PEMODELAN BAWAH PERMUKAAN GUNUNG MERAPI DARI

2y ago
160 Views
34 Downloads
3.27 MB
48 Pages
Last View : 11d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Victor Nelms
Transcription

LAPORAN PENELITIANPEMODELAN BAWAH PERMUKAANGUNUNG MERAPI DARI ANALISIS DATA MAGNETIKDENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSOFTOleh:Imam SuyantoProgram Studi Geofisika, Jurusan FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah MadaYogyakarta, 2012i

KATA PENGANTARDengan mengucap syukur alhamdulillah, kami telah menyelesaikan laporanakhir penelitian ini. Laporan ini merupakan hasil penelitian terhadap data magnetik diGunung Merapi dan Merbabu. Penelitian ini berjudul ‘Pemodelan Bawah PermukaanGunung Mearapi Dari Analisis Data Magnetik Dengan Menggunakan Software Geosoft’.Tentu masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu kritik dan saranmembangun sangat diharpkan untuk meningkatkan kualitas penyelidikan geofisika,khususnya untuk keperluan eksplorasi kegunungapian. Akhirnya kepada semua pihakyang telah membantu terlaksananya pekerjaan ini, kami mengucapkan terima kasih.Yogyakarta, Juni 2012Drs. Imam Suyanto, M.Siii

DAFTAR ISIHalaman JudulhaliKata PengantariiDaftar IsiiiiDaftar GambarvIntisariviBab I. Pendahuluan1I.1. Latar Belakang1I.2. Tujuan Penelitian3I.3. Waktu dan Tempat Pengambilan Data3Bab II. Tinjuan Pustaka4II.1. Keadaan umum Gunung Merapi-Merbabu4II.2. Fisiografi Jawa Tengah5II.3. Keadaan Geologi Gunung Merapi6II.4. Keadaan Geologi Gunung Merbabu9II.5. Penelitian Geofisika Gunung Merapi dan MerbabuBab III. Dasar Teori1013III.1. Teori Dasar Magnetik13III.1.1. Gaya Magnetik13III.1.2. Kuat Medan Magnet13III.1.3. Momen Magnetik13III.1.4. Intensitas Kemagnetan14III.1.5. Suseptibilitas Kemagnetan14III.1.6. Induksi Magnetik15III.2. Medan Magnet Bumi16III.3. Transformasi Medan Magnetik19III.3.1. Kontinuasi ke Atas19III.3.2. Reduksi ke Kutub Magnet Bumi19Bab IV. Metodologi Penelitian21IV.1. Instrumen Penelitian21IV.2. Metode Pengumpulan Data22IV.3. Metode Pengolahan Data22IV.3.1. Koreksi IGRF dan Variasi Harian23IV.3.2. Kontinuasi ke Atas24IV.3.3. Reduksi ke Kutub24iii

halIV.4. Metode Interpretasi24Bab V. Analisa Hasil Dan Pembahasan25V.1. Hasil Pengolahan Data25V.1.1. Medan Magnet Total26V.1.2. Anomali Medan Magnet Total27V.1.3. Hasil Kontinuasi ke Atas28V.1.4. Hasil Reduksi ke Kutub29V.2. Pembahasan30V.2.1. Interpretasi Kualitatif30V.2.2. Interpretasi Kuantitatif30Bab VI. Kesimpulan dan Saran32VI.1. Kesimpulan32VI.2. Saran32Daftar Pustaka33Lampiran Data Magnetik Gunung Merapi, Merbabu, dan sekitarnya34iv

DAFTAR GAMBARHalGambar 1.1. Peta sebaran dan nama 129 gunungapi di Indonesia. Warna merahadalah gunungapi tipe A, warna kuning gabungan tipe B dan tipe C(www.merapi.bgl.esdm, 2001).1Gambar 1.2. Citra Topografi Gunung Merapi, Merbabu, dan Ungaran2Gambar 1.3. Peta Lokasi Penelitian3Gambar 2.1. Lokasi Gunung Merapi dan Merbabu yang terletak pada bataslempeng Eurasia dan Indo Australia.4Gambar 2.2. Geologi regional Jawa Tengah dan Jawa Timur menurut vanBemmelen, 1949. Kotak di tengah adalah daerah penelitian.5Gambar 2.3. Urutan terbentuknya gunungapi dari Gunung Ungaran s/d Merapi(van Bemmelen, 1949).6Gambar 2.4. Perkembangan kawah 1883 yang terisi lava yang menjadi cikal bakaldari Gunung Anyar puncak Gunung Merapi saat ini (Sket Neuman vanPadang, 1931 disempurnakan).8Gambar 2.5. Hasil interpretasi bawah permukaan Gunung Merapi dari beberapamacam metode. Pada kedalaman 1 km terdapat kantong magma dangkaldan saluran di bawahnya yang menghubungkan dengan kantong magmayang lebih dalam (after Imam et al, 1993).11Gambar 2.6. Model bawah permukaan penampng utara-selatan hasil analisis dataanomali gravitasi (Imam, 2011).12Gambar 3.1. Gaya Coulumb antara dua kutub magnet.10Gambar 3.2. Elemen magnetik bumi.17Gambar 3.3. Penggambaran vektor anomali medan magnetic total (Blakely, 1995).19Gambar 3.4. Anomali Magnetik dan anomali hasil reduksi ke kutub (Blakely, 1995).20Gambar 4.1. PPM, Kompas, GPS.21Gambar 4.2. Diagram alir pengolahan data magnetik.23Gambar 5.1. Peta topografi dan titik-titik pengukuran area penelitian.25Gambar 5.2. Peta medan magnet total Gunung Merapi, Merbabu, dan sekitarnya.26Gambar 5.3. Peta Anomali Medan Magnet Total.27Gambar 5.4. Anomali regional kontinuasi ke atas 1000 m.28Gambar 5.5. Peta kontur reduksi ke kutub terhadap hasil kontinuasi 1000 meter.29Gambar 5.6. Model bawah permukaan anomali medan magnet total Gunung Merapi,Merbabu, dan sekitarnya dari arah utara ke selatan.31Gambar 5.7. Model bawah permukaan anomali medan magnet total Gunung31Merapi, Merbabu, dan sekitarnya dari arah barat ke timur.v

