ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN . - Teknik Industri UNS

3y ago
136 Views
2 Downloads
372.06 KB
8 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nadine Tse
Transcription

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN KEUNGGULAN STRATEGIBERSAING DI SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTURLukmandonoJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)Jl. Arief Rachman Hakim 100 Surabaya 60117Email : lukmandono@gmail.comABSTRAKIndustri manufaktur merupakan salah satu sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi sehinggapenting dilakukan penelitian yang mengusulkan keunggulan strategi bersaing di sektor ini sebagai upayapeningkatan pertumbuhan industri. Melalui pendekatan analisis SWOT, dihasilkan nilai IFAS sebesar 2,4nilai EFAS sebesar 2,36 sehingga matriks IE mengarahkan posisi untuk menerapkan srategipertumbuhan dan stabilitas. Bobot prioritas pada empat variabel berpengaruh dilakukan denganpendekatan AHP dengan hasil sebesar 47% untuk manufacturing strategi, 21% untuk competitivestrategy, 15% untuk kemitraan dan 17% untuk teknologi. Melalui matriks pengembangan strategi dayasaing industri manufaktur dihasilkan enam keunggulan strategi yaitu: (1) peningkatan kualitas hasilproduksi dengan strategi cost leadership & differentiation untuk memperluas jalur pemasaran danmeningkatkan potensi pasar, (2) peningkatan jalinan kemitraan antara pemasok, pelanggan dan pesaingdengan menjamin ketersediaan SDM melalui dukungan pemerintah, (3) penekanan biaya produksidengan efisiensi SDM dan pengembangan teknologi baru, (4) peningkatan penggunaan teknologimanufaktur & teknologi informasi untuk meningkatkan fleksibilitas dan daya tawar, (5) peningkatandukungan pemerintah untuk meminimalkan pembajakan dan penanganan HKI, dan (6) peningkatankemampuan teknologi untuk mengembangkan produk baru.Kata kunci : AHP, Industri Manufaktur, Keunggulan Bersaing, SWOTPENDAHULUANDaya saing adalah gambaran bagaimana suatu bangsa termasuk perusahaan-perusahaan dan SDMnya mengendalikan kekuatan kompetensi yang dimilikinya secara terpadu guna mencapai kesejahteraandan keuntungan (Zuhal, 2010). Daya saing suatu bangsa ditentukan oleh kemampuan daya saing daripelaku pembangunan atau pelaku usaha, kemampuan daya saing masyarakatnya dan kemampuan dayasaing negara. Industri manufaktur merupakan salah satu sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi,dengan kontribusi hampir mencapai 30 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain besarnyapangsa ekspor pada industri manufaktur, penyerapan tenaga kerja pada industri manufaktur non migasjuga menempati urutan atas sehingga membaik tidaknya kinerja sektor industri manufaktur mempunyaidampak nyata baik terhadap ekspor, penyerapan tenaga kerja maupun ekonomi secara keseluruhan (BPS,2010).Rochman, et.al. (2011) mengkombinasikan metode SWOT dengan AHP dalam menganalisis dayasaing industri agro di Indonesia. Faktor yang digunakan untuk memilih prioritas dari industri agro yangpotensial untuk mengembangkan nanotechnology adalah faktor lingkungan internal yang terdiri dari 7kriteria dan factor eksternal yang terdiri dari 7 kriteria. Nikolau, et al., (2010) menggunakan analisisSWOT pada industri mineral dan pertambangan, dengan keunggulan kompetitif penelitiannya adalahpengurangan biaya, peningkatan produktivitas, dan pengembangan inovasi. Hossain, et al., (2010)menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas pada industri manufaktur dengan keunggulankompetitifpada elastisitas modal dan elastisitas tenaga kerja. Soni, et al., (2011) menggunakan pendekatan empirispada industri manufaktur dengan keunggulan kompetitif pada strategi bersaing dan strategi rantai pasok.Liu, et al., (2011) menggunakan explanatory factor analysis pada industri manufaktur dengan keunggulankompetitif pada quality, delivery, flexibility dan cost. Pengukuran tingkat daya saing suatu wilayahmenunjukkan kemampuan suatu wilayah menciptakan nilai tambah untuk mencapai kesejahteraan yangtinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional (Irawati dkk,2012).Penelitian ini memfokuskan pada empat variabel berpengaruh yaitu manufacturing strategy,competitive strategy, kemitraan dan teknologi sebagai dasar analisis SWOT. Strategi manufakturmerupakan salah satu dimensi daya saing yang sering digunakan (Amoako-Gyampah, et.al., 2008; Avella,et.al., 2001; Demeter, 2003; Miltenburg, 2008). Empat kunci kompetitif manufaktur yang digunakan

