PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Deskripsi

3y ago
231 Views
10 Downloads
1.03 MB
30 Pages
Last View : 9d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Philip Renner
Transcription

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL1. DeskripsiModul Operasi Jaringan Irigasi Rawa ini terdiri dari empat tahapan belajar mengajar.Kegiatan belajar pertama membahas tujuan dan sasaran operasi, kedua adalahpengaturan air di jaringan, ketiga dasar perencanaan operasi, dan terakhirmembahas pelaksanaan operasi.Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami tata cara atauprosedur dalam melakukan operasi secara lengkap. Setiap kegiatan belajar disertaidengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan pesertadiklat setelah mempelajari materi dalam modul ini2. PersyaratanDalam mempelajari Operasi Jaringan Irigasi Rawa ini peserta diklat dilengkapidengan modul bahan ajar dan metode dan media lainnya yang dibutuhkan.3. MetodeDalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah a/Fasilitator,adanyakesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi4. Alat Bantu/MediaUntuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Mediapembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol danpenghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan ajar.5. Kompetensi DasarSetelah mengikuti pembelajaran ini, para peserta diharapkan mampu mengetahuidan memahami tata cara dan prosedur melakukan operasi, yang disajikan dengancara ceramah dan tanya jawab6. Indikator Hasil BelajarSetelah peserta mengikuti mata pembelajaran ini, diharapkan mampu menjelaskan:a. Tujuan dan sasaran operasib. Pengaturan air di Jaringan1

c. Dasar perencanaan operasi, dand. Pelaksanaan operasi2

DEFINISI1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di dalamnya,tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami di lahanyang relatif datar atau cekung dengan endapan mineral atau gambut, danditumbuhi vegetasi, yang merupakan suatu ekosistem.2. Konservasi Rawa adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutankeadaan, sifat, dan fungsi Rawa agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dankualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik padawaktu sekarang maupun generasi yang akan datang.3. Pengembangan Rawa adalah upaya untuk meningkatkan kemanfaatan fungsisumber daya air pada Rawa.4. Pengendalian Daya Rusak Air pada Rawa adalah upaya untuk mencegah,menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan hidup pada Rawaagar tidak menimbulkan kerugian bagi kehidupan.5. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungikelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber dayabuatan.6. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untukdibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber dayamanusia, dan sumber daya buatan.7. Pengaturan Tata Air adalah sistem pengelolaan air pada Rawa besertaprasarananya untuk mendukung kegiatan budi daya.8. Irigasi Rawa adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air melaluijaringan Irigasi Rawa pada Kawasan Budi Daya pertanian.9. Sistem Irigasi Rawa adalah kesatuan pengelolaan Irigasi Rawa yang terdiri atasprasarana jaringan Irigasi Rawa, air pada jaringan Irigasi Rawa, manajemen IrigasiRawa, kelembagaan pengelolaan Irigasi Rawa, dan sumber daya manusia.3

BAB IPENDAHULUANOPERASI DALAM KAITANNYA DENGAN PENGELOLAAN JARINGANRAWA PASANG SURUTPengelolaan rawa pasang surut dilandasi pada prinsip keseimbangan utdenganmemperhatikan daya rusak air di daerah rawa pasang surut. Tujuan utama daripengelolaan rawa pasang surut adalah untuk melestarikan rawa pasang surutsebagai sumber air dan meningkatkan kemanfaatannya untuk mendukungkegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan pengembangan wilayah.Pada saat awal pengembangan di tahun 1970-an, irigasi dalam rangkapengembangan rawa pasang surut dilakukan secara bertahap; tahap pertamamembangun saluran terbuka tanpa pintu sehingga muka air tidak dapatdikendalikan (drainase terbuka); tahap kedua melengkapi saluran sekunder dantersier dengan bangunan pintu pengatur (muka air dapat dikendalikansebagian); dan tahap lanjutan melengkapi prasarana jaringan irigasi rawasehingga muka air dapat dikendalikan secara penuh.Dinamika pengembangan rawa saat ini haruslah terkait dengan issuepemanasan global, terutama jika dikaitkan pengembangan tersebut dengankeberadaan gambut yang melekat didalam ruang rawa yang bersangkutan.Dilema yang dihadapi sekarang adalah mengembangkan rawa tanpa merusak(seminimal mungkin) ekosistem rawa. Dengan demikian tahap pengembanganseperti paragraf sebelumnya haruslah dimaknai dengan sikap kehati-hatian.Rencana operasi meliputi rencana tata tanam dan rencana pengelolaan airyaitu rencana pengaturan muka air pada sistem saluran jaringan irigasi rawadan muka air tanah sedemikian sehingga tercipta kondisi optimal dalampemanfaatan lahan bagi pertanian dan kehidupan masyarakat. Rencanapengelolaan air diterjemahkan dalam prosedur operasi pintu bagunanpengendali air.Pengelolaan air dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan air yang cukup bagitanaman, membuang air hujan kelebihan dari lahan pertanian, mencegahtumbuhnya tanaman liar di lahan sawah (tanaman padi), mencegah timbulnyazat racun dan kondisi tertutupnya muka tanah oleh genangan air diam,4

