PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

2y ago
17 Views
3 Downloads
394.26 KB
8 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Cade Thielen
Transcription

JURMATIS, 2019, Vol.1, No.1, Januari 2019ISSN : 2622-1004 (Online)PERANCANGAN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN BUBUTDENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)DI BENGKEL PEMESINAN SMK NEGERI 1 KEDIRIOleh :Adi Sukopriyanto13522198Dibimbing Oleh :1. Sri Rahayuningsih, ST., MT2. Ir. Ana Komari, MTPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS KADIRI20170

JURMATIS, 2019, Vol.1, No.1, Januari 2019ISSN : 2622-1004 (Online)LEMBAR PENGESAHANJurnal Mahasiswa oleh Adi Sukopriyanto (13522198) ini telah diperiksa dan disahkan dalamujian :Kediri, 05 Agustus 2017Dosen Pembimbing I,Dosen Pembimbing II,Sri Rahayuningsih, ST., MT.Ir.Ana Komari, MT.NIK. 20021102NIK. 198803002Mengetahui,Dekan Fakultas TeknikKa.Prodi Teknik IndustriDrs. Sigit Winarto, ST., MT.Imam Safi’i, ST., MT. IPMNIK. 198212006NIK. 2010100171

JURMATIS, 2019, Vol.1, No.1, Januari 2019ISSN : 2622-1004 (Online)Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin BubutDengan Metode Reliability Centered Maintenance(RCM) di Bengkel Pemesinan SMK Negeri 1 KediriAdi Sukopriyanto (1), Sri Rahayuningsih(2), Ana Komari(3)1, 2, 3Jurusan Teknik Industri, Universitas KadiriEmail: adi.smkn1kediri@gmail.comAbstrakPentingnya fungsi pemeliharaan dalam jurusan pemesinan merupakan hal yang takterbantahkan. Dengan tidak disadari akan berdampak besar terhadap proses pembelajaranjika pemeliharaan tidak dilakukan seperti, operasi mesin yang tidak aman, kemacetanmesin, kerugian daya, berhentinya proses pembelajaran dan berbagai fungsi sarana lainyang tidak diketahui untuk masa yang lama. Jurusan pemesinan selama ini belummenerapkan suatu sistem pemeliharaan yang baik. Dimana saat ini masih menerapkansuatu pemeliharaan yang bersifat darurat atau perawatan yang dilakukan apabila adakerusakan (corective maintenance). Oleh karena itu dibutuhkan suatu jadwalpemeliharaan dalam memenuhi kebutuhan akan suatu pemeliharaan. Metode yangdigunakan dalam pembentukan jadwal tersebut adalah dengan menerapkan pendekatansistim yaitu reliability centered maintenance. Dan juga menerapkan fungsi analisa yaitu :analisa reliability dan analisa maintainability faktor. Dari penerapan pendekatan sistemreliability centered maintenance disimpulkan komponen kritis dan penyusunan tabelfailure modes and effect analisis. Sedangkan dari hasil analisis reliability disimpulkanberupa laju kerusakan, waktu rata – rata diantara kerusakan dan analisa maintainbilityfaktor disimpulkan berupa rata – rata pemeliharaan korektif, waktu rata – ratapencegahan, waktu rata – rata pemeliharaan, waktu rata – rata pemeliharaan aktif,frekuensi pemeliharaan dan waktu rata – rata down time dari komponen sistem kelistrikanmesin bubut. Dari hasil perhitungan Mean Time Between Maintenance (MTBM)didapatkan interval pemeliharaan atau perawatan untuk komponen sistem kelistrikanmesin bubut setiap 223,1111 jam, eretan mesin bubut setiap 401,6 jam, kepala tetapmesin bubut setiap 502 jam, kepala lepas mesin bubut setiap 669,3333 jam dan chuckmesin bubut setiap 1004 jam. Jika melihat dari interval perawatan dan pemeliharaandiatas maka mesin bubut perlu mendapatkan perawatan berkala atau terencana(preventive maintenance), yaitu perawatan harian, perawatan mingguan dan perawatanbulanan.Kata Kunci: pemeliharaan, RCM, preventive maintenancePendahuluanBesarnya peran pendidikan dapat mengantarkan setiap bangsa maju dan berkembang.Pendidikan memberikan kontribusi terhadap terbentuknya kualitas sumber daya manusia sebagaitulang punggung dalam pembangunan bangsa. Banyak negara yang sudah majumenginvestasikan dana yang cukup besar disektor pendidikan, untuk memacu pembangunanmenjadi lebih cepat.2

