PENGARUH BUDAYA DALAM KETEPATGUNAAN ARSITEKTUR

2y ago
50 Views
2 Downloads
476.84 KB
11 Pages
Last View : 4d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Mika Lloyd
Transcription

AR 3122 ARSITEKTUR TEPAT GUNAMAKALAHPENGARUH BUDAYA DALAM KETEPATGUNAAN ARSITEKTURHUNIAN TRADISIONAL SUNDADOSEN : PROF. SUGENG TRIYADIOLEH :TERESA ZEFANYA / 15213035PROGRAM STUDI ARSITEKTURSEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGANKEBIJAKANINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2015/2016i

ABSTRAKKesederhanaan dan gotong royong merupakan kepribadian orang-orang Sunda yangtercermin melalui budaya masyarakatnya. Tanpa disadari budaya Sunda ternyata sangatmempengaruhi arsitektur tradisional Sunda, mulai dari konsep arsitektur hingga penerapankonsep arsitektur tersebut pada bangunan hunian tradisional Sunda. Adapun budaya Sundamerupakan salah satu faktor ketepatgunaan arsitektur tradisional Sunda yang tak lekang olehwaktu. Walaupun bentuk rumah tradisional sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Sunda,beberapa konsep arsitektur tradisional Sunda ternyata dapat diadaptasi ke dalam bangunanhunian dengan material tembok . Hingga saat ini konsep arsitektur tradisional Sunda masihdilestarikan demi tercapainya keselamatan dan keamanan yang dianggap sangat pentingdalam budaya Sunda. Masyarakat Sunda secara sengaja tetap menggunakan konsep tersebutdalam pembangunan rumah baru mulai dari musyawarah dan berbagai upacara yang harusdilakukan sebagai syarat pembangunan rumah sampai orientasi bangunan yang mengikutiaturan turun temurun. Dengan demikian, budaya Sunda merupakan faktor yang palingberpengaruh pada ketepatgunaan arsitektur tradisional Sunda dari dahulu sampai era modernsekarang ini.Kata kunci: arsitektur, budaya, ketepatgunaan, Sunda, tradisional .ii

1BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah1.1.1 Latar BelakangBelakangan ini arsitektur modern didominasi oleh pemikiran yang hanya dilandasioleh efisiensi dan efektivitas secara ekonomi. Pemikiran tersebut secara tidak sadartelah mematikan kreativitas yang menciptakan suatu kejenuhan dalam membuat karyaarsitektur. Untuk memecahkan masalah kejenuhan akibat arsitektur univalensi, arsitekdi masa ini sebaiknya mengembangkan ciri lokal sebagai landasan kreativitas. Denganmengangkat pengetahuan yang dilandasi oleh kearifan lokal yang telah teruji zaman,diharapkan identitas lokal akan menciptakan multivalensi sehingga arsitektur suatudaerah dapat dibedakan dengan arsitektur daerah lainnya.1.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut di atas, muncul dua persoalan sebagai berikut.1. Apa pengaruh budaya Sunda pada konsep arsitektur Sunda?2. Bagaimana penerapan konsep arsitektur Sunda pada bangunan hunian tradisionalSunda?1.2 Tujuan Penulisan dan ManfaatTujuan yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini adalah untuk merangkumhasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh budaya pada ketepatgunaan arsitekturhunian tradisional Sunda dari buku “Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat” karyaMuanas et. all dan buku “Menelusuri Arsitektur Masyarakat Sunda” karya Salura.Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya dalamketepatgunaan arsitektur hunian tradisional Sunda hingga saat ini.1.3 Ruang Lingkup KajianRuang lingkup kajian untuk menjawab rumusan masalah di atas adalah:1. Bentuk dan makna arsitektur Sunda2. Tipologi hunian tradisional Sunda3. Tahap mendirikan bangunan hunian tradisional Sunda4. Upacara dalam pendirian bangunan hunian tradisional Sunda1.4 Kerangka TeoriDalam setiap penulisan tentu terdapat pendekatan-pendekatan atau teori-teori yangmendukung untuk membahas suatu masalah hingga dapat dikatakan sebagai suatu kajianilmiah. Oleh karena itu, untuk penulisan makalah ini penulis melakukan studi literaturterhadap penelitian yang merupakan proyek inventarisasi dan dokumentasi kebudayaandaerah oleh Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal KebudayaanDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan telah yang telah dibukukan dengan judul“Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat” karya Muanas et. all serta penelitianakademis individual yang dibukukan dengan judul “Menelusuri Arsitektur MasyarakatSunda” karya Purnama Salura.1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data1.5.1 MetodePenulisan makalah ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data dari literaturbaik hasil penelitian maupun fakta dari internet kemudian dianalisis. Sehubungan

