FAJAR SIDDIQ - UM

2y ago
28 Views
2 Downloads
335.62 KB
33 Pages
Last View : 28d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maxton Kershaw
Transcription

SEBUAH NASKAHDRAMAFAJAR SIDDIQKARYA EMIL SANOSSAFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

DRAMA PERSONAMARJOSOSERSANAHMADH. JAMILZULAECHAFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

SEBUAH MARKAS GERILYA, TERLIHAT SEBUAH RUANGAN, SATU PINTU, SATUJENDELA SEL, MEJA TULIS DAN DUA KURSI DAN SATU BANGKU, PETI MESIU,HELM DAN RANSEL TERGANTUNG.MALAM HARI, KEADAAN SEPI, TEGANG, JAUH-JAUH MASIH TERDENGARLETUSAN TEMBAKAN DAN IRING MUSIK SAYUP-SAYUP INSTRUMENTALGUGUR BUNGA, KEMUDIAN MUNCUL MARJOSO MEMBAWA SURAT,KEMUDIAN DUDUK MEMBACA. MUNCUL SEORANG SERSAN.1. MARJOSOJadi, sudah terbukti dia bersalah.2. SERSANYa, Pak3. MARJOSOTidak berdasarkan kira-kira saja?4. SERSANBukti-bukti telah cukup mengatakan, dan mereka menuntut eksekusidapat dijalankan sebelum fajar.5. MARJOSOMenuntut?Kau kira siapa yang bertanggung jawab di sini?6. SERSANSudah terang! Tapi mereka khawatir, karena. karena si terhukumadalah .7. MARJOSO (cepat)Adalah kawanku?.Anak dari seorang guru yang kau hormati?Begitu?8. SERSANMaaf, Pak.9. MARJOSO (mengeluh)Mereka pikir, apa aku ini? Mereka pikir dalam hal ini aku masih sempatmemikirkan dia, anak dari seorang guru yang aku hormati. Kalau akumintakan dia diperlukan dengan baik, itu adalah haknya sebagaiFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

tawanan.10. SERSANMaaf, Pak. Kerap kali terjadi.11. MARJOSOYaaaaaahh! Kerap kali terjadi. Orang tidak bisa membedakan antaratugas dan perasaan. Bawa dia kemari.12. SERSANSiap, Pak!SERSAN MASUK, MARJOSO MELANGKAH, KEMUDIAN DUDUK. TERDENGARNYANYIAN DALAM PENJARA. MARJOSO MARAH.13. MARJOSOHai! Siapa yang meraung dini hari?14. (NARATOR)Siapa lagi kalau bukan si Djaelani pemabuk itu!15. MARJOSOSuruh dia diam. (Kemudian sersan masuk menghadap marjoso,membawa seorang tawanan, sersan diperintahkan keluar dengansegera. Ahmad menunggu dengan cemas.16. MARJOSO (menyuruh duduk)Ahmad, kau tak apa-apa, bukan?17. AHMADMereka bilang, kalau bukan kerena kau, aku sudah di satai. Terimakasihatas kebaikanmu itu.18. MARJOSOTerimakasih itu tak perlu.19. AHMADBaiklah, apa yang akan kau perbuat atas diriku, perbuatlah! Kini akutawananmu.20. MARJOSO (kata-kata itu menyayat seakan-akan memisahkanFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

hubungan masa lalu)Ya . kau tawananku.21. AHMADTembaklah! Biar kau puas.22. MARJOSO (merasakan itu sebagai sindiran yang tajam)Itu perkara nanti. Tapi aku ingin mendengarkan dari mulutmu sendiritentang semuanya ini dulu.23. AHMADApa yang ingin kau dengar?24. MARJOSODengan maksud apa kau kemari?(Ahmad membisu)25. MARJOSOJawab Ahmad! Hanya itu yang ingin kutanyakan. Aku tidak inginmenanyakan tentang apa-apa yang telah kau perbuat. Aku tidak inginmenanyakan berapa jumlah prajuritku yang gugur terjebak tipudayaku . Jawablah!26. AHMAD (tersenyum dingin)Tidakkah kau tahu, bahwa antara anak dan orang tuanya senantiasaterjalin ikatan yang tak terputuskan?27. MARJOSOJangan kau coba mengelak, Ahmad!28. AHMAD (menegaskan suaranya)Aku ingin menjumpai ayah dan adikku Zulaecha.29. MARJOSOTahukah kau tempatnya?30. AHMADTidak.31. MARJOSODari mana kau tahu kalau ayah dan adikmu di sini?32. AHMADFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

Dari orang-orang yang pernah datang kemari.33. MARJOSOHmmmmm. Sebelum tertangkap kau sudah lebih kurang tiga hariberkeliaran di daerah ini, bukan?34. AHMADTidak! Tepat pada waktu aku sampai, aku terus ditangkap.35. MARJOSOJangan bohong, Ahmad!36. AHMADAku tidak bohong.37. MARJOSODi mana kau ditangkap?38. AHMADDi tengah-tengah bulak.39. MARJOSOMengapa kau di sana?40. AHMADAku sedang melepaskan lelah.41. MARJOSOMelepaskan lelah di tengah-tengah bulak? Ha . ha . ha .42. AHMADAku tersasar.Aku belum pernah memasuki daerah ini.43. MARJOSOWaktu itu sebuah pesawat capung melayang-layang di atas bulak itupula, bukan?44. AHMADYa! Tapi itu hanya secara kebetulan.45. MARJOSOEngkau tidak takut ditembak dari atas, Ahmad?Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