JURMATIS, 2019, Vol.1, No.1, Januari 2019ISSN : 2622-1004 (Online)Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menjadi salah satu pelaksana perwujudan tenagakerja siap pakai, memiliki peran strategis dan penting, karena itu upaya untuk memperluasinformasi dan pengembangan pendidikan kejuruan perlu mendapat dukungan semua pihak,termasuk dunia industri. Upaya-upaya mengembangkan fasilitas pada SMK misalnyalaboratorium praktik kerja yang up to-date, mengembangkan kerja sama dalam ikatan kemitraandengan dunia usaha/ industri, serta memperluas akses dan kemudahan bagi siswa yang akanmenempuh pendidikan SMK perlu lebih ditingkatkan.Perkembangan teknologi yang semakin cepat serta persaingan di dunia kerja mengharuskanSekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk lebih meningkatkan kualitas lulusan para siswanya.Salah satu hal yang mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar di sekolah kejuruan adalahdengan kesiapan mesin – mesin yang digunakan untuk materi pembelajaran praktik. MenurutDaryus (2007) untuk mencapai hal itu diperlukan adanya suatu sistim perawatan mesin-mesinyang digunakan untuk pembelajaran praktik dengan baik.Kegiatan perawatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukungberoperasinya suatu sistem secara lancar sesuai yang dikehendaki. Selain itu, kegiatan perawatanjuga dapat meminimalkan biaya atau kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat adanyakerusakan mesin. Perawatan dapat dibagi menjadi beberapa macam, tergantung dari dasar yangdipakai untuk menggolongkannya. Pada dasarnya terdapat dua kegiatan pokok dalam perawatanyaitu perawatan preventive dan perawatan corrective. Suatu mesin terdiri dari berbagaikomponen vital yang mendukung kelancaran operasi, sehingga apabila komponen tersebutmengalami kerusakan maka akan mendatangkan kerugian yang sangat besar yaitu terganggunyaproses belajar mengajar. Oleh sebab itu, tidak bisa dipungkiri perlunya suatu perencanaankegiatan perawatan bagi masing-masing mesin yang dipakai untuk pelajaran praktik untukmemaksimalkan sumber daya yang ada.Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan landasan dasar untuk perawatan fisikdan suatu teknik yang dipakai untuk mengembangkan perawatan pencegahan (preventivemaintenance) yang terjadwal (Ben-Daya, 2000). Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa kendaladari peralatan dan struktur dari kinerja yang akan dicapai adalah fungsi dari perancangan dankualitas pembentukan perawatan pencegahan yang efektif akan menjamin terlaksananya desainkehandalan dari peralatan (Mourbray, 1997).SMK Negeri 1 Kediri adalah Sekolah Kejuruan bidang Teknologi dan Industri. Adasembilan program keahlian dan salah satunya adalah Jurusan Teknik Pemesinann. Jurusan TeknikPemesinan sendiri adalah salah satu program keahlian yang paling banyak menggunakan mesin,sehingga sering mengalami permasalahan breakdown mesin yang tinggi. Hal tersebut tentunyamenghambat proses pembelajaran praktik. Pada saat ini jurusan Teknik Pemesinan menerapkansistem pemeliharaan corrective maintenance, yaitu melakukan perbaikan ketika terdapatkerusakan.Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk membuatperencanaan sistem perawatan mesin dengan menggunakan metode Reliability CenteredMaintenance (RCM), dengan metode RCM diharapkan dapat menetapkan schedule maintenancedan dapat mengetahui secara pasti tindakan kegiatan perawatan yang tepat yang harus dilakukanpada setiap komponen mesin.Metode PenelitianDalam menunjang terlaksananya penelitian ini, maka dibutuhkan beberapa data unukmenganalisa masalah yang dihadapi. Data tersebut diperoleh melalui:a. Study literature yaitu metode pengumpulan data dengan mempelajari literature, sehinggadidapatkan referensi yang mendukung atau memperkuat hasil penelitian yang diperoleh.b. Study lapangan yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan survey langsung kelokasi penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Teknik3

