EFEKTIVITAS DISKUSI MORAL TEMA KEJUJURAN AKADEMIK

2y ago
176 Views
2 Downloads
267.66 KB
10 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nora Drum
Transcription

EFEKTIVITAS DISKUSI MORAL TEMA KEJUJURAN AKADEMIK UNTUKMENINGKATKAN KEJUJURAN AKADEMIK PADA REMAJANur Suci Utami1 , M. Farid2, IGAA Novi Ekayati3Program Magister Sains Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya1) suci.uwks@gmail.com 2) muhfaridrochim@gmail.com3) noviekayati@untag-sby.ac.idIntisariAngka kecurangan saat Ujian Nasional yang cukup tinggi membuktikan jika kejujuran akademikpada siswa rendah. Kecurangan akademik semacam ini dapat diminimalkan dengan meningkatkankejujuran akademik pada siswa. .Salah satu cara untuk meningkatkan kejujuran akademik ialahdiskusi moral. Proses diskusi dapat meningkatkan moral kognitif individu yang kemudian dapatmeningkatkan penalaran moral hingga akhirnya akan memengaruhi keputusan moral seseorang.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas diskusi moral dengan tema kejujuranakademik untuk meningkatkan kejujuran akademik pada remaja. Penelitian ini adalah penelitianeksperimen dengan pretest-postest control goup design. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 54siswa yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen berjumlah 28 remaja dankelompok kontrol 26 remaja. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah skala kejujuranakademik. Proses treatment diskusi moral dilakukan sebanyak lima (5) kali dengan menggunakanvideo sebagai penyampaian issue kejujuran akademik. Teknik analisis data menggunakan analisisindependent sample t test .Hasil penelitian ini menunjukan bahwa diskusi moral tema kejujuranakademik dapat meningkatkan kejujuran akademik remaja. Temuan ini juga didukung denganperubahan perilaku menyontek siswa yang dapat dilihat dari hasil observasi .Kata kunci : Efektivitas, Diskusi Moral Tema Kejujuran Akademik, Kejujuran Akademik, RemajaPendahuluanMenghadapi era industri 4.0 sekarangini diperlukan kualitas sumber dayamanusia yang memiliki daya saing tinggi.Peningkatan simber daya dapat dilakukandengan peningkatan mutu pendidikan.Keberhasilan peningkatan mutu pendidikanterlihat dari lulusan yang memilikikompetensi dan daya saing, namun padakenyataannya praktek di dunia pendidikanperilaku yang mencerminkan daya saingyang rendah. Perilaku yang sering nampakialah perilaku menyontek, perilakumenyontek ini nampak pada jenjangpendidikan dasar hingga pada perguruantinggi. Selain menyontek perilaku curanglainnyadiantaranyaplagiasidanmemalsukan informasi. Ketiga perilaku inimencerminkan jika nilai sebagai tolak ukurkesuksesan, tanpa memperdulikan prosesdari pencapaian nilai tersebut.Perilaku kecurangan akademik adalahsuatu wujud perilaku dan ekspresi mentalseseorang untuk mendapatkan hasil yangbagus dengan jalan pintas (Anderman,Griesinger & Westerfield, 1998). Bentukkecurangan akademik berupa perilakumenyontek merupakan hasil belajar dariinteraksidenganlingkungannya.Kecurangan akademik menjadi budaya didunia pendidikan, tingginya perilaku curangmenunjukkan jika kejujuran akademik dipendidikan semakin rendah. Perilakumenyontek disebabkan oleh banyak faktordiantaranya kesempatan, kode atau tanda,

