IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN FIKIH .

3y ago
40 Views
2 Downloads
2.96 MB
121 Pages
Last View : 19d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Arnav Humphrey
Transcription

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK PADA MATAPELAJARAN FIKIH DI MAN 2 KOTA MAKASSARDraft SkripsiSkripsiDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih GelarSarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islampada Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Alauddin MakassarOleh:NURLIAH YUSUFNIM: 20100113126FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUIN ALAUDDIN MAKASSAR2018

DAFTAR ISIHALAMAN SAMPUL .iPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.iiHALAMAN PENGESAHAN.iiiHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .ivKATA PENGANTAR .vDAFTAR ISI .ixTRANSLITERASI BAHASA ARAB .xABSTRAK .xivBAB I PENDAHULUAN . 1-13A. Latar Belakang Masalah .B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus .C. Rumusan Masalah .D. Kajan Pustaka .E. Tujuan dan Manfaat.167813BAB II TINJAUAN TEORETIS . 14-35A. Penilaian autentik .1. Penilaian .2. Penilaian autentik. .B. Mata pelajaran fikih.14141533BAB III METODE PENELITIAN. 36-48A. Jenis dan lokasi penelitian .B. Pendekatan Penelitian.C. Sumber data .D. Metode pengumpulan data .ix36373839

xE. Instrument penelitian .F. Teknik pengolahan dan analisis data .G. Pengujian keabsahan data.404244BAB IV IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK . 50-73A. Implementasi penilaian autentik.B. Pembahasan .4970BAB V PENUTUP. 73-75A. Kesimpulan.B. Implikasi .7175DAFTAR PUSTAKA .LAMPIRAN-LAMPIRAN.DAFTAR RIWAYAT HIDUP.

ABSTRAKNamaNimJudul Skripsi: Nurliah Yusuf: 20100113126:“Implementasi Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Fikihdi MAN 2 Model Makassar”Skripsi ini membahas tentang: “Implementasi penilaian autentik pada matapelajaran fikih di MAN 2 Kota Makassar”. Adapun permasalahan yang dibahasdalam skripsi ini adalah, (1) Bagaimana implementasi penilaian autentik pada matapelajaran fikih di MAN 2 Kota Makassar (2) Apa faktor pendukung dan penghambatimplementasi penilaian autentik pada mata pelajaran fikih di MAN 2 Kota Makassar(3) Apa solusi yang dilakukan guru fikih untuk mengatasi faktor penghambatimplementasi penilaian autentik di MAN 2 Kota Makassar. Fokus penelitian iniadalah implementasi yang dilakukan oleh guru meliputi: perencanaan/penyiapaninstrument dan rubrik penilaian, pelaksanaan proses penilaian, interpretasi hasilpenilaian, pengolahan penilaian, pelaporan penilaian dan tindak lanjut prosespenilaian yang dilakukan oleh guru.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjekdalam penelitian ini adalah semua guru fikih yang berjumlah 3 orang. Metodepengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisis datanya adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu reduksi data,penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Implementasi penilaianautentik pada mata pelajaran fikih di MAN 2 Kota Makassar telah dilaksanakan padatiga ranah yaitu kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, dan kompetensiketerampilan. (1) Secara umum pelaksanaannya telah berjalan dengan baik. Hal inidibuktikan dengan seluruh bentuk penilaian pada aspek kognitif telah dilaksanakandengan baik, sedangkan pada aspek afektif dan psikomotorik seluruh bentukpenilaiannya juga telah dilaksanakan meskipun belum berjalan secara maksimal. (2)faktor pendukungnya adalah sering diadakannya pelatihan, ketersediaan sarana danprasarana, serta kemampuan guru dalam mengolah penilaian autentik. faktorpenghambatnya adalah ketersediaan buku paket untuk mata pelajaran PendidikanAgama Islam yang masih kurang, jumlah siswa yang banyak dan jenis penilaian yangberagam, serta sulitnya menyesuaikan jenis penilaian yang beragam dengankarakteristik peserta didik. (3) solusi yang dilakukan adalah pelatihan yang lebih rutin, ketersediaan buku paket untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam yang lebihbanyak, serta kemampuan guru yang harus lebih mendalami karakteristik pesertadidik agar dapat memberikan penilaian yang riil.Implikasi penelitian ini adalah (1) Bagi sekolah, pelaksanaan kurikulum 2013diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran yang efektif untuk meningkatkanmutu pendidikan di sekolah MAN 2 Kota Makassar. (2) Bagi Guru, penilaian autentikmerupakan tantangan baru yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran untukmencapai tujuan pembelajaran. (3) Bagi peserta didik, dengan penerapan penilaianautentik diharapkan membantu mereka untuk dapat berfikir kritis dan menjalanisetiap proses pembelajaran dengan baik.xi

