BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Penilaian Autentik

1y ago
25 Views
2 Downloads
606.98 KB
34 Pages
Last View : 18d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jewel Payne
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Deskripsi Teori1. Penilaian Autentika. Pengertian Penilaian AutentikDitemukan banyak makna atau definisi terkait dengan istilahpenilaian, Griffin dan Nix (1991) mendefinisikan Penilaian sebagaisuatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskankarakteristik seseorang atau sesuatu. Sementara Popham (1995) dalam(Basuki (2013) memberikan definisi penilaian sebagai suatau upayaformal untuk menetapkan status peserta didik terkait dengan sejumlahvariabel minat (variables of interest) dalam pendidikan. Black danWilliam (1998) pakar pendidikan dari King College, Londonmendefinisikan penilaian sebagai seluruh kegiatan yang dilaksanakanoleh pendidik dan para peserta didiknya dalam menilai diri sendiri,yang kemudian digunakan sebagai informasi yang dapat digunakansebagai umpan balik untuk mengubah, membuat modifikasi kegiatanpembelajaran. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2007 dan Nomor 66Tahun 2013 tentang Standart Penilaian Pendidikan ditemukanpengertian penialain pendidikan adalah proses pengumpulan danpengolahan informasi untuk menentukan penapaian hasil belajar pesertadidik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehinggamenjadi informasi yang bermakna.1 Dengan berdasarkan pada uraian diatas, kita dapat membuat suatu pemahaman yang lebih pasti sessment)dalamAbdul Majid,Penilain Autentik, Proses dan Hasil Belajar, Bandung: Rosda Karya, 2014hlm. 35.2Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, sehingga tujuan penilaianharus sejalan dengan tujuan pembelajaran, sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagaiinformasi dengan berbagai teknik, penilaian harus didasarkan pada tujuanpembelajaran secara utuhdan memiliki kepastian kriteria keberhasilan,untuk memperoleh hasil penialain yang maximalyang dapat menggambarkan proses dan hasil yang sesungguhnya, penilaian pada dasarnya19

20pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasiuntuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Secara umumpenilaian hasil belajar bertujuan untuk: mengetahui tingkat pencapaiankompetensi peserta didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangankemampuan peserta didik, mendiagnosis kesulitan peserta didik,mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum,mendorong peserta didik untuk belajar, Mendorong pendidik agarmemiliki kemampuan belajar lebih baik. Disamping penilaian sebagaiterjemahan dari assessment terdapat istilah evaluasi (evaluation) yangmerupan penilaian terhadap keseluruhan program pendidikan mulai dariperencanaan program,pelaksanaan program (termasuk didalamnyapelaksanaan penilaian), serta hasil-hasil yang dicapai oleh programpendidikan. 3Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporandan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik utan,bukti-buktiautentik, akurat dan kosisten sebagai akuntabilitas publik (PusatKurikulum, 2009) hal ini sejalan dengan pendapat Johnson (2002) yangmengatakan bahwa penilaian autentik memberikan kesempatan luaskepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari danapa yang telah dikuasai selama proses pembelajaran.4 Lebih lanjutJohnson (2009) mengatakan bahwa penilain autentik berfokus mbangunkerjasama, dan menanamkan tingkat berfikir yang lebih tinggi. Melaluitugas-tugas yang diberikan, para peserta didik akan menunjukkanpenguasaannya terhadap tujuan dan kedalaman pemahamannya, Bahwapenilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisamerupakan alat dan bukan merupakan tujuan, sehingga penilaian merupakan sarana yangdigunakan untuk menganalisis apakah peseta didik telah mencapai hasil belajar yang diharapkan,dan proses pebelajaran telah sesuai denga ilaianautentikdalamkurikulum2013.docx.html, Op. Cit.4Abdul Majid,Penilain Autentik, Proses dan Hasil Belajar, Bandung: Op. Cit., hlm. . 56-57.

