Master Plan Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong .

2y ago
95 Views
6 Downloads
4.65 MB
99 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaden Thurman
Transcription

Master Plan Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi JambiHal - i

PENULIS;DR. IR. ARDI NOVRA, MPPROF. DR. IR. ADRIANI, MSiKerjasama Disnakeswan dan LPPM Unja, 2015

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang atas berkah danrahmahNya telah memberikan kekuatan kepada Tim Penulis untukdapat menyelesaikan penyusunan buku dokumen perencanaanpembangunan peternakan dengan judul “MASTERPLANPENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG PROVINSI JAMBI” initepat pada waktunya. Penyusunan buku dokumen perencanaan pembangunankawasan peternakan ini dimaksudkan sebagai panduan dan pedoman bagi pihakterkait dalam pengembangan kawasan peternakan Sapi Potong di ProvinsiJambi.Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Gubernur Jambi cq Kepala DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi yang telah memberikepercayaan kepada kami untuk melaksanakan tugas ini. Ucapan terima kasihyang sama juga kami sampaikan kepada Rektor Universitas Jambi cq KetuaLembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unja.Selanjutnya ucapan terima kasih Tim Penulis sampaikan kepada semua pihakyang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan buku ini. Kepada seluruh stafDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi dan SKPD pada tingkatKabupaten/Kota yang membidangi pembangunan peternakan atas data daninformasi yang telah disampaikan. Tidak lupa, ucapan terima kasih kamisampaikan kepada staf LPPM Universitas Jambi yang telah membantukelancaran proses administrasi.Tim Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam dokumenperencanaan ini, dan untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik membangunguna kesempurnaan tulisan ini dan bahan pembelajaran pada masa akandatang.Demikianlah kami sampaikan, atas saran dan kritik yang disampaikansebelumnya Tim Penulis mengucapkan terima kasih. Semoga buku ini dapatbermanfaat bagi semua pihak dalam membangun sektor peternakan sapipotong yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan.Jambi, November 2015an. Tim Penulis,Dr. Ir. Ardi Novra, MPNIP. 196811261994121001Kerjasama Disnakeswan dan LPPM Unja, 2015

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi JambiKomitmen Pemerintah Provinsi Jambi dalam pembangunan peternakantercermin dari Visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambitahun 2010-2015 yaitu Terwujudnya Masyarakat Sejahtera melalui PeternakanMaju dan Ketersediaan Produk Hewani yang ASUH. Sektor peternakanterutama peternakan sapi potong rakyat selama beberapa tahun terakhir telahmenjadi fokus pengembangan pemerintah Provinsi Jambi. Pengembanganternak sapi potong dilakukan terintegrasi dengan pembangunan perdesaan yangmemiliki tujuan ganda yaitu sebagai upaya peningkatan kesejahteraan terutamarumah tangga peternak dan menjaga ketahanan pangan daerah dan nasional.Perubahan arah kebijakan pembangunan peternakan dalam Kabinet Kerja daripencapaian swasembada daging menjadi pemenuhan kecukupan produk asalternak. Pembangunan peternakan nasional yang tidak hanya fokus padakomoditas sapi/kerbau tidak serta merta menurunkan komitmen pemerintahdaerah dalam akselerasi produksi melalui peningkatan produktivitas danpengembangan populasi ternak sapi. Perubahan pendekatan pembangunanyang mengarah pada pengembangan kawasan peternakan sebagai langkah awalmenuju Sentra Peternakan Rakyat (SPR). Pengembangan kawasan peternakandiharapkan mampu mendukung konsolidasi diantara peternak rakyat dalamProgram SPR dengan minimal jumlah sapi 1.000/SPR.Sesuai target yang telah ditetapkan Dirjend PKH (Peternakan dan KesehatanHewan) bahwa pada tahun 2018 ditargetkan 1.000 SPR dan saat ini sudah ada253 SPR. Pada program SPR juga akan didorong adanya kemitraan antarapeternak yang memiliki sapi indukan dengan pemodal dalam kurun waktusekitar 52 bulan sehingga disebut Kemitraan 52. Selama proses kemitraan,pemodal menyediakan dana perbulan kepada peternak dengan nilai rata-rataRp 400.000 untuk biaya pemeliharaan plus Rp 200.000 untuk asuransi ternak,perkawinan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Pemerintah sebagai fasilitatormemberikan jaminan kelancaran kemitraan melalui program pembinaan,penyediaan infrastruktur produksi dan jasa layanan kesehatan. Agar investasikemitraan menarik dan mampu menjamin keamanan investasi maka salah satusyarat adalah usaha peternakan sapi potong harus dikelola secara profesional.Mendorong bertumbuhnya peternak rakyat yang profesional membutuhkanpengerahan sumberdaya lebih intensif dengan cara mengoptimalkan potensisumberdaya yang ada secara fokus pada suatu kawasan peternakan.Kerjasama Disnakeswan dan LPPM Unja, 2015