dengan itu, metode yang digunakan dalam penulisan makalah kali ini adalah metodedeskriptif analitis dengan pendekatan empiris dan rasional.1.5.2 Teknik Pengumpulan DataPada penulisan makalah ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupastudi literature dengan merangkum hasil penelitian yang telah dibukukan danmenyaksikan tayangan video dokumenter.1.6 Sistematika PenulisanPenulisan makalah ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, landasan teori,budaya dalam ketepatgunaan arsitektur hunian tradisional Sunda, serta simpulan dansaran. Pada bab pertama akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan isu dalammakalah ini, rumuusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat, metode dan teknikpengumpulan data pada makalah ini, serta sistematika penulisan. Pada bab kedua akandipaparkan mengenalai landasan teori yang digunakan dalam penulisan makalah ini.Dalam bab ketiga akan dijabarkan mengenai bentuk dan makna arsitektur Sunda, tipologihunian tradisional Sunda, tahap mendirikan bangunan hunian tradisional Sunda, sertaupacara dalam pendirian bangunan hunian tradisional Sunda. Bab keempat berisisimpulan dan saran dari penulis mengenai pengaruh budaya dalam ketepatgunaanarsitektur hunian tradisional Sunda.2

3BAB IILANDASAN TEORIDalam Salura, dikemukakan beberapa teori filsafat yang seringkali dijadikan landasan teoribagi kajian- kajian mengenai kebudayaan termasuk kajian tentang arsitektur. Teori- teoriyang dimaksud adalah sebagai berikut.1. Fenomenologi, merupakan studi dalam bidang filsafat berupa pengkajian untukmengeksplorasi pengalaman manusia. Martin Heidegger dan Hans George Gadameradalah pemikir fenomenologis yang banyak mempengaruhi pemikiran arsitekturseperti arsitek Christian Norberg Schulz dengan konsep genius loci dan place making.2. Modernisme, dikenal juga sebagai Modernisme Catalan, merupakan aliran yangmenggali bentuk baru dalam sejarah di bidang seni dan sastra sebagai ekspresiarsitektur. Gerakan modernisme dipelopori oleh Antoni Gaudi.3. Strukturalisme, adalah paham yang menyatakan bahwa semua masyarakat dansemua kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap. Arsitek GeoffreyBroadbent menerapkan konsep ini melalui pendekatan analogi terhadap bangunan.4. Postrukturalisme, adalah pemikiran yang lahir akibat ketidakpuasan terhadapstrukturalisme. Arsitek Peter Eisenmann mempertanyakan metodologi strukturalismemelalui konsep in between sementara Bernard Tschumi melalui konsep disjunction.5. Postmodernisme. Beberapa tokoh menyatakan postmodernisme sebagai kelanjutandari modernism dengan hakikat dan landasa filsafat yang dikoreksi. Dalam arsitektur,kata postmodernisme pertama kali diperkenalkan oleh Charles Jenks dengan konsepplurality serta double coding.6. Formalisme, tumbuh dari estetika seni untuk seni dan memperkenalkan tatananbentuk komposisi dasar yang dapat diproduksi secara massal. Formalismemenekankan bentuk yang tercipta harus sederhana namun fungsional.7. Gestaltisme, merupakan teori psikologi yang berasal dari Jerman mengenai persepsiyang ditangkap oleh indra penglihatan manusia yaitu melihat keseluruhan hanyadengan melihat sebagian. Hukum gestalt yang banyak berpengaruh pada arsitektur diantaranya adalah adjacency, similarity, symmetry, closure.8. Tipologisme, adalah studi klasifikasi bangunan berdasarkan kesamaan karakteristikpada bangunan. Quincy mengajukan tiga buah tipe arsitektur dasar yaitu gua, tenda,pondok. Dengan pendekatan strukturalisme, nilai tipe, karakter serta gaya dari suatubangunan diperoleh dari bangunan lain. Tipologisme kemudian diinterpretasi lebihlanjut oleh Aldo Rossi dengan penekanan bahwa setiap artefak selalu memilikielemen primer dan elemen lain yang melengkapi elemen primer.9. Bahasa pola, merupakan metode yang dikembangkan oleh Christopher Alexanderuntuk mendeskripsikan desain yang baik dengan memecahkan masalah dari hal yangdikuasai hingga sampai ke hal yang tidak diketahui. Alexander yakin bahwa bangunanyang abadi tercipta dari integrasi pola aktivitas dan pola bentuk sebagai wadahaktivitas. Pola yang menghubungkan satu ruang dengan ruang lain merupakan intipendekatan bahasa pola.