JURMATIS, 2019, Vol.1, No.1, Januari 2019ISSN : 2622-1004 (Online)pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan observasi. Data yang dibutuhkandalam penelitian ini meliputi :1. Data mesin dan komponennya.2. Data downtime, waktu antar kerusakan dan perbaikan.3. Data penyebab kegagalan beserta efek yang ditimbulkan akibat adanya kegagalan.4. Data pemeliharaan yang telah dilakukan oleh bengkel pemesinan.5. Data jam kerja efektif mesin bubut .Hasil dan Pembahasan3.1 Analisis Perawatan Mesin Bubut1. Analisis reliability mesin bubut dengan waktu operasi 2008 jam.a. Komponen Sistem Kelistrikan Mesin Bubut Laju kerusakan (λ) h (t) 0,0044 kerusakan / jamJadi komponen sistem kelistrikan mesin bubut akan mengalami kerusakan sebanyak0,0044 kerusakan per jam. Waktu rata – rata diantara kerusakan (Mean Time Between Failure) atau ekspetasirata – rata mesin hidup (life mean) 227,2727 jam yang berarti bahwa mesin akanmengalami kerusakan untuk komponen sistem kelistrikan mesin bubut setelah rata– rata beroprasi selama 227,2727 jam dan ini menunjukkan umur komponen sistemkelistrikan mesin bubut.b. Eretan Mesin Bubut Laju kerusakan (λ) h (t) 0,0024 kerusakan / jamJadi eretan mesin bubut akan mengalami kerusakan sebanyak 0,0024 kerusakan perjam. Waktu rata – rata diantara kerusakan (Mean Time Between Failure) atau ekspetasirata – rata mesin hidup (life mean) 416,6666 jam yang berarti bahwa mesin akanmengalami kerusakan untuk eretan mesin bubut setelah rata – rata beroprasi selama416,6666 jam dan ini menunjukkan umur eretan mesin bubutc. Kepala Tetap Mesin Bubut Laju kerusakan (λ) h (t) 0,0019 kerusakan / jamJadi kepala tetap mesin bubut akan mengalami kerusakan sebanyak 0,0019kerusakan per jam. Waktu rata – rata diantara kerusakan (Mean Time Between Failure) atau ekspetasirata – rata mesin hidup (life mean) 526,3157 jam yang berarti bahwa mesin akanmengalami kerusakan untuk kepala tetap mesin bubut setelah rata – rata beroprasiselama 526,3157 jam dan ini menunjukkan umur kepala tetap mesin bubut.d. Kepala Lepas Mesin Bubut. Laju kerusakan (λ) h (t) 0,0014 kerusakan / jamJadi kepala lepas mesin bubut akan mengalami kerusakan sebanyak 0,0014kerusakan per jam. Waktu rata – rata diantara kerusakan (Mean Time Between Failure) atau ekspetasirata – rata mesin hidup (life mean) 714,2857 jam yang berarti bahwa mesin akanmengalami kerusakan untuk kepala lepas mesin bubut setelah rata – rata beroprasiselama 714,2857 jam dan ini menunjukkan umur kepala lepas mesin bubut.e. Chuck Mesin Bubut Laju kerusakan (λ) h (t) 0,0009 kerusakan / jamJadi chuck mesin bubut akan mengalami kerusakan sebanyak 0,0009 kerusakan perjam.4

