PENERAPAN METODE DRILL DAN DEMONSTRASI DALAM RANGKA .

3y ago
58 Views
2 Downloads
5.25 MB
112 Pages
Last View : 4d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Hayden Brunner
Transcription

PENERAPAN METODE DRILL DAN DEMONSTRASIDALAM RANGKA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAKTUNAGRAHITA MENJALANKAN IBADAH MAHDHAHDI SLB WIDYA BHAKTI SEMARANGSkripsiDiajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar sarjana Strata 1 (S. Sos. I)Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)Oleh :CHILYATUL AULIYA’111111023FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG2015

ii

iii

MOTTO Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(QS. Ar-Rahmaan: 13)iv

PERSEMBAHANMaha suci Allah yang telah memberi rahmat dan nikmat kepada seluruhmanusia didunia ini dan hanya kepada-Nya segala cinta dan kasih sejati yangselalu tertanam dihati. Ijinkan dan ridhoi hamba-mu ini disetiap langkah danperbuatan, serta bimbing hamba menebar rahmat di setiap jejak langkah kekasihmu Muhammad SAW. ku persembahkan karya kecil ini untuk almamaterkutercinta Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.Terima kasih untuk ayahanda Ja’far Shodiq dan ibunda Shofiyatun yangselalu ada disaat suka maupun duka, yang selalu setia mendampingi saat lemahtak berdaya, yang selalu memanjatkan do’a untuk putri tercinta disetiap sujudnya,yang selalu memberikan semangat dan dorongan demi meraih cita dan cinta, yangselalu menghibur disaat duka dan terharu disaat suka.Untuk adikku tercinta Nur Iffah Shihha dan Fa’ul himma shidiq yangselalu memberi semangat danmotivasi kepada penulis, terima kasih untukmereka yang selalu menebarkan senyum dan tawanya disetiap suka maupun duka.v

vi

ABSTRAKChilyatul Auliya’ (111111023). Penerapan Metode Drill Dan DemontrasiBagi Pembentukan Kemandirian Anak Tunagrahita Menjalankan Ibadah MahdhahDi SLB Widya Bhakti Semarang.Melatih kemandirian kepada anak tunagrahita merupakan kewajiban bagiguru, sebab mereka memiliki keterbatasan pada dirinya berupa IQ dibawa ratarata, selalu bergantung dengan orang lain, memiliki abnormalitas fisik,keterbatasan dalam berfikir, memori sangat pendek, serta kurang percaya diridalam bersosialisasi, dari kekurangan tersebut mengakibatkan pentingnya melatihkemandirian kepada mereka, sebab kemandirian merupakan hal yang terpentingbagi setiap manusia terutama dalam menjalankan ibadah mahdha. Karena ibadahmerupakan kewajiban bagi setiap umat untuk menyembah kepada tuhannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan bentuk kemandiriananak tunagrahita menjalankan ibadah mahdhah, serta menganalisis penggunaanmetode drill dan demonstrasi dalam rangka pembentukan kemandirian anaktunagrahita menjalankan ibadah mahdah di SLB Widya Bhakti Semarang.Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari sumber data yangdiperoleh di lapangan. Adapun uji validitas data dalam penelitian inimenggunakan triangulasi data yang menggunakan empat tahap yaitu 1)Triangulasi sumber, 2) Trianggulasi tehnik, 3) Triangulasi waktu, 4) Triangulasiteori. Sedangkan teknik analisi data menggunakan model analisa Miles danHuberman yang terdiri dari tiga tahap yaitu 1) Data redukction, 2) Data display(penyajian data), 3) Conclusion drawing dan verification.Hasil dari penelitian ini adalah Kemandirian anak tunagrahita dalammenjalankan ibadah mahdhah berupa wudhu, shalat, thaharah (sesuci), dan puasa.Dalam hal wudhu, thaharah (sesuci), dan puasa mereka sudah bisa dikatakanmampu dalam melaksanakannya sendiri. Sedangkan shalat anak tunagrahita dalamgerakan anak sudah mengerti gerakan-gerakannya akan tetapi bacaan-bacaannyabelum hafal. Serta adanya 3 faktor yang berpengaruh terhadap perkembangankemandirian anak tunagrahita yaitu: 1) faktor orang tua 2) faktor teman 3) faktorlingkunga.Adapun penerapan metode drill dan demontrasi di SLB Widya BhaktiSemarang diterapkan di dalam kelas maupun luar kelas. Metode drill dan metodedemonstrasi merupakan metode yang cocok digunakan untuk melatih kemandiriananak tunagrahita menjalankan ibadah mahdhah. Sebab mereka memilikiketerbatasan IQ, memori yang sangat pendek dan selalu bergantung dengan oranglain. Dan kedua metode tersebut bisa digabungkan dengan metode-metode yanglain dengan alasan memperhatikan karakteristik anak tunagrahita. Kedua metodetersebut bisa diterapkan sebagai metode bimbingan dan metode dakwah kepadaanak tunagrahita dalam hal pembentukan kemandirian anak tunagrahitamenjalankan ibadah mahdhah, sebab antara pendidikan, bimbingan dan dakwahmerupakan ilmu yang saling berkesinambungan. Kata kunci: anak tunagrahita,metode drill dan demonstrasi, ibadah mahdhah dan SLB Widya BhaktiSemarang.vii