46. AHMADAku takut juga.47. MARJOSOMengapa kau tidak berlindung?48. AHMADAku berlindung.Aku rapatkan diriku rapat-rapat ke tanah.49. MARJOSO (mengambil sebuah cermin kecil di atas meja)Ahmad, ini cerminmu bukan?50. AHMAD (gugup sejurus)Ya.51. MARJOSOHm, pesolek, benar, kau sekarang . Apa gunanya cermin ini?52. AHMADCermin gunanya untuk mengaca.53. MARJOSOAda sisirmu, Ahmad?Kau bawa sisir?54. AHMADHilang!55. MARJOSO (menatap Ahmad, tenang)Ya, Ahmad.Mengapa engkau bohongi aku? Baiklah kau takut pesawatcapung itu menembakmu, bukan?56. AHMAD (tersadar, akan masuk perangkap)Maksudku . akan . aku tidak begitu takut.57. MARJOSOMengapa?58. AHMADKarena . karena .59. MARJOSOFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

Karena apa?60. AHMADKarena itu hanya pesawat capung.61. MARJOSOTapi engkau tiarap juga, bukan?62. AHMAD (tak segera menyahut).Ya.63. MARJOSODan engkau keluarkan cerminmu pada waktu itu. Barangkali kau pikir ituadalah kesempatan yang baik bagimu untuk melihat mukamu kenadebu atau tidak. Kemudian orang melihat pantulan cerminmu bermainke kiri dan ke kanan(Ahmad tetap membisu)64. MARJOSOMengapa begitu, Ahmad?65. AHMADAku tidak tahuPERASAANNYA CEMAS SEKALI66. MARJOSO (marah)Dusta! Dusta kau!!!67. AHMAD (tersentak)Engkau toh tahu aku akan berdusta.68. MARJOSO (merendah kembali)Mengapa engkau dustai aku, Ahmad?69. AHMADKarena aku senang untuk berbuat begitu.70. MARJOSO (mula-mula perlahan kian lama kian berkobar)Engkau binatang yang tak perlu di beri ampun. Bukankah engkau yangmembakar pesantren ayahmu?Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

71. AHMADTidak! Tidak .aku tidak membakarnya.72. MARJOSO (mengatasi suara Ahmad)Engkau tak membakarnya. Tapi engkau biang keladi yangmenyebabkan pesantren itu terbakar. Pesantren yang mewarisi tradisiturun-temurun. Mulai dari buyutmu, kakek-kakekmu sampai ke ayahmu.Pesantren tempat ayahmu menempa pemuda-pemuda yangbertanggung jawab akan hari depan agama dan tanah airnya,bangsanya. Ahmad .engkau tidak menyesali semua itu?(terdiam sebentar-sebentar menarik nafas).Oh, Ahmad, tidakkah engkau takut akan siksa Tuhanmu? Bagaimanakelak dosamu akana membakar dirimu?73. AHMADItu tanggunganku. Resiko!74. MARJOSO (ke depan)Oooooooo, jiwa yang tak lebih berharga dari pada jiwa seekor anjing.Berapa banyaknya air mata yang harus dicucurkan para ibu untukmengenang murid-murid ayahmu yang hangus terbakar bersamapesantren yang dicintainya, Ahmad.75. AHMAD (tegas)Tapi, siapakah yang akan mencucurkan untuk rubuhnya ibuku? Siapayang suka berkata ”Akan kutuntut kematian ini!” Siapa yang akanmembalas dendamnya?76. MARJOSODiam kau!(Ahmad tertunduk).77. MARJOSOAngkat mukamu, pengkhianat! Pandanglah aku untuk kali yangpenghabisan. Karena malam ini juga rakyat menuntut darahmu.78. AHMADAku tidak sudi memandang muka seorang pembunuh.79. MARJOSO (tersentak sejurus)Angkat mukamu, pengecut.Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

80. AHMAD (mengangkat mukanya perlahan-lahan)Aku telah mengangkat mukaku, Marjoso. Aku telah mengangkatmukaku, seperti dulu, tatkala kudengar serentetan tembakan. Dankemudian rubuhlah ibuku. mati. Aku telah mengangkat mukaku.Marjoso.81. MARJOSO (setelah berfikir)Dengarkan aku, bicara! Pandanglah aku untuk penghabisan kalinya.Kenangkanlah kembali kawan-kawanmu. Kenangkanlah tatkala merekadengan sepenuh tenaganya mengangkat tangan dan menyeruMERDEKA. MERDEKA! Kemudian mereka tak kuasa lagi mengepalkantinjunya. Mereka roboh berlumur darah. Kenangkanlah, betapa apitelah memusnahkan mereka.(UCAPAN INI MEMPENGARUHI AHMAD, SEHINGGA IA DUDUKTERMENUNG)82. AHMADAku kenangkan itu. Aku menangkan. Mereka menang lalu mati. Danaku. Ohhh, kemudian. Letupan yang dasyat a. aku terlempar. Akulihat ayah. Terbungkuk-bungkuk dan lari bersama Zulaecha. Akumenyeru mereka. tapi tak terdengar. Aku hanya mendengar suarakusendiri. Aku juga mendengar suara ayahku. Syahid, ya anakku”kemudian fajar yang memerah, yang kian terang. Aku lihat. Oh, siapayang akan menuntut balas kematiannya? Siapa?(menggigil, tangannya gemetar)Marjoso! .83. MARJOSO (memanggil seorang prajurit)Sersan!(seorang prajurit menghadap)84. MARJOSOBawa tawanan itu ke dalam.85. AHMAD (tergagap-gagap)Marjoso. Engkaulah. Engkaulah.AHMAD TAK DAPAT MELANJUTKAN PERKATAANNYA PRAJURIT ITU TELAHMEMBAWANYA. MARJOSO TERTEGUN, SUARA NYANYIAN TERDENGARMAKIN KERAS, KEMUDIAN TERDENGAR KETUKAN PINTU.Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