keputusasaan/kenekatan(Gbadamosi,2004), rendahnya kejujuran(West, Ravenscoft dan Sharder, okrastinasi,kurangnyapemahamanmateri,management waktu, pengaruh lingkungan(Jones,2011), Lewellyn and Rodriguez(Dirdjosumarto, 2011) menghubungkankecurangan akademik dengan teori fraudtriangle. Hasil penelitiannya disebuttriangle of academic dishonesty (segitigakecurangan akademik) yang terdiri dariIncentive, Opportunity, Attitude.Abramovits & Bouville (Mujahidah,2009) mengemukakan bahwa praktikmenyontek bila dilakukan secara terusmenerus akan menjadi bagian dari diriindividu. Dampaknya, masyarakat akanmenjadi permisif terhadap perilakumenyontek. Hal ini akan berakibat bahwaperilaku menyontek akan menjadi bagiandari kebudayaan yang berdampak padakaburnya nilai-nilai moral dalam setiapaspek kehidupan dan pranata sosial danbahkan bisa melemahkan kekuatanmasyarakat. Kecurangan akademik yangtinggi dapat direduksi dengan peningkatankesadaran mengenai akibat perilakukecurangan akademik yang biasa dilakukandengan metode diskusi (Khoirotun, .,Veugelers,2000 ).Metode diskusi moral dipilih olehpeneliti untuk meningkatkan kejujuranakademik remaja, dengan metode diskusimoral kognitif akan lebih mudah mengalamiperubahan (Lumpkin,2008) dengan metodediskusi siswa akan lebih mudah untukmengekspresikanpendapatnya(Adisusilo,2012). Diskusi moral dilakukandengan penyampaian issu melalui tayanganvideo.Videodigunakanuntukmenyampaikan issu dengan pertimbanganmedia video dapat menarik perhatian siswaagar lebih fokus danlebih mudahmemahami konsekuensi logis mengenaisetiap tindakan (Feist,2006). Denganpenayangan video siswa juga akanmelakukan proses modeling pada tokohyang menarik pada video (Bandura, 1986).Pertimbangan diatas peneliti memilihmetode diskusi moral agar metode ini dapattetap digunakan oleh setiap sekolah denganbantuan dan arahan dari guru sebagaimoderator diskusi.Kejujuran AkademikKejujuran akademik adalah konsep yangdapat dipahami dari berbagai segi, yangmemungkinkan banyak perilaku ketidakjujuran akademik diinterpretasi dandiperdebatkan (Braun & Stallworth, 2009).SedangkanPayan(2010)menggambarkan kejujuran akademik dapatsebagai perilaku yang terkait denganmenyontek saat ujian, kerjasama saat ujian(mendapatkan dan memberi informasitentang ujian), plagiat (mengkopi darimateri tertentu), hacking pada komputer,memalsukaninformasi(misalnya;membohongi instruktur tentang sakit, ataumenggunakan informasi yang keliru untukmendapatkantoleransi/penundaantugas.Ketidak jujuran akademik terdiri dariempat kategori, menyontek, memberikaninformasi palsu, memfasiliti ketidak jujuranakademik dan plagiat.Lewellyn dan Rodriguez (2015)mendefinisikan kecurangan akademiksebagai semua bentuk penipuan sepertiplagiasi (plagiarisme) dan perbuatan tidakjujur ketika mengerjakan tugas atau ujian.Diskusi Moral