KATA PENGANTARPuji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikanrahmat dan pertolongannya, sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan-Nya nabi Muhammad SAW,uswatus hasanah bagi umat, keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya,yang telah menjadikan dunia ini penuh dengan pengetahuan dan keilmuannya.Penulis menyadari tersusunnya skripsi ini tidak lepas daribantuanberbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikanterima kasih kepada :1.Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag., Rektor UIN Walisongo Semarang2.Dr. H. Awaludin Pimay Lc., M. Ag., Dekan Fakultas Dakwah DanKomunikasi UIN Walisongo Semarang3.Dra. Maryatul Kibtyah, M. Pd., dan Anila Umriana, M. Pd., selaku Ketua danSekretaris Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah DanKomunikasi UIN Walisongo Semarang4.Komarudin, M. Ag. Selaku Wali Studi sekaligus pembimbing I dan EmaHidayanti, M. SIselaku pembimbing II, yang telah membimbing,mengarahkan, membuat mengerti, dan memahami arti sebuah proses belajar,khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini5.Segenap civitas akademik UIN Walisongo Semarang yang memberikan bekalilmu-ilmunya pada penulis dengan ketulusan, semoga penulis menjadi orangyang bermanfaat bagi orang lain6.Kepada kepala sekolah SLBC Widya Bhakti Semarang beserta jajarannyayang telah memberikan izin penelitian dan memberikan informasi data yangpenulis butuhkan, serta dewan guru yang telah berkenan memberikaninformasi.7.Spesial kepada Slamet Riyanto, SE yang telah memberikan semangat sertamotivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.viii

8.Sahabat-sahabatku BPI A 2011 (Ayuk, Ida S, Rezza, Jaitun, Zidni, Ippeh,Hana, Ulfa, Diah, Rahman, Agus, Jojo, Ilham, Ardi, Syafaah, Syifa, Basar)yang selalu menemani, memberikan semangat, serta memotivasi dalampenyusunan skripsi,9.Teman-temanku koz ceria (Ika, Idam, Tias, Ulpe, Listi, Maymunah, ikhfa,Via, Rara) serta ustadz-ustadzah TPQ Nurul Iman yang selalu memberikanmotivasi dan bertukar pikiran. Trimakasih karena telah memberikan ceritaindah dalam penyusunan skripsi ini.10. H. Abdul Satar, M. Ag., Anila Umriana, M. Pd,. Dan Hj. Widayat Mintarsih,S. Pd., M. Pd,. Selaku dewan penguji yang telah berkenan memberikannasehat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari katasempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yangmembangun demi perbaikan penelitian di masa mendatang.Semoga Allah SWT senantiasa membalas amal baik yang telah bapak/ibu/saudara berikan, dan harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaatbagi diri sendiri dan semua pihak yang membutuhkan khususnya tentang ilmupendidikan.Semarang, 13 November 2015PenulisChilyatul Auliya’111111023ix