86. MARJOSOMasuk!.(H. Jamil masuk)Pak Kyai .87. HAJI JAMILTerlalu terhormat kalau dia di tembak.Seharusnya dia digantung.88. MARJOSOSilakan bapak duduk. Saya ingin mendengarkan pertimbanganpertimbanganbapak.89. HAJI JAMILPertimbangan apa? Ragukah kau menggantung dia?90. MARJOSOBukan begitu, bapak.Ahmad sudah terang bersalah. Dan dia harusmenerima hukumannya. Namun, pada saat-saat terakhir, karena bapakadalah ayahnya, saya juga perlu mendatangkan bapak kemari.91. HAJI JAMILDia bukan anakku.Haji Jamil tidak mempunyai anak pengkhianat.92. MARJOSOHarap diingat, Pak. Malam ini adalah malam terakhir bagi Ahmad.Tentulah bapak sependapat dengan saya, bahwa saat-saat yangpaling penting dalam kehidupan manusia adalah saat manusiamenghadapi mautnya. Saat-saat itu memerlukan persiapan danbimbingan. Pada saat-saat terakhir, saya ingin dia mati sebagai putrabapak, sebagai murid Pak Kyai. Saya ingin dia mati bukan sebagaianjing.93. HAJI JAMILKutukan apa yang ditimpakan kepadaku ini? Oh anakku?94. MARJOSOPak Kyai!95. HAJI JAMILAku telah besarkan anak itu. Aku turunkan ilmuku, karena dialah yangFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

kuharapkan segala-galanya. Tetapi, mengapa dia tidak mengertiperjuangan bangsanya sendiri? Aku sungguh tidak mengerti. Balasanapa yang harus kuterima ini, Marjoso?96. MARJOSOPak Kyai tidak boleh menyesali diri hanya lantaran dia. Beratus-ratusmurid bapak, bahkan beribu-ribu yang senantiasa menyebut-nyebutnama Kyai dengan hormat dan khidmat. Beribu murid yang akanmewarisi cita-cita bapak, dan meneruskan cita-cita itu. Marilah kita tidakbicarakan hal itu. Kini kita membicarakan seorang putra, yang walaubetapa sesat pun, dia masih seorang putra.97. HAJI JAMIL (getir)Bagaimana harus kujawab, kalau seandainya pada hari pengadilantertinggi yang Maha Kuasa bertanya padaku tentang tanggungjawabku. Mengapa anakmu menjadi musuh bangsaku, Haji Jamil?Bagaimana kau mendidiknya?98. MARJOSODemi sesungguhnya, Pak Kyai, bagaimana kita harus melawan suratanTuhan?Adalah takdir semata kalau Ahmad berbeda dengan ayahnya.99. HAJI JAMIL (tersentak agak gusar)Takdir semata?Apa yang kau ketahui tentang takdir, Marjoso? Tuhanmemberikan kebaikan-kebaikan kepada kita, Tuhan memberikankekuatan-kekuatan kepada kita. Tuhan memberikan kekuatan-kekuatanuntuk melawan keburukan-keburukan pada kita. Tuhan memberikanalat-alat yang kita perlukan untuk memenuhi panggilannya sebagaimakhluk semulianya makhluk. Tuhan tidak menakdirkan Ahmadsebagaia musuh bangsanya. Dia sendiri yang berbuat begitu. Dia sendiriyang menentukan harus mati sebagai dia. Tuhan memberinya akal,mengapa tidak dipergunakan akalnya untuk menginsyafinya, bahwaperbuatan yang sehina-hinanya di permukaan bumi ini adalahmengkhianati bangsanya sendiri.100. MARJOSOTerima kasih, Pak Kyai.101. HAJI JAMILAnak itu harus mempertanggungjawabkan seluruh dosanya.102. MARJOSOSaya ingin mempertemukan dia dengan ayahnya. Mungkin ini adalahpertemuan kyai yang penghabisan, dalam keadaan dia masih mungkinFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

