Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill Untuk .

3y ago
67 Views
3 Downloads
247.18 KB
5 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maxton Kershaw
Transcription

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMASusilawati, Nur KhoiriPendidikan Fisika IKIP PGRI SemarangSurat-e: susilawati.physics@gmail.comPenelitian ini menjelaskan pengembangan bahan ajar fisika berbasis lifeskill pada kelas XI semestergasal. Bahan ajar disusun untuk membekali siswa dalam memahami pelajaran fisika yangterintegrasi dengan kecakapan hidup. Kecakapan hidup yang terintegrasi dalam buku ajar fisika inimeliputi kecakapan pribadi, sosial, akademis dan vokasional. Buku ajar fisika ini menyajikanbeberapa aktivitas fisik dan mental siswa. Aktivitas yang memberikan pengalaman bagi siswameliputi tugas pendahuluan materi, tugas diskusi, tugas eksperimen dan tugas proyek. Metodepenelitian ini menggunakan metode research and development ( R & D ). Subjek penelitian inimelibatkan tim MGMP fisika SMA kota Semarang, sebagai tim validator bahan ajar dari praktisipembelajaran di SMA dan tim validator ahli pendidikan fisika. Penelitian ini terdiri dari tahapanpersiapan perangkat pembelajaran, tahap pelaksanaan penyusunan bahan ajar fisika dan tahapanevaluasi untuk menganalisis kekurangan dan kelebihan bahan ajar guna perbaikan bahan ajar fisikaberbasis lifeskill sesuai dengan kebutuhan siswa dan tuntutan masyarakat. Hasil penelitian inimenghasilkan buku ajar fisika bermuatan lifeskills khususnya keterampilan kewirausahaan yanglayak digunakan oleh siswa SMA.Kata kunci: bahan ajar, lifeskill, keterampilan kewirausahaan, pembelajaran fisikaI.PendahuluanTuntutan perkembangan terapan pengetahuan danteknologi pada saat ini mengarah pada persaingan globaldan mengupayakan persediaan energi terbarukan. Untukkondisi tersebut, kecakapan hidup siswa sekolah menengahharus dilatih dalam proses pembelajaran. Mengingatpelajaran fisika merupakan pelajaran yang berorientasi padaperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yangmenyajikan berbagai aktivitas scientific.Dalam memfasilitasi siswa sekolah menengah dibutuhkanketerampilan-keterampilan yang membekali siswa tersebutuntuk mampu mempertahankan eksistensi dirinya dalamkehidupan bermasyarakat (Danish, 1997). Siswa sekolahmenengah membutuhkan pengakuan tentang keberadaandirinya. Oleh karena itu, bahan ajar yang menyajikan materifisika terintegrasi dengan aktivitas kecakapan hidup sangatpenting untuk membekali siswa sekolah menengah dalammempersiapkan kehidupan masa depan yang cemerlang.Beberapa alasan perlunya mengintegrasikan lifeskill dalampembelajaran fisika, yaitu: (1) kegiatan eksperimen dandemonstrasi menjadi kegiatan dominan dalam prosesJRKPF UAD Vol.1 No.2 Oktober 2014pembelajaran fisika; (2) Pemecahan masalah menjadi tujuanpembelajaran dan pengalaman belajar yang harus dimilikisiswa; (3) banyak konsep dan keterampilan yangdibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengankonsep pembelajaran.Hasil wawancara dengan guru Sekolah Menengah Atas dikota semarang diperoleh informasi bahwa lifeskillmemberikan makna dan nilai guna dalam mempelajarifisika. Lifeskill secara implementatif melatih siswa sahaan dan mempunyai kepribadian yang baik dapatditerima dalam kehidupan bermasyarakat. Ada beberapakeluhan dari guru SMA di kota mengenai persiapan danpelaksanaan pembelajaran fisika yang bermuatan lifeskillyaitu sangat membutuhkan waktu yang lebih untukmerencanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, ketikabahan ajar fisika disusun secara kolaboratif oleh praktisipendidikan maka memungkinkan disambut dengan hangatoleh guru-guru SMA di kota Semarang.Berdasarkan data hasil studi pendahuluan kebutuhanlifeskill terintegrasi dengan pembelajaran fisika diperolehtanggapan dari guru-guru fisika MGMP fisika kotaSemarang. Kebutuhan siswa pada masing-masingSusilawati, Nur Khoiri63

