ANALISIS PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN INDONESIA DAN .

3y ago
32 Views
2 Downloads
1.14 MB
16 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Shaun Edmunds
Transcription

ANALISIS PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGANINDONESIA DAN FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHINYA TAHUN 1990-2018Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I padaJurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan BisnisOleh :RATIH DIYAH FITRIANAB300 160 080PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2020

ANALISIS PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN INDONESIA DANFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN 1990-2018AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kurs, Inflasi, Cadangan Devisadan BI Rate Terhadap Neraca Perdagangan di Indonesia Tahun 1990-2018. Datayang digunakan adalah data time series yang dipublikasikan oleh World Bank,Bank Indonesia (BI), dan Badan Pusat Statistik (BPS). Metode analisis yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analis regresi berganda dengan Model OLS(Ordinary Least Squares). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkanbahwa dalam uji asumsi klasik variabel kurs dan cadangan devisa berpengaruhsecara signifikan terhadap neraca perdagangan tetapi variabel inflasi dan BI Ratetidak berpengaruh signifikan terhadap neraca perdagangan.Kata kunci: Kurs, inflasi, cadangan devisa, BI rate, neraca perdagangan.AbstractThis study aims to examine the effect of the Exchange Rate, Inflation, ForeignExchange Reserves and the BI Rate on the Trade Balance in Indonesia in 19902018. The data used are time series data published by the World Bank, BankIndonesia (BI), and the Central Statistics Agency (BPS). The analytical methodused in this study is multiple regression analyst with OLS (Ordinary LeastSquares) Model. Based on the results of this study it can be concluded that in theclassical assumption test the exchange rate and foreign exchange reservessignificantly influence the trade balance but the inflation and BI Rate variables donot significantly influence the trade balance.Keywords: exchange rate, inflation, foreign exchange reserves, BI rate, tradebalance.1. PENDAHULUANKondisi neraca perdagangan yang defisit seringkali dijadikan indikator buruknyaperekonomian suatu Negara. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena neracaperdagangan tidak memiliki suatu kondisi ideal. Untuk dapat menyatakan kondisineraca perdagangan yang defisit sebagai hal yang buruk atau baik sangatlah relatifterhadap kondisi perekonomian baik itu domestik maupun internasional. Sebagaisalah satu Negara yang menganut sistem perekonomian terbuka seperti Indonesiasaat ini, suatu negara tidak akan lepas dari kegiatan perekonomian internasional.Kondisi perekonomian suatu Negara, khususnya dalam hal perdagangan1

internasional, dapat diketahui dengan melihat neraca perdagangan tersebut.Neraca perdagangan yaitu salah satu instrumen dalam neraca pembayaran yangmenunjukkan kondisi ekspor dan impor suatu Negara. Data-data yang ada dalamneraca perdaganagan dapat menunjukkan tidak hanya kondisi tetapi kinerja ekspordan impor suatu Negara (Salvatore, 2004).Neraca perdagangan dapat melihat beberapa kondisi. Kondisi pertamayaitu kondisi surplus. Neraca perdagangan dikatakan surplus jika jumlah eksporsuatu Negara lebih besar dari jumlah impornya. Neraca perdagangan dikatakandefisit ketika jumlah impor suatu Negara lebih besar dari jumlah ekspornya(Mankiw, 2006).Namun, apabila kondisi neraca perdagangan defisit terjadi secara terusmenerus maka hal tersebut perlu diperhatikan karena dapat mengindikasikanburuknya kondisi perekonomian terutama dalam hal kinerja ekspor. Kondisineraca Perdagangan di Indonesia pada periode 2009-2018 dapat dilihat padaGrafik 2201320142015201620172018-50Gambar 1. Neraca Perdagangan dalam Juta USDSumber: Badan Pusat Statistik (2019), diolah2