4BAB IIIBUDAYA DALAM KETEPATGUNAAN ARSITEKTURHUNIAN TRADISIONAL SUNDAPengaruh Budaya pada Konsep Arsitektur SundaDalam Salura, konsep wilayah masyarakat Sunda yang berbentuk kampungdipengaruhi oleh konsep “patempatan” yaitu norma tentang tempat. Kampung terikat denganbatas wilayah penduduk adat istiadat (komunitas) dan dipengaruhi oleh mata pencahariansehingga lokasi kampung selalu dekat dengan kegiatan mata pencaharian. Masyarakat Sundaumumnya memberikan penamaan pada kampung mereka berdasarkan pada fenomena alamsekitar mereka seperti ukuran kampung, letak kampung menurut arah mata angin, tinggirendah kontur, waktu pembentukan kampung, serta kedekatan dengan sungai atau gunung.Rumah di kampung masyarakat Sunda umumnya terdiri dari 2 jenis.Pertama, dilihat dari bentuk atap ada beberapa bentuk yaitu:a. Suhunan Jolopong / Hateup Regold. Parahu Kumureb / Jubleg NangkubDigambar ulang dari Muanasb. Tagog (Jogo) AnjingDigambar ulang dari Muanase. Julang NgapakDigambar ulang dari Muanasc.Badak HeuayDigambar ulang dari MuanasDigambar ulang dari Muanas

5Kedua, dilihat dari letak pintu masuk utama ada beberapa bentuk yaitu:a. Buka Palayu / Rumah JureDigambar ulang dari Muanasb. Buka PongpokDigambar ulang dari MuanasUmumnya bangunan dan rumah masyarakat Sunda menggunakan bahan yang mudahlapuk sehingga tidak banyak peninggalan fisik bangunan asli yang dapat dijadikan referensioleh generasi berikut. Saat ini, yang masih tertinggal adalah tradisi yang diteruskan melaluitukang-tukang dan kebiasaan yang diperkuat oleh sistem kepercayaan masyarakat. Adattersebut diwariskan secara turun temurun dan bercampur dengan aturan agama Islam yangdipeluk oleh mayoritas penduduknya. Sebagaimana dikaji tim Suwarsih Warnaen dan RinaPriyani dalam Salura, pada naskah Wawacan Lutung Kasarung, Siksa Kandang Karesianserta Mantri Jero terdapat konsep yang mendasari elemen, orientasi, dan mitos “patempatan”.Konsep ini ternyata masih dikenal oleh masyarakat Sunda dan secara sadar dijadikan acuanuntuk menciptakan wadah fisik dalam bentuk arsitektur. Konsep yang dimaksud adalahsebagai berikut:a. Konsep Lemah CaiLemah cai, yang berarti tempat kelahiran atau kampung halaman, mengandung artidibutuhkan dua elemen komplementer sebagai syarat suatu pemukiman yaitu lemah (tanah)yang subur sehingga dapat digunakan untuk bertani serta cai (air) berupa mata air atau danaukecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bertani.b. Konsep Luhur HandapKonsep ini merupakan salah satu ciri konsep orientasi pada “patempatan” yaituadanya perbedaan ketinggian kontur yang signifikan supaya bangunan yang paling pentingdapat diletakkan di lokasi tertinggi diikuti oleh bangunan-bangunan lain yang tingkat

