Korelasi Nilai CBR Lapangan Dan CBR Laboratorium Untuk .

3y ago
22 Views
2 Downloads
179.79 KB
8 Pages
Last View : 3m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Luis Waller
Transcription

JRSDD, Edisi Desember 2018, Vol. 6, No. 4, Hal:377 – 384 (ISSN:2303-0011)Korelasi Nilai CBR Lapangan Dan CBR Laboratorium Untuk LapisanSubgrade Pada Jalan Padang Tambak Liwa – Batas Kota LiwaRoy Pramana Yusuf1)M. Jafri2)Yohanes Martono Hadi3)AbstractLand is the basis of a pavement structure. Best part of the land to construct a road construction island that has a high density value. To determine the density of a soil, CBR testing is needed. CBRtesting itself is divided into 2, namely field CBR and laboratory CBR. Location taken was betweenPadang Tambak Liwa - Liwa City Limits. This research will be conducted to find out how muchinfluence the correlation of Field CBR values and Laboratory CBR on the road.In this study researchers will conduct Water Content Test, Filter Analysis, Atterberg Limits, PlasticLimit Test, Specific Gravity, Standard Soil Compaction, laboratory CBR Test, which uses disturbedsubgrade from Padang Tambak Liwa - Liwa City Limits and then obtained a graph of the CBRlaboratory test data results then compared with the existing field CBR graph.In the correlation of the value of the CBR field test and the laboratory CBR test there are samplesthat have an average deviation value below 5%. As for STA 227 500, STA 230 500, STA 233 000 there were different results of deviations from 26 samples, there were 3 samples that wereabove 5% deviation. This can be caused by uneven soil conditions, differences in precision oflaboratory equipment with the tools used in the field, different forms of penetration characters inCBR testing.Keywords: CBR, Subgrade, PavementAbstrakTanah merupakan dasar dari suatu struktur perkerasan jalan. Tanah yang terbaik untuk mendirikansuatu konstruksi jalan adalah tanah yang memiliki nilai kepadatan tinggi. Untuk mengetahuikepadatan suatu tanah perlu dilakukan pengujian CBR. Pengujian CBR sendiri dibagi menjadi 2,yaitu CBR lapangan dan CBR laboratorium. Lokasi yang diambil adalah antara Padang TambakLiwa – Batas Kota Liwa. Penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhkorelasi nilai CBR Lapangan dan CBR Laboratorium pada jalan tersebut.Pada penelitian ini peneliti akan melakukan Pengujian Kadar Air, Analisa Saringan, BatasAtterberg, Batas Plastis, Berat Jenis, Pemadatan Tanah Standar, Uji CBR laboratorium, yangmenggunakan tanah dasar terganggu yang berasal dari Padang Tambak Liwa – Batas Kota Liwadan kemudian didapatkan grafik dari data hasil pengujian CBR laboratorium kemudiandibandingkan dengan grafik CBR lapangan yang ada.Pada korelasi nilai uji CBR lapangan dan uji CBR laboratorium terdapat sampel yang memilikinilai rata-rata penyimpangan dibawah 5%. Adapun pada STA 227 500, STA 230 500, STA233 000 terjadi hasil yang berbeda penyimpangannya dari 26 sampel terdapat 3 sampel yangberada diatas 5 % penyimpangannya. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi tanah yang tidakseragam, perbedaan ketelitian alat laboratorium dengan alat yang digunakan di lapangan,perbedaan bentuk karakter penetrasi pada pengujian CBR.Kata kunci : CBR, Tanah dasar, Perkerasan jalan123)Mahasiswa pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung.surel:royfoo42@gmail.com)Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan. Prof. SumantriBrojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar lampung. 35145.)Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan Prof. SumantriBrojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar Lampung. 35145