Dari Grafik I-1 terlihat tingkat Neraca Perdagangan di Indonesia inamis.NeracaPerdagangan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar -4.161 Juta USD,sedangkan defisit terendah terjadi pada tahun 2012 yakni sebesar -1.669 JutaUSD. Kemudian pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 memiliki trendpositif yaitu sebesar 19.680, 22.115, dan 26.061 Juta USD. Pada grafik I-1menunjukkan perkembangan nilai ekspor Indonesia yang lebih besar dari padaimpor. Akan tetapi perkembangan tersebut tidak berlangsung lama sejak akhirtahun 2012 hingga pada tahun 2014 terjadi trend neraca perdagangan negatif yaitusebesar -1.669, -4.076, dan -2.198 Juta USD, peningkatan jumlah nilai eksporIndonesia sejak tahun tersebut lebih rendah dari peningkatan jumlah nilai imporsehingga menyebabkan neraca perdagangan, tahun 2015-2017 Indonesia dapatmengembalikan perdagangan Indonesia dalam posisi surplus yaitu sebesar 7.671,9.533 dan 11.842 Juta USD.Tahun 2012, 2013, 2014, dan 2018 menjadi tahun yang kurang baik bagikinerja perdagangan Internasional Indonesia. Perlambatan laju ekspor danpenurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia di pasar Internasional telahmenyebabkan penurunan nilai ekspor Indonesia secara signifikan. Kondisitersebut menyebabkan terjadinya defisit neraca perdagangan Indonesia pertamakali sejak tahun 1961. Salah satu penyebab terjadinya defisit neraca perdaganganyaitu tekanan defisit neraca perdagangan komoditi migas serta turunnya mintaanGlobal.(Kemendag,2019)Untuk mengantisipasi ketidakpastian pasar internasional maka yang perludiperhatikan adalah bagaimana mengurangi ekspor produk primer danmeningkatkan ekspor produk manufaktur Indonesia. Hal tersebut dikarenakanproduk primer tidak memberikan nilai tambah dalam produk yang diekspor,sedangkan produk manufaktur memberikan nilai tambah tinggi bagi kegiatanekonomi. (Kementrian Perindustrian, 2013).3

2. METODEData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunderyang digunakan adalah dalam bentuk time series dalam periode waktu 28 tahun,yaitu dari tahun 1990 - 2018. Secara umum data dalam penelitian ini diperolehdari World Bank, Badan Pusat Statistik, Kemenkeu. Data terkait neracaperdagangan dan suku bunga diperoleh dari situs resmi BPS (www.bps.go.id),sedangkan data terkait kurs, inflasi, cadangan devisa, diperoleh dari situs resmiWorld Bank (www.worldbank.org). Informasi lain bersumber dari beberapa jurnalilmiah dan buku-buku teks.Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh Kurs, Inflasi,Cadangan Devisa, Tingkat Suku Bunga terhadap Neraca Perdagangan Indonesiaadalah regresi berganda dengan pendekatan Model OLS (Ordinary Least Squares).yang formulasi model estimatornya adalah :εtDi mana :: Nilai Tukar (Rupiah): Inflasi (Persen): Cadangan Devisa (Juta US ): Suku Bunga Bank Indonesia (Persen): Error term (faktor kesalahan): Konstanta t: Koefisien regresi variabel independen: tahun ke tLangkah-langkah estimasinya akan meliputi : estimasi parameter modelestimator, uji asumsi klasik, uji kebaikan model, dan uji validitas pengaruh.3. HASIL DAN PEMBAHASANHasil estimasi model ekonometrik di atas beserta uji pelengkapnya telihat dalamTabel 1.4