PEMODELAN BAWAH PERMUKAAN GUNUNG MERAPI DARI ANALISISDATA MAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSOFTOleh:Imam SuyantoINTISARITelah dilakukan analisis terhadap data medan magnetik di gunung Merapi danMerbabu. Maksud dari penelitian ini adalah memetakan anomali medan magnet total diGunung Merapi, Merbabu, dan sekitarnya, serta bertujuan untuk membuat model bawahpermukaan kedua gunung tersebut. Pengambilan data dilakukan di 320 titik amat, yangtersebar di sekeliling kedua gunung sampai ke puncak kedua gunung tersebut. Alat yangdigunakan adalah PPM (Proton Precession Magnetometer) tipe Geometrics model G-856.Penentuan posisi dengan menggunakan 2 buah GPS type Geodetik Trimble 4600 LS,yang berfungsi sebagai base dan rover. Sebaran titik dibuat dengan mengikuti pola jalandari jalan aspal sampai dengan jalan setapak.Pengolahan data magnetik relatif sederhana, yaitu hanya malakukan koreksivariasi harian dan IGRF. Selanjutnya anomali medan magnet total dikontinuasi ke atassetinggi 1000 meter untuk mendapatkan anomali yang lebih sederhana. Pengolahan datayang lain dengan mamanfaatkan software Geosoft adalah reduksi ke kutub untukmemperjelas posisi anomali. Pemodelan 2,5D menghasilkan 3 lapisan, yaitu lapisan atasadalah diinterpretasi sebagai hasil produk aktivitas gunung Merapi dan Merbabu, lapisankedua adalah merupakan posisi kantong magma, dan lapisan ketiga merupakan lapisanpensuplai magma.Hasil pemodelan menunjukkan lapisan pertama di Gunung Merbabu lebih tebaldibandingkan di Gunung Merapi, sedangkan lapisan ketiga lebih tipis dan dangkal diGunung Merapi. Kedua hal ini menjadi petunjuk untuk menjelaskan aktivitas GunungMerapi yang lebih besar dan lebih sering dibandingkan aktivitas Gunung Merbabu.Kata kunci: anomali medan magnet, Merapi, Merbabuvi

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangIndonesia sebagai negara yang mempunyai 129 gunungapi aktif (14 % dari jumlahgunungapi di dunia, gambar 1.1.) berkepentingan untuk mengembangkan tradisi keilmuanyang secara khusus mempelajari perilaku gunungapi. Salah satu gunungapi yang sangat aktifdi Indonesia adalah gunung Merapi. Bahaya yang ditimbulkan oleh gunung Merapi sangattinggi, mengingat tingkat aktivitasnya dan padatnya penduduk di sekitar gunung Merapi sertabanyaknya aset nasional yang ada, yang berupa cagar budaya, sarana transportasi,pertanian, peternakan dan sarana pendidikan. Untuk itu diperlukan penelitian yang mampuuntuk meminimalkan akibat yang ditimbulkan oleh bencana gunung Merapi.Gambar 1.1. Peta sebaran dan nama 129 gunungapi di Indonesia. Warna merah adalah gunungapitipe A sedangkan warna kuning gabungan tipe B dan tipe C (www.merapi.bgl.esdm, 2011).Gunung Merapi secara geografis berada di wilayah perbatasan antara PropinsiDaerah Istimewa Yogyakarta dengan Propinsi Jawa Tengah dan mempunyai ketingginan2947 mdpl. Hingga saat ini Gunung Merapi masih aktif dan merupakan Gunung yang palingaktif di Indonesia dengan periode erupisi 5 – 10 tahun. Gunung Merapi terakhir kali erupsipada bulan November 2010 dan merupakan erupsi Gunung Merapi yang paling besar sejak100 tahun terakhir. Gunung Merapi dan Gunung Merbabu merupakan deretan paling selatan1