TRANSLITERASITransliterasi adalah suatu upaya penyalinan huruf abjad suatu bahasake dalam huruf abjad bahasa lain. Tujuan utama transliterasi adalah untukmenampilkan kata-kata asal yang seringkali tersembunyi oleh metodepelafalan bunyi atau tajwid dalam bahasa arab. Selain itu, transliterasi jugamemberikan pedoman kepada para pembaca agar terhindar dari salah lafazyang bisa menyebabkan kesalahan dalam memahami makna asli kata tertentu.Salah makna dalam bahasa arab akibat salah lafaz gampang terjadikarena semua hurufnya dapat dipindahkan dengan huruf latin. Karenanya,kita memang terpaksa menggunakan konsep rangkap (ts, kh, dz, sy, sh, dh, th,zh, dan gh). Kesulitan ini masih ditambah lagi dengan proses adanya hurufhuruf yang harus dibaca secara panjang (mad).Pedoman transliterasi yang digunakan dalam skripsi ini merujuk padaKeputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor: 158 Tahun1987-Nomor: 0543 b/u/1987 ا Alif ز Z ؽ Q ب B س S ؾ K ت T ش Sy ؿ L ث Ts ص Sh ـ M ج J ض Dl ف N ح H ط Th و W خ Kh ظ Dh هػ H د D ع ‘ ء A ذ Dz غ Gh ي Y ر R ؼ Fx

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iNOTA PEMBIMBING . iiPENGESAHAN SKRIPSI . iiiMOTO . ivPERSEMBAHAN . vPERNYATAAN . viABSTRAS . viiKATA PENGANTAR . viiiTRANSLITERASI . xDAFTAR ISI . xiBAB I PENDAHULUAN . 1A. Latar belakang masalah . 1B. Rumusan masalah . 10C. Tujuan dan manfaat penelitian . 10D. Tinjauan pustaka . 11E. Metode penelitian . 131. Jenis dan pendekatan penelitian . 132. Sumber dan jenis data . 143. Subjek penelitian . 154. Teknik pengumpulan data . 155. Uji validitas data . 176. Teknik analisis data . 18F. Sistematika penulisan . 19BAB II KERANGKA TEORI . 22A. Tunagrahita Sebagai Obyek Dakwah . 221. Pengertian Tunagrahita . 222. Ciri-Ciri Tunagrahita . 223. Penyebab Tunagrahita . 234. Jenis Tunagrahita . 235. Karakteristik Obyek Dakwah . 25xi

B. Kemandirian Menjalankan Ibadah Mahdhah . 271. Pengertian Kemandirian . 272. Ciri-Ciri kemandirian Anak Tunagrahita . 283. Pengertian Ibadah Mahdhah . 29C. Metode Drill . 341. Pengertian . 342. Tujuan . 353. Syarat . 354. Prinsip . 365. Kelebihan . 366. Kekurangan. 37D. Metode Demonstrasi . 371. Pengertian . 372. Tujuan . 383. Kelebihan . 384. Kekurangan. 38E. Urgensi Kemandirian Anak Tunagrahita Dalam Menjalankan IbadahMahdhah . 39BAB III GAMBARAN UMUM SLB WIDYA BHAKTI SEMARANG DANHASIL PENELITIAN . 42A. Mengenal SLB Widya Bhakti Semarang . 421. Tinjauan Historis . 422. Letak Geografis . 433. Visi Dan Misi . 444. Struktus Organisasi . 445. Keadaan Guru, Pegawai, dan Siswa . 466. Sarana Prasarana . 48B. Pembentukan Kemandirian Anak Tunagrahita di SLB Widya BhaktiSemarang . 491. Bagaimana kemandirian anak tunagrahita menjalankan ibadahmahdhah di SLB Widya Bhakti Semarang . 49xii