21memberikan gambaran perkembangan peserta didik, untuk diketahuioleh pendidik, agar pendidik dapat mengetahui dan memastikan bahwapeserta didiknya mengalami proses pembelajaran dengan benar.5 sertapada saat yang bersamaan diharapkan akan dapat meningkatkanpemahaman dan perbaikan diri.6 Apabila data yang dikumpulkanpendidik mengindikasikan bahwa peserta didik mengalami kemacetandalam belajar, pendidik bisa mengambil tindakan yang tepat.7 Penilaianautentik adalah salah satu penilaian belajar yang merujuk pada situasiatau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan berbagai nkemungkinan bahwa suatu masalah bisa mempunyai lebih dari satumacam pemecahan.8penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yangmenghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyatasecara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan danketerampilan. Penilaian autentik menekankan kemampuan pembelajaruntuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata danbermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan atau5Prof.DR. Ismet Basuki, Drs.Hariyanto.M.S, Asesmen Pembelajaran, Bandung: RemajaRosdakarya, 2014, hlm. 167.6“Penilaian autentik dikembangkan karena penilaian tradisional yang selama ini digunakanmengabaikan konteks dunia nyata dan kurang menggambarkan kemampuan peserta didik secaraholistic (Santrock, 2007), oleh karena itu menurut Santrock Pokey dan Siders (dalam Santrock,2007), penilaian autentik diartikan sebagai upaya mengevaluasi pengetahuan atau keahlian pesertadidik dalam konteks yang mendekati dunia riil atau kehidupan nyata, untuk menerapkan informasidan keterampilan baru dalam situasi nyata. Dengan demikian penilaian ini merupakan sarana bagisekolah untuk merealisasikan segala kemauan, kemampuan, dan kreativitas peserta didik (Sizer,1992). Sejalan dengan pendapat tersebut Gulikers, Bastiaens, dan Kirschner (2004) menjelaskanbahwa penilaian autentik menuntut peserta didik untuk menggunakan kompetensi ataumengombinasikan pegetahuan, kemampuan dan sikap dalam kriteria situasi kehidupanprofessional”.7“Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang prosespembelajaran, asesmen tidak hanya dilakukan di akhir periode (semester) pembelajaran sepertipada kegiatan evaluasi hasil belajar (sepeti EBTA/Ebtanas/UAN), tetapi dilakukan bersama dansecara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran (Nurhadi, /penilaian-dalam-pembelajaran-kontekstual.html diakses pada (tanggal 17 Juni 2014 pukul 16.18 WIB)

22menyadap pengetahuan yang telah diketahui pembelajar, melainkankinerja secara nyata dari pengetahuan yang telah dikuasai. 9Tujuan penilaianitu adalah untukmengukurberbagaiketerampilan dan melacak kemajuan peserta didik, dengan melakukanpenilaianperkembangan hasil belajarpeserta didik dapatdiidentifikasi, yakni menurun atau meningkat. Pendidik dapatmengecek ketercapaian kompetensi peserta didik, agar dapat diketahuiapakah peserta didik telah menguasai kompetensi tersebut ataukahbelum menguasai, selanjutnya dicari tindakan tertentu bagi yang belummenguasai kompetensi terntentu. Hasil penilaian dapat pula dijadikanbahan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentangefektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu akhir semester atau akhirtahun, komunikasi antara pendidik, orang tua dan komite harus dialindan dilakukan terus-menerus sesuai armendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi denganmengkreasikan jawaban atau produk. Peserta didik tidak sekedardiminta merespon jawaban seperti dalam tes tradisional, melainkandituntut untuk mampu mengkreasikan dan menghasilkan jawaban enilaiankemampuan bersastra misalnya, pembelajar mampu nggungjawabkankinerjanya tersebut secara argumentatif, membuat resensi tekskesastraan, dan lain-lain. Berikut ini merupakan prosedur penilaianyang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilan pemecahan masalahpeserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.11Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila iadapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci9Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Op. Cit., hlm. 90.Kunandar, Penilaian autentik, Penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan kurikulum2013, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2013, hlm. 70.11Jurnal Pendidikan Penabur-No 14/ Tahun ke-9/ Juni 2010, hlm. 72.10

23tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahamanmerupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dariingatan atau hafalan. Sebagaimana penjelasan dalam kitab Ta’limulMuta’alim sebagai berikut:" ﻦﹺ ﻳ ﻄﹾﺮ ﺳ ﻔﹾﻆ ﺣ ﻣﻦ ﺮ ﻴ ﻦﹺ ﺧ ﻓﹶﻴ ﺮ ﺣ ﻢ ﻓﹶﻬ ﻭ , ﻦﹺ ﻳ ﻤﺎﹶﻉﹺ ﻭﹺﻗﹾﺮ ﺳ ﻦ ﻣ ﺮ ﻴ ﻦﹺ ﺧ ﻓﹶﻴ ﺮ ﻔﹾﻆﹸ ﺣ "ﺣ : ﻞﹶ ﻴ ﻗ Artinya: Ada dikatakan:” Hafal dua huruf lebih bagus dari padamendengar -tanpa hafal- dua paragraf, dan faham dua huruf lebih bagusdaripada hafal dua baris.12Merujuk pada pendapat di atas, depdiknas (2006) menjabarkanlebih lanjut fungsi penilaian berbasis kelas atau penilaian autentiksebagai berikut: mengambarkan sejauh mana seorang peserta didik telahmenguasai suatu kompetensi, mengevaluasi hasil belajar peserta didikdalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuatkeputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan (sebagaibimbingan), menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasiyang bisa di kembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yangmembantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikutiremedial atau pengayaan.13b. Teknik Penilaian AutentikPenilaian hasil belajar peserta didik mencakupkompetensi sikap,pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbangsehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relative setiappeserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan atapelajaran/kompetensi muatan / kompetensi program, dan proses. 1412Aliy As’ad, Terjemah Ta’limul Mutaalim, Menara Kudus, Kudus, 2007, hlm. . dalam-pembelajaran-kontekstual.htmldiakses pada tanggal ( 02 Juli 2016 pukul 20.14 WIB).14Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, Kajian Teoritis dan Praktis, Op. Cit., , hlm.242.13

241) Penilaian Kompetensi SikapSikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkaitdengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu / objek.Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidupyang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadiperilaku atau tindakan yang diinginkan.15 Sikap terdiri dari tigakomponen yakni afektif, 16 kognitif,17 dan konatif.18Secara umum objek sikap yang perlu dinilai dalam prosespembelajaran berbagai mata pelajaran yaitu: sikap terhadap pprosespembelajaran, sikap berkaitan dengan nilai atau norma yangberhubungan dengan suatu materi pelajaran. Dalam kurikulum 2013,sikap dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu: sikap spiritual dansikap sosial. Sehingga penilaian pada ranah kompetensi sikapdiarahkan pada kedua objek sikap tersebut.Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atauteknik, teknik-tenik tersebut antara lain: penilaian pengamatan(observasi) perilaku,penilaian diri, penilaian antar peserta didik,dan penilaian jurnal, teknik-teknik tersebut secara ringkas dapatdiuraikan sebagai berikut:19a) Penilaian Pengamatan (Observasi)Pengamatan merupakan teknik penilaian yang dilakukansecara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baiksecara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan15Kunandar, Penilaian autentik, Penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan kurikulum2013, Op. Cit., hlm. . 103-104.16“Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannyaterhadap suatu objek”.17“Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek”.18“Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengancara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap”.19Ibid., hlm. 250-253

25pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku kankecenderungan dalam sesuatu hal, misalnya orang yang biasanyaminum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya senangkepada kopi, oleh karena itu pendidik dapat melakukan observasiterhadap peserta didik yang dibinanya, hasil pengamatan dapatdijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi disekolah dapat dilakukan dengan menggunakan catatan khusustentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selamdi sekolah.21b) Penilaian Diri (Self Assessment)Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian yang memintapeserta didik untuk menilai dirinya sendiri berkaitan denganstatus, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yangdipelajarinya.22Penilaian diri adalah kegiatan untuk memonitor tingkatpenampilan atau performansi, kemampuan, prilaku dan strategiyang dilakukan oleh seseorang dalam menghadapi suatu tugasyang diberikan atau dilakukan. Selain itu penilaian diri mencakupdapat tiga domain yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap. 23c) Penilaian Antar Peserta DidikMerupakan teknik penilaian dengan cara meminta pesertadidik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku20“ penilaian pengamatan (observasi) adalah penilaian yang dilakukan dengan caramengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu dalam penilaiankinerja diperlukan instrumen berupa lembar pengamatan atau lembar observasi”.21Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, Kajian Teoritis dan Praktis, Op. Cit., hlm.253-254.22“Penilaian diri didefinisikan sebagai “monitoring of one’s own levels of knowledge,performance, abilities, thinking, behaviour and/or strategy” (Wilson and Wing Jan), Teknikpenilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.”.23Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2013,hlm. 99-112.