dibimbing ke jalan yang diridhoi Allah, walaupun beberapa saatsebelum ia harus mati. Sukakah Pak Kyai memenuhi permintaan saya ini?103. HAJI JAMIL (terdiam sejurus)Dapatkah aku penuhi permintaanmu itu, Marjoso?104. MARJOSOMengapa tidak, Pak Kyai?105. HAJI JAMILDapatkah aku berhadapan dengan anjing yang harus kupangil anakku?106. MARJOSOPak Kyai .mengapa tidak?107. HAJI JAMILTidak. tidak!. Gantung saja dia! Tak perlu aku melihat mukanyalagi.108. MARJOSOBenar-benar relakah Pak Kyai?109. HAJI JAMILAa., aku rela!110. MARJOSONamun, dialah putra yang pernah Pak Kyai harapkan, dialah putra yangpernah Pak Kyai bisikkan dalam telinganya kalimat azan tatkala ia lahir.Masih ada beberapa saat lagi di mana bapak mungkin bisamengharapkan sesuatu darinya, penyesalan umpamanya, atau taubatnasukha.111. HAJI JAMILTidak! Tidak ada gunanya sedikitpun mengharap dalam nama Allah.112. MARJOSOTidak inginkah Pak Kyai agar Ahmad mati dengan menyebut namaAllah?113. HAJI JAMILTidak!Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

114. MARJOSOTidak, Pak Kyai?115. HAJI JAMIL (setengah mengharap)Oh, Marjoso. Aku telah berharap-harap dan harapanku dihancurkan,dimusnahkannya.116. MARJOSOPak Kyai, aku mohon sudi kiranya.117. HAJI JAMIL (cepat menyahut)Tak perlu, Marjoso, tak perlu aku lihat mukanya lagi.118. MARJOSO (berfikir sejurus)Baiklah Pak Kyai, saya sudah menawarkan kesempatan.(memanggil seorang prajurit)Sersan!(seorang prajurit menghadap)Sudah siap regu tembak?119. SERSANSiap, Pak!120. HAJI JAMIL (bingung dan gugup)Nanti dulu, dia akan ditembak sekarang?121. MARJOSOSaya menundanya hanya untuk memberikan kesempatan pada PakKyai.122. HAJI JAMIL (mengeluh)Oh, Tuhan, mengapa kau timpakan bencana ini kepada hamba-Mu?Hamba-Mu yang tak sekejappun melupakan engkau!Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

123. MARJOSOPak Kyai!124. HAJI JAMILMengapa justru di akhir hayatku Engkau panggil semua yang kucintai.125. MARJOSOTawakallah Kyai!126. HAJI JAMIL (menenangkan dirinya)Asstaghfirullah!.Ampunilah aku lantaran menyesali engkau.KEPADA MARJOSO127. MARJOSO (memerintah Sersan)Sersan! Bawa Ahmad menghadap!128. SERSANSiap, Pak!BERANGKAT129. MARJOSOTenangkanlah jiwa Pak Kyai.130. HAJI JAMILAku telah kehilangan segala-galanya.131. MARJOSOKecuali iman, Pak Kyai132. HAJI JAMILYaaaach, kecuali iman.Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

133. KURIR (masuk)Seorang anak wanita bernama Zulaecha minta menghadap, Letnan!134. MARJOSO (memandang Kyai seolah meminta pertimbangan)Zulaecha Pak Kyai.SEBELUM KURIR KELUAR, ZULAECHA SUDAH MEUNCUL DI PINTU135. HAJI JAMILMengapa kau ikut kemari?136. ZULAECHAAku ingin melihat abangku.137. HAJI JAMILMengapa kau pedulikan dia?138. ZULAECHADia abangku, ayah, tidak bolehkah aku melihat abangku?139. MARJOSOTentu saja engkau boleh menemuinya.140. HAJI JAMILTidak!141. ZULAECHAMengapa aku tidak boleh menemuinya ayah?142. HAJI JAMILFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

Anjing geladak itu segera mampus!143. ZULAECHAAyah!. Ayah mengatakan anakmu Bang Ahmad anjing geladak?144. HAJI JAMILItu lebih baik daripada nama pengkhianat nusa dan bangsa.145. ZULAECHATapi dia anakmu, ayah.146. HAJI JAMILZulaecha. Engkau mencoba mempengaruhi peradilan ini denganemnghbungkan darah?147. MARJOSOKholifah Umar membunuh anaknya sendiri yang durhaka(menginsyafkan Zulaecha)148. ZULAECHAAyah, aku anakmu. Dia anakmu.Dia satu-satunya saudaraku.Satu-satunya.!149. HAJI JAMILCukup! Pulang kau! Aku rela dia dibunuh.Aku rela dia dilenyapkan.Karena dengan lenyapnya dia, lenyap pula satu di antara beratus-ratuspenghalang untuk kemenangan republik.150. MARJOSOTerima kasih, Pak Kyai, izinkan saya menemuinya dahulu.KELUARFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