Tabel 1. Hasil Estimasi Model Ekonometri341629,4 24146,83 logKURSt 152,6431 INFt – 21741,09(0,0010)*(0,6743)(0,0018)*– 907,3116 BIRATEt(0,1875)R2 0,4125; DW-Stat. 1,3364; F-Stat. 4,2135; Prob. F-Stat. 0,0100Uji Diagnosis(1) Multikolinieritas (VIF)KURS 5,2909; INF 3,2191; DEV 7,1059; BIRATE 4,7709(2) NormalitasJB(2) 2,1592; Prob. (JB) 0,3397(3) Otokorelasi 2(3) 4,9517; Prob. ( 2) 0,1754(4) Heteroskedastisitas 2(14) 10.0090; Prob. ( 2) 0,7615(5) LinieritasF(2,21) 1,6692; Prob. (F) 0,2092Sumber: BPS, diolah. Keterangan: *Signifikan pada 0,01; **Signifikanpada 0,05; ***Signifikan pada 0,10. Angka dalam kurung adalahprobabilitas empirik (p value) t-statistik.3.1. Uji Asumsi KlasikData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series, sehingga sepertiyang disajikan dalam Tabel 1, uji asumsi klasiknya akan meliputi ujimultikolinieritas, uji normalitas residual, uji otokorelasi, uji heterokedastisitas danuji spesifikasi atau linieritas model.3.1.1 Uji MultikolinieritasUji Multikolinieritas yang digunakan adalah uji VIF. Uji VIF multikolinieritasterjadi apabila nilai VIF untuk variabel independen ada yang bernilai 10.Adapun hasil uji multikolinieritas terlihat pada Tabel 2.5

Tabel 2. Hasil Uji VIFVariabelVIFlog KursINFLog n 10 10 10 10Tidak menyebabkan multikolinieritasTidak menyebabkan multikolinieritasTidak menyebabkan multikolinieritasTidak menyebabkan multikolinieritas3.1.2 Uji Normalitas ResidualUji Normalitas residual dalam penelitian ini menggunakan Jarque Bera (JB). H0uji JB adalah distribusi residual normal; dan HA-nya distribusi residual tidaknormal. H0 diterima jika nilai p (p value), probabilitas, atau signifikansi empirikstatistik JB α; H0 ditolak jika nilai p (p value), probabilitas, atau signifikansiempirik statistik JB α. Dari Tabel 2, terlihat nilai p, probabilitas, atausignifikansi empirik JB sebesar 0,3397 ( 10) jadi H0 diterima, yang berartidistribusi residual normal.3.1.3 Uji OtokorelasiOtokorelasi akan diuji dengan Breusch Godfrey (BG). H0 dari uji BG adalah tidakterdapat otokorelasi dalam model; HA-nya terdapat otokorelasi dalam model. H0diterima jika signifikansi statistik χ2 α dan H0 ditolak apabila signifikansi χ2 α.Dari Tabel 2, terlihat nilai nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirikstatistik χ2 uji BG sebesar 0,1754 ( 0,10); jadi H0 diterima. Kesimpulan tidakterdapat masalah otokorelasi dalam model.3.1.4 Uji HeterokedastisitasUji Heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji White. H0 uji Whiteadalah tidak ada masalah heterokedastisitas dalam model; dan HA-nya terdapatmasalah heterokedastisitas dalam model. H0 diterima apabila nilai p (p value),probabilitas atau signifikansi empirik statistik χ2 uji White α; H0 ditolak apabilanilai p (p value), probabilitas atau signifikan empirik statistik χ2 uji White α.6

Dari Tabel 2, terlihat nilai p, probabilitas atau signifikansi empirik statistik2χ uji White adalah sebesar 0,7615 ( 0,10); jadi H0 diterima, kesimpulan tidakterdapat heterokedastisitas dalam model.3.2 Uji Spesifikasi ModelKetepatan spesifikasi atau linieritas model dalam penelitian ini akan diujimenggunakan uji Ramsey Reset. Uji Ramsey Reset memiliki H0 spesifikasimodelnya tepat atau linier; sementara HA-nya spesifikasi modelnya tidak tepatatau tidak linier. H0 diterima apabila nilai p (p value), probabilitas atausignifikansi empirik statistik F uji Ramsey Reset α.Nilai p, probabilitas atau signifikansi empirik statistik F uji Ramsey Resetterlihat memiliki nilai sebesar 0,2092 ( 0,10); jadi H0 diterima. Kesimpulanspesifikasi model yang digunakan dalam penelitian tepat atau linier.3.3 Uji Kebaikan Model3.3.1 Eksistensi ModelModel eksis apabila seluruh variabel independen secara simultan memilikipengaruh terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak secara simultanbernilai nol). Uji eksistensi model adalah uji F. Dalam penelitian ini, formulasihipotesis uji eksistensi modelnya adalah H0 : β1 β2 β3 0, koefisien regresisecara simultan bernilai nol atau model tidak eksis; HA : β1 0 β2 0 β3 0,koefisien regresi secara tidak simultan bernilai nol atau model eksis. H0 akanditerima jika nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik F α; H0 akan ditolak jika nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirikstatistik F α.Dari Tabel 1, terlihat nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirikstatistik F pada estimasi model memiliki nilai 0,0000, yang berarti 0,01; jadi H0ditolak, kesimpulan model yang digunakan dalam penelitian eksis.3.3.2. Interpretasi Koefisien Determinasi (R2)Koefisien determinasi (R2) menunjukkan daya ramal dari model terestimasi. DariTabel 1, terlihat nilai R2 sebesar 0,4125, artinya 41,25% variasi variabel Neraca7