Metode diskusi moral dipilih olehpeneliti untuk meningkatkan kejujuranakademik remaja, dengan metode diskusimoral kognitif akan lebih mudah mengalamiperubahan (Lumpkin,2008) dengan metodediskusi siswa akan lebih mudah skusi moral dapat meningkatkanpenalaran moral yang akan mem;pengaruhikeputusan moral seseorang. (Rest, 1983).Berdasarkan teori yang Rest, diskusi moraldilakukan dengan 5 sesi. Sesi pertama yaitupretest,sesi kedua observasi perlakumenyontek siswa, sesi ketiga treatmentdiskusi moral, sesi keempat postest dan sesikelima observasi.Diskusi dilakukan sebanyak lima (5)kali dengan setiap pertemuan memiliki issudan tujuan diskusi yang berbeda. Issu moralyang pertama didiskusikan berisi mengenaiakibat dari ketidakjujuran bagi lingkungansekitarnya. Pada issu ini proses diskusiditekankan dampak social bagi seseorangyang terbiasa berbohong. Diskusi denganissuini bertujuan untuk memberikankesadaran mengenai dampak buruk dariberbohong.Issu moral selanjutnya mengenaiakibat menyontek dikarenakan takut akanmata pelajaran yang akan diujikan. Diskusiditekankan pada menunjukkan bahwapercaya dengan kemampuan diri sendiri ituperlu. Dengan meningkatkan kepercayaandiri, maka ia akan mempercayai jawabanyang ia tuliskan pada lembar jawaban,KelompokEksperimenKontrolTotalJenis KelaminPerempuanLaki-Laki131326141428sehingga dapat memperkecilmenyontek dan plagiasi.perilakuIssu moral yang ketiga ialahmengenai siswa yang sedang ujian, dan iamembayangkan jika ia ketahuan melakukankecurangan. Diskusi yang ditekankan padaakibat dari menyontek. Dan jika seseorangtidak melakukan kecurangan rasa banggaakan uncul jika hasil ujian telahdiumumkan. Modeling pada tokoh siswayang melaksanakan ujian dengan jujur,walaupun ia telah membawa contekandisakunya ia tidak membuka catatantersebut hingga akhir.Issumoral keempat ialahmengenai kebiasaan curang yang dilakukansejak dibangku sekolah hingga diduniakerja. Diskusi ditekankan pada kebiasaancurang tidak akan bisa berhenti jika sudahmenjadi kebiasaan dan penekanan jika nilaitidak menjamin kesuksesan jika caramendapatkan nilai tersebut dengan caracurang.Issu moral yang terakhir mengenaikebiasaan curang, membuat seseorang tidakmampumengenalikelebihandankekurangan dalam dirinya, selain itukepercayaan akan kemampuan dalamdirinya akan rendah.HipotesisHipotesis yang akan dibuktikan dalampenelitian ini, yaitu diskusi moral dapatmeningkatkan kejujuran akademik.Metode PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian denganmenggunakan disain experimen denganpretest-postest control group design.Penelitian ini menggunakan dua kelompokyaitu kelompok kontrol dengan jumlahsubjek 26 siswa dan kelompok experimendengan jumlah subjek 28 siswa. Subjek