151. ZULAECHAAyah, kalaupun dia mati, kepada siapa aku berlindung? Kepada siapaaku harus menumpangkan diri, kalau. kalau takdir Tuhanmenghendaki Ayah kembali kepadanya.152. HAJI JAMILZulaecha!153. ZULAECHAKepada siapa, Ayah?154. HAJI JAMILKepada Yang Maha Pelindung, Allah SWT.155. ZULAECHAKalau pada suatu saat aku minta pertolongan, ayah?156. HAJI JAMILKepada Yang Maha Kuasa!157. ZULAECHAHanya itu, Ayah?158. HAJI JAMILKepada-Nya-lah aku serahkan engkau. Bukan saja nanti, tapi sekarangjuga! Sekarangpun aku senantiasa memohon perlindungan Tuhanbagimu.159. ZULAECHA (terdiam sejurus)Ayah, kalau seorang datang kepadamu menyatakan taubatnya danFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

memintakan perlindunganmu. apa yang akan ayah perbuat?160. HAJI JAMILAku doakan agar ia diterima taubatnya oleh Allah SWT. Aku tidak punyahak untuk melindungi orang yang telah banyak dosa.161. ZULAECHAAyah, nabipun tak pernah membunuh orang yang telah mencoba akanmembunuhnya.162. HAJI JAMILAku bukan nabi!163. ZULAECHATapi kita wajib mengikuti sunnah nabi! Bukankah begitu, Ayah?164. HAJI JAMILAnakku, kau mengajari ayahmu, Nak? Tahukah engkau, siapa abangmuitu? Dosa apa yang telah diperbuatnya?165. ZULAECHAAku tahu, Yah!166. HAJI JAMILMengapa kau membelanya?167. ZULAECHAKarena dia abangku. Tanpa dia aku akan sendirian.168. HAJI JAMILKita hidup bersama amal kita, anakku.Kita hidup bersama budi kita.Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

Beramallah, berbudiluhurlah, berbuatbaiklah. Dan engkau tidak akankehabisan saudara. Kau akan merasakan bahwa sesungguhnyakemanusiaan adalah satu keluarga. Kemanusiaan adalah satu darah,satu urat, satu cita-cita.169. ZULAECHAAyah,. Berilah Bang Ahmad kesempatan untuk menebusdosanya, dengan amal saleh.170. HAJI JAMILKesempatan itu telah disia-siakan. Bukan aku yang harus memberikesempatan seperti itu kepadanya. Tetapi, apakah perjuangan yang meminta korban harta dan jiwaini, relaa memberi kesempatan bagihidup seorang serti dia?171. ZULAECHA (mengeluh)Oh, ayah, setiap kita pernah bersalah, mengapa tak ada ampun bagidia?172. HAJI JAMIL (cemas)Tapi, tidak setiap kita telah membakar pesantrennya sendiri, Zulaecha!173. ZULAECHA (memandang tajam ayahnya)Tidak! Dia tidak membakarnya. oh, ayah, aku tahu apa yangdiperbuatnya, (mendesak) dia tidak membakarnya . aku tahu benar,dia tidak membakarnya. aku tahu benar, mengertilah, Ayah!174. HAJI JAMILTapi dia telah menunjukkan tempat persembunyian prajurit gerilya itu!Dia yang menjadi penyebab kehancuran ini.Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

175. ZULAECHAMungkin dia tidak rela, sebuah pesantren dijadikan tempatpersembunyian prajurit gerilya.176. HAJI JAMILTidak rela? Pikiran apa itu? Tidakkah ia tahu bahwa di dalam pesantrenitu aku mengajarkan murid-muridku, dan apa yang kuajarkan kepadamereka? Aku ajarkan kecintaan kepada agama, kecintaan kepadatanah air, dan kecintaan kepada bangsa. Tidakkah ia tahu, di dalampesantren itulah aku menyiapkan pemuda-pemuda yang jiwanyaditempa kepercayaan tauhid, yang mewajibkan kita bertahan, bersatu,dan bila diserang wajib kita balas serangan itu, oleh karena Islam tidakrela dijajah siapapun.177. ZULAECHA (terdiam sejurus)Ayah, masih ingatkah ayah tatkala ibu tewas, tubuh itu hancur olehpeluru.178. HAJI JAMILItu bukan salah siapa-siapa.Kematian ibumu, salahnya ibumu sendiri.179. ZULAECHATapi, siapakah yang menewaskan ibu, ayah? Siapakah yangmenembaknya, ayah?180. HAJI JAMILSudah kuperingatkan supaya ibumu jangan lari, tatkala kita terkepungmusuh, sebab hal itu bisa menunjukkan tempat persembunyian prajuritkita.Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

181. ZULAECHA (mendesak terus)Tapi, siapa yang menembak?Aku ingin jawaban ayah. Siapa yangmenembak?182. HAJI JAMILIbumu tidak dapat menguasai ketenangan jiwanya dan lari.183. ZULAECHADan kemudian serentetan tembakan, dan ibu jatuh, rubuh tak bangunbangunlagi. (nada keras) Peluru siapakah yang merubuhkannya?Peluru siapa?184. HAJI JAMIL (tegang menahan perasaan)Peluru Marjoso!185. ZULAECHAYa. Peluru dari murid yang paling ayah kasihi, lebih dari mengasihianaknya sendiri.186. HAJI JAMILTapi itu adalah hak Marjoso untuk berbuat begitu, apa artinya satu jiwabagi beribu-ribu jiwa yang dalam tanggungannya.187. ZULAECHANamun dia adalah penyebab kematian ibu. Orang itu masih ayahlindungi juga, ayah beri tempat persembunyian di pesantren. Dapatkahabang disalahkan, kalau sejak saat itu dia mendendam? Karenadendam itulah dia menunjukkan tempat persembunyian Marjoso, tapipesantren itu terbakar semuanya. Belandalah yang membakarnya,bukan Ahmad. Dapatkah Bang Ahmad disalahkan? Karena dendamFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

