PP IAI 2014 - Iaisingkawangbengkayang.files.wordpress

3y ago
22 Views
2 Downloads
518.48 KB
7 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Mya Leung
Transcription

PP IAI2014PEDOMAN PELAKSANAANGERAKAN KELUARGA SADAR OBATPENGURUS PUSATIKATAN APOTEKERINDONESIA

PEDOMAN PELAKSANAANGERAKAN KELUARGA SADAR OBATPP IAI2014

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangObat merupakan komoditi kesehatan yang berdimensi luas karena tidak saja terkaitdengan kesehatan itu sendiri tetapi juga menyangkut aspek kehidupan yang lain termasukaspek ekonomi, aspek teknologi maupun aspek sosial. Ditinjau dari aspek teknologi misalnyaperkembangan obat sungguh luar biasa. Dimulai dari penggunaan bahan alam sebagai obatdengan mekanisme farmakologi sederhana, sekarang bergeser ke arah penggunaan bahanbahan kimia sintesis maupun non sintesis dengan sentuhan mekanisme sub seluler. Selain iturekayasa bioteknologi juga banyak dikembangkan dalam upaya menemukan obat baru.Perkembangan bidang obat yang cukup pesat tersebut tentunya harus diikuti denganpeningkatan peran tenaga kesehatan untuk melakukan upaya kesehatan secara maksimal.Apalagi dalam Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 telah ditetapkan Upaya Kesehatansebagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggitingginya bagi masyarakat dan salah satu kegiatan upaya kesehatan adalah pengamanan danpenggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.Derajat kesehatan yang setinggi-tingginya seperti harapan yang tertuang dalam undangundang kesehatan sampai saat ini masih belum tercapai. Berbagai masalah kesehatan,khususnya terkait obat masih ditemui di masyarakat. Mulai penggunasalahan obat, penyalahgunaan obat, terjadinya efek samping obat dari yang paling ringan sampai dengan kebutaandan kematian, beredarnya obat palsu, narkoba dan bahan berbahaya lainnya, dan sebagainya.Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan obat dan sediaanfarmasi lainnya, diperparah oleh adanya oknum yang mengambil keuntungan dari kondisi inidengan menawarkan berbagai produk yang diklaim sebagai produk kesehatan. Penggunaanbahan berbahaya dan bahan ilegal termasuk narkoba juga masih marak sebagai akibat kondisimasyarakat. Sementara itu media masa baik media elektronik maupun media cetak belummemberikan peran edukasi untuk masalah obat, yang ada justru banjirnya iklan obat yanghanya memanfaatkan aspek bisnis tanpa memperhatikan aspek edukasi di bidang obat.Masyarakat masih membutuhkan upaya lebih keras dari semua pihak untuk dapat memahamiobat sebagai komoditi kesehatan yang harus aman, bermanfaat dan berkualitas.Dengan latar belakang tersebut di atas, maka Ikatan Apoteker Indonesia memprakarsaiGerakan Keluarga Sadar Obat sebagai langkah kongkrit untuk meningkatkan kualitas hidupmasayarakat sehingga mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai komitmendalam melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.1.2Analisis KeadaanGerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) merupakan upaya meningkatkan kesadaranmasyarakat dan sekaligus mencerdaskan masyarakat dalam berperilaku sehat, khususnyaterkait dengan obat. Secara nasional gerakan ini merupakan yang pertama kali dilakukan olehprofesi apoteker di Indonesia walaupun sebenarnya upaya meningkatkan kesadaranmasyarakat tentang obat telah banyak dilakukan baik secara individu oleh apoteker maupunsecara kelompok bahkan secara resmi oleh institusi terkait. Dengan demikian gerakan inimerupakan akumulasi dinamika profesi apoteker yang menyadari pentingnya melakukangerakan secara nasional untuk mempercepat tercapainya kondisi masyarakat yang sadar danselanjutnya menjadi cerdas serta mampu secara mandiri melakukan perilaku sehat danbertanggung jawab, khususnya terkait dengan obat.