dari kelompok Ungaran, Suropati, Gadjah Mungkur, Andong dan Telomoyo yang memanjangdari arah utara-selatan Pulau Jawa seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.2.G. UngaranG. Andong & TelomoyoGambar 1.2. Citra Topografi Gunung Merapi, Merbabu, dan Ungaran.Upaya memahami perilaku gunung Merapi salah satunya adalah dengan melakukanpenelitian terhadap struktur yang ada di bawah permukaan Gunung Merapi. Struktur dibawah permukaan ini memainkan peranan penting terhadap proses-proses yang terjadi didalamnya. Dengan mengetahui bentuk-bentuk atau struktur yang ada di Gunung Merapi,maka interpretasi proses yang mungkin terjadi berkaitan dengan aktivitas Gunung Merapidapat semakin dipahami dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki bentukbentuk struktur Gunung Merapi.Menurut Van Bemmelen (1949), Gunung Merapi terletak pada perpotongan sistemsesar regional yang berarah utara-selatan. Sistem sesar ini juga melalui Gunung Ungaran,Gunung Suropati, Gunung Gadjah Mungkur, Gunung Andong ,Gunung Telomoyo danGunung Merbabu. Beberapa peneliti telah melakukan penyelidikan di lapangan untukmengetahui kelurusan struktur geologi seperti yang dilakukanoleh Sukarjita (1999) danSuryanto (1998). Sukarjita menggunakan medan magnetik komponen vertikal untukpemodelan sesar regional di derah Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, sedangkanSuryanto berdasarkan interpretasi kualitatif data megnetik total dengan transformasi pseudogravitasi.Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai struktur bawahpermukaan di Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, maka dilakukan penelitian dalam2

bidang geofisika. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode geomagnetik yangmenggunakan kontras suseptibilitas batuan untuk menggambarkan struktur geologi bawahpermukaan.I.2 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan struktur geologi bawahpermukaan Gunung Merapi dan Merbabu berdasarkan anomali regional medan magnet total.Tujuan lainnya adalah mengoptimalkan penggunaan software Geosoft untuk pengolahandata medan magnetik.I.3 Waktu Dan Tempat Pengambilan DataPengambilan data Magnetik dilaksanakan mulai tanggal 8 Desember 1996 sampaidengan 3 Maret 1997. Daerah pengambilan data meliputi wilayah Sleman, Klaten, Ngeblak,Jrakah, Selo, Grabak, dan Salatiga. Secara geografis daerah tersebut berada pada koordinat110,300 – 110,600 BT dan 7,380 – 7,750 LS. Peta Daerah penelitian dapat dilihat padagambar 1.3.Gambar I.3. Peta Lokasi Penelitian.3

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1. Keadaan Umum Gunung Merapi-MerbabuGunung Merapi terletak di bagian tengah dari Propinsi Jawa tengah danberbatasan dengan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Data umum Gunung Merapi adalah sebagai berikut:Nama: Gunung MerapiLokasi: Koordinat Geografi: 7 32,5'LS dan 110 26,5' BT.Secara administratif terletak di Kab. Sleman, DI. Yogyakarta,Kab. Magelang, Boyolali, Klaten, Propinsi Jawa Tengah.Ketinggian: 2968 m dml (tahun 2001).Tipe: Gunungapi tipe strato dengan kubah lava.Gunung Merapi merupakan gunungapi yang paling aktif di busur gunungapi PaparanSunda. Gunung Merapi terletak pada busur magmatik yang dibentuk oleh gerakan lempengIndo-Australia dan menabrak lempeng Eurasia (gambar 2.1).Gambar 2.1. Lokasi Gunung Merapi dan Merbabu yang terletak pada batas antara lempeng Eurasiadan Indo Australia.4

II.2. Fisiografi Jawa TengahVan Bemmelen (1949) secara fisografis membagi Jawa Tengah dalam tiga zonayaitu, Zona Pegunungan Selatan,Zona Solo,dan Zona Kendeng, Gunung Merapi dan GunungMerbabu terletak pada bagian barat Zona Solo (gambar 2.2). Zona ini secara tektonikmerupakan bagian paling tinggi dari atiklinal Pulau Jawa. Secara fisografis Zona Solomerupakan sabuk deretan gunung api yang masih aktif.Gambar 2.2. Geologi regional Jawa Tengah dan Jawa Timur menurut van Bemmelen, 1949. Kotak ditengah adalah daerah penelitian.Deretan Gunung Merapi-Telomoyo terletak pada sebelah barat Zona Solo. Lokasinyapada sesar tranversal yang cekung ke barat.sesar ini seolah-olah memisahkan Jawa Tengahdan Jawa Timur. Sesar ini berakhir pada pegunungan selatan sepanjang Kali Opak, selatanYogyakarta, disebelah selatan dan di sebelah utara melewati Genteng sampai ke GunungUngaran. Tepat di atas sesar ini terdapat deretan pegunungan Ungaran, Suropati, Telomoyo,Merabu, dan Merapi membentang dari utara ke selatan. Deretan pegunungan tersusun5