mencegah penurunan kualitas air, mencegah kerusakan tanaman olehpengaruh air asin, dan dalam kasus tertentu mencegah pembentukan tanahasam sulfat.Pengelolaan air diselenggarakan pada dua tingkatan, yaitu: i) pengelolaan air dipetak tersier, atau tata air mikro, yaitu pengelolaan air di lahan usaha tani yangmenentukan secara langsung kondisi lingkungan bagi pertumbuhan tanamandan ii) pengelolaan air di jaringan utama (primer dan sekunder), atau tata airmakro, yaitu pengelolaan air di tingkat sistem makro yang agiterlaksananyapengelolaan air dipetak tersier (tata air mikro).Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menyusun rencana operasi meliputiiklim, topografi, hidro-topografi, kondisi tanah, fluktuasi pasang surut hariandan musiman, intrusi air asin, hidrologi sungai dan kesesuaian lahan.Pelaksanaan pemeliharaan secara teratur mutlak diperlukan agar kegiatanpengelolaan air dapat terselenggara dengan baik dan terpercaya. Prasaranajaringan yang kurang terpelihara dapat mengacaukan rencana pengelolaan airyang sudah disusun dan ditetapkan. Pemeliharaan meliputi pemeliharaan rutindan berkala.Paralel dengan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan maka dilakukanpemantauan dan evaluasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasiefektifitas pengelolaan air, mengidentifikasi perubahan dan fluktuasi kondisialami (tanah, sungai, kualitas air) dan kondisi prasarana (saluran, timbunantanah, bangunan), menyesuaikan rencana pengelolaan air terhadap tukkeperluanperencanaan kedepan.EVALUASI1. Apa tujuan utama pengelolaan rawa pasang surut?2. Sebutkan tahapan pengembangan rawa pasang surut?3. Menurut sdr, manakah yang lebih terkait dengan produksi tanaman, apakah pengelolaanair di tingkat mikro atau di tingkat makro? Apa alasannya?4. Menurut sdr, apa sebenarnya fungsi pintu?5

BAB IIKEGIATAN OPERASI3.1.Tujuan dan sasaranTujuan kegiatan operasi jaringan irigasi rawa pasang surut adalah untuk mengaturair di jaringan irigasi rawa pasang surut sehingga bermanfaat bagi masyarakat.Sasaran operasi jaringan irigasi rawa pasang surut meliputi:a). terciptanya kondisi tanah (pematangan tanah, keasaman dan zat racun) dankualitas air yang memenuhi syarat untuk budi daya tanaman;b). terpenuhinya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai dengan kebutuhantanaman;c). ngdapatmengakibatkan terbentuknya asam dan racun serta penurunan muka tanah(subsidence) yang berlebihan, khususnya pada tanah gambut;d). untukpemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari;e). terhindarnya pengaruh air asin agar tidak mengganggu tanaman danpenerima manfaat;f). terlaksananya pengaturan navigasi (bila diperlukan); dan/ataug). terhindarnya erosi/longsor pada tebing saluran.3.2.Jaringan Irigasi Rawa Pasang Surut3.2.1. Tipe Jaringan Irigasi RawaDalam pengembangan rawa pasang surut telah diperkenalkan beberapatipe jaringan sistem pengaturan air. Tipe jaringan pada tingkat primer dansekunder dapat dilihat pada Gambar 3.3.2.2. Jenis Pintu Aira. Pintu Sorong6