adalah cost, quality, delivery dan flexibility. Indikator kemampuan teknologi terdiri dari existingproduction capability, access to new technology, process improvement capability, product improvementcapability, dan new product development capability (Sirikrai, et al. 2006). Kemitraan mengandungpengertian adanya hubungan kerja sama usaha diantara berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela,dan dilandasi oleh prinsip saling membutuhkan, saling menghidupi, saling memperkuat dan salingmenguntungkan. Sebagai suatu strategi pengembangan usaha, kemitraan telah terbukti berhasil diterapkandi banyak negara, antara lain di Jepang dan empat negara di Asia, yaitu Korea Selatan, Taiwan,Hongkong dan Singapura. Di negara-negara tersebut kemitraan umumnya dilakukan melalui polasubkontrak yang memberikan peran kepada industri kecil dan menengah sebagai pemasok bahan bakudan komponen industri besar (Kartasasmita, 1997).Keunggulan strategi bersaing industri manufaktur harus terus diupayakan, agar peningkatanpertumbuhan industri lebih mudah tercapai. Dalam rangka mendukung penguatan daya saing industrimanufaktur perlu dilakukan analisis strategi bersaing dengan jalan mengevaluasi kekuatan, kelemahan,peluang dan acaman yang terjadi. Langkah berikutnya adalah menyusun matriks IFAS (internal strategicfactor analysis summary), matriks EFAS (external strategic factor analysis summary) dan matriks IE(internal external). Hasil akhir model ini adalah strategi dan rencana aksi pengembangan daya sainguntuk menjawab tujuan dari penelitian yaitu menentukan keunggulan strategi bersaing di sektor industrimanufaktur.MODEL ANALISIS SWOTAnalisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatuproyek atau suatu spekulasi bisnis. Analisis SWOT memandu untuk mengidentifikasi positif dan negatifdi dalam organisasi atau perusahaan (SW) dan di luar itu dalam lingkungan eksternal (OT). Dari analisisseluruh faktor internal dan eksternal dapat dihasilkan empat macam strategi organisasi dengankarakteristiknya masing-masing (Rangkuti, F., 2006). Data SWOT kualitatif yang meliputi kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman digunakan untuk merumuskan rencana srategis berdasarkan unsurunsur dari usulan kerangka kualitatif (Bas, 2013). Tujuan dari analisis SWOT (Jogiyanto, 2005): (1)mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai input untuk merancang proses,sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan efisien; (2) menganalisis suatukondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu; (3) mengetahui keuntungan yangdimiliki perusahaan competitor; (4) menganalisis prospek perusahaan untuk penjualan, keuntungan, danpengembangan produk yang dihasilkan; (5) menyiapkan perusahaan untuk siap dalam menghadapipermasalahan yang terjadi; dan (6) menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalamperencanaan pengembangan di dalam perusahaan.Tabel 1. SWOT Strategic IssuesInternalStrenght (S):Weak (W):1.1.2.2.EksternalThreat (T):1.Strategi STGunakan S untuk menghindari TStrategi WTMinimalkan W dan hindari T2.Opportunity (O):1.2.Strategi SOGunakan S untuk memanfaatkan OStrategi WOAtasi W dengan memanfaatkan O