2. Penerapanmetodedrillpembentukan kemandiriandandemonstrasidalamrangkaAnak Tunagrahita di SLB WidyaBhakti Semarang . 58BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE DRILL DAN DEMONSTRASIDALAM RANGKA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAKTUNAGRAHITA MENJALANKAN IBADAH MAHDHAH DI SLBWIDYA BHAKTI SEMARANG . . 64A. Analisis Kemandirian Anak Tunagrahita Menjalankan IbadahMahdhah Di SLB Widya Bhakti Semarang . 64B. Analisis Penerapan Metode Drill dan Demonstrasi Dalam nkan Ibadah Mahdhah di SLB Widya BhaktiSemarang . 71BAB V PENUTUP . 81A. Kesimpulan . 81B. Saran . 82C. Penutup . 83DAFTAR PUSTAKALAMPIRANBIODATA DIRIxiii

1BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGAnak berkebutuhan khusus adalah anak yang membutuhkan pelayanandan pendidikan yang khusus dalam rangka mengembangkan dirinyasebagaimana layaknya seorang manusia yang normal(Wirdaningsih, 2012:1).Pandangan sebagian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus dakmenerimakeberadaannya sebab mereka dianggap sebagai buah dosa yang dilakukanoleh orang tuanya atau keturunannya,sebagai aib bagi dirinya sendiri dankeluarganya, anak pembawa sial, bahkan sebagai mainan ataupunlelucon.Anggapan keliru seperti itu mengakibatkan adanya penelantaran danpengabaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan untukmendapatkan pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang memadai selayaknyaanak normal lainnya.Hal ini akan memberikan dampak positif bagi merekayang mengikuti berbagai macam perlombaaan dan memenangkannya sampaikejuaraan dunia. Seperti yang diungkapkan (Suara merdeka, 2013: 1)bahwasanya anak Sekolah Luar Biasa (SLB) mengikuti lomba SpecialOlympics World Summer Games (SOWSG) ke XIII tahun 2011 di AthenaYunani, Indonesia mengirim 46 atlit mereka berhasil membawa 15 medaliemas, 13 medali perak, dan 11 medali perunggu. Fakta lainnya ada 30 anaktunagrahita dari SLB C YPAC Semarang bisa memainkan musik angklung

2dengan membawakan lagu “Ibu Kita Kartini”. Mereka membawakan denganpenuh konsentrasi, penuh kekompakan serta percaya diri. Mereka juga pandaimembawakan tari Yakpong dan India. Mereka mampu menyedot perhatianpenonton saat pementasan berlangsung (Towo, 2004: 1).Tetapi ada juga masyarakat yang menerima keberadaan anaktunagrahita. Menurut Wirdaningsih(2012: 2) bahwasanya seluruh manusiadiciptakandi dunia ini sama-sama memiliki kelebihan dan kekuranganmasing-masing dan dibalik kekurangannya itu tersimpan kelebihan yangdahsyat. Dengan adanya pemikiran seperti itu keberadaan anak tunagrahitadianggap selayaknya anak normalsehingga mereka diberi kesempatan untukmendapatkan pendidikan dan pelatihan yang khusus supaya bisa membangunkemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, memilikiketrampilan, tidak tergantung dengan orang lain, serta bisa mandiri dankreatif. Bentuk layanan yang diberikan itu bisa berupa layanan pendidikan,layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling, layanan bakat minat sertalayanan yang dapat memandirikan anak dalam segala hal apapun.Dari bukti diatas sudah jelas sekali bahwasanya anak berkebutuhankhusus ketika diterima oleh masyarakat dengan baik, diberikan pendidikandan pelatihan-pelatihan yang memadai selayaknya anak normal bisa jugamembuat prestasi yang begitu luar biasa, bahkan bisa juga menandingi anaknormal lainnya.Jenis pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sangat berbedadengan anak normal.Perbedaannya adalah anak berkebutuhan khusus