kepentingannya disusun secara hierarkis sampai ke lokasi terendah. Biasanya makam danimah kuncen (rumah sesepuh) terletak di lokasi tertinggi.c. Konsep Wadah EusiWadah eusi berarti bahwa setiap tempat selalu menjadi wadah sekaligus mempunyaiisi yaitu kekuatan supranatural. Proses pemilihan lokasi kampung, ladang dan hunian selaludilandasi oleh konsep ini. Penerapan konsep ini dapat dilihat pada penempatan batu hitambesar yang dianggap keramat di tengah kampung, hutan keramat yang tidak bolehsembarangan dimasuki masyarakat ataupun makam yang dikeramatkan.d. Konsep Kaca-kacaKonsep kaca-kaca dipahami sebagai batas dalam arti luas, ia dapat diartikan sebagaibatas perbedaan ketinggian tempat, perbedaan material tempat, ataupun suatu benda yangdiletakkan pada posisi tertentu sebagai simbol dari dua area berbeda. Konsep ini dipahamisebagai cara melihat penciptaan wadah fisik misalnya saja bagaimana cara menyambung duamaterial dalam suatu rumah dipandang lebih penting daripada material itu sendiri.Penerapan Konsep Arsitektur Sunda pada Bangunan Hunian Tradisional SundaMasyarakat Sunda sangat mementingkan keselamatan dan keamanan serta gotongroyong dan kesederhanaan. Oleh karena itu, dalam Muanas, sebelum mendirikan rumahterlebih dahulu diadakan musyarawarah diantara keluarga yang akan mendirikan rumahdengan keluarga orang tua dan sesepuh masyarakat. Musyawarah ini diadakan supayarencana mendirikan rumah dapat berjalan lancar karena banyaknya bantuan dari orangkampung dan doa restu dari pihak orang tua dan sesepuh. Masyarakat Sunda pada umumnyamenganggap bahwa seseorang yang sudah berumah tangga harus memiliki rumah sendiri.Selain mengadakan musyawarah, untuk mendirikan rumah tradisional Sunda perlu diadakantiga kali upacara yaitu pada waktu sebelum mendirikan rumah, saat mendirikan rumah, danterakhir setelah mendirikan rumah atau yang biasa disebut sebagai upacara selamatan.Upacara yang diselenggarakan:a. Upacara NgalelemahUpacara ini ditandai dengan menebang pohon dari tanah tempat mendirikan rumahlalu meratakan tanah tersebut. Sebulan kemudian dilakukan upacara Ngadek Kai yangditandai dengan membacok dan memotong kayu-kayu untuk dijadikan rumah. UpacaraNgalelemah dilakukan di bawah pohon pertama yang akan ditebang atau di mana saja di atastanah tempat rumah akan didirikan pada kira-kira pukul 6 pagi, sebelum matahari terbitdengan dipimpin oleh sesepuh kampung. Sedangkan upacara Ngadek Kai dilakukan di atastanah pekarangan atau di samping rumah orang tua dari anak yang akan mendirikan rumahumumnya pada hari kelahiran suami yang akan mendirikan rumah dengan dipimpin olehsesepuh ataupun tukang bas yang akan mengerjakan rumah.Pada upacara Ngalelemah dan Ngadek Kai penting disediakan parukuyan (kemenyan)dan nyiru (tempat makan dari bambu) serta alat-alat pertukangan yang akan dipergunakanmembuat rumah. Sesajen yang digunakan dalam upacara terdiri atas rujak cau, rujak kalapa,surutu, endog hayam, buah kelapa yang diberi lubang serta tektek yaitu perlengkapan makansirih yang meliputi sirih, kapur, gambir, jambe, cengkeh, kapol, kayu manis, daun saga, dantembakau. Setelah seluruh undangan hadir di tempat upacara, pemimpin upacaramembacakan ijab kabul kemudian pada upacara Ngadek Kai, alat-alat pertukangan yang akandigunakan untuk membangun rumah dikumpulkan berdampingan dengan sesajeng untukdisirami dengan air yang sudah dimantrai. Mantra yang digunakan biasanya berupa bacaanayat-ayat suci Al-Quran yaitu Ayat Kursi dan Ayat Lima Belas.6