penelitian berjumlah 52 siswa. Yangdidistribusikan sebagai berikut:Kedua kelompok diberikan pretest skalakejujuran akademik yang dikembangkanberdasarkan teori Payan (2010) dengandimensimenyontek,plagiasidanmemalsukan informasi, sedangkan aspekhacking pada komputer tidak dimasukkandalamskaladenganpertimbangankemampuan komputer siswa belum padatahap hacking. Skala kejujuran akademikmemiliki 62 aitem yang terdiri dari 25 aitemfavorabel dan 37 aitem unfavorabel. Skalakejujuran akademik memiliki angkareabilitas 0,925.Setelah diberikan pretest, kelompokkontrol diberikan perlakuan berupa diskusimoral. Diskusi diberikan dengan 5 issu yangberbeda setiap pertemuan. Issu moral yangpertama didiskusikan berisi mengenaiakibat dari ketidakjujuran bagi lingkungansekitarnya. Diskusi dengan issuinibertujuan untuk memberikan kesadaranmengenai dampak buruk dari berbohong.Issu moral selanjutnya mengenaiakibat menyontek dikarenakan takut akanmata pelajaran yang akan diujikan. Diskusiditekankan pada menunjukkan bahwapercaya dengan kemampuan diri sendiri ituperlu. Dengan meningkatkan kepercayaandiri, maka ia akan mempercayai jawabanyang ia tuliskan pada lembar jawaban,sehingga dapat memperkecil perilakumenyontek dan plagiasi.Issu moral yang ketiga ialahmengenai siswa yang sedang ujian, dan iamembayangkan jika ia ketahuan melakukankecurangan. Diskusi yang ditekankan padaakibat dari menyontek. Dan jika seseorangtidak melakukan kecurangan rasa banggaakan uncul jika hasil ujian telahdiumumkan. Modeling pada tokoh siswayang melaksanakan ujian dengan jujur,walaupun ia telah membawa contekandisakunya ia tidak membuka catatantersebut hingga akhir.Issumoral keempat ialahmengenai kebiasaan curang yang dilakukansejak dibangku sekolah hingga diduniakerja. Diskusi ditekankan pada kebiasaancurang tidak akan bisa berhenti jika sudahmenjadi kebiasaan dan penekanan jika nilaitidak menjamin kesuksesan jika caramendapatkan nilai tersebut dengan caracurang.Issu moral yang terakhir mengenaikebiasaan curang, membuat seseorang tidakmampumengenalikelebihandankekurangan dalam dirinya, selain itukepercayaan akan kemampuan dalamdirinya akan rendah.Setiap sesi memiliki durasi 45 menit,sedangkan pretest dan postest dikerjakandengan jangka waktu 20 menit. Observasiperilaku menyontek dilakukan dengan 9 kaliwaktu amatan setiap waktu amatan terdiri 5menit.Data penelitian ini dianalisis dengan teknikanalisis Kolmogorov- Smirnov untukmenunjukkan bahwa skor gain kejujuranakademik terdistribusi normal. Selanjutnya,di uji statistik dengan Uji independentsample t test . Hasil analisis uji independentsample t test menggunakan program SPSS25 for windows menunjukkan bahwaterdapat perbedaan signifikan nilai rata-rataperilaku kejujuran akademik antara sebelumdan sesudah diberi perlakuan. Padakelompok experimen skor gain kejujuranakademik mengalami peningkatan dan padakelompok kontrol skor gain kejujuranakademik siswa mengalami penurunan.Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pretest pada kelompokexperimen kejujuran akademik tergolongcukup dan kelompok kontrol kejujuranakademik siswa tergolong tinggi. Berikutdata demografis kejujuran siswa pada keduakelompok.Setelah diberikan perlakuan terjadiperuabahan skor kejujuran akademik padasubjek.Hasil postest didapatkan bahwa tingkatkejujuran akademik sesudah diberikannyatreatment pada kelompok ekperimenterdapat 1 siswa (3%) berada pada kategoricukup, 16 siswa (57%) berada pada kategoritinggi dan 11 siswa (40%) pada kategorisangat tinggi. Pada kelompok kontrolterdapat 7 siswa(8%) berada pada kategoricukup, 17 (65%) siswa pada kategori tinggidan 2 (8%)siswa pada kategori sangattinggi. Hasil posttest kelompok eksperimenmenunjukkan bahwa diskusi moral dapatmeningkatkan kejujuran akademik darikategori “rendah” ke kategori “cukup”,kategori “cukup” ke kategori “tinggi” dandari kategori “tinggi” menuju kategori“sangat tinggi”. Pada kelompok kontrolterjadi penurunan kejujuran akademik“sangat tinggi” ke kategori “tinggi” dankategori “tinggi ” ke kategori “cukup”.Selain mengisi skala, kejujuran akademiksubjek kelompok experimen juga diobservasi dengan tujuan untuk mengetahuiperubahan perilaku menyontek padakelompok experimen. Berikut hasilobservasi perilaku memyontek subjekkelompok experimen sebelum diberikanperlakuan.Setelah diberikan perlakuan dan diberikanpostest subjek pada kelompok experimenkembalidiobservasiperilakumenyonteknya. Berikut hasil observasi padakelompok experimen.Skor gain pada kedua kelompok kemudiandiolah dengan menggunakan SPSS versi 25for windows, dengan menggunakan ujiindependent sampel t test. Berikut hasil ujiindependent sampel t test pada skor gainDari hasil uji indepedent sample t test padatabel 4.4 nilai t 11.134 dengan nilai sig 0.00 (p 0.01). Temuan ini membuktikanbahwa ada perbedaan sangat signifikankejujuran akademik antara kelompok yangmemperoleh treatment diskusi moral