26keseharian pesertadidik, instrumen yang digunakan berupalembar penilaian antar peserta didik.24d) Penilaian JurnalJurnal merupakan wadah yang memuat hasil refleksiberupa sebuah dokumen yang secara terus menerus bertambahdan berkembang, dan ditulis oleh peserta didik untuk mencatatsetiap kemajuan.25 Jurnal juga merupakan catatan pendidikselama proses pembelajaran yang berisi informasi hasilpengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yangterkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didikyang dipaparkan secara deskriptif.262) Penilaian Kompetensi PengetahuanPenilaian pencapaian kompetensi pengetahuan merupakanbagian dari penilaian pendidikan.27 Dalam lampiran peraturanmenteri pendidikan dan kebudayaan (permendikbud) nomor 66 tahun2013 tentang standar penilaian pendidikan dijelaskan danpengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajarpeserta didik yang mencakup: penilaian autentik, penilaian diri,penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangantengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah /madrasah.28 Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup24Abdul Majid,Penilain Autentik, Proses dan Hasil Belajar, Bandung: Op. Cit., hlm. 173.Mimin Haryati. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:Gaung Persada Press, 2010, hlm. 64.26“Jurnal juga merupakan laporan yang ditulis sendiri oleh peserta didik, dimana pesertadidik menceritakan hal-hal mengenai subjek yang telah dipelajarinya. yaitu untuk memperolehbeberapa pemecahan masalah yang berasal dari buku pelajaran yang dipelajari peserta didik ataupekerjaan rumah yang telah dibuat oleh peserta didik, untuk memperoleh tanggapan peserta didikterhadap pertanyaan dari pendidik atau peserta didik lainnya”.27“Penilaian kompetensi pengetahuan dapat diartikan sebagai penilaian potensi intelektualyang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensinetsis, danmengevaluasi (Anderson & Kratwohl, 2001)”.28“Seorang pendidik perlu melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensipengetahuan peserta didik. Penialaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui25

27kompetensi sikap , pengetahuan dan keterampilan yang dilakukansecara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukanposisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telahditetapkan.29Secara umum terdapat berbagai teknik penilaian yang dapatdigunakan dalam teknik penilaian kompetensi pengetahuan, yaitu:a) Penilaian TertulisPenilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis,penilaian jenis ini cenderung digunakanuntuk mengukurkemampuan peserta didik berkaitan dengan konsep, prosedur,dan aturan-aturan. Tes tertulis merupakan tes dimana soal danjawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuktulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalumerespon dalm bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalambentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambardan lain sebagainya.Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:(1) Soal dengan memilih jawaban(a)Pilihan ganda(b)Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)(c)menjodohkan(2) Soal dengan mensuplai jawaban(a) Isian singkat atau melengkapi(b) Uraian terbatas(c) Uraian obyektif / non obyektif(d) Uraian terstruktur/ non terstrukturtes tertulis, tes lisan dan penugasan. Kegiatan penilaian terhadap pengettahuan tersebut dapat jugadigunakan sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses pembelajaran.Pedoman penilaian kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai rujukan teknis bagipendidik untuk melakukan penilaian sebagaiamana dikehendaki dalam permendikbud nomor 66Tahun 2013.”29Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, Kajian Teoritis dan Praktis, Op. Cit., hlm.260-262.

28Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawabanbenar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alatyanghanyamenilai kemampuanberpikirrendah,yaitukemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda ahami.30 Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaianyang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dipelajari.31 Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikangagasan tersebut dalambentuk uraian tertulis denganmenggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilaiberbagai jenis kompetensi. 32.b) Penilaian LisanTes lisan berupa pertanyaan – pertanyaan yang esponpertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkankeberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupunparagraf yang diucapkan.33Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukandengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidikdan peserta didik Penilaian lisan sering digunakan oleh pendidikdi kelas untuk menilai peserta didik dengan cara memberikan30“Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendirijawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar, maka peserta didik akancenderung menerka jawaban. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajaruntuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan gandakurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik gunamendiagnosis atau memodifiasi pengalaman belajar. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannyadalam penilaian kelas”.31Ibid., hlm. 265-267.32“misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan kelemahan alat iniantara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas”.33Kunandar, Penilaian autentik, Penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan kurikulum2013, Op. Cit., hlm. 225.