Master Plan Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi JambiPertimbangan diatas dan adanya kesadaran bahwa pengembangan kawasanpeternakan membutuhkan dukungan teknologi tepat guna, maka dibutuhkaninovasi dan kreatifitas dalam penyusunan masterplan ini. Untuk itu DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi menggandeng PerguruanTinggi sebagai mitra yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian KepadaMasyarakat (LPPM) Universitas Jambi. Kemitraan dengan akademisi inidiharapkan Masterplan Pengembangan Kawasan Peternakan ini dapat lebihpadat teknologi serta secara operasional dapat diaplikasikan di lapangan.Akhirnya, sebagai pimpinan SKPD yang membawahi tugas bidang peternakanmengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalampenulisan buku ini. Semoga Masterplan Pengembangan Kawasan PeternakanSapi Potong ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi acuan dalampembangunan peternakan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.Jambi, November 2015Kepala Dinas,Ir. AkhdiyatPembina Utama MudaNIP. 196008261986031005Hal - v

Syarat jumlah populasi indukan sapi dalam Program SPR (Sentra PeternakanRakyat) dan kepadatan populasi ternak sapi yang rendah menyebabkan calonlokasi SPR di Provinsi Jambi meliputi wilayah yang cukup luas. Hal inimenyebabkan dalam satu kawasan SPR kadang memiliki karakteristik danpotensi sumberdaya yang sangat bervariasi. Untuk itu dalam pengembanganSPR sudah selayaknya dilakukan secara terintegrasi dengan pendekatanpengembangan kawasan peternakan.Pengembangan kawasan peternakan terutama sapi potong berbasis padapotensi sumberdaya terutama sumberdaya pakan ternak denganpengarustamaan pada upaya pengintegrasian antara komoditas pertanian danpeternakan. Melalui integrasi ternak sapi dan tanaman diharapkan terciptahubungan saling menguntungkan (simbiosis mutualism) antar komoditas. Sektorusaha pertanian diharapkan mampu menyediakan sumber pakan bagi ternakdan sebaliknya sektor usaha peternakan mampu menjadi faktor pendukungusahatani tanaman yang lebih efisien dan ramah lingkungan.Sesuai dengan karakteristik wilayah maka pengembangan kawasan integrasi diProvinsi Jambi dapat diklasifikasikan atas beberapa kelompok, antara lain; a)kawasan integrasi sapi sawit, b) kawasan integrasi sapi karet, c) kawasanintegrasi sapi pangan atau sawah, dan d) kawasan integrasi sapi dan komoditaslainnya. Pada satu wilayah kerja SPR di Provinsi Jambi berkemungkinan terdapatlebih dari satu kawasan baik dengan pola seragam maupun bervariasi lebih darisatu jenis kawasan terintegrasi. Membangun kawasan integrasi yangberkelanjutan merupakan upaya membangun suatu sistem yang didefinisikansebagai suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkanbersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untukmencapai suatu tujuan.Karakteristik sistem integrasi sapi – tanaman memiliki 4 karakteristik yaitu a)Komponen Sistem Integrasi adalah cabang usahatani yang diusahakan yaituusahatani tanaman dan ternak sapi potong. Pada sistem integrasi seluruhkomponen (cabang usaha) yang ada harus saling berinteraksi dan bekerja samauntuk membentuk satu kesatuan guna sehingga sistem tersebut dapat berjalan,b) Batasan (boundary) sistem integrasi merupakan wilayah yang membatasiantara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnyaatau menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut, c) Lingkungan(evinronment) Sistem Integrasi adalah lingkungan diluar batas sistem yangpotensial mempengaruhi operasional dari sistem integrasi tersebut sepertikelembagaan, kebijakan pemerintah dan kondisi pasar, dan d) PenghubungKerjasama Disnakeswan dan LPPM Unja, 2015