sudah menutupi seluruh kesadarannya. Sadarlah, ayah!188. HAJI JAMIL (mengeluh)Begitu banyak korban telah jatuh.189. ZULAECHATapi apakah ia sengaja memusuhi perjuangan, atau hanya memburumusuh pribadinya karena dia butuhkan, dan dia butakan dendam, iahanya akan melepaskan sebutir peluru pada dada pembunuh ibunya,tapi malang, Bang Ahmad tertangkap, dan kini dia harus mati sebelumtuntutannya terpenuhi. Salahkah dia kalau begitu mencintai ibunya?(menyerang terus)Ayah, mintalah kebebasan baginya.Marjoso adalah murid ayah.Pergunakan pengaruh ayah untuk kebebasan anakmu Ahmad. Diatidak bersalah, satu-satunya kesalahan dia adalah terlalu cinta kepadaibunya.190. HAJI JAMIL (komat-kamit sendiri)Dapatkah. Dapatkah aku berbuat begitu?191. ZULAECHAAyah harus berbuat begitu.192. HAJI JAMIL (marah)Mengapa aku harus berbuat begitu, Zulaecha?193. ZULAECHAKarena dia adalah anakmu.194. HAJI JAMILFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

Hanya karena dia anakku?195. ZULAECHAKarena dia kini menderita, Ayah!196. HAJI JAMILBagaimana dengan korban-korban yang telah tewas lantaran dia?Bisakah mereka mengijinkan saya?197. ZULAECHAIni semata-mata korban, Ayah.198. HAJI JAMILKita semua adalah korban. Korban dari keserakahan suatu bangsa yangingin menjajah dan mengisap. Justru itu kita berjuang, menghancurkanmereka, kita berjuang agar bumi kita yang kaya-raya ini tidak menjaditempat berlaganya serigala-serigala lapar yang menamakan dirinyamanusia. Zulaecha, mengapa kau bicara tentang korban?(Zulaecha akan bicara tetapi Haji Jamil segera menggerakkantangannya)Jangan sela aku dulu!199. ZULAECHA (mulai berbisik)Namun Ayah,. Ayah 200. HAJI JAMIL (mengangkat suaranya)Jangan kau perlemah hatiku. Tidak! Aku serahkan anak laki-lakiku satusatunyauntuk revolusi, atau sebagai pahlawan, atau sebagaipengkhianat, namun. aku serahkan dia.Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

201. MARJOSO (masuk dengan tenang)Yah, dia boleh mati sebagai pengkhianat atau panglawan, sebabrevolusi hanya mengenal dua ini, pahlawan revolusi atau pengkhianatrevolusi. Zulaecha! Engkau tidak boleh membawa persoalan kematianibumu, dalam persoalan abangmu. Revolusi tidak mengenal arti korbanperseorangan, revolusi tidak mengenal siapa bapak, ibu atau anak.Revolusi hanya mengenal pengkhianat revolusi atau pahlawan revolusi.202. ZULAECHA (tak terkendalikan lagi, marahnya memuncak)Kau pembunuh! Pembunuh! Engkau membunuh ibuku! Dan kini kauakan membunuh abangku, dua orang yang paling kucintai. Tapi tunggu,Marjoso! Ibu masih mempunyai anak satu orang lagi.203. HAJI JAMIL (mengatasi anaknya)Zulaecha, engkau akan menjadi pengkhianat seperti abangmu?204. ZULAECHA (tersedu-sedu)Aku tak rela, Ayah .Aku tak rela.205. HAJI JAMIL (menenangkan). Diamlah, Anakku, .Diamlah.206. MARJOSO (penuh perasaan)Apalah artinya korban satu atau dua jiwa yang kita cintai untukperjuangan suci ini?207. HAJI JAMILMarjoso, maafkan adikmu, Nak!208. ZULAECHA (bangkit dari isakannya dan mengancam)Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

Tidak! Aku tidak perlu meminta ampun kepada pembunuh.209. MARJOSO (memandang jauh ke depan)Zulaecha, perlukah aku bangga-banggakan korban-korban untuktanah air ini? Perlukah aku katakan bahwa tak lebih dari satu bulan yang lalu aku juga mengalamikesedihan yang dalam, kedua orangtuaku dua-duanya ditangkap Belanda, dan meninggal dalam penjara.210. HAJI JAMILMarjoso! Benar, Nak?211. MARJOSO (tak bergerak)Zulaecha, kalau engkau menuntut kematian ibumu lantaranperbuatanku, sesungguhnya telah aku penuhi permintaan itu. Akuberikan arwah ibuku untuk arwah ibumu, karena abangmu jua yangmenyebabkan kematian mereka, dia yang telah menyebabkan akumenjadi sebatang kara, tetapi perlukah aku katakan itu semua? Namunaku telah relakan. kedua orang tuaku. Seperti aku telah relakandiriku untuk revolusi besar ini. Aku memohon, semoga darah merekayang mengalir akan mempercepat datangnya fajar kemenangan yangdiharap-harapkan tujug puluh juta bangsa.212. HAJI JAMILJangan kau lemahkan hatimu, anakku, jangan kau lemahkan.213. MARJOSOKini Pak Kyai satu-satunya orang tuaku.214. HAJI JAMILFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