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMAketerampilan antara lain terhadap kecakapan personalmencapai 89%. Kebutuhan siswa akan kecakapan sosialmencapai 85%. Kebutuhan siswa akan kecakapanvokasional mencapai77%. Kebutuhan siswa akankecakapan akademis mencapai 86% (Susilawati, 2013).Dalam proses pembelajaran, penyajian bahan ajar menjadikompetensi utama seorang guru dalam mendesain aktivitasdan kemampuan berpikir seperti apa yang harus dikuasaisiswa (Dick, 1990). Dalam bahan ajar, guru telahmemastikan sejauh mana tingkat kesiapan siswa dalampencapaian tujuan dan pengalaman belajar (Blanchard,1991). Untuk menambah pengalaman siswa, guru harusselalu aktif dan kreatif berperan sebagai fasilitator yanginspiratif.Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yangdigunakan untuk membantu guru dalam melaksanakankegiatan belajar mengajar dikelas (Goudas, 2006). Bahanyang dimaksud bisa berupa bahan tertulis (cetak) maupunbahan tidak tertulis (non cetak/online). Bahan yangtermasuk sumber informasi, alat dan teks yang diperlukanguru dalam menyajikan materi dan keterampilan yang harusdimiliki siswa (Yin, 2003). Sumber informasi materi dankegiatan ini terdiri dari seperangkat materi yang disusunsecara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehinggatercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswauntuk belajar (Levin, 2008).Beberapa asumsi tentang arti penting kedudukanbahan ajar khususnya, rancangan pembelajaran padaumumnya, yaitu: membantu belajar secara perorangan; (2)memberikan keleluasaan penyiapan pembelajaran jangkapendek dan jangka panjang; (3) rancangan bahan ajar yangsistematis memberikan pengaruh yang besar bagiperkembangan sumber daya manusia secara perorangan; (4)memudahkan pengelolaan proses belajar mengajar secarasistematis; dan (5) memudahkan belajar (Harijanto, 1997).Sebagai fokus pembelajaran, bahan ajar mempunyai strukturdan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuanpembelajaran yang akan dicapai, memotivasi siswa untukbelajar, mengantisipasi kesulitan siswa, menyajikan banyaklatihan dan rangkuman.II. Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan penelitian R & D (Researchand Development). Penelitian R & D digunakan untukmendesain produk atau prosedur yang teruji secarasistematis di lapangan, dievaluasi dan dikembangkansedemikian rupa sehingga memenuhi kriteria efektivitas,kualitas atau kemiripan dengan suatu standar (Gall, 2003).Pegembangan bahan ajar fisika melalui tahapan penelitiandan pengembangan. Penelitian ini bertujuan untukJRKPF UAD Vol.1 No.2 Oktober 2014mengembangan bahan ajar fisika berbasis lifeskill yangdiharapkan mampu membekali siswa untuk mendapatkandan melatih kecakapan hidup siswa sekolah menengah.Alur penelitian ini melalui serangkaian tahapan penelitianseperti pada Gambar 1.Analisis sbahanajarPengembangan tahap awalPengembanganPerangkatPengembanganbuku ajarPengembanganalat penilaianUji coba & RevisiValidasi BukuajarValidasi BukuajarTemuan dan rekomendasiGambar 1. Tahapan Penelitian Pengembangan Bahan AjarTeknik pengumpulan data terdiri dari lembar validasibuku ajar fisika berbasis lifeskill dan lembar wawancara.analisis kebutuhan dan potensi siswa dilakukan denganobservasi. Analisis kurikulum dan analisis bahan ajar fisikadilakukan dengan kegiatan telaah kurikulum dan buku ajarfisika. kegiatan selanjutnya mengembangkan bahan ajarfisika berbasis lifeskill. Setelah dilakukan penyusunan bukuajar fisika kelas XI semester I dilakukan validasi terhadapbuku ajar tersebut. Adapun tahapan penyusunan berikutpengembangan bahan ajar seperti Gambar 2.Teknik analisis data dilakukan dua tahapan yaitu,pertama: analisis data hasil wawancara dilakukan analisisdeskriptif kualitatif untuk mendapatkan informasi mengenaikecakapan hidup yang harus dimunculkan pada setiapkonsep fisika dan aktivitas pembelajaran. Kedua, analisisSusilawati, Nur Khoiri64