berdasarkan masa terbentuknya, mulai dari yang paling utra Gunung Ungaran Tua sampai keselatan Gunung Merapi Muda (Gambar 2.3).Gambar 2.3. Urutan terbentuknya gunungapi dari Gunung Ungaran s/d Merapi (van Bemmelen, 1949).II.3. Keadaan Geologi Gunung MerapiGunung Merapi terbentuk pertama kali sekitar 60.000-80.000 tahun yang lalu.Gunung Merapi terletak pada busur magmatik yang dibentuk oleh gerakan lempeng IndiaAustralia ke arah Utara menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Menurut Van Bemmelen(1949). Gunung Merapi tumbuh di atas titik potong antara kelurusan vulkanik Ungaran –Telomoyo - Merbabu - Merapi dan kelurusan vulkanik Lawu - Merapi - Sumbing - Sindoro –Slamet. Kelurusan vulkanik Ungaran-Merapi tersebut merupakan sesar mendatar yangberbentuk konkaf hingga sampai ke barat, dan berangsur-angsur berkembang kegiatanvulkanisnya sepanjang sesar mendatar dari arah utara ke selatan. Dapat diurut dari utarayaitu Ungaran Tua berumur Pleistosen dan berakhir di selatan yaitu di Gunung Merapi yangsangat aktif hingga saat ini. Kadang disebutkan bahwa Gunung Merapi terletak padaperpotongan dua sesar kwarter yaitu Sesar Semarang yang berorientasi utara-selatan danSesar Solo yang berorientasi barat-timur.Aktivitas Gunung Merapi dimulai pada masa Plistosen Atas (1,5 juta tahun lalu).Aktivitas bermula pada Gunung Ungaran pada masa Plestosen Bawah (2,5 juta tahun lalu)s/d masa Plestosen Tengah (2,0 juta tahun lalu), dan bergeser ke Gunung Suropati,Telomoyo dan Merbabu pada masa Plestosen Tengah s/d Plestosen Atas. Gunung Merapimerupakan gunungapi tipe basalt-andesitik dengan komposisi SiO2 berkisar antara 50-58 %.Beberapa lava yang bersifat lebih basa mempunyai SiO2 yang lebih rendah sampal sekitar6

48%. Batuan Merapi tersusun dari plagiolklas, olivin, piroksen, magnetit dan amphibol.Plagioklas merupakan mineral utama pada batuan Merapi dengan komposisi sekitar 34%.Gunung Merapi dan Gunung Merbabu dibentuk di atas sedimen plastis laut danmerupakan gunungapi andesitik (Arsadi et. al., 1995). Secara geologi Gunung Merapi terdiridari hasil Merapi Tua dan Merapi Muda. Produk Merapi Tua terjadi sebelum erupsi katastrofiktahun 1006 dan mendominasi lereng utara, timur dan tenggara Gunung Merapi. Sedangproduk Merapi Muda berlangsung sesudah itu sampai dengan saat ini, dan mendominasiterutama lereng baratdaya.Berdasarkan karakterisasi dari endapan vulkanik tersebut, Newhall dkk, 2000,membagi endapan letusan Merapi menjadi 3 jenis, yaitu Endapan Proto Merapi, EndapanMerapi Tua, dan Endapan Merapi Muda. Endapan Proto Merapi diperkirakan berumurPleistosen dan ditemukan di Bukit Turgo dan Plawangan (sisi selatan Merapi). EndapanMerapi Tua teridiri dari lava yang dikenal dengan Lava Batulawang, berselingan denganendapan piroklastik yang berumur 9630 60 BP, dapat dijumpai di Srumbung dan Cepogo.Proses pembentukan Merapi Tua berakhir dengan pelengseran endapan debris vulkanikdalam tahun 0 Masehi. Merapi Muda berlangsung sejak 1883 sampai sekarang.Apabila merekontruksi kejadian letusan dan kelurusan pusat-pusat letusan selamakurun waktu 1786 – 2001, maka urutan pola pergeseran pusat letusan di kawasan puncakMerapi dapat dikelompokan dalam tiga periode letusan berdasarkan pola pergeseran pusatletusan, masing-masing periode 1786-1823, periode 1832 – 1872, dan periode 1883 – 2001.Secara garis besar pergeseran titik letusan tersebut dimulai dari sisi baratlaut pindah ke timurkemudian ke selatan dan kini kembali menempati sisi barat – baradaya. Akibat rajinnyameletus dan pusatnya selalu berpindah-pindah tempat serta setiap akhir dari satu siklusletusan hampir selalu menghasilkan kubah, maka topografi puncak Gunung Merapi selaluberubah wajah.Sesungguhnya tidak didapati kawah di puncak Merapi saat ini. Yang disebut-sebutsebagai Kawah Woro dan Kawah Gendol sesungguhnya adalah lapangan solfatara yangsangat aktif bersuhu antara 5000 C di Lapangan Woro dan 7000 C di Lapangan Gendol.Dalam tahun 1883 terdapat kawah sedalam 100 m dan secara bertahap terisi lava dankemudian membentuk kubah dan dikenal dengan Gunung Anyar atau Kubah Timur yangmenjadi puncak Gunung Merapi sekarang. Perkembangan kawah yang kemudianberkembang sebagai kawah sekarang ini dapat dilihat pada gambar bentukandanpenghancuran kubah. Pada prinsipnya kubah lava yang tidak dihancurkan adalah bagian dari7