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkankualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan instrumen penting yang sangatefektif untuk melakukan transformasi peradaban suatu bangsa. Berdasarkan konteksini, pendidikan berpengaruh besar bagi pembentukan kepribadian manusia dansekaligus jati diri suatu bangsa sebab, dengan pendidikan manusia di harapkanmampu membangun diri, komunitas, dan alam semesta. Pendidikan tidak lain adalahmedia pembentukan manusia seutuhnya (insal kamil), baik dalam peningkatanpengetahuan (kognisi), dan sikap (afeksi), maupun keterampilan (psikomotorik).1Pendidikan secara umum merupakan usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2Makna pendidikan tersebut menggambarkan bahwa pendidikan dilakukansecara sadar untuk membekali peserta didik berbagai pengetahuan dan keterampilanserta pembentukan kepribadian yang baik agar kelak menjadi manusia yang berimandan bertaqwa untuk menghadapi masa depannya yang bermanfaat, baik bagi bangsa,agama, maupun negara.1M. Mushthafa, Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel, (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta,2013), h. 5.2Republik Indonesia, Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional, (Cet IV; Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h.3.1

2Ayat lain juga menunjukkan pentingnya pendidikan agama bagi anak-anakagar kelak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Allah Swtberfirman dalam QS. Luqman/31:13 Terjemahnya:Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberipelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah)sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yangbesar".3Ayat tersebut menunjukkan bahwa pendidikan bagi anak sangatlah pentingdan yang menjadi prioritas utama adalah penanaman akidah sebagai kerangka dasaratau landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh. Dalam mendidik,hendaklah menggunakan pendekatan yang bersifat kasih sayang dengan sentuhankelembutan dan kemesraan tapi tetap dalam koridor ketegasan dan kedisiplinan agarseorang anak tumbuh menjadi pribadi yang berakhlakul karimah.Lewat aktivitas pendidikan khususnya pendidikan Islam akan diprogramkanpembentukan manusia seutuhnya. Manusia yang berdimensi fisik dan nonfisik.Dipandang dari sudut fisik, pendidikan akan membawa peserta didik sehat, segar danbugar. Pendidikan nonfisik akan membentuk batin mendapat pendidikan yangsewajarnya dan sepatutnya. Pemaknaan dari pembentukan manusia seutuhnya ituadalah terlayaninya semua aspek fisik dan rohaniyah manusia itu dalam satu lbu,nafsdanrohsecaraDepartemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Media Fitrah Rabbani:2003 ) h. 412

3berkesinambungan, atau terlayaninya pendidikan kecerdasan intelegensi (IQ),kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), serta kecerdasan religious. 4Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar mencapai tujuanpendidikan tersebut banyak unsur yang berperan didalamnya tidak hanya pendidik,sarana dan prasarana, fasilitas yang memadai, gedung yang menunjang namun unsuryang paling utama adalah kurikulum.Kurikulum merupakan salah satu unsur daya pendidikan yang bisamemberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnyakualitas potensi peserta didik. Kurikulum, secara konseptual adalah suatu responpendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasimuda bangsanya. Secara pedagogis, merupakan rancangan pendidikan yang memberikesempatan peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasanabelajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memilikikualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. 5Kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistemPendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Oleh karena itu,kurikulum memiliki potensi untuk menjadi pendorong perubahan dunia nyata di masadepan. 64Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia, (Cet, I; Jakarta: RinekaCipta, 2009), h. 21.5Sitti Mania,Asesmen Autentik Untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif ImplementasiKurikulum 2013 (Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 1.6Sitti Mania,Asesmen Autentik Untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif ImplementasiKurikulum 2013, h. 2.

4Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai kompetensi dasaryang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukanuntuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian jugadigunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran,sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proespembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan prosespembelajaran yang benar perlu didukung oleh sistem penilaian yang baik, terencanadan berkesinambungan. Keberhasilan proses pendidikan ditentukan salah satunyadengan sistem penilaian yang digunakan sehingga dalam upaya peningkatan kualitaspendidikan diperlukan perbaikan sisem penilaian yang diterapkan.Penilaian merupakan serangkaian proses yang sistematis dan sistemik,mengumpulkan data atau informasi, menganalisis dan selanjutnya menarikkesimpulan tentang tingkat pencapaian hasil dan tingkat efektifitas serta efisiensisuatu program pendidikan.7Diberlakukannya kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaranberbasis aktivitas yang penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses baikpada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Maka diperlukan suatu pergeserandari penilaian melalui tes (mengukur semua kompetensi pengetahuan hanyaberdasarkan hasil, menuju penilaian autentik (mengukur semua kompetensi sikap,pengetahuan dan keterampilan berdasarkan proses dan hasil). 87Hamid Moh. Sholeh, Standar Mutu Penilaian dalam kelas (Yogyakarta: Diva Press, 2011),h. 15.8Fadillah M, Implementai Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, danSMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 33.

5Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik.Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untukmenilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran yangdapat dilakukan untuk semua aspek penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilanyang dilakukan secara terus menerus. 9Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh pesertadidik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh pesertadidik. Guru dalam penilaian autentik ini harus memiliki wawasan yang luas tentangpengalaman maupun permasalahan-permasalahan kehidupan nyata. 10 Melaluipengalaman dan permasalahan tersebut guru dapat memberikan contoh-contoh yangmungkin dapat dipecahkan oleh peserta didik. Apa yang dapat dilakukan pesertadidik, itulah yang menjadi dasar pijakan dalam penilaian autentik.Prinsip penilaian autentik bersifat holistic yang mencakup semua aspek daritujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan psikomotorik). Penilaian autentik siswaberperan aktif dalam pembelajaran dan memberikan informasi tentang kemampuan(kompetensi) yang benar-benar telah dikuasai siswa sehingga memudahkan bagi guruuntuk memberikan umpan balik tentang kemampuan siswayang belumdikuasai.11Penilaian autentik menantang peserta didik untuk menerapkan informasiketerampilan akademik baru dalam situasi yang nyata untuk tujuan tertentu.9Misykat Malik Ibrahim, Implementasi Kurikulum 2013 Rekontruksi Kompetensi RevolusiPembelajaran dan Reformasi Penilaian(Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 146.10Fadillah M, Implementai Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, danSMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014) , h. 44.11Hartati Mochtar, “Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan entikpdf. (11 Februari 2017).

6Adapun fakta yang didapatkan di lapangan ketika peneliti melakukanobservasi awal pra-penelitian adalah pelaksanaan penilaian autentik belumsepenuhnya terlaksana secara maksimal sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 disekolah yang menjadi tempat penelitian oleh penulis yaitu di MAN 2 ModelMakassar meskipun juga ada beberapa bagian yang telah terlaksana karena saranayang mendukung. Salah satu dari beberapa faktor yang menjadi penyebab penilaianautentik belum terlaksanasepenuhnya di sekolah ini adalah penilaian menyitabanyak waktu dan beban administrasi bagi guru yang semakin banyak, penilaianrumit dengan adanya konversi nilai, serta guru kesulitan melakukan observasi dalampenilaian karena jumlah siswa yang banyak sehingga penulis tertarik untuk menelitidi tempat tersebut. Peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi penilaianautentik pada mata pelajaran fikih di MAN 2 Model Makassar.B. Fokus Penelitian dan Deskripsi FokusUntuk menghindari terjadinya kekeliruan penafsiran pembaca dalammemahami penelitian ini, maka penulis akan memfokuskan dan mendeskripsikanpengertian dari beberapa kata dalam judul penelitian ini.Deskripsi FokusFokus PenelitianImplementasi penilaian autentikImplemetasi yang dimaksud dalamjudul penelitian ini adalah gambaransecaraumumtentangpelaksanaanpenilaian autentik yang merupakanpenekanan penilaian dalam kurikulum

72013 di MAN 2 Kota Makassarmeliputi beberapa aspek yaitu: (1)perencananaan/penyiapaninstrumentdan rubric penilaian (2) an penilaian dan (5) tindaklanjut proses penilaian yang dilakukanoleh guru.Faktor Pendukung dan Penghambatimplementasi penilaian autentikFaktor pendukung adalah hal-hal yangmemengaruhisesuatuitumenjadiberkembang, maju dan menjadi lebihbaik sedangkan faktor penghambatadalahhal-halyangsedikitmenghalangi sesuatu itu berkembangmeskipun tidak menajdi penghalangkeseluruhan. Adapun faktor pendukungdan penghambat yang dimaksud disiniadalah hal-hal yang berpengaruh padapelaksanaan penilaian autentik yangdilakukanolehguru,baikitubersumber dari sekolah itu sendiri,sarana dan prasarana maupun dari guru

8mata pelajaran yang bersangkutanSolusi yang dilakukan guru fikihuntuk mengatasi faktor penghambatimplementasi penilaian autentikSolusi adalah cara atau jalan yangdilakukan untuk memecahkan ataumenyelesaikan masalah yang sedangdihadapi. Solusi yang dimaksud dalamjudul ini adalah hal-hal yang dilakukan,baik itu dari pihak sekolah ataupun dariguru itu sendiri berupa jalan keluaryang bisa mengatasi faktor penghambatimplementasi penilaian autentik diMAN 2 Kota Makassar.C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi pokok masalah danyang akan diteliti oleh penulis proposal ini secara khusus dapat dirumuskan sebagaiberikut:1. Bagaimana implementasi penilaiaan autentik pada mata pelajaran fikih di MAN2 Model Makassar?2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi penilaian autentik padamata pelajaran fikih di MAN 2 Model Makassar3. Apa solusi yang dilakukan guru fikih untuk mengatasi faktor penghambatimplementasi penilaian autentik di MAN 2 Model Makassar?

