HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA

2y ago
43 Views
5 Downloads
1.83 MB
16 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 26d ago
Upload by : Kaydence Vann
Transcription

HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADAPEKERJA BAGIAN DAILY CHECK DI PT.KERETA APIDAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA DIPOKERETA SOLO BALAPANDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata Ipada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu KesehatanOleh:CICIN FAJAR PRATIWIJ 410 120 002PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2016

ii

HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADAPEKERJA BAGIAN DAILY CHECK DI PT.KERETA API DAERAHOPERASI VI YOGYAKARTA DIPO KERETA SOLO BALAPANAbstrakKerja shift pada pekerja di PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPOKereta Solo Balapan sering menimbulkan dampak yang berhubungan dengankelelahan subyektif yang apabila terjadi terus-menerus mengakibatkan kelelahankronis. Penelitian dilakukan untuk mengurangi tingkat kelelahan yang disebabkanoleh shift kerja. Metode penelitian berupa observasional analitik dengan metodependekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerjadi bagian daily check sebanyak 72 responden. Pengambilan sampel denganExhaustive Sampling sebanyak 72 responden. Uji statistik dengan menggunakanchi-square. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p 0,000 yang menyatakanterdapat hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian dailycheck di PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta SoloBalapan. Saran untuk PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO KeretaSolo Balapan adalah memperluas rest area yang sudah ada sehingga pekerja dapattidur untuk mengurangi kelelahan dan untuk meningkatkan motivasi kerja bagipara pekerja.Kata kunci: shift kerja, kelelahan kerjaABSTRACTShift work in PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta SoloBalapan often impacts associated with fatigue Subjective case of continuous resultof chronic fatigue. The study was conducted to reduce the level of fatigue causedby shift work. The research method in the form of observational analytic withcross sectional method. The population in this study are all part of workers dailycheck as many as 72 respondents. Exhaustive Sampling Sampling with 72respondents. Statistical test by using chi-square. From the results, p 0.000 whichstates there is a relationship with the work shift work fatigue on the part ofworkers daily check in PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPOKereta Solo Balapan. Suggestions for PT.Kereta Api Daerah Operasi VIYogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan is expanding an existing rest area soworkers can sleep to reduce fatigue and to increase the motivation of workers.Key words: shift work, fatigue1

1. PENDAHULUANSetiap perusahaan pasti memiliki berbagai tujuan yang ingin dicapai.Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber dayayang ada dalam perusahaan. Meskipun terdapat berbagai sumber daya yangpenting dalam perusahaan, satu-satunya faktor yang menunjukkan keunggulankompetitif suatu perusahaan adalah sumber daya manusia dan bagaimanapengelolahannya (Mangkunegara, 2000).Penggunaan sumber daya secara optimal dalam rangka meningkatkanproduksi dituntut oleh dunia industri sejak beberapa tahun yang lalu. Hal inimemberikan konsekuensi terhadap perpanjangan jam kerja pekerja. Salahsatunya adalah dengan mempekerjakan pekerja melampaui waktu yang telahditetapkan dan atau memberlakukan shift kerja. Shift kerja berpengaruhterhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini berhubungan dengan iramasirkadian (cyrcadian rhythm) yang berkaitan dengan kecelakaan kerja(Setyawati, 2008).Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan olehmanusia adalah stress dan kelelahan (fatigue). Kelelahan kerja memberkontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja (Setyawati, 2007).Menurut Wicken dalam Setyawati dan Djati (2008), kelelahan bisa disebabkanoleh sebab fisik ataupun tekanan mental. Salah satu penyebab fatigue adalahgangguan tidur (sleep distruption) yang dapat dipengaruhi oleh kekuranganwaktu tidur dan gangguan pada cyrcardian rhythm akibat jet lag atau shiftwork. Menurut Sharpe dalam Setyawati dan Djati (2008), pekerja pada shiftmalam memiliki risiko 28% lebih tinggi mengalami cidera atau kecelakaan.Gangguan tidur dan kelelahan menjadi dua faktor yang paling pentingterjadinya human eror.Kelelahan merupakan masalah yang harus mendapat perhatian. Semuajenis pekerjaan baik formal dan informal menimbulkan kelelahan kerja.Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah kesalahan kerja.Penurunan kinerja berarti terjadi penurunan produktivitas kerja. Apabilatingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu yang disebabkan oleh2