Master Plan Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Jambi(interfance) Sistem Integrasi merupakan media penghubung antar sub-sistemyaitu teknologi yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satucabang usahatani ke cabang usahatani lainya. Teknologi yang dimaksud dalamhal ini adalah Teknologi Tepat Guna (TTG) yaitu teknologi yang ditemukan ataudiciptakan dengan tujuan untuk semakin meningkatkan atau membuatpekerjaan semakin lancar, mampu meningkatkan nilai ekonomi, dan tidak hanyadibuat namun dibuat dengan tepat sesuai kebutuhan.Sumberdaya potensial yang dapat dialirkan antar komoditas (elemen) dalamsistem integrasi adalah sumberdaya limbah baik yang berasal dari tanamanmaupun ternak sapi potong. Perbedaan karakteristik limbah terutama limbahtanaman membutuhkan teknologi pengolahan yang berbeda antar modelkawasan integrasi. Teknologi pengolahan limbah kandang antar kawasanintegrasi secara umum adalah sama dan kemungkinan hanya akan berbeda padabahan baku tambahan yang digunakan. Pada sisi lain, jenis teknologipengolahan limbah tanaman yang diterapkan akan berbeda pada masingmasing kawasan integrasi sesuai dengan sumberdaya limbah yang tersedia baiklimbah tanaman maupun limbah pengolahan hasil.Hal - vii

LEMBARAN JUDUL .PENGANTAR .SAMBUTAN KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN KESWAN .RINGKASAN .DAFTAR ISI .I.II.HalamaniiiiiivviiPENDAHULUAN .11.1. Latar Belakang .1.2. Tujuan Penyusunan Masterplan .1.3. Metode dan Sistimatika Penulisan Masterplan .134KINERJA SEKTOR PETERNAKAN PROVINSI JAMBI .62.1. Kinerja Makro Sektor Peternakan Sapi Potong Provinsi Jambi .2.1.1. Dinamika Populasi Ternak Sapi Provinsi Jambi .2.1.2. Neraca Perdagangan dan Konsumsi Daging SapiProvinsi Jambi .2.2. Kinerja Program Gaduhan Ternak Sapi Potong Provinsi Jambi .2.2.1. Gambaran Umum Rumah Tangga Penerima Gaduhan2.2.2. Kondisi Eksisting Usaha Peternakan RT PenerimaGaduhan .2.2.3. Kinerja Sistem Gaduhan .661115151820III. ARAH, KEBIJAKAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN KAWASANPETERNAKAN SAPI POTONG .243.1. Arah dan Kebijakan Pembangunan Peternakan.3.2. Program Sentra Peternakan Rakyat (SPR) .3.3. Pengembangan Kawasan dan Sentra Peternakan Rakyat (SPR)242835IV. PENDEKATAN KAWASAN TERINTEGRASI PROGRAM SPR PROVINSIJAMBI .38V.4.1. Pendekatan Kawasan Integrasi .4.2. Interaksi Antar Komoditas Pada Sistem Integrasi .4.2.1. Kawasan Integrasi Sapi Sawit .4.2.2. Kawasan Integrasi Sapi Karet.4.2.3. Kawasan Integrasi Sapi Pangan .4.2.4. Kawasan Integrasi Sapi Tebu .384243464851SISTEM INTEGRASI BERKELANJUTAN: PENDEKATAN SIMPUL TALI(Ikat – Kuatkan dan Jaga Keberlanjutannya) .54Kerjasama Disnakeswan dan LPPM Unja, 2015

