PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI REPRODUKSI TUMBUHAN .

3y ago
27 Views
3 Downloads
439.16 KB
15 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Harley Spears
Transcription

BORNEOJurnal Ilmu PendidikanLPMP Kalimantan TimurJurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan TimurVolume XI Nomor 1, bulan Juni 2017. Halaman 95-109ISSN: 1858-3105PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI REPRODUKSITUMBUHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)PADA SISWAKELAS IX SMP NEGERI 1 RANTAU PULUNGRahmidaGuru SMP Negeri 1 Rantau PulungAbstrakPenelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas(Clasroom Action Research), yang dilaksanakan dua siklussetiap siklus dua kali pertemuan dengan materi Reproduksitumbuhan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX DSMP Negeri 1 Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timursemester 1 tahun pelajaran 2016/7 sebanyak 22 orang.Tujuan penelitian ini adalah meningkatan hasil belajar IPAmelalui model pembelajaran Contextual Teaching andLearning ( CTL ). Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dan pendekatan kuantitatifdengan teknikpengumpulan data melalui lembar observasi dan tes hasilbelajar. Hasil penelitian dengan penerapan modelpembelajaran Contextual Teaching and Learning ( CTL )menunjukkan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar IPAyang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-ratahasil belajar siswa pada kondisi awal ke siklus I yaitu62,04 menjadi 72,27, dari siklus 1 ke siklus 2 meningkatdari 72,27 menjadi 80,90 dan meningkatnya nilai hasilbelajar, berpengarug juga pada jumlah siswa yang tuntasbelajar dari kondisi awal ke siklus 1 adalah 45,5 %menjadi 72,7% dari siklus 1 ke siklus 2 diperoleh 72,7 %meningkat menjadi 95,4 %.Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning (CTL)hasil belajar IPA Reproduksi Tumbuhan(BORNEO, Nomor 2, Juni 2017) 95

BORNEOJurnal Ilmu PendidikanLPMP Kalimantan TimurJurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan TimurVolume XI Nomor 1, bulan Juni 2017. Halaman 95-109ISSN: 1858-3105PENDAHULUANProses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang utamadalam keseluruhan pendidikan disekolah karena melalui proses ini akandicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah lakusiswa. Permasalahan yang dihadapi peneliti sekaligus pengajar IlmuPengetahuan Alam ( IPA ) khususnya pada materi Reproduksi Tumbuhandi kelas IX SMP Negeri 1 Rantau Pulung adalah aktifitas siswa dalamproses belajar mengajar sangat rendah dan kurang komunikasi antar siswa,sehingga hasil belajar kurang memuaskan. Pada ulangan harian materiReproduksi Tumbuhan semester ganjil tahun pembelajaran 2016/2017didapatkan rerata ulangan harian 62,04 dengan ketuntasan klasikal 45,45%.Kenyataan ini masih jauh dari harapan yaitu ketuntasan belajar yangditentukan 75%. Sehubungan dengan hal ini, penulis selaku guru harusberusaha menemukan penyebabnya dan kemudian menentukan diagnosayang tepat.Hal ini mungkin terjadi karena sistem pengajaran konvensionalyang masih diterapkan yang didominasi oleh ceramah dan dalam prosespembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuanberpikir melainkan lebih banyak di arahkan untuk menghafal informasi dankurang dituntut untuk dapat menghubungkan informasi atau materi yangdiperolehnya di kelas dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu penulismencoba menerapkan model pembelajaran CTL (Contekstual Teachingand Learning) yang diduga efektif untuk mengatasi masalah tersebut.Penerapan model pembelajaran CTL memberikan kesempatan kepada parasiswa untuk meningkatkan keterempilan proses, meningkatkan sikapilmiah, memotivasi siswa yang masih malu-malu untuk aktif, menciptakansuasana yang menyenangkan, menekankan kepada proses keterlibatansiswa secara penuh dan menghubungkannya dengan situasi kehidupannyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalamkehidupan mereka yang akhirnya diharapkan berimbas pada peningkatanhasil belajar siswa.Bertolak dari uraian di atas, maka penulis termotivasi untukmelakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul PeningkatanHasil Belajar IPA Materi Reproduksi Tumbuhan Melalui ModelPembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) pada siswa kelasIX D SMP Negeri 1 Rantau Pulung, karena menurut hemat penulis perluditerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan untuk dapat96(BORNEO, Nomor 2, Juni 2017)