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMAlembar validasi bahan ajar fisika dianalisis denganperhitungan prosentase sebagai berikut:86% - 100% : sangat baik/ sangat tinggi76% - 85% : baik/ tinggi66% - 75% : cukup/ sedang56% - 65% : kurang/ rendah0% - 55% : sangat kurang/ sangat rendahMerumuskan tujuan pembelajaranMelakukan analisis pembelajaranMenyusun rencana kegiatan siswaMenyusun rencana pembelajaranMenulis bahan ajarUji kelayakan bahan ajarGambar 2. Proses penyusunan bahan ajar berbasis lifeskillIII. Hasil dan PembahasanAnalisis kurikulum dilakukan untuk mengidentifikasimateri esensial dan materi yang banyak ditemui dalamkehidupan sehari-hari. Analisis kurikulum denganmenjabarkan kompetensi dasar, indikator, materi pelajaran,dan kegiatan pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukanbertujuan untuk mengembangkan aktivitas dan pengalamanbelajar siswa.Sumber belajar diidentifikasi melalui kegiatan wawancara.berdasarkan hasil wawancara diperoleh prosentase sebesar75% siswa belajar dari buku paket yang digunakan olehguru. Prosentase sebesar 80% siswa belajar dari lembar kerjasiswa (LKS). Prosentase siswa yang menggunakan mediainternet sebagai sumber belajar sebesar 56%. Penggunaanjurnal penelitian sebagai sumber belajar sebanyak 2%.Penggunaaan surat kabar dan majalah sebagai sumber belajarsebanyak 5%. Data penggunaan sumber belajar danmotivasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Hasil Wawancara Penggunaan Sumber Belajar danMotivasi Belajar SiswaMotivasiNo.Sumber BelajarProsentaseBelajarJRKPF UAD Vol.1 No.2 Oktober 20141.2.3.4.5.Buku PaketLembar Kerja SiswaMedia Edukasi OnlineJurnal, Artikel ilmiahSurat rkan hasil observasi di sekolah mitra praktikpengalaman lapangan (PPL) rata-rata sekolah menggunakanLembar Kerja Siswa sebagai bahan ajar yang utama.Sedangkan buku paket digunakan sebagai sumber ketikaditemukan konsep yang sulit dikuasai oleh siswa. Selain itu,buku paket digunakan apabila ada soal-soal latihan yangmemerlukan penjelasan lebih luas dan penjelasan tersebuttidak ditemukan di lembar kerja siswa. Lembar kerja siswamempunyai prosentase tertinggi sebagai bahan ajar, karenalembar kerja siswa menjadi pegangan wajib bagi siswa padasebagian besar sekolah.Lembar kerja siswa memberikan lembar isian yang harusdilengkapi oleh siswa. Untuk melengkapi isian ini, siswaharus memahami konten materi. Selain itu, terdapat LembarKegiatan Siswa yang berisi rangkaian kegiatan ilmiah untukmendapatkan data berdasarkan hasil pengamatan maupunhasil praktikum.Buku paket merupakan buku yang wajib dimiliki olehsiswa sebagai anjuran dari guru dan orang tua siswa untuksumber belajar. Buku paket disusun oleh tim-timprofesional, orang yang secara praktis menekuni bidangtersebut. Buku paket fisika disusun oleh guru fisika yangprofesional secara praktis atau ahli fisika. Buku paketbersumber dari buku teks dan berpedoman pada kurikulumyang berlaku. Buku teks memberikan konten materi yangteruji kebenarannya. Kurikulum memberikan panduanpokok-pokok materi yang harus dijabarkan secara detail danpemahaman yang mendalam oleh penulis.Artikel ilmiah sebagai sumber bahan ajar yang aktual(mutakhir). Artikel ilmiah memberikan hasil pemikiran danhasil penelitian yang relevan dengan bidangnya masingmasing, terutama di bidang pendidikan. Bahan ajar yangbersumber dari artikel ilmiah tlah di judgment kebenarankonten materi, sistematika dan kedalaman materi. Akantetapi, motivasi penggunaan sumber dan mediapembelajaran terbesar adalah saran dan contoh dari guru.Pada umumnya, guru mengajar dan menyelenggarakanpembelajaran dengan menggunakan buku paket dan LKSsebagai sumber belajar. Siswa tidak pernah didampingi dandiberi pengarahan untuk mencari artikel ilmiah dan mencaripengetahuan bersumber pada artikel ilmiah. Sehinggapenggunaan artikel ilmiah sebagai bahan ajar mempunyaiprosentase yang paling rendah.Sumber terbitan berkala seperti surat kabar memberikankabar terkini mengenai perkembangan sains dan teknologi.Susilawati, Nur Khoiri65