HASIL DAN PEMBAHASANUntuk mengetahui peta kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada empat variabel yangberpengaruh dilakukan melalui brainstorming dengan pihak-pihak terkait, sebagai pelaku usaha di bidangindustri manufaktur. Pelaku usaha ini terdiri dari unsur perusahaan, asosiasi, dan pemerintahan. Penilaiankeabsahan penelitian kualitatif pada model SWOT terjadi pada proses pengumpulan data dan untukmenentukan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkanatas sejumlah kriteria tertentu dalam memeriksa keabsahan data yang diperoleh. Peneliti menggunakantriangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Triangulasi dapat dilakukan denganmenggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003) yaitu wawancara, observasi dan dokumen.Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data.Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran penelititerhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.Tabel 2. Peta SWOT Industri Manufaktur Variabel Berpengaruh: Manufacturing StrategyKekuatan:Kelemahan:kualitas hasil produksi seluruh sektor cukup fleksibilitas strategi manufaktur masihbaiklemahbiaya produksi masih terjangkau daya tawar yang rendah terhadapdistributorPeluang:Ancaman:terbukanya jalur pemasaran yang semakin strategi produk RRCyang semakin kuatberagam kekuatan inovasi produk-produk imporpotensi pasar cukup besarVariabel Berpengaruh: Competitive StrategyKekuatan:Kelemahan:strategi cost leadership & differensiasi produk semakin tingginya biaya produksicukup baik tuntutan SDM semakin beragamPeluang:Ancaman:ketersediaan bahan baku yang memadai produk pesaing yang berbiaya rendahketersediaan SDM yang cukupVariabel Berpengaruh: KemitraanKekuatan:Kelemahan:dukungan pemerintah untuk pengembangan kebijakan dan regulasi tentang impor &industri manufaktur cukup baikekspor yang kurang mendukungterjalinnya kemitraan di tingkat internal, eeringnya terjadi pelanggaran hak ciptapemasok, dan pesaingproduk (HKI)Peluang:Ancaman:Komitmen yang kuat dari pemerintah untuk lemahnya penanganan HKImembangun kemitraan ndenganmengganggu inovasipelanggan cukup terbukaVariabel Berpengaruh: TeknologiKekuatan:Kelemahan:kuatnya pengetahuantentang teknologi k barukondisi teknologi informasi semakin membaik kemampuanteknologiuntukmengembangkanproduk baruPeluang:Ancaman:terbukanya penggunaan teknologi baru kemampuan teknologi manufakturterbukanya joint proyek pengembanganuntukmemenuhi persyaratanteknologipelanggan cepatnya life cycle teknologiUji triangulasi ini mengutamakan kebenaran dalam suatu penelitian dengan menggunakanwawancara dari informan lainya. Kemudian dilakukan uji silang dengan hasil yang telah diperoleh dariinforman-informan sebelumnya. Apa bila terdapat perbedaan, harus dilakukan terus menerus hingga hasil