BORNEOJurnal Ilmu PendidikanLPMP Kalimantan TimurJurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan TimurVolume XI Nomor 1, bulan Juni 2017. Halaman 95-109ISSN: 1858-3105meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Untuk itupeneliti memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasibelajar yang berdampak pada terjadinya pemahaman konsep Biologi.Metode yang tepat untuk mencapai tujuan adalah model pembelajaranCTL (Contextual Teaching and Learning), karena pada modelpembelajaran ini siswa dapat aktif belajar menggunakan nalar serta pancainderanya. Harapan peneliti dengan model pembelajaran CTL siswa lebihtermotivasi dan lebih mempermudah memahami dan menyerap konsepyang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.KAJIAN PUSTAKAHakikat BelajarBelajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalamkepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian,Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagaisuatu hasil dari latihan atau pengalaman (BSNP, 2006).R Gagne mengemukakan, Belajar adalah suatu proses untukmemperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dantingkah laku.Slameto (2010) mengemukakan, belajar adalah suatu proses usahayang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuyang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalaminteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan merupakan suatu alat ataumedia sebagai tempat untuk mendapatkan suatu pengalaman yangmembutuhkan suatu proses dan mengalami perubahan itu secarakeseluruhan.Berdasarkan definisi belajar yang dikemukakan para ahli di atas,penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yangmengakibatkan suatu perubahan secara keseluruhan, dalam hal ini tingkahlaku yang menghasilkan suatu pengalaman secara nyata yang dapat dilihat.Selain itu lingkungan merupakan faktor utama dalam menentukan hasilyang akan diperolehHasil BelajarHasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dantindakan mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri denganproses evaluasi (penilaian) hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajarmerupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha yang(BORNEO, Nomor 2, Juni 2017) 97

BORNEOJurnal Ilmu PendidikanLPMP Kalimantan TimurJurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan TimurVolume XI Nomor 1, bulan Juni 2017. Halaman 95-109ISSN: 1858-3105telah dilakukan. Menurut Hamalik (2002). hasil belajar tampak sebagaiterjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dandiukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan.Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan danpengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopandan sebagainya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), dampakpembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport,angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan.Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakniuntuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai olehmurid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisanyang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dansebagainya. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksudkan adalahhasil tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus tindakan.Dari uraian di atas jelas bahwa suatu proses pembelajaran padaakhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakuppengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam arti bahwa perubahankemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa.Sedangkan hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah iamenerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). .HorwardKingsley dalam Nana Sudjana (2001), membagi tiga macam hasil belajar,yaitu : (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengertian,dan (3) sikap dan cita-cita.Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (2001), mengklasifikasihasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: (1) Ranah kognitif, berkenaandengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaknipengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, danevaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dankeempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. (2) Ranahafektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaknipenerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.(3) Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dankemampuan bertindak. Ada enam aspek dalam ranah psikomotoris, yaknigerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dangerakan ekspresif dan interpretatif.98(BORNEO, Nomor 2, Juni 2017)