Perdagangan (TB) dapat dijelaskan oleh variabel Nilai Tukar (KURS), variabelInflasi (INF), variabel Cadangan Devisa (DEV) dan variabel Tingkat Suku Bunga(BIRATE). Sisanya 58,75% dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-faktorlain yang tidak dimasukkan dalam model.3.4 Uji Validitas PengaruhUji validitas pengaruh menguji signifikansi pengaruh dari variabel indpendensecara sendiri-sendiri. Uji validitas pengaruh adalah uji t. H0 uji t adalah βi 0,variabel independen ke i tidak memiliki pengaruh signifikan; dan H A-nya βi 0,variabel independen ke imemiliki pengaruh signifikan. H0 akan diterima jika nilaip (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik t α; H0 akan ditolakjika nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik t α.Tabel 3. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel IndependenVariabelKriteriasig. tKesimpulanlogKURS0,0010 0,01Berpengaruh Signifikan pada α 0,01INF0,6743 0,10Tidak Berpengaruh Signifikan pada α 0,10logDEV0,0018 0,01Berpengaruh Signifikan pada α 0,01BIRATE0,1875 0,10Tidak Berpengaruh Signifikan pada α 0,103.5. Interpretasi EkonomiBerdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan model regresi OLS didapat bahwanilai tukar dan cadangan devisa memiliki pengaruh signifikan terhadap NeracaPerdagangan Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh Asnawidan Hasniati (2018), menunjukkan bahwa variabel nilai tukar memiliki pengaruhyang signifikan terhadap Neraca Perdagangan. Kurs merupakan sala satu hargayang lebih penting dalam perekonomian terbuka, karena ditentukan oleh adanyakeseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, mengingatpengaruhnya yang besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabelmakroekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisiperekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabilmenunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baikatau stabil. Perubahan nilai tukar yang terjadi, baik apresiasi maupun depresiasi8

akan mempengaruhi kegiatan ekspor dan impor barang-barang di negaraIndonesia. Hal itu dikarenakan mata uang US Dollar masih merupakan mata uangyang mendominasi pembayaran perdagangan global. Apabila Rupiah melemahterhadap US Dollar, maka yang diuntungkan adalah eksportir karena harga barangekspor relatif lebih murah daripada harga barang impor. Sehingga, barang yangdiekspor negara Indonesia ke negara tujuan ekspor semakin meningkat dan neracaperdagangan akan surplus.Menurut Mundell-Fleming, hubungan kurs riil dengan net ekspor adalahapabila kurs riil lebih rendah, maka harga barang-barang dalam negeri akan lebihmurah daripada harga barang-barang luar negeri. Sehingga, net ekspor meningkat.Penelitian yang dilakukan oleh Marheni dan Deki (2017), yang menunjukkanbahwa variabel cadangan devisa memiliki pengaruh yang signifikan denganNeraca Perdagangan. Cadangan devisa merupakan cadangan dana yang seringdijadikan sebagai indikator kesehatan moneter suatu Negara dikarenakancadangan devisa sebagai indikasi menandakan bahwa negara tersebut sedangmengalami kemunduran perekonomian yang sering disebut dengan krisis moneter.Dijadikannya cadangan devisa sebagai indikasi kemunduran perekonomianmembuat negara Indonesia berusaha untuk membuat cadangan devisanya stabildan meningkat. Untuk membuat cadangan devisa negara stabil dan meningkat,terdapat hubungan antara cadangan devisa dengan neraca perdagangandikarenakan jika nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impor maka terjadisurplus perdagangan. Peningkatan cadangan devisa Negara difaktori olehSurplusnya neraca perdagangan tersebut, bahwa cadangan devisa Indonesiaberpengaruh positif terhadap net ekspor atau neraca perdagangan cadangan devisaIndonesia. Berpengaruh positifnya net ekspor atau neraca perdagangan terhadapcadangan devisa dikarenakan dalam kegiatan neraca perdagangan dalam hal iniekspor dan impor, valuta asing yang masuk ke dalam negeri melalui ekspor lebihbesar dari pada jumlah valuta asing yang keluar negeri melalui impor. Denganadanya selisih valuta asing dari kegiatan ekspor dan impor tersebut, maka selisihtersebut akan menjadi cadangan devisa Negara dan ketika tingkat ekpormengalami penurunan atau negara lebih banyak mengimpor dari pada mengkspor9

