IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM MENILAI KEMAMPUAN .

3y ago
45 Views
3 Downloads
2.29 MB
88 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Sutton Moon
Transcription

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM MENILAIKEMAMPUAN SISWA DI MIS AT-TAUHID BONTOREA KABUPATENJENEPONTOSkripsiDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih GelarSarjanaPendidikan(S.Pd.)Prodi PGMI(Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah)pada Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Alauddin MakassarOleh:Nur ArfiantiNim: 20800113065FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUIN ALAUDDIN MAKASSAR2018

iv

iii

KATA PENGANTAR الحمد هلل ربّ العالمين والصالة والسالم على اشرف األنبيآء والمرسلين سيّدنا أ ّما بعد . مح ّمد وعلى آله واصحابه أجمعين Segala puji hanya milik Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya yangsenantiasa dicurahkan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.Salam dan shalawat senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah MuhammadSallallahu ’AlaihiWasallam sebagai satu-satunya uswatun hasanahdalammenjalankan aktivitas keseharian kita.Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yangtak terhingga, teristimewa kepada Ibunda tercinta Alm. Arbiati dan ayahandatercinta Rusli yang telah mengasuh, membimbing dan memberi berbagaidukungan kepada penulis selama dalam proses pendidikan, sampai selesainyaskripsi ini, kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swtmengasihi, melimpahkan rezki-Nya dan mengampuni dosanya. Amin.Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagaipihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Olehkarena itu, penulis patut menyampaikan terima kasih kepada:1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si., Rektor UIN Alauddin Makassar,Prof. Dr. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Lomba Sultan,M.A., Wakil Rektor II, Prof. Hj. Siti Aisyah, M.A., Ph.D., Wakil RektorIII, dan Prof. Hamdan Juhannis, M.A. Ph.D., Wakil Rektor IV UINAlauddin Makassar.v

2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M,Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah danKeguruan, Dr. Muljono Damapolii, M.Ag., Wakil Dekan I, Dr. MisykatMalik Ibrahim, M.Si., Wakil Dekan II, dan Prof. Dr. H. Syahruddin, M.Pd.,Wakil Dekan III.3. Dr. M. Shabir U., M.Ag., dan Dr. Muhammad Yahdi, M.Ag., Ketua danSekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah beserta para stafatas pelayanan dan fasilitas yang diberikan sehingga skripsi ini dapatterselesaikan lebih mudah.4. Dr. Suddin Bani, M.Ag., dan Dr. Hj. St. Syamsudduha, M.Pd., pembimbingI dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalampenyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tarafpenyelesaian.5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yangsecara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun taklangsung.6. Saudaraku tercinta Nur Arfiana, Arie Suwandy, Nur Winda yang telahmemotivasi, mendo’akan serta selalu memberikan semangat dan bantuanbaik moril dan materi sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi initepat pada waktunya.7. Sahabat-sahabatku tercinta yang telah menerima saya apa adanya: Hijriani,M. Isra Anatullah Amir, Rafida Rasyid, Rismawati, Asliya, Rusmini,Najamiah, Hasneti, Hernendya Lasmita dan teman-teman PGMI 2013 yangtidak henti-hentinya memberikan motivasi dan doa.vi

8. Teman-teman peserta KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan ke-55,khususnya yang mengabdi pada Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrangselama kurang lebih 2 bulan menjalani pengabdian masyarakat, yaituBasrah Yahya, Nurhawati, Juwita Sari, Amelia, Firman, Khaidir, NurFadillah, Yudhi, dan Lilas Priana.9. Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah At-Tauhid Bontorea beserta para guruyang telah mengizinkan menyelesaikan penelitian di Madrasah IbtidaiyahAt-Tauhid Bontorea Kabupaten Jeneponto.10. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telahbanyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hinggapenulisan skripsi ini.Akhirnya hanya kepada Allah lah penyusun serahkan segalanya, semogasemua pihak yang membantu penyusun mendapat pahala di sisi Allah swt, sertasemoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi penyusunsendiri.Gowa, 17 Januari 2018Penulis,Nur ArfiantiNIM: 20800113065vii