BORNEOJurnal Ilmu PendidikanLPMP Kalimantan TimurJurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan TimurVolume XI Nomor 1, bulan Juni 2017. Halaman 95-109ISSN: 1858-3105Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil BelajarHasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utamayaitu: Faktor dari dalam diri siswa sendiri dan Faktor yang datang dari luardiri siswa atau faktor lingkungan.Faktor dari dalam diri siswa sendiriYang terutama adalah kemampuan yang dimilikinya. Faktorkemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yangdicapai. Clark dalam Nana Sudjana (1989) menyatakan bahwa hasil belajarsiswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%dipengaruhi oleh lingkungan.Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktorlain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaanbelajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.Faktor yang datang dari luar diri siswaSalah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhihasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengankualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya prosesbelajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Motivasi adalahkekuatan yang tersembunyi di dalam diri kita, yang mendorong untukberkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Kadang kekuatan ituberpangkal pada naluri, kadang pula berpangkal pada suatu keputusanrasional. Motivasi dikelompokkan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik danmotivasi ekstrinsik.Motivasi intrinsik, mengacu kepada faktor-faktor dari dalam,tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Padaumumnya teori Pendidikan modern mengambil motivasi intrinsik sebagaipendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal.Motivasi ekstrinsik, mengacu kepada faktor-faktor dari luar, danditetapkan pada tugas atau pada siswa oleh guru atau orang lain. Motivasiekstrinsik berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan.Peningkatan hasil belajarProses kegiatan mengajar dikatakan mengalami peningkatan jikasiswa yang mengikuti proses belajar mengajar mengalami perubahankemampuan ke arah yang lebih baik, baik dari segi pengetahuan, sikap danketerampilan.Peningkatan hasil belajar ditandai dengan tercapainya tujuanpembelajaran. Hasil belajar dikatakan meningkat jika ditandai dengan(BORNEO, Nomor 2, Juni 2017) 99

BORNEOJurnal Ilmu PendidikanLPMP Kalimantan TimurJurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan TimurVolume XI Nomor 1, bulan Juni 2017. Halaman 95-109ISSN: 1858-3105perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap dan keterampilan ke arah yanglebih baik dari sebelumnya yang dapat dilihat dari pemberian tes hasilbelajar. Peningkatan tes hasil belajar dapat dilihat melalui persentasepeningkatan hasil belajar setiap siklus dan nilai rata-rata hasil belajar setiapsiklus.Pembelajaran IPAIlmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah ilmu yang pokokbahasannya adalah alam dengan segala isinya. Hal yang dipelajari dalamsains adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari kejadian-kejadian yangterjadi di alam. Powler (dalam Winataputra 1993), menyatakan bahwasains adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan dengan mengamatigejala-gejala kebendaan, dan didasarkan terutama atas pengamataninduksi. Aktivitas dalam sains selalu berhubungan dengan percobaanpercobaan yang membutuhkan keterampilan dan kerajinan. Secarasederhana, sains dapat juga didefinisikan sebagai apa yang dilakukan olehpara ahli sains, dengan demikian sains bukan hanya kumpulanpengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi menyangkut carakerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Ilmuwan sains selalutertarik dan memperhatikan peristiwa alam, selalu ingin mengetahui apa,bagaimana, dan mengapa tentang suatu gejala alam dan hubungankausalnya.Pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalamanlangsung, dengan demikian siswa perlu dibantu untuk mampumengembangkan sejumlah pengetahuan yang menyangkut kerja ilmiahdan pemahaman konsep serta aplikasinya. Bahan kajian kerja ilmiahadalah : (1) Mampu menggali pengetahuan melalui penyelidikan/penelitian, (2) Mampu mengkomunikasikan pengetahuannya, (3) Mampumengembangkan keterampilan berpikir, (4) Mampu mengembangkansikap dan nilai ilmiah.Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)Menurut Nur Hadi , CTL adalah konsep belajar yang mendorongguru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunianyata siswa. Elaine B Jonhson (dalam Rusman, 2012:187) mengemukakanbahwa pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsangotak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjutlagi Jonhson mengatakan bahwa CTL adalah sebuah proses pendidikan100 (BORNEO, Nomor 2, Juni 2017)