yang diperoleh tidak ada perbedaan. Demi mendapatkan hasil yang maksimal dan ketepatan penelitian ini,peneliti menggunakan uji triangulasi supaya hasil didapat dari seluruh pelaku usaha ini terdiri dari unsurperusahaan, asosiasi, dan pemerintahan dapat mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Peta SWOT yangmengambarkan kondisi internal maupun eksternal diuraikan pada Tabel 2.Langkah selanjutnya adalah menyusun Matrik IFAS yang merupakan penjabaran detail dan secarakuantitatif atas variabel Kekuatan dan Kelemahan. Dalam matrik ini ada penentuan score / rating yangdilakukan dengan dasar sebagai berikut: Kekuatan, rating 1 sangat kecil; 2 kecil; 3 besar; 4 sangat besar. Untuk Kelemahan, pemberian score nya merupakan kebalikan dari Kekuatan. Sedangkanuntuk membedakan nilai bobot antara range 0 - 1 (total keseluruhan bobot 1 atau 100 %) untuk tiap-tiapvariabel berdasarkan penting/tidak pentingnya kriteria memberikan dampak terhadap faktor strategis:Nilai bobot 0 menunjukkan tidak penting dan Nilai bobot 1 menunjukkan sangat penting. Untukpembobotan sub item menggunakan strategi pro-rata (perbandingan yang sama) antar sub item. Bobotuntuk empat variabel berpengaruh yaitu manufacturing strategy, competitive strategy, kemitraan danteknologi digunakan pendekatan AHP (analytical hierarchy process) yang merupakan salah satu darimetode Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang berperan dalam membuat formulasi danmenganalisa suatu keputusan ke dalam struktur hirarki bertingkat dari tujuan, kriteria dan alternatif(Sharma, et al., 2008). Hasil score kekuatan internal pada Tabel 3 sebesar 3,2 dan kelemahan internalsebesar 1,6 diperoleh rata-rata score untuk faktor internal sebesar 2,4.Tabel 3. IFAS untuk Industri ManufakturFaktor-faktor Strategi InternalImp.RatingImp. xRating0,50,2430,72Biaya produksi masih terjangkauStrategi cost leadership & differensiasi produk cukupbaikDukungan pemerintah untuk pengembangan industrimanufaktur cukup baik0,16Terjalinnya kemitraan di tingkat internal, pemasok, 0,24Kuatnya pengetahuan tentang teknologi manufaktur0,50,0830,24Kondisi teknologi informasi semakin membaik0,50,0830,24TOTAL1No.Kekuatan1Manufacturing Strategy2Competitive or Strategi InternalNo.1Kualitas hasil produksi seluruh sektor cukup baikKelemahanManufacturing Strategy0,482Competitive p. xRatingFleksibilitas srategi manufaktur masih lemah0,50,2410,24Daya tawar yang rendah terhadap distributor0,50,2420,48Semakin tingginya biaya produksi0,50,120,2Tuntutan SDM semakin beragamKebijakan dan regulasi tentang impor & ekspor yangkurang 10,080,50,0810,08TOTAL1Seringnya terjadi pelanggaran hak cipta produk (HKI)43,2Ketersediaan teknologi untuk merancang produk baruKemampuan teknologi untuk mengembangkan produkbaru1,6Berikutnya disusun Matrik EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) yang merupakanpenjabaran detail dan secara kuantitatif atas variabal Peluang dan Ancaman. Dan di dalam matrik ini adapenentuan score / rating yang dilakukan dengan dasar sebagai berikut: Peluang, rating 1 sangat kecil; 2 kecil; 3 besar; 4 sangat besar. Untuk Ancaman, pemberian score nya merupakan kebalikan dariPeluang. Hasil score peluang eksternal pada Tabel 4 sebesar 3,44 dan score ancaman eksternal sebesar1,28 diperoleh jumlah total 4,72 sehingga rata-rata score untuk faktor eksternal di dapat dari nilai totaldibagi dengan kedua faktor sehingga mendapatkan nilai sebesar 2,36.

Tabel 4. EFAS untuk Industri ManufakturFaktor-faktor Strategi EksternalNo.Peluang1Manufacturing Strategy0,482Competitive 0,96Ketersediaan bahan baku yang 40,50,0830,240,50,0830,24TOTAL13,440,16Terbukanya joint proyek pengembangan teknologi1Faktor-faktor Strategi Eksternal234Imp.RatingImp. XRatingStrategi produk RRC yang semakin kuat0,50,2410,24Kekuatan inovasi produk-produk imporProduk pesaing yang berbiaya rendah0,50,2410,2410,220,4Lemahnya penanganan 8TOTAL1AncamanManufacturing StrategyCompetitive StrategyKemitraanTeknologi0,480,2Imp. XRatingPotensi pasar cukup besarKetersediaan SDM yang cukupKomitmen yang kuat dari pemerintah untuk menjalinkemitraan0,16Potensi terjalinnya kemitraan dengan pelanggan cukupterbukaNo.RatingTerbukanya jalur pasar yang makin beragamTerbukanya penggunaan teknologi baru4Imp.0,16Pembajakan produk yang akan mengganggu inovasiKemampuan teknologi manufaktur untuk memenuhi0,16 persyaratan pelangganCepatnya life cycle teknologi1,28Matriks internal eksternal pada Gambar 1 disusun berdasarkan nilai IFAS dan EFAS. Matriks inimerupakan model awal untuk memperoleh strategi pengembangan daya saing industri manufaktur. NilaiIFAS ada diantara 2.00 – 3.00, maka dalam matrik posisinya ada di posisi rata – rata, dan nilai EFASyang juga diantara 2.00 – 3.00, maka dalam matrik posisinya ada di posisi menengah. Denganpertimbangan tersebut pertemuan diantara skor IFAS dan EFAS mengarahkan posisi kondisi industrimanufaktur untuk menerapkan strategi Pertumbuhan dan Stabilitas. Berdasarkan analisis IFAS, EFAS,dan Matrik Internal Eksternal maka dapat disusun alternatif strategi yang dapat disarankan, yakni SOStrategy, ST Strategy, WO Strategy, dan WT Strategy seperti pada Tabel 4.Gambar 1. Matriks Internal Eksternal Industri Manufaktur