JURMATIS, 2019, Vol.1, No.1, Januari 2019 ISSN : 2622-1004 (Online)Waktu rata – rata diantara kerusakan (Mean Time Between Failure) atau ekspetasirata – rata mesin hidup (life mean) 1111,1111 jam yang berarti bahwa mesin akanmengalami kerusakan untuk chuck mesin bubut setelah rata – rata beroprasi selama1111,1111 jam dan ini menunjukkan umur chuck mesin bubut.Analisis Maintainability FactorMaintainability factors adalah faktor – faktor yang menunjukkan suatu sifat dari rekayasasistem dan mempunyai karakteristik untuk memudahkan dalam pemeliharaan, ketepatan,keselamatan dan faktor ekonomis dalam melaksanakan fungsi. Analisis Maintainabilityfactor mencakup fungsi – fungsi berikut :a. Komponen Sisitem Kelistrikan Mesin Bubut Waktu rata – rata pemeliharaan korektif atau mean corective maintenance time(Mct) 2,7222 jam. Waktu rata – rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) meantime between maintenance (MTBM) 223,1111 jam. Jadi komponen mesin bubutharus diadakan pemeliharaan untuk kerusakan komponen sistem kelistrikan tiap223,1111 jam. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal / frekuensi preventive time (fpt) 0,00008 pemeliharaan / jam. Waktu rata – rata pemeliharaan aktif / mean maintenance (M) 2,6734 jam. Waktu rata –rata down time (MDT) 3,1908 jam. Jadi rata – rata down time yangditimbulkan akibat kerusakan pada komponen sistem kelistrikan adalah 3,1908 jamb. Eretan Mesin Bubut Waktu rata – rata pemeliharaan korektif atau mean corective maintenance time(Mct) 2,3 jam. Waktu rata – rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) meantime between maintenance (MTBM) 401,6 jam. Jadi komponen mesin bubutharus diadakan pemeliharaan untuk kerusakan eretan tiap 401,6 jam. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal / frekuensi preventive time (fpt) 0,00009 pemeliharaan / jam. Waktu rata – rata pemeliharaan aktif / mean maintenance (M) 2,2168 jam. Waktu rata –rata down time (MDT) 2,7668 jam. Jadi rata – rata down time yangditimbulkan akibat kerusakan pada eretan adalah 2,7668 jamc. Kepala Tetap Mesin Bubut Waktu rata – rata pemeliharaan korektif atau mean corective maintenance time(Mct) 2,4375 jam. Waktu rata – rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) meantime between maintenance (MTBM) 502 jam. Jadi komponen mesin bubut harusdiadakan pemeliharaan untuk kerusakan kepala tetap tiap 502 jam. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal / frekuensi preventive time (fpt) 0,00009 pemeliharaan / jam. Waktu rata – rata pemeliharaan aktif / mean maintenance (M) 2,3272 jam. Waktu rata –rata down time (MDT) 2,8272 jam. Jadi rata – rata down time yangditimbulkan akibat kerusakan pada kepala tetap adalah 2,8272 jamd. Kepala Lepas Mesin Bubut Waktu rata – rata pemeliharaan korektif atau mean corective maintenance time(Mct) 2,6666 jam. Waktu rata – rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) meantime between maintenance (MTBM) 669,3333 jam. Jadi komponen mesin bubutharus diadakan pemeliharaan untuk kerusakan kepala lepas tiap 669,3333 jam.5