faktor kelelahan fisik maupun psikis, maka akan berdampak terhadappenurunan produktivitas perusahaan (Silastuti, 2006).Kejadian kelelahan kerja di perusahaan juga terjadi pada pekerja di PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan.Adanya sistem kerja shift yang diterapkan bisa menjadi salah satu penyebabkelelahan tersebut. Hasil survey pendahuluan pada 12 pekerja diketahuisebanyak 58,3% di antaranya merasakan kelelahan pada shift malam karenapenerangan yang kurang, mengantuk, sukar berkonsentrasi dan berkurangnyagairah untuk bekerja. Sedangkan 25% karyawan merasakan kelelahan padashift pagi karena beban tugas yang lebih banyak, pelaksanaan pekerjaan padabagian daily check banyak dilakukan pada pagi hari serta kebisingan dari suaramesin dan terpaparnya sinar matahari langsung. Sebanyak 16,6% karyawanjuga merasakan kelelahan pada shift siang. Meskipun beban tugas tidak begitubanyak seperti shift pagi, tetapi pencahayaan mulai berkurang.Shift kerja dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalahkelelahan. Kelelahan bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain rotasishift kerja, faktor individu (kesehatan/penyakit, jenis kelamin, umur,pendidikan, beban kerja, masa kerja dan status gizi) dan faktor lingkunganfisik (kebisingan, penerangan, suhu dan tekanan panas, vibrasi dan ventilasi).Kelelahan kerja di PT. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPOKereta Solo Balapan antara lain kelelahan yang disebabkan faktor fisik sepertisuhu, penerangan, kebisingan dan cyrcardian rhythm (terutama pada pekerjashift malam, sedangkan kelelahan non fisik disebabkan oleh faktor psikososialbaik ditempat kerja maupun di rumah atau masyarakat sekeliling.Upaya untuk meminimalisir dampak negative dari shift kerja, pihakperusahaan melakukan perputaran shift setiap 1 minggu. Upaya ini diharapkandapat menurunkan tingkat kelelahan kerja pada pekerja di bagian daily check.Akan tetapi, upaya perusahaan ini belum optimal karena masih adanyapengaruh negatif dari shift kerja. Meskipun perputaran jadwal dilakukan,tingkat kelelahan pada pekerja masih sangat tinggi. Oleh karena itu penelitimengadakan penelitian mengenai hubungan shift kerja pagi, shift kerja siang,3

shift kerja malam dengan tingkat kelelahan kerja pada tenaga kerja bagiandaily check di PT. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO SoloBalapan.2. METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian observasional analitik denganpendekatan cross sectional. Pengumpulan data variabel bebas (shift kerja) ersama-sama(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan tenagakerja bagian daily check yang berjumlah 72 pekerja di PT. Kereta Api DaerahOperasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan. Jumlah sampelkeseluruhan pada penelitian ini adalah 72 pekerja pada bagian daily checkyang terbagi menjadi 3 shift yaitu 24 tenaga kerja shift pagi, 24 tenga kerjashift sore dan 24 tenaga kerja shift malam. Teknik sampling yang digunakandalam penelitian ini adalah Exhaustive Sampling dengan memilih sampel yangdipilih seluruh tenaga kerja shift pagi, siang, dan malam pada hari yang sama.Uji statistik korelasi menggunakan uji chi-square. Penambilan data dilakukanpada bulan November 2016 yang dilakukan di PT. Kereta Api Daerah OperasiVI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan.3. HASIL3.1.Gambaran Umum PT. Kereta Api Daerah Operasi VI YogyakartaDIPO Kereta Solo BalapanDaerah Operasi VI Yogyakarta atau DAOP VI YK adalah salah satudaerah operasi perkeretapian terluas di Indonesia, dibawah lingkungan PT.Kereta Api Indonesaia (Persero) yang berada dibawah direksi PT. KeretaApi Indonesia dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP)yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT. KeretaApi Indonesi. Daerah Operasi VI Yogyakarta memiliki beberapa stasiunbesar, diantaranya adalah stasiun Tugu, Lempuyangan, Klaten, SoloBalapan, Purwosari dan Jebres.4