Master Plan Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Jambi5.1. Sistem Integrasi Tanaman dan Ternak .5.2. Prinsip “Simpul Tali Sepatu” dalam Membangun SistemIntegrasi Tanaman dan Ternak Sapi Berkelanjutan.5.2.1. Teknologi Sebagai Penghubung (Interfance) .5.2.2. Teknologi Introduksi Penguat dan Kelembagaan .5.2.3. Kebijakan Guna Mendukung Keberlanjutan SistemIntegrasi .VI. PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASANINTEGRASI PROGRAM SPR PROVINSI JAMBI .6.1. Program Pengembangan Unit-unit Usaha dan LayananTeknologi Penghubung (Interfance) Kawasan Integrasi .6.1.1. Unit Pengolahan Limbah Kandang .6.1.2. Unit Pengolahan Limbah Tanaman .6.2. Program Pengembangan Sentra Layanan Terintegrasi SPRSapi Potong .6.2.1. Model Pengembangan Sentra Layanan Terintegrasi SPRSapi Potong .6.2.2. MekanismePengembanganSentraLayananTerintegrasi SPR Sapi Potong .6.3. Program Penguatan Teknologi Introduksi dan KapasitasKelembagaan Kelompok Peternak .6.4. Program Penguatan Melalui Inisiasi Kebijakan Daerah danPenguatan Tata Kelola dan Manajemen Investasi .VII. PENUTUP .7.1. Kesimpulan .7.2. Rekomendasi Kebijakan .LAMPIRAN.545758626567686972787882848587878990Hal - ix

1.1. Latar BelakangVisi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi tahun 2010-2015adalah "Terwujudnya Masyarakat Sejahtera melalui Peternakan Maju danKetersediaan Produk Hewani yang ASUH". Untuk mewujudkan Visi tersebutdalam operasional dilaksanakan melalui Misi antara lain 1) populasi,produksidanproduktivitas, 2) menciptakan usaha peternakan berdaya saing sertaberkelanjutan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak, 3)menciptakan lingkungan kondusif bagi kesehatan hewan dan kesehatanmasyarakat veteriner melalui pengendalian dan pemberantasan penyakithewan, serta mempertahankan zona bebas penyakit ternak menular, dan 4)memberdayakan dan mengembangkan serta meningkatkan kualitas SDMpeternakan menuju profesionalisme, serta 5) mengoptimalkan teknologi tepatguna ramah lingkungan serta memberikan nilai tambah sekaligus mendukungpengembangan ketahanan pangan dan energi.Misi tersebut jika disatukan akan menjadi upaya pembangunan daya saingpeternakan yang tumbuh berkelanjutan melalui pemanfaatan seluruh potensisumberdaya dengan dukungan jasa layanan kesehatan hewan, SDM profesionaldan teknologi tepat guna dalam rangka peningkatan kesejahteraan peternakdan mendukung kecukupan pangan dan energi. Untuk mencapai hal tersebutlangkah-langkah yang dilakukan Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanProvinsi Jambi, antara lain 1) meningkatnya ketersediaan bibit ternak (jumlahdan mutu) melalui pengembangan kelompok pembibitan ternak yang tersebarpada kawasan sentra produksi peternakan, 2) meningkatnya produksi danKerjasama Disnakeswan dan LPPM Unja, 2015