JURMATIS, 2019, Vol.1, No.1, Januari 2019ISSN : 2622-1004 (Online) Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal / frekuensi preventive time (fpt) 0,00009 pemeliharaan / jam. Waktu rata – rata pemeliharaan aktif / mean maintenance (M) 2,5055 jam. Waktu rata –rata down time (MDT) 3,1721 jam. Jadi rata – rata down time yangditimbulkan akibat kerusakan pada kepala lepas adalah 3,1721 jame. Chuck Mesin Bubut Waktu rata – rata pemeliharaan korektif atau mean corective maintenance time(Mct) 1,125 jam. Waktu rata – rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) meantime between maintenance (MTBM) 1004 jam. Jadi komponen mesin bubutharus diadakan pemeliharaan untuk kerusakan chuck tiap 1004 jam. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal / frekuensi preventive time (fpt) 0,00009 pemeliharaan / jam. Waktu rata – rata pemeliharaan aktif / mean maintenance (M) 1,0227 jam. Waktu rata –rata down time (MDT) 1,8977 jam. Jadi rata – rata down time yangditimbulkan akibat kerusakan pada chuck adalah 1,8977 jam3.2 Penjadwalan Pemeliharaan Preventive Komponen Sistem Kelistrikan Mesin Bubut.Didalam menentukan kapan akan dilakukan pemeliharaan preventive digunakan analis sebagaiberikut :a. Jika melihat hasil MTBF maka mesin bubut akan mengalami kerusakan rata – rata padaoperasi selama 227,2727 jam untuk kerusakan pada komponen sistem kelistrikan mesinbubut, 416,6666 jam untuk kerusakan pada eretan, 526,3157 jam untuk kerusakan padakepala tetap, 714,2857 jam untuk kerusakan pada kepala lepas, 1111,1111 jam untukkerusakan pada chuck. Sehingga mesin harus mendapatkan pemeliharaan sebelum waktuoperasi diatas. Atau lebih tepatnya mesin harus dirawat setelah operasi selama 223,1111 jamuntuk komponen sistem kelistrikan, 401,6 jam untuk eretan, 502 jam untuk kepala tetap,669,3333 jam untuk kepala lepas, 1004 jam untuk chuck. Dimana waktu diatas merupakanMTBM nya atau waktu rata – rata pemeliharaan.b. Rekomendasi tindakan perawatan dengan melihat dari analisis data yang di lakukan dandengan melalui pendekatan reliability centered maintenance (RCM) adalah melakukantindakan perawatan berkala atau preventive maintenance dengan jenis perawatan :1. Perawatan harianMerupakan tindakan perawatan yang dikerjakan setiap hari setelah melakukan kegiatanpembubutan yang meliputi pengecekan, pembersihan dan pencatatan kondisi mesindengan tujuan agar segara mengetahui apabila ada komponen mesin bubut yangupnormal.2. Perawatan mingguanMerupakan tindakan perawatan atau pemeliharaan yang dilakukan secara periodik atauberkala yaitu satu minngu sekali yang meliputi kegiatan pengecekan terhadap komponendan daya kerja mesin bubut.3. Perawatan bulananMerupakan tindakan perawatan atau pemeliharaan yang dilakukan secara periodik atauberkala setiap tiga bulan atau enam bulan sekali. Tindakan perawatan ini bisa berupatindakan perawatan berat (pemeliharaan overhoul) yang bersifat restoratif, dilakukanoverhoul, dan perbaikan mesin total.KesimpulanUntuk mendapatkan kinerja mesin bubut yang baik dan dapat beroprasi sesuai dengan performasinyamaka diperlukan suatu perawatan atau pemeliharaan yang terencana atau berkala atau yang sering6

JURMATIS, 2019, Vol.1, No.1, Januari 2019ISSN : 2622-1004 (Online)disebut dengan preventive maintenance yaitu dengan melakukan perawatan harian, mingguan danbulanan.Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan maka dapat diidentifikasi komponenkritis yang perlu dilakukan penjadwalan pemeliharaan sejumlah 5 komponen mesin bubut yangmenyebabkan mesin bubut berhenti beroprasi. Dari data yang didapat ada satu komponen mesin bubutyang tingkat kerusakannya sangat tinggi yaitu komponen sistem kelistrikan mesin bubut.Dari hasil perhitungan Mean Time Between Maintenance (MTBM)didapatkan intervalpemeliharaan atau perawatan untuk komponen sistem kelistrikan mesin bubut setiap 223,1111 jam,eretan mesin bubut setiap 401,6 jam, kepala tetap mesin bubut setiap 508 jam, kepala lepas mesin bubutsetiap 669,3333 jam dan chuck mesin bubut setiap 1004 jam.Referensi[1] Ben-Daya, M. (2000). You May Need RCM to Enhance TPM Implementation. Journal of Quality inMaintenance Engineering, 6(2).[2] Blanchard, Benjamin S. (1995). Maintainability : A Key To Effective Serviceability andMaintenance Management. John Wiley & Sons,Inc.[3] Daryus, Asyari. (2007). Diktat Manajemen Pemeliharaan Mesin, Universitas Darma Persada –Jakarta.[4] Dhillon, B.S. (2002). Engineering Maintenance : A Modern Approach. USA: CRC Press LLC.[5] Ebeling, C.E. (1997). An introduction to Reliability and Maintainability Engineering. New York:The Mc. Graw Hill Compainer inc.[6] Hasibuan, G.B. (2009). Sistem Pemeliharaan Mesin Press (Skripsi), Universitas Mercu Buana,Jakarta.[7] Horst, R. (2009). The Weibull Distribution A Handbook. Justua-Liebig-University Giessen, Jerman.[8] Lewis, E.E. (1987). Introduction to Reliability Engineering. Canada: John Wiley and Sons.[9] Mourbray, J. (1997). Reliability Centered Maintenance 2nd Edition. New York: Industrial Press inc.Madison Avenue.[10] O’Connor, Patrick D.T. (2001). Practical Reliability Engineering, Fourth Edition, John Wiley &Sons Ltd. England.[11] Rausand, M dan Hoyland, A. (2004). System Reliability Theory Models, Statistical Methods andApplications. John Wiley & Sons, USA.[12] Selvik, J.T. dan T. Aven. (2011). A Framework For Reliability and Risk Centered Maintenance,Reliability Engineering and System Safety.[13] Widyaningsih, S.A. (2011). Perancangan Penjadwalan Pada Mesin Produksi Bahan BangunanUntuk Meningkatan Kehandalan Mesin Dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)(Skripsi), Universitas Indonesia, Jakarta.7