Daerah Operasi VI Yogyakarta atau DAOP VI YK memiliki bengkeldan pusat perawatan, lebih dikenal dengan sebutan Balai Yasa Pengok(berdasarkan kampung tempat balai yasa itu berada), balai yasa inimenjadi balai yasa terbesar di Indonesia. Balai yasa ini khusus digunakanuntuk perbaikan,pengecekan dan perawatan lokomotif diesel elektrikmaupun hidraulik. Seluruh lokomotif KAI mengalami perawatan danpemeliharaan akhir maupun semi perawatan. Balai yasa Yogyakarta sudahmendapatkan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dan bakal bekerjasama dengan General Elektrik dalam proses perakitan dan pembuatanlokomotif diesel di Asia Tenggara.3.2.Hasil Analisis Data3.2.1 Analisis Univariat3.2.1.1 Frekuensi Karakteristik RespondenTabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik RespondenTingkat Kelelahan KerjaVariabelRendahSedangTinggiTotalN(%)N(%)N 0 7 tahun1728,32338,32033,3601008-14 tahun00116,7583,3610015-21 tahun000061006100Usia Responden(Tahun)Status GiziNormalMasa Kerja5

Mayoritas usia responden termasuk dalam kelompok usia 26-35 tahun danpaling banyak mengalami tingkat kelelahan dibagi menjadi tingkat kelelahantinggi yaitu sebanyak 15 pekerja (45,5%), tingkat kelelahan sedang yaitusebanyak 15 pekerja (45,5%), dan yang mengalami tingkat kelelahan rendahsebanyak 3 pekerja (9,1%) pada kelompok usia 17-25 tahun yang mengalamitingkat kelelahan tinggi sebanyak 3 pekerja (11,2%), tingkat kelelahan sedangyaitu sebanyak 9 pekerja (34,6%), dan yang mengalami tingkat kelelahanrendah sebanyak 14 pekerja (53,8%) pada kelompok usia 36-45 tahun hanyamengalami tingkat kelelahan tinggi yaitu sebanyak 13 pekerja (100%).Mayoritas pekerja shift pagi, siang dan malam menunjukkan indeks masatubuh yang normal sebanyak 72 pekerja (100,0%) dan pada tingkat kelelahanrendah sebanyak 17 pekerja (23,6%), kelelahan sedang sebanyak 24 pekerja(33,3%) sedangkan pada tingkat kelelahan tinggi sebanyak 31 pekerja(43,1%).Masa kerja responden paling banyak 7 tahun sebanyak 60 pekerja(100%) dan yang mempunyai tingkat kelelahan rendah sebanyak 17 pekerja(28,3%), kelelahan sedang sebanyak 23 pekerja (38,3%) dan tingkat kelelahantinggi sebanyak 20 pekerja (33,3%) dengan masa kerja 7 tahun. Pada masakerja responden 8-14 tahun yang mengalami tingkat kelelahan tinggi sebanyak5 pekerja (83,3%) dan yang mengalami tingkat kelelahan sedang sebanyak 1pekerja (16,7) sedangkan pada masa kerja responden 15-21 tahun hanyamengalami tingkat kelelahan tinggi sebanyak 6 pekerja (100%).6

3.2.1.2 Kelelahan KerjaTabel 2. Hasil Pengukuran Kategori Kelelahan KerjaFrekuensiPersentase(n 7Kelelahan KerjaShift PagiShift SiangShift MalamHasil penelitian menunjukkan paling banyak pekerja di PT. Kereta ApiDaerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan mengalami tingkatkelelahan tinggi baik pada saat shift pagi, siang ataupun malam hari, dimanapada shift pagi sebanyak 6 pekerja (25%), pada waktu shift siang sebanyak 9pekerja (37,5%) dan pada waktu shift malam sebanyak 16 pekerja (66,7%).7