Pintu sorong adalah pintu yang terbuat dari plat besi/kayu/fiber,bergerak vertikal dan dioperasikan secara manual. Fungsi pintusorong adalah untuk mengatur aliran air yang melalui bangunansesuai dengan kebutuhan, seperti: (1) menghindari banjir yangdatang dari luar, (2) mencegah intrusi air asin, dan (3) menahanair di saluran pada saat kemarau panjang.b. Pintu Klep/AyunPintu klep dibuat dari kayu atau fiber dengan engsel pada bagianatas. Pintu ini dapat membuka dan menutup secara otomatisakibat perbedaan tinggi muka air. Fungsi pintu klep adalahmenahan aliran air waktu pasang dan membuang air waktu surut(aliran satu arah) atau sebaliknya.c. Pintu Skot BalokPintu skot balok (stoplog) adalah balok kayuyang dapatdipasang pada alur pintu/sponeng bangunan. Pintu ini berfungsiuntuk mengatur muka air saluran pada ketinggian tertentu. Bilamuka air lebih tinggi dari pintu skot balok, akan terjadi aliran diatas pintu skot balok tersebut.Penggunaan pintu sorong/klep/skot balok pada jaringan irigasirawa diperlihatkan pada Gambar 4.7

Gambar 1. Tipe jaringan irigasi rawa pasang surut di Indonesia15 -30 km400 m2 - 4 kmTipe ISistem TradisionalSaluran UtamaTipe IISistem AnjirSungai Utama2 km4 km2 kmSaluranDrainasi400 m3 -10 km7 -15 kmSaluranSuplesi2 km400 m3,5 kmSungai UtamaTipe IIISistem SisirTipe IVSistem Garpu8

Saluran imerPintuPintuGambar 2.Contoh posisi pintu sorong/klep/skot balok pada blok sekunder9

CONTOH PINTU STOP LOGCONTOH PINTU SLIDING10

CONTOH PINTU KLEP/AYUN11

EVALUASI1. Apa sasaran pengaturan air (di level tersier)?2. Menurut saudara, apa yang dimaksud dengan overdrain?3. Jika sdr diminta untuk membangun pintu di tersier, jenis pintu apa yang saudarapilih dan apa alasannya?4. Sasaran kegiatan operasi di jaringan irigasi rawa pasang surut, antara laina) terciptanya kondisi tanah (pematangan tanah, keasaman dan zat racun) dankualitas air yang memenuhi syarat untuk budi daya tanaman;b) terpenuhinya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai dengan kebutuhantanaman;c) ngdapatmengakibatkan terbentuknya asam dan racun serta penurunan muka tanah(subsidence) yang berlebihan, khususnya pada tanah gambut;d) semua pernyataan benar5. Urutan yang benar dalam menyusun operasi pintu air adalaha) Rencana Tata Tanam – Rencana Operasi oleh Juru Pengairan – RencanaOperasi oleh Pengamat Pengairan – Definitip Operasi oleh instansi berwenangsesuai kewenangannya – Pelaksanaan Operasib) Rencana Tata Tanam – Rencana Operasi oleh Pengamat Pengairan –Rencana Operasi oleh Juru Pengairan – Definitip Operasi oleh instansiberwenang sesuai kewenangannya – Pelaksanaan Operasic) Rencana Operasi oleh Juru Pengairan – Rencana Operasi oleh PengamatPengairan – Rencana Tata Tanam - Definitip Operasi oleh instansi berwenangsesuai kewenangannya – Pelaksanaan Operasid) Rencana Operasi oleh Juru Pengairan – Rencana Operasi oleh PengamatPengairan – Definitip Operasi oleh instansi berwenang sesuai kewenangannya– Rencana Tata Tanam - Pelaksanaan Operasi6. Operasi bangunan pintu air secara darurat dapat dilakukan jika terjadi:a) Banjirb) Kekeringanc) Salinitas tinggi di saluran, atau air di saluran terlalu asamd) Semua pernyataan benar12