b. Upacara RerebutanUpacara ini dilakukan ketika tiang-tiang rumah dan tiang adeg sudah dipasang padatempatnya sehingga tinggal memasang batang suhunan. Dalam upacara ini biasanya anakanak akan berebut makanan yang disediakan. Upacara dilakukan di tengah rumah yangdisebut rangkai sekitar pukul 10 pagi pada hari wetonan (kelahiran) suami yang sedangmembangun rumah. Alat- Alat yang dipergunakan dalam upacara di antaranya1) Rigen, tempat menaruh makanan yang dihidangkan2) Nyiru, tempat menaruh sesajen3) Kendi, tempat air yang diberi mantra4) Beberapa jenis tanaman:- Hanjuang- Cau manggala, melambangkan banyak rezeki- Harupat, melambangkan orang yang berpikiran lurus dan bijaksanan sepertiperibahasa “Leleus jeujeur liat tali landung kandungan laer aisan” yang artinyasikap hati-hati dan waspada agar tidak terjadi salah tindakan.- Jawer kotok, melambangkan nafsu dan keinginan seseorang harus dibatasi olehkemampuan yang dimilikinya.- Jaringao, penangkal roh-roh jahat untuk melindungi pemilik rumah yang bisadijadikan obat dengan cara ditumbuk lalu diseduh.Sebelum upacara dimulai tumbuhan ditanam di pekarangan depan sementara kendiberisi air ditutupi dengan batang hanjuang lalu ditempatkan di sudut kamar (goah). Sesajenyang disediakan harus dilengkapi dengan sisir dan kaca kemudian harupat dibakar bagianujungnya sampai menimbulkan asap kecil. Upacara dilakukan supaya pendirian rumahberjalan lancar dan para tetangga rumah diundang secara lisan pada sore hari sebelumnya.Setelah seluruh undangan datang,c. Upacara SelametanUpacara diselenggarakan setelah selesai mendirikan rumah. Upacara ini disebutsebagai Upacara Ngalebetan Bumi (memasuki rumah) atau Upacara Ngalih Bumi (pindahrumah). Untuk golongan kaya kadangkala dilakukan upacara lebih besar yang disebutNgaruat Bumi dengan cara menyelenggarakan pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk.Upacara dilakukan di tengah rumah yang baru selesai dibangun pada hari baik misalnya hariSenin atau hari Kamis biasanya pada pukul 4 sore. Upacara dihadiri oleh orang terkemuka dikampung seperti Haji, Lebe (amil), para tetangga dan handai taulan. Alat-alat yang digunakanyaitu nyiru, rigen, alas daun waru untuk nasi tumpeng, dan parukuyan.Ijab Kabul diucapkan setelah semua undangan hadir dalam ruangan upacara sertaduduk bersila membentuk lingkaran di sekeliling nasi tumpeng dan sesajen lain. Nasitumpeng hayam tulak khusus dibuat untuk menolak bala dan dimakan bersama tamusementara tiplek untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing. Jika nasi tumpeng tersebuttidak dibuat maka hayam tulak harus dilepaskan hidup-hidup supaya dipungut oleh orang lainsebagai cara menolak bala. Cara lain adalah dengan menyediakan panyinglar yang terdiri atascabe merah, bawang merah, jukut palias, dan daun nanas yang diculang-caling yaitu dipulasdengan apu atau arang sehingga bergaris-garis warna hitam dan putih. Keempat bahanpanyinglar ini dimaksudkan untuk menakut-nakuti makhluk halus agar tidak beranimendekat.Pelaksanaan pindah rumah dilakukan dengan mengingat perhitungan waktu (kala).Calon penghuni rumah harus menghindari perjalanan menyongsong kala. Apabila keadaanmemaksa misal kala ada di sebelah barat maka orang dapat berjalan ke arah itu dengan caramembelok ke utara atau ke selatan terlebih dahulu lalu ke arah timur menuju rumah baru.7