maka cadangan devisa akan mengalami penurunan dan dapat menyebabkan defisitneraca perdagangan, sebaliknya jika tingkat ekspor mengalami peningkatan(surplus) maka cadangan devisa yang dimiliki juga akan mengalami peningkatan.4. PENUTUP4.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan analisis regresi pada BAB IV, maka dapat diambilkesimpulan-kesimpulan sebagai berikut : Model regresi yang digunakan dalampenelitian ini lolos dari semua uji asumsi klasik, yang meliputi ujimultikolinieritas, uji normalitas residual, uji otokorelasi, uji heteroskedastisitasdan uji spesifikasi model. Uji kebaikan model memperlihatkan bahwa modelekonometrik yang dipakai dalam penelitian ini eksis, dengan koefisien determinanR2 sebesar 0.4125 atau 41,25%. Artinya variabel Neraca Perdagangan Indonesiadapat dijelaskan oleh variasi variabel kurs, inflasi, cadangan devisa, suku bungaBI suku bunga BI. Sedangkan sisanya 58,75% dijelaskan oleh variasi variabelvariabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan ujivaliditas pengaruh (uji t) ditemukan variabel kurs dan cadangan devisaberpengaruh signifikan, adapun variabel inflasi dan birate tidak berpengaruhsignifikan. Kurs memiliki pengaruh signifikan terhadap neraca perdaganganapabila nilai tukar naik, maka neraca perdagangan akan naik juga. Sebaliknyaapabila nilai tukar turun, maka neraca perdagangan akan turun juga kemudianvariabel cadangan devisa memiliki pengaruh negatif terhadap neraca perdaganganapabila cadangan devisa naik, maka neraca perdagangan akan turun. Sebaliknyaapabila cadangan devisa turun, maka neraca perdagangan akan naikPerkembangan neraca perdagangan selama tahun 1990 hingga 2018 dipengaruhioleh nilai tukar dan cadangan devisa sehingga dapat dijadikan sebagai indikatorkesehatan moneter suatu Negara.4.2 SaranSaran yang dapat diberikan penulis melalu hasil penelitian ini adalah sebagaiberikut: Bagi stakeholder, sebaik-baiknya impor dalam membangun pertumbuhanekonomi akan lebih baik apabila adanya beberapa batasan atau hambatan impor10