Master Plan Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Jambiproduktivitas ternak sehingga dapat meminimalisir defisit perdagangan antardaerah, 3) meningkatnya derajat kesehatan hewan yang tercermin daripenurunan jumlah kasus penyakit hewan dan meningkatnya zona bebaspenyakit hewan, dan 4) menurunnya derajat kontaminasi dan residu produkhewan dengan meningkatnya unit usaha yang menerapkan ASUH, serta 5)memberikan pelayanan prima peternakan dan pembinaan kesehatan hewan.Kata kunci program dan kegiatan pembangunan peternakan DisnakeswanProvinsi Jambi adalah intensifikasi program pembinaan dan pelayanan, dansalah satu langkah strategis dan efektif adalah melalui pengembangan kawasanpeternakan. Melalui pengembangan kawasan peternakan maka pengerahansumberdaya dapat terkoordinasi dan fokus sehingga pembinaan dan pelayanandapat dioptimalkan. Usaha peternakan sapi potong rakyat dengan produktivtastinggi akan menjadi daya tarik kuat bagi para pemilik modal sehingga kemitraansebagaimana yang menjadi isu utama dalam Program Sentra Peternakan Rakyat(SPR) dapat berjalan.Pada sisi lain, dengan pengembangan kawasan peternakan maka kontrolterhadap populasi dapat lebih efektif dan pelepasan ternak sapi terutama sapibetina produktif dapat dicegah. Hal ini sesuai dengan rohnya Program SPR yaituindukan dalam SPR dilarang dipindahkan atau dipotong, dan kondisi sapi akanselalu dimonitor perkembangannya termasuk frekuensi kebuntingan, sehinggapemerintah memiliki data perkembangan populasi sapi yang mutakhir. Untuk itupada kawasan SPR pemerintah akan memberi bantuan dalam bentuk saranainfrastruktur seperti Puskeswan beserta tenaga dokternya dan untukpembinaan ditunjuk orang yang menguasai bisnis sapi mulai dari pembibitan,pemeliharaan, pakan dan kesehatan sampai pada pemasaran.Pendekatan utama dalam pengembangan kawasan peternakan sapi adalahterintegrasi dengan usaha tani sektor perdesaan lainnya baik perkebunanHal - 2

Master Plan Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Jambimaupun tanaman pangan. Penyelarasan dengan karakteristik dan potensikawasan sangat dibutuhkan sehingga terjadi keterkaitan yang erat dan peternak.Pengembangan kawasan peternakan diharapkan menjadi embryo atau sebagaidukungan bagi terealisasinya Program SPR Provinsi Jambi. Melihat karakteristikwilayah SPR yang telah diajukan, maka dalam suatu SPR peluang terbentuknyasatu atau lebih kawasan peternakan sapi potensial terjadi. Sebagai contoh, padawilayah SPR dengan karakteristik wilayah perkebunan sawit dan karet dapatdikembangkan kawasan integrasi sapi-sawit dan kawasan integrasi sapi-karetatau pada wilayah dengan karakteristik karet-sawah dapat dikembangkan 2kawasan yaitu kawasan integrasi sapi-karet dan kawasan integrasi sapi-padi(sawah).Berdasarkan uraian diatas, sebagai langkah awal pengembangan wilayah SPRmaka perlu disusun suatu dokumen perencanaan pembangunan peternakandalam bentuk Master-Plan Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi PotongProvinsi Jambi.1.2. Tujuan PenulisanTujuan umum penulisan adalah untuk menyusun rencana induk (masterplan)sebagai kerangka kerja bagi stakeholder terkait dalam pengembangan kawasanpeternakan Provinsi Jambi, sedangkan secara khusus tujuan penulisan adalah:a. Menentukan wilayah sasaran prioritas dan tahapan pengembangan kawasanpeternakan sapi potong Provinsi Jambi.b. Menyusun model pengembangan kawasan peternakan menggunakanpendekatan terintegrasi antara berbagai komoditas tanaman dan ternak sapipotong.Hal - 3