BORNEOJurnal Ilmu PendidikanLPMP Kalimantan TimurJurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan TimurVolume XI Nomor 1, bulan Juni 2017. Halaman 95-109ISSN: 1858-3105yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat makna dalam materiakademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyeksubyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.Berdasarkan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwaCTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antaramateri yang dijarkan dengan situasi kehidupan sehari-hari dan mendorongsiswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya denganpenerapan dalam kehidupan sehari-hari.Kelebihan Model Pembelajaran CTLKelebihan dari model pembelajaran CTL adalah (1) Belajarmenjadi lebih bermakna dan Riil. Artinya siswa dituntut untuk dapatmenangkap hubungan antara pengalamn belajar di sekolah dengankehidupan nyata. (2) Pembelajaran lebih produktif dan mampumenumpuhkan penguatan konsep kepada siswa karna pembelajaran CTLmenganut aliran konstruksivisme dimana seorang siswa diharapkan belajarmelalui “mengalami” bukan “menghafal”.Kekurangan Model Pembelajaran CTLKekurangan dari model pembelajaran CTL adalah (1) Guru lebihintensif dalam membimbing karena dalam CTL guru tidak lagi berperansebagai pusat informasi. (2) Tugas guru mengelola sebagai sebuah tim danbekerjasama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang barubagi siswa.Langkah – Langkah Pendekatan Pembelajaran CTLLangkah – langkah pendekatan pembelajaran CTL adalah(1)Kembangkan sebuah pemikiranya dalam hal ini guru mengarahkansiswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan fikirannya untukmelakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik dengan mengkonstruksikan sendiri berkenaan dengan pengetahuan danketerampilan barunya. (2) Lakukan sejauh mungkin aktivitas inkuiri untuksemua pembahasan, dalam hal ini dengan bimbingan guru siswa diajakuntuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru darimateri yang diberikan. (3) Kembangkan sifat ingin tahu para peserta didikdengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. (4) Ciptakan kegiatan diskusidan tanya jawab dengan membentuk kelas menjadi beberapa kelompok.(5)Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran, dalam hal ini guru(BORNEO, Nomor 2, Juni 2017) 101

BORNEOJurnal Ilmu PendidikanLPMP Kalimantan TimurJurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan TimurVolume XI Nomor 1, bulan Juni 2017. Halaman 95-109ISSN: 1858-3105mendemonstrasikan ilustrasi gambaran materi dengan model atau mediayang sebenarnya. (6) Lakukan kegiatan refleksi diakhir pertemuan.(7)Lakukan sebuah penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara dantehnik evaluasi.METODE PENELITIANTempat, Waktu dan Subjek PenelitianPenelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di bulan Septembersampai bulan Oktober 2016 pada kelas IX D SMP Negeri 1 RantauPulung, kecamatan Rantau Pulung, jalan Ki Hajar Dewantara No 1 DesaKebon Agung kecamatan Rantau Pulung kabupaten Kutai Timur, dalammata pelajaran IPA pokok bahasan Reproduksi Tumbuhan. Pada awalSeptember 2016 dilakukan penyusunan rencana kegiatan, penyusunaninstrumen penelitian.Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada minggu kedua bulanSeptember 2016. Setelah data dikumpulkan melalui Penelitian TindakanKelas maka dilakukan analisis data dan pembahasan. Pada bulan Oktober2016 dilakukan penulisan laporan hasil penelitian ini terdiri dari 2 siklusdan tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Satu sikluspenelitian terdiri dari 4 langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,observasi (dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan), danrefleksi.Subyek dan Obyek PenelitianSubyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IX DSMP Negeri 1 Rantau Pulung semester ganjil tahun pembelajaran2016/2017. Jumlah siswa adalah 22 orang terdiri dari 10 siswa laki-lakidan 12 siswa perempuan. Obyek penelitian ini yaitu hasil belajar IPA danmodel pembelajaran CTL.Prosedur PenelitianProsedur penelitian ini menggunakan siklus penelitian tindakankelas yang direncanakan akan dilaksanakan sebanyak dua siklus. Proseduruntuk setiap siklus meliputi empat tahap kegiatan yaitu: (1) perencanaan,(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan penilaian serta (4) analisis danrefleksi.102 (BORNEO, Nomor 2, Juni 2017)