kawah. Pada umumnya kubah baru yang terbentuk akan tumbuh disamping atau tidak jauhatau tepat pada posisi kubah sebelumnya (Kubah 2001 tumbuh tepat di puncak Kubah 1998).Belum pernah terjadi lava menerobos dari arah yang berbalikan dari sebelumnya,misalnya kubah aktif tumbuh di sisi barat, maka belum pernah terjadi kubah baru tumbuh disisi timur. Informasi tersebut sangat penting dalam mitigasi dan prediksi aktivitas GunungMerapi berikutnya.Gambar 2.4. Perkembangan Kawah 1883 yang terisi lava yang menjadi cikal-bakal dari Gunung Anyarpuncak Gunung Merapi saat ini. (Sket Neuman van Padang, 1931 disempurnakan).8

II.4. Keadaan Geologi Gunung MerbabuGunung Merbabu merupakan suatu gunungapi tipe stratovulkano yang terletak pada7 26 38 S dan 110 26 38 E dengan elevasi 3142 m dpal (Puncak Kenteng Solo).Gunung Merbabu memiliki tiga puncak yaitu Puncak Antena (2800 m dpal), Puncak Syarif(3119 m dpal), dan Puncak Kenteng Solo (3142 m dpal). Gunung Merbabu memiliki 5 kawahyaitu Kawah Rebab, Kawah Kombang, Kawah Kendang, Kawah Candradimuko, dan KawahSambernyowo. Gunung Merbabu memiliki bentuk yang besar dibandingkan dengan gunungMerapi yang sangat ramping. Bagian puncak gunung Merbabu dapat dibagi menjadi tigasatuan Graben Gunung, yakni :a. Graben Sari dengan arah timur tenggara – barat baratlaut.b. Graben Guyangan dengan arah selatan baratdaya – utara timur.c. Graben Sipendok dengan arah barat laut – timur tenggara.Erupsi samping gunung Merbabu banyak menghasilkan aliran lava dan aliran piroklastik,aliran lava tersebut mengalir melalui titik erupsi yang diselimuti oleh endapan piroklastika baikaliran maupun jatuhan. Titik-titik erupsi tersebut diperkirakan melalui jalur sesar dengan arahutara baratlaut – selatan tenggara serta melalui daerah puncak. Penelitian yang dilakukanoleh Neuman van Padang 1951, telah menemukan bahwa gunung Merbabu telahmengeluarkan basalt olivin augit, andesit augit dan andesit hornblende hiperstein augi.Gunung Merbabuterbentuk pada batuan dasar hasil endapan laut yang belummengalami kompaksi. Berdasarkan hasil analisa petrografi di Gunung Merbabu dijumpaiadanya Auquitw Olivine Basalt, Auquite Andesite, dan Auquite Hypersthene HornblendeAndesite. Seperti halnya dengan Gunung Merapi, proses pembentukan dari GunungMerbabu juga dibagi menjadi dua bagian yaitu Merbabu Tua dan Merbabu Muda. MerbabuTua terbentukpada akhir Pleistosen tengah dampai Pleistosen Atas. Hasil erupsinyamembentuk formasi breksi notopuro. Generasi Merbabu Muda terbentuk pada akhirPleistosen atas sampai Holosen.Batuan penyusun Gunung Merbabu secara umum terdiri atas endapan piroklastikadan leleran lava. Pada lereng-lereng Gunung Merbabu ditemukan leleran lava andesitis danbasaltis, terdapat juga endapan pasir yang masih segar dan mudah lepas. Verbeek (1986)menemukan aliran lava basaltis pada sungai-sungai kecil di gunung Merbabu. Berdasarkanpenelitian Neuman Van Padang (1951) batuan penyusun Merbabu terdiri atas basalt(tersusun dari mineral olivinaugit), andesit dengan mineral augit, serta andesit denganmineral hornblenhipersten-augit.9