DAFTAR ISISAMPUL. iPENGESAHAN SKRIPSI . iiPERSETUJUAN PEMBIMBING. iiiPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. . ivKATA PENGANTAR. . vDAFTAR ISI . viiiABSTRAK . xBAB I PENDAHULUAN . 1A. Latar Belakang Masalah . 1B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus . .6C. Rumusan Masalah . 8D. Kajian Pustaka . 9E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian . 12BAB II TINJAUAN TEORETIS . 14A. Penilaian Autentik . 14B. Kemampuan Peserta Didik . 28C. Penilaian Autentik dan Penerapannya . 30BAB III METODE PENELITIAN. 36A. Jenis dan Lokasi Penelitian . 36B. Pendekatan Penelitian . 36C. Sumber Data . 37D. Metode Pengumpulan Data . 38E. Istrumen Penelitian. 39F. Tekhnik Analisis Data . 40G. Pengujian Keabsahan Data . 41viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 43A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian . 43B. Penerapan Penilaian Autentik oleh Guru Pada Siswa Kelas V MISAt-tauhid Bontorea Kabuaten Jeneponto. . 47C. Penilaian Autentik dalam Menilai Kemampuan Siswa MIS AtTauhid Bontorea Kabuaten jeneponto . 54D. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan PenilaianAutentik . 55E. Pembahasan Hasil Penelitian . 60BAB V PENUTUP. 63A. Kesimpulan . 63B. Saran. 64DAFTAR PUSTAKA . 65LAMPIRAN . 67ix

ABSTRAKNamaNIMJudul: Nur Arfianti: 20800113065: Implementasi Penilaian Autentik Dalam Menilai KemampuanSiswa Kelas V MIS At-Tauhid Bontorea Kabupaten JenepontoPokok masalah penelitian ini adalah bagaimana implementasi penilaianautentik dalam menilai kemampuan siswa kelas V MIS At-Tauhid BontoreaKabupaten Jeneponto. Pokok masalah tersebut selanjutnya di-breakdown kedalam beberapa submasalah atau pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Bagaimanapenerapan penilaian autentik dalam menilai kemampuan siswa kelas V MIS AtTauhid Bontorea Kabupaten Jeneponto?, dan Bagaimana kemampuan siswadalam penerapan penilaian autentik kelas V MIS At-Tauhid Bontorea KabupatenJeneponto?. Tujuan peneliti adalah umtuk mengetahui penerapan penilaianautentik dalam menilai kemampun dan untuk mengetahui faktor-faktor apa yangmempengaruhi penerapan penilaian autentik dalam menilai kemampuan siswakelas V MIS At-Tauhid Bontorea Kabupaten Jeneponto.Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatifdengan menggunakan dua metode pengumpulan data, yakni wawancara dandokumentasi. Sumber data penelitian ini adalah Guru dan Siswa kelas V diMadrasah ibtidaiyah At-tauhid Bontorea.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan penilaian autentikyakni berupa perencanaan, pelaksanaan ,dan pelaporan dalam menilai kemampuansiswa V MIS At-Tauhid Bontorea, Kabupaten Jeneponto sudah berjalan denganbaik karena guru dalam merencanakan penilaian memasukkan RPP dan kisi-kisiinstrumen terkait penerapan penilaian. Dalam penilaian aspek sikap danpengetahuan menyiapkan tes dan penugasan untuk menilai, dan kumpulan tugasdi buku besar siswa sebagai portofolio untuk menilai aspek keterampilan siswa.Adanya penilaian autentik dalam menilai kemampuan siswa memudahkanguru untuk melaksanakan penilaian karena guru dapat menilai siswa di segalaaspek penilaian. Baik itu penilaian dari aspek afektif, kongnitif, dan psikomotoriksiswa.x

BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terussampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalamjangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pribadi dewasa susila,maka ia sepenuhnya mampu bertindak sendiri bagi kesejahteraan hidupnya danmasyarakatnya. Pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional pada pasal 1:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potesi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dannegara.1Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalamkonteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal inidisebabkan gurulah yang berada barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentrasfer ilmupengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melaluibimbingan dan keteladanan.2Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang mengenai halhal yang bermanfaat baginya. Belajar merupakan semua aktifitas mental ataupsikis yang dilakukan oleh seseorang yang dapat menimbulkan perubahanperilaku berbeda antara sebelum belajar dan sesudah belajar. Dengan demikian1Depdiknas, Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional ) Tahun 2003 (UURI Nomor:20 Tahun 2003) (PT. Sekala Jalmakarya, 2003), h. 3.2Kunandar, Guru Professional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan danSukses dalam Sertifikasi Guru. Rajagrafindo persada, Jakarta, 2011, h.1.1