Dalam pelaksanannya tentu kegiatan ini tidak lepas dari hal-hal yang bersifat hambatanbaik internal (kelemahan) maupun eksternal (ancaman) serta hal-hal yang bersifat dukunganbaik internal (kekuatan) maupun eksternal ( peluang). Secara garis besar perkiraan keadaantersebut dapat diuraikan sebagai berikut:1. Kelemahan:- Kurangnya kesadaran apoteker untuk menjadi tenaga profesi yang menjamin keamanan,kemanfaatan dan kualitas obat;- Gerakan Keluarga Sadar Obat merupakan gerakan nasional baru yang melibatkan danmenuntut komitmen tinggi seluruh tenaga kesehatan khususnya apoteker, sehinggamemerlukan proses sosialisasi;- Sedikitnya tenaga apoteker yang berada di pelosok desa.2. Ancaman:- Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap obat sebagai komoditi kesehatan yang jugadapat menentukan keberhasilan atau kegagalan pengobatan;- Lemahnya dukungan infra struktur kesehatan terhadap profesi apoteker sebagai tenagakesehatan yang bertanggung jawab terhadap keamanan, kemanfaatan dan kualitas obat;- Banyaknya informasi tentang obat yang hanya mengutamakan aspek bisnis sehinggameninggalkan fungsi edukasi bagi masyarakat;- Krisis ekonomi, sosial, politik dan budaya di Indonesia memperburuk/memperlemahkondisi masyarakat sehingga mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak rasional.3. Kekuatan:- Jumlah pendidikan tinggi farmasi dan lulusan apoteker sudah cukup banyak;- Sistem sertifikasi profesi dapat menjadi pendorong bagi apoteker untuk secara aktifterlibat dalam Gerakan Keluarga Sadar Obat.4. Peluang:- Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang berasaskan pada upaya prefentif serta promotifberhubungan secara bermakna dan sejalan dengan Gerakan Keluarga Sadar Obat.1.3VISIMelembagakan dan membudayakan perilaku sehat dan bertanggungjawab masyarakat,khususnya perilaku terkait obat, sehingga dapat memperoleh dan menggunakan obat yangaman, bermanfaat dan berkualitas.1.4MISIMenumbuhkan dan meningkatkan kesadaran tentang obat bagi keluarga sebagaiinstitusi terkecil dari masyarakat luas dan sekaligus sebagai pilar utama bangsa1.5TUJUAN1. Tercapainya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya obat sebagaikomoditi kesehatan.2. Tercapainya kemandirian masyarakat dalam menilai dan memilih informasi yangberedar di masyarakat terkait obat.3. Tercapainya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap DAGU PIPI SIBU(Dapatkan, Gunakan, Pilih-Pilih, Simpan dan Buang) obat dengan benar.4. Tercapainya kemandirian masyarakat dalam menjauhkan diri dari obat dan bahanberbahaya, obat palsu dan sebagainya.