Korelasi Nilai CBR Lapangan Dan CBRLaboratoriumUntukLapisanSubgradePada. asdarMartonoPurbaHelmiHadi1. PENDAHULUANTanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi perkerasan jalan. Tanah dasaryang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar yang berasal dari lokasiitu sendiri atau didekatnya, yang telah dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentusehingga mempunyai daya dukung yang baik serta berkemampuan mempertahankanperubahan volume selama masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisilingkungan dan jenis tanah setempat. Sifat masing-masing jenis tanah tergantung daritekstur, kepadatan, kadar air, kondisi lingkungan dan lain sebagainya.Tanah dasar (subgrade) merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagianperkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan maupun tebal dari lapisan konstruksiperkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar iniProyek perkerasan jalan antara Padang Tambak Liwa – Batas Kota Liwa sangat perluuntuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas yang semakin hari semakin padat. Prosespekerjaan konstruksi teknik sipil selalu didasari pada data-data penyelidikan lapangan,misalnya konstruksi jalan raya dimana dalam perencanaannya sangat bergantung padadata CBR (California Bearing Ratio) tanah. Metode CBR menkombinasikan percobaanpembebanan penetrasi di laboratorium atau di lapangan dengan rencana empiris untukmenentukan tebal lapisan perkerasan. Hal ini digunakan sebagai metode perencanaanperkerasan lentur (flexible pavement) suatu jalan. Tebal suatu bagian perkerasanditentukan oleh nilai CBR. Penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui seberapabesar pengaruh korelasi nilai CBR Lapangan dan CBR Laboratorium pada jalan PadangTambak Liwa – Bts. Kota Liwa.2. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Tanah2.1.1. Pengertian TanahAsal – usul tanah terjadi karena pelapukan batuan menjadi partikel-partikel yang lebihkecil akibat proses mekanis dan kimia. Pelapukan mekanis disebabkan oleh memuai danmenyusutnya batuan oleh perubahan panas dan dingin yang berkelanjutan sehinggamenyebabkan hancurnya batuan tersebut. Bila temperatur udara menjadi sangatdingin, air menjadi membeku disekitar batu dan akan menyebabkan volumenyaakan memuai yang menghasilkan tekanan yang cukup besar untuk memecahkanbatuan tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain itu air yang mengalirdisungai dapat menyebabkan gerusan pada batuan tersebut. Dalam mekanis tidakterjadi perubahan susunan kimiawi dari mineral batuan tersebut. Pada prosespelapukan kimia mineral batuan induk diubah menjadi mineral-mineral barumelalui reaksi kimia. Proses pelapukan mengubah batuan padat yang besarmenjadi batuan yang lebih kecil berukuran sekitar batu besar (boulder) sampaitanah yang sangat kecil sekali.Tanah merupakan akumulasi partikel mineral atau ikatan antar partikelnya, yangterbentuk karena pelapukan dari batuan (Craig,1991).2.1.2. Klasifikasi TanahKlasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-bedatapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok dan subkelompok berdasarkanpemakaiannya. Sistem klasifikasi tanah dimaksudkan untuk memberikan informasitentang karakteristik dan sifat-sifat fisik tanah serta mengelompokkannya sesuai dengan3784362

Roy Pramana Yusuf, M. Jafri, Yohanes Martono Hadiperilaku umum dari tanah tersebut. (Das, 1995).2.2. Pemadatan Tanah2.2.1. Definisi Pemadatan TanahProses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar partikel sehinggaterjadi reduksi volume udara. Tingkat pemadatan diukur dari berat volume keringyang dipadatkan. Bila air ditambahkan pada suatu tanah yang sedang dipadatkan,air tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah atau pelumas pada partikelpartikel tanah. Karena adanya air, partikel-partikel tersebut agar lebih mudahbergerak dan bergeseran satu sama lain dengan membentuk kedudukan yang lebihrapat/padat. Usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akannaik bila kadar air dalam tanah (pada saat dipadatkan) meningkat (Prihatono,2011).2.2.2. Dasar-dasar Teori Pemadatan Tanah2.2.2.1. Prinsip Pemadatan TanahPada awal proses pemadatan, berat volume tanah kering (γd) bertambah seiring denganditambahnya kadar air. Pada kadar air nol (w 0), berat volume tanah basah (γb) samadengan berat volume tanah kering (γd). Ketika kadar air berangsur-angsur ditambah(dengan usaha pemadatan yang sama), berat butiran tanah padat per volume satuan (γd)juga bertambah. Pada kadar air lebih besar dari kadar air tertentu, yaitu saat kadar airoptimum, kenaikan kadar air justru mengurangi berat volume keringnya. Hal ini karena,air mengisi rongga pori yang sebelumnya diisi oleh butiran padat. Kadar air padasaat berat volume kering mencapai maksimum (γdmak) disebut kadar air optimum(Hardiyatmo, 2002).2.2.2.2. Pengujian Pemadatan StandarUntuk mengevaluasi tanah agar memenuhi persyaratan pemadatan, maka umumnyadilakukan pengujian pemadatan. Proctor dalam Hardiyatmo (2002), telah mengamatibahwa ada hubungan yang pasti antara kadar air dan berat volume kering yang padat.Untuk berbagai jenis tanah pada umumnya salah satu nilai kadar air optimum tertentuuntuk mencapai berat volume kering maksimumnya (γdmak).Hubungan berat volume kering (γ d) dengan berat volume basah (γb) dan kadar air (w),dinyatakan dalam persamaan :γd γb1 w(1)2.3. California Bearing Ratio (CBR)CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi suatulapisan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatanpenetrasi yang sama.2.3.1. Kegunaan CBRNilai CBR akan digunakan untuk menentukan tebal lapisan perkerasan. Untukmenentukan tebal lapis perkerasan dari nilai CBR digunakan grafik-grafik yangdikembangkan untuk berbagai muatan roda kendaraan dengan intensitas lalu lintas.2.3.2. Jenis CBR2.3.2.1. CBR lapangan atau disebut juga CBR inplace atau field CBR.2.3.2.2. CBR titik atau disebut juga CBR laboratorium atau design CBR.379