II.5. Penelitian Geofisika Gunung Merapi dan MerbabuPenelitian geofisika terhadap Gunung Merapi sudah cukup banyak dilakukan.Berdasarkan interpretasi data gravitasi yang dilakukan oleh Untung dan Sato (1978)diperoleh kesimpulan bahwa Gunung Merapi terletak pada kelurusan hampir barat-timur.Kelurusan ini diapit oleh kelurusan yang mempunyai arah arah timur-barat daya pada sisibarat dan timur Gunung Merapi.Penelitian geofisika secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu: penelitian terhadapkondisi dinamis dan terhadap kondisi statis atau bentuk stuktur bawah permukaan GunungMerapi. Penelitian kondisi dinamis dilakukan sebagian besar dengan metode seismik. Kirbani(1990) menunjukkan bahwa pada dinamika fluida magma di Gunung Merapi mempunyaibeberapa macam pola, yaitu : minopol, dipol dan quadrupol. Di dalam pipa saluran dankantong magma, magma dimungkinkan mempunyai viskositas yang rendah, sedangkan padapermukaan viskositas magma yang tinggi ditunjukkan dalam bentuk kubah lava (Kirbani.,1990; Fadeli, 1990). Keberadaan kantong magma di Gunung Merapi juga menunjukkan halyang menarik, yaitu ditemukan adanya 2 kantong magma. Kantong magma dangkalditemukan pada kedalaman sekirtar 1 km dengan volume 0,6 km3 (Kirbani et al, 1988),sedangkan dari pipa penghubung dengan panjang sekitar 1,4 s/d 1,8 km (Imam, 1993), makakantong magma dalam terletak pada kedalaman sekitar 3,5 s/d 4 km (gambar 2.4)Keberadaan kantong magma dalam ini kemungkinan dapat dihubungkan dengan hasilpenyelidikan dengan metode lain. Struktur bawah permukaan yang diselidiki dengan metodegeomagnetik dan gravitasi, menunjukkan adanya anomali benda dengan densitas lebih besardan suseptibiltas lebih rendah dari batuan sekelilingnya di bawah Gunung Merapi padakedalaman sekitar 3 km (Gunawan, 1985; Wahyudi, 1986; Aziz, 1986). Dari hasil interpretasidata geomagnet di daerah Gunung Merbabu didapatkan sumber anomali magnetik GunungMerbabu yang lebih dalam (Situmorang, 1989). Hal ini dapat digunakan untuk alasan adanyaperbedaan aktivitas antara kedua gunung tersebut. Penelitian dengan AMT (Audio MagnetoTellurik) menunjukkan adanya daerah dengan harga tahanan jenis yang rendah yang dapatdihubungkan dengan keberadaan kantong magma di Gunung Merapi (Budi E.N, 1991).Imam, 2011, membuat model bawah permukaan di bawah gunung Merapi danMerbabu berdasarkan data gravitasi. Model ini terdiri dari 5 perlapisan batuan, yaitu:piroklastik hasil aktivitas gunung Merapi dan Merbabu, di bawahnya terdapat lapisan dengandensitas 2,40 gr/cc. yang diinterpretasi sebagai lapisan produk aktivitas gunung Merapi danMerbabu, tetapi lebih tua, di bawah kedua lapisan tersebut terdapat batuan dengan densitas2,60 gr/cc. sebagai kantong magma di bawah puncak gunung Merapi dan Merbabu, lapisan10

ke empat, batuan dengan densitas 2,80 gr/cc sebagai basement bagi batuan yang lain, danpaling bawah adalah lapisan batuan dengan densitas 3,00 gr/cc, terletak pada kedalaman 11km di bawah msl.Selain kelima lapisan batuan tersebut, terdapat model kantong magma di bawahgunung Merbabu dan Merapi. Kantong magma gunung Merbabu mempunyai kedalaman 4,5km di bawah puncak dengan densitas 2,75 gr/cc. Sedangkan di bawah Merapi terdapat 2kantong magma, dengan kantong magma atas pada kedalaman 500 meter di bawah puncak,dan kantong magma bawah pada kedalaman 3,2 km di bawah puncak. Densitas kantongmagma di bawah Merapi adalah 2,70 gr/cc.Densitas batuan kantong magma di bawah gunung Merbabu lebih besardibandingkan dengan kantong magma di bawah gunung Merapi. Demikian juga dengankedalaman kantong magma. Kedua hal ini dapat menjadi jawaban atas pertanyaan mengapagunung Merbabu lebih diam dibandingkan dengan gunung Merapi, walaupun kedua gunungterletak berdekatan.Gambar 2.5. Hasil interpretasi bawah permukaan Gunung Merapi dari beberapa macam metode. Padakedalaman 1 km terdapat kantong magma dangkal dan saluran di bawahnya yang menghubungkandengan kantong magma yang lebih dalam (after Imam et al, 1993).Gambar 2.6 memperlihatkan penampang vertikal dari arah utara ke selatan yangmemperlihatkan model kantong magma gunung Merai dan Merbabu.11

Gambar 2.6. Model bawah permukaan penampng utara-selatan hasil analisis data anomali gravitasi(Imam, 2011).12