13

BAB IIIPENGATURAN AIR DI JARINGAN3.1. Pengaturan Air di Jaringan Primer dan SekunderPada pengembangan tahap satu infrastruktur jaringan irigasi rawa pasang surutberupa saluran-saluran terbuka, yaitu suatu sistem tanpa bangunan pintu pengaturair, baik di primer, sekunder maupun di tingkat tersier. Pengaturan air pada sistemterbuka hanya mungkin dilakukan di tingkat lahan usaha tani. Pematangmengelilingi sawah dan gorong-gorong kecil di parit kuarter sangat dianjurkan untukdibangun.Pengaturan air di jaringan primer, dan sekunder berdasarkan ketinggian rata-ratapermukaan pada satu blok sekunder. Pemasangan pintu klep dan pintu geser disaluran sekunder memungkinkan pengaturan muka air secara efektif asalkanpengoperasiannya dilakukan dengan benar.Ada perbedaan antara pengoperasian di musim hujan dengan pengoperasian dimusim kemarau, dan juga selama kondisi normal dan kondisi ekstrem. Kondisiekstrem adalah periode terlampau basah di musim hujan, dan periode sangatkering di musim kemarau. Kondisi terlampau basah bisa disebabkan oleh adanyacurah hujan berlebihan di musim penghujan. Pada umumnya dalam kasus sepertiitu, pembuangan kelebihan curah hujan harus dilakukan secepat mungkin namunperlu dicegah terjadinya drainase yang berlebihan (over drainage).3.2.Pengaturan Air di Jaringan Tersier3.2.1. Pengaturan Air untuk Padi SawahBudi daya tanaman padi sawah merupakan kegiatan yang dominan dijaringan rawa selama musim hujan. Akibat tingginya kebutuhan air untukpencucian tanah, kebutuhan air untuk tanaman padi cukup besar, dan padaumumnya tidak bisa dipenuhi dari curah hujan saja (terutama tahun-tahunyang memiliki curah hujan di bawah rata-rata, apalagi tahun kering). Jika14

tidak ada tambahan pasokan air dari sumber lain, lebih baik menanam paditadah hujan jadi tidak perlu menghadapi konsekuensi negatif dari genanganair di lahan sawah.Pengaturan air di jaringan tersier:1) Drainase dan pencucian tanahDrainase diperlukan:-selama pengolahan lahan;-setelah terjadi hujan lebat;-sebelum dilakukan pemupukan;-bila kualitas tanah dan air memburuk;-selama masa panen.Untuk mencegah terbentuknya bahan beracun dalam tanah yangtinggi kandungan bahan organiknya, drainase sama pentingnyadengan retensi air. Harus dicegah drainase yang terlampau dalam.Hal ini mungkin tidak mengakibatkan kekurangan air bagi tanaman,tetapi di areal tertentu bisa menimbulkan risiko terjadinya oksidasi piritdi bawah permukaan tanah. Dengan demikian, muka air di salurankuarter harus dijaga pada kedalaman tertentu di bawah permukaantanah.Selama musim kemarau, seringkali tidak bisa dicegah penurunanmuka air tanah di bawah lapisan pirit sehingga terbentuk zat asamsebagai hasil dari oksidasi pirit. Zat asam ini harus sesering mungkindibilas dari lapisan tanah dengan air hujan pada awal-awal musimpenghujan.2) Suplesi air pasang surutApabila suplesi pasang surut dengan kualitas air yang baikdimungkinkan tidak saja menjamin kecukupan air untuk tanaman padi,tetapi juga akan berdampak positif bagi peningkatan kualitas tanah.Genangan air dalam waktu lama harus dicegah, dan unsur racun yangsudah terbentuk selama masa bero (tidak ada kegiatan pertanaman)bisa dibilas dari tanah pada periode-periode air surut. Keuntungan lain15