Tabel 5. Matrik Pengembangan Strategi Daya Saing Industri ManufakturINTERNALFACTORSTRENGTHS (S)1. Kualitas hasil produksi seluruhsektor cukup baik2. Biaya produksi masihterjangkau3. Strategi cost leadership &differensiasi produk cukup baik4. Dukungan pemerintah untukpengembangan industrimanufaktur cukup baik5. Terjalinnya kemitraan ditingkat internal, pemasok, danpesaing6. Kuatnya pengetahuan tentangteknologi manufaktur7. Kondisi teknologi informasisemakin membaikOPPORTUNITIES (O)1. Terbukanya jalur pemasaranyang semakin beragam2. Potensi pasar cukup besar3. Ketersediaan bahan baku yangmemadai4. Ketersediaan SDM yang cukup5. Komitmen yang kuat daripemerintah untuk membangunkemitraan6. Potensi terjalinnya kemitraandengan pelanggan cukupterbuka7. Terbukanya penggunaanteknologi baru8. Terbukanya joint proyekpengembangan teknologiTREATHS (T)1. Strategi produk RRC yangsemakin kuat2. Kekuatan inovasi produkproduk impor3. Produk pesaing yang berbiayarendah4. Lemahnya penanganan HKI5. Pembajakan produk yang akanmengganggu inovasi6. Kemampuan teknologimanufaktur untuk memenuhipersyaratan pelanggan7. Cepatnya life cycle teknologiSO STRATEGY Peningkatan kualitas hasilproduksi dengan strategi costleadership & differentiationuntuk memperluas jalurpemasaran dan meningkatkanpotensi pasar Peningkatan jalinan kemitraanantara pemasok, pelanggan danpesaing dengan menjaminketersediaan SDM melaluidukungan pemerintahEKSTERNALFACTORST STRATEGY Peningkatan dukunganpemerintah untukmeminimalkan pembajakan danpenanganan HKIWEAKNESS(W)1. Fleksibilitas strategimanufaktur masihlemah2. Daya tawar yangrendah terhadapdistributor3. Semakin tingginyabiaya produksi4. Tuntutan SDMsemakin beragam5. Kebijakan dan regulasitentang impor &ekspor yang kurangmendukung6. Seringnya terjadipelanggaran hak ciptaproduk (HKI)7. Kurangnyaketersediaan teknologiuntuk merancangproduk baru8. Rendahnyakemampuan teknologiuntuk mengembangkanproduk baruWO STRATEGY Penekanan biayaproduksi denganefisiensi SDM danpengembanganteknologi baru Peningkatanpenggunaan teknologimanufaktur & teknologiinformasi untukmeningkatkanfleksibilitas dan dayatawarWT STRATEGY Peningkatankemampuan teknologiuntuk mengembangkanproduk baru dalamrangka memenuhipersyaratan pelanggan