BAB IIIDASAR TEORIIII.1. Teori Dasar MagnetikIII.I.I Gaya MagnetikDasar dari metode magnetik adalah gaya Coulomb antara dua kutub magnetik m1 danm2 (e.m.u) yang berjarak r (cm) (gambar 3.1) dalam bentuk :F m1m2r o r 3(dyne)(3.1)Dengan F adalah gaya yang bekerja diantara dua kutub magnet m1 dan m2, r adalah vektorjarak antara dua kutub magnet, dan o adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa,tidak berdimensi dan berharga satu (Telford dkk, 1990).Gambar 3.1. Gaya Coulumb antara dua kutub magnet.III.1.2 Kuat Medan MagnetKuat medan magnet H pada suatu titik yang berjarak r dari m1 didefinisikan sebagaigaya persatuan kuat kutub magnet, dapat dituliskan sebagai :H mF 13 rm2 o r(oersted)(3.2)III.1.3 Momen MagnetikBila dua buah kutub magnet m1 dan m2, masing-masing berlawanan dan mempunyaikuat kutub magnet p dan –p, keduanya terletak dalam jarak l, maka momen magnetik Mdapat dituliskan sebagai:13

𝑴 p l r1 M r1(3.3)dengan M adalah vektor dalam arah unit vektor r1 dari kutub negatif ke kutub positif.III.1.4 Intensitas KemagnetanBenda magnet dapat dipandang sebagai sekumpulan dari sejumlah momen-momenmagnetik. Bila benda magnetik tersebut diletakkan dalam medan luar, benda tersebutmenjadi termagnetisasi karena induksi. Oleh karena itu intensitas kemagnetan I adalahtingkat kemampuan menyearahnya momen-momen magnetik dalam medan magnet luar,atau didefinisikan sebagai momen magnet (M) persatuan volume (V). Sehingga dapat ditulissebagai:I M/V(3.4)III.1.5 Suseptibilitas KemagnetanTingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan olehsusebtibilitas kemagnetan atau k, yang dituliskan sebagai :I kHdengan,(3.5)I: Intensitas kemagnetank: Susebtibilitas magnetikH: Kuat medan magnetikDi dalam sistem cgs dan SI, konstanta k tidak berdimensi, tetapi berbeda nilainyasebesar 4π kalinya dari susebtibilitas dalam SI, dan dapat dinyatakan dengan persamaan(Telford, dkk, 1990) :Ksi 4πkemu(3.6)Benda magnetik yang berada di dalam medan magnetik bumi akan terinduksi yangbesarnya bergantung pada susebtibilitas magnetiknya. Besaran yang tidak berdimensi inimerupakan parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik. Harga k padabatuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineralmineral yang bersifat terial-materialmagnetikdapatdiklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yang meliputi :a. DiamagnetikDiamagnetik adalah benda magnetik yang mempunyai nilai susebtibilitas kecil dannegatif (Tipler, 1996), sehingga magnetisasi yang diinduksikan di dalam bahan14

oleh medan magnetik bumi menghasilkan arah yang berlawanan terhadapnya.Beberapa bahan diamagnetik yang paling kuat adalah logam bismuth dan molekulorganik seperti benzena.b. FerromagnetikFerromagnetik adalah benda magnetik yang mempunyai nilai susebtibilitas positifdan besar (Tipler, 1996). Bahan feromagnetik dapat diklasifikasikan menjadi :-Ferromagnetik yaitu benda magnetik yang mempunyai orientasi atom-atomsebagian berlawanan arah seperti : magnetite, titanomagnetite,ilminite.-Anti Ferromagnetik yaitu benda magnetik yang mempunyai orientasi atom-atomterbagi dua berlawanan arah sehingga momen magnetik totalnya mendekati nolseperti hematite.-Truly ferromagnetik yaitu benda magnetik yang mempunyai orientasi atomatom dalam material sama seperti besi, cobalt, nikel.c. ParamagnetikParamagnetik adalah benda yang mempunyai nilai susebtibilitas sangat kecil danpositif (Tipler, 1996), seperti gneiss, pegmatit, dolomit, syenite.III.1.6 Induksi MagnetikBila benda magnetik diletakkan dalam medan magnet luar H, kutub-kutub internalnyaakan meyearahkan diri dengan H dan terbentuk suatu medan magnet baru, yaitu:H’ 4π H(3.7)Medan magnet totalnya disebut dengan induksi magnet B dan dituliskan sebagai :B H H’(3.8)Subtitusikan persamaan (3.5) ke (3.7) dan kemudian di bawa ke persamaan (3.8), akandiperoleh persamaan baru yaitu :B H 4πk H (1 4πk) H(3.9)dengan 1 4π k dan disebut sebagai permeabilitas relatif dari suatu benda magnetik.Satuan B dalam emu adalah gauss, sedangkan dalam geofisika eksplorasi dipakaisatuan gamma (g), dengan 1 g 10-5 gauss 1 nT.III.1.7 Potensial MagnetostatikPotensial magnetostatik didefinisikan sebagai tenaga yang diperlukan untukmemindahkan satu satuan kutub magnet dari titik tak-terhingga ke suatu titik tertentu dandapat dituliskan sebagai :15