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMASumber pengetahuan yang berasal dari surat kabarmemberikan pengetahuan dengan penyajian bahasa yangmudah dimengerti. Surat kabar hanya digunakan siswasekedar untuk mengisi waktu luang dan ada beberapa siswayang benar-benar senang membaca. Surat kabar belummenjadi bagian dari sumber bahan ajar yang digunakan olehguru dan siswa di sekolah.Hasil validasi ahli (praktisi pendidikan)Hasil validasi oleh praktisi pembelajaran fisikamenunjukkan bahwa bahan ajar berbasis lifeskill memenuhidalam hal kebenaran content dan kebutuhan siswa.Prosentase rata-rata setiap indikator penilaian ahli dapatdilihat pada Gambar 3.Analisis setiap indikator validasi bahan ajar prosentasekelayakan untuk berdasarkan penilaian praktisi mencapai84,25%. Indikator validasi bahan ajar meliputi: (1) isi yangdisajikan dengan kelayakan 85%; (2) bahasa dengankelayakan 87%; (2) struktur modul dengan kelayakan 90%,dan (4) organisasi materi dengan kelayakan 75%.Sedangkan hasil penilaian berdasarkan uji ahli mencapai81%. Indikator validasi bahan ajar meliputi: (1) isi yangdisajikan dengan kelayakan 80%; (2) bahasa dengankelayakan 83%; (2) struktur modul dengan kelayakan 82%,dan (4) organisasi materi dengan kelayakan 80%. Isi yangdisajikan dalam bahan ajar fisiska berbasis lifeskill meliputitugas pendahuluan materi, tugas diskusi, tugas eksperimendan tugas proyek. Rangkaian penugasan ini untukmembimbing siswa mengembangkan kecakapan pribadi,sosial, akademis dan vokasional.Gambar 3. Prosentase Rata-rata Setiap Indikator Penilaian AhliBerdasarkan hasil analisis rata-rata deskriptor penilaianahli di atas dapat dijabarkan dalam beberapa indikator,pertama indikator isi yang disajikan (content) antara lain:JRKPF UAD Vol.1 No.2 Oktober 2014(1) materi disajikan secara sistematis (80%); (2) merupakanmateri/tugas yang esensial (83%); (3) masalah yangdiangkat sesuai dengan tingkat kognisi siswa (85%); (4)setiap kegiatan yang disajikan dapat menumbuhkan rasaingin tahu siswa (87%); (5) kegiatan yang disajikan dapatmenumbuhkan motivasi (90%); dan (6) penyajiandilengkapi dengan gambar dan ilustrasi (85%). Berdasarkanisi yang disajikan, materi disampaikan secara urut mulai dariilustrasi yang sederhana sampai pada kegiatan pemecahanmasalah. Materi yang disajikan hanya materi yang esensialsaja sehingga materi tidak terlalu banyak. Masalah yangdisajikan lazimnya berasal dari pengalaman sehari-hari siswaSMA. Kegiatan yang disajikan dalam bahan ajar diawalidengan rangkaian pertanyaan yang membuat siswatermotivasi untuk mencari jawabannya. Ilustrasi dan gambaryang menarik mengupayakan penjelasan konsep secara fisis.Kedua, indikator bahasa, antara lain: (1) penggunaanbahasa sesuai dengan EYD (90%); (2) bahasa yangdigunakan sesuai dengan tingkat perkembangan kognisisiswa (86%); (3) bahasa yang digunakan komunikatif(88%); (4) kalimat yang digunakan jelas dan mudahdimengerti (83%); (5) kejelasan petunjuk atau arahan(90%). Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar ini sangatmembimbing siswa untuk dapat belajar mandiri denganmengikuti petunjuk di setiap kegiatan yang disajikan.Ketiga, indikator struktur modul, antara lain: (1)organisasi penyajian secara umum (92%); (2) tampilanumum menarik (89%); (3) keterkaitan yang konsistenantara bahasa dan materi (91%). Keempat, indikatororganisasi materi, antara lain: (1) cakupan materi (70%);(2) kejelasan dan urutan materi (75%); dan (3) ketepatanmateri dengan kompetensi inti (81%). Berdasarkantampilan modul, penyajian yang digunakan sudah familiardigunakan oleh bahan ajar yang biasa digunakan siswa.Tampilan yang menarik dan bahasa yang mudah dipahamisangat relevan dengan penyampaian materi. Organisasimateri yang meliputi cakupan materi, urutan materi, danketepatan materi dengan kompetensi inti direkomendasikanoleh praktisi pembelajaran telah memenuhi standar bukupaket yang dapat menuntut pembelajaran siswa.Beberapa masukan mengenai bahan ajar yang digunakanyaitu mengenai kompetensi vokasional sebaiknyadimunculkan setiap konsep bahasan. Warna dan ilustrasicontoh dalam kehidupan sehari-hari diajukan sebagai bahandiskusi. Setiap latihan soal hendaknya diberikan tuntunanjawaban. Menurut Spillane et al bahan ajar harus disajikanuntuk membantu siswa dalam mencari pengalaman belajarsecara mandiri (Spillane, 2004).Susilawati, Nur Khoiri66