yang dampaknya dapat mengurangi impor sehingga produk dalam negeri tetapdapat bersaing namun tidak tersingkirkan dari pasaran. Impor hendaknyadiorientasikan pada impor bahan-bahan baku dan bahan penolong bagipengembangan industri dalam negeri untuk mendorong ekspor dan mengurangiimpor produk yang konsumtif. Bagi perusahaan, kegiatan ekspor seharusnya didukung penuh oleh pemerintah karena merupakan sumber devisa bagi negara.Bagi pihak pengekspor, pemerintah berkewajiban memberikan kemudahan darisegi peraturan ekspor maupun pinjaman dana. Kemudahan dalam kegiatan eksporakan memacu faktor produksi dalam negeri untuk melakukan ekspansi pasar keluar negeri. Melalui peningkatan ekspor sesuai penelitian akan memberikankontribusi positif pada kondisi Perdagangan Indonesia. Bagi penelitianselanjutnya sebaiknya tetap mempertimbangkan variabel kurs, inflasi, cadangandevisa, suku bunga BI sebagai variabel yang mempengaruhi neraca perdagangann,karena sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tersebutberpengaruh terhadap neraca perdagangan.DAFTAR PUSTAKAAniyati Ika, Udiyana dkk. 2017. “Fluktuasi Nilai Kurs dan Inflasi PengaruhnyaTerhadap Ekspor Impor dan Neraca Perdaganga Indonesia Tahun 20072012”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 15(1) : 1-13.Badan Pusat Statistik. 2019. Tabel Neraca Perdagangan Menurut Negara AsalPeriode 2000-2018. Diakses dari https://www.bps.go.id.Ghozali , Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS17. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.Ginting, Ari Mulianta. 2014. “Perkembangan Neraca Perdagangan dan Faktorfaktor Yang Mempengaruhinya”. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan.Vol.8, No.1.Ginting, Ari Mulianta. 2016. “Analisis Determinasi Inflasi di Indonesia”. JurnalOrganisasi dan Manajemenen. vol.12,no.1 hal 89-96.Gujarati, Damodar. 1995. Eko

Indonesia sejak tahun tersebut lebih rendah dari peningkatan jumlah nilai impor sehingga menyebabkan neraca perdagangan, tahun 2015-2017 Indonesia dapat mengembalikan perdagangan Indonesia dalam posisi surplus yaitu sebesar 7.671, 9.533 dan 11.842 Juta USD. Tahun 2012, 2013, 2014, dan 2018 menjadi tahun yang kurang baik bagi

Related Documents:

memetakan sumber daya air yang ada dan pemanfaatannya di DAS (SEI, 2016). permintaan air dengan pasokan air (Yates et al., 2005). 2. Neraca air Interaksi dinamis antar komponen hidrologi dapat dievaluasi melalui penelusuran proses hidrologi dan analisis neraca air. Neraca air mencakup aliran air masuk dan aliran air keluar dari daerah

sering digunakan dalam analisa keuangan adalah “rasio keuangan”. 1. Neraca Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode t

A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini 1. Pengertian Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif sering diidentikkan dengan perkembangan kecerdasan. Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi perkembangan intelegensi pada anak. Pada anak usia dini, pengetahuan masih bersifat subjektif, dan akan berkembang menjadi objektif apabila sudah .

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN, INVESTASI, DAN KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BULAN FEBRUARI 2012 DIREKTORAT PERDAGANGAN, INVESTASI DAN KERJASAMA EKONOMI . kepemilikan saham, atau bentuk lain yang disetujui kedua belah pihak. Kepemilikan saham oleh pemilik tanah merupakan salah satu opsi baru terkait ganti rugi. .

A. Teori Perdagangan Internasional Menurut Christianto (2013) Pengertian perdagangan internasional secara sederhana menurut kamus ekonomi yaitu perdagangan yang terjadi . Pada pasar internasional harga yang dimiliki oleh negara A akan lebih kecil yaitu berada pada harga P* sehingga negara A akan mengalami kelebihan penawaran (excess supply .

Perkembangan Peserta Didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan Psikologi Perkembangan. Dalam pengkajian mata kuliah Perkembangan Peserta Didik difokuskan pada perkembangan individu sebagai peserta didik pada institusi pendidikan. Di dalam buku ini, para penulis sebagai penyusun materi Perkembangan Peserta Didik mencoba memahami .

pembelajaran bagi anak pada tataran usia dini dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan anak sabagai suatu pijakan awal yang mempersiapkan anak ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Aspek-aspek perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik-motorik, perkembangan bahasa-literasi, perkembangan kognitif dan perkembangan

Answer Key A Beast / Post-Reading / Activity 1 Hand out the worksheets to your students. Ask them to draw and describe the beast. When they finish, ask the students to walk around the class, find a partner, and then show and say what they have written. Display their worksheets on the bulletin board. Possible answer: The beast has got a very long body with brown spots A Beast / Post-Reading .