29beberapa pertanyaan secara lisan dan dijawab oleh peserta didiksecara lisan juga.34c) Penilaian PenugasanPenugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidikyang dapat berupa pekerjaan rumah atau proyek baik secaraindividu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnyadalam memberikan tugas kepada peserta didik hendaknyaditentukan lama waktu pengerjaannya.353) Penilaian Kompetensi Keterampilana) Penilaian Praktek (Penilaian Kinerja)Penilaian praktek (kinerja) adalah suatu penilaian yangmeminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasiyang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan danketerampilan yang dibutuhkan.36 Kalau dalam pendidikan Islambisa digunakan saat praktek shalat, khutbah, memandikanjenazah dan juga praktek yang lainnya. Untuk mengamati unjukkerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumenberikut: daftar cek ( ya-tidak),skala penilaian, catatan anekdot /narasi yaitu pendidik menulis apa yang dilakukan peserta asa,perkembangan sosial, kreativitas, dan perkembangan kognitif,dan memoar atau ingatan.37 untuk menentukan apakah pesertadidik sudah berhasil atau belum.3834“Pertanyaan lisan merupakan variasi dari tes uraian. Penilaian ini sering digunakan padaujian akhir mata pelajaran agama dan sosial, peserta didik dapat memberikan respon dengan bebas.Penilaian lisan bertujuan untuk mengungkapkan sebanyak mungkin pegetahuan dan pemahamanpeserta didik tentang materi yang diuji”.35Abdul Majid,Penilain Autentik, Proses dan Hasil Belajar, Bandung: Op. Cit., hlm. 19836“Penilaian praktek dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalammelakukan aktivitas pembelajaran. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaiankompetensi atau indikator keberhasilan yang menurut peserta didik menunjukkan unjuk kerja,misalnya bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi, menggunkanperalatan laboratorium, mengoperasikan komputer”.37“yaitu dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpamembuat catatan, pendidik menggunakan informasi dan memorinya”.38Ibid., hlm. 273

30b) Penilaian ProdukPenilaian produk adalah penilaian terhadap prosespembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputipenilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produkteknologi dan seni, seperti, pakaian, hasil karya seni (patung,lukisan, gambar, kaligrafi), barang-barang terbuat dari kayu,keramik, plastik, dan logam.39c) Penilaian ProyekPenilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugasyang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugastersebut berupa penyelidikan terhadap sesuatu yang mencakupperencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahandan penyajian data secara tertulis maupun lisan dalam waktutertentu.40Penilaian proyek dapat digunakan emampuanpenyelidikan, dan kemampuan menginformasikan sesuatu secarajelas. Penilaian proyek sangat dianjurkan karena mecahanmasalah, berpikir kreatif, misalnya peserta didik membuatlaporan pemanfaatan energi didalam kehidupan, membuat hasillaporan pengamatan pertumbuhan tanaman. Dalam penilaianproyek setidaknya ada tiga (3) hal yang perlu dipertimbangkan,yaitu: kemampuan pengelolan, relevansi, keaslian.39Ibid., hlm. 204.“Penilaian proyek adalah cara penilaian yang dilakukan dengan melakukan pengamatandan penilaian terhadap tugas-tugas proyek tertentu yang dikerjakan peserta didik pada periodewaktu tertentu. Seperti penilaian produk, penilaian proyek juga tidak hanya berfokus pada hasilakhir proyek dalam bentuk produk akhir tertentu, melainkam juga berfokus pada seluruh prosespenyelesaian proyek dari aspek persiapan proyek, pengerjaan proyek, hingga hasil proyek berupalaporan proyek. Penilaian proyek umumnya dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaranberorientasi proyek”.40

31d) Penilaian PortofolioPortofolio adalah kumpulan hasil karya seorang pesertadidik, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukanoleh pendidik atau oleh peserta didik bersama pendidik, sebagaibagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapaikompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiapkumpulan karya seorang peserta didik disebut portofolio.Portofolio digunakan sebagai instrumen penilaian untuk menilaikompetensi peserta didik, atau menilai hasil belajar pesertadidik.41Portfolio akan merangkum berbagai informasi secaraberkala, berkesinambungan, dan menyeluruh, tentang proses danhasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan,sikap, dan keterampilan perserta didik yang bersumber daricatatan dan dokumentasi pengalaman belajar.42c. Prinsip Penilaian AutentikSistem penilaian dalam pembelajaran, baik pada penilaianberkelanjutan maupun penilaian akhir, hendaknya dikembangkanberdasarkan sejumlah prinsip sebagai berikut:1) MenyeluruhPenguasaan kompetensi atau kemampuan dalam matapelajaran hendaknya menyeluruh, baik nstandartindikatorketercapaian, baik menyangkut domain kognitif (pengetahuan),afektif (sikap, perilaku, dan nilai), serta psikomotor (keterampilan),maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil.41Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulaninformasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periodetertentu. Informasi perkembangan peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yangdianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai).42Ibid., hlm. 209

322) BerkelanjutanDisamping menyeluruh, penilaian hendaknya dilakukansecara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus)guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembanganhasil belajar peserta dididk sebagai dampak langsung (dampakinstruksional/pembelajaran) maupun dampak tidaklangsung(dampak pengiring / nurturan effect) dari proses pembelajaran.3) Berorientasi pada indikator ketercapaianSistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu kompetensinya. Dengan demikian hasil penilaian akan memberikangambaran mengenai sampai seberapa indikator kemampuan dasardalam suatu mata pelajaran telah dikuasai oleh peserta didik.4) Sesuai dengan pengalaman belajarSistem penilaian dalam pembelajaran harus diseseuaikandengan pengalaman belajarnya. Misalnya, jika pembelajaranmenggunakan pendekatan tugas problem-solving maka evaluasiharus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) maupunproduk atau hasil melakukan problem-solving.435) laimenggunakan alat yang susuai untuk mengukur kompetensi. Dalammata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan,misalnya kompetensi mempraktikkan gerak dasar jalan, makapenilaian menjadi valid apabila menggunakan penilaian unjuk kerja.Jika menggunakan tes tertulis, maka penilaian tidak valid.6) ReliabilitasRealibilitas berkaitan dengankonsistensi hasil penilaian.Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang43Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran. Op. Cit., hlm. 115-117

33realible dan menjamin konsistennya, misalnya pendidik menilaidengan unjuk kerja. Penilaian akan realible jika hasil yang diperolehitu cenderung sama bila untuk kerja itu dilakukan dengan kondiiyang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang realible, petunjukpelaksanaan unjuk keja dan penskorannya harus jelas.7) ObjektifPenilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu,penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelasdalam pemberian skor.8) MendidikProses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar endidik,meningkatkan kualias belajar, serta membina peserta didik agartumbuh dan berkembang secara optimal.442. Pembelajaran Pendidikan Agama Islama. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama IslamAgama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupanumat manusia, agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkansuatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadaribetapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia makainternalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupa setiap pribadi menjadisebuah keniscayaan, yang ditempuhmelalui pendidikan baikpendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensispiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlakmulia,45 serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil,44Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, DIVA Press,Jogjakarta, 2013, hlm. 47-48.45“Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan daripendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengalaman, penanaman nilai-nialikeagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun koletifkemasyarakatan”.

34berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis danproduktif, baik personal maupun sosial.Pemerintah dalam upayanya meningkatkan kualitas pendidikankeagamaan di Indonesia mulai terlihat tegas dengan mengeluarkan UUNo. 20 Tahun 2003. Dimana UU No.20 Tahun 2003 adalah UU yangdibuat dalam rangka menegaskan “religiusitas” adalah aspek pentingbagi SDM Indonesia. Diantaranya tercantum di: tujuan pendidikan haksetiap peserta didik mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yangdianutnya, dimanapun peserta didik itu bersekolah. MI setingkat SD,MTs setingkat SMP, MA setingkat SMA, dan Madrasah AliyahKejurusan (MAK) setingkat SMK. Hal semakin diteguhkan oleh PP No.55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.PP No. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan PendidikanKeagamaan. PP ini mengatur Pendidikan Agama di sekolah umum danPendi

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Penilaian Autentik a. Pengertian Penilaian Autentik Ditemukan banyak makna atau definisi terkait dengan istilah penilaian, Griffin dan Nix (1991) mendefinisikan Penilaian sebagai suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu.

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .