyoningsih, 2015). Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga sangat membantu pada dunia pendidikan, terutama memudahkan dalam pencarian data .

1. Konsep Dasar Sistem Informasi 6-7 2. Komponen Sistem Informasi 7-9 3. Elemen Sistem Informasi 9-11 4. Klasifikasi Sistem Informasi 11-13 5. Pengelola Sistem Informasi 13-14 6. Pengembangan Sistem Informasi 14-15 7.

criminal justice systems in terms of homicide cases solved by the police, persons arrested for and per-sons convicted of homicide. Bringing the perpetrators of homicide to justice and preventing impunity for those responsible for lethal violence is a core responsibility of the State. Indeed, there is international recognition1 that the State is required to provide judicial protection with .