dengan suplesi pasang surut, dimungkinkan menanam jenis padiunggul dan penanaman bisa dimulai lebih awal, yang pada gilirannyameningkatkan peluang bertanam padi dua kali apermeabilitasnya tinggi sehingga pada umumnya kehilangan air akibatperkolasi juga besar. Dengan pemasokan air yang hanya berlangsungbeberapa jam saja per harinya, volume air dalam jumlah besar harusbisa dialirkan ke lahan sawah dalam waktu yang singkat. Untuk itu,saluran haruslah terpelihara agar suplesi berjalan baik. Saluran cacingberukuran dangkal di lahan sawah dapat membantu agar air pasangmengalir masuk ke sawah dengan cepat.3) Retensi airPada umumnya,lapisan genangan air di lahan sawah perludipertahankan untuk berbagai tujuan, antara lain, untuk menciptakankondisi lingkungan bagi penyerapan nutrisi yang dibutuhkan tanaman,mengatasi gulma tanaman dan sebagai cadangan air jika terjadikekurangan air. Tanpa suplesi, satu-satunya sumber air berasal daricurah hujan. Retensi air di sawah pada daerah rawa pasang surutseringkali sulit dilakukan karena tingginya permeabilitas tanah dilapisan atas. Akibatnya, penjenuhan tanah juga sulit dilakukan. Variasimikro relief lahan juga menjadi persoalan tersendiri yang membuatupaya retensi air di atas lahan sawah relatif sulit dilakukan. Pematangsawah dari tanah liat seringkali direkomendasikan untuk mengurangirembesan air.Permasalahan lain yang bisa muncul adalah meningkatnya unsurracun di dalam tanah sebagai dampak dari retensi air segar(anaerobik). Jika hal itu terjadi, proses pembuangan keasaman akibatoksidasi dari pirit dan bahan organik akan terhambat. Akibat adanyahal-hal semacam ini, retensi air dalam waktu yang cukup panjangbukanlah opsi terbaik. Oleh karena itu, drainase dan pencucian tetapharus diupayakan.16

4) PemompaanJika peluang suplesi pasang surut tidak ada, tetapi air disalurankualitasnya cukup baik, pemompaan bisa membantu untuk mengatasikekurangan air pada saat kemarau. Volume air yang perlu dipompabiasanya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah air yangmasuk atau keluar pada saat pasang surut. Kadang-kadang parapetani cenderung untuk menghemat biaya pemompaan, yaitu dengancara menyimpan air di sawah sebanyak mungkin sehingga munculrisiko negatif yang hampir sama dengan kondisi genangan air yang”stagnant” (dibiarkan menggenang lama) seperti yang sudah dibahassebelumnya yang menyangkut retensi air.3.2.2. Pengaturan Air untuk Tanaman PalawijaFokus utama dari pengaturan air untuk tanaman palawija adalahmenyangkut drainase dan mengendalikan kestabilan muka air tanah (40 cmdi bawah muka tanah). Saluran kuarter yang berada di antara salurantersier mungkin saja diperlukan dengan jarak tidak lebih dari 100 meter.Di beberapa areal tertentu, penanaman palawija dilakukan setelahpertanaman padi musim hujan, yaitu ketika muka air tanah masih cukuptinggi, dan tanaman tumbuh di atas guludan agar drainase perakarannyaterjamin, dan bisa dengan cepat membuang air hujan yang berlebih melaluiparit yang berada di antara guludan. Untuk makin menyempurnakan kondisidrainase, tanaman palawija juga bisa diusahakan dengan sistem surjan.Sistem surjanKonstruksi sistem guludan terdiri atas bagian-bagian yang direndahkanelevasinya, dan bagian-bagian lainnya ditinggikan. Pada bagian yangrendah, peluang suplesi pasang surut menjadi lebih besar, ,sehinggabisadimanfaatkan untuk tanaman palawija. Bagian yang rendah biasanyamemiliki lebar 4 meter sampai 8 meter, sedangkan bagian yang ditinggikanmemiliki lebar 2 meter sampai 4 meter dengan ketinggian 0.40 m sampai17