rA(r) - H(r) dr(3.10) Untuk benda tiga dimensi, material didalamnya memberikan sumbangan momenmagnetik persatuan volume M(r). Jadi potensialnya merupakan hasil integral sumbanganmomen dwikutub persatuan volume dan dapat dituliskan sebagai :A(ro) - M(r) v -M v1dVr0 r1dVr0 r(3.11)Medan magnet benda sebagai penyebab timbulnya anomali dapat dituliskan sebagai :H(ro) M(r) v1dVr0 r(3.12)III.2. Medan Magnet BumiBumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu medanmagnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole magnet yang terletakpada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11o dari sumbu rotasi bumi, yang berartikutub utara geografis bumi tidak terletak pada tempat yang sama dengan kutub selatanmagnetik bumi. Menurut IGRF (2000), melalui perhitungan posisi simetris dimana dipolemagnetik memotong permukaan bumi, letak kutub utara magnet bumi adalah 79,3 N, 71,5 Wdan 79,3 S , 108,5 E untuk kutub selatan.Gambar 3.2 menggambarkan medan magnet bumi yang terkarakterisasi olehparameter fisis yang dapat diukur yaitu arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisisitu adalah deklinasi magnetik (D), intensitas horisontal (HH) dan intensitas vertikal (HZ). Darielemen-elemen ini, semua parameter medan magnet lainnya dapat dihitung. Parameter yangmenggambarkan arah medan magnetik adalah deklinasi D (sudut antara utara magnetik danutara geografis) dan inklinasi I (sudut antara bidang horisontal dan vektor medan total), yangbesarnya adalah :𝑰 𝒂𝒓𝒄𝒕𝒂𝒏𝑯𝒛𝟐𝑯𝒙 𝑯𝟐𝒚(3.13)Intensitas medan magnetik total (F) digambarkan dengan komponen horisontal (H),komponen vertikal Z dan komponen horisontal kearah utara X dan kearah timur Y. Intensitasmedan magnetik bumi secara kasar antara 25.000 – 65.000 nT. Untuk Indonesia, wilayah16

yang terletak di utara ekuator mempunyai intensitas sekitar 40.000 nT, sedangkan yang diselatan ekuator sekitar 45.000 nT.Gambar 3.2. Elemen magnetik bumi.Medan magnet

dan Jawa Timur. Sesar ini berakhir pada pegunungan selatan sepanjang Kali Opak, selatan Yogyakarta, disebelah selatan dan di sebelah utara melewati Genteng sampai ke Gunung Ungaran. Tepat di atas sesar ini terdapat deretan pegunungan Ungaran, Suropati, Telom

Related Documents:

2. Pemodelan pola dan box Pemodelan jenis ini merupakan jenis pemodelan yang membutuhkan tingkat ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Langkah yang diperlukan yaitu menyiapkan pola mobil kemudian membuat box yang akan dibentuk dengan cara edit vertex dari box tersebut sehingga dihasilkan objek mobil. 3. Pemodelan pola dan plane

Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC („Direct

permukaan bumi tersebut, dan 2. Lamanya penyinaran matahari berlangsung, yaitu dipengaruhi oleh panjang siang dan malam yang ditentukan oleh garis lintang tempat tersebut di permukaan bumi Tidak seluruhnya radiasi matahari dapat sampai dan diserap oleh permukaan bumi, kurang lebih hanya 43%.

III. DENSITAS, POROSITAS, LUAS PERMUKAAN, DAN SHRINKAGE PENGANTAR Pada bahasan ini akan dipelajari tentang prinsip-prinsip densitas, porositas, luas permukaan, serta shrinkage suatu bahan makanan. Metode-metode pengukuranya juga akan dibahas secara terperinci. Massa jenis/densitas adalah pen

mengakibatkan Indonesia adalah negara yang rawan akan keadaan seismik. Gempa bumi terjadi apabila terjadi patahan akibat bergesemya lempengan, tsunami terjadi apabila tumbukan antarlempeng terjadi di bawah permukaan laut. Indonesia berada pada jalur The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik) yaitu jalur rangkaian gunung

preprocessing, simulation, dan postprocessing. Ketiga tahap dihubungkan bersama oleh file-file seperti yang ditunjukkan di bawah ini : Gambar 10 Tahapan proses analisa numerik program Abaqus Preproccesing (Abaqus/CAE); pada tahap ini dilakukan pemodelan masalah secara grafis menggunakan Abaqus/CAE atau dengan

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis) Kata kunci : Pemodelan Inversi, Resistivitas, Tahanan Jenis. Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang mempelajari sifat kelistrikan di bawah permukaan Bumi untuk menentukan keadaa

Anurag Naveen Sanskaran Hindi Pathmala –Part-8 Orient BlackSwan Pvt Ltd. 2. Vyakaran Vyavahar – 8 Mohit Publications. 3. Amrit Sanchay (Maha Devi Verma) Saraswati House Publications COMPUTER 1. Cyber Tools – Part 8 KIPS Publishing World C – 109, Sector – 2, Noida. Class: 9 Subject Name of the Book with the name and address of the Publisher SCIENCE 1. NCERT Text Book For Class IX .