2belajar dapat di artikan sebagai suatu proses yang di lakukan oleh individu untukmemperoleh suatu perubahan perilaku yang baruh secara keseluruhan, sebagaihasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. 3Kata pembelajaran mengandung arti “proses membuat orang melakukanproses belajar sesuai dengan rancangan. Lebih jauh ia mengatakan bahwapembelajaran adalah “merupakan sarana untuk memungkinkan terjadinya prosesbelajar dalam arti perubahan perilaku individu melalui proses mengalami sesuatuyang diciptakan dalam rancangan proses pembelajaran”.4 Allah berfirman dalamQS Al Hajj/22: 46. Terjemahnya:Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyaihati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yangdengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mataitu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.5Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun mengikuti unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang salingmempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistempengajaran terdiri dari siswa, guru, tenaga lainnya, misalnya tenaga labolatorium.Material, buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio dan videotape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audiovisual, komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,3Ruswandi, Psikologi Pembelajaran, Cipta pesona sejahtera; Cet.1 Bandung 2013, h. 24.4Ngalimun, Strategi dan Dan Model Pembelajaran (Aswaja perssindo, Cet.1 Yogyakarta2016), h. 29-30.5Departemen Agama RI,Putra), h. 337.Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha

3praktik, belajar, ujian dan sebagainya.6 Allah swt. mengisyaratkan pentingnyapembelajaran atau penguasaan ilmu pengetahuan sebagai tolak ukur keberhasilandalam melaksanakan tugas, Allah berfirman dalam QS Al Mujaadilah/28: 11. Terjemahnya:Wahai orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilahkelapangan di dalam majelis-majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allahakan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilahkamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orangorang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamukerjakan.7Penguasaan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada iman kepada Allahdapat memaknai sebagai penguasaan guru atas berbagai hal yang berhubungandengan tugasnya termasuk penguasaan terhadap penilaian autentik dalam menilaikemampuan peserta didik yang dapat mengantar peserta didik mencapai derajatatau prestasi belajar tertentu.Terdapat dua istilah lain yang erat kaitannya dengan pengertian penilaian,yakni pengukuran dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut sering kali dipergunakansecara bertukar pakai, sehingga penggunaannya sering menimbulkan kekacauanpengertian. Pengukuran adalah proses menerapkan alat ukur terhadap sesuatuobjek, bisa barang ataupun gejala menurut aturan-aturan tertentu. Pengukuran67Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Bumi aksara cet.11) ,th.2011, h. 57.Departemen Agama RI,Putra), h. 793.Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha

4(measurement) dalam pendidikan menggunakan alat ukur berupa tes ataupunnontes. Proses pengukuran kemampuan peserta didik dilakukan secara tidaklangsung, artinya beberapa skor yang diperoleh seorang peserta didik baikmengenai kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya dilakukanmelalui sistem pengujian dengan mengerjakan tes atau tugas-tugas lain, dan hasilpekerjaan tes ataupun tugas-tugas lain, dan hasil pekerjaan tes ataupun tugas-tugasitulah yang diberi skor. Proses pengukuran dalam pendidikan merupakan tahapawal dalam proses penilaian.Istilah penilaian (assessment) dalam pendidikan merupakan prosespengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajarpeserta didik. Kegiatan mengumpulkan informasi sebagai bukti untuk dijadikandasar menetapkan terjadinya perubahan dan derajat perubahan yang telah dicapaisebagai hasil belajar peserta didik.keputusan penilaian seperti lulus dan tidaklulus, telah mencapai standar penguasaan minimal kompetensi atau belum,dinyatakan dalam bentuk yang bersifat kualitatif, seperti baik sekali, baik, cukup,kurang, dan kurang sekali. Sebagai keputusan (judgement) dalam penilaian harusdidukung oleh bukti-bukti sebagai data yang cukup yang menunjukkanpencapaian hasil belajar peserta didik yang diperoleh melalui tahap pengukuran.Tampak jelas adanya hubungan yang sangat erat antara penilaian dan pengukurandalam pendidikan. Penilaian tanpa melalui proses pengukuran akan sangatsubjektif dan sulit mpuanpengetahuan,sikap,keterampilan peserta didik, kurikulum 2013 menerapkan sistem PenilaianAutentik. Penilaian Autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah8Kokom Komalarasi, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi (Cet. I: Bandung :2010) h. 146.

5dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebutmampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalamrangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Penilaian Autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalampengaturan yang lebih autentik. Penilaian Autentik sangat relevan denganpendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang MadrasahIbtidaiyah (MI) atau untuk mata pelajaran yang sesuai.9Penilaian Autentik menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata untukpeserta didik. Selain itu Penilaian Autentik memperhatikan keseimbangan antarapenilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikandengan perkembangan peserta didik sesuai dengan jenjangnya.10 Ada tiga aspekyang dinilai dalam penilaian autentik, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif(sikap), dan psikomotorik.11Penilaian autentik menjadi salah satu tuntunan penilaian yang harusdilaksanakan guru, karena penilaian ini memiliki sejumlah keunggulan. Beberapakeunggulan penilaian autentik antara lain: Pengumpulan informasi kemajuanbelajar, baik formal maupun informal diadakan dalam suasanayangmenyenangkan dan memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswauntuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Prestasibelajar siswa terutama tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok, tetapi9Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2014), h. 239.10Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik BerdasarkanKurikulum 2013), (Jakarta: Rajawali Press,2013), h. 37.11291.Elis Ratnawulan, Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h.

6dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya, dengan demikiansiswa tidak didiskriminasi (masuk rangkin atau tidak) tetapi dibantu untukmencapai apa yang diharapkan; Pengumpulan informasi dilakukan denganberbagai cara agar gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksiatau terungkap.Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu yangharus siswa lakukan.12 Kemampuan kognitif adalah penampilann-penampilanyang dapat diamati sebagai hasil-hasil kegiatan atau proses memperolehpengetahuan melalui pengalaman sendiri. Menurut Anas Sudijono ranah kongnitifadalah yang mencakup kegiatan mental (otak). Robert M. Gagne dalam W.S.Winkel juga menyatan bahwa “ruang gerak pengaturan kegiatan kognitif adalahaktivitas mentalnya sendiri”. Lebih lanjut Gagne menjelaskan bahwa “pengaturankegiatan kognitif mencakup penggunaan konsep dan kaidah yang telah dimiliki,terutama bila sedang menghadapi suatu problem.13Berdasarkan analisis latar belakang masalah diatas, maka perlu dilakukanpenelitian “Implementasi Penilaian Autentik dalam Menilai Kemampuan Siswakelas V MIS At-Tauhid Bontorea Kabupaten Jeneponto”.B.Fokus Penelitian dan Deskriptif Fokus1. Penerapan Penilaian AutentikFokus penelitian merupakan batasan penelitian agar jelas ruang lingkupyang akan diteliti. Olehnya itu pada penelitian ini memfokuskan

dalam pendidikan. Penilaian tanpa melalui proses pengukuran akan sangat subjektif dan sulit dipertanggungjawabkan.8 Untuk mengetahui gambaran kemampuan pengetahuan, sikap, keterampilan peserta didik, kurikulum 2013 menerapkan sistem Penilaian Autentik. Penilaian Autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

Related Documents:

1. Penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang tidak hanya menilai hasil belajar tetapi proses pembelajarannya juga dinilai. Penilaian autentik tidak hanya menilai aspek pengetahuan peserta didik akan tetapi menilai sikap dan keterampilan. sehingga dalam penilaian autentik tidak memandang peserta didik dari rangking.

d. Penilaian prestasi belajar oleh pendidik diterapkan dalam versi penilaian Autentik dan non-autentik. e. Penilaian Autentik sebagaimana yang berbunyi pada ayat (1) sebagai pendekatan pokok dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik. f. Bentuk penilaian Autentik sebagaimana dimaksud dari ayat (1) meliputi

petunjuk guru tentang penilaian autentik. Pada buku guru tersebut menyajikan contoh instrumen, teknik penilaian autentik, langkah-langkah penilaian autentik, dan cara pengolahan nilai. Penilaian dalam Pembelajaran Penilaian sebagai proses pengumpulan informasi tentang siswa tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan

didik, itulah yang menjadi dasar pijakan dalam penilaian autentik. Prinsip penilaian autentik bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (ko gnitif, afektif dan psikomotorik). Penilaian autentik siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan memberikan informasi tentang kemampuan

Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan judul penelitian tentang Implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK N 2 Purwokerto adalah penerapan penilaian autentik secara menyeluruh pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK N 2 Purwokerto. C. Rumusan Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Penilaian Autentik a. Pengertian Penilaian Autentik Ditemukan banyak makna atau definisi terkait dengan istilah penilaian, Griffin dan Nix (1991) mendefinisikan Penilaian sebagai suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu.

B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. 2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain .

Zrunners-repeaters-strangers-aliens [ (RRSA) (Parnaby, 1988; Aitken et al., 2003). This model segments inputs of demand from customers (in this case, the requests from researchers for data cleared for publication) and uses the different characteristics of those segments to develop optimal operational responses. Using this framework, we contrast how the rules-based and principles-based .