0.80 m. Teknik surjan ini memberi peluang diversifikasi tanaman karenapada saat bersamaan para petani bisa bercocok tanam padi dan palawijasekaligus.Jika bagian yang rendah benar-benar bisa mendapatkan suplesi pasangsurut (kategori A), produksi tanaman bisa meningkat pesat. Akan tetapi,sistem surjan memiliki berbagai kelemahan. Jika tidak mungkin diluapipasang surut secara teratur, sistem ini sebaiknya tidak dianjurkan untukditerapkan pada hal-hal sebagai berikut: Air di bagian yang rendah akan mengalami stagnasi (drainabilitasnyaburuk, limpasan air dari bagian guludan, lapisan pirit bisa sajatersingkap). Muka air tanah dibagian bawah tetap saja relatif terlalu tinggi bagitanaman keras yang tumbuh dibagian guludan. Konstruksi surjan memerlukan input tenaga kerja yang cukup banyak(600 – 800 hari orang per-ha). Bagian yang rendah tidak bisa dimanfaatkan selain untuk tanamanpadi, sehingga perubahan penggunaan lahan akan menjadi sulitdilakukan. Mekanisasi pertanian relatif sulit diaplikasikan.3.2.3. Pengaturan untuk Tanaman KerasFokus dari pengaturan air untuk tanaman keras adalah menyangkutdrainase dan mempertahankan kestabilan muka air tanah. Pada dasarnyadiberlakukan aturan yang sama seperti pada

1 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Deskripsi Modul Operasi Jaringan Irigasi Rawa ini terdiri dari empat tahapan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas tujuan dan sasaran operasi, kedua adalah pengaturan air di jaringan, ketiga dasar perencanaan operasi, dan terakhir membahas pelaksanaan operasi.

Related Documents:

A. DESKRIPSI Modul Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur ini membahas . C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain : 2 a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi

Petunjuk Penggunaan Aplikasi Portal eProc Fitur LPSE Support Versi 2.6.1 Modul Pelapor [03.09.2018] 5. Deskripsi* : Diisi dengan deskripsi permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan di kotak Deskripsi. 6. Upload File : Unggah file, file yang bisa diunggah dalam bentuk jpg, png, txt, doc, docx, xls, xlsx,

E. Dasar Hukum F. Materi Pokok dan Sub Materi MATERI POKOK 1 KARAKTERISTIK MODUL A. Self Instructional B. Self Contain C. Stand Alone D. Adaptive E. User Friendly MATERI POKOK 2 PENGEMBANGAN MODUL DAN MUTUNYA A. Pengembangan Modul B. Mutu Modul MATERI POKOK 3 PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL A. Analisa Kebutuhan Modul B. Penyusunan Modul PENUTUP A .

PETUNJUK E-MODUL Sebelum anda mempelajari modul ini, sebaiknya anda membaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan berikut ini. 1. E-Modul ini menggunakan permasalahan matematika berbasis vokasi yang berkaitan dengan praktek. 2. E-Modul mengarahkan siswa mengembangakan instrumen vertikal (Bagan, Model, Skema) yang didiskusikan secara berkelompok. 3.

Modul OPKR 10-016C: Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Panduan untuk Peserta Pelatihan Cara menggunakan modul ini adalah sebagai berikut a. Sebelum mempelajari modul ini bacalah tujuan kemudian pahami dan hayati tujuan akhir yang harus dicapai pada modul ini. b.

tentang konsep dasar laju reaksi dan konsep dasar termodinamika kimia. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti karena dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang Anda pelajari ini diantara modul-modul yang lain.

1 BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Modul OPKR-10-005B tentang“Pemeliharaan/ servis dan . C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain : 2

ANSI A300 Part 4 ( American National Standards Institute, Standard for Lightning protection Systems For Trees ) recommends designing the earth (ground) termination based on a visual inspection of the soil and its moisture content. This is not possible as water is an insulator not a conductor; it is the dissolved salts in the water that give it its conductive properties. These salts are not .