dengan kelompok yang tidak diberikanperlakuan apapun. Kelompok yangmemperoleh treatment diskusi moralmengalami peningkatan rerata kejujuranakademik (M 56,25) dan kelompok yangtidak diberikan treatment mengalamipenurunan rerata kejujuran akademik (M 10,19), sehimgga diskusi moral terbuktimempengaruhi perilaku kejujuran akademikpada ertimbangkan dan semakin internalsedangkan keputusan moral dipengaruhioleh penalaran moral. (Rest, 1983)Penalaranmoralseseorangberpengaruh terhadap kemampuan analisisdan keputusan moral yang diambil. Semakintinggi tingkat penalaran moral seseorang,semakin komplek aspek-aspek yang turuthasilkriteria moral dalam memutuskan perilakurata-rata peningkatan kejujuran akademikmoral. Seseorang yang memiliki tingkatpada kelompok eksperimen dan kelompokpenalaran moralkotroltanggung jawab sosial lebih besar ahan skor kejujuran akademik. PadakejadiankelompokeksperimendiberikanPenalaran moral dipengaruhi oleh kognitifperlakuanskorakademik(Santrock, 2007) , salah satu cara untukyangkejujurandantinggi, memiliki rasaperistiwaterjadi.meningkat, sedangkan pada kelompokmeningkatkankontrol skor kejujuran akademik mengalamidiskusi moral (Likcona,2012 Diskusi moralpenurunan. Hal ini menunjukkan jikapertama kali dikembangkan oleh Kohlbergdiskusimeningkatkanpada tahun 1975, diskusi moral digunakankejujuran akademik pada remaja. hal iniuntuk memgetahui perkembangan moralsesuaiyangindividu. Hasil dari diskusi moral akandilakukan oleh Colby(1977), jika diskusidilakukan skoring sesuai dengan panduanmoral dapat meningkatkan kejujuran padayang raladalahHasil penelitian yang han skor kejujuran akademik padakomponen dari moral. Kejujuran akademikkelompokadalah salah satu norma yang semakintreatment diskusi moral (Tabel 4.3) yangmenurun terutama pada remaja. Kejujurankemudianakademik berfungsi sebagai pengendaliperilaku yang nampak. Hasil observasiperilaku kecurangan akademik misalnyamenunjukkanmenyontekdanakademik juga diikuti dengan perubahanPerilaku moralperilaku. Hal ini sesuai dengan teori yangsaatuujian,memalsukan kordiberikanperubahankejujurandikemukakan oleh Rest, jika perubahan

penalaranmoralpenelitian ini menyatakanjika idientitaskeputusan moral yang diikuti denganmoralmoralpeubahan perilaku. Hal ini sesuai denganmempengaruhipenelitian yang dilakukan oleh Farid, penelitianReynoldsperilaku moral. Penelitian yang dilakukanpenelitian yang sesuai dengan penelitianolehmoralyang dilakukan oleh Merdekasari yangnegativedilakukan pada 16 subjek dengan erhadap dishonesty academic.Diskusiusia 10-12 tahun. Penelitian ini dilakukansecarakognitifdengan memeberikan treatment pemberianpenguasaanperilakutayangan flim prosial yang kemudiankognitif dengan proses mental, logikadidiskusikan, flim yang diberikan berisikanreseoning dan berfikir kritis yang akantayangan prososial. Hasil dari penelitian inimembuat data ingat seseorang semakinmenunjuukantinggi yang diikuti dengan motif untukporsosial setelah diberikan treatment skormeningkatprososial erubahanskorreasoning dan berfikir kritis) yang lebihTreatment yang digunakan dengantinggi, sehingga menguatkan daya ingatmenggunakan media video sebagai alat(retensi)danuntuk menampilkan issue yang akanmenumbuhkan motif intrinsik. (Makmundijadikan bahan diskusi. Video naiakibatDiskusi moral dengan menggunakanmenyontek bagi kehidupan. Setelah seluruhmedia video dapat meningkatkan penalarantreatment dijalankan peneliti melakukanmoral yang kemudian dapat mempengaruhiwawancara dengan beberapa subjek untukkeputusan moral pada individu. (Likcona,mengetahui2012). Proses diskusi moral yang dilakukanmengenai perilaku menyontek. Dari 4oleh subjek pada kelompok ekperimensubjek yang diwawancari oleh peneliti 3menunjukkan skor kejujuran akademik padasubjek menjawab jika mereka tidak akansaat sebelum diberikan treatment tergolongmenyontek lagi dengan alasan yang bahanpadavideopemahamanyangtelahtreatment terjadi peningkatkan yang sangatdiperlihatkan. Video menjadi salah satusignifikan.stimulus yang membuat subjek untuk tidakHasil ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh Reynoldsyangdilakukanpada500reponden,melakukan tindakan menyontek saat ujian.