harus diadakan pemeliharaan untuk kerusakan komponen sistem kelistrikan tiap 223,1111 jam. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal / frekuensi preventive time (fpt) 0,00008 pemeliharaan / jam. Waktu rata – rata pemeliharaan aktif / mean maintenance (M) 2

Related Documents:

Teknik Elektro 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian dan Istilah a. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman. b. Fakultas adalah Fakultas Teknik Universirsitas Jenderal Soedirman. c. Jurusan adalah Jurusan Teknik Elektro dengan Program Studi S1 Teknik Elektro pada Fakultas Teknik. d.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra semula bernama Fakultas Teknik Elektro, didirikan pada tahun 1982 dengan 2 (dua) bidang studi/ konsentrasi yaitu Teknik Sistem Tenaga dan Elektronika berdasarkan surat keputusan Rektor tanggal 30 April 1982 No.

PERENCANAAN BISNIS INDUSTRI TEMPE (STUDI KASUS DI IKM BAROKAH BANDUNG) TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Oleh RISKI YULITASARI NRP : 123010158 PROGRAM STUDI

32 Teknik Instalasi Tenaga Listrik 617 33 Teknik Otomasi Industri 618 Pilihan : 34 Teknik Pengelasan 421 35 Teknik Fabrikasi Logam 422 9 Teknik Mesin Umum 420 36 37 38 Teknik Pengecoran Logam Teknik Pemesinan Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin 423 424 425 39 Teknik Gambar Mesin 426 .

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1 1. Visi dan Misi Program Studi Visi Prodi S1 Teknik Elektro disusun mengacu pada visi Fakultas Teknik dan visi Universitas Negeri Yogyakarta. Visi Prodi S1 Teknik Elektro FT UNY adalah pada tahun 2025 menjadi Program Studi S1 Teknik Elektro yang unggul dan kompetitif di tingkat

Kurikulum Institusional (Teknik Industri Untar) terdiri dari Mata Kuliah: Kelompok Pengetahuan Kode Mata . struktur pasar, analisa biaya, pendapatan nasional, keuangan dan bank, inflasi dan resesi, . PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI 161 IE13031 Kimia Dasar (Integrasi dengan

jurusan teknik kimia fakultas teknik oleh: denanda putri pratami d 500 150 154 program studi teknik kimia fakultas teknik universitas muhammadiyah surakarta 2019. halaman persetujuan pengaruh waktu pemasakan dan konsentrasi so

dengan berbagai fakultas dan program studi antara lain: A. Fakultas Teknik dan Informatika: 1. Sistem Informasi 2. Teknik Komputer 3. Informatika 4. Teknik Fisika 5. Teknik Elektro B. Fakultas Ilmu Komunikasi, dengan program studi: 1. Ilmu Komunikasi 2. Jurnalistik C. Fakultas Seni dan Desain, dengan program studi: 1. Desain Komunikasi Visual 2.