BAB IIKEBIJAKSANAAN DAN STRATEGI GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT2.1KebijaksanaanSesuai dengan konsep Sistem Kesehatan Nasional, Kesehatan menjadi tanggung jawabseluruh bangsa, tidak terbatas hanya pada tenaga kesehatan saja. Untuk mewujdkan derajatkesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan yangterpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatanmasyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.Penyelenggaraan upaya kesehatan dilksanakan melalui berbagai kegiatan diantaranyapengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Pengamanan sediaanfarmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yangdisebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhipersyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan. Selain itu penggunaanobat dan obat tradisional harus dilakukan secara rasional.Keberhasilan gerakan ini tidak akan terwujud tanpa kerja sama seluruh pihak terkait,termasuk masyarakat. Oleh karena itu perlu ditetapkan strategi yang menjadi peganganpelaksanaan Gerakan Keluarga Sadar Obat.2.2Strategi Gerakan Keluarga Sadar Obat1. AdvokasiDi dalam uraian tentang upaya kesehatan telah ditegaskan bahwa upaya ini terpadu danmelibatkan semua unsur terkait, termasuk masyarakat. Selama ini banyak instansipemerintah yang telah menyelenggarakan kegiatan penyadaran masyarakat diantaranyaprogram penyuluhan CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) dan produk informasi obat dariKementerian Kesehatan dan jajarannya. Badan POM dan jajarannya juga telah banyakmelakukan kegiatan penyuluhan pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan.Perguruan Tinggi Farmasi dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi maupunIAI sebagai Organisasi Profesi juga sudah banyak melakukan kegiatan penyuluhan. Agargerakan ini dapat melibatkan seluruh unsur masyarakat, perlu dilakukan upaya advokasiuntuk membangun keterpaduan antar instansi/institusi.2. KeterpaduanDengan keterlibatkan seluruh unsur masyarakat, gerakan ini harus menjadi gerakan yangterkordinir, terpadu dan berlandaskan kemitraan dalam menyadarkan masyarakat.3. Tanggungjawab BerjenjangSalah satu pola koordinasi yang diterapkan adalah tanggungjawab berjenjang agar semuakomponen mulai dari pusat sampai dengan daerah dan sampai pelosok mempunyaitanggung jawab dalam pelaksanaan gerakan.4. Pendaya Gunaan Potensi Sumber Daya LokalAgar gerakan ini dapat berjalan berkesinambungan, perlu adanya komitmen berbagaisumber daya termasuk sumber dana dan sumber daya manusia di tingkat lokal. Sebagaicontoh saat ini sudah banyak kader kesehatan, kader keluarga berencana yang merupakaninsan terpilih di tingkat lokal. Pemanfaatan kader kesehatan yang sudah ada sebagaikader GKSO merupakan alternatif selain membentuk kader baru.

BAB IIIKEGIATAN DAN PELAKSANAAN GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT4.1Kegiatan GKSOGerakan Keluarga Sadar Obat merupakan program baru yang belum dikenal, namunmemerlukan komitmen semua pihak terkait, oleh karena itu perlu penyusunan langkah dalambentuk program kerja. Program kerja tersebut meliputi :1. Training of Trainers (TOT) bagi apoteker perwakilan daerah yang nantinya menjadipenggerak GKSO di masing-masing daerah.2. Penggalangan kesepakatan dengan instansi institusi terkait di pusat maupun daerah.3. Penggalangan operasional dengan instansi-institusi terkait di pusat maupun di daerah.4. Penetapan sasaran strategis di tingkat pusat dan di tingkat daerah.5. Pelaksanaan GKSO di tingkat pusat dan di tingkat daerah.6. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan GKSO di tingkat pusat dan di tingkat daerah.4.21.2.3.4.5.Pelaksanaan GKSODalam melaksanaan GKSO, materi yang disampaikan meliputi 5 (lima) macam, yaitu:DAGU PIPI SIBU (Dapatkan, Gunakan, Pilih-Pilih, Simpan, Buang) obat dengan benar.Waspada Obat dan makanan ilegal.Bahaya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.Penggunaan obat tradisional dan kosmetik yang baikRole play.Materi-materi tersebut disampaikan dengan metode:1. Penyuluhan2. CBIA3. Simulasi4. Diskusi interaktif di media cetak maupun media elektronikBuku Pegangan GKSO:1. Pedoman Pelaksanaan GKSO2. Modul3. Paket Simulasi (gambar dan/atau paket sampel obat)4. Buku Saku untuk Diskusi Interaktif5. Leaflet (BPOM, Kem. Kes)6. Lembar Tanya Jawab7. Lembar Umpan Balik4.31.2.Uraian Tugas Apoteker Fasilitator GKSO DaerahBersama PD IAI menyampaikan dan mensosialisaikan GKSO kepada Dinas kesehatanPropinsi, Balai Besar POM, Pem. Prop, Perguruan Tinggi dan Pengurus Cabang IAI, danmembentuk POKJA Gerakan Keluarga Sadar Obat.Bersama POKJA:a. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari TOT Nasional.b. Memberikan training kepada kader GKSO. Pendanaan diharapkan berasal dari IAIdan Instansi terkait (PEMDA & BKKBN).c. Membuat rencana pelaksanaan GKSO di tingkat daerah.d. Melaksanakan GKSO.e. Monitoring & evaluasi pelaksanaan GKSO.