Sejak dulu kau adalah anakku.ZULAECHA MENAHAN ISAKNYA, MENGANGKAT KEPALA, BERDIRI AKANBERBICARA TETAPI KATA-KATANYA TAK DAPAT KELUAR KEMUDIAN LARIMENINGGALKAN TEMPAT ITU. HAJI JAMIL TAK SEMPAT BICARA. MARJOSOMENARIK NAFAS.215. MARJOSOKini tiba saatnya Pak Kyai, tibalah saatnya bertemu dengan Ahmad.216. HAJI JAMIL (berat menjawab)Baik, bawalah kemari.217. MARJOSO (bergerak ke mejanya dan diam sejenak, kemudianmemanggil seorang prajurit) Sersan! Bawa tawanan itu kemari.218. SERSAN (datang menghadap)Siap, Pak!219. MARJOSOBawa tawanan itu kemari!220. SERSANSiap Pak!KEMUDIAN PERGI221. MARJOSOKiranya Pak Kyai dapat memberinya nasihat terakhir semoga iamenginsyafi kesalahan-kesalahannya.SERSAN MASUK MEMBAWA AHMAD MENGHADAP MARJOSO. AHMADTERKEJUT MELIHAT AYAHNYA DI SITU, KEMUDIAN MEMBUANG MUKA.222. HAJI JAMIL (menatap wajah anaknya)Ketika pesantren itu dalam kobaran api, aku melihat jiwa merintih. Jiwajiwayang igin menuntut balas, namun tak berdaya lagi. Pada saat ituFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

aku memohon kepada Tuhan YME. ” Ya, Allah, bawalah dia yangtelah membakar rumah ini tempat hamba-Mu mengagungkan namaMu, dan memenuhi panggilan-Mu, bawalah dia kepadaku agar akubisa menyampaikan hasrat mereka yang tak kuasa lagi mengangkattangan untuk menuntut keadilan, dan kini Tuhan telah mengabulkan.Dia. Dia adalah anakku sendiri, darah dagingku sendiri.(sejurus ditatapnya anaknya)Ahmad! Berlutut kau! Berlutut! Mintalah ampun kepada bumi tanahairmu,tanah air yang telah kau khianati.223. AHMAD (tak berperasaan)Aku tidak mengkhianati tanah airku.224. HAJI JAMILTanganmu berlumur darah, dan darah itu adalah darah kawankawanmusendiri, Ahmad.225. AHMADAku tidak pernah membunuh seorangpun.226. MARJOSOYa, memang kau tak pernah membunuh seorangpun dengantanganmu. Tapi khianatmu! Jiwa budakmu! . Jiwa budakmu!227. AHMADKenapa aku tidak boleh membunuh musuhku? Kenapa aku tidak bolehmembunuh, membalas dendam kematian ibuku? Apakah harganyaaku sebagai anak laki-laki, kalau pembunuh ibuku dibiarkan saja tanpasuatu pembalasan?Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

228. MARJOSO (bangkit memukul meja)Kau tak berhak memakai alasan itu untuk mempersuci dirimu!229. AHMAD (meludah benci)Di mataku engkau tak berharga sedikitpun, Marjoso.230. HAJI JAMILAhmad!231. AHMADAyah akan membela dia?232. HAJI JAMILYa. Ayah akan membela dia, lantaran dia benar.233. MARJOSOEngkau selalau membawa soal ibumu, baik, Ahmad! Siapa yang telahmenunjukkan tempat persembunyian kedua orang tuaku? Siapa yangtelah menyuruh mereka untuk menjebakku? Jawab! Siapa?234. AHMAD (tegas)Aku!235. HAJI JAMILOh, Ahmad, di mana lagi hatimu?236. MARJOSOTapi kau tak berhasil menjebak aku, namun kedua orang tuakuditangkap dan mereka tak ada lagi kini. Mereka mangkat akibatsiksaan-siksaan yang keji.Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

237. AHMAD (gemetar)Tidak!. Tidak! .238. MARJOSOMengapa tidak?Mereka adalah korbanmu. Sekarang apa maumu?Kau memburu aku? Korban berjatuhan karena dendammu, kini kauberhadapan dengan aku (mengambil pistol dari meja) Ini ada sepucukpistol untuk kau pakai menghabisi musuhmu. Terimalah! (melempar pistolitu ke hadapan Ahmad, dan Ahmad menerimanya, kemudian Marjosomencabut pistolnya sendiri) Marilah kita habisi dendam di antara kita.AHMAD DIAM TERPAKU, PISTOL DI TANGAN BELUM DIAPA-APAKAN,MARJOSO BERGERAK MENJAUH. HAJI JAMIL TERPAKU TAPI TAK SEGERAMENENGAHI KEDUANYA.239. HAJI JAMILJangan! Jangan kalian saling membunuh. Kalian bersaudara, kalianadalah anakku.240. MARJOSOKalau aku harus mati lantaran pelurunya, Pak Kyai, aku harus ikhlas matiuntuk meyakinkan dia dan orang-orang seperti dia, bahwa dalamperjuangan ini tidak harus diperhitungkan untung rugi perseorangan.Aku ikhlas mati untuk meyakinkan semua orang, bahwa sebab yangakan menggagalkan revolusi ini ialah, manakala orang masih tidakmeleburkan dirinya sendiri ke dalam leburan yang tidak lagi mengenalsiapa ayah, siapa ibu, dan siapa itu saudara.241. HAJI JAMILMarjoso, anakku, kau tidak boleh mengorbankan diri untuk manusiayang begini rendahnya.Festival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