Master Plan Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Jambic. Menyusun rencana induk pada masing-masing pendekatan terintegrasi sertaprogram dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan.d. ammendukung pengembangan kawasan peternakan sapi potong Provinsi Jambi.1.3. Metode dan Sistimatika Penyusunan MasterplanDokumen perencanaan pembangunan peternakan dalam bentuk masterplan inidisusun dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif baik terhadap datakuantitatif maupun data dan informasi lainnya, serta review kebijakanpembangunan peternakan nasional dan daerah. Agar lebih terarah, makadokumen masterplan disusun secara bertahap dengan sistimatika sebagaiberikut:a. Pendahuluan (BAB I) yang memuat latar belakang dan tujuan penulisandokumen m

Karakteristik sistem integrasi sapi – tanaman memiliki 4 karakteristik yaitu a) Komponen Sistem Integrasi adalah cabang usahatani yang diusahakan yaitu usahatani tanaman dan ternak sapi potong. Pada si

Related Documents:

PeNGaNtaR IlMu PeteRNakaN . sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan Pidana Pasal 113 . Mengetahui landasan, arah perkembangan Ilmu Pengetahuan 2. Mampu mendifinisikanIlmu Peternakan, Hewan, Hewan Piara, Ternak, Beternak, Peternak dan Peternakan. 3.

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI Sub Pokok bahasan : 1) Perlunya pengembangan sistem akuntansi 2) Prinsip pengembangan sistem Akuntansi 3) Siklus hidup pengembangan sistem akuntansi 4) Pendekatan pengembangan sistem akuntansi 5) Metodologi pengembangan sistem akuntansi 6) Alat dan teknik

Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik ( penyebaran terbatas ). Hewan – hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental / Asia ( Kawasan Barat Indonesia ) dan Australia ( Kawasan Timur Indonesia) serta Peralihan. Diantara kawasan barat dan peralihan dibatasi oleh garis Wallace sedangkan antara kawasan .

Geografi Kawasan merupakan cabang geografi yang mempelajari tentang kawasan-kawasan di dunia yang mempunyai keunikan dari segi alam sekitar fizikal dan manusia. Geografi Kawasan memberi fokus kepada negara tertentu di rantau Asia Tenggara, Asia dan dunia

Petunjuk Teknis Analisis Spasial Konflik Tenurial di Kawasan Konservasi ini dibuat dengan maksud untuk mendukung percepatan penanganan konflik tenurial di kawasan konservasi. Adapun tujuan tersebut antara lain : 1. Membangun basisdata spasial konflik tenurial di kawasan konservasi yang up to date oleh pengelola kawasan/ unit pelaksana teknis 2.

Mata kulian Anatomi dan Fisiologi Ternak di fakultas Peternakan merupakan mata kuliah wajib bagi para mahasiswa peternakan dan m.k. ini diberikan pada semester 3 dengan jumlah sks 4 (2 kuliah dan 2 praktikum.Ilmu Anatomi dan Fisiologi ternak ini merupakan m.k. dasar yang harus dipahami oleh semua mahasiswa peternakan. Ilmu Anatomi dan Fisiologi Ternak ini yang mendasari ilmu-ilmu yang akan .

kompetensi Jabatan dan rencana pengembangan karier. Pengembangan kompetensi dilakukan pada tingkat: – instansi; dan – nasional Pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun. Pengembangan kompetensi menjadi dasar pengembangan karier dan menjadi salah satu dasar bagi .

Std. XII : Commerce Adjustments for Reserve Fund, Partner’s Loan Account, Asset taken over by Partner and Contingent Liability *Q.5. A, B and C were partners sharing profits and losses in the ratio of 3 : 2 : 1. On 31st March, 2010, their Balance Sheet was as follows: Balance Sheet as on 31st March, 2010 Liabilities Amount Assets Amount Sundry Creditors 15400 Cash at Bank 3,500 Bills .