9D. Kajian Pustaka/ Kajian Penelitian SebelumnyaSebagai bahan acuan, maka disertakan kajian ilmiah tertulis yang berkaitandengan tema penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:Skripsi Nurhayati, dengan judul “Implementasi Penilaian Autentik dalamPembelajaran Tematik Terpadu kelas IV B di SD Baiturrahman 1 Semarang. Darihasil yang diperoleh adalah teknik penilaian yang digunakan dalam implementasipenilaian autentik dalam pembelajaran tematik terpadu yaitu a) aspek sikap meliputi,observasi, penilaian diri, dan jurnal, b) aspek pengetahuan meliputi, tes tertulis, teslisan dan penugasan, c) aspek keterampilan meliputi, unjuk kerja, penilaian proyek,portofolio dan produk. Masalah yang dihadapi dalam implementasi penilaian autentikyaitu dalam hal penyesuaian antara jenis penilaian dengan karakteristik peserta didik,cara mengatasinya adalah guru harus menyelami pribadi peserta didik agar dapatmengenali karakteristik peserta didik. Faktor pendukung keberhasilan tikterpaduantaralain;diselenggarakannya banyak pelatihan, memperoleh pendampingan dari KepalaSekolah, Dinas Kota, dan Dinas Provinsi. Faktor penghambat keberhasilanimplementasi penilaian autentik dalam pembelajaran tematik antara lain; peserta didikyang banyak dan beragam, peserta didik yang kurang bisa dikondisikan, serta kurangtersedianya tempat. Hal ini memberikan acuan bagi lembaga pendidikan untuk lebihmeningkatkan kualitas dan kreativitas seorang guru dengan memperluas keilmuantentang penggunaan media variatif seh

didik, itulah yang menjadi dasar pijakan dalam penilaian autentik. Prinsip penilaian autentik bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (ko gnitif, afektif dan psikomotorik). Penilaian autentik siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan memberikan informasi tentang kemampuan

Related Documents:

d. Penilaian prestasi belajar oleh pendidik diterapkan dalam versi penilaian Autentik dan non-autentik. e. Penilaian Autentik sebagaimana yang berbunyi pada ayat (1) sebagai pendekatan pokok dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik. f. Bentuk penilaian Autentik sebagaimana dimaksud dari ayat (1) meliputi

1. Penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang tidak hanya menilai hasil belajar tetapi proses pembelajarannya juga dinilai. Penilaian autentik tidak hanya menilai aspek pengetahuan peserta didik akan tetapi menilai sikap dan keterampilan. sehingga dalam penilaian autentik tidak memandang peserta didik dari rangking.

Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan judul penelitian tentang Implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK N 2 Purwokerto adalah penerapan penilaian autentik secara menyeluruh pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK N 2 Purwokerto. C. Rumusan Masalah

petunjuk guru tentang penilaian autentik. Pada buku guru tersebut menyajikan contoh instrumen, teknik penilaian autentik, langkah-langkah penilaian autentik, dan cara pengolahan nilai. Penilaian dalam Pembelajaran Penilaian sebagai proses pengumpulan informasi tentang siswa tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan

dalam pendidikan. Penilaian tanpa melalui proses pengukuran akan sangat subjektif dan sulit dipertanggungjawabkan.8 Untuk mengetahui gambaran kemampuan pengetahuan, sikap, keterampilan peserta didik, kurikulum 2013 menerapkan sistem Penilaian Autentik. Penilaian Autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Penilaian Autentik a. Pengertian Penilaian Autentik Ditemukan banyak makna atau definisi terkait dengan istilah penilaian, Griffin dan Nix (1991) mendefinisikan Penilaian sebagai suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu.

B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. 2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain .

(ANSI) A300 standards of limitation on the amount of meristematic tissue (number of buds) removed during any one annual cycle (in general, removing no more than 25% on a young tree). The third circle is the top circle – the reason the other circles exist. We grow and maintain trees for aesthetic and functional values, and pruning properly for structure and biological health helps us achieve .