Video dalam treatmentyangsehingga tidak semua siswa mengutarakandigunakan untuk menyampaikan issuependapatnya pada setiap tahap. Penelitianmoral, ternyata memiliki pengaruh terhadapini menggunakan alat ukur dengan dimensikognitif dan penalaran moral. Penalaranyang tidak lengkap. Dimensi kejujuranmoral ini juga berpengaruh pada perilakuakademik adalah menyontek, plagiasi,memyontek yang dilakukan oleh subjek.hacking, dan memalsukan informasi, namunHal ini sesuai dengan penelitian yangpada penelitian ini tidak ada 11)perilakuyangprososialKesimpulandipengaruhi oleh penalaran moral, jenis1. Kejujuran akademik remaja di SMPkelamin, religiusitas dan kecerdasan emosi.Sunan Giri kelas VII A sebagaiVideo juga memiliki pengaruh terhadapkelompok eksperimen tergolong cukupperilakudan pada kelas VII I sebagai kelompokseseorang.Videodapatmeningkaylan akses menuju pemikiranyang memperngaruhi keputusan moralkontrol tergolong tinggi.2. Kejujuran akademik adalah perilakumenghuindari perilaku kecurangan akdemikmenghindariseseorang.seperti menyontek saat ujian, plagiasi,Hasil ini didukung oleh yang dilakukan oleh Grretemever padamemalsukan informasi. Skor kejujurantahun 2009 yang menyatakan jika mediaakademik dapat dilihat dari perilakuyang memiliki muatan perilaku prososialindividuanak, selain video dengan mendengarkankecuranganlagu yang berisi nilai prososial dapatmenyontekmeningkatkan akses menuju pemikiranakademik dapat ditingkatkan denganprososial dan empati sehingga seseorangdiskusi moral, diskusi issu moral dandapat lebih terdorong untuk melakuakanbiblioterapi.tindakan prososial. (Greitemeyer, 2009,3. anujian.KejujuranakademikpadaGrei

EFEKTIVITAS DISKUSI MORAL TEMA KEJUJURAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEJUJURAN AKADEMIK PADA REMAJA Nur Suci Utami1, M. Farid2, IGAA Novi Ekayati3 Program Magi

Related Documents:

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTs AL HIKMAH BANDAR LAMPUNG SKRIPSI . Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi Kelompok . 21 5. Manfaat Penggunaan Metode Diskusi Kelompok . 22 6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Kelompok .

Contenido del curso Tema 1. Sistemas de Producción Lechera en México Tema 2. Características de la raza Holstein Tema 3. Crianza de reemplazos Tema 4. Manejo reproductivo del ganado lechero Tema 5. Alimentación del ganado lechero Tema 6. Manejo sanitario del ganado lechero Tema 7. Producción de leche Tema 8. Construcciones y equipo

ofmaking think and reform their ideas. And those true stories of import-antevents in the past afford opportunities to readers not only to reform their waysof thinking but also uplift their moral standards. The Holy Qur'an tells us about the prophets who were asked to relate to theirpeople stories of past events (ref: 7:176) so that they may think.File Size: 384KBPage Count: 55Explore further24 Very Short Moral Stories For Kids [Updated 2020] Edsyswww.edsys.in20 Short Moral Stories for Kids in Englishparenting.firstcry.com20 Best Short Moral Stories for Kids (Valuable Lessons)momlovesbest.comShort Moral Stories for Kids Best Moral stories in Englishwww.kidsgen.comTop English Moral Stories for Children & Adults .www.advance-africa.comRecommended to you b

2. Manfaat Diskusi Kelompok Penggunaan metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran menuntut pemecahan kelas menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok anggotanya dapat terdiri dari tiga sampai tujuh orang siswa. Abu Ahmadi (2007: 91) mengemukakan manfaat yang dapat diperoleh dari diskusi kelompok, antara lain: a.

Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus . Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. 2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. 3) Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan, maka diskusi tidak efektif.

diterapkan dalam hal ini adalah metode diskusi. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Dalam metode diskusi guru memberi kesempatan .

Analisis Efektivitas Brine Heater Analisis Pengaruh Efektivitas Brine Heater Terhadap Performa Desalination Plant Simpulan dan Saran Selesai Pengambilan Data Operasi Sudah Cukup Pengolahan dan Perhitungan Data Ya Tidak Wawancara dan Diskusi Referensi : Manual Book, Jurnal, Tugas Akhir, Buku Data Monitoring: Temp. Uap Masuk & Keluar, Temp. Air .

asset management Ralph Rayner Professor, Centre for the Analysis of Time Series, London School of Economics and Political Science A description of established techniques for deriving environmental criteria for the management of assets is presented, followed by a review of the principal issues surrounding the practical application of uncertain knowledge of the future climate. A case study of .