Korelasi Nilai CBR Lapangan Dan CBRLaboratoriumUntukLapisanSubgradePada. asdarMartonoPurbaHelmiHadi2.3.3. Pengujian Kekuatan dengan CBRAlat percobaan untuk menentukan besarnya CBR berupa alat yang mempunyai pistondengan luas 3 inch. Piston digerakkan dengan kecepatan 0,05 inch/menit, vertikalkebawah. Proving Ring digunakan untuk mengukur beban yang dibutuhkan padapenetrasi tertentu yang diukur dengan arloji pengukur (dial).Berikut ini adalah tabel beban yang digunakan untuk melakukan penetrasi bahan standar :Tabel 1. Beban Penetrasi Beban StandarPenetrasiBeban Standar(inch)(lbs)0,130000,24500Penentuan nilai CBR yang biasa digunakan untuk menghitung kekuatan pondasi jalanadalah penetrasi 0,1” dan penetrasi 0,2”, yaitu dengan rumus sebagai berikut :CBR0,1” x / 3000 x 100% a %(2)CBR0,2” x / 4500 x 100% b %(3)Nilai CBR adalah nilai yang terbesar antara a dan b.Nilai CBR yang didapat adalah nilai yang terkecil diantara hasil perhitungan kedua nilaiCBR diatas.3. METODOLOGI PENELITIAN3.1. Bahan PenelitianAdapun bahan penelitian yang digunakan yaitu sampel tanah yang berupa tanah organikyang berasal dari daerah Padang Tambak Liwa–Batas Kota Liwa, Provinsi Lampung.3.2. Uraian UmumPengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara pengambilan langsung sampel tanahyang berasal dari Padang Tambak Liwa – Batas Kota Liwa. Tanah yang diambilmenggunakan undisturb sampel.Data tanah yang digunakan merupakan data sekunder dari hasil pengujian lapangan yangtelah dilakukan sebelumnya. Tujuan akhirnya adalah mendapatkan persamaan korelasiantara nilai CBR Lapangan dan CBR Laboratorium.3.3. Pelaksanaan PengujianPelaksanaan pengujian dilakukan di Padang Tambak Liwa – Batas Kota Liwa dan diLaboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung.Pengujian dilapangan menggunakan uji Dynamic Cone Penetrometer.Berikut pengujian fisik yang dilakukan pada tanah asli :3.3.1. Pengujian kadar airPengujian kadar air bertujuan untuk mengetahui kadar air tanah pada sampel tanah, yaituperbandingan antara berat air yang terkandung dalam butiran tanah dengan butiran tanahkering yang dinyatakan dalam persen.Adapun rumus yang digunakan :3804384