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMAIV. KesimpulanBahan ajar fisika berbasis lifskill ini layak digunakandalam pembelajaran fisika. kelayakan dapat dlihat dari hasilpenilaian validator baik dari praktisi pendidikan maupun ujiahli mengenai isi yang disajikan, aspek bahasa yangdigunakan, struktur modul dan organisasi materi. Bahanajar ini dinyatakan mampu memenuhi perkembangantuntutan terapan pengetahuan dan teknologi yang mengarahpada persaingan global. Pada bahan ajar ini terdapatkecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademisdan kecakapan vokasional yang harus dilatih pada siswaSekolah Menengah Atas. Kecakapan tersebut tertuang dalamaktivitas yang diberikan berupa pengalaman bermakna bagisiswa meliputi tugas pendahuluan materi, tugas diskusi,tugas eksperimen dan tugas proyek.Susilawati & Khoiri, N., Analisis Kebutuhan Pembelajaran FisikaBerbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang,Prosiding 1st Diponegoro Physics Conference, ISBN 978602-18940-1-9, Semarang, November 2013Yin, R. K., Case study research: Design and methods, Sage, 2003Ucapan Terima KasihPenelitian ini dilaksanakan dengan dana penelitiandesentralisasi hibah bersaing DIKTI tahun anggaran 20132014. Penelitian ini dilaksanakan di program studipendidikan fisika dan bekerjasama dengan MGMP Fisikakota Semarang. Pelaksanaan penelitian ini mendapatpengarahan dan monitoring dari LPPM IKIP PGRISemarang. Produk bahan ajar pada penelitian ini di telaaholeh validator dari praktisi dan ahli pendidikan fisika.KepustakaanBlanchard, J. (2002). Teaching and targets: Self-evaluation andschool improvement. London: RoutledgeFalmer.Danish, S.J., & Nellen, V.C., New roles for psychologists:Teaching life skills, Quest, 1997.Dick W & Carey, L. (1990). The Systematic Design ofInstructional. Third Edition. USA: Harper Collins PublisherGall, M.D., Gall, J.P., & Borg, W.R., Educational Research anEducation Seventh Edition, Pearson Education, Inc, 2003Goudas, et al, The Effectiveness of Teaching a Life SkillsProgram in a Physical Education Context, European Journalof Psychology of Education, vol. 4, 2006, pp. 429-438Harijanto, M., Pengembanagan Bahan Ajar untuk PeningkatanKualitas Pembelajaran Program Pendidikan PembelajaranSekolah Dasar, Didaktika, vol. 2, 2007, pp. 216-226.Levin, B., How to change 5000 schools: A practical and positiveapproach for leading change at every level. CambridgeUniversity Press: 2008.Spillane, J., Halverson, R., & Diamond, J., Towards a theory ofleadership practice: A distributed perspective, Journal ofCurriculum Studies, vol. 36, no. 1, 2004, pp. 3–14.JRKPF UAD Vol.1 No.2 Oktober 2014Susilawati, Nur Khoiri67