3.2.2 Analisis Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan KerjaTabel 3. Analisis Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan KerjaKelelahan KerjaVariabelRendahSedangTinggiN(%)N(%)n(%)N%P valueShift KerjaShift Pagi125062562524100Shift Siang28,31354,2937,524100Shift Malam312,5520,81666,7241000,000Analisis hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja dengan uji chisquare menunjukan p-value sebesar 0,000 (p 0,05) sehingga h0 ditolak, yangberarti ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerjabagian daily check di PT. Kereta Api Daerah Operasi VIYogyakarta DIPOKereta Solo Balapan. Jumlah responden pada shift pagi yang mengalamikelelahan tinggi sebanyak 6 pekerja (25%)dan pada shift pagi yang mengalamitingkat kelelahan sedang ada 6 pekerja (25%) sedangkan yang mengalamitingkat kelelahan rendah sebanyak 12 pekerja (50%), pada shift siang yangmengalami kelelahan tinggi ada 9 pekerja (37,5%) dan pada shift siang yangmengalami kelelahan rendah ada 13 pekerja (54,2%) sedangkan yangmengalami tingkat kelelahan rendah sebanyak 2 pekerja (8,3%), pada shiftmalam yang mengalami kelelahan tinggi ada 16 pekerja (66,7%) dan yangmengalami kelelahan sedang pada shift malam ada 5 pekerja (20,8%)sedangkan yang mengalami tingkat kelelahan rendah sebanyak 3 pekerja(12,5%).8

4.PENUTUP4.1.KesimpulanDari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan di PT. KeretaApi Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Api Solo Balapan, makadapat disimpulkan sebagai berikut:1. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilaiP value 0,000 (p 0,05) yang berarti bahwa hasil uji sangat signifikan,sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara shift kerja dengankelelahan kerja pada bagian daily check di PT. Kereta Api DaerahOperasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Solo Balapan.2. Pekerja di bagian daily check mempunyai 3 shift yaitu shift pagi, shiftsiang, dan shift malam.3. Pekerja paling banyak mengalami tingkat kelelahan tinggi yang dibagimenjadi 6 pekerja (25%) pada pekerja shift pagi, 9 pekerja (37,5%)pada pekerja shift siang dan 16 pekerja (66,7%) pada pekerja shiftmalam.4.2.Saran1. Bagi PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta ApiSolo Balapan Dapat memperluas rest area yang sudah ada sehinggapekerja dapattidur untukmengurangikelelahan dan untukmeningkatkan motivasi kerja bagi para pekerja.2. Bagi pekerja PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DipoKereta Api Solo Balapan harus bisa memanfaatkan waktu istirahatsebaik mungkin digunakan untuk tidur sebagai langkah pengendalianuntuk mengurangi kelelahan sehingga dapat meningkatkan motivasiuntuk bekerja.DAFTAR PUSTAKADepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan Indonesia2009. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.9

-info/page/2/.Hasibuan, M. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.Jarpadi, I. 2002. Gangguan Tidur. Diakses pada tanggal 25 Oktober2016.http://library.uns.ac.id.Knauth, P. 1993. The Design of Shift System. Journal of Ergonomics. Vol.36.No.1–3. September-Oktober 1993:15–28.Kodrat, dkk. 2011. Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Pekerja PabrikKelapa Sawit di PT.X Labuhan Batu. Vol.12. No.2. Maret-September2011:110-117.Kuswadji, S. 1997. Pengaturan Tidur Pekerja Shift. Cermin Dunia Kedokteran.Vol.35. No.116. Maret-April 1997:48-52. Jakarta.Liana, K. 2012. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Perawat WanitaBagian Rawat Inap di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta. (SkripsiIlmiah). Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Mayasari, A. 2011. Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat Wanita. Vol.7. No.1.Oktober-Maret 2011:49-56. Semarang: UNNES.Nitisemito, W. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia.Normawati, W. 2009. Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Antara Shift 1 danshift 2 Di Depertemen Production Finishing PT. Panasonic GobelEnergy Indonesia (pecgi) Bekasi (Skripsi). Surakarta:Kesehatan KerjaFakultas Kedokteran UNS.Notoatmodjo, S. 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. RinekaCipta.Notoatmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Nurmianto, E. 2000. Industrial Ergonomics. Modul Ajar Dalam Bahasa InggrisFirst Edition. DUE Like Project-ITS. Surabaya.Nurmianto, E. 2003. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Pertama.Surabaya: Guna widya.10