Roy Pramana Yusuf, M. Jafri, Yohanes Martono Hadiω Wwx 100 %Ws(4)3.3.2. Pengujian analisa saringanPengujian Analisa Saringan bertujuan untuk mengetahui persentase ukuran butiran tanahdan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringanNo. 200.3.3.3. Pengujian Batas AtterbergPada pengujian batas atterberg bertujuan untuk menentukan kadar air suatu jenis tanahpada batasan antara keadaan plastis dan keadaan cair, sesuai ketentuan yang ditentukanoleh atterberg.Pengujian dilakukan dengan dua tahap agar mengetahuinya. Pengujian yang dilakukanyaitu :3.3.3.1. Pengujian Batas Cair ( Liquid Limit Test).3.3.3.2. Pengujian Batas Plastis ( Plastic Limit Test ).3.3.4. Pengujian Berat JenisPengujian berat jenis bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah yang lolos saringanNo. 200 dengan menggunakan picnometer.Adapun rumus yang digunakan :Gs WsWw1 Ww2(5)3.3.5. Pengujian Pemadatan Tanah StandarPengujian pemadatan tanah standar bertujuan untuk menentukan kepadatan maksimumsuatu jenis tanah melalui cara tumbukan, yaitu mengetahui hubungan antara kadar air dankepadatan tanah.3.3.6. Uji CBR (California Bearing Ratio)Tujuannya adalah untuk menentukan nilai CBR dengan mengetahui kuat hambatancampuran tanah terhadap penetrasi kadar air optimum.Pengujian yang dilakukan Yaitu pengujian CBR laboratorium tanpa rendaman (unsoakeddesign CBR).Adapun rumus yang digunakan :γd γ 100 %1 w(6)3.4. Uji DCP (Dynamic Cone Penetrometer) di lapanganPengujian DCP bertujuan untuk mengetahui kuat hambatan tanah terhadap penetrasidilapangan secara dinamis, khusus untuk tanah permukaan atau tanah dasar (subgrade),sampai kedalaman maksimum. Cara pengujian berdasarkan ASTM D 6951.4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN4.1. Data Hasil Pengujian Sampel Tanah4.1.1. Uji Kadar AirPenelitian melalui pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa kadar air yangterkandung dalam tanah tersebut pada masing-masing sampel berbeda. Sampel diambilpada saat kondisi natural dan pada saat musim kering. Dan pada percobaan pemadatantanah standar didapat nilai wopt.Hasil pengujian kadar air dapat di lihat bahwa nilai kadar air terbe

dan kemudian didapatkan grafik dari data hasil pengujian CBR laboratorium kemudian dibandingkan dengan grafik CBR lapangan yang ada. Pada korelasi nilai uji CBR lapangan dan uji CBR laboratorium terdapat sampel yang memiliki nilai rata-rata penyimpangan dibawah 5%. Adapun pada STA 227 500, STA 230 500, STA

Related Documents:

Dari Perhitungan nilai DCP sampai penentuan grafik hubungan nilai DCP dengan CBR di dapat nilai CBR per STA-nya ialah sebagai berikut : 1. STA 0 000 CBR nya 13,50% 2. STA 0 300 CBR nya 12,00% 3. STA 0 600 CBR nya 10,00% 4. STA 1 000 CBR nya 10,10% CBR 0,114 11,40% Dengan data ini dapat diketahui CBR rencana 11,40 % dan dengan menggunakan .

Asumsi yang harus dipenuhi pada Analisis Faktor Oleh karena prinsip utama Analisis Faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi terkait dengan korelasi: 1. Besar KORELASI atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat, di atas 0,5. 2. Besar Korelasi Parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru .

MTs Madrasah Tsanawiyah N Nilai Keluaran Nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stakeholders Nilai Masukan Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai, dalam rangka mencapai keunggulan Nilai Proses Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan

predicate the precise CBR value based upon the data. I. Introduction ub grade quality is generally influenced by thickness of asphalt, in Highway plan. California Bearing Ratio (CBR) is the one of the technique to decide the sub level strength [ [1] [3]].CBR test is relentless and tedious Value of CBR is regularly required

CBR test is important method of evaluating the sub grade strength, among the various methods but quick estimation of CBR is most important for highway engineer so this study is focus on comparison of soaked and unsoaked CBR value. This Study is an attempt to understand the influence of soaking on CBR value subjected to different days of soaking .

2.9 Perhitungan. Lakukan perhitungan seperti pengujian CBR Laboratorium (SNI 03-1744-1989), lihat Lampiran 3. 2.10 Pelaporan. Laporkan harga CBR lapangan dalam bilangan bulat. Apabila diharuskan, laporkan harga kadar air dalam berat isi. 2.11 Catatan. Bilamana muka tanah di bawah keping beban tidak rata, usahakanlah dengan

pada sistem reservasi lapangan futsal di android yang bermanfaat dalam memudahkan pelanggan untuk melakukan pemesanan lapangan futsal dengan mudah dan cepat. Berdasarkan penelitian tersebut dihasilkan sebuah sistem yang bisa memproses pemesanan lapangan futsal, dan pengguna bisa melihat jadwal lapangan futsal dengan mudah.

Each 100 mL contains 900 mg of Sodium Chloride, USP (NaCl). The osmolarity is 308 mOsmol/L (calculated). It contains 154 mEq/L sodium and 154 mEq/L chloride. The MINI-BAG Plus Container is a standard diluent container with an integral drug vial adaptor. It allows for drug admixture after connection to a . single dose . powdered drug vial having a . 20 mm closure. A breakaway seal in the tube .