8BAB IVSIMPULAN DAN SARANSimpulanDalam arsitektur tradisional Sunda, budaya yang paling berpengaruh adalahpentingnya tercapai keselamatan dan keamanan sehingga perlu dilakukan upacara penolakbala sebelum membangun rumah, ketika sedang mendirikan rumah, dan setelah rumah selesaidibangun sebelum dimasuki oleh calon penghuninya. Namun, untuk mencapai keselamatandan keamanan yang dimaksud orang Sunda dibatasi oleh prinsip kesederhanaan. Hal initerlihat dari bentuk rumah, bahan bangunan yang digunakan, dan upacara yang sama sekalitidak berlebihan ataupun mewah. Bahkan, penggunaan material lokal yang banyak tersedia dialam sekitar rumah yang dibangun serta pembangunan rumah yang dikerjakan oleh tukangbas dengan dibantu oleh para tetangga secara bergotong royong menunjukkan ketepatgunaanarsitektur tradisional Sunda yang masih dapat digunakan oleh masyarakatnya hingga saat ini.Sayangnya, saat ini masyarakat Sunda mulai meninggalkan material lokal dan beralihmenggunakan tembok dan genting sebagai bahan bangunan walaupun masih ada beberapakonsep arsitektur tradisional Sunda yang digunakan. Misalnya saja, orientasi rumah ke utaraatau selatan sebagai arah hadap paling baik dan bentuk rumah panggung yang berfungsisebagai pengatur kelembaban udara, gudang, dan menanggulangi kemungkinan bencanabanjir. Namun, di daerah yang semakin dekat dengan daerah perkotaan, bentuk rumahpanggung pun sudah mulai dilupakan karena dianggap ketinggalan zaman.Saran1. Perlu dilakukan pembinaan yang berkesinambungan terhadap masyarakat supayamasyarakat Sunda benar-benar memahami arti penting arsitektur tradisional Sundayang merupakan identitas lokal yang harus dipertahankan.2. Perlu diadakan penelitian-penelitian terhadap bangunan tradisional Sunda yang masihada supaya kekhasannya dapat diketahui oleh khalayak umum melalui publikasi dandokumentasi sehingga dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.3. Pihak berwenang seharusnya menetapkan bangunan-bangunan tradisional Sunda yangmasihada sebagai cagar budaya dan merevitalisasinya supaya bangunan tersebutberdaya guna secara ekonomi, sosial, dan budaya sehingga bangunan tidak menjadihancur lalu terlup

konsep arsitektur tersebut pada bangunan hunian tradisional Sunda. Adapun budaya Sunda merupakan salah satu faktor ketepatgunaan arsitektur tradisional Sunda yang tak lekang oleh waktu. Walaupun bentuk rumah tradisional sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Sunda, . Fenomenologi, meru

Related Documents:

S1 ARSITEKTUR DESKRIPSI MATA AJAR WAJIB ENAR601009 ENAR611009 PENGANTAR ARSITEKTUR 3 SKS Tujuan Pembelajaran: Mengetahui prinsip-prinsip dasar arsitektur, termasuk beberapa teori dasar, kaitan antara arsitektur dan manusia, kaitan arsitektur dan alam, arsitektur dan e

S1 ARSITEKTUR INTERIOR DESKRIPSI MATA AJAR WAJIB. ENAR601009 PENGANTAR ARSITEKTUR 3 SKS Tujuan Pembelajaran: Mengetahui prinsipprinsip dasar arsitektur, termasuk beberapa teori dasar, kaitan antara - arsitektur dan manusia, kaitan arsitektur dan alam, arsitektur dan e

Kata Kunci: arsitektur masjid, perkembangan, tradisionalitas dan modernitas arsitektur, transformasi bentuk dan ruang. Jika ditelusuri dari sejarah perkembangannya, masjid merupakan karya seni dan budaya Islam terpenting dalam ranah arsitektur. Karya arsitektur masjid, merupakan perwujudan dari puncak ketinggian pengetahuan teknik dan

Laboratorium Perkembangan Arsitektur, Departemen Arsitektur ITS, Surabaya Prosiding Semarnusa IPLBI A 050 ISBN 978-602-51605-1-6 E-ISBN 978-602-51605-2-3 . Arsitektur Si Waluh Jabu Karo: Arsitektur Tanggap Angin . . fenomenologi, secara deskriptif dan tekn

Variabel komitmen organisasi tidak berhasil memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap OCB karena nilai total pengaruh tidak langsung sebesar 0.1639 0.554, dimana 0.554 adalah nilai pengaruh langsung budaya organisasi terhadap OCB. Kata Kunci: Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi

Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan . Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, . itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme .

F. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 7 BAB II : PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMBANGAN DIRI, DAN BUDAYA SEKOLAH A. Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 11 B. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 14

Sample Paper – Accountancy (2020-21) General Instructions: 1. This question paper comprises two Parts – A and B.There are 32 questions in the question paper. All questions are compulsory. 2. Part A is compulsory for all candidates. 3. Part B has two options i.e. (1) Analysis of Financial Statements and (2) Computerized Accounting. You have to attempt only one of the given options.