BORNEOJurnal Ilmu PendidikanLPMP Kalimantan TimurJurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan TimurVolume XI Nomor 1, bulan Juni 2017. Halaman 95-109ISSN: 1858-3105Untuk lebih jelasnya rincian dari masing – masing tahap tersebutdiuraikan sebagai berikut :PerencanaanKegiatan dalam perencanaan ini meliputi: (1) Peneliti membuatskenario pembelajaran (RPP), LKS, Lembar Observasi, Lembar TugasSiswa, dan Lembar Tes Hasil Belajar, yang akan digunakan dalampelaksanaan tindakan. (2) Peneliti menyiapkan dan memilih berbagaisarana dan prasarana yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan.(3) Melatih penggunaan lembar observasi kemampuan guru mengelolapembelajaran dan lembar observasi aktivitas dan suasana kelas selamaberlangsungnya proses pembelajaran, kepada guru yang akan membantumelakukan observasi pada saat melaksanakan observasi. (4) Merancangpembagian kelompok belajar yang heterogen (beragam) berdasarkankemampuan akademik dan jenis kelamin, dengan anggota 4 – 5 siswa perkelompok dan menyampaikan kepada siswa, agar mereka memilih ketua,sekretaris dan pelapor.Pelaksanaan TindakanPada tahap ini guru bersama siswa melaksanakan pembelajaranIPA dengan menerapkan model pembelajaran CTL (Contextual Teachingand Learning), sesuai dengan skenario pembelajaran yang telahdirencanakan dan sesuai jadwal yang berlaku di sekolah.Observasi dan Evaluasi (Penilaian)Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan gurubersama siswa, dilakukan pula observasi terhadap kemampuan gurumengelola pembelajaran dan observasi aktivitas dan suasana kelas selamaberlangsungnya proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh seorangguru yang telah dimintai bantuan sebagai observer. Bersamaan dengan itupula dilakukan penilaian terhadap tugas – tugas siswa dan tes hasil belajarsiswa oleh peneliti.Analisis dan RefleksiPada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap semua datayang dikumpulkan melalui observasi, penilaian tugas dan hasil tes, untukdijadikan bahan refleksi diri bagi peneliti terhadap proses dan hasilpembelajaran atau pelaksanaan tindakan yang dilakukan.(BORNEO, Nomor 2, Juni 2017) 103

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI REPRODUKSI TUMBUHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 RANTAU PULUNG Rahmida Guru SMP Negeri 1 Rantau Pulung Abstrak Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research), yang dilaksanakan dua siklus

Related Documents:

A. Pelajaran IPA Materi Cuaca 1. Hasil Belajar IPA Tujuan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah agar dapat memperoleh hasil belajar yang dianggap baik. Hasil belajar tentu dipengaruhi oleh proses belajar itu sendiri. Sebelum mengetahui apa itu hasil belajar, tentu tidak lepas dari pengetahuan mengenai belajar itu sendiri. a.

Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Materi Pertumbuhan Hewan dan Tumbuhan dengan Menggunakan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas III MI Tawang Semarang Barat Tahun Pelajaran 2014/2015 Nama : Nasichin NIM : 113911162 Penelitian ini dilatarbelakangi hasil belajar siswa yang masih jauh dari ideal.

C. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dan Faktor Yang Mempe- . Kiat Pendidikan IPA di Indonesia, (J akarta : Derektorat Jendral Pendidikan . tersebut diulang secara terus-menerus sampai sebagian siswa mendapat giliran “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ciri-Ciri Khusus

peningkatan hasil belajar ipa materi cahaya menggunakan model cooperative learning tipe stad di kelas viii a smp taq sadamiyyah guyangan bangsri jepara tahun pelajaran 2014/2015 skripsi diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA . MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL . PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA . KELAS 5 SD NEGERI TUNTANG 02 SEMESTER . II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 . ARTIKEL SKRIPSI . Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan . pada Universitas Kristen Satya Wacana . oleh . WULAN PUTRI MAHARDIKA . 2920122. 64

peningkatan hasil belajar ipa materi alat pencernaan pada manusia melalui strategi group investigation pada siswa kelas v semester i mi ma’arif sidomulyo kecamatan salaman kabupaten magelang tahun pelajaran skripsi diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan oleh khariroh nim : - -

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS II MI MUHAMMADIYAH BOKOL KEMANGKON PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014. SKRIPSI . Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto . Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh . Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh .

peningkatan hasil belajar ipa materi pokok sifat benda dan perubahannya melalui metode demonstrasi pada siswa kelas iii semester i mi ma’arif nu sawangan wetan. kecamatan patikraja kabupaten banyumas tahun pelajaran 2015/2016 . skripsi . diajukan kepada fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan iain purwokerto .