Dari matriks pengembangan daya saing industri manufaktur pada Tabel 5, kemudian dirumuskankeunggulan strategi bersaing industri manufaktur melalui rencana aksi pengebangana seperti yang terlihatpada Tabel 6.Tabel 6. Strategi dan Rencana Aksi Pengembangan Daya Saing Industri ManufakturSOSTRATEGYStrategiPeningkatan kualitas hasilproduksi dengan strategi costleadership & differentiationuntuk memperluas jalurpemasaran dan meningkatkanpotensi pasarPeningkatan jalinan kemitraanantara pemasok, pelanggan danpesaing dengan menjaminketersediaan SDM melaluidukungan pemerintahWOSTRATEGYPenekanan biaya produksidengan efisiensi SDM danpengembangan teknologi baruPeningkatan penggunaanteknologi manufaktur &teknologi informasi untukmeningkatkan fleksibilitas dandaya tawarSTSTRATEGYWTSTRATEGYPeningkatan dukunganpemerintah untukmeminimalkan pembajakandan penanganan HKIPeningkatan kemampuanteknologi untukmengembangkan produk barudalam rangka memenuhipersyaratan pelangganRencana Aksi PengembanganMemperluas jangkauan disribusi produkMeningkatkan differensiasi hasil produk denganberbagai inovasi sesuai selera an harga jual yang kompetitifPerbaikan terus-menerus dalam produksi agar mampumenghasilkan produk berbiaya rendahMenciptakan pola kemitraan internal, kemitraandengan pemasok, kemitraan dengan pelanggan, dankemitraan dengan pesaing potensialMenyatukan kesamaan pola pikir antara pemerintahdan pelaku usaha untuk menentukan sasaranpengembangan industri manufakturMemberikan insentif investasi teknologi baru sertainsfrastruktur teknologiMelakukan intensifikasi pelatihan teknologi baru

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN KEUNGGULAN STRATEGI BERSAING DI SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR Lukmandono Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) Jl. Arief Rachman Hakim 100 Surabaya 60117 Email : lukmandono@gmail.com ABSTRAK

Related Documents:

1 BAB II TEORI ANALISIS SWOT DAN SIMPANAN DI BMT A. Analisis SWOT 1. Pengertian Analisis SWOT SWOT adalah akronim dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang

TEKNIK TRANSMISI TELEKOMUNIKASI (057) 2. TEKNIK SUITSING (058) 3. TEKNIK JARINGAN AKSES (060) Kelas X Semester : Ganjil / Genap Materi Ajar : Teknik Kerja Bengkel Teknik Telekomunikasi CPE e m baga) t em n ex er Kelas XI dan Kelas XII C3:Teknik Elektronika Komunikasi Teknik Kerja Bengkel Teknik Listrik Teknik Elektronika Simulasi Digital Dasar .

031.1 Who Is a SWOT Analysis for? 041.2 The Best Time to Conduct a SWOT Analysis 2. Example SWOT Analyses 2.1 Example SWOT Analysis for a Craft Beer Brewery 2.2 Example SWOT Analysis for a Plastics Recycling Center 2.3 Example SWOT Analysis for a Medicinal Herb Nursery 122.4 Example SWOT

32 Teknik Instalasi Tenaga Listrik 617 33 Teknik Otomasi Industri 618 Pilihan : 34 Teknik Pengelasan 421 35 Teknik Fabrikasi Logam 422 9 Teknik Mesin Umum 420 36 37 38 Teknik Pengecoran Logam Teknik Pemesinan Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin 423 424 425 39 Teknik Gambar Mesin 426 .

Latar belakang penggunaan analisis SWOT dalam penelitian ini karena Seksi Pelayanan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli Serdang belum pernah menggunakan analisis SWOT dalam pelaksanaannya sejak dari awal berdiri hingga tahun 2018. Selain itu, dengan menggunakan analisis SWOT ini

matrik BCG untuk memnetukan pada quadran mana posisi perusahaan berada. - Analisa SWOT, menggunakan data kuesioner untuk menentukan bobot pada IFAS dan EFAS. Kemudian menghitung nilai internal dan eksternal dalam diagram SWOT yang akan untuk tahap selanjutnya analisa dengan menggunakan matrik SWOT. 7. Analisa Data

Analisis Reduksi Harmonisa Pada Variable Speed Drive Menggunakan Filter Lc Dengan Beban Motor Induksi Tiga Fasa 1) Maharani Putri Mahasiswa Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro USU s 2) Usman Bafaai Mahasiswa Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro USU 3) Marwan Ramli Mahasiswa Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro

Didaktisierung zu Beste Freunde A2 Leseheft, Blauer Mond ISBN 978-3-19-081052-9 2018 Hueber Verlag Autorin: Marion Techmer 2 Blauer Mond