Nurmianto, E. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Kedua.Surabaya: Guna Widya.Pusparini, dkk., 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK. Semarang: BPUNDIP.Ramadhani, dkk. 2003. Bungan Rampai Hiperkes & KK, Semarang: BPUNDIP.Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surabaya:Prestasi Pustaka.Setiarto, H. 2002. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kelelahan padapengemudi bus jurusan Grabag-borobudur. (Skripsi). Semarang:UNDIP.Setyawati dan Imam Djati. 2008. Faktor dan Penjadwalan Shift Kerja. Teknoin.Vol 13. No 2. Maret-April 2008:11-22.Setyawati, L. 2007. Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. JawaTengah:RSU Soeradji Klaten.Setyawati, L. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: AmaraBooks.Setyawati, L. 2011. Buku Pedoman Pengukuran Waktu Reaksi dengan AlatPemeriksaan Waktu Reaksi (Reaction Timer) L77 Lakasidaya.Yogyakarta: Amara Books.Silastuti, A. 2006. Hubungan Antara Kelelahan dengan Produktivitas TenagaKerja di bagian Penjahit PT Bengawan Solo Garment Indonesia.Skripsi: Universitas Negeri Semarang.Simamora, O. 2004. Kampanye Aksi Kelelahan Mental dan Fisik. Jakarta: UIPress.Singleton, WT. 1972. Introduction To Ergonomic. Geneva:WHO.Stanton, WJ. 1999. Shift work Affects. Jakarta: Erlangga.Suma’mur, PK. 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.Jakarta:Haji Masagung.Suma’mur, PK. 1999. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV HajiMasagung.Suma’mur, PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: SagungSeto.11

Supariasa, DN. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku nKesehatanKerjadanProduktivitas. Ed 1, Cet 1. Surakarta. Uniba Press.Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press.Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri (Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi danAplikasi di Tempat Kerja). Surakarta: Harapan Press.Vilia, A. 2010. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja pada PerawatInstalasi Rawat Inap RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.(Skripsi Ilmiah). Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.Walgito, B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.12

1 HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BAGIAN DAILY CHECK DI PT.KERETA API DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA DIPO KERETA SOLO BALAPAN Abstrak Kerja shift pada pekerja di PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan sering me

Related Documents:

Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan kerja. Kelelahan dapat menurunkan kinerja. Kelelahan kerja bahkan memberikan kontribusi sampai 60% terhadap beberapa kejadian kecelakaan kerja ditempat kerja. Stress kerja perawat merupakan salah s

mengetahui hubungan antara iklim kerja dengan kelelahan kerja. Hasil tersaji dalam Tabel 6 : Tabel 6. Hubungan Iklim Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Kerja ISBB Rendah Sedang Tinggi Total P Value n % n % n % n % Di bawah NAB 8 100 10 25,6 - -

hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja (p value 0,038). Kesimpulan: ada hubungan masa kerja, tekanan panas, penggunaan pakaian saat bekerja dan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja home industry tahu di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang. Kata kunci:

kerja tinggi, dan 4 orang pegawai termasuk dalam kategori beban kerja sedang. Kata kunci: beban kerja, IFRC, kelelahan kerja, NASA-TLX, SSRT 1. Pendahuluan Beban kerja adalah salah satu permasalahan yang dihadapi pada setiap pegawai. Beban kerja dapat dibagi kedalam beban secara fisik maupun mental. Rizqiansyah (2017), menganalisis beban kerja .

kelelahan kerja diperoleh p value 0,001 (p 0,01) berarti ada pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja secara sangat signifikan. Dan hasil coefisien contingensy sebesar 0,566 berarti intensitas kebisingan menyebabkan kelelahan kerja sebesar 56,6 % dan sisanya dipengaruhi faktor lain. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat .

mental terhadap kelelahan kerja dan ada pengaruh tidak langsung beban kerja mental terhadap kelelahan melalui stres kerja. Jumlah Pustaka 40 Saran pada penelitian ini yaitu pemberian beban kerja dan waktu istirahat yang cukup perlu menjadi perhatian penting bagi Kepala Satuan Polisi Pamong

A. Beban Kerja Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya di tunjukkan oleh Suma’mur dalam Tarwaka (2010). Beban kerja dalam penelitian ini di ukur dengan denyut nadi. Dimana pengukurannya di hitung dengan satuan denyut permenit (denyut/menit) pada arteria radialis

IELTS Academic Writing Task 2 Activity – teacher’s notes Description An activity to introduce Academic Writing task 2, involving task analysis, idea generation, essay planning and language activation. Students are then asked to write an essay and to analyse two sample scripts. Time required: 130 minutes (90–100 minutes for procedure 1-12. Follow up text analysis another 30–40 mins .