242. MARJOSOKorban telah cukup banyak, Kyai. Seorang demi seorang kawan-kawangugur lantaran soal dendam-mendendam ini. Aku merasa ikut bersalahjuga Kyai(keterangan ini meliputi ketiga orang itu. Ahmad tampak tak dapatmenguasai dirinya, Marjoso mengangkat pistolnya, Haji Jamilmemalingkan muka, sedih, dan putus asa dalam kecemasan)Angkat pistolmu agar kau mati dengan tidak membawa dendam kedlam kubur. Aku akan menghitung sampai tiga kali, maka tembaklahaku dan aku akan menembakmu.AHMAD TIDAK MENJAWAB, IA MENGANGKAT PISTOLNYA TAPI JELASTANGANNYA MULAI GEMETAR. MARJOSO MENATAPINYA DENGANTENANG. JARAK MEREKA KIRA-KIRA EMPAT LANGKAH DIPISAHKAN OLEHMEJA, HAJI JAMIL BERDIRI DI TENGAH-TENGAHNYA.243. HAJI JAMILNah, mulailah nembak kalian berdua. Mulailah menembak Ahmad,mulailah menembak Marjoso!(kedua-duanya tak beegerak, mulai menurunkan pistolnya. Marjosoterpaku diam, keringat mengalir di dahinya)Kalian orang-orang yang dikuasai dendam dan nafsu.244. AHMAD (sekonyong-konyong berseru dan berlutut, menjatuhkanbadannya di meja dan menangis. Air mata mulai mengumpul, Haji Jamilmenghampiri dan kemudian kedua orang itu, ayah dan anak salingberpelukan dengan mesranya)Ayah! .245. HAJI JAMILFestival Teater ke-XXIII Tingkat SMA/SMK/MA se-JawaTimur

Ahmad. oh, Ah

Takdir semata?Apa yang kau ketahui tentang takdir, Marjoso? Tuhan memberikan kebaikan-kebaikan kepada kita, Tuhan memberikan kekuatan-kekuatan kepada kita. Tuhan memberikan kekuatan-kekuatan untuk melawan keburukan-keburukan pada kita. Tuhan memberikan alat-alat yang kita perlukan untuk

Related Documents:

Bengkel Fajar Motor membutuhkan banyak sekali adanya suatu sistem informasi yang menunjang dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para pelanggannya. Untuk itulah penulis mencoba membuat tugas akhir mengenai sistem penjualan suku cadang dan jasa perbaikan pada Bengkel Fajar Motor. Pada saat ini, Bengkel Fajar Motor juga menyediakan .

Tropical and subtropical fruits : postharvest physiology, processing and packaging / editor, Muhammad Siddiq ; associate editors, Jasmim Ahmed, Maria Gloria Lobo, Ferhan Ozdali. p. cm. Includes bibliographical references and index. ISBN 978--8138-1142- (hardcover : alk. paper) 1. Tropical fruit-Processing. I. Siddiq, Muhammad, 1957- TP440 .

51 222302531 evan prastya nugraha tpm smk negeri 1 gombong senin, 21 maret 2022 13.30 wib 52 222300933 fahriel dwifaldi mi smk prima unggul kamis, 24 maret 2022 15.00 wib 53 222300329 fajar hidayat p4 smk negeri jateng di semarang rabu, 23 maret 2022 10.00 wib 54 222302338 fajar jaka surya mo smk n jateng di semarang senin, 21 maret 2022 15.00 wib

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA DI SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam Disusun oleh: Aldila Siddiq Hastomo (09410111) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM .

Handbook of Vegetables and Vegetable Processing, Volume II, Second Edition. Edited by Muhammad Siddiq and Mark A. Uebersax. 2018 John Wiley & Sons Ltd. Published 2018 by John Wiley & Sons Ltd. 811 nI troduction Sweetpotato, Ipomoea batatas L. (Lam.), is an important economic crop in many countries. In terms of annual production, sweetpotato ranks

pada masa kitab ini ditulis, Aceh sedang dilanda kemelut politik dan krisis kepimpinan. Siddiq Fadzil (2005:122) membenarkan teori ini kerana menurutnya terdapat syair Hamzah Fansuri yang mengungkapkan ketidakpuasan hati terhadap perilaku politik sultan A

Hadrat Abu Bakrra for his life-long devotion and services to Islam, and due to the fact it was through him that Allah established Khilfat in Islam.a The Children’s Book Team of Additi

Figure 1 n: A example of agile software development methodology: Scrum (Source: [53]) 2013 Global Journals Inc. (US) Global Journal of Computer Science and Technology Volume XIII Issue VII Version I