3menempuh pendidikan khusus biasanya disebut dengan Sekolah Luar Biasa(SLB).Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15 tentang SistemPendidikan Nasional bahwasanya jenis pendidikan bagi anak berkebutuhankhusus adalah pendidikan khusus (Sisdiknas, 2003: 6). Dan dalam peraturanpemerintah Nomor 17 Pasal 130 Tahun 2010 (1) bahwasanya pendidikan bagipeserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenispendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah(PPRI, 2010:103).Bukan hanya itu saja pemerintah juga menyelenggarakan pendidikannyadilaksanakan secara terintegrasi antara jenjang pendidikan dan jenis kelainanyang tercantum dalam peraturan pemerintah Nomor 17 Pasal 133 Tahun 2010Ayat 4 (PPRI, 2010: 105).Jadi jenjang pendidikan khusus bentuk sekolahdilakukan satu atap serta diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapaketunaan.Dari undang-undang dan peraturan pem

Metode drill dan metode demonstrasi merupakan metode yang cocok digunakan untuk melatih kemandirian anak tunagrahita menjalankan ibadah mahdhah. Sebab mereka memiliki keterbatasan IQ, memori yang sangat pendek dan selalu bergantung dengan orang lain. Dan kedua metode tersebut bisa digabungkan dengan metode-metode yang

Related Documents:

1. Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode Demonstrasi Kata demonstrasi berasal dari bahasa Inggris yaitu demonstration, secara bahasa demonstrasi berarti “mempertunjukkan atau mempertontonkan”. Sedangkan menurut Arief (2002:190) yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah “metode mengajar yang

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau memperlihatkan keseluruh kelas tentang suatu proses untuk melakukan sesuatu. Adapun aspek yang penting dalam penggunaan metode demostrasi ini adalah, metode demonstrasi akan menjadi metode yang tidak

Kata Kunci: Andragogi, Metode Demonstrasi, Life Skill, Program Paket C . Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pendekatan andragogi, kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan andragogi melalui metode demonstrasi pada pembelajaran . life skill. menjahit program paket C di UPTD SKB Susukan Kabupaten Semarang.

Melalui metode demonstrasi, perhatian dapat lebih dipusatkan, peserta memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatan, dan masalah yang menimbulkan pertanyaan dapat terjawab dengan mengamati proses demonstrasi (Hasibuan dan Moedjiono, 2012). Sehingga diharapkan, melalui metode demonstrasi peserta dapat terstimulasi

jalannya demonstrasi.8 c. Kelemahan Metode Demonstrasi Adapun kelemahan metode demonstrasi adalah: 1) Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama. 2) Metode ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai kebutuhan. 3) Sukar dilaksanakan bila anak didik belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.

Metode demonstrasi dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda seraya diperagakan dengan harapan anak didik menjadi jelas dan gamblang sekaligus dapat mempraktikan materi yang dimaksud.3 Metode demonstrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode

Metode demonstrasi perlu di kembangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran.3) metode demonstrasi hendaknya dijadikan sebagai metode wajib di digunakan pada tiap pokok bahasan yang memerlukan pendemonstrasian (pr aktek) atau peragaan

inquiry-based instruction supported 5E learning cycle . In the instruction based on 5E learning cycle method, teaching and learning activities and lesson plans were designed to maximize students active involvement in the learning process. The topics included in the lesson plans were about the three units of fifth-grade sciences book; they included: hidden strangles (microbes, viruses, diseases .