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa SMA Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang Surat-e: susilawati.physics@gmail.com Penelitian ini menjelaskan pengembangan bahan ajar fisika berbasis lifeskill pada kelas XI semester gasal. Bahan ajar disusun untuk membekali siswa dalam memahami pelajaran fisika yang

Related Documents:

Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2006. Hal. 2. 5 Yusmanila Dkk. Pengembangan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul Fisika Konstektual Pada Materi Fluida Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA/MA. Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pengembangan Fisika. Vol 3, No 2. 2017. Hal, 135. 6 Widya Oktaviani Dkk. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Konstektual Untuk

prosedur pengembangan bahan ajar berbasis integrasi Nilai-Nilai Tafsir Al-Quran dalam pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton, (2) Mendeskripsikan kelayakan bahan ajar terintegrasi Nilai-Nilai Tafsir al-Quran dalam pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton untuk siswa kelas X Madrasah Aliyah.

Kata kunci: kelayakan, bahan ajar, RPP, kurikulum 2013. Bahan ajar pada rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan bahan ajar yang disusun oleh pendidik dan terlampir dalam RPP. Bahan ajar disusun untuk memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar karena dalam praktik

fisika yang berbasis scientific dengan materi termodinamika. Pada buku ajar fisika berbasis scientific ini siswa diajak untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena dalam buku ajar fisika berbasis scientific ini b

Buku Ajar Teknologi Bahan Alam ini disusun sebagai bahan pengajaran . bahan bantu bagi mahasiswa Farmasi dan Kimia untuk memahami tentang kimia bahan alam, teknologi sediaan bahan alam, dan farmakognosi. . , dilanjutkan dengan teknik seleksi dan penyiapan bahan, teknik ekstraksi, te

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN AJAR Dalam analisis pembuatan bahan ajar terdiri dari 4 point yaitu : 1. Relevansi, menargetkan pada STTPA dan aspek apa yang akan dicapai. 2. Keamanan, media bahan ajar yang kita pilih hendaknya yang aman digunakan oleh anak. Bila menggunakan yang perlu pendampingan orang tua hendaknya kita memberi arahan terlebih

ajar adalah format materi yang diberikan kepada siswa dan dapat dihubungkan dengan media pembelajaran lainnya. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar dwi bahasa adalah ketepatan istilah. Sebelum disampaikan hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar dwi bahasa, terlebih dahulu disampaikan teknik pengembangan bahan ajar secara .

English language and the varieties of dialects/ differences within. The final segment of this course will explore the description and transcription of disordered speech. Required Textbook (Rental): Small, L. H. (2015). Fundamentals of phonetics: A practical guide for students, Fourth edition. Pearson. Audio CDs that accompany the textbook.