BAB IVPENUTUPTerbentuknya keluarga sadar obat yang dapat melindungi dirinya, keluarganya danlingkungannya terhadap efek obat yang tidak diharapkan tentunya menjadi harapan kitasemua. Untuk itulah ada beberapa harapan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Pelatihan TOT Apoteker Fasilitator GKSO menjadi langkah awal untuk memulai prosespenyadaran dan pemberdayaan masyarakat dalam hal obat.2. Apoteker Fasilitator GKSO membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terkait, baikpemerintah, organisasi profesi maupun masyarakat luas.3. Langkah berikutnya yang sedang dipersiapkan adalah mengadakan Gerakan KeluargaSadar Obat. Gerakan ini memerlukan telaah, persiapan dan dukungan yang besar agarbenar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas. Kader yang sudah terbentuk diharapkandapat menjadi pioner-pioner dalam Gerakan Keluarga Sadar Obat.

Masyarakat masih membutuhkan upaya lebih keras dari semua pihak untuk dapat memahami obat sebagai komoditi kesehatan yang harus aman, bermanfaat dan berkualitas. Dengan latar belakang tersebut di atas, maka Ikatan Apoteker Indonesia memprakarsai Gerakan Keluarga Sadar Obat sebagai langkah kongkrit untuk meningkatkan kualitas hidup

Related Documents:

Direktur PT Bank BCA, Tbk Pahala N. Mansury, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Tbk Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Moderator: ito Warsito, Anggota DPN IAI PeriNGATAN HUT iAi Ke-60 Agenda Seminar Internasional

The Ibero-American Institute (IAI) The Ibero-American Institute (IAI) concerns itself with . scientific pursuits and cultural debates regarding Latin America, the Caribbean, Spain, and Portugal. The IAI offers a unique combination of three fields of activities that normally stand side-by-side: an in-formation center, a research center, and a .

District Office Administration Marketing files Service Delivery files VR policy and partnerships Fiscal and Administrative Services Team Fiscal files Contract files Vendor files Case Procurement files Social security/Ticket to Work files Social Security Unit – General Administrative

WebEx Recording Format (WRF) files Video files, including files that play in Windows Media Player and Apple QuickTime Player Audio files, including files that play in Windows Media Player Flash movie and interactive Flash files Web pages When you play the media files

January monthly files – March 15th February monthly files – April 15th March monthly files – May 15th April monthly files – June 15th May monthly files – July 15th June monthly files – August 15th July monthly files – September 15

Searching for deleted files over the entire drive is a very fast process. Recover My Files reads the file index for all files on the drive in less than 1 minute. Run a "Recover Files" search "Deleted Files (Recommended)" and then look in the "Deleted" view to see only deleted files, or switch to "Folder" .

Dutzend billiger? Mit meinem Verständnis vom Iai hat das nicht viel zu tun. Und bei Unterlagen, die über den Jahreshauptlehrgang und über das Iai in - IAIDO-mehralsnureinSport Jahreshauptlehrgang2002 5 Jahreshauptlehrgang Es ist Mittwoch, der 24. Juli 2002. Ein trüber wolkenverhangener T

Relying on pen and ink, which is the conventional medium used for archaeological illustration (Dillon, B. 1987), the artist was able to use semiotic principles to turn traditional scientific illustrations into allegories of the subjective experience (figure 4). Figure 4 Illustrations have been used to draw the viewers’ attention to